BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium darah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99% dari kalsium dalam tubuh berada di tulang dan gigi, dan 1% sisanya berada dalam darah dan jaringan lunak. Kalsium darah adalah kalsium yang berada dalam darah dan jaringan lunak. Kadar kalsium dalam darah dan cairan sekitar sel (cairan ekstraseluler) harus dikontrol dalam batas kadar yang sempit untuk mendapatkan fungsi fisiologinya yang normal. Fungsi fisiologi dari kalsium begitu penting dalam mempertahankan hidup sehingga tubuh akan melakukan proses demineralisasi tulang untuk memelihara kadar kalsium dalam darah, jika konsumsi kalsium tidak mencukupi. (www.pom.go.id) Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10 mg/100ml. Dan kalaupun bervariasi tidak sampai 10%. Kurang dari 50% kalsium darah dan cairan lainnya berada dalam bentuk ion bebas. Sekitar dalam jumlah yang sama terikat pada protein, terutama pada albumin dan globulin dan jumlah yang sangat sedikit merupakan ikatan komplek dengan asam organik seperti sitrat atau asam anorganik seperti sulfat dan phospat. (E. Mary Back, 1995) Penurunan kadar
kalsium akan mengundang hormon paratiroid untuk
bereaksi pada tulang dan melepaskan sebagian kalsiumnya agar supaya kadar dalam darah dipertahankan, sebaliknya kadar kalsium yang melampaui batas fisiologis akan diturunkan dengan mengembalikan aksesnya ke tulang. Beberapa faktor lain 5 mempunyai peranan pula dalam memelihara hemostatis, kalsium seperti vitamin D,
insulin, hormon pertumbuhan, androgen estrogen, kortekosteroid adrenal, fosfat organik. (Pudjiono Solihin, 2001). B. Kalsium Urin Kalsium urine adalah kalsium yang berada di dalam urine yang berasal dari pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih yang berbentuk Kristal yang tidak dapat larut. (Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004). Ekskresi kalsium dalam urin berbeda-beda menuruti konsentrasi kalsium dalam serum dan isi kalsium dalam seluruh tubuh. Dengan diit yang mengandung 0,5- 1 g kalsium sehari, orang normal mengekskresi 200-400 mg15. Kalau kalsium dalam makanan ditingkatkan, ekskresi juga meningkat, tetapi mengurangi kalsium tidak banyak berpengaruh terhadap banyaknya kalsium dalam urin. ( Frances K. Widman, 1992). Analisa kalsium dalam urin bisa dilakukan tepat bila semua endapan kalsium dilarutkan lebih dahulu. (AAK nusaputera, 1996).
C. Pengertian usia lanjut Proses menua merupakan suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan secara progresif dalam proses biokimia, sehingga terjadi kelainan atau perubahan struktur dan fungsi jaringan, sel dan non sel. (Widjayakusumah, 1992). Berbagai
perubahan fisik dan psikososial akan terjadi sebagai akibat proses menua. Terjadinya perubahan pada semua orang yang mencapai usia lanjut yang tidak disebabkan oleh proses penyakit. (Brocklehurst and Allen, 1987). Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. (Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002). Tidak hanya itu, pada proses menua kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun. Akibatnya tulang menjadi kropos (osteoporosis) dan mudah patah. (Sukendro, 2004) D. Kebutuhan kalsium dalam tubuh Kadar kalsium darah dalam serum keadaan normal 9-11 mg/dl. Tubuh mengandung lebih banyak kalsium dari pada mineral lain, kalsium merupakan mineral yang harus dipenuhi kurang lebih 2 % dari berat tubuh manusia dewasa.
(
F.G. Winarno, 2004). Peranan kalsium dalam tubuh dapat dibagi dua, yaitu membantu membentuk tulang dan gigi, dan mengukur proses biologi dalam tubuh. Kebutuhan kalsium terbesar terjadi pada waktu pertumbuhan, tetapi keperluan kalsium masih diteruskan meskipun sudah dewasa. Dari seluruh kalsium yang terdapat dalam tubuh manusia 99% terdapat di tulang dan gigi. Jenis mineral tersebut memberi struktur tulang dan gigi. ( F.G. Winarno, 2004).
Pada pria dewasa kebutuhan kalsium sangat rendah, sekitar 300 – 400 mg setiap hari. Sebaliknya pada wanita pascamenopause kalsium yang dibutuhkan tinggi, berkisar antara 1200 – 1500 mg setiap hari. Hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya absorpsi kalsium secara bertahap akibat usia lanjut. (Robert E. Olson, 1998). Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Pada waktu pertumbuhan sekitar 50-70% kalsium yang diserap karena garam kalsium lebih larut dalam asam. Maka penyerapan kalsium terjadi pada bagian atas usus kecil, tepat setelah lambung. Faktor yang menghalangi penyerapan kalsium adalah zat organik yang bergabung dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut contoh asam oksalat . ( F.G. Winarno, 2004).
E. Peranan, fungsi, dan sumber kalsium 1.
Peranan Kalsium. Kalsium sangat berperan dalam tubuh manusia diantaranya adalah pada anak-
anak sampai usia lanjut. Tersedianya kalsium dalam tubuh itu penting sehubungan dengan peranannya yaitu : a. Untuk pembentukan tulang dan gigi
b. Pada berbagai proses fisiologi dan biokimia di dalam tubuh. (G Kartasaputra, dkk, 1995).
2. Fungsi Kalsium. Sehubungan dengan peranannya itu maka fungsi kalsium dalam tubuh adalah sebagai berikut : a. Bersama fosfor membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi oleh vitamin D. b. Untuk membantu proses penggumpalan darah. c. Untuk
mempengaruhi
penerimaan
rangsangan
pada
otot
dan
saraf.(G
Kartasaputra, dkk, 1995). 3. Sumber Kalsium Sumber kalsium dapat diperoleh dari makanan dan minuman, salah satu contohnya adalah susu. Susu mempunyai kandungan kalsium yang tinggi demikian pula dengan hasil olahan susu seperti keju mengandung cukup banyak kalsium. Susu bubuk merupakan sumber kalsium yang terkonsentrasi. Makanan lainnya seperti ikan kecil-kecil yang dimakan bersama tulangnya (ikan teri), udang kering. Dari golongan sayuran diantaranya mempunyai kandungan kalsium yang cukup tinggi seperti bayam, daun melinjo, sawi.
Konsumsikan juga kacang-kacangan
lainnya, makanan yang tinggi kandungan vitamin D seperti sayuran berdaun hijau gelap. Tubuh juga harus cukup mendapat sinar matahari pagi minimal 15 menit
sebagai sumber vitamin D, karena vitamin ini dibutuhkan untuk penyerapan kalsium. (E. Mary Back, 1995)
F. Olahraga penting artinya bagi tulang pada usia tua Suatu keadaan yang tidak bisa kita hindari dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah meningkatnya usia, seringkali diabaikan bila seseorang mulai menua, maka segala sel-sel tubuhnya dapat dipastikan sedang mengalami proses degenerasi secara fisiologis. Proses umumnya ditandai dengan semakin menurunnya sel-sel tubuh untuk memperbaiki diri dari kerusakan dan efisiensi kerja yang berkurang dari kelenjarkelenjar tubuh. (Made Astawan, Mita wahyuni, 1988) Olahraga baik bagi tulang maupun aspek kesehatan lain. Tidak bergerak sama sekali mempercepat penurunan massa tulang, sementara olahraga menahan beban tubuh bisa meningkatkan massa tulang, terutama pada anak-anak dan remaja. Pada orang dewasa, olahraga dapat memperlambat penurunan massa tulang akibat usia serta
meningkatkan
kesehatan
secara
umum,
sehingga
mengurangi
risiko
osteoporosis. (Smith tony, 2002) Olahraga sangat besar pengaruhnya pada tulang-tulang. Tulang adalah jaringan yang hidup. Secara terus menerus sel tulang yang rusak diganti dengan yang baru. Bila aktifitas menurun, maka akan kehilangan kalsiumnya. Tarikan-tarikan otot pada tulang sangat penting agar tulang tetap sehat dan selalu terisi oleh kalsium. Olahraga adalah cara yang baik untuk menghindari kehilangan kalsium, yang berarti cara terbaik untuk menghindarkan dari osteoporosis. Penelitian menunjukkan bila tidak melakukan olahraga maka 1% mineral dalam kepadatan tulangnya akan hilang tetapi
bila otot dan tulang bergerak, tekanan yang diberikan akan menghasilkan tegangan listrik yang akan menambah mineral pada kepadatan tulang. (Sadoso. Sumosardjono, 1989)
G. Gangguan Metabolisme Kalsium. a.
Hiperkalsemia. Disebabkan karena kelebihan pemecahan tulang, baik hiperparatisordisme, karena
penyakit keganasan termasuk atau kadang-kadang karena imobilitas. Penyebab tersering adalah metastasis osteolitik di dalam tulang. Hiperkalsemia menyebabkan kelemahan otot gejala-gejala gastrointestinalis, giddiness,
haus
hebat
disertai
poliuria.
Hiperkalsemia
juga
menyebabkan
hiperkalsiuria dan sering menyebabkan kalkulus renalis. Hiperkalsemia berat membawa resiko bagi berhentinya jantung. (D.N Baron, 1995)
b. Hipokalsemia. Hal ini disebabkan oleh defisiensi masukan dan atau absorsi kalsium, karena hipoparatirodisme atau karena kehilangan berlebihan melalui ginjal pada kerusakan tubulus atau asidosis. Hipokalsemia merupakan bagian sindroma kegagalan ginjal kronika, kadang-kadang juga terlihat pada pankreatitis. Pada neonetus, hipokalsemia disebabkan oleh makanan yang tinggi fosfat yang mengikat kalsium di dalam usus. Hipokalsemia menyebabkan hipereksibilitas system syaraf, yang secara klinik bisa dipresentasikan sebagai konvulasi serta sebagai fase ball dan peresteria.
Aspek lain dari hipokalsemia dalam jangka lama adalah katarak, waktu koagulasi yang memanjang dan depresi mental. Hipokalsemia yang disertai dengan hipoproteinemia saja, bila kalsium yang terionisasi normal, menunjukkan kalau ada abnormalitas metabolik.(D. N Baron, 1995)
H. Pemeriksaan Kadar Kalsium Pada kalsium darah menggunakan Metoda O – cresolphthlein – complexon Prinsip : protein dari plasma atau serum diendapkan dengan buffer asam asetat dalam suasana panas. Kalsium yang bebas direaksikan dengan pereaksi warna dalam suasana basa, maka terbentuklah ikatan komplek Ca - O – Cresolphthalein komplexon yang berwarna ungu. Sedangkan pada kalsium urin menggunakan Metoda O – cresolphthlein – complexon Prinsip : urin diendapkan dengan buffer asam asetat dalam suasana panas. Kalsium yang bebas direaksikan dengan pereaksi warna dalam suasana basa, maka terbentuklah ikatan komplek Ca - O – Cresolphthalein komplexon yang berwarna ungu. Pada pemeriksaan kadar kalsium darah dan urine menggunakan metoda Ocresolphthalein komplexon secara photometri mempunyai keuntungan mudah dilakukan juga tidak memerlukan waktu banyak, sedangkan untuk hasilnya dapat dipercaya. Artinya pada metoda ini lebih cermat dan efisien dibandingkan dengan metoda yang lain. (Pusdiknakes, 1985)