7
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1
Konsep Kreativitas Mengajar Guru
2.1.1 Pengertian kreativitas Pengertian kreativitas sudah banyak dikemukakan oleh para ahli berdasarkan pandangan yang berbeda- beda, seperti yang dikemukakan oleh Munandar (2008) menjelaskan pengertian kreativitas dengan mengemukakan beberapa perumusan yang merupakan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas. Pertama, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kedua, kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan kemungkinan
banyak
jawaban
terhadap
suatu
masalah,
dimana
penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan, dan keragam jawaban. Ketiga, secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan
untuk
mengolaborasi
(mengembangkan,
memperkaya,
merinci) suatu gagasan. Menurut Slameto (2003) menjelaskan bahwa pengertian kreativitas berhubungan
dengan
penemuan
sesuatu,
mengenai
hal
yang
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada, sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku,
bangunan,
dan
lain-lain.
Selain
itu
kreativitas
merupakan
kemampuan berpikir divergen untuk menjajaki berbagai macam alternatif
8
jawaban terhadap suatu persoalan. Terlepas dari yang ada kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu hasil karya yang baru. Bukan hanya dari proses berpikir yang disengaja tapi dari Yang Kuasa. Maka dari itu kreativitas merupakan potensi yang bersifat alamiah pada semua manusia yang leh agama disebut sebagai fitrah, yaitu potensi yang bersifat suci, positif dan siap berkembang mencapai puncaknya (Naim: 2008). Lebih jauh Munandar (2008) Mengamukakan beberapa indikator yang berpengaruh dalam kreativitas guru antara lain : 1.
Imajinasi yang kuat
2.
Inisiatif
3.
Minat yang luas
4.
Bebas dalam berfikir
5.
Ingin tahu
6.
Berpendapat pada pengalaman baru
7.
Percaya diri
8.
Penuh semangat
9.
Berani mengambil resiko
10. Berani dalam mengemukakan pendapat dan berkeyakinan Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru
maupun
mengembangkan
hal-hal
yang
sudah
ada
memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
untuk
9
2.1.2 Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar Mengajar adalah suatu suatu perbuatan yang kompleks, disebut kompleks karena dituntut dari guru kemampuan personil, profesional, dan sosial kurtural secara terpadu dalam proses belajar mengajar. Dikatakan kompleks karena dituntut dari guru integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan praktek dalam interaksi siswa mengandung unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mamapu berperan sebagai planner, organisator, motivator, dan evaluator. Dalam uraian diatar jelas bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan guru-guru
professional dan
paling
tidak memiliki
tiga
kemampuan yaitu kemampuan membantu siswa belajar efektif sehingga mampu mencapai hasil yang optimal, kemampuan menjadi penghubung kebudayaan masyarakat yang aktif dan kreatif secara fungsional dan pada
10
akhirnya harus memiliki kemampuan ini diharapkan guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajarnya. kreativitas guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat kemampuan guru dalam melakukan kegiatan yang menyangkut: 1. Tujuan Instruksional Kerativitas guru dalam meneruskan tujuan instruksional khusus yang merupakan jabaran dari tujuan instruksional umum pegajaran. 2. Materi Kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajatran secara meluas berdasarkan prinsip integrasi pengajaran multi dimensional suatu pengembangan sumber materi yang dibutuhkan. 3. Metode Kreativitas guru dalam memulai dan menggunakan metode yang tepat, efisien dan kreatif tanpa meninggalkan tujuan secara maksimal. 4. Media Kreativitas guru dalam memilih alat evaluasi yang tepat serta mengukur tingkat kemampuan siswa yang disesuaikan dengan tujuan instruksional khusus. Menurut Purwanto (2004) tahap dalam kegiatan belajar mengajar pada dasarnya mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Pada kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mencakup cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar, cara guru dalam
11
pelaksanakan proses belajar mengajar, dan cara guru dalam mengadakan evaluasi. 1.
Cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar Seorang guru dalam merencanakan proses belajar mengajar
diharapkan mampu berkreasi dalam hal: a. Merumuskan tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional dengan baik dalam perencanaan proses belajar mengajar, perumusan tujuan pembelajaran merupakan unsur terpenting, sehingga perlu dituntut kreativitas guru dalam menunjukkan tujuan-tujuan yang dipandang memilki kegiatan yang lebih tinggi. Dibanding kognitif siswa diharapkan mampu memahami secara analisis, sintesa, dan mampu mengadakan evaluasi tidak hanya sekedar ingatan atau pemahaman saja. Disamping itu diharapkan dapat mengembangkan serta berfikir kritis yang akhirnya digunakan untuk mengembangkan kreativitas. b. Memilih buku pendamping bagi siswa, selain buku peket yang ada yang benar-benar berkualitas dalam menunjang materi pembelajaran
sesuai
menentukan
buku-buku
kurikulum
yang
pendamping
berlaku.
diluar
paket
Untuk yang
diperuntukkan siswa menuntut kreativitas tersendiri yang tidak sekedar berorientasi pada banyakknya buku yang harus dimiliki siswa, melainkan buku-buku yang digunakan benar-benar mempunyai
bobot
materi
yang
menunjang
pencapaian
12
kurikulum bahkan mampu mengembangkan wawasan bagi siswa dimasa datang. c. Memilih metode mengajar yang baik dan selalu menyesuaikan dengan materi pelajaran maupun kondisi siswa yang ada. Metode
yang
digunakan
guru
dalam
mengajar
akan
berpengaruh terhadap lancarnya proses belajar mengajar, dan menentukan
tercapainya tujuan dengan baik.
Untuk
itu
diusahakan dalam memilih metode yang menuntut kreativitas pengembangan nalar siswa dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Suatu misalnya penggunaan metode diskusi akan lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah, karena siswa akan dituntut lebih aktif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar nantinya. d. Menciptakan media atau alat peraga yang sesuai dan menarik minat siswa. Penggunaan alat peraga atau media pendidikan akan memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran. Guru diusahakan untuk selalu kreatif dalam menciptakan media pembelajaran sehingga akan lebih menarik perhatian siswa dalam
mengikuti
proses
belajar
mengajar.
Penggunaan
media/alat peraga yang menarik akan membangkitkan motivasi belajar siswa. Diusahakan seorang guru mampu menciptakan alat peraga sendiri yang menarik dibandingkan dengan alat
13
peraga yang dibeli dari toko walaupun bentuknya lebih sederhana. 2.
Cara guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar Unsur-unsur yang ada dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
adalah bagaimana seorang guru dituntut kreasinya dalam mengadakan persepsi. Persepsi yang baik akan membawa siswa memasuki materi pokok atau inti pelajaran dengan lancar dan jelas. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, bahasa yang akan diajarkan dibahas dengan bermacam-macam metode dan teknik mengajar. Guru yang kreatif akan memprioritaskan metode dan teknik yang mendukung berkembangnya kreativitas. Dalam hal ini pula, keterampilan bertanya sangat memegang peran penting. Guru yang kreatif akan mengutamakan pertanyaan divergen, pertanyaan ini akan membawa para siswa dalam suasana belajar aktif. Dalam hal ini guru harus memperhatikan cara-cara mengajarkan kreativitas. Diskusi dalam belajar kecil memegang peran didalam mengembangkan sikap kerjasama dan kemampuan menganalisa jawaban-jawaban
siswa
setelah
dikelompokkan
dapat
merupakan
beberapa hipotesa terhadap masalah. Selanjutnya guru boleh menggugah inisiatif siswa untuk melakukan eksperimen. Dalam hal ini ide-ide dari para siswa tetap dihargai meskipun idenya tidak tepat, yang penting setiap anak diberi keberanian untuk mengemukakan pendapatnya, termasuk didalam hal ini daya imajinasinya. Seandainya tidak ada satupun cara yang sesuai atau yang memadai yang dikemukakan oleh para siswa,
14
maka guru boleh membimbing cara-cara melaksanakan eksperimennya. Tentu saja guru tersebut harus mengusai seluruh langkah-langkah pelaksanaannya.
Dianjurkan
supaya
guru
mengutamakan
metode
penemuannya, pendayagunaan alat-alat sederhana atau barang-barang bekas dalam kegiatan belajar. Mengajar sangat dianjurkan, guru yang kreatif akan melakukannya. Ia dapat memodivikasi atau menciptakan alat sederhana untuk keperluan belajar mengajar, sehingga pada prinsifnya guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dituntut kreativitasnya dalam
mengadakan
apresepsi,
penggunaan
teknik
dan
metode
pembelajaran sampai pada pemberian teknik bertanya kepada siswa, agar proses belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3.
Cara guru dalam mengadakan evaluasi Proses belajar mengajar senantiasa disertai oleh pelaksanaan
evaluasi. Namun demikian, didalam kegiatan belajar mengajar seorang guru yang kreatif tidak akan cepat memberi penilaian terhadap ide-ide atau pertanyaan dan jawaban anak didiknya meskipun kelihatan aneh atau tidak biasa. Hal ini sangat penting di dalam pelaksanaan diskusi. Kalau dikatakan bahwa untuk mengembangkan kreativitas, maka salah satu caranya adalah dengan menggunakan keterampilan proses dalam arti pengembangan dan penguasaan konsep melalui bagaimana belajar konsep, maka dengan sendirinya evaluasi harus ditunjukkan kepada keterampilan proses yang dicapai siswa disamping evaluasi kemampuan penguasaan
materi
pelajaran.
Adapun
kecenderungan
melakukan
15
penilaian melakukan tes pilihan berganda, ataupun pertanyaan yang hanya menuntut satu jawaban benar, merupakan tantangan atau hambatan bagi pengembangan, sehingga perlu kirannya diperlukan penilaian seperti yang dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi
yaitu
penilaiaan
dengan
portofolio,
dimana
menyangkut penilaian dari segi kognitif, penilaian yang mencakup perilaku siswa (afektif), dan penilaian yang menyangkut keterampilan motorik siswa (psikomotorik) sehingga guru mempunyai perangkat penilaian yang lengkap dari masing-masing siswa yang nantinya akan berbarengan dengan penilaian akhir dari keberhasilan siswa tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hakekatnya guru sebagai pelaksana pendidikan sebenarnya memiliki potensi kreatif dalam berbagai kegiatannya terutama dalam proses belajar mengajar. 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi kreativitas mengajar guru Menurut
Widjaya
(1991)
bahwa
kreativitas
secara
umum
dipengaruhi oleh berbagai kemampuan yang dimiliki, sikap dan minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan
melaksanakan
tugas-tugas.
Tumbuhnya
kreativitas
di
kalangan guru dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: a.
Iklim kerja yang memungkinkan para guru meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.
16
b.
Kerjasama
yang
cukup
baik
antara
berbagai
personel
pendidikan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. c.
Pemberian penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap upaya yang bersifat positif bagi para guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
d.
Perbedaan status yang tidak terlalu tajam di antara personel sekolah
sehingga
memungkinkan
terjalinnya
hubungan
manusiawi yang lebih harmonis. e.
Pemberian kepercayaan kepada para guru untuk meningkatkan diri dan mempertunjukkan karya dan gagasan kreatifnya.
f.
Menimpakan kewenangan yang cukup besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
g.
Pemberian kesempatan kepada para guru untuk ambil bagian dalam
merumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang
merupakan bagian dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan di sekolah yang bersangkutan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar. 2.1.4 Kualitas kreativitas mengajar guru Pada saat kreativitas menjadi satu istilah yang populer bagi para guru, konsep pembaharuan dan penyegaran yang disampaikan selalu menjadi dasar dari pengajaran yang baik. Kreativitas dapat didefenisikan
17
sebagi suatu kualitas dimana guru harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar. Menurut Anwar (1997) seorang guru yang kreatif memiliki kriteria, antar lain: a. Keterbukaan pikiran Orang yang benar-benar kreatif, memiliki keterbukaan pikiran terhadap pengalaman. Ia tidak mengartikan setiap pernyataan dan
tindakan
murid-muridnya
dengan
cepat
menarik
kesimpulan. b. Motivator Guru sebagai seorang pembimbing seyogyanya menjadi pendukung utama prakarsa siswa dalam mengembangkan kegiatan keilmuan. c. Kompetensi Untuk
dapat
membantu
peserta
didik
mengembangkan
kreativitasnya, pendidik dituntut untuk memiliki pemahaman yang memadai mengenai kreativitas sebagai potensi yang universal dan manisvestasi aktualnya manual perilaku. d. Terapkan teknik pemecahan masalah Orang yang kreatif mencari cara-cara yang membangun untuk mendekati dan mengatasi masalah. Pendekatan pemecahan masalah yang baik biasanya dengan memfokuskan pada permasalah, memberikan solusi-solusi mengevaluasi solusi,
18
memilih solusi yang terbaik dan melaksanakannya dengan dasar percobaan. e. Panutan Dalam upaya merangsang kreativitas, guru adalah model bagi murid-muridnya. Oleh karena itu kreativitas guru dalam mengembangkan bahan-bahan pelajaran dan metode-metode mengajarnya sangat diperlukan. f.
Menggunakan pendekatan Brainstorming Sebagai seorang guru, melatih mental dapat dilakukan dengan mencatat atau mendaftar semua ide-ide yang muncul secara spontan dan tiba-tiba pada suatu subjek khusus, baik sendiri maupun dengan orang lain.
g. Lakukan penilaian yang berbeda Guru yang kreatif adalah guru yang mendengarkan ide-ide tanpa menghiraukan pendapat atau reaksi dirinya sendiri. 2.1.5 Gambaran kreativitas mengajar guru di SMA Negeri 1 Tapa Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Tapa maka dapat ditunjukkan bahwa proses belajar mengajar di kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi sangat monoton. Hal tersebut dapat dilihat dari metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga mempengaruhi ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran. Selain itu keterbukaan guru terhadap pengalaman baru yang diperoleh kurang dibagikan kepada para siswa. Hal tersebut disebabkan
19
oleh kurangnya
kepercayaan diri seorang guru dalam memanfaatkan
pengetahuan yang dimilikinya. Kurangnya pemanfaatan pengetahuan yang dimiliki guru bersumber dari ketidaktahuannya guru dalam mengembangkan
gagasan
maupun
pengetahuan
yang
dimilikinya
sehingga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara guru harus lebih kreatif dalam mengajar dan mengelola pengetahuan yang dimiliki untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.2
Prestasi Belajar Siswa
2.2.1 Prengertian prestasi belajar siswa Prestasi belajar menurut Depdiknas (2007) merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Nana Sudjana (2001) prestasi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar. (2009) menambahkan bahwa
Dimyati dan Mudjiono
evaluasi adalah proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, unjuk-kerja, proses, orang, objek,
dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Penilaian dilaksanakan dengan evaluasi pada PBM sehingga akan diketahui nilai dari prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seorang siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai, baik huruf maupun angka yang mencerminkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan tentang materi pelajaran yang telah disampaikan.
20
Dari pengertian tersebut jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Sehingga dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan cara ulet bekerja baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. 2.2.2 Karakteristik prestasi belajar Djamarah (1994) mengungkapkan bahwa karakteristik prestasi belajar yaitu: 1.
Perubahan tingkah laku siswa yang dilakukan melalui tes prestasi belajar.
2.
Prestasi merujuk pada setiap individu.
3.
Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya
4.
Hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar di sekolah. Prestasi belajar tersebut berupa pengembangan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan angka. 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa Menurut Sumadi Suryabrata (1998) dan Shertzer dan Stone (Winkle, 1997), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi
21
belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal -
Faktor fisiologis Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera. 1.
Kesehatan badan Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
2.
Pancaindera Pancaindera merupakan syarat proses belajar berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari
oleh
manusia
dipelajari
melalui
penglihatan
dan
pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap
pelajaran,
sehingga
pada
mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
akhirnya
akan
22
-
Faktor psikologis Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, antara lain adalah: 1.
Intelligensi Prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle: 1997) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan
dan
mempertahankan
suatu
tujuan,
untuk
mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya. 2.
Sikap Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-
23
hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. 3.
Motivasi Menurut Irwanto (1997) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi
timbul
karena
adanya
keinginan
atau
kebutuhan-
kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan
kegiatan belajar.
Menurut
Djamarah (2008) Dalam proses kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukaan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik
24
minat orang lain belum tentu menarik minat orang lain tentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. b. Faktor eksternal 1.
Faktor lingkungan keluarga Sosial ekonomi keluarga Dengan
sosial
ekonomi
yang
memadai,
seseorang
lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah. 2.
Pendidikan orang tua Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan
bagi
anak-anaknya,
dibandingkan
dengan
yang
mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah. 3.
Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.
1.
Faktor lingkungan sekolah Sarana dan prasarana Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain
25
bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. 2.
Kompetensi guru dan siswa Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik
yang
berkualitas,
yang
dapat
memenuhi
rasa
ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya. 3.
Kurikulum dan metode mengajar Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metrode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.
26
1.
Faktor lingkungan masyarakat Sosial budaya Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi
kesungguhan
pendidik
dan
peserta
didik.
Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan
mengirimkan
anaknya
ke
sekolah
dan
cenderung
memandang rendah pekerjaan guru/pengajar. 2.
Partisipasi terhadap pendidikan Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2.2.4 Penilaian hasil belajar siswa Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Muhibbin (2001) mengartikan bahwa penilaian (evaluasi) prestasi belajar siswa sebagai proses penilaian untuk menggambarkan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian prestasi belajar siswa penting dilakukan, setidaknya untuk dua aspek (aspek guru dan siswa), ditinjau dari aspek guru. Prestasi belajar siswa menurut Muhibbin (2001) memiliki fungsi sebagai berikut:
27
1.
Fungsi administratif, untuk menyusun daftar nilai dan pengisian raport
2.
Fungsi promosi, untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan siswa.
3.
Fungsi diagnostik, untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
4.
Sumber data BP untuk memasok data siswa yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan.
5.
Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metoda dan alat-alat proses belajar mengajar.
2.2.5 Gambaran prestasi belajar siswa Keberhasilan prestasi belajar siswa selalu dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar. Bukan hanya kemampuan dalam menjelaskan materi yang diajarkan namun guru harus mampu berkreasi untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk siswa sehingga mereka merasa senang selama pembelajaran berlangsung. Keterbukaan guru dalam membagi pengalaman baru yang diperoleh serta persiapannya dalam proses pembelajaran menjadi hal utama dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Tapa maka dapat ditunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih berada berada dibawah rata-rata untuk mata pelajaran akuntansi. Salah satu penyebab hal ini dapat terjadi adalah proses pembelajaran
28
yang monoton. Kebanyakan guru menggunakan metode pembelajaran yang itu-itu saja. Padahal jika divariasikan maka kemungkinan keinginan belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya keinginan belajar siswa akan berdampak pada prestasi belajar siswa.
2.3
Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru dan Prestasi Belajar Siswa Mengajar itu adalah seni karena mengajar itu menumbuhkan
inspirasi, instuisi, bakat dan kreativitas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
A.A.
Mangunhardjana
tentang
pengembangan
kreativitas
menggambarkan bahwa kreativitas sangat besar pengaruhnya dalam kemampuan hidup. Orang berkreativitas itu bercirikan lincah, kuat mental, dapat berfikir dari segala arah dan yang terpenting mempunyai keluwesan konseptual, orisionalitas dan menyukai kerumitan, ciri-ciri tersebut masih harus ditambah lagi dengan sifat kerja keras, mandiri pantang menyerah dan lebih tertarik pada konsep dasar. Punya selera humor dan fantasi. Selera tidak menolak ide-ide baru yang menghadang di depannya (Wood Food (1984). Berbicara tentang kreativitas guru dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, merupakan suatu hal yang harus dikerjakan oleh guru untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan, oleh karena itu, kreativitas guru merupakan suatu kesatuan yang sangat penting, karena melalui hal tersebut dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan. Dengan kata lain,
29
melalui kreativitas gurulah siswa dapat termotivasi sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat, maka seorang guru harus mampu membantu setiap siswa untuk senantiasa belajar melalui media yang ada berupa surat kabar, majalah, televisi, dan media-media lainnya. Hal ini berarti seorang guru hendaknya kreatif dalam mengebangkan cara dan kebiasaan belajar yang sebaik – baiknya sehingga dapat belajar lebih efektif untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang menjadi alasan adanya hubungan antara kreativitas mengajar guru dan prestasi belajar siswa adalah guru sebagai penentu keberhasilan prestasi belajar siswa. Tingginya kreativitas mengajar guru maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.4
Kerangka Berpikir Interaksi antara guru dan peserta didik sangat dibutuhkan dalam
proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang melibatkan keduanya. Guru adalah salah satu unsur manusiawi dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah peserta didik. Guru dan peserta didik berada dalam suatu relasi kejiwaan. Keduannya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda.
30
Guru yang mengajar dan mendidik dan peserta didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Guru dan peserta didik berada dalam koridor kebaikan. Oleh karena itu, walaupun berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan sosial, dan sebagainnya. Guru harus memiliki kreativitas serat menciptakan pembelajaran yang
menarik
perhatian
peserta
didik
untuk
mengikuti
proses
pembelajaran dengan baik. Jika guru mampu berkreatif dengan baik maka prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Kreativitas guru dalam proses pembelajaran selalu dimulai dari kemampuannya menciptakan kelas yang nyaman untuk peserta didik. Strategi mengajar guru menjadi hal utama dalam mewujudkan prestasi belajar peserta didik sesuai dengan harapan. Mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kreativitas guru dalam proses belajar mengajar. Secara garis besar yang menjadi indikator
dari
faktor
kreativitas
guru
adalah
cara
guru
dalam
merencanakan proses belajar mengajar, cara guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dan cara guru dalam mengevaluasi proses belajar mengajar. Pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat pada bagan berikut ini:
31
KREATIVITAS MENGAJAR GURU
Cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar.
PRESTASI BELAJAR SISWA
Cara guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
Nilai akhir smester kelas XI IPS
Cara guru dalam mengevaluasi proses belajar mengajar
Gambar. 1 kerangka berpikir 2.5
Hipotesis Menurut
Sugiyono
(2012)
menambahkan
bahwa
hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian. Dari kedua pengertian tersebut diatas menguraikan bahwa hipotesis adalah dugaan, persangkaan yang dianggap benar, sementara waktu
dan
dugaan
atau
prasangkaan
tersebut
perlu
dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan pendapat ini maka dalam penelitian penting dirumuskan sebuah dugaan (hipotesis) tentang jawaban sementara terhadap rumusan masalah yaitu “Di duga kreativitas mengajar guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Tapa.
32