21
BAB II EPIDEMI KOKAIN DARI KOLOMBIA KE AMERIKA SERIKAT Kolombia
merupakan
negara
penghasil
sebagian
besar
kokain
di
dunia.Sebanyak 70% kokain yang beredar di dunia berasal dari negara tersebut (Global Illicit Drug Trends, 2001). Tercatat dalam arsip resmi United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC, 2001) bahwa pada tahun 1991 hingga tahun 2000, Kolombia mengalami perkembangan signifikan dalam potensi produksi kokain.
II.1. Produksi Kokain di Kolombia Drugs Enforcement Agency (DEA, 2014), menyatakan bahwa kokain dikenal dengan beberapa sebutan antara lain; Coca, Coke, Crack, Flake, Snow, dan Soda Cot. Kokain memiliki bentuk padat berupa bubuk berwarna putih bersih. Pada umumnya penyalahguna narkoba menggunakan kokain dengan cara menghirup langsung, melarutkan dengan air lalu menyuntikkan ke pembuluh vena, maupun menghisap seperti cara menggunakan rokok. Salah satu efek yang ditimbulkan dari kokain adalah menimbulkan euforia bagi pengguna. Intensitas euforia yang ditimbulkan oleh kokain tergantung pada kecepatan kokain dalam menjangkau otak dan dosis kokain yang digunakan. Kokain dapat menimbulkan meningkatnya tekanan darah dan denyut
22
nadi, perubahan ukuran pupil, insomnia, dan kehilangan nafsu makan. Kemudian penggunaan kokain jangka panjang dapat berujung pada penyakit jantung kronis dan bahkan kematian (Drug Fact Sheet, 2014). Kokain dihasilkan melalui serangkaian pengolahan tanaman hasil ladang koka. Salah satu kumpulan ladang koka terbesar di dunia dimiliki oleh Kolombia dan tersebar di berbagai wilayah Kolombia dengan luas mencapai lebih dari 100 hektar di tahun 2000. Pesatnya perluasan ladang koka Kolombia tidak hanya menguntungkan bagi kartel narkoba, namun juga menguntungkan bagi masyarakat Kolombia yang memiliki mata pencaharian sebagai petani koka. Mata pencaharian sebagai petani koka di Kolombia pada umumnya sudah dilakukan secara turun-temurun atau berdasarkan pada tradisi keluarga. Pada masyarakat asli Kolombia (indigenous people), koka biasa digunakan untuk kegiatan atau keperluan sehari-hari seperti untuk dijadikan teh, obat-obatan tradisional, dan rokok. Kemudian ketika koka mulai disalahgunakan menjadi bahan dasar pembuatan narkoba, kartel-kartel narkoba mendorong para petani koka untuk lebih produktif dalam penanaman koka, dan bahkan bersedia membayar para petani koka sebanyak tiga kali lipat dari penghasilan mereka (Lusignan, 2004). Oleh karenanya, mayoritas dari masyarakat asli Kolombia yang bergantung pada koka sebagai sumber penghasilan mereka. Luas ladang koka di Kolombia mengalami peningkatan sejak tahun 1991, dapat dilihat pada Grafik 1 sebagai berikut.
23
Grafik 1. Penanaman Koka Kolombia 1991 – 2000 (dalam satuan hektar)
Sumber: Global Illicit Drug Trends, 2001
Pada tahun 1991 luas ladang koka Kolombia mencapai 37.500 hektar, kemudian mengalami sedikit penurunan di tahun 1992 yaitu menjadi 37.100 hektar. Berikutnya, yaitu di tahun 1993, ladang koka di Kolombia kembali bertambah luas mencapai 39.700 hektar dan semakin bertambah luas hingga pada tahun 2000. Untuk lebih jelas, peningkatan tersebut adalah mencapai 44.700 hektar pada tahun 1994, 50.900 hektar pada tahun 1995, 67.200 hektar pada tahun 1996, 79.436 hektar pada tahun 1997, 101.800 hektar pada tahun 1998, 122.500 hektar pada tahun 1999, dan mencapai angka 136.200 hektar pada tahun 2000. Tingkat pertumbuhan ladang koka di Kolombia yang terjadi sejak tahun 1991 hingga tahun 2000 adalah sebanyak 13%.
24
Ladang koka terbesar di Kolombia terletak di wilayah Meta, Caquetá, Guaviare, dan Putumayo (Colombia Coca Survey, 2004). Meningkatnya luas ladang koka berbanding lurus dengan potensi produksi kokain di Kolombia. Kokain yang didapat dari hasil serangkaian proses berupa pemetikan, pengeringan, dan ekstraksi terhadap daun koka, akan siap diselundupkan oleh para kartel narkoba Kolombia ke pasar narkoba. Beberapa kartel besar di Kolombia antara lain adalah Kartel Medellin dan Kartel Cali. Penyelundupan kokain dilakukan oleh kartel-kartel tersebut baik lingkup dalam negeri maupun hingga mencapai lingkup global. Perkembangan potensi produksi kokain di Kolombia dapat dilihat pada Grafik 2.
Grafik 2. Potensi Produksi Kokain di Kolombia Tahun 1991 – 2000 (dalam satuan metrik ton)
Sumber: Global Illicit Drug Trends, 2002
25
Potensi produksi kokain di Kolombia terus mengalami peningkatan dalam jangka waktu satu dekade. Pada tahun 1991 hingga tahun 1992 potensi produksi kokain di Kolombia hanya mengalami sedikit peningkatan, yaitu mencapai 88 metrik ton pada tahun 1991 dan 91 metrik ton pada tahun 1992. Kemudian terus meningkat cukup tajam di tahun-tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1993 mencapai 119 metrik ton, 201 metrik ton pada tahun 1994, 230 metrik ton pada tahun 1995, 300 metrik ton pada tahun 1996, 350 metrik ton pada tahun 1997. Peningkatan ini berlanjut hingga mencapai 435 metrik ton pada tahun 1998 dan 520 metrik ton pada tahun 1999. Puncaknya adalah pada tahun 2000 dimana potensi produksi kokain Kolombia mencapai 580 metrik ton atau setara dengan menyumbang 79% produksi kokain di dunia (Global Illicit Drug Trends, 2002).
II. 2. Hasil Penyitaan Kokain di Amerika Serikat Amerika Serikat merupakan target utama penyelundupan kokain bagi kartel narkoba Kolombia. Pada tahun 2000, Amerika Serikat termasuk negara kedua setelah Kolombia yang memiliki hasil sitaan kokain terbanyak di dunia. Penyelundupan kokain ke Amerika Serikat banyak dilakukan oleh kartel besar narkoba yang ada di Kolombia seperti Pablo Escobar yang memimpin Kartel Medellin dan Jose Santacruz Londono beserta Gilberto Orejuela yang memimpin Kartel Cali. Banyak dari petinggi kartel narkoba Kolombia tersebut memiliki hubungan dengan orang-orang
26
berpengaruh di Amerika Serikat. Masuknya kokain ke Amerika Serikat juga juga dipermudah dengan berkembangnya fasilitas komunikasi yang semakin canggih terutama dengan komputer berbasis internet demi melancarkan penjualan narkoba (Soedarsono, 2012: 167 – 180). Untuk menyelundupkan kokain dari Kolombia menuju Amerika Serikat, para kartel narkoba Kolombia biasa menggunakan tiga jalur utama yaitu, melalui Meksiko atau melewati koridor Amerika Tengah, koridor Karibia, maupun langsung dari wilayah Andean menuju Amerika Serikat. Tercatat dalam laporan Office of National Drug Control Policy (ONDCP, 2001), disebutkan bahwasebanyak 54% dari kartel narkoba memilih untuk melakukan penyelundupan melalui koridor Meksiko atau Amerika Tengah, kemudian sebanyak 43% melalui koridor Karibia, dan yang terakhir adalah sebanyak 3% memilih untuk menggunakan jalur langsung dari wilayah Andean. Kemudian untuk transportasi yang digunakan juga terdapat beberapa alternatif, namun ada dua yang sangat umum digunakan oleh para mafia atau kartel narkoba Kolombia. Jika mengambil jalur langsung dari Kolombia, tranportasi ini dilakukan dengan menyelundupkan kokain menggunakan kapal selam langsung dari Kolombia ke Amerika Serikat. Namun jika melalui jalur darat, mereka memilih untuk menyelundupkan melalui jalur rahasia berupa jalur bawah tanah yang berlokasi di perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat maupun jalur-jalur serupa yang berlokasi di Amerika Tengah dan Karibia.
27
Drug enforcement Administration (DEA), sebagai lembaga milik Amerika Serikat
yang
secara
spesifik
mengurus
tindak
kejahatan
terkait
dengan
penyalahgunaan narkoba, melakukan penyelidikan berikut penyitaan terhadap kokain di Amerika Serikat secara rutin. Kemudian dari hasil penyitaan tersebut didapatkan hasil bagaimana tingkat peredaran kokain yang terjadi di Amerika Serikat. Hasil yang didapatkan oleh DEA dijabarkan dalam Grafik 3. Grafik 3. Hasil Penyitaan Kokain di Amerika Serikat Tahun 1991 – 2000 (dalam satuan kilogram)
Sumber: DEA Factsheet, 2014 Grafik 3 menunjukkan bahwa Amerika Serikat turut menghadapi epidemi penyelundupan kokain yang cukup siginifikan. Pada tahun 1991 hingga tahun 1992, hasil penyitaan kokain di Amerika Serikat cukup tinggi dan mengalami peningkatan.
28
Pada tahun 1991 hasil sitaan kokain mencapai 67.016 kilogram, kemudian 69.332 kilogram pada tahun 1992. Hasil kokain sitaan ini sempat menurun di tahun 1993 yaitu ada pada angka 55.528 kilogram, kemudian kembali meningkat tajam di tahun 1994 yaitu mencapai 75.031 kilogram. Hasil sitaan ini kembali mengalami penurunan yaitu 45.309 kilogram pada tahun 1995, lalu terus menurun hingga 44.735 kilogram di tahun 1996, dan 28.674 kilogram di tahun 1997. Pada tahun 1998, hasil kokain sitaan di Amerika Serikat kembali meningkat mencapai 34.447 kilogram, selanjutnya terus meningkat hingga tahun 2000 dan pada tahun 1999 hasil sitaan kokain mencapai 36.163 kilogram, serta meningkat cukup tajam pada tahun 2000, yaitu mencapai 58.674 kilogram. Menurut laporan dari DEA (2014), hasil penyelundupan kokain di Amerika Serikat yang berhasil disita, sejumlah 90% dari kokain tersebut adalah hasil produksi manufaktur kokain Kolombia. Berikut dalam Grafik 4 adalah penjabaran terkait dengan produksi kokain dari Kolombia yang diselundupkan ke Amerika Serikat dari tahun 1991 hingga tahun 2000.
29
Grafik4. Penyelundupan Kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat Tahun 1991 – 2000
Sumber: DEA Factsheet (2014) Menurut grafik diatas, tercatat pada tahun 1991 penyelundupan kokain di Amerika Serikat mencapai 60.314 kasus, yang kemudian meningkat hingga mencapai 62.399 kasus pada tahun 1992. Pada tahun 1993, penyelundupan kokain di Amerika Serikat mengalami penurunan yaitu menjadi 49.975 kasus yang tercatat. Namun di tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1994 kasus penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat kembali mengalami peningkatan yang pada tahun tersebut mencapai angka 67.528 kasus. Kemudian pada tahun 1995 penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat sempat mengalami penurunan signifikan sampai dengan tahun 1997, tepatnya tercatat 40.778 kasus di tahun 1995, 40.262 kasus di tahun 1996, dan 25.807 di tahun 1997. Meskipun demikian, grafik kembali
30
menunjukkan adanya eskalasi penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, yaitu pada tahun 1997 tercatat 25.807 kasus, 31.002 kasus di tahun 1998, 32.547 di tahun 1999, dan 52.807 kasus di tahun 2000.
II.3. Implikasi Penyelundupan Kokain dari Kolombia Terhadap Amerika Serikat Kerugian demi kerugian akibat penyelundupan kokain dari Kolombia terus dialami oleh Amerika Serikat. Penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat melalui kartel narkoba merupakan salah satu tindak kejahatan transnasional terorganisir. Perdagangan kokain secara global dapat menyebabkan berbagai macam masalah bagi Amerika Serikat. Federation of American Scientists (FAS, 2014) menyatakan bahwa penyelundupan narkoba, termasuk juga jenis kokain di dalamnya, Akibat penyalahgunaan narkoba, timbul berbagai masalah kesehatan. Sebanyak 52.600 orang meninggal di Amerika Serikat pada tahun 1995, dan 14.200 orang diantaranya meninggal akibat overdosis narkoba. Munculnya penyakit kronis seperti HIV/AIDS yang dapat dengan mudah tertular karena penggunaan alat-alat untuk menyalahgunakan narkoba, seperti alat suntik digunakan secara bergantian. Tercatat pada tahun 1998 sejumlah 33% pria, dan 42% wanita, terjangkit HIV/AIDS akibat penyalahgunaan narkoba di Amerika Serikat. Selain itu narkoba secara psikis juga
31
sangat merugikan manusia, karena akibat penyalahgunaan narkoba seorang individu dapat kehilangan akal sehatnya dan tidak lagi mengenal dirinya sendiri sehingga tidak lagi memiliki arah atau tujuan hidup yang jelas (DEA, 2014). Pada sisi ekonomi, Amerika Serikat mengalami kerugian sebanyak USD 110 juta pada tahun 1995 akibat hilangnya produktivitas dari para pengguna narkoba dan untuk memenuhi fasilitas rehabilitasi para pengguna narkoba. Masih pada kerugian di bidang ekonomi, penyelundupan narkoba juga sangat merugikan bagi hasil produksi industri di Amerika Serikat dimana tercatat 8,3 juta pekerja di Amerika Serikat adalah pengguna narkoba. Efek adiktif dan memabukkan yang ditimbulkan narkoba tentunya sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja mereka. Akibat hal tersebut, menurut laporan US National Institute for Drug Abuse (NIDA) pada tahun 1998, Amerika Serikat mengalami kerugian sebanyak USD 77 juta per tahun. Terlebih lagi, narkoba juga memiliki korelasi dengan tingkat kejahatan yang pada tahun yang sama, yaitu pada tahun 1998, sebagian besar dari narapidana di penjara federal tertangkap akibat kejahatan terkait dengan penyalahgunaan narkoba (NIDA, 2014). Pada tahun 1999 tercatat sejumlah USD 63 milyar dipergunakan oleh masyarakat pengguna narkoba untuk membeli narkoba. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi Amerika Serikat, dimana sejumlah dana tersebut bisa dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi perputaran ekonomi Amerika Serikat dibandingkan untuk konsumsi narkoba yang hanya akan menguntungkan bagi para
32
pengedarnya (FAS, 2014). Pada tahun 1999, Amerika Serikat menyita kokain dengan total berat 73 metrik ton di daerah-daerah perbatasan Amerika Serikat. Menurut aparat Amerika Serikat yang bertugas di daerah-daerah perbatasan, 90% dari kokain tersebut diselundupkan merupakan hasil produksi Kolombia. Untuk data pengguna kokain di Amerika Serikat, pada tahun 1999 pengguna kokain yang termasuk dalam golongan hard-core users2 mencapai 3,3 juta orang, atau sedikitnya tiga kali lebih banyak jika dibandingkan dengan pengguna heroin di Amerika Serikat yang hanya mencapai 977.000 orang. Penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat yang terus menerus berlangsung menimbulkan reaksi politik dari Pemerintah Amerika Serikat. Kerugian yang dialami oleh Amerika Serikat menyebabkan penyalahgunaan narkoba merupakan musuh utama masyarakat Amerika Serikat yang harus ditangani dengan lebih maksimal (Bagley, 1988). Beberapa kerugian yang telah disebutkan di atas memicu Pemerintah Amerika Serikat untuk mengupayakan tindakan lebih lanjut dalam hal pemberantasan narkoba. Salah satu upaya ini adalah dengan mengajak Kolombia untuk menjalin kerjasama dalam memberantas penyelundupan narkoba, terlebih karena posisi Kolombia yang merupakan salah satu negara produsen kokain terbesar di dunia. Di sisi lain, Kolombia juga memiliki visi dan misi yang dinilai sejalan dengan Amerika Serikat dalam hal pemberantasan narkoba. Kedua negara ini 2)
Istilah hard-core users mengacu pada pengguna kokain dengan konsumsi kokain sedikitnya sekali dalam satu minggu (Federation of American Scientists, 2014).
33
kemudian sepakat untuk menjalankan kerjasama terkait dengan pemberantasan narkoba. Kerjasama ini diwujudkan melalui peningkatan berbagai lembaga kontrol dan pemberantasan terhadap penyelundupan narkoba khususnya yang terjadi antara Kolombia dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat dalam kerjasama bilateral ini memiliki peran sebagai negara pemberi bantuan asing dan Amerika Serikat menyediakan berbagai bentuk bantuan terhadap Kolombia agar Kolombia dapat mengatasi permasalahan narkoba, khususnya narkoba jenis kokain, dalam negaranya dengan lebih maksimal.