5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Umum Anggrek Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar diseluruh dunia. Terdapat sekitar 25.000 jenis anggrek yang telah dideskripsikan Schuttleworth et.al, (dalam Djuita, 2004). Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera,
Kalimantan,
Sulawesi,
Irian Jaya,
dan pulau
lainnya
(Nurmaryam, 2011). 2.1.1 Morfologi Anggrek Keindahan plasma nutfah anggrek (famili Orchidaceae) sebagai salah satu tanaman hias yang banyak digemari terletak pada keindahan bunganya yang khas dan unik. Keindahan tersebut dapat dilihat dari bentuk bunganya yang beragam serta warna bunganya yang khas dan unik, serta perbedaan-perbedaan yang terletak pada buah, daun, batang, pseudobulb dan akar, dengan kriteria menurut Priandana, 2007 sebagai berikut : a. Bunga Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Bunga anggrek memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovary (bakal buah).
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
6
Berdasarkan tempat keluarnya bunga, jenis anggrek dapat dibedakan menjadi dua jenis (Nurmaryam 2011), yaitu: 1) Anggrek krante, anggrek yang tangkai bunga muncul dari ujung batang. Contoh: Arundia sp, Epidendrum sp. 2) Anggrek pleurante, anggrek yang tangkai bunga muncul dari samping batang. Contoh: Arachnis sp, Vanda sp, Dendrobium sp. Bunga anggrek memiliki bentuk yang beragam, serta warna bunganya yang khas dan unik dan perbedaan-perbedaan yang terletak pada buah, daun, batang, pseudobulb dan akar adalah sebagai berikut : 1) Mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap ke atas dinamakan sepal dorsal. 2) Mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak di bawah 3) Berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan. 4) Putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column. 5) Tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia. 6) Buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak. 7) Tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
7
Gambar 2.1 Bagian-bagian Bunga Anggrek (Sumber : Priandana, 2007)
Gambar 2.2 Bagian-bagian Bunga Anggrek (Sumber : Priandana, 2007) b. Buah Buah anggrek mengandung ribuan sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning sampai coklat. Pembiakan dengan biji lebih sukar dibandingkan
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
8
dengan cara-cara lainnya, karena biji anggrek sangat kecil dan mudah diterbangkan angin. Biji anggrek tidak mempunyai lembaga atau cadangan makanan, sehingga biji anggrek keadaannya tidak sempurna (Yahman, 2009). Bakal biji buah anggrek tenggelam atau berada di bawah kelopak bunga. Buah anggrek merupakan buah latera (septum) yang merupakan buah pada saat masak akan pecah pada bagian tengahnya, bukan pada bagian ujung atau pangkal buah. Pada buah terdapat biji dalam jumlah yang banyak (Priandana, 2007). c. Daun Bentuk daun bervariasi dari sempit memanjang sampai bulat panjang. Seperti pada umumnya tanaman monokotil, daun anggrek tidak mempunyai tulang daun yang berbentuk jala menyebar, tetapi tulang daunnya sejajar dengan helaian daun, tebal daun juga bervariasi dari tipis sampai tebal berdaging, daun melekat pada batang dengan kedudukan satu helai tiap buku dan berhadapan dengan daun pada buku berikutnya atau berpasangan, yaitu setiap buku terdapat dua helai daun yang berhadapan (Priandana, 2007). Susunan daun berselang seling atau berhadapan. Dilihat dari pertumbuhan daunnya, anggrek digolongkan menjadi dua kelompok (Darmono, 2003) sebagai berikut : 1) Evergreen (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu helaian-helaian daun tidak gugur secara serentak. 2) Deciduous (tipe gugur),
yaitu semua helaian-helaian daun gugur dan
tanaman mangalami masa istirahat.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
9
d. Batang Batang anggrek ada yang berbentuk tunggal dengan bagian ujung tumbuh lurus tidak terbatas. Pada pertumbuhan yang demikian disebut pertumbuhan monopodial. Pada jenis lain ditemui pola pertumbuhan yang simpodial, yaitu anggrek dengan pertumbuhan ujung batang terbatas. Berdasarkan pertumbuhan batang tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Monopodial, Anggrek monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung batang, pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari sisi batang diantara dua ketiak daun (Darmono, 2003). Contoh anggrek tipe monopodial : Arachnis sp, Renanthera sp, Vanda sp, Rynchostylis sp, Aerides sp. 2) Simpodial, Anggrek tipe simbodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru. Pada umumnya anggrek tipe simpodial bersifat epifit (Darmono, 2003). Anggrek yang pertumbuhan ujung batangnya terbatas pada ukuran tertentu. Contoh: Cattleya sp, Oncidium sp, Cymbidium sp, Dendrobium sp. e. Pseudobulb Pseudobulb adalah penebalan batang sekunder dengan satu atau lebih ruas, dimiliki oleh sebagian besar jenis anggrek epifit simpodial. Berfungsi sebagai penyimpanan bahan makanan dan air. Pseudobulb ini memiliki bermacam-macam bentuk bergantung pada habitat dan spesies dari tanaman anggrek (Priandana 2007).
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
10
f. Akar Yahman (2009) menyebutkan bahwa akar anggrek berbentuk silindris, berdaging, lunak dan mudah patah.
Bagian ujung akar meruncing, licin dan
sedikit lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperakperakan dan hanya bagian ujung akar saja berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang sudah tua akan berwarna coklat dan kering. 2.1.2 Keanekaragaman Jenis Anggrek Konsep keanekaragaman jenis (species diversity) berawal dari apa yang disebutkan sebagai keanekaragaman hayati (biodiversity). Dalam definisi yang luas keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman kehidupan dalam semua bentuk dan tingkatan organisasi, termasuk struktur, fungsi dan proses-proses ekologi disemua tingkatan. Semakin tinggi keanekaragaman hayati, dipercaya ekosistemnya akan semakin stabil karena keanekaragaman hayati menyangkut keragaman dan kelimpahan relative spesies. Keduanya menentukan kekuatan adaptasi dari populasi yang akan menjadi bagian dari interaksi spesies (Kodir, 2009). Menurut Soenartono, ketinggian mempengaruhi keanekaraman hayati. Pada dataran rendah keanekaragaman hayati lebih tinggi dibanding dengan dataran tinggi. Dengan semakin bertambahnya ketinggian, kelimpahan spesies akan berkurang secara bertahap. Ketinggian bersama faktor lain seperti iklim dan kesuburan tanah akan menentukan kekayaan spesies pada tinggat habitat. (Indrawan, 2007).
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
11
Berdasarkan keanekaragaman yang ada, anggrek merupakan jenis tanaman hias yang bisa dibedakan jenisnya berdasarkan tempat tumbuh (Darmono, 2003), sebagai berikut: a. Anggrek Epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang tanaman lain tanpa merugikan tanaman
inangnya. Anggrek ini
membutuhnkan naungan dari cahaya matahari. Contoh: Phalaenopsis sp. (anggrek bulan), Dendrobium sp dan Cattleya sp. b. Anggrek
Terestial,
anggrek
yang
hidup/tumbuh
di
tanah
dan
membutuhkan cahaya matahari langsung. Contoh: Renanthera sp, Aerides sp,
Rynchostylis
sp,
Vanda
sp,
dan
Arachnis
sp
(Anggrek
Kalajengking/Ketonggeng atau anggrek laba laba). c. Anggrek Litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan serta tahan terhadap cahaya matahari penuh dan hembusan angin kencang. Contoh: Cytopdium sp, Paphiopedilum sp dan Dendrobium phalaenopsis. d. Anggrek Saprofit, anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau kompos juga daun-daun kering serta membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh: Calanthe sp, Goodyera sp. 2.1.3 Karakteristik Bio-ekologis Anggrek Tumbuhan anggrek secara alami hidup menempel di pepohonan dan dahan pohon. Pohon merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk kehidupan anggrek. Pohon inang adalah salah satu kebutuhan mendasar untuk mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang baik bagi anggrek.
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
12
Sebagian anggrek sangat peka terhadap ketinggian tempat, dikarenakan perbedaan ketinggian tempat berarti perbedaan suhu udara. Dresseler (1982) dan Lestari (2003) dalam Priandana (2007) mengemukakan bahwa salah satu perbedaan cara hidup tumbuhan epifit dan terrestrial adalah dalam hal kebutuhan cahaya matahari. Jenis yang membutuhkan banyak cahaya akan tumbuh sebagai jenis epifit. Secara umum lingkungan dibagi menjadi faktor-faktor yang bersifat fisik dan biologis.
Faktor fisik atau abiotik, yaitu faktor-faktor lingkungan yang
bersifat non biologis seperti iklim (curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya), tanah dan kondisi fisiografi lingkungan. Faktor yang bersifat biologis atau biotik, yaitu organisme yang berpengaruh terhadap organisme lain contoh tumbuhan lain, satwa maupun manusia. Tumbuhan dapat tumbuh dengan berhasil bila lingkungan mampu menyediakan berbagai keperluan untuk pertumbuhan sesama daur hidupnya. Oleh karena sifat lingkungan tidak hanya bergantung pada kondisi fisik dan kimia tetapi juga karena kehadiran organisme lain faktor yang berperan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yakni iklim, tanah dan biotik (Parinding, 2007). Menurut Solvia (2005) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek dibagi berdasarkan factor biotik dan fisik, antara lain: a. Biotik 1) Serangga Manfaat serangga antara lain sebagai penyerbuk (pollinator) untuk semua jenis
tanaman.
Serangga
juga
berperan
sebagai
organisme
perombak
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
13
(dekomposer) yang mendegradasi kayu yang tumbang, ranting, daun yang jatuh, hewan yang mati dan sisa kotoran hewan. Jenis-jenis seperti rayap, semut, kumbang, kecoa hutan dan lalat akan merombak bahan organik menjadi bahan anorganik yang berfungsi untuk regenerasi dan penyubur tanaman. Serangga juga berperan sebagai pengendali fitofagus (serangga hama bagi tanaman), sehingga tercipta keseimbangan alam yang permanen di dalam ekosistem hutan. 2) Pohon Inang Pohon inang adalah salah satu kebutuhan mendasar untuk mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang baik bagi anggrek. Anggrek epifit umumnya tumbuh pada pangkal percabangan atau ranting-ranting dan pada pokok pohon hutan, pada bagian hidup atau mati dari pohon-pohon hutan (Priandana, 2007). Epifit merupakan semua tumbuhan yang menempel dan tumbuh pada tumbuhan lain untuk mendapat sinar matahari dan air. Epifit tidak bergantung pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan yang ditempeli, karena untuk mendapatkan unsur hara dari mineral-mineral yang terbawa oleh udara, air hujan, atau aliran batang dan cabang tumbuhan lain. Epifit mampu melakukan proses fotosintesis untuk pertumbuhan dirinya, sehingga bukan merupakan parasit. Keberadaan epifit tersebut sangat penting dalam ekosistem tumbuhan karena kadangkala tumbuhan epifit mampu menyediakan tempat tumbuh bagi semutsemut pohon (Indriyanto, 2006). 3) Pengaruh Manusia Anggrek memiliki manfaat utama anggrek sebagai tanaman hias karena bunga anggrek memiliki keindahan bentuk dan warnanya. Selain itu anggrek
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
14
bermanfaat sebagai ramuan obat-obatan, bahan campuran minyak wangi atau minyak rambut sehingga banyak masyarakat yang mengambil anggrek untuk keperluannya. b. Fisik 1) Ketinggian Tempat Ketinggian tempat merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman anggrek. Selain itu faktor lingkungan seperti suhu, cahaya matahari dan kelembaban juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggrek. Ketinggian tempat untuk setiap jenis anggrek tidak sama, beberapa anggrek dapat tumbuh baik di daerah dataran tinggi, tetapi jenis yang lain akan tumbuh dan berkembang subur di dataran rendah, tetapi ada beberapa
jenis
anggrek yang dapat tumbuh dan berbunga di daerah dataran rendah sampai medium. Tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ketinggian tempat untuk tumbuh optimal, yaitu: a) Anggrek yang tumbuh optimal di dataran rendah (0-500 m dpl). Contoh: Dendrobium sp, Vanda sp, Arachnis sp. b) Anggrek
yang
menyukai
ketinggian
500-700
m
dpl.
Contoh:
Phalaenopsis sp, Oncidium sp, Dendrobium sp. c) Anggrek yang hidup optimal di ketinggian > 700 m dpl. Contoh: Paphiopedilum sp, Cymbidium sp, Cattleya sp, Phaleonopsis sp. 2) Suhu udara
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
15
Kebutuhan suhu untuk setiap jenis anggrek tertentu juga berbeda. Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu yang tinggi menyebabkan proses metabolisme berlangsung cepat, sebaliknya pada suhu yang rendah proses metabolisme terjadi sangat lambat. Sessler (1978) dalam Solvia (2005) membagi tanaman anggrek ke dalam 3 golongan berdasarkan kebutuhan suhu : a) Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu 13 0 - 180C pada malam hari dan suhu siang hari antara 180 - 210 C (Cymbidium, Phalaenopsis). b) Anggrek tipe sedang, suhu malam hari 18 0 - 20 0 C dan siang hari 270 29 0C (Dendrobium, Cattleya, Oncidium). c) Anggrek tipe hangat, suhu malam hari 21 0 - 240 C, sedang siang hari 24030 0 C (Vanda, Arachnis, Renanthera). 2.2 Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami (UUD No 5, 1990). Cagar Alam Gunung Ambang merupakan salah satu kawasan konservasi di Sulawesi Utara yang tidak diragukan lagi menyimpan kekayaan flora dan fauna yang sangat beragam. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (Soedradjad, 2009), Cagar Alam Gunung Ambang termasuk hujan hutan tropis dengan iklim tipe A. Iklim tipe A merupakan tipe iklim yang sangat basah dengan curah hujan rata-rata 2.2023-2.688 mm/tahun (Basuki, 2011).
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
16
Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial dan Regosol dengan drainase yang baik dan terletak jauh dari pantai Santoso dalam Indriyanto, (2006). Gunung Ambang merupakan salah satu kawasan konservasi di Pulau Sulawesi bagian Utara yang berbatasan dengan Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di sebelah Utara, Kecamatan Modayag di sebelah Selatan, di sebelah Timur dengan Kecamatan Passi Timur, Modoinding dan Tompaso Baru dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Poopoh dan Manembo. Kawasan ini ditetapkan menjadi cagar alam berdasarkan Surat Keputusan SK. Menhutbun No. 452/Kpts-II/1999 dengan luas18.765,4 Ha, dengan curah hujan rata-rata 2.023 - 2.688 mm/tahun (Basuki, 2011).
You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)