BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Samsudin, ( 2008:2 ) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan 7
belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Ateng 1993, (http://www.rancahbetah) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Pendidikan jasmani di sekolah dasar mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait langsung dengan karakteristik anak-anak dari berbagai usia. Dilihat dari tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar, sedikitnya terlibat 3 tahapan, yaitu: a. tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal (antara usia 5 – 7 tahun); b. tahapan masa kanak-kanak akhir (middle childhood); dan c. tahapan awal dari pra-adolesen (yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau ratarata usia 10 tahun) Demikian juga dalam perkembangan motorik dan keterampilan. Anak-anak usia sekolah dasar mengalami masa-masa perkembangan motorik dan keterampilan yang berbeda-beda. Pada usia-usia 5 – 8 tahun, anak mulai berurusan dengan kemampuan pengelolaan tubuhnya dan keterampilan dasar seperti keterampilan berpindah tempat (locomotor), gerak statis di tempat (non-locomotor) dan gerak memakai anggota badan (manipulative). Pada usia di atasnya, anak-anak mulai matang menguasai keterampilan khusus, dari mulai keterampilan manipulatif lanjutan, hingga kegiatan-kegiatan berirama dan permainan, senam, kegiatan di air, dan kegiatan untuk pembinaan 8
kebugaran jasmani. Dalam beberapa cabang olahraga, pentahapan pencapaian keterampilan tingkat tinggi pun sudah dapat mulai dilaksanakan di kelas-kelas akhir sekolah dasar, misalnya senam, loncat indah, dan renang (Asian, 2004:3). Samsudin, (2008:142) Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi: permainan dan olahraga, aktifitas pengembangan, aktifitas senam, aktifitas ritmik, aktifitas air, pendidikan luar kelas, kesehatan. Wen Gayo, (www blogspot. com 10-1-2012) secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah dasar mencakup sebagai berikut : 1) memenuhi kebutuhan anak akan gerak, 2) mengenalkan anak pada lingkungan dan potensinya, 3) menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna, 4) menyalurkan energy yang berlebihan, 5) merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional. 2.1.2 Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Samsudin, ( 2008 : 3) mengemukakan tujuan pendidikan jasmani yaitu: a) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. b) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. c) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani. d) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 9
e) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (akivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education). f) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. g) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. h) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. i) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Arin, 2011 (www wordpress.com 10:1:12) mengemukakan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar: 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis 10
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. 2.1.3 Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Kurikulum di Indonesia telah banyak mengalami perubahan. Kurikulum yang terakhir dan masih digunakan hingga saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada dasarnya kurikulum disusun dengan memperhitungkan berbagai asumsi kepercayaan serta nilai-nilai yang diyakini bermanfaat untuk diberikan kepada para siswa. Kurikulum biasanya memuat tentang standar isi dan materi pokok. Depdiknas (2004:53) materi pokok program pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar sesuai kurikulum, terdiri dari berbagai aktivitas jasmani, seperti (1) aktivitas permainan dan olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) aktivitas uji diri, (4) aktivitas ritmik (seni gerak), (5) aktivitas air, (6) aktivitas fisik di alam terbuka/bebas.
11
Tabel 2.1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV, V, dan VI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Mempraktekkan gerak dasar 1.1 Mempraktikkan gerak dasar dalam permainan sederhana dan permainan bola kecil sederhana dengan olahraga dan nilai-nilai yang peraturan yang dimodifikasi, serta nilai terkandung di dalamnya kerjasama tim, sportivitas, dan kejujuran**) 1.2 Mempraktikkan gerak dasar atletik sederhana, serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin**) 1.3. Mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran**) 2. Mempraktikkan latihan untuk 2.1 Mempraktikkan aktivitas permainan meningkatkan kebugaran dan sederhana untuk melatih daya tahan nilai-nilai yang terkandung di dan kekuatan otot, serta nilai kerja dalamnya keras, dan disiplin 2.2 Mempraktikkan aktivitas permainan untuk melatih kelenturan dan koordinasi, serta nilai kerja keras, dan disiplin 3. Mempraktikkan berbagai bentuk 3.1 Mempraktikkan kombinasi gerak senam latihan senam lantai yang lebih lantai tanpa alat dengan memperhatikan kompleks dan nilai-nilai yang faktor keselamatan, dan nilai disiplin serta terkandung di dalamnya keberanian 3.2 Mempraktikkan kombinasi gerak senam lantai dengan alat dengan memperhatikan faktor keselamatan, dan nilai disiplin serta keberanian 4. Mempraktikkan keterampilan 4.1 Mempraktikkan gerak ritmik gerak ritmik terstruktur secara diorientasikan pada arah, ruang dan beregu tanpa dan dengan waktu secara beregu menggunakan menggunakan musik dan nilaimusik,serta nilai estetika nilai yang terkandung 4.2 Mempraktikkan keterampilan gerak didalamnya ritmik terstruktur secara beregu tanpa menggunakan musik, serta nilai estetika 5. Menerapkan budaya hidup sehat 5.1 Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah 5.2 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
12
Dalam KTSP (2006) dikemukakan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalu muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan local yang relevan. 2.2
Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Http://Massofa.Wordpress.Com/ (2008) menjelaskan karakteristik anak usia
sekolah dasar sebagai berikut. 1. Pertumbuhan fisik atau jasmani a) Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. b) Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. 13
c) Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak. d) Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana. 2. Perkembangan intelektual dan emosional a) Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. b) Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. c) Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak 14
dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. d) Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak. e) Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak. f)
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan 15
lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat. 2.3 Permainan Bola Voli pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi besar untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat tercapai, jika materi-materi dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan diajarkan dengan baik dan benar. Permainan bola besar merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang jika dilakukan akan dapat menghasilkan keterampilan gerak. Permainan bola voli adalah jenis permainan bola besar. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan teknik permainan, yakni: (1) Servis, (2) Passing, (3) Smash, (4) Bloking. Permainan bola voli dapat digunakan pada mata pelajaran pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar. Karena dengan anak melakukan teknik-teknik dasar dalam
permainan
bola
voli,
berati
mereka
diberikan
kesempatan
untuk
mengembangkan keterampilan gerak. Keterampilan gerak yang dimaksud adalah keterampilan gerak fundamental atau keterampilan gerak dasar.
16
2.4 2.4.1
Pentingnya Modifikasi Peralatan dan Peraturan Permainan Bola Voli Modifikasi Permainan Bola Voli pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Muhajir (dalam Mile 2006:13) mengemukakan pengertian permainan voli
sebagai suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak balik di atas jaring/net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Memvoli dan memantulkan bola di udara dapat mempergunakan bagian tubuh mana saja asalkan perkenaannya harus sempurna ( tidak double/ganda ). Permainan voli dimaikan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain inti. Permainan bola voli merupakan salah satu jenis permainan bola besar yang dapat digunakan pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Namun, permainan bola voli pada mata pelajaran harus dimodifikasi, baik prasarana, sarana (alat dan fasilitas), dan peraturan permainan. Selain itu perlunya modifikasi permainan bola voli dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan disebabkan oleh siswa yang secara fisik dan emosional belum matang jika dibandingkan dengan orang dewasa. Beberapa kasus yang tidak tepat dan tidak diharapkan dalam pendidikan jasmani oleh siswa yaitu: menggunakan alat-alat dan peraturan orang dewasa. Dengan adanya modifikasi alat-alat dan peraturan memungkinkan siswa lebih cepat mengembangkan kekuatan secara baik. Sebab setiap partisipasinya mendorong untuk bekerja sama dan merasa senang.
17
Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan. Lutan, 1998 (dalam Samsudin 2008:72) mengemukakan tujuannya, yakni: (1) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, (2) meningkatkan kemungkinkan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan (3) siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Berkaitan dengan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi. Menurut Aussie 1996 (dalam Samsudin 2008:77), meliputi: Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan, Lapangan permainan, Waktu permainan atau lamanya permainan, Peraturan permainan, Jumlah pemain.
18