BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Intensitas Penggunaan Media Sosial Dalam sub bab ini, akan dijabarkan mengenai definisi media sosial, definisi dari intensitas penggunaan media sosial, aspek-aspek dari intensitas penggunaan media sosial, sejarah singkat perkembangan media sosial, dan contoh-contoh media sosial yang paling digemari di Indonesia.
2.1.1 Definisi Media Sosial Menurut Kaplan dan Haenlein (dalam Abugaza, 2013) media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Teknologi internet berbasis web 2.0 adalah satu pengklasifikasian “wajah baru dari web” dimana karakteristik pertukaran data adalah many-to-many atau dengan istilah pembaca berinteraksi dengan pembuat berita/konten dan pembaca lainnya. Sebelumnya pertukaran data yang terjadi adalah one-to-many dikenal dengan teknologi web 1.0, disini pembaca tidak bisa berinteraksi dengan pembuat berita/konten.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sedangkan menurut Abugaza (2013) media sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individu, kelompok atau organisasi yang terhubung dan terjadi interaksi satu sama lain dengan menggunakan perantara teknologi informasi. Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media sosial merupakan sebuah sistem/struktur sosial yang terdiri dari beberapa elemen baik dari individu, kelompok, ataupun organisasi yang terhubung oleh internet dan bisa saling berkomunikasi satu sama lain.
2.1.2 Definisi Intensitas Penggunaan Media Sosial Menurut Daryanto (1997) intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Penggunaan didefinisikan sebagai proses mempergunakan sesuatu (Daryanto, 1997). Untuk definisi media sosial, secara lengkap tadi sudah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi intensitas penggunaan media sosial adalah seberapa sering dan seberapa lama seseorang dalam menggunakan atau mengakses sebuah media sosial.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.3 Aspek-Aspek dari Intensitas Penggunaan Media Sosial Menurut Horrigan (2000) terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan media sosial seseorang. 1. Frekuensi: artinya seberapa sering orang tersebut mengakses media sosial. 2. Durasi: artinya seberapa lama orang tersebut mengakses media sosial. Mengenai frekuensi dan durasi, SWA-Mark Plus & Co (dalam Abrar, 2003) berdasarkan temuannya pada 1.100 orang pengguna media sosial, menggolongkan intensitas penggunaan media sosial berdasarkan frekuensi dan durasi yang digunakan, sebagai berikut: Tabel 2.1 Frekuensi Penggunaan Media Sosial Intensitas Penggunaan Media Sosial
Frekuensi
Sangat Tinggi
> 8 kali per minggu
Tinggi
7-8 kali per minggu
Sedang
5-6 kali per minggu
Rendah
3-4 kali per minggu
Sangat Rendah
< 3 kali per minggu
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.2 Durasi Penggunaan Media Sosial Intensitas Penggunaan Media Sosial
Durasi
Sangat Tinggi
> 9 jam per hari
Tinggi
7-9 jam per hari
Sedang
4-6 jam per hari
Rendah
1-3 jam per hari
Sangat Rendah
< 1 jam per hari
2.1.4 Sejarah Singkat Perkembangan Media Sosial Abugaza (2013) menjelaskan bahwa istilah media sosial pertama kali muncul dan diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes pada tahun 1954, namun baru pada tahun 1995, media sosial sebagai satu kesatuan yang utuh muncul dengan tampilan Classmates.com, yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah, dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung dalam sebuah pertemanan. Kemudian dua model media sosial berbeda lahir sekitar tahun 1999 berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional diantara tahun 1999 dan 2000.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Inovasi berikutnya muncul, dan media sosial bukan lagi hanya sekedar masalah pertemanan, namun dapat memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungannya. Mulailah kita kenal Friendster, MySpace, Facebook, Twitter, Youtube yang kesemuanya tampil dengan sebuah revolusi pada media sosial yang kita kenal eksis dan memberi warna pada kehidupan manusia saat ini. Berikut adalah perkembangan media sosial dari masa ke masa (Abugaza, 2013): 1980 – USENET Usenet adalah sistem diskusi internet yang terdistribusi secara global. Mahasiswa pascasarjana Universitas Duke bernama Tom Truscott dan Jim Ellis mencetuskan idenya pada tahun 1979 untuk selanjutnya membangun sistem ini pada tahun 1980. Pengguna membaca dan mengirim pesan umum (disebut artikel atau posting, dan secara kolektif disebut berita) ke satu kategori atau lebih yang disebut newsgroup. Usenet menyerupai Bulletin Board System (BBS) dalam banyak hal, dan merupakan awal dari berbagai forum internet yang banyak digunakan saat ini, secara kasar ini dapat dianggap sebagai hibrida antara surat elektronik dan forum web. 1991 – WORLD WIDE WEB World Wide Web, biasa lebih terkenal disingkat sebagai WWW adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global yang disebut Pengidentifikasi Sumber Seragam untuk mengenal pasti sumber daya berguna. WWW sering dianggap sama dengan internet secara keseluruhan, walaupun 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebenarnya ia hanyalah bagian daripada internet. WWW merupakan kumpulan peladen web dari seluruh dunia yang mempunyai kegunaan untuk menyediakan data dan informasi untuk dapat digunakan bersama. WWW adalah bagian yang paling menarik dari internet. Melalui web, para pengguna dapat mengakses informasi-informasi yang tidak hanya berupa teks tetapi juga berupa gambar, suara, video dan animasi. 1994 – FIRST Personal Blog Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya Pyra Labs diakuisisi oleh Google.com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut. Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan programprogram media dan perusahaan-perusahaan. 1995 – Classmates Classmates.com adalah layanan jejaring sosial yang diciptakan pada tahun 1995 oleh Randy Conrads yang mendirikan Classmates Online. Situs media sosial pada awalnya dirancang untuk membantu anggota dalam mencari teman, mulai dari teman sekelas TK, SD, SMP, SMA, kuliah, bekerja dan militer Amerika Serikat. Pada tahun 2010, CEO Mark Goldston menggambarkan transisi dari website “untuk makin fokus pada konten nostalgia” seperti buku tahunan sekolah, trailer film, trek musik, dan gambar fotografi. Untuk tujuan ini, dan untuk menarik
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lebih banyak pengguna yang lebih tua, nama situs diubah menjadi Memory Lane, yang termasuk mendesain ulang situs web. 1996 – Ask Ask (dikenal juga sebagai Ask Jeeves) adalah untuk memungkinkan pengguna untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam sehari-hari, yang didirikan pada tahun 1996 oleh Garrett Gruener dan David Warthen di Berkeley, California. Perangkat lunak dikembangkan oleh Gary Chevsky dan didesain sendiri. 1997 – AIM AIM adalah singkatan dari America Online Instant Messages, merupakan pengiriman pesan instan yang berbentuk komunikasi secara langsung antara dua orang atau lebih menggunakan teks yang diketik. Teks dikirim melalui komputer yang terhubung melalui sebuah jaringan. Instant messaging diciptakan untuk menutupi kelemahan e-mail yang terkadang kurang cepat dan tidak real-time. Penggunaan pengirim pesan instan kemudian berkembang dari hanya bisa diakses melalui komputer, menjadi dapat diakses juga melalui telepon genggam sehingga memungkinkan para penggunanya mengakses layanan ini kapan saja dan dimana saja. 1998 – Open Diary Open Diary didirikan oleh Bruce Ableson dan Susan Ableson. Open Diary adalah situs online pertama yang memungkinkan pertukaran tulisan dalam
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
komunitas yang terbentuk. Oktober tahun 1998 telah tercatat 561.000 tulisan yang termuat dan tersebar di 77 negara. 1999 – Blogger Blogger adalah sebuah layanan publikasi blog yang dibuat oleh Pyra Labs dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2003. Secara umum, blog yang dihost oleh Google berada di bawah subdomain blogspot.com. 2000 – Wikipedia Wikipedia adalah proyek ensiklopedia multibahasa dalam jaringan yang bebas dan terbuka, yang dijalankan oleh Wikimedia Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Nama Wikipedia berasal dari gabungan kata wiki dan encyclopedia. Wikipedia dirilis pada tahun 2000 oleh Jimmy Wales dan Larry Sanger, dan kini merupakan karya referensi paling besar, cepat berkembang, dan populer di internet. Proyek Wikipedia bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan manusia. 2002 – Friendster Friendster didirikan oleh Jonathan Abrams yang berpusat di Mountain View, California. Friendster diluncurkan sebagai situs jejaring sosial yang menghubungkan penggunanya secara online. Friendster dianggap salah satu jejaring sosial asli dan bahkan “kakek”-nya semua jejaring sosial. Layanan ini sangat populer di kawasan Asia Tenggara. Friendster memiliki lebih dari 8,2 juta pengguna terdaftar dan lebih dari 1 juta pengunjung untuk setiap bulannya. Pada
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mei 2011, perusahaan ini mengalihkan diri menjadi situs permainan sosial dan menghapus semua akun jejaring sosial penggunanya, menyusul popularitasnya yang terus menurun.
2.1.5 Contoh-contoh Media Sosial Paling Digemari di Indonesia Berikut akan dijelaskan mengenai berbagai contoh media sosial yang paling populer dan digemari di Indonesia. 1.
Facebook Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada September 2012 Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, dan terus mengembangkan diri dengan menambah fitur-fitur baru, termasuk fitur photo sharing serta beragam aplikasi dan game. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Popularitas Facebook terus melejit membuat Yahoo! sempat menawarkan akuisisi senilai US$ 1 miliar. Tawaran ini ditolak dan tahun 2012 untuk pertama kalinya mengumumkan rencana pelepasan saham ke publik.
2. Twitter Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berbasis teks hingga 140 karakter. Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh Jack Dorsey, Evan Williams, dan Biz Stone. Sejak diluncurkan bulan Juni 2006, Twitter telah menjadi salah satu dari sepuluh situs yang paling sering dikunjungi di internet. Twitter mengalami pertumbuhan pesat dan dengan sangat cepat meraih popularitas di seluruh dunia. Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di Twitter, 200 juta diantaranya adalah pengguna aktif. 3. Youtube Youtube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga
mantan
karyawan
PayPal
pada
Februari
2005.
Situs
ini
memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Perusahaan ini berkantor pusat di San Bruno, California, dan memakai teknologi Adobe Flash Video dan HTML5 untuk menampilkan berbagai macam konten video buatan pengguna, termasuk klip film, klip TV, dan video musik. 4. Instagram Instagram adalah situs web yang berfungsi untuk mengambil foto, melakukan filter terhadap foto tersebut, dan membagikan foto ke berbagai jejaring sosial yang ada, termasuk ke Instagram sendiri. Instagram dibuat oleh perusahaan Burbn, Inc. sementara pembuatnya adalah Kevin Systrom & Mike Krieger pada tahun 2010. Nama Instagram terdiri dari dua kata yaitu, Insta & Gram. Insta berasal dari kata instan, yang dapat diartikan dengan kemudahan dalam mengambil dan melihat foto. Sedangkan Gram,
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berasal dari kata telegram, yang dapat diartikan dengan mengirimkan sesuatu (foto) kepada orang lain. Kemampuan utama dari Instagram adalah membagikan foto, komentar, dan juga menyukai/like foto. Salah satu fitur yang unik dari Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic & Polaroid. Hal ini berbeda dengan aspek kamera yang digunakan pada umumnya. Pada tanggal 9 April 2012, Instagram telah diakuisisi/dibeli oleh Facebook dengan nilai sekitar 1 miliar USD. 5. Foursquare Foursquare didirikan oleh Dennis Crowley dan Naveen Selvadurai. Foursquare adalah sebuah situs web jejaring sosial berbasis lokasi dimana pengguna dapat melakukan chek-in di lokasi tempat mereka berada. Pengguna yang paling banyak chek-in di suatu lokasi akan menjadi mayor di lokasi itu. Pengguna Foursquare pada tahun 2011 telah mencapai 10 jura orang. 6. Google+ Google+ atau Google Plus adalah jejaring sosial yang dioperasikan oleh Google Inc. Google+ mengintegrasikan layanan sosial seperti Google Profile dan Google Buzz, dan memperkenalkan layanan baru seperti Circles, Hangouts, Sparks, dan Huddles. Google+ adalah upaya terbesar Google untuk menyaingi jaringan sosial Facebook, yang telah mempunyai lebih dari 750 juta pengguna pada tahun 2011. 7. LinkedIn
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LinkedIn didirikan oleh Reid Hoffman dan Konstantin Guericke. LinkedIn adalah sebuah situs jejaring sosial untuk yang menyasar kalangan profesional. Berbeda dengan situs media sosial lain ynag mengandalkan pendapatan dari iklan, LinkedIn mendapatkan pemasukan dari sistem berlangganan. Pada tahun 2011 diklaim penggunanya sudah mencapai 200 juta orang. 8. Path Path adalah sebuah aplikasi jejaring sosial pada telepon pintar (smartphone) yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Penggunaan dari Path ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri untuk pengguna berbagi dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Berpusat di San Francisco, California, perusahaan ini didirikan oleh Shawn Fanning dan mantan eksekutif dari Facebook, Dave Morrin. Path didirikan dengan tujuan membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya. Pengguna Path berbeda dari jejaring sosial lainnya dimana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang. Status privasi dari aplikasi ini menjadikan Path lebih eksklusif dari berbagai jejaring sosial yang ada. 9. Pinterest Pinterest didirikan oleh Ben Silbermann, Paul Sciarra, dan Evan Sharp. Pinterest adalah situs sharing foto yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengelola koleksi gambar berbasis tema seperti acara-
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
acara, minat, dan hobi. Januari 2013 jejaring sosial ini telah mencatat 11,7 juta pengguna.
2.2 Loneliness Selama hidupnya setiap orang pasti pernah mengalami kesepian, karena loneliness merupakan pengalaman manusia yang universal (Brehm, 1992). Bagian ini akan membahas mengenai definisi dari loneliness, aspek-aspek loneliness, penyebab loneliness, dan reaksi terhadap loneliness.
2.2.1 Definisi Loneliness Loneliness atau kesepian didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang kita inginkan dan jenis hubungan sosial yang kita miliki (Peplau & Perlman, 1982). Loneliness merupakan hidup tanpa melakukan hubungan dan tidak punya keinginan untuk melakukan hubungan interpersonal yang akrab (Baron & Byrne, 2003). Dalam suatu penelitian menemukan bahwa loneliness diasosiasikan dengan perasaan depresi, kecemasan, ketidakpuasan, tidak bahagia, dan kesedihan (He dkk., 2014). Loneliness berarti suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang lain (Bruno, 2000). Menurut Brehm (1992), loneliness adalah
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perasaan kurang memiliki hubungan sosial yang diakibatkan ketidakpuasan dengan hubungan sosial yang ada. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa loneliness merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan emosi-emosi negatif yang dimiliki seseorang serta adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dan ketersediaan hubungan yang dimiliki.
2.2.2 Aspek-Aspek Loneliness Weiss (dalam Santrock, 2006) menyatakan bahwa ada dua aspek dari loneliness, yaitu: 1. Isolasi emosional (emotional isolation) adalah aspek dari loneliness yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim. Orang dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami hal ini. 2. Isolasi sosial (social isolation) adalah aspek dari loneliness yang muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya; tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisasi, dan peran-peran yang berarti.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.3 Penyebab Loneliness Menurut Brehm (1992) terdapat lima hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami loneliness, yaitu: 1. Ketidakcukupan dalam hubungan yang dimiliki seseorang Menurut
Brehm
(1992)
hubungan
seseorang
yang
tidak
cukup/tidak memadai akan menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimiliki. Ada banyak alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimiliki. Rubenstein dan Shaver (dalam Brehm, 1992) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak dikemukakan oleh orang yang mengalami loneliness adalah sebagai berikut: a. Being unattached; tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner seksual, berpisah dengan pasangan atau pacarnya. b. Alienation;
merasa
berbeda,
merasa
tidak
dimengerti,
tidak
dibutuhkan, dan tidak memiliki teman dekat. c. Being alone; pulang ke rumah tanpa ada yang menyambut, selalu sendiri. d. Forced isolation; dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit, tidak bisa kemana-mana. e. Dislocation; jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan Menurut Brehm (1992) loneliness juga dapat muncul karena terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat tertentu hubungan sosial yang dimiliki seseorang cukup memuaskan, sehingga orang tersebut tidak mengalami loneliness. Tetapi di saat lain hubungan tersebut tidak lagi memuaskan karena orang itu telah merubah apa yang diinginkannya dari hubungan tersebut. Menurut Peplau & Perlman (1982) perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber, yaitu: a.
Perubahan mood seseorang; jenis hubungan yang diinginkan seseorang ketika sedang senang berbeda dengan jenis hubungan yang diinginkan ketika sedang sedih.
b.
Usia; seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang membawa berbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau keinginan orang tersebut terhadap suatu hubungan.
c.
Perubahan situasi; banyak orang tidak mau menjalin hubungan emosional yang dekat dengan orang lain ketika sedang membina karir atau sedang menjalani ujian. Brehm (1992) menyimpulkan bahwa pemikiran, harapan, dan
keinginan seseorang terhadap hubungan yang dimiliki dapat berubah. Jika hubungan yang dimiliki orang tersebut tidak ikut berubah sesuai dengan
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pemikiran, harapan, dan keinginannya maka orang itu akan mengalami loneliness. 3. Self-esteems Loneliness berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang berisiko secara sosial. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut akan menghindari kontak-kontak sosial tertentu secara terus menerus, dan akibatnya orang tersebut akan mengalami loneliness. 4. Perilaku interpersonal Perilaku interpersonal akan menentukan keberhasilan individu dalam membangun hubungan yang diharapkan. Orang yang mengalami loneliness, cenderung akan menilai orang lain negatif, tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain, menginterpretasikan tindakan orang lain secara negatif, dan cenderung memegang sikap-sikap yang bermusuhan dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami loneliness (Peplau & Perlman, 1982). Orang yang mengalami loneliness cenderung terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami loneliness dan ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat di depan umum. Orang yang mengalami loneliness juga cenderung lambat dalam membangun keintiman dalam hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku ini akan membatasi kesempatan
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang tersebut untuk bersama dengan orang lain (Peplau & Perlman, 1982). 5. Latar belakang keluarga Latar belakang keluarga menjadi salah satu faktor penyebab loneliness pada seseorang. Individu dengan orang tua yang bercerai akan lebih mengalami loneliness bila dibandingkan dengan individu dengan orang tua yang tidak bercerai. Semakin muda usia seseorang ketika orang tuanya bercerai semakin tinggi tingkat loneliness yang akan dialami orang tersebut ketika dewasa. Tetapi hal ini tidak berlaku pada individu yang orangtuanya meninggal ketika individu tersebut masih kanak-kanak. Individu tersebut tidak lebih kesepian ketika dewasa bila dibandingkan dengan individu dengan orang tua yang berpisah semasa kanak-kanak atau remaja. Menurut Brehm (1992) proses perceraian meningkatkan loneliness ketika anak-anak tersebut dewasa.
2.2.4 Reaksi Terhadap Loneliness Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm, 1992) disimpulkan beberapa reaksi terhadap loneliness, yaitu: 1. Melakukan kegiatan aktif Reaksi terhadap loneliness berupa kegiatan-kegiatan aktif dan membangun terhadap diri sendiri seperti: belajar atau bekerja, menulis, mendengarkan musik, melakukan olahraga, melakukan hobi, pergi ke bioskop, membaca atau memainkan alat musik, dan menggunakan internet.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Membuat kontak sosial Reaksi terhadap loneliness dapat berupa membuat kontak sosial dengan orang lain seperti: mengakses berbagai media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dll), menelepon teman, chatting, dan mengunjungi seseorang. 3. Melakukan kegiatan pasif Reaksi terhadap loneliness yang sifatnya pasif seperti: menangis, tidur, duduk, dan berpikir, tidak melakukan apapun, makan berlebihan, memakan obat penenang, menonton televisi, mabuk. 4. Kegiatan selingan yang kurang membangun Reaksi terhadap loneliness berupa kegiatan yang menghabiskan uang dan berbelanja barang-barang yang kurang penting dan berguna.
2.3 Dukungan Sosial Di dalam sub bab ini, akan dijabarkan mengenai definisi dukungan sosial, jenis-jenis dukungan sosial, definisi perceived social support, dan aspek-aspek perceived social support.
2.3.1 Definisi Dukungan Sosial Secara umum, dukungan sosial adalah persepsi atau pengalaman bahwa seseorang dicintai dan disayangi, dihargai dan mempunyai nilai, serta menjadi
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagian dari sebuah jaringan sosial yang saling membantu dan mempunyai kewajiban masing-masing (Willis, dalam Taylor dkk., 2004). Definisi dukungan sosial menurut Leavy (dalam Visweravan dkk., 1999) adalah ketersediaan dalam hubungan saling membantu dan kualitas dari hubungan itu sendiri. Sedangkan definisi dukungan sosial menurut Duffy & Atwater (2004) adalah sebuah proses dimana satu individu atau grup menawarkan bantuan psikologis dan terkadang bantuan fisik kepada individu atau grup lainnya. Dari ketiga definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti memilih definisi dari Willis (dalam Taylor dkk., 2004). Definisi tersebut menyebutkan bahwa dukungan sosial adalah “persepsi atau pengalaman bahwa seseorang dicintai dan disayangi, dihargai dan mempunyai nilai, serta menjadi bagian dari sebuah jaringan sosial yang saling membantu dan mempunyai kewajiban masingmasing”. Definisi tersebut dipilih karena sesuai dengan fokus dari konsep dukungan sosial yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu persepsi.
2.3.2 Jenis-Jenis Dukungan Sosial Menurut Young (2006), penelitian yang ada secara umum membagi dukungan sosial menjadi received support dan perceived support. Young (2006) mengatakan bahwa received support merupakan pengukuran dari dukungan yang sebenarnya didapatkan dari orang lain, sedangkan perceived support biasanya
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diukur dengan menanyakan seseorang sampai mana dia percaya bahwa dia akan ditolong oleh orang-orang yang mengenalnya. Received support terkadang diistilahkan dengan enacted support atau received social support; sedangkan perceived support terkadang diistilahkan dengan perceived social support. Di dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan istilah received social support (RSS) dan perceived social support (PSS). Menurut Taylor dkk. (2004), secara umum PSS ditemukan lebih bermanfaat untuk beradaptasi dengan stres daripada keseluruhan dukungan yang sebenarnya didapatkan. Hal tersebut dikarenakan RSS terkadang malah mengganggu dan pemberi dukungan terkesan berusaha untuk mengendalikan penerima dukungan tersebut (Lewis & Rook, dalam Taylor dkk., 2004), serta berbeda dari apa yang seharusnya diperlukan (Thoits dalam Taylor dkk., 2004). Selain itu, Kessler (dalam Taylor dkk., 2004) mengatakan bahwa apabila seseorang meminta bantuan kepada teman-teman mereka ketika sedang stres, maka hal tersebut akan dapat menjadi sumber stres yang baru karena self-esteem mereka menurun dan adanya penilaian bahwa mereka mengganggu orang yang dimintai tolong. Taylor dkk. (2004) lebih lanjut lagi menjelaskan bahwa PSS dapat membantu seseorang untuk berpikir bahwa ada seseorang yang dapat membantu dalam kejadian yang membuat stres. Pemikiran itu sendiri sudah dapat mengurangi stres seseorang dibandingkan benar-benar menggunakan bantuan dari orang lain. PSS juga lebih berhubungan dengan kepuasan hidup (Kazarian & McCabe, dalam Young, 2006) dan juga psychological well-being (Barrera, dalam 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kitamura dkk., 1999) daripada RSS. Selain itu, RSS kurang reliabel dalam mengurangi efek stres pada kesehatan psikologis (Cohen & Wills, dalam Coventry dkk., 2004) dan kurang dapat memprediksi kesehatan serta kesejahteraan diri (Kessler & McLeod, dalam Coventry dkk., 2004). Berdasarkan keunggulan PSS dibandingkan dengan RSS tersebut, peneliti memfokuskan penelitian ini pada PSS.
2.3.3 Definisi Perceived Social Support Definisi PSS menurut Dunkel-Schetter dan Bennett; Lakey dan Drew; Sarason dan Pierce (dalam Ross dkk., 1999) adalah penilaian kognitif umum seseorang terhadap ketersediaan dukungan yang ada daripada bantuan nyata yang diterima. Sedangkan definisi PSS menurut Barrera (dalam Kitamura dkk., 1999) adalah persepsi dari individu akan adanya ketersediaan bantuan ketika dibutuhkan. Procidano (dalam McCaskill & Lakey, 2000) mengatakan bahwa PSS adalah evaluasi subyektif atas kualitas bantuan yang diterima atau yang tersedia. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa PSS adalah evaluasi subyektif mengenai kualitas dari keberadaan dukungan pada saat dibutuhkan serta kualitas dari dukungan yang diterima.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.4 Aspek-Aspek Perceived Social Support Weiss (dalam Cutrona & Russell, 1987) menyatakan bahwa ada enam kebutuhan (provisions) yang harus dipenuhi agar seseorang dapat merasa didukung secara cukup. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing kebutuhan tersebut: 1. Guidance (bimbingan), yaitu adanya seseorang yang memberikan nasihat atau informasi. Biasanya pemenuhan aspek ini didapatkan dari guru, mentor, atau figur orang tua. 2. Reliable alliance (keberadaan teman yang dapat diandalkan), yaitu adanya keyakinan bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan untuk membantu penyelesaian masalah yang bersifat terlihat atau tangible. Biasanya pemenuhan aspek ini bersumber dari anggota keluarga. 3. Reassurance of worth (meyakinkan keberhargaan diri), yaitu adanya pengakuan dari orang lain terhadap kompetensi, keterampilan, dan nilai yang dimiliki seseorang. 4. Opportunity for nurturance (kesempatan memberikan perhatian pada orang lain), yaitu adanya perasaan bahwa orang lain bergantung pada dirinya untuk mendapatkan kesejahteraan diri. Pemenuhan aspek ini biasanya didapatkan dari anak dan juga pasangan. Walaupun dalam kebutuhan ini seseorang memberikan dukungan sosial dan bukannya menerima dukungan sosial, memberikan dukungan sosial kepada orang lain juga dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik. Selain itu,
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memberikan dan mendapatkan bantuan juga melewati mekanisme kognitif yang sama. 5. Attachment, yaitu adanya perasaan kedekatan secara emosional kepada orang lain yang memberikan rasa aman, biasanya didapatkan dari pasangan, teman dekat, atau hubungan keluarga. 6. Social integration (integrasi sosial) merujuk pada adanya perasaan memiliki minat, kepedulian, dan aktivitas rekreasional yang sama. Fungsi ini biasanya didapatkan dari teman dan dapat memberikan kenyamanan, rasa aman, kepuasan, dan identitas.
2.4 Kerangka Pemikiran Dalam hidupnya, setiap manusia pasti pernah mengalami loneliness, karena loneliness merupakan pengalaman manusia yang universal (Brehm, 1992). Terdapat dua aspek penting yang terkandung di dalam loneliness, yaitu isolasi emosional dan isolasi sosial. Isolasi emosional dapat muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim, sedangkan isolasi sosial dapat muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya atau tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok. Peplau & Perlman (1982) menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakteristik personal yang dapat dihubungkan dengan loneliness, dimana individu yang mengalami loneliness biasanya pemalu, introvert, selfesteem rendah, dan tidak punya cukup keinginan untuk mengambil resiko 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam berhubungan sosial sehingga mereka lebih sering berada di dalam rumah dan kualitas interaksi sosialnya kurang. Sedangkan, perceived social support dapat diartikan sebagai persepsi atau keyakinan dari individu mengenai ketersediaan bantuan yang ada ketika dibutuhkan. Weiss (dalam Cutrona & Russell, 1987) menjelaskan bahwa ada enam aspek dari perceived social support, yaitu guidance, reliable alliance, reassurance of worth, opportunity for nurturance, attachment, dan social integration. Kedua variabel ini sangat terkait dengan intensitas penggunaan media sosial. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Leung (2007). Dalam penelitiannya, Leung (2007) menyampaikan bahwa individu yang mengalami loneliness cenderung lebih senang melakukan eksperimen identitas di media sosial secara online dibandingkan dengan individu yang kurang atau tidak mengalami loneliness sama sekali. Schwartz (dalam Yuwanto, 2010) melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan media sosial Facebook dengan tingkat loneliness pada penggunanya. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa loneliness berkorelasi positif dengan penggunaan media sosial Facebook. Sedangkan dalam penelitian yang lain, Bessiere dkk. (2008) menghubungkan antara perceived social support dengan penggunaan internet di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki perceived social support yang rendah, cenderung
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melakukan pelarian dengan mengakses internet untuk mencari hiburan atau bertemu dengan orang-orang baru. Selain itu, Leung & Lee (2005) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa kualitas hidup, khususnya perceived social support erat hubungannya dengan penggunaan internet. Pada penelitian yang mengambil sampel sebanyak 1192 pengguna internet di Hong Kong, ditemukan bahwa subyek dengan perceived social support yang rendah cenderung untuk menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan atau mengakses internet. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut peneliti menduga bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara loneliness dan perceived social support dengan intensitas penggunaan media sosial pada karyawan bagian card center sebuah bank swasta di Jakarta. Penjelasan mengenai hubungan antara loneliness, perceived social support, dan intensitas penggunaan media sosial, dapat digambarkan ke dalam sebuah kerangka pemikiran seperti berikut:
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Loneliness 1. Isolasi Emosional 2. Isolasi Sosial
Intensitas Penggunaan Media Sosial
Perceived Social Support 1. 2. 3. 4.
Guidance Reliable Alliance Reassurance of Worth Opportunity for Nurturance 5. Attachment 6. Social Integration
1. Frekuensi 2. Durasi
2.5 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu kecurigaan, asumsi, pernyataan, atau ide mengenai sebuah fenomena, hubungan atau situasi, kenyataan atau kebenaran yang belum diketahui (Kumar, 1996). Hipotesis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipotesis alternatif (Ha), dan hipotesis null (H0). Berikut adalah hipotesis penelitian ini: Ha : Ada hubungan antara loneliness dan perceived social support dengan intensitas penggunaan media sosial pada karyawan bagian card center sebuah bank swasta di Jakarta.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
H0 : Tidak ada hubungan antara loneliness dan perceived social support dengan intensitas penggunaan media sosial pada karyawan bagian card center sebuah bank swasta di Jakarta.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/