BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya sudah pernah diteliti oleh saudari Fitri dengan judul “ Fenomena Da’i Selebritis dan Kapitalisme Religi” ditulis oleh Fitri pada tahun 2012. Adapun hasil penelitian dari saudari Fitri adalah pengaruh kemajuan media terhadap kegiatan dakwah di mana dakwah tanpa media tidak akan berjalan secara optimal, dakwah tidak lagi monoton karena masyarakat mempunyai alternatif
untuk mengenyam dakwah dan kegiatan humor
merupakan salah satu sisipan dalam penyampaian dakwah yang banyak disukai masyarakat, Serta korelasi antara popularitas da’i selebritis dan komersialisasi religi adalah karena dakwah merupakan pengabdian umat, jika ada da’i selebritis pasang tarif atau mengkomersialisasikan dakwah perlu ditanya niatnya. 1 Penelitian sebelumnya juga pernah diteliti oleh Abdul Majid pada tahun 2010 dengan judul Persepsi masyarakat Terhadap Aktivitas Dakwah Jama’ah Tabligh (Studi Pada 10 Warga Masyarakat Desa Cempaka Mulia Barat Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin timur). Adapun hasil penelitiannya adalah aktivitas dakwah jama’ah tabligh meliputi: 1). khuruj (keluar) untuk berdakwah 2). Jaulah (keliling) dari rumah ke rumah 3). Membaca Al-Qur’an 4). Membaca buku fadhilah amal 5). Bayan (ceramah), 1
Waity Fitri, Fenomena Da’i Selebriti dan Kapitalisme http://waityfitri.blogspot.com/2012/08/fenomena-dai-selebriti-dan-kapitalisme. Kamis, 28-02-2013).
10
Dalam (Online,
11
6). Mujakarah (bercakap-cakap untuk bermusyawarah) 7). Qiyamullail (sholat malam) 8). Mengajarkan hapalan surah-surah pendek kepada anggota jama’ah tabliqh 9). Khidmad (membantu/melayani). Sedangkan persepsi masyarakat terhadap aktivitas jama’ah tabliqh meliputi komponen dakwah diantaranya subjek dakwah dari persepsi 10 orang memandang sudah baik dan perlu juga adanya
perbaikan
dan
pengembangan.
Materi
dakwah
harus
ada
pengembangan dan jangan monoton, metode dakwah ada yang menilai bagus juga ada yang menilai masih ada pengembangan terhadap metode dakwah, media dakwah persepsi mereka beranggapan media yang digunakan sudah baik.2 Penelitian sebelumnya juga pernah diteliti oleh Waluyo Utomo tentang Persepsi Ulama Tentang Strategi Dakwah Islamiyah (Studi Lima Orang Ulama di Buntok) pada tahun 2003 adapun hasil penelitian dari persepsi 5 orang ulama tentang strategi dakwah Islamiyyah dapat tercapai apabila ada materi dakwah yaitu tauhid, fiqih dan akhlak. Media dakwah elektronik serta adanya pendanaan sebagai faktor penunjang pelaksanaan dakwah Islamiyyah. 3 Perbedaan dari penelitian yang dilakukan adalah fokus penelitian lebih kepada persepsi (pendapat) ibu-ibu pengajian masjid Al-Anwar kompleks Bumi Palangka II Palangka Raya terhadap da’i selebritis di media televisi.
2
Skripsi Abdul Majid, Persepsi Masyarakat Terhadap Aktivitas Dakwah Jama’ah Tabliqh ( Studi Pada 10 Warga Masyarakat Desa Cempaka Mulia Barat Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur),STAIN Palangka Raya Tahun 2010. 3
Skripsi Waluyo Utomo, Persepsi Ulama Tentang Strategi Dakwah Islamiyah (Studi Lima Orang Ulama di Buntok),STAIN Palangka Raya Tahun 2003.
12
Dari hasil penelitian sebelumnya, penulis berinisiatif melakukan penelitian dengan objek penelitian lebih mengarah pada tanggapan atau persepsi ibu-ibu pengajian masjid Al-Anwar kompleks Bumi Palangka II Palangka Raya. Di mana penelitian ini lebih kepada permasalahan dan rumusan masalah yang baru. Adapun
judul dalam penelitian ini adalah
Persepsi Ibu-ibu Pengajian Masjid Al-Anwar Kompleks Bumi Palangka II Palangka Raya Terhadap Eksistensi Da’i Selebritis di Media Televisi. B. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa persepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu proses seseorang dari beberapa hal melalui panca indra.4 Menurut Mubarak dalam bukunya Psikologi Dakwah mengatakan persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru .5 Sedangkan Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menjelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.6 Persepsi juga bisa diartikan suatu proses penyeleksian informasi relevan yang tertangkap oleh pesan indra yang ada dilingkungan dan 4
Depdikbud, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, h.
759. 5
Achmad Mubarak, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka firdaus, 2002, h. 109.
6
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994, h. 51.
13
informasi tersebut diolah secara terpola. Atau bisa juga dikatakan sebagai kejadian pertama dalam rangkaian proses menuju perubahan stimulus menjadi tindakan.7 Adapun beberapa definisi mengenai persepsi adalah :8 “Brian Fellows persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi”. Kenneth K.Sereno dan Edward M. Bodaken persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. “Philip Goodacre dan Jennifer Follers persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan”. “Joseph A. Devito persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita”. Pada beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi dalam penelitian ini adalah tanggapan, penilaian suatu objek yang diamati dengan indra-indra dan tingkat pemahaman serta karakter yang dimiliki sehingga nantinya tercipta keanekaragaman pandangan dari ibu-ibu pengajian terhadap da’i selebritis di media televisi, adapun tanggapan atau respon tersebut bisa negatif atau juga positif yang ditujukan pada da’i selebritis yang dimaksud. Persepsi seringkali melibatkan kegiatan kognitif, di mana awal pembentukan
persepsi orang
telah menentukan apa
yang telah
diperhatikannya. Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar
7
A.A Vahab,Pengantar Psikologi Islam Diterjemahkan dari An Introduction to Islamic Psychology, Cet. Pertama,Bandung:Pustaka,2003,h.62. 8
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet.Kesembilan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2007,h.180.
14
kemungkinan kita akan memperoleh makna dari apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengalaman yang lalu dan dikemudian hari akan diingat kembali.9 a. Proses Persepsi Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa psikologi sebagai telaah ilmiah berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan perantara rangsangan di luar organisme dengan tanggapan dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumusan yang dikenal dengan teori
rangsangan-tanggapan
(stimulus-respons/SR),
persepsi
merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan. Persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis, bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan. Seperti dinyatakan dalam gambar berikut:10
Penalaran Rangsangan
Persepsi
Pengenalan
Tanggapan
Perasaan 9
Abdul Rahman Saleh, Psikologi Suatu pengantar Dalam Perspektif Islam, Cet. Ketiga, Jakarta: Kencana,2008, h.114. 10
Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Cet.Kedua, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003,h.447.
15
Dalam model S – O – R dikatakan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan),
isyarat-isyarat
nonverbal,
gambar-gambar,
dan
tindakan-tindakan tertentu yang akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Proses ini juga dapat dianggap sebagai pertukaran informasi atau gagasan, yang dapat bersifat timbal balik dan banyak mempunyai efek, setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Sebagaimana yang terlihat dalam gambar di atas, model S-O-R memberikan gambaran tentang tiga elemen penting : (S) Stimulus yakni pesan, (O) Organisme dalam hal ini pihak penerima (receiver) dan (R) Respons yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.11 Persepsi bersifat kompleks tidak ada hubungan satu lawan satu antara pesan yang terjadi di luar. Apa yang terjadi dapat berbeda dengan apa yang ada diotak. Bagaimana persepsi bekerja dengan
11
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2000, h.114-115.
pengantar Studi, Cet.Kedua,
16
menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam pembentukan persepsi yaitu :12 Pertama, terjadinya stimulasi (rangsangan) alat indra (Sensory Stimulation) pada tahapan ini alat-alat indra distimulasi (dirangsang). Misalnya kita melihat seorang yang sudah lama tidak kita jumpai. Kedua, stimulasi alat indra diatur pada tahapan kedua rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas (prokximity) atau kemiripan. Ketiga, stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi langkah ketiga mengabunggkan kedua istilah untuk menegaskan bahwa keduannya tidak bisa dipisahkan, merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar,melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu,kebutuhan,keinginan,sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu dan sebagainya yang ada pada kita. Proses terbentuknya persepsi dapat dilihat pada gambar berikut:
Terjadinya Stimulasi Alat Indra
12
Stimulasi Alat indra Diatur
Joseph A Devito, Komunikasi Jakarta:Karisma Publishing Group, 2011, h.80-81.
Stimulasi Alat Indra Dievaluasiditafsirkan
Antarmanusia,
Eds.Kelima,
17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktorfaktor
yang
mempengaruhinya.
Faktor-faktor
itulah
yang
menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi pandangan yang berbeda tentang apa yang dilihatnya itu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Mubarok dalam bukunya Psikologi Dakwah adalah:13 1) Faktor Perhatian Perhatian adalah proses mental di mana kesadaran seseorang terhadap stimuli (rangsangan) lebih menonjol daripada saat yang sama di mana stimuli itu melemah. Penarik perhatian ini bisa datang dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal). Faktor eksternal dapat dibagi menjadi 4 faktor yang mempengaruhinya yaitu: a) Prinsip Gerakan Seperti manusia yang lainnya secara psikologis manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Pada prinsip gerakan inilah para da’i seringkali mengerakkan tangannya atau kepalanya ketika sedang menyampaikan ceramah, karena dengan gerakan itu perhatian mad’u akan tertuju kepada da’i tersebut.
13
Achmad Mubarak, Psikologi Dakwah,... h. 110-115.
18
b) Prinsip Kontras Prinsip kontras di sini adalah sesuatu yang menjadi daya tarik atau mencuri perhatian. Misalnya apabila seorang da’i menyampaikan ceramahnya hendaknya dengan suara yang keras, apalagi menyampaikan ceramah di kerumunan orang banyak. Karena dengan suara keras da’i menjadi kontras mengalahkan suara obrolan orang banyak. c) Prinsip Kebaruan Hal-hal yang baru pasti menjadi perhatian manusia karena didalamnya terkandung sebuah nilai yang hebat,luar biasa, aneh, berbeda dengan yang lainnya. Dalam hubungannya dengan dakwah, seorang da’i hendaknya harus tampil dengan mengetengahkan hal yang baru dan berbeda yang dapat menarik perhatian mad’u. d) Prinsip Perulangan Hal-hal yang disajikan berulang-ulang tetapi disertai dengan sedikit variasi tentunya akan menarik perhatian. Misalnya iklan produk yang ditayangkan berulang-ulang di televisi dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Sedangkan faktor internal dibagi menjadi 2 faktor saja yang mempengaruhinya yaitu:
19
a) Faktor Biologis Faktor biologis di sini adalah dalam keadaan lapar seluruh pikiran kita pasti didominasi oleh makanan dan orang yang haus lebih tertarik kepada minuman. Dari faktor biologis inilah seorang manusia membutuhkan apa yang ia inginkan. Begitu juga dengan dakwah apabila seorang mad’u sudah menyenangi dengan seorang da’i maka ia akan mencari ilmuilmu agama yang ia inginkan. b) Faktor Sosiopsikologis Sikap dan kebiasaan serta kemauan seseorang biasanya mempengaruhi
pengertiannya.
menyampaiakan
ceramahnya
Misalnya tentunya
seorang
para
da’i
mad’u
ini
mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap da’i tersebut. 2) Faktor Fungsional Adapun faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi adalah faktor kebutuhan,kesiapan mental dan suasana emosional serta latar belakang budaya. 3) Faktor Struktural Faktor-faktor
struktural
yaitu
apabila
seorang
mempersepsikan sesuatu itu secara keseluruhan bukan bagianbagiannya saja. Misalnya seorang da’i yang menyampaiakan ceramah mempunyai wajah yang tampan, maka yang dipersepsi
20
bukan hanya wajahnya tetapi keseluruhan yang ada pada diri da’i tersebut.14 2. Pengertian Ibu-ibu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ibu adalah wanita yang melahirkan seorang anak. 15 Bisa juga disebut wanita yang bersuami, atau panggilan yang takzim kepada wanita baik sudah bersuami maupun yang belum. Sedangkan ibu-ibu adalah sekumpulan orang dalam suatu kegiatan baik acara resmi maupun tidak, misalnya perkumpulan dalam suatu organisasi. 16 Pada penelitian ini, ibu-ibu yang dimaksud adalah orang yang sudah mempunyai suami dan anak atau perkumpulan ibu-ibu dalam suatu kegiatan yaitu kegiatan pengajian yasinan rutin setiap minggunya. 3. Pengertian Da’i Kata da’i berasal dari Bahasa Arab, dengan asal kata
ﯾﺪ-دﻋﺎ
ﻋﻮyang berarti menyeru, mengajak.17 Adapun isim mashdar nya adalah دﻋﻮةyang berarti memanggil, mengundang, sedangkan isim
15 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka,2005,h.416. 16
R. Suyoto Bakir dan Sigit Suryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Terbaru,Batam: Karisma Publishing Grup, 2006,h.216. 17
Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1989, h. 127.
21
fa’il nya adalah داعatau اﻟﺪاﻋﻲyang artinya yang berdakwah (dai).18 Sedangkan menurut istilah Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da’i sering disebut dengan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam).19 Adapun pengertian da’i menurut para pakar dalam bidang dakwah, yaitu: Hasyimi, juru dakwah adalah penasihat, para pemimpin dan pemberi pengetahuan, memberikan nasihat dengan baik dan mengarah serta memusatkan jiwa dan raganya dalam wa’at dan wa’id (berita gembira dan berita siksa). Nasaraddin Lathief, mendefinisikan bahwa da’i ialah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah ialah mubaligh mustamain (juru penerang) yang menyeru mangajak dan memberi pengajaran dan pelajaran agama Islam. “M.Natsir, pembawa dakwah merupakan orang yang memperingatkan atau memanggil supaya memilih, yaitu memilih jalan yang membawa kebaikan.” Dalam ayat Al-Qur’an dijelaskan pada surat Ali-Imran ayat 104 yaitu :20
18
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia Terlengkap ditelaah oleh KH. Ali Ma’shum dan KH. Zainal Abidin Munawwir, Eds. Kedua, Surabaya:Pustaka Progressif, 1997. h. 406-407. 19
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet. Pertama, Jakarta:Prenada Media, 2004, h.75-79. 20
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002, h. 64.
22
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. Pada ayat di atas dijelaskan bahwa sudah ada golongan tertentu yang berdakwah di jalan Allah. Inilah yang disebut sebagai da’i atau juru dakwah, yakni para penyeru kebaikan, para pemimpin, dan para pemberi nasihat yang baik serta senantiasa mengingatkan tentang akhirat dan untuk melepaskan orang-orang yang tenggelam dalam kesenangan dunia. Da’i adalah unsur terpenting dalam poros perjalanan dakwah, karena seorang da’i adalah subjek yang harus menyadarkan, memberi motivasi, dan mengajak ke jalan yang benar karena da’i adalah teladan sekaligus pelopor perubahan.21 Pada beberapa pengertian dakwah menurut beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa da’i adalah seorang muslim maupun muslimat yang mempunyai tugas untuk mengajak, menyeru, memberi pelajaran kepada mad’u tanpa adanya paksaan untuk mengikuti ajaranajaran Islam yang telah disampaikan oleh da’i untuk mengajak mad’u ke jalan kebenaran. a. Sifat – sifat Da’i
21
Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, h.21.
23
Seorang da’i dalam menyampaikan dakwah hendaknya mempunyai sifat yang dapat dicontoh atau ditiru oleh mad’unya. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang da’i adalah:22 1. Iman dan taqwa kepada Allah Syarat kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang da’i adalah iman dan taqwa kepada Allah. Dalam membawa misi dakwahnya seorang da’i diharuskan terlebih dahulu dapat memerangi hawa nafsu dirinya sendiri, agar dapat lebih taat kepada Allah dan Rasulnya. 2. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan pribadi Seorang da’i hendaknya tidak berharap mendapatkan imbalan atau pujian dari siapapun pada saat ia menyampaikan dakwahnya.
Karena
seorang
da’i
bertugas
untuk
menyampaikan sesuatu yang benar, sehingga ia harus melakukan dengan tulus dan ikhlas, dan tentunya tidak mementingkan kepentingan pribadinya terlebih dahulu setelah ia menunaikan tugasnya untuk menyampaikan kebaikan. 23 3. Ramah dan penuh pengertian Dakwah adalah pekerjaan yang bersifat propaganda kepada orang lain. Propaganda dapat diterima orang lain,
22
Asmuni Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya:Al-Ikhlas, 1983, h.35-43. 23
Fethullah Gulen, Dakwah Jalan terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi Hidup, Cet. Pertama, Jakarta:Republika Penerbit, 2011, h.202.
24
apabila yang mempropagandakan dapat berlaku ramah, sopan dan ringan tangan untuk melayani sasarannya (obyek). Propaganda dapat dilakukan dengan memakai perkataan yang diucapkan, yang ditulis maupun yang digambarkan.24 Apabila seorang da’i mempunyai kepribadian yang menarik, tangannya
karena
keramahan,
dakwahnya
akan
kesopanan, berhasil.
dan keringanSebaliknya
jika
mempunyai kepribadian yang membosankan (tidak menarik) hati tentulah dakwahnya tidak berhasil. 4. Tawadhu (rendah diri) Rendah hati bukanlah semata-mata merasa dirinya terhina dibandingkan dengan derajat dan martabat orang lain, akan tetapi tawadhu (rendah hati) seorang da’i adalah tawadhu yang berarti sopan dalam pergaulan, tidak sombong dan tidak suka menghina atau mencela orang lain. 5. Sederhana dan jujur Kesederhanaan
adalah
merupakan
pangkal
dari
keberhasilan dakwah, sederhana bukanlah berarti di dalam kehidupan sehari-hari selalu ekonomis dalam memenuhi kebutuhannya. Sederhana disini tidak bermegah-megahan, angkuh dan lain sebagainya. Sehingga dengan sifat sederhana ini orang tidak merasa segan atau takut kepadanya. 24
Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah, Cet. Kedua, Jakarta: Rineka Cipta,1990, h. 49.
25
Sedangkan kejujuran adalah sebagai penguatnya, orang akan percaya terhadap segala ajakannya apabila yang mengajak sendiri dapat dipercaya tidak pernah menyelisih apa yang dikatakannya. 6. Tidak memiliki sifat egoisme Sifat egois adalah suatu watak yang menonjolkan dirinya, angkuh dalam pergaulan merasa dirinya terhormat, lebih pandai dan sebagainya. Sifat inilah yang harus dijauhi betul-betul oleh da’i atau juru dakwah. 7. Sifat anthusiasme (semangat) Semangat untuk berjuang harus dimiliki oleh seorang da’i, sebab dengan sifat anthusiasme ini orang akan terhindar dari rasa putus asa, kecewa dan lain sebagainya. Tentunya sifat ini dimiliki oleh Rasulullah dalam memperjuangkan agamanya. 8. Sabar dan tawakkal Dakwah adalah melaksanakan perintah Allah yang diwajibkan kepada seluruh ummat. Dan Allah sekali-kali tidak mewajibkan kepada ummatnya untuk selalu berhasil dalam perjuangannya (dakwahnya). Oleh karena itu apabila di dalam menunaikan tugas berdakwah mengalami beberapa hambatan dan cobaan hendaklah sabar dan tawakkal kepada Allah.
26
9. Memiliki jiwa toleransi Toleransi berasal dari kata tolerance (bahasa Inggris) artinya lapang dada, sabar tahan dan dapat menerima. Sedangkan dalam (bahasa Arab) diartikan ikhtimal, tasamuh yaitu sama-sama berlaku baik,lemah lembut, saling memaafkan (toleransi). Seorang da’i hendaknya dapat menarik simpati kepada mad’unya dalam menyampaikan kebaikan dan tentunya tidak memaksa si mad’u.25 10. Sifat terbuka (demokratis) Seorang da’i agar dakwahnya berhasil
haruslah
memiliki sifat terbuka. Yaitu bila ada kritik dan saran hendaknya diterima dengan hati gembira, apabila mengalami kesulitan hendaknya dimusyawarahkan dan tidak berpegang teguh kepada pendapat atau ide yang kurang baik. 11. Tidak memiliki penyakit hati Sifat sombong, dengki, ujub, iri dan sebagainya haruslah disingkirkan dalam hati sanubari seorang yang hendak berdakwah. Sebab tanpa dibersihkan dari sifat itu tak mungkin akan tercapai tujuan dakwahnya. 26 Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya sifat terpuji yang dimiliki oleh da’i sangat penting bagi kelancaran dakwahnya. Karena dari sifat yang ada pada diri da’i tersebut 25
M. Yusran Yusuf, Metode Dakwah, Cet. Pertama, Jakarta: Kencana, 2003, h. 144.
27
sangat berpengaruh terhadap hubungan antara da’i dengan mad’unya. dengan adanya sifat da’i ini pandangan masyarakat terhadap da’i dapat disegani dan dicontoh serta dapat menjadi suri tauladan yang baik bagi mad’unya. 4. Pengertian Selebritis Selebritis berasal dari bahasa Inggris yaitu celebrity yang berarti pesohor atau orang terkenal karena dekat dengan pers atau dunia pemberitaan. Setiap gerak langkahnya selebritis tak pernah luput dari sorotan media massa. Atau bisa juga diartikan orang yang berhubungan dengan industri pertelevisian. Kata selebritis atau celebrity sebenarnya berakar dari kata celebrate yang artinya “rayakan” atau “merayakan”.27 Da’i Selebritis adalah pelaksana dakwah yang menyampaikan ceramahnya di media massa elektronik dan diekspos kehidupannya baik melalui acara (infotaiment) atau kegiatan lainnya oleh para pencari berita, dengan kata lain da’i ini seperti selebritis. Mulai dari gaya berbusana, tingkah laku, dan tata cara pergaulannya yang sama dengan selebritis.28 Pada pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan da’i selebritis adalah da’i yang selalu diekspos kehidupannya di media elektronik khususnya televisi, di mana seorang da’i tidak hanya sekadar dikenal oleh masyarakat karena ceramahnya tetapi karena kegiatannya di luar ceramah misalnya sering diekspos kehidupan pribadinya. 27
Steven John, Jalan Pintas Jadi Selebritis, Cetakan. Pertama, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2011, h. 17-19. 28
Solichul Hadi, Da’i Selebritis,Cet.Pertama,ttp,Harmonie,2007,h.27.
28
a. Sifat-sifat Selebritis Kemajuan dunia keartisan di Indonesia sangatlah pesat, banyak artis yang bermunculan di layar televisi. Bagi masyarakat seorang artis itu identik dengan kaya, cantik, atau tampan, dan terkenal.29 Seorang selebritis tentunya mempunyai sifat atau karakter yang ada dalam dirinya, di mana sifat atau karekter itu sering kali ditiru oleh masyarakat yang menyukai selebritis tersebut. Adapun sifat atau ciri dari selebritis adalah: 1. Memiliki gaya hidup modern Gaya hidup ( life style) merupakan aktivitas di mana seseorang akan menjalani kehidupan yang mereka punya sesuai dengan kenyamanannya. Tidak dapat dipungkiri dalam menjalani kehidupan, seorang selebritis pasti memiliki gaya hidup yang modern dan selalu hidup dengan dunia yang glamour (mewah).30 Salah satu sifat, gaya hidup hedonis yang sering ada dalam kehidupan selebritis ini hanya untuk mencari kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama para selebritis. 2. Menjadi trendsetter Kehidupan para selebritis memang mengharuskan mereka untuk terlihat lebih menarik dari yang lain, agar tetap bertahan di dunia keartisannya. Tidak heran jika gaya dan 29
Ibid.,h.20.
30
Ibid.,h.27.
29
dandanan para selebritis sering menjadi trendsetter atau tren untuk fansnya. Bukan hanya penampilan, cara berpakaian, sikap atau gaya berbicara juga bisa menjadi trendsetter dikalangan masyarakat. Misalnya artis Cinta Laura yang gaya bicaranya sering ditiru oleh banyak orang. Syahrini dengan gaya penampilannya yang sering menjadi trendsetter di masyarakat.31 3. Cepat terkenal Para selebritis yang menjadi bahan pembicaraan di media namanya akan cepat terkenal apalagi pemberitaan itu bersifat positif atau negatif. Orang-orang mengetahui siapa dirinya, banyak yang minta tanda tangan dan foto bersama. Hal ini menjadikan seorang selebritis tersebut banyak mendapat tawaran pekerjaan dan mendatangkan keuntungan yang berlimpah.32 4. Selalu menjadi bahan pemberitaan Kehidupan selebritis tidak lepas dari pemberitaan, cerita yang selalu menjadi kisah menarik untuk diberitakan baik di media cetak maupun elektronik. Gosip-gosip tentang selebritis ini setiap hari selalu ditayangkan di televisi melalui infotaiment di mana para selebritis selalu diberitakan kehidupannya kadang
31
Steven John, Jalan Pintas Jadi Selebritis...h.20.
32
Ibid.,h.28.
30
ada
yang
bersifat
positif
(kebaikan)
maupun
negatif
(keburukan) yang dilakukan oleh selebritis tersebut. Di mana seorang
selebritis
bisa
memberikan
inspirasi
kepada
masyarakat jika melakukan kegiatan yang positif.33 5. Sering menimbulkan sensasi Sensasi membuat seorang selebritis menjadi terkenal namanya dan populer di masyarakat hanya untuk mencapai sebuah popularitas atau menjaga sebuah eksistensi. Menebar sensasi merupakan hal yang biasa bagi seorang selebritis karena dengan sensasi yang mereka buat tidak sedikit para selebritis yang muncul karena adanya sensasi dari youtube, maupun sosial media lainnya. Era modern sekarang ini tentunya para artis berlombalomba untuk menunjukkan kemampuannya mengembangkan bakat yang dimilikinya untuk menjadi top atau populer. Dengan popularitas yang ada para selebritis sering kali melakukan sensasi untuk lebih terkenal. Serta fenomena kawin cerai yang sering dilakukan selebritis akhir-akhir ini.34 b. Kategori Da’i Selebritis Antara da’i dan selebritis sekarang ini hampir tidak ada bedanya. Banyak da’i yang terkenal, banyak penggemar atau fans,
33
Ibid.,h.29.
34
Solichul Hadi, Dai Selebritis....,h.61.
31
main film atau sinetron, bahkan ada yang bernyanyi. Padahal semuanya itu ciri khas seorang selebritis. Adapun da’i-da’i yang termasuk kategori da’i selebritis yang sesuai dengan ciri-ciri selebritis di atas adalah:35 a. Sholeh Mahmoed Nasution ( Ustadz Solmed) Sholeh Mahmoed Nasution atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Solmed, lahir di Jakarta 19 Juli 1983. Beliau terkenal sejak menjadi juara umum lomba pidato dan ceramah Nasional di masjid Istiqlal pada tahun 2000. Ustadz Solmed yang banyak menjadi sorotan media karena pemberitaannya jelang pernikahan mereka pada tanggal 11-11-2011 dengan sangat mewah. Seperti yang diberitakan beberapa media massa dan tayangan infotainment, di mana ustadz Solmed dalam setiap sisi kehidupan pribadinya selalu disorot oleh media yang dikutip pemberitaan dari Kompasiana.com.36 Karir Ustadz Solmed berawal dari kehadirannya di Sinetron pesantren dan rock‘n roll. Berkat perannya dalam sinetron tersebut, namanya mulai banyak dikenal diacara televisi. Banyaknya pemberitaan terhadap Ustadz Solmed tentunya menjadi bahan pembicaraan masyarakat banyak, ada yang senang dan ada yang tidak menyukai dengan kehidupan 35
Ibid., h.77.
36
Kompasiana, Sentilan Buat Ustad Solmed, Dalam http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/09/10/sentilan-buat-ustad-solmed492294.html, (Online Rabu, 06-03-2013).
32
ustadz yang selalu di ekspos oleh media. Kenapa dikatakan da’i selebritis karena dilihat dari ciri selebritis beliau memiliki gaya hidup yang hedonis, selalu menjadi bahan pemberitaan di infotaiment dan membuat sensasi dengan pernikahannya yang mewah serta perseteruan dengan mantan istrinya. 37 Era modern sekarang ini banyak di antara para da’i yang justru mencari sensasi layaknya selebritis. Seharusnya seorang ustadz tampil dan menunjukkan akhlak sebagai da'i yang bisa diambil tauladannya serta menyampaikan dakwahnya kepada ummat, bukan seperti selebritis yang sering tampil di televisi.38 b. Jefry Al-Buchori ( Ustadz Uje)
Jeffry Al Buchori Modal memiliki nama populer Uje lahir di Jakarta, 12 April 1973 dan meninggal pada 26 April 2013 anak dari pasangan H. Ismail Modal (Alm) dan Dra. Hj. Tatu mulyana, adalah seorang pendakwah atau ustadz yang tampil dengan mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasabahasa anak muda, sehingga ustadz Uje kerap juga dipanggil sebagai ustad gaul.39 37
Kompasiana, Ketika Para Ustad Rame-rame Kawin Lagi, Dalam kompasiana.com/2011/11/21/ketika-para-ustaz-rame-rame-kawin-lagi414587.html (Online, Senin 25-03-2013). 38
Solichul Hadi, Dai Selebritis....,h.93.
39
Kanka Nadia, Uje Berdakwah Dengan Hati, Cet. Pertama, Jakarta:Rexa Pustaka, 2013, h.19.
33
Uje tidak hanya dikenal dikalangan anak muda, dikalangan selebritis Uje dikenal sebagai seorang yang tidak hanya pandai berkata tapi selalu bertindak. Meskipun punya perjalanan hidup yang kelam bersama narkoba, namun tausiyahnya selalu ditunggu karena dakwah-dakwah Uje mudah diterima di berbagai kalangan termasuk selebritis.40 Ide berdakwah ustadz Uje tidak hanya sebatas ceramah, dengan gaya berpakaiannya yang
fashionable, seperti baju
koko dan peci yang menjadi tren fashion tersendiri bagi kaum muda. Selain fashion musik religi pun lebih ramai oleh kehadiran Uje. Sosok Uje yang bersahaja dan pembawaannya yang humoris membuat Uje disukai banyak anak muda dan dikenang sampai beliau meninggal dunia. 41 c. Nur Maulana ( Ustadz Maulana) Muhammad Nur Maulana lahir di Makassar, 20 September 1974 adalah seorang Da'i atau pendakwah yang menampilkan dakwahnya dengan bahasa dan cara penyampaian yang sangat mudah diterima oleh masyarakat. Ia adalah lulusan dari Pondok Pesantren An-Nahdah Makassar tahun 1994, selain sebagai penceramah ia merupakan Guru Agama Islam di sebuah sekolah dasar Islam Athirah dan Pondok Pesantren AnNahdah. 40
Kanka Nadia, Uje Berdakwah Dengan Hati .h.70.
41
Ibid.,h.76-77.
34
Ustadz Muhammad Nur Maulana sudah tak asing karena hampir tiap pagi memberikan penyejuk hati dan iman dengan gayanya dan kata andalannya “ Jamaah oh jamaah” disalah satu stasiun Televisi swasta. Beliau mulai populer ketika salah seseorang yang mengupload video ceramahnya ke youtube, namun gaya ceramahnya yang khas, ringan, dan selalu diselingi senda gurau ini membuat Nur Maulana dihujani berbagai kritik di jejaring sosial. Cara ceramah Nur Maulana dianggap berlebih-lebihan (lebay),dan kurang berwibawa.42 d. Abdullah Gymnastiar ( Ustadz Aa Gym) Ustad kondang Aa Gym memiliki nama kecil Yan Gymnastiar, Penceramah yang mempunyai tutur lembut saat menyampaikan dakwah ini lahir di Bandung, Jawa Barat, 30 Februari 51 tahun silam.43 Seorang da’i maupun orang biasa semuanya menyukai wanita, da’i yang biasa disebut alim juga bisa tertarik dengan wanita, karena itu adalah fitrah manusia.44 Sejak Aa Gym melakukan poligami praktis secara bersamaan jaringan bisnis dai kondang ini bergerak mundur. Tidak bisa disangkal, 42
Pustaka Sekolah, Biografi Lengkap Ustadz Nur Maulana,Dalam http://www.pustakasekolah.com/biografi-lengkap-ustadz-nur-maulana.html (Online Rabu, 06-03-2013). 43 Biografi Tokoh, Biografi Aa Gym Ustadz Berpenampilan Menarik, Dalam http://www.biografi-tokoh.com/2013/07/biografi-aa-gym-ustadberpenampilan.html (Online Rabu, 06-03-2013) 44
Solichul Hadi, Dai Selebritis....,h.55.
35
konsumen terbesar produk usaha Aa Gym seperti usaha air mineral, biro perjalanan umrah dan haji, radio, televisi lokal, dan
sebagainya
diantaranya
ibu-ibu
yang
menyukai
penampilan ustadz Aa Gym ini. Sejak Pemberitaan tentang poligami Aa Gym menjadi sensasi di media. e. Cilik Guntur Bumi Al Qurthubi (Ustadz Guntur Bumi) Muhammad Susilo Wibowo (Cilik Guntur Bumi Al Qurthubi) atau yang lebih populer dengan sebutan Ustad Guntur Bumi lahir di Semarang, 17 Februari 1982 ia adalah seorang penceramah dan ustadz. Julukan Cilik Guntur Bumi diakui Susilo Wibowo diperoleh dari kyai besar yang juga mantan Presiden RI, almarhum KH Abdurahman Wahid (Gus Dur). Ustadz Guntur Bumi sering mengadakan pengobatan masall di berbagai daerah asalnya. Ustad Guntur Bumi mengaku memiliki kelebihan dalam pengobatan alternatif secara alami ketika masih kecil. Namanya kembali populer setelah ustad Guntur Bumi memutuskan untuk menikahi seorang artis, Puput Melati. Ustadz Guntur Bumi sejak pernikahannya dengan Puput Melati tidak lepas dari sorotan media Infotaiment. Semua pemberitaan menyangkut kehidupannya selalu diekspos baik melalui media cetak maupun elektronik. Akhir-akhir ini ustadz
36
Guntur Bumi dikabarkan menikah siri dengan salah satu artis yang dikutip pada pemberitaan majalah Nova.45 Dari paparan di atas da’i-da’i tersebut mempunyai sifat atau ciri yang sama dengan seorang selebriti. Mempunyai gaya hidup
modern,
penampilan
yang
menjadi
trendsetter,
pemberitaan tentang kehidupan para da’i yang selalu di ekspos media yang menimbulkan sensasi. Padahal seorang da’i hendaknya
lebih
mengutamakan
dakwahnya
daripada
mengumbar kehidupan pribadinya di media. 5. Pengertian Media Media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya atau khalayak sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima.46 Menurut M.
Tata
Taufik
dalam
bukunya
Etika
Komunikasi
Islam
mengungkapkan bahwa Media secara bahasa adalah bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin berarti “middle”, tengah atau penengah. Dapat dilihat secara umum bahwa media merupakan medium yang menghantarkan pesan, data atau informasi kepada masyarakat.47Sedangkan Apriadi Tamburaka dalam bukunya Agenda 45
Tabloid Nova, Kabar Nikah Siri Nuri Maulida dan Suami Puput Melati, Dalam http://www.tabloidnova.com/Nova/Selebriti/Aktual/Heboh-Kabar-Nikah-Siri-NuriMaulida-dan-Suami-Puput-Melati (Online, Senin 25-03-2013). 46
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. Pertama, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1998, h. 131. 47
M.Tata Taufik, Etika Komunikasi Islam (Komparasi Komunikasi Islam dan Barat),Cet.Pertama, Bandung: Pustaka Setia, 2012, h.56.
37
Setting Media Massa mengatakan bahwa media adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. 48 6.
Bentuk Media Massa (Elektronik /Televisi) Bentuk media massa yang ada di Indonesia sangat beragam diantaranya adalah media massa elektronik seperti
a. Pengertian Televisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.49 b. Sejarah Singkat Televisi Media televisi di Indonesia sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Media televisi yang hadir belakangan dibanding media cetak dan radio,ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi pergaulan hidup manusia saat ini. 50
48 Apriadi Tamburaka, Agenda Jakarta:Rajawali Pers, 2012, h.9.
Setting
Media
Massa,
Eds.
Pertama,
49
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.
1162. 50
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1996, h.22.
38
Penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 dan stasiun TVRI pertama kali mengudara. Tahun 1963 TVRI mulai merintis pembangunan stasiun daerah yang dimulai dengan stasiun Yogyakarta. Stasiun baru mulai disiarkan pada akhir tahun 1964, dan setelah itu TVRI berturut-turut mendirikan stasiun di daerah lainnya.51 Sejak tahun 1989 TVRI mempunyai saingan stasiun televisi yang bersifat komersil seperti RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, METRO TV dan stasiun televisi swasta lainnya.52 c. Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio. Yaitu, memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi, fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi karena tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan dan selanjutnya untuk memperoleh informasi.53 d. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Media televisi juga mempunyai kelebihan dan kelemahan adapun kelebihan dari televisi adalah bersifat langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, serta mempunyai daya tarik audio dan
51 Muhammad Mufid, Komunikasi dan Pertama, Jakarta:Kencana, 2005, h.49. 52
Regulasi Penyiaran, Cet.
Elvinaro Ardianto Dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Cet. Kedua, Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2009, h. 136. 53
Ibid., h.137.
39
visual. 54 Sedengkan kelemahan dari televisi adalah bersifat transitory yaitu isi pesannya tidak dapat di ingat oleh penonton (berbeda dengan media cetak pesan yang dapat disimpan dalam bentuk kliping), serta terikat oleh waktu tontonan. 55
54 Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik Konsep dan Pendekatan, Cet.Pertama, Bandung: 2007,h.102. 55 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, h.23.