BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Bola Basket a. Sejarah Bola Basket Olahraga Bola Basket pertama kali dikenalkan di Negara Amerika Serikat, dari sebuah sekolah pelatihan fisik yakni di YMCA (Young Men’s Cristian Association). Dr Luther Gullick Pembina olahraga pada Sekolah Pendidikan Jasmani YMCA di Spriengfield, Massachusetts, Amerika Serikat, menyadari timbulnya gejala-gejala semakin merosotnya jumlah peserta yang mengikuti berbagai latihan, disamping itu kebutuhan yang mendesak dengan datangnya musim dingin. Atas dasar itulah semakin dirasakan sebagai dorongan untuk merancang suatu jenis permainan yang baru, yang dapat dimainkan diruangan tertutup pada waktu sore hari dan terutama pada waktu musim dingin. Gagasan awal Naismith ialah permainan yang hendak diciptakan itu harus menarik, mudah dipelajari, tidak ada unsure menendang atau menjegal, serta harus menghilangkan gawang sebagai sasaran tembakan. Sebab unsur terakhir ini akan merangsang timbulnya unsur penggunaan kekuatan. Untuk menjinakkan atau mengganti gerakan bola, sebagai pengganti lari dengan bola seperti dalam permainan rugby, maka gerakan bola hanya dilakukan dengan mengoper atau mendribel. Untuk menjinakkan tembakan kearah sasaran yang merupakan puncak kegairahan, maka sasaran pun harus lebih sempit atau kecil dan terletak diatas
para pemain. Dengan demikian bukan unsur kekuatan yang menonjol, tetapi unsur ketepatan tembakan, kecepatan dan kelincahan. Dalam memulai bekerja, Naismith menggunakan bola yang lazimnya dipakai dalam permainan sepak bola. Dengan bola tersebut ia mencoba apakah gagasan itu dapat dipraktekkan. Pada tahun 1981, Naismith mulai menentukan sasaran berbentuk keranjang yang berlubang di bagian bawah. Dari asal keranjang inilah nama bola basket yang diciptakan oleh Naismith yang sekarang terkenal di seluruh dunia. Selanjutnya pokok-pokok pikiran yang selama ini hanya merupakan gagasan, dituangkan dalam bentuk permainan yang meliputi 13 pasal. Dari 13 pasal tersebut, 12 pasal diantaranya menjadi inti peraturan bola basket modern sampai saat ini. Peraturan permainan baru tersebut kemudian dicobanya. Karena dalam kelas ada 18 murid, ia membaginya menjadi 2 regu, masing-masing terdiri dari 9 orang. Lahirlah permainan baru yang sengaja diciptakan untuk mengatasi kebosanan. Peraturan bola basket dibuat pada tanggal 15 Januari 1892 yang meliputi 13 pasal, dan ditulis oleh Dr. James A. Naismith. Dua tahun kemudian, Naismith memutuskan bahwa jumlah yang terbaik untuk satu regu adalah 5 orang. Pada mulanya gol-gol yang sah hanyalah gol yang terjadi pada saat permainan berlangsung. Setiap gol di hargai nilai 3. Kemudian, Pada tahun 1893 ditetapkan untuk memberi nilai dari setiap kesalahan yang dibuat oleh lawan. Regu yang membuat kesalahan harus menerima lemparan bebas dari jarak 6,0 meter (20 kaki) didepan keranjang. Lemparan bebas atau lemparan hukuman yang berhasil, mendapat 1 nilai.
Semula bola yang dipakai adalah bola yang biasa digunakan dalam permainan sepak bola, kemudian pada tahun 1984 diganti dengan bola yang khusus dibuat dan dipakai dalam permainan bola basket. Keranjang yang digunakan sebagai sasaran, pada tahun 1906 diganti bentuknya sampai dengan sampai atau ring yang seperti sekarang ini dipakai. Papan pantul atau “back board” yang selalu dibuat dari jaring kawat, kemudian dibuat dari papan kayu dan sekarang dibuat dari plastik tembus pandang, yang memungkinkan para penonton yang duduk dibelakang papan pantul tetap dapat melihatnya. Spriengfied dengan YMCA-nya sebagai pencetus permainan bola basket, juga menentukan peraturan permainan pada dua tahun permulaan. Kemudian YMCA bekerja sama dengan perkumpulan Olahraga Amerika Serikat yang pada tahun 1915 bekerja sama pula dalam penyempurnaan peraturan. Selama itu tetap saja ada berbagai macam atau variasi peraturan permainan. Di Amerika Serikat, baru pada tahun 1934 peraturan permainan bola basket dapat dibekukan. Pada tahun 1892 perkembangannya meluas ke berbagai Negara bagian Amerika Serikat, terutama di kalangan sekolah, karena bola basket menjadi salah satu mata pelajaran. Di masyarakat luar sekolah pun bola basket banyak penggemarnya. (Dinata 2006 : 1-4) Pada tahun 1897, kejuaraan Bola Basket pertama diadakan di Amerika Serikat oleh NAAU (National Amateur Athletic Union). Pada tahun 1932, terbentuk organisasi amatir Bola Basket dunia di Jenewa, Swiss dengan nama FIBA (Federation Internationale de Basketball Amateur). Dalam pembentukan tersebut hadir beberapa utusan dari Swiss, Yunani, Argentina, Portugal, Rumania, Cekoslovakia, Presiden FIBA pertama
adalah Prof. Leon Bouffard, sementara Sekretaris Jenderal FIBA adalah Dr. William Jones. (Ahmadi, 2007 : 4). b. Perkembangan Bola Basket di Indonesia Di Indonesia permainan Bola Basket mengalami perkembangan pada tahun 1930, yaitu dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan Bola Basket di Kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Permainan Bola Basket mulai di kenal oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia, khususnya pelajar-pelajar di kota perjuangan dan pusat pemerintahan seperti
Yogyakarta,
Solo,
setelah
Proklamasi
RI.
Bersama
dengan
diselenggarakannya PON 1 pada tanggal 9 September 1984 di Solo, Bola Basket termasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dan diikuti oleh beberapa regu peserta, antara lain PORI Solo dan Yogyakarta. Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia pada tahun 1951 mengusulkan suatu gagasan kepada Tonny Wend an Wim Latumeten supaya dibentuk organisasi Bola Basket Indonesia, dan akhirnya atas Prakarsa kedua tokoh ini, pada tanggal 23 Oktober 1951 terbentuklah Organisasi Bola Basket Indonesia dengan nama “Persatuan Basketball Seluruh Indonesia” disingkat “PERBASI”. Pada
tahun
1955
namanya
diubah
dan
disesuaikan
dengan
pembendaharaan Bahasa Indonesia, menjadi “Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia” dengan singkatan yang sama, yaitu “PERBASI”. Selaku ketua ialah Wim Latumeten. Sejak PERBASI terbentuk pada tahun 1951, banyak dilakukan berbagai kegiatan yang sifatnya Nasional, Regional, dan Internasional baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri.
Terbentuknya
PERBASI
dapat
membina
dan
mengembangkan
perbolabasketan di Indonesia dalam menghadapi berbagai hambatan terutama yang datang dari perkumpulan Tionghoa, yang ketika itu mereka telah mempunyai perkumpulan Bola Basket sendiri dan tidak bersedia untuk bergabung dengan PERBASI. Pada tahun 1953 PERBASI telah diterima menjadi anggota FIBA dan pada tahun 1954, yaitu pada waktu Asian Games di Manila, untuk pertama kalinya PERBASI mengirim regunya bermain di Luar Negeri. Pada tahun 1982 diselenggarakan Kompetisi Bola Basket Utama yang disingkat KOBATAMA yang diikuti oleh perkumpulan-perkumpulan Bola Basket terkemuka di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Kegiatan KOBATAMA ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi Bola Basket melalui pembinaan dan latihan serta pertandingan yang teratur dan terus-menerus sepanjang waktu. (Dinata, 2006 : 10-11) 2.1.2 Hakikat Permainan Bola Basket Bola Basket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa olahraga Basket adalah
olahraga
menyenangkan,
kompetitif,
mendidik,
menghibur,
dan
menyehatkan. Keterampilan-keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan dribel, dan rebound, serta kerja tim untuk meyerang atau bertahan, adalah persyaratan agar berhasil dalam memainkan olahraga ini. (Olive, 2007 : 11) Bola Basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tanga. Bola boleh dioper (dilempar), boleh dipantulkan
ke lantai baik ditempat atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola ke ring lawan (Sodikun dalam Subarkah, 2005 : 15). Olahraga Bola Basket merupakan jenis olahraga yang akhir-akhir ini begitu cepat perkembangannya dan banyak menarik perhatian dalam kehidupan manusia, khususnya kaum remaja. Proses dan perkembangan yang sangat cepat ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Permainnya sederhana sehingga mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna. b. Tidak memerlukan banyak pemain. Dalam permainan, setiap regu hanya butuh 5 pemain. c. Tempat bermain dapat dilakukan dimana saja, seperti di dalam ruang tertutup (di dalam gedung) dengan peralatan yang relative murah. Bahkan permainan ini pun dapat dilakukan di halaman rumah dengan memasang satu ring basket di tembok garasi, menggunakan peraturan yang dimodifikasi. d. Permainan olahraga Basket juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan yang baik (disiplin) dalam rangka pembentukan kerja sama tim. Aspek latihan serius ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di masyarakat. Selain itu, permainan ini juga bermanfaat bagi penanaman sikap disiplin, sportifitas, dan semangat juang yang nantinya akan sangat berguna dalam kehidupan. e. Permainan Bola Basket menyuguhkan kepada para penonton banyak hal seperti dribbling sembari meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang bervariasi, terobosan yang fantastis, gerakan yang penuh tipu daya, dan silih bergantinya gol-gol indah dari regu yang bertanding.
f. Adanya dukungan moril dan materil dari para pemegang kebijakan melalui intitusi yang ada. Beberapa hal tersebut dapat menjadikan olahraga permainan bola basket tumbuh dan berkembang di masyarakat. (Ahmadi, 2007 : 2) 2.1.3 Peraturan dan Peralatan Permainan Bola Basket Peraturan-peraturan bola basket dibuat untuk para pelatih, pemain, petugas, dan lain-lain dengan tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Hal ini harus dimengerti bahwa semata-mata permainan Bola Basket dilakukan hanya untuk kepentingan kesehatan. Peraturan permainan yang berlaku ialah peraturan permainan yang dikeluarkan oleh FIBA dan juga disyahkan oleh PERBASI. (Dinata, 2006 : 16) Bola Basket di mainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 5 pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola kedalam keranjang regu lawan, dan cegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/score. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan. Selanjutnya bidang III PB PERBASI (2008 : 96) menjelaskan peraturan 3 detik, 8 detik dan 24 detik sebagai berikut : 1) Peraturan 3 detik Seorang pemain tidak boleh berada dalam daerah terlarang lawan lebih dari 3 detik, disaat timnya sedang menguasai bola di daerah lawan dan jam permainan sedang berjalan. 2) Peraturan 8 detik
Tim yang menguasai bola di backcour harus membawa bola ke front cour dalam waktu 8 detik. Namun bila dalam 8 detik ini bola keluar lapangan karena lawan, maka 8 detik akan dihitung dari waktu terjadinya gangguan. 3) Peraturan 24 detik Pelanggaran terjadi bila ketika tembakan kekeranjang dilakukan mendekati waktu 24 detik dan sinyal berbunyi saat bola melayang di udara dan tidak berhasil masuk. Namun, pelanggaran ini tidak dianggap bila lawan segera mendapatkan dan menguasai bola. Bola standar yang dapat dipakai dalam permainan ini harus memiliki syarat sebagai berikut : a. Bola terbuat dari kulit, karet, atau bahan sintesis lainnya b. Bola ukuran 7 (keliling lingkaran 749-780 mm dan berat 567-650 gram) untuk putra dan bola ukuran 6 (keliling lingkaran 724-737 mm dan berat 510-567 gram) untuk putri. Dalam permainan yang sebenarnya atau pertandingan resmi, permainan Bola Basket dilakukan di sebuah lapngan empat persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut : 1. Panjang garis samping lapngan 28 meter 2. Lebar lapangan 15 meter 3. Garis tengah lingkaran di tengah lapangan 3,6 meter 4. Tinggi ring basket 2,75 m 5. Diameter ring basket 0,45 m 6. Ukuran papan pantul panjang x lebar : 1,80 m x 1,20 m.
Pakaian pemain Bola Basket dapat dijumpai dalam berbagi warna dan model, sebaiknya pakaian tersebut tidak terlalu sempit dan tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu pendek untuk celananya. Bahan pakaian sebaiknya terbuat dari katun sehingga dapat memperlancar penguapan keringat. Yang paling penting dalam pakaian tersebut adalah tidak menggagu gerakan, tidak mendatangkan gangguan, serta nyaman dan enak dipakai. Sepatu merupakan unsur terpenting dalam permainan bola basket. Kenakan sepatu yang sesuai dan cocok untuk permukaan lapangan yang digunakan. Jangan menggunakan sepatu yang terlalu pas atau kekecilan, karena kakai akan mengembang pada saat beraktifitas dan terkena panas tubuh. Gunakan sol sepatu tipe lunak/ lembut untuk lapangan di dalam ruangan yang menggunakan karpet, dan gunakan sol sepatu agak kasar/keras untuk lapangan di luar gedung. 2.1.4 Teknik Dasar Bola Basket Dalam permainan Bola Basket memiliki teknik dasar yang wajib dikuasai oleh seorang pemain. Teknik dasar tersebut antara lain : 1) Teknik Dasar mengopor Bola a) Mengoper bola setinggi dada (chest pass) Mengopor bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan Bola Basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek. Mengopor bola ini dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan dan kecermatan. b) Mengoper bola dari atas kepala (overhead pass)
Lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Leparan ini biasanya di gunakan untuk lemparan cepat c) Mengoper bola pantulan (bounce pass) Operan pantulan dengan kedua tangan dilakukan dalam posisi bola di depan dada. Operan ini baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan disamping kiri dan kanan lawan dan teman sudah siap menerimanya di belakang lawan. 2) Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribble) Menggiring bola adalah membawa lari bola kesegala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Kegunaan menggiring bola adalah mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, atau memperlambat tempo permainan. Bentukbentuk menggiring bola yang sering dilakukan antara lain : (1) Menggiring bola tinggi (2) Menggiring bola rendah 3) Teknik dasar menembak (shooting) Usaha memasukkan bola keranjang di istilahkan dengan menembak, yang dapat dilakukan dengan satu tanganm dua tangn, da lay - up. Tembakan lay - up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket yang di dahului dengan gerak dua langkah. Tembakkan ini disebut dengan gaya tembakan langkah tiga.
2.1.5 Hakikat Overhead Pass
Overhead Pass yang sering disebut sebagai operan di atas kepala yang umum dilakukan ketika anda dijaga ketat dan harus melewati lawan. Cara melakukan overan ini adalah memegang bola diatas kepala. Posisi awal ibu jari menghadap ke belakang, operan ini juga sangat berguna untuk operan cepat. Adapun teknik melakukan operan ini adalah sebagai berikut : 1) Bola dipegang sesuai dengan cara memegang bola basket 2) Pertahankan posisi siku setinggi kepala 3) Sikap kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku 4) Arah operan minimal setinggi kepala.
Menurut Oliver (2007 : 38) mengatakan bahwa operan ini evektif digunakan ketika kamu harus mengumpan bola keseorang rekan melewati kepala pemain pertahan. Untuk melakukan umpan atas kepala (overhead pass). Operan ini juga sangat bermanfaat untuk operan cepat. Teknik gerakan untuk melakukan operan ini adalah sebagai berikut : 1. Letakkan kedua tanganmu di kedua sisi bola 2. Posisikan bola di belakang kepalamu 3. Gerakkan lenganmu kearah sasaran, dengan melakukan gerak maju yang cepat
4. Ketika lenganmu bergerak maju kearah sasaran, lecutkan pergelangan tanganmu dan lepaskan bola. 5. Jarak kedua kaki seenak-enaknya, artinya tidak perlu rapat dan tidak perlu jarang/lebar dengan tidak kehilangan keseimbangan badan. 6. Bersamaan dengan irama gerak pelepasan berat badan dipindahkan ke depan. 2.1.6 Hakikat Latihan Latihan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas fisik anak. Proses berlatih memerlukan berbagai pengetahuan pendukung agar latihan berhasil sesuai dengan yang kita harapkan. Pengetahuan pendukung tersebut menurut (Bompa dalam Sukadiyanto 2002 : 21). Dalam melakukan aktifitas tersebut juga melibatkan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-parum otot, kelincahan, kelentukan, dan masih banyak yang digunakan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dari masing-masing jenis aktifitas masing-masing jenis aktifitas yang dilakukan. Banyak orang yang berlatih tapi sebenarnya mereka tak berlatih. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka tidak memahami pengertian latihan yang sebenarnya. Berdasarkan ciri-ciri yang benar, maka dapat dikemukakan definisi : latihan atau training adalah suatu proses latihan yang sistematis dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah”Harsono, (2005 :43). Tujuan utama dari latihan atau training seperti pada umumnya adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin. Fungsi latihan adalah agar tubuh mampu menggerakan
tenaga untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan latihan organ-organ tubuh vital seperti otot-otot, jantung, paru, serta pusat susunan syaraf akan mengalami perubahan sehingga prestasi akan meningkat. Prinsip latihan adalah landasan konseptual yang merupakan suatu acuan. Latihan merupakan proses yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu. Jadi prinsip latihan merupakan konseptual sebagai acuan untuk merancang, melaksanakan, dan mengendalikan suatu proses berlatih. 2.1.7 Hakikat Latihan Sit - Up Untuk melakukan Sit - up yang benar mula-mula posisi terbaring diatas lantai dengan kedua tangan lurus disamping tubuh atau belakang kepala anda. Perlahan-lahan angkatlah kepala anda ke atas. “Angkat punggung anda perlahanlahan sehingga membuat ruas tulang belakang anda terangkat satu persatu”, tahan posisi anda ketika di atas selama 2 detik, jika kekuatan anda telah meningkat, anda dapat coba selama 5 detik.
Gambar 1 Sikap Sit - Up Sumber : Anonim diakses tanggal 12/02/2012 dari http://www.fitness-central.com
2.2 Kerangka Berpikir Dalam cabang permainan bola basket untuk memperoleh prestasi yang gemilang, lebij memperhatikan kemmapuan teknik dasar dalam bermain, untuk itu setiap tenaga pengajar atau pelatih harus benar-benar mampu mengajar dan melatih langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan teknik dasar bermain dalam cabang permainan bola basket secara baik dan benar. Salah satu teknik dasar bermain bola basket yaitu operan diatas kepala (Overhead Pass). Maka melalui penerapan latihan Sit - Up yang dilaksanakan dengan sebaikbaiknya oleh pelatih maupun pengajar, diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan operan diatas kepala (Overhead Pass). 2.3 Hipotesis 2.3.1 Hipotesis Menurut Praktinya (2010 : 75) hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuj membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Hipoteis kerja dari penelitian ini adalah “ Terdapat Pengaruh Latihan Sit Up Terhadap Kemampuan Operan Diatas Kepala (Overhead Pass) dalam Permainan Bola Basket pada Siswa SMP Negeri 7 Kota Gorontalo “. 2.3.2 Hipitesis Statistik Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H0
: µ1
= µ2
H1
: µ1
≠ µ2
Dimana : H0
= Tidak terdapat pengaruh latihan Sit - Up terhadap kemampuan operan diatas kepala (Overhead Pass) dalam permainan Bola Basket pada Siswa SMP Negeri 7 Kota Gorontalo.
H1
= Terdapat pengaruh latihan Sit - Up terhadap kemampuan operan diatas kepala (Overhead Pass) dalam permainan Bola Basket pada Siswa SMP Negeri 7 Kota Gorontalo.