BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Landasan Teori Pada bagian ini akan diuraikan mengenai materi tentang teori Technology
Acceptance Model (TAM), sistem informasi akuntansi, komponen sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi berbasis komputer, efektivitas sistem informasi akuntansi, keterlibatan personal, kemampuan teknik personal, serta pendidikan dan pelatihan personal.
2.1.1
Teori Technology Acceptance Model (TAM) Model TAM adalah teori sistem informasi yang memuat model mengenai
sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi. Teori TAM diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori yang menjelaskan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun1989. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi perilaku personal untuk menerima dan menggunakan teknologi. Dua faktor tersebut adalah kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) (Surendran, 2012). Berdasarkan teori ini menggambarkan bahwa pendidikan dan pelatihan perlu untuk diikuti oleh pengguna SIA agar dapat meningkatkan pemahaman individu sehingga individu dapat memahami manfaat yang diberikan atas penggunaan sistem tersebut dan memudahkan individu dalam penggunaannya.
12
Pemahaman personal
yang meningkat
menunjukan adanya
peningkatan
kemampuan teknik personal tersebut, selain itu dengan meningkatnya pemahaman personal dapat meningkatkan keterlibatan personal dalam pengembangan SIA.
2.1.2
Sistem informasi akuntansi Menurut Hall (2009: 6) sistem adalah sekelompok komponen-komponen
yang saling berkaitan yang terintegrasi untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama. Semua sistem memiliki elemen yang sama, yaitu: 1) Banyak komponen, sebuah sistem harus berisi lebih dari satu bagian. 2) Berhubungan, tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut. Komponen tersebut dinyatakan bukan bagian dari sistem tersebut, apabila komponen tersebut tidak memberikan kontribusinya pada tujuan bersama. 3) Tujuan, sistem harus mengarah kesatu atau beberapa tujuan. Sistem sebaiknya diganti, apabila sistem tidak lagi mengarah kesebuah tujuan yang sama. Informasi adalah data yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memerbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi (Romney dan Steinbart, 2014: 4). Karakteristik informasi yang berguna adalah: 1) Relevan Informasi yang relevan dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memerbaiki ekspektasi sebelumnya.
13
2) Reliabel Informasi yang reliabel adalah informasi yang bebas dari kesalahan atau bias dan menyajikan kejadian atau aktivitas organisasi secara akurat. 3) Lengkap Informasi yang lengkap adalah yang tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang diukur. 4) Tepat waktu Informasi yang tepat waktu adalah informasi yang diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan dalam mengambil keputusan. 5) Dapat dipahami Informasi yang mudah dipahami adalah informasi yang disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas. 6) Dapat diverifikasi Informasi yang dapat diverifikasi ketika dua orang yang independen dan berpengetahuan dibidangnya dan masing-masing menghasilkan informasi yang sama. 7) Dapat diakses Informasi yang berguna adalah informasi yang tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat digunakan. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006). SIA merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
14
mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan (Romney dan Steinbart, 2014: 4). Tujuan dasar sistem informasi (Hall, 2009: 21), yaitu: 1) Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. 2) Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. 3) Mendukung operasional harian perusahaan.
2.1.3
Komponen sistem informasi akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2014: 4) terdapat enam komponen SIA,
yaitu: 1) Orang yang menggunakan sistem. 2) Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data. 3) Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya. 4) Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data. 5) Infrastruktur teknologi informasi meliputi komputer, perangkat peripheral, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA. 6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA. Enam komponen tersebut memungkinkan SIA untuk memenuhi tiga fungsi bisnis penting sebagai berikut: 1) Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya, dan personal organisasi.
15
2) Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan, mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas sumber daya dan personal. 3) Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan data organisasi. Romney dan Steinbart (2014: 11) mengungkapkan bahwa desain SIA yang baik dapat menambah nilai organisasi dengan: 1) Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa. 2) Meningkatkan efisiensi. 3) Berbagi pengetahuan. 4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya. 5) Meningkatkan struktur pengendalian internal. 6) Meningkatkan pengambilan keputusan.
2.1.4
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berbasis komputer adalah serangkaian
perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengolah data sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi penggunanya (Bodnar dan William, 2006: 6). Terdapat dua kelompok besar SIA berbasis komputer, yaitu sistem batch dan sistem real-time. Pada sistem batch terdapat jeda antara waktu terjadinya kegiatan ekonomi dengan waktu pencatatannya. Sistem batch menggunakan sumber daya yang sedikit (perangkat keras, pemprograman dan pelatihan). Menghindari terjadinya penundaan maka dibutuhkannya record tertentu untuk
16
diproses setelah peristiwa terjadi. Sistem real-time merupakan sistem yang melakukan pemprosesan ketika kegiatan ekonomi terjadi dan lebih banyak sumber daya yang dibutuhkan daripada pemprosesan bacth, serta dilakukan pemprosesan segera terhadap semua record yang berkaitan dengan peristiwa (Hall, 2009: 97).
2.1.5
Efektivitas sistem informasi akuntansi Secara umum, efektivitas diartikan sebagai alat ukur tercapainya
kesuksesan atas tujuan yang ditetapkan. Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu keberhasilan yang dicapai oleh SIA dalam menghasilkan informasi yang berkualitas (Indah, 2014). Menurut DeLone dan McLean (2003) cara pengukuran efektivitas SIA adalah sebagai berikut: 1) Information quality (kualitas informasi), berkaitan dengan output sistem informasi. Kualitas informasi diukur dalam hal akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan, relevansi, dan konsistensi. Dampak individunya diukur dalam hal pengambilan keputusan, efektivitas kerja, dan kualitas kerja. 2) System quality (kualitas sistem), terkait mengenai kualitas atas sistem informasi yang digunakan. Kualitas sistem diukur dalam hal kemudahan penggunaan, fungsionalitas, kehandalan, fleksibilitas, kualitas data, integrasi dan peran pentingnya dalam suatu organisasi. Dampak individunya diukur sebagai kualitas lingkungan kerja dan prestasi kerja. 3) Service quality (kualitas pelayanan), terkait mengenai kemampuan sistem dalam memenuhi kebutuhan dari penggunanya. Adapun beberapa dimensi terkait
mengenai
kualitas
pelayanan,
17
yaitu
tangibles,
reliability,
responsiveness, assurance, dan empathy. Tangible, yaitu bentuk fisik dari jasa yang berupa fasilitas atau peralatan yang digunakan. Reliability, terkait mengenai keandalan sistem informasi. Responsiveness, terkait mengenai kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Assurance,
yaitu
jaminan
bahwa
karyawan
memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik dan empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus kepada pengguna dengan memahami kebutuhan dari pengguna secara spesifik. 4) System use (penggunaan sistem), berkaitan dengan penggunaan sistem informasi oleh pengguna. Penggunaan sistem diukur sebagai frekuensi penggunaan, waktu penggunaan, jumlah akses, pola penggunaan, dan ketergantungan. Dampak individunya
diukur dari
segi
kinerja
dan
pengambilan keputusan kinerja. 5) User statifiaction (kepuasan pengguna), berkaitan dengan tingkat kepuasan pengguna sistem informasi terhadap sistem dan output yang dihasilkan. 6) Net benefits (manfaat bersih), berkaitan dengan keuntungan atas keberadaan dan penggunaan SIA.
2.1.6
Keterlibatan personal Keterlibatan personal merupakan aktivitas personal dalam tahap
pengembangan sistem informasi yang menunjukan seberapa besar tingkat keterlibatan responden terhadap proses pengembangan SIA (Dwinda, 2014). Terry (2003) mengungkapkan bahwa dengan adanya dukungan dari keterlibatan pemakai akan meningkatkan kepuasan pemakai itu sendiri. Menurut Aplonia
18
Elfreda, 2004:28 (dalam Meiryani, 2014) partisipasi pengguna digunakan untuk menunjukkan intervensi pribadi personal selaku pengguna yang nyata dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari perencanaan, pengembangan, dan implementasi SIA. Partisipasi personal akan menyebabkan semakin tingginya tingkat kepuasan personal maupun meningkatkan kualitas sistem yang pada akhirnya dapat menyebabkan keberhasilan dalam penerapan sistem informasi. Keberhasilan pengembangan sistem ini akan mendorong pencapaian tujuan ataupun sasaran yang ada dalam organisasi (Priyo, 2006). Gusti (2012) menyatakan bahwa tidak semua keterlibatan pemakai membawa keberhasilan dalam proses pengembangan SIA. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan dari keterlibatan pemakai diantaranya: 1) Pengetahuan yang dimiliki tidak tepat sehingga personal tidak bersedia membuat keputusan untuk memberikan pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari keputusan yang diambilnya. 2) Kurangnya pengalaman dalam menentukan keputusan karena kultur lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya dukungan dari organisasi dalam berpartisipasi untuk mengambil keputusan. 3) Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahapan-tahapan yang memungkinkan pemakai terlibat dalam pengambilan keputusan.
19
4) Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar, hal ini muncul karena katakutan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Havelka (2002) menyatakan bahwa personal yang memiliki pemahaman yang baik tentang sistem akan mampu menunjukan masalah dan hal-hal tertentu untuk perbaikan SIA. Pada sisi lain, personal yang tidak memahami sistem saat ini atau bagaimana sistem seharusnya maka tidak dapat memberikan rincian yang diperlukan untuk mengotomatisasi proses dan mungkin menolak upaya merampingkan atau menghilangkan proses atau output sistem yang berlebihan. Partisipasi personal dalam proses pengembangan SIA diperlukan untuk menentukan kebutuhan informasi yang dibutuhkan bagi personal dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Menurut Bodnar dan William (2006:437) pengembangan sistem adalah proses modifikasi atau mengganti sebagian atau semua sistem informasi. Proses ini memerlukan proses komitmen waktu dan sumber daya. Pengembangan sistem secara normal dilakukan oleh tim proyek yang terdiri dari analisis sistem, programer, akuntan, dan orang lain dalam organisasi yang mempunyai pengetahuan memadai dan tahu tentang proyek tersebut. Menurut Bodnar dan William (2006: 25) sebuah proyek pengembangan sistem biasanya terdiri dari tiga fase, yaitu analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Analisis sistem melibatkan penyusunan solusi dan evaluasi solusi untuk menyelesaikan masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan
20
sistem secara keseluruhan. Secara ringkas tujuan umum analisis sistem adalah sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan kualitas informasi. 2) Untuk meningkatkan pengendalian internal. 3) Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan. Keterlibatan personal dapat diukur dengan dua indikator, yaitu partisipasi personal dan kontrol user pada sistem informasi (Dwinda, 2014). Partisipasi personal terhadap sistem meliputi keikutsertaan personal dalam menjalankan, memelihara, dan mengembangkan sistem yang telah dibangun. Kontrol user terhadap sistem meliputi usaha user dalam meningkatkan wawasannya dalam manajemen di bidang komputer, kemampuan personal dalam mempersingkat waktu penyelesaian pekerjaannya serta adanya kepercayaan dan dukungan personal dalam pengembangan sistem informasi. Secara umum, kontrol user meliputi pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian terhadap penggunaan SIA (http://kbbi.web.id/kontrol). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Pengawasan adalah tindakan personal dalam memerhatikan dan melakukan penjagaan terhadap SIA yang digunakan. 2) Pemeriksaan adalah tindakan personal dalam mengamati dengan teliti keadaan sistem yang digunakan. 3) Pengendalian adalah tindakan personal dalam mengawasi, menguasai, menahan atau menyesuaikan hasil dengan harapan dari penggunaan SIA tersebut.
21
2.1.7
Kemampuan teknik personal Kemampuan teknik personal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
yang diperoleh dari pengalaman dan dari pendidikan atau pelatihan yang pernah diikuti sehingga dapat meningkatkan kepuasannya untuk menggunakan SIA yang diterapkan oleh suatu organisasi (Kameswara, 2013). Hary (2014) menyatakan bahwa kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan SIA sehingga kinerja SIA lebih tinggi. Pemakai SIA yang memiliki kemampuan teknik yang baik akan meningkatkan kepuasannya dalam menggunakan SIA sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Robbins, 2005: 46 (dalam Gusti, 2012) menyatakan bahwa kemampuan pemakai terdiri dari dua faktor yaitu: 1) Kemampuan intelektual, merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental. 2) Kemampuan fisik, merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik. Irawati (2011) menyatakan bahwa terdapat dua jenis kemampuan teknik, yaitu: 1) Kemampuan spesialis Kemampuan spesialis meliputi teknik desain sistem yang berhubungan dengan sistem, komputer, dan model sistem.
22
2) Kemampuan umum Kemampuan umum meliputi teknik analisis yang berhubungan dengan organisasi, manusia, dan lingkungan sekitarnya.
2.1.8
Pendidikan dan pelatihan personal Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya untuk pengembangan
sumber daya. Pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan yang bersifat lebih teoritis, sedangkan pelatihan adalah penerapan pengetahuan dan peningkatan keahlian yang bersifat praktis. Pendidikan dan pelatihan mempunyai hubungan yang erat serta mempunyai arah yang sama, yaitu meningkatkan skill, knowledge, dan attitude dari personal. Pendidikan dan pelatihan tidak dapat dipisahkan karena prinsipnya pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sama-sama meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap mental dari personal agar memberikan kontribusi yang optimal kepada organisasinya (Elfina, 2007). Tujuan dari pendidikan dan pelatihan yang diungkapkan oleh Andrew E. Sikula (dalam Elfina, 2007) adalah sebagai berikut: 1) Increased productivity Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan job perfonce pada posisi jabatannya. 2) Improved quality Pendidikan dan pelatihan yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih baik dan akan memperkecil kesalahan dalam kegiatan operasionalnya.
23
3) Better human resources planning Pendidikan dan pelatihan yang baik dapat mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan dimasa depan. 4) Increased morale Pengadaan pendidikan dan pelatihan diharapkan membuat suasana organisasi menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. 5) Indirect compensation Pendidikan dan pelatihan sebagai teknik recrutment untuk menarik tenaga kerja potensial dengan kualitas tinggi. 6) Better Health and Safety Pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat membantu karyawan dalam menghindari terjadinya kecelakaan-kecelakaan dalam bekerja. 7) Obsolescense Prevention Pendidikan dan pelatihan membantu meningkatkan inisiatif dan kreatifitas para karyawan serta membantu mengadakan tindakan preventif untuk menghadapi ketinggalan zaman akibat dari kemajuan teknologi. 8) Personal growth Pendidikan dan pelatihan yang didapatkan oleh karyawan diharapkan dapat lebih mematangkan karyawan yang bersangkutan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2.2
Penelitian Terdahulu Pada bagian ini diuraikan mengenai penelitian-penelitian terdahulu
yang sesuai dengan topik penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
24
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu N
o
Judul dan Nama Peneliti 1 Pengaruh keterlibatan pengguna dan ukuran organisasi pada efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi. (Made Dwinda Kharisma, dan Ida Bagus Dharmadiaksa, 2014)
2 Faktor-fator yang memengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada restoran waralaba Asing di Kota Denpasar. (A.A.Ngr. Kameswara Suryawarman dan Ni Luh Sari Widhiyani, 2013)
Variabel dan Teknik Analisis Independen: 1) Keterlibatan pengguna 2) ukuran organisasi
Hasil penelitian
Keterlibatan pengguna tidak berpengaruh pada efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi, sedangkan ukuran organisasi berpengaruh pada efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi. Dependen: Kapabilitas personal sistem efektivitas hanya dapat penggunaan sistem informasi memoderasi pengaruh ukuran informasi akuntansi organisasi pada efektivitas Moderasi: penggunaan sistem informasi Kapabilitas personal akuntansi. sistem informasi Teknik Analisis: Moderated Regression Analysis Variabel kemampuan Independen: 1) Keterlibatan teknik personal, dukungan pemakai dalam manajemen puncak, program proses pelatihan dan pendidikan pengembangan pemakai, kualitas informasi dan 2) Kemampuan penggunaan software dalam teknik personal organisasi secara parsial 3) Ukuran organisasi berpengaruh signifikan terhadap 4) Dukungan kinerja sistem informasi manajemen akuntansi yang diukur dengan puncak kepuasan pemakai. variabel 5) Formalisasi keterlibatan pemakai dalam pengembangan proses pengembangan, ukuran sistem informasi organisasi dan formalisasi akuntansi pengembangan sistem informasi 6) Program pelatihan akuntansi secara parsial tidak dan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pemakai kinerja sistem informasi 7) Kualitas informasi akuntansi yang diukur dengan 8) Penggunaan kepuasan pemakai. software dalam organisasi Dependen: Kinerja sistem informasi akuntansi
25
Pengaruh 3 kemampuan teknik personal, program pelatihan dan pendidikan pemakai, insentif dan partisipasi manajemen pada kinerja penerapan sistem informasi akuntansi. (Irma Diana Putri, 2014)
4 Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. (Acep Komara, 2006)
yang diukur dengan kepuasan pemakai Teknik Analisis: Regresi Linier Berganda Independen: 1) kemampuan teknik personal 2) program pelatihan dan pendidikan pemakai 3) insentif 4) partisipasi manajemen Dependen: Kinerja penerapan sistem informasi akuntansi Teknik Analisis: Analisis regresi linier berganda Independen: 1) Keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan SIA 2) Kapabilitas personal SI 3) Ukuran organisasi 4) Dukungan Top manajemen 5) Formalisasi pengembangan sistem Dependen: 1) Kinerja SIA 2) Penggunaan sistem Teknik Analisis: Analisis regresi linier berganda
26
Kemampuan teknik personal, program pelatihan dan pendidikan pemakai, insentif dan partisipasi manajemen berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja penerapan sistem informasi akuntansi.
Keterlibatan pengguna, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, dan formalisasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna namun, kapabilitas personal tidak memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Selanjutnya terdapat pengaruh positif signifikan antara variabel keterlibatan, kapabilitas, dan dukungan top manajemen terhadap penggunaan sistem.
5 Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Denpasar Utara. (Ni Kadek Ayu Perbarini dan Gede Juliarsa, 2012)
Faktor-faktor 6 yang memengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi (Studi Kasus pada Lingkungan Pemerintah Kabupaten Temanggung) (Galang Rahadian Prabowo, Amir Mahmud dan Henny Murtini, 2014)
dan Uji Mann Whitney Independen: 1) Keterlibatan pemakai 2) Dukungan manajemen puncak 3) Program pendidikan dan pelatihan 4) Kemampuan teknik personal 5) Formalisasi pengembangan sistem
Keterlibatan pemakai, dukungan manajemen puncak, program pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diproksikan pada kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem informasi akuntansi. Kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diproksikan dengan kepuasan pemakai sistem informasi Dependen: Kinerja sistem akuntansi dan pemakaian sistem informasi akuntansi informasi akuntansi. Formalisasi pengembangan sistem berpengaruh signifikan terhadap Teknik kinerja sistem informasi Analisis: Analisis regresi linier akuntansi yang diproksikan pada berganda kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi, dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diproksikan pada pemakaian sistem informasi akuntansi. Pertama, faktor Independen: 1) Keterlibatan keterlibatan pemakai tidak pemakai berpengaruh positif dan 2) Kemampuan signifikan terhadap kinerja teknik personal Sistem Informasi Akuntansi. 3) Dukungan Kedua, faktor kemampuan pimpinan bagian teknik personal menunjukkan 4) Program tidak berpengaruh positif dan pendidikan dan signifikan terhadap kinerja pelatihan sistem informasi akuntansi. Ketiga, faktor dukungan Dependen: Kinerja sistem pimpinan bagian menunjukkan informasi akuntansi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Teknik
27
Keempat, program pendidikan Analisis: Analisis dan pelatihan menunjukkan regresi linier pengaruh positif dan signifikan berganda terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah pada lokasi penelitian, beberapa variabel dan adanya variabel pendidikan dan pelatihan sebagai variabel pemoderasi antara pengaruh dari keterlibatan dan kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA. Sepanjang yang diketahui, belum ada penelitian yang menggunakan pendidikan dan pelatihan sebagai variabel pemoderasi sebelumnya. Variabel pemoderasi yang pernah digunakan sebelumnya adalah kapabilitas personal sistem informasi oleh Dwinda (2014) dan kemudahan penggunaan sistem oleh Dewi (2015). Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini lebih berfokus pada variabel yang terkait dengan faktor manusianya, yaitu keterlibatan personal dan kemampuan teknik personal.
2.3
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2014: 93).
2.3.1 Pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA Sumber daya manusia dari sebuah organisasi harus terlibat secara proaktif dalam pengembangan sistem informasi agar sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan karyawan atau kondisi kerja yang ada di lapangan sehingga sistem yang dikembangkan dapat berjalan secara efektif (Meiryani, 2014).
28
Ayu (2012) menyatakan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA yang diproksikan pada pemakai SIA dan pemakaian SIA. Meiryani (2014) menyatakan bahwa partisipasi sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas SIA. Kinerja yang semakin baik dan semakin berkualitasnya SIA maka semakin berkualitas pula informasi yang dihasilkan. Informasi yang berkualitas dapat berguna dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan SIA telah berlangsung efektif. Berbeda dengan hasil penelitian Liyagustin (2010) yang menyatakan bahwa partisipasi pemakai tidak berpengaruh signifikan (positif) terhadap keberhasilan SIA. Dwinda (2014) juga menunjukan bahwa keterlibatan pengguna tidak berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA. Septian
(2015)
juga
menyatakan
bahwa
keterlibatan
pemakai
dalam
pengembangan sistem tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Keterlibatan personal merupakan hal penting dalam mendukung efektivitas penggunaan SIA karena terlibatnya personal dalam proses pengembangan SIA dapat meningkatkan kepuasannya dalam menggunakan sistem tersebut (Priyo, 2006). Kepuasan personal yang meningkat dapat meningkatkan komitmennya dalam penggunaan SIA tersebut sehingga dapat mengurangi upaya penolakan dalam penggunaan sistem, namun sebaliknya dapat meningkatkan kinerja personal dalam menggunakan SIA dengan baik (Dwinda, 2014). Semakin baik penggunaan SIA tersebut maka efektivitas penggunaan SIA dapat tercapai. Berdasarkan pada uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Keterlibatan personal berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA.
29
2.3.2 Pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA Davis, 1989 (dalam Surendran, 2012) memerkenalkan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi, yaitu kebermanfaatan dan kemudahan. Teori tersebut menunjukan bahwa semakin pahamnya personal atas manfaat yang diberikan oleh penggunaan SIA maka personal akan menerima dan menggunakan SIA tersebut. Begitu juga dengan mudahnya penggunaan SIA oleh personal dapat meningkatkan minat personal dalam penggunaannya dan personal dapat menggunakan SIA dengan baik. Personal yang memiliki kemampuan teknik mengenai SIA dapat memahami manfaat yang diperoleh dari penggunaan SIA dan personal dapat lebih mudah dalam penggunaannya. Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa semakin baik kemampuan teknik personal terhadap SIA maka semakin efektif penggunaan SIA tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Irma (2014) yang menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja penerapan SIA. Deni (2015) juga menyatakan bahwa kompetensi pengguna memengaruhi kualitas SIA. Kinerja SIA dan kualitas SIA yang semakin meningkat dapat menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas menunjukan bahwa telah efektifnya penggunaan SIA. Berbeda dengan penelitian Galang (2014) yang menunjukan bahwa kemampuan teknik personal tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SIA. Ayu (2012) juga menyatakan bahwa
30
kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja SIA yang diproksikan dengan kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA. Septian (2015) juga menyatakan bahwa kemampuan teknik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Berdasarkan pada uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: : Kemampuan teknik personal berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA. 2.3.3
Pendidikan dan pelatihan personal dalam memoderasi pengaruh keterlibatan dan kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA Berdasarkan teori model TAM yang diperkenalkan oleh Davis
menjelaskan bahwa sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kemanfaatan dan kemudahan (Surendran, 2012). Mengacu pada teori tersebut menunjukan bahwa pendidikan dan pelatihan perlu untuk diikuti oleh pengguna SIA karena dengan pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman individu sehingga individu memahami manfaat yang diberikan atas penggunaan sistem tersebut dan memudahkan individu dalam penggunaannya. Pemahaman yang meningkat akan meningkatkan keterlibatan personal dalam pengembangan SIA karena pengguna SIA telah memahami manfaat atas penggunaan SIA tersebut. Pemahaman individu yang meningkat dapat memudahkan dalam penggunaan SIA tersebut yang menunjukan bahwa kemampuan teknik personal telah meningkat pula.
31
Beberapa penelitian terdahulu menunjukan hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA. Acep (2006) menyatakan bahwa keterlibatan pengguna berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Ayu (2012) menyatakan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA yang diproksikan pada kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA. Meiryani (2014) menyatakan bahwa partisipasi sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas SIA. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Buda (2014) yang menyatakan bahwa keterlibatan pemakai tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai, namun berpengaruh terhadap pemakain sistem. Dwinda (2014) juga menyatakan bahwa keterlibatan pengguna tidak berpengaruh pada efektivitas penggunaan SIA, serta penelitian Liyagustin (2010) juga menyatakan bahwa partisipasi pemakai tidak berpengaruh signifikan (positif) terhadap keberhasilan SIA. Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukan hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA. Irma (2014) menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja penerapan SIA. Hary (2014) menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja SIA. Berbeda dengan hasil penelitian Acep (2006) yang menyatakan bahwa kapabilitas personal tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna. Galang (2014) juga menyatakan bahwa kemampuan teknik personal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.
32
Ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat memerkuat maupun memerlemah pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA dan memerkuat atau memerlemah pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA. Berdasarkan hasil penelitian Buda (2014) menunjukan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Meningkatnya kepuasan pemakai menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman pada individu, yang berarti adanya peningkatan kemampuan teknik individu itu sendiri. Pada penelitian Elfina (2007) menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan dengan prestasi kerja karyawan, serta berpengaruh positif. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa dengan adanya pendidikan dan pelatihan mampu meningkatkan pemahaman dan wawasannya pada pekerjaan yang digelutinya sehingga kemampuan teknik personal meningkat. Adanya pemahaman yang meningkat terhadap pekerjaan yang digelutinya, dapat meningkatkan keterlibatan personal dalam pengembangan perkerjaannya sehingga dapat meningkatkan kepuasan personal dalam mengerjakan tugasnya. Adanya kepuasan personal tersebut terhadap pekerjaannya dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan. Berdasarkan pada uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: : Pendidikan dan pelatihan personal memoderasi pengaruh keterlibatan personal pada efektivitas penggunaan SIA. : Pendidikan dan pelatihan personal memoderasi pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA.
33