BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di dunia adalah sepakbola. Sucipto (2000: 7) berpendapat sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dan dimainkan oleh dua kesebelasan yang berlawanan, yang masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Pendapat lain mengenai sepakbola juga dikemukakan oleh Sukatamsi (2001: 1.3) mendefinisikan secara jelas sebagai berikut: sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-msing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir semua permainan dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas mengunakan anggota badannya, dengan kaki maupun tangannya. Teknik dasar yang dikemukakan oleh Komarudin (2005: 38) mengenai teknik dasar sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Teknik badan (teknik tanpa bola). Teknik badan adalah cara pemain menguasai gerak tubuhnya dalam permainan, dalam hal ini menyangkut cara lari, cara melompat, dan
1
gerak tipu badan. (2) Teknik gerakan dengan bola. Teknik gerakan dengan bola dibagi menjadi tujuh bagian yaitu: kontrol bola (ball conctrol), menggiring bola (dribbling), menendang bola (passing), menyundul bola (heading), merebut bola (sliding tackle), lemparan ke dalam (throw-in), penjaga gawang (goal keeper). Salah satu syarat untuk dapat bermain sepakbola dengan baik adalah pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik karena pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Olahraga ini banyak diminati oleh semua kalangan, tidak hanya laki-laki tetapi juga oleh perempuan, baik dewasa maupun anak-anak hal ini dikarenakan sepakbola mempunyai daya tarik tersendiri, selain menjadi hobi olahraga ini juga dapat melatih kekompakan dan kerjasama dalam tim. Di indonesia sendiri sepakbola sudah sangat populer hal itu dapat dilihat dari banyaknya klub-klub amatir hingga profesional dan juga sekolah sepakbola (SSB), yang sudah menyebar di lapisan masarakat. Tidak hanya di kalangan masarakat saja tetapi sepakbola sudah diterapkan di tingkat pendidikan di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat, SD, SMP dan SMA dengan cara mengadakan ekstrakurikuler atau kegiatan tambahan di luar jam sekolah. Hal tersebut dilakukan agar dapat memperkaya dan memperluas pengetahuan serta kemamampuan siswa. Dalam bidang olahraga khususnya di bidang sepakbola, kegiatan ekstrakurikuler sendiri merupakan salah satu upaya pembinaan pada siswa dalam bentuk-bentuk latihan khusus serta 2
melaksanakan pertandingan sesuai dengan tingkat pendidikan. Sehingga setiap tingkat
pendidikan
diwajibkan
untuk
menyelengarakan
kegiatan
ekstrakurikuler. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tempel kabupaten Sleman merupakan salah satu tingkat pendidikan yang menyelengarakan kegiatan ekstrakurikuler. Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MTs (Madrasah Tsanawiyah)
Negeri Tempel kabupaten Sleman diantaranya.
Sepakbola, bolavoli, bolabasket, dan sepaktakraw. Dari sekian banyak kegiatan ekstrakurikuler di MTs ( MadrasahTsanawiyah) Negeri Tempel siswa lebih berminat pada ekstrakurikuler sepakbola. Akan tetapi kegiatan ekstrakurikuler sepakbola mengalami banyak kendala
antara lain, siswa
kurang memahami cara yang benar dalam permainan sepakbola, terutama dalam menghentikan bola, mengoper bola dan menggiring bola. Kendala lain yang mempengaruhi prestasi sepakbola di MTs (Madrasah Tsanawiyah) Negeri Tempel yaitu kurangnya jam latihan yang menyebabkan kondisi fisik dan daya tahan tubuh lemah atau tidak setabil saat bermain. Hal ini terlihat saat dilakukannya tes pengambilan data yang menunjukkan siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola terlihat kelelahan saat melewati dua kali pancang besi. Kegiatan ekstrakurikuler Sepakbola di MTs (Madrasah Tsanawiyah) N Tempel dilaksanakan dua kali dalam seminggu dan setiap pertemuan hanya dua jam saja. Siswa juga kurang memahami posisi sehinga kurangya koordinasi dalam tim saat bertanding, begitu juga dengan pemain 3
depan dan tengah. Menurut Agus Salim (2008: 42), pemain depan atau pemain penyerang (striker) mempunyai tugas untuk mencetak gol (goalgetter), sedangkan Menurut Agus Salim (2008: 41), pemain tengah (midfielder) atau sering sekali disebut dengan pemain gelandang ini bertugas sebagai penghubung antara barisan pemain belakang dengan pemain penyerang. Pemain tengah juga memiliki tugas dan fungsi sebagai penyambung bola dari bek untuk di arahkan ke penyerang, sehingga pemain tengah memiliki ruang yang lebih besar untuk melakukan dribbling bola. Pemain tengah lebih di fokuskan untuk penghubung antara pemain depan dan belakang atau sebagai pengatur irama dalam suatu tim saat bertanding. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perbedaan kemampuan mengiring bola antara pemain depan dengan pemain tengah pada siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di MTs (Madrasah Tsanawiyah) Negeri Tempel. B. Identifikasi Masalah Pemasalahan dalam sepakbola sangat kompleks. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang saling terkait. Adapun masalah yang terkait adalah sebagai berikut: 1.
Kurangnya pemahaman dan penguasanan siswa terhadap teknik dasar sepakbola, seperti menghentikan bola, mengoper bola, dan menggiring bola.
4
2.
Kurangnya jam latihan yang menyebabkan kondisi fisik dan daya tahan tubuh lemah.
3.
Kurangnya pemahaman siswa terhadap posisi sebagai pemain depan dan tengah.
4.
Kurannya tigkat konsistensi kehadiaran siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola.
5.
Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola
6.
Perbedaan kemampuan menggiring bola antara pemain depan dengan pemain tengah pada siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di MTs (Madrasah Tsanawiyah) Negeri Tempel.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti dalam penelitian ini hanya membatasi satu masalah mengenai ” Perbedaan Kemampuan Menggiring Bola antara Pemain Depan dengan Pemain Tengah pada Siswa Peserta yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola Di MTs Negeri Tempel”. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Apakah ada perbedaan kemampuan menggiring bola antara pemain depan dengan pemain tengah pada siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di MTs Negeri Tempel”. 5
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan menggiring bola yang dimiliki oleh pemain depan dengan pemain tengah pada siswa peserta ekstrakurikuler sepakbola di MTs (Madrasah
Tsanawiyah) Negeri Tempel. F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoretis a. Dapat membuktikan secara ilmiah bahwa ada perbedaan kemampuan dribling pemian depan dan pemain tengah dalam permainan sepakbola. b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain sejenis untuk mengupas lebih jauh tentang perbedaan kemampuan dribling pemian depan dan tengah dalam permainan sepakbola. 2. Secara Praktis a. Bagi guru olahraga atau pelatih dapat digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mengetahui dan menyusun program latihan sehingga waktu latihan akan lebih efektif dan efisien sehingga pencapaian prestasi akan lebih baik. b. Bagi siswa dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui seberapa kemampuan dribling mereka dalam permainan sepakbola. c. Bagi lembaga atau intansi yaitu untuk khasanah pengetahuan ilmu dan teori sehingga dapat menambah kelengkapan ilmu dan teori yang telah ada sebelumnya.
6
d. Peneliti
sendiri,
dijadikan
tambahan
referansi
serta
meningkatkan SDM dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
7
untuk