BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Air Bersih Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena itu air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Peningkatan kuantitas air minum adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan minum dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebanyak 60 liter/hari (Sutrisno, dkk, 2008). Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar 5560 %, untuk anak-anak sekitar 65%, dan bayi sekitar 80%(Notoatmodjo, 2007). Kebutuhan akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi,
mencuci
(bermacam-macam
cucian),
dan
sebagainya.
Menurut
perhitungan WHO (World Health Organization) di Negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2007).
Sumantri (2010) Air secara bakteriologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam100cc sampel air/MPN. Golongan–golongan air ini antara lain: 1) Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri Coliform dan patogen atau zat kimia beracun. 2) Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN <50/100 cc. 3) Air dengan penjernihan lengkap ; MPN <5000/100 cc. 4) Air dengan penjernihan tidak lengkap ; MPN >5000/100cc. 5) Air dengan penjernihan khusus (water purification) ; MPN >250.000/100 cc. 2.1.1 Air minum Notoatmodjo (2007) Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Agar air minum tidak dapat menyebabkan penyakit, air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1) Syarat fisik, Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara di luarnya; 2) Syarat bakteriologis, Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan; 3) Syarat kimia, Air minum yang mengandung
zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO (World Health Organization) yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli. (Radji dkk, 2008). 2.1.2 Manfaat air minum Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup di muka bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan oleh tubuh. Air juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat pada tubuh manusia ( Mulia 2005). 2.1.3 Syarat-syarat air minum Notoatmodjo (2007) Menjelaskan bahwa agar minum tidak dapat menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan
kesehatan,
setidak-tidaknya
diusahakan
mendekati
persyaratan tersebut. Air yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu di bawa suhu udara di luarnya. 2) Syarat bakteriologis Air untuk keperluar minum yang sehat, air harus bebas dari segala bakteri, terutama dari bakteri patogen. Cara unutuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa sampel air, bila dari pemeriksaan air tersebut terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan. 3) Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, maka akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sumantri (2010) Air yang diperuntukan bagi konsumsi harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman, antara lain: 1.
Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.
2.
Bebas dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun.
3.
Tidak berasa dan tidak berbau.
4.
Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
5.
Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO (World Health Organization) atau Depertemen Kesehatan RI.
2.1.4 Sumber-sumber air minum Menurut Notoatmodjo (2007) Menjelaskan bahwa pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber air minum sebagai berikut : 1) Air hujan (Termasuk es dan salju) Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Akan tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya. 2) Air sungai dan danau Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam air sungai atau danau. Kedua sumber ini sering disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu. 3) Mata air Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Akan tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum. 4) Air sumur dangkal Air ini keluar dalam tanah, juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan
tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 1 meter dari permukaan tanah. 5) Air sumur dalam Air ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur kedalaman seperti ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung. 2.1.5 Air Minum Isi Ulang (AMIU) Air Minum Isi Ulang (AMIU) adalah air yang mengalami beberapa proses yaitu chlorinasi, aerasi, filtrasi dan penyinaran dengan sinar ultraviolet. Air Minum Isi Ulang (AMIU) biasanya tidak habis dalam sekali pakai melainkan dalam beberapa hari. Semakin lama penyimpanan memungkinkan adanya pertumbuhan mikroorganisme yang akan berkembang menjadi bakteri patogen dan menyebabkan kadar zat organik menjadi meningkat. Kualitas air minum harus sesuai dengan Permenkes RI nomor 416 / Menkes/ Per/ IX/ 1990, yaitu secara fisik harus jernih, tidak berasa, tidak bewarna, dan tidak berbau. Secara mikrobiologi, tidak boleh mengandung bakteri patogen, dan secara kimia antara lain kadar zat organik sebagai angka permanganat maksimal 10 mg/l. (Hidayati : 2010). 2.2 Pencemaran Air Pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/menKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau dimasukannya makluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi
sesuai
dengan
peruntukkannya
(pasal
1)
(Achmad,
2004).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukannya digolongkan menjadi : 1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2) Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. 3) Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4) Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara. 2.2.1 Air dan penyakit Sumantri (2010) Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai waterborne disease
atau waterrelated
disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya memerlukan adanya agen dan terkadang vektor. Berikut beberapa penyakit yang dapat ditularkan lewat air bedasarkan tipe agen penyebabnya:
a) Penyakit viral, misalnya, Hepatitis Viral, Poliomielitis. b) Penyakit bakterial, misalnya, Kolera, Disentri, Diare. c) Penyakit protozoa, misalnya, Amebiasis, Giardiasis. d) Penyakit helmintik, misalnya, Askariasis, Whip worm, Hydatid disease. Menurut Sumantri (2010) Kira-kira terdapat 20 sampai 30 macam penyakit infeksi yang dapat dipengaruhi oleh perubahan penyediaan air. Biasanya penyakitpenyakit itu diklasifikasikan menurut mikroba penyebab yaitu : virus, bakteri, protozoa, dan cacing. Akan tetapi, cara ini tidak banyak menolong dalam memahami efek perbaikan penyediaan air. Sementara penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dalam dibagi dalam kelompok-kelompok bedasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi 4 yaitu: 1) Waterborne mechanisme Dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, Hepatitis Viral, Disentri Basiler dan Poliomielitis. 2) Waterwashed mechanisme Mekanisme penulran semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan perorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularannya yaitu ;1) infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak, 2) infeksi melalui kulit seperti Skabies dan melalui mata seperti Trakhoma, 3) penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit Leptospirosis.
3) Water-based mechanisme Penyakit yang diditularkan dengan mekanisme ini memiliki agent penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya didalam tubuh vektor atau sebagian Intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya Skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus Medinensis. 4) Water-related insect vektor mechanisme Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah Filariasis, Malaria, Dengue,dll. 2.3
Bakteri Escherichia coli Escherichia coli yaitu bekteri berbentuk batang yang termasuk dalam famili
Enterobacteriaceae, sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak dilingkungan sekitar manusia. Pertama dijumpai pada tahun 1885, bakteri ini kemudian dikenali bersifat komensal maupun berpotensi patogen (Arisman, 2009 dalam Febriyanti, 2013). Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherichia coli ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E.coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. coli
yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketeri lain di dalam usus. Indikator E.coli yang dipandang bisa mewakili kehidupan bakteri patogen lainnya Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan dari bakteri dalam air sampel yaitu dilakukan dengan cara : (1) Analisa Kuantitatif Bakteri tidak dapat dihitung secara tepat dengan periksaan mikroskopik kecuali bila sekurang-kurangnya ada 100 juta sel untuk tiap ml air . Air di alam jarang mengandung 105 sel untuk tiap ml air. (2) Analisa Kualitatif Metode pembiakkan lempeng dan biakan yang diperkaya digunakan untuk mendapatkan gambaran populasi bakteri dalam air. Analisa ini meliputi penemuan-penemuan bakteri fecal dalam air, karena adanya bakteri fecal menandakan adanya populasi tinja dan timbulnya bahaya penyebaran penyakit entirik. Pencemaran materi fekal tidak dikehendaki, baik ditinjau dari segi estetika, kebersihan, sanitasi maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Jika di dalam air 100 ml air minum terdapat 500 bakteri coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis atau diare yag segera diikuti oleh demam tifus Eschericia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal di dalam blader (cystitis) dan pelvis (pyelitis) ginjal dan hati, antara lain dapat menyebabkan diarhea, septimia, peritonistis, meningitis, dan infeksi-infeksi lainnya (Suriawiria 1996 ).
Suharyono (2008) menjelaskan ada tiga jenis yang termasuk dalam bakteri E.coli yaitu : 1) E.coli enterotoksigenik (ETEC) produksi enterotoksin oleh E.coli sekitar tahun 1970 dari strain-strain yang ada hubungannya dengan penyakit diare. Penelitian selanjutnya menerangkan strain-strain enterotoksigenik dari E.coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia. 2) E.coli anteropatogenik (EPEC) pada tahun 1945 Bray berhasil menemukan tipe antigen spesifik E.coli pada bayi penderita kolera. 3) E.coli enteroinvasif (EIEC) dapat menyebabkan diare berdarah dan berinfeksi pada usus besar. 2.4
Kerangka Berfikir
2.4.1 Kerangka teori Air sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan, air diolah menjadi Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang bisa kita dapatkan di depot Air Minum Isi Ulang (AMIU). Sumber Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang dikonsumsi oleh penghuni Kos Smart Center yaitu dari PDAM. Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang digunakan oleh penghuni Kos Smart Center, dilihat lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) tersebut, kemudian syarat bakteriologisnya atau jumlah bakteri E.coli diperiksa melalui labratorium dan dilihat apakah jumlah bakteri yang terdapat pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli.
Air Air minum
Sumber-sumber air minum Air hujan Air sungai/PDAM Mata air
Air Minum Isi Ulang (AMIU) (AMIU) Lama penggunaan air minum si ulang pada 48 dan 72 Jam ke 3
Air sumur dangkal Air sumur dalam
Pemeriksaan laboratirium
Jumlah bakteri E.coli Keputusan Mentri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform dan E.coli
Syarat-syarat air minum
Syarat fisik - Bau - Rasa - Warna
Syarat kimia -
Ph Bahan padat Zat organik Co2 agresif Kesadahan
Syarat bakteriologi - E.coli
2.4.2 Kerangka Konsep Lama penggunaan Air Minum Isi Ulang (AMIU) 48 Jam dan 72 Jam
Jumlah bakteri E.coli yang disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform dan E.coli
Gambar 2.2 Kerangka Konsep