BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan King’s Safetywear Limited didirikan di Singapura pada tahun 1965. Pada tahun 1977 mendapatkan akreditasi standard merek Singapura oleh PSB Singapura. Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, pada tahun 1996 mendirikan anak perusahaan di Indonesia dengan nama PT. AsiaKarya DutaDunia yang berlokasi di Tangerang yang kemudian berganti nama menjadi PT. King’s Safetywear. Pada tahun 1997 merek King’s mendapatkan akreditasi standard dari Malaysia oleh SIRIM Malaysia, disusul pada tahun 1998 mendapatkan akreditasi CE 345 standard Eropa oleh SATRA, pusat tehnologi United Kingdom dan juga pada tahun yang sama mendapatkan akreditasi standard Australia/New Zealand. Pada tahun 2000 King’s Group mengakuisisi merek Comfortwear di Australia dan pada tahun 2002 juga mengakuisisi Otter Schutz di Jerman. Dengan semakin besarnya pangsa pasar di Indonesia, pada tahun 2005 mendirikan pabrik di Batam dan mendirikan juga anak perusahaan di Shanghai dengan nama King's Shanghai co,ltd.
Seiring dengan perkembangan yang
semakin pesat, pada tahun 2007 perusahaan ini merelokasi pabriknya dari Tangerang ke Batam, serta mendirikan kantor representative / kantor marketing di Jakarta. Selanjutnya, pada tahun 2009 mendapatkan akreditasi Standar Nasional Indonesia (SNI) pada bulan Maret. Pada tahun 2010 perusahaan Oliver Footwear Australia bergabung dengan King’s Group dan setahun sesudahnya King’s
13
mendirikan anak perusahaan di Korea dengan nama KSW Korea Co, ltd dan akhirnya pada tahun yang sama tepatnya Desember 2011 King’s Group menjadi bagian dari Honeywell Safety Product divisi PPE dari Honeywell International, inc. KSW yang beroperasi di Kawasan Letrade, Tanjung Uncang, Batam yang menempati areal seluas 33.750 meter persegi ini berkembang pesat berkat direalisasikannya free trade zone. Perusahaan produksi sepatu keselamatan kerja terkemuka di Indonesia ini bisa menghemat biaya cukup besar atas pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari impor bahan baku. Hal ini dapat memperkuat daya saing perusahaan di kawasan regional maupun global. Pada saat ini, KSW telah mampu memproduksi hingga 500,000 pasang sepatu per bulan dengan membutuhkan bahan baku sekitar 2 juta square feet. Kualitas King’s yang mendunia, membuat perusahaan ini menjadi salah satu pemain terbesar di Asia. 2.2. Lingkup dan Bidang Usaha King’s Safetywear (KSW) adalah perusahaan manufaktur sepatu keselamatan kerja
kelas dunia yang selalu mengedepankan kualitas, telah
mengukir prestasinya dengan telah memproduksi 10 juta pasang sepatu keselamatan kerja. Dari produksi KSW saat ini sebanyak 80% diekspor ke manca Negara, sedangkan 20% sisanya untuk pasar dalam negeri. Selain dipasarkan ke Kawasan Asia seperti Malaysia, Filipina, Thailan, India, Taiwan, Vietnam, Hongkong dan China, produk sepatu keselamatan kerja KING’S juga dipasarkan
14
ke sejumlah Negara Eropa, Timur Tengah dan Australia. Saat ini merek King’s menjadi merek pemimpin pasar Asia dalam bidang industry sepatu keselamatan kerja.
2.2.1. Kedudukan Kantor KING’S Group Adapun kedudukan kantor KING’S Group adalah sebagai berikut: 1. King’s Shoe Manufacturing Pte Ltd, berkedudukan di 22 Defu Lane Singapura 2. King’s Safetywear Australia Pty Ltd berkedudukan di 13 Ironwood Avenue Victoria Point QLD 4165 Australia 3. King’s Safetywear Shanghai Co Ltd berkedudukan di Suite 10B 55-57, Shanghai Mart 2299 Yan’an Road (West) Shanghai 4. King’s Shoe Manufacturing Sdn Bhd, Johor Bahru Office No. 3 Jl. Permas 9/14 Bandar Baru Permas Jaya 81750 Malaysia 5. King’s Shoe Manufacturing Sdh Bhd, Kuala Lumpur Office No. 22 & 24 Jalan 6/34 B Off Jalan Kepong Sri Edaran 6. King’s Safetywear (Shanghai) Co., Ltd Unit G 10/F Lv Di, Ke Chuang Building 201 Ning Xia Road, Shanghai China 7. Kantor Perwakilan King’s Shoe Manufacturing Pte, Ltd Emmar Business Park Suite 632, Building No. 2 Shaikh Zayed Road
15
Dubai, UAE 8. PT. KSW Batam Latrade Industrial Park, Block G lot 1,2,3,4 Jalan Sei Binti, Tanjung Uncang Batam, Indonesia 9. PT. King’s Safetywear (Warehouse) Jl. Kosambi Barat Km. 17 No. 8, Kosambi Barat, Kosambi, Tangerang Indonesia 10. PT. King’s Safetywear (Kantor Marketing) Superblock Mega Kemayoran Office Tower A lantai 5 Jl. Angkasa Kav. B6 Kota Baru, Bandar Kemayoran Jakarta Pusat 11. Otter Scutz GmbH Xantener Strabe 6, D-45479 Mulheim an der Ruhr Germany 12. Otter Portuguesa Lda Louredo de Cima, Selho de Sao Loureno Apartado 445 4801 913 Guimaraes
2.2.2. Produk KING’S PT. King’s Safetywear memproduksi alat-alat keselamatan kerja dengan produksi utamanya adalah sepatu keselamatan kerja. Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang diproduksi oleh PT. King’s Safetywear.
16
Gambar 2.1 Produk alat-alat keselamatan kerja King’s 2.3. Sumber Daya KSW memiliki gedung pabrik di Batam yang berdiri di atas areal tanah seluas 33.750 meter persegi. Dibawah ini disajikan gambar gedung pabrik KSW di Batam.
17
Gambar 2.2 Gedung Pabrik KSW di Batam KSW saat ini juga memiliki 14 mesin injeksi desma dan mempekerjakan sekitar 2500 karyawan yang akan mendukung KSW sebagai produsen sepatu keselamatan kerja terbesar di Asia. Tabel 2.1 Jumlah Karyawan KSW Karyawan HR Keuangan Marketing Produksi
Total 30 35 75 2360
TOTAL
2,500
Sumber: PT. King’s Safetywear(2014)
18
Gambar 2.3 Mesin injeksi desma KSW di Batam
2.4. Tantangan Bisnis 2.4.1. Analisis terhadap Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis
lingkungan
eksternal
perusahaan
bertujuan
untuk
mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan. Peluang (opportunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Ancaman (threats) adalah berbagai tren negative yang terdapat di lingkungan ekternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Barney dan Hesterly (2008:39) dalam Solihin (2012:129) menyebutkan adanya dua jenis alat analisis yang dapat
19
digunakan perusahaan untuk mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan yaitu analisis struktur industri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai peluang usaha dan analisis five forces yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan. Analisis terhadap struktur industry dan five forces ditujukan untuk menganalisis lingkungan tugas perusahaan. Selain kedua alat tersebut, kami juga menggunakan analisis STEEPLE yang lebih ditujukan untuk menganalisa lingkungan umum perusahaan, dimana perubahan lingkungan umum perusahaan dapat menciptakan sejumlah peluang maupun ancaman bagi perusahaan. 2.4.1.1. Analisis Struktur Industri Terdapat empat kategori generik struktur industri (Barney dan Hesterly, 2008), yaitu fragmented industry, emerging industry, mature industry, dan declining industry. Dengan memperhatikan prestasi yang sudah dicapai KSW saat ini, perusahaan ini bisa dikategorikan sebagai mature industry. Dalam kondisi seperti ini, King’s sebagai pemimpin pasar industry harus melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap produknya. Selain melakukan perbaikan terhadap produk melalui inovasi (product innovation), perusahaan berpeluang pula untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam struktur industry yang matang melalui inovasi proses produksi. Inovasi produksi dapat menurunkan biaya produksi, meningkatkan kualitas produk dan menjadikan managemen perusahaan semakin ramping.
20
2.4.1.2. Analisis Five Forces Analisis five forces yang dikemukakan oleh Porter digunakan untuk mengidentifikasi adanya ancaman yang berasal dari lima kekuatan dalam satu industry. Potensi ancaman tersebut meliputi: threats of potential new entrants, bargaining power of supplier, rivalry among existing firms, threats of substitute products dan bargaining power of buyer. 2.4.1.2.1 Threats of Potential New Entrants (Ancaman Masuknya Pesaing Potensial) King’s akan memperoleh ancaman akibat masuknya perusahaan potensial yang dapat menjadi pesaing atau adanya pesaing dari perusahaan yang saat ini belum menjadi pesaing tetapi memiliki sumber daya yang memungkinkan mereka memasuki industry sepatu keselamatan kerja. Saat ini banyak pesaing potensial yang bisa mengancam eksistensi King’s di industry sepatu keselamatan kerja. 2.4.1.2.2. Bargaining Power of Supplier (Daya Tawar Pemasok) Pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan bila perusahaan hanya bergantung pada satu pemasok. Bahkan bila pemasok memiliki sumber daya organisasi yang lebih besar disbanding perusahaan yang menerima pasokan, bukan tidak mungkin dalam jangka panjang perusahaan pemasok dapat mengakuisisi penerima pasokan.
21
Saat ini ada 3 perusahaan pemasok bahan baku utama pembuatan sepatu yaitu kulit kerbau dan kulit sapi. Jadi daya tawar pemasok masing bisa dikendalikan oleh King’s. 2.4.1.2.3. Rivalry Among Existing Firms (Persaingan Antarperusahaan dalam Satu Industri) Tingkat persaingan yang terjadi di antara perusahaan dalam satu industry dapat memberikan ancaman bagi perusahaan karena tingkat persaingan antaraperusahaan yang tinggi dapat menurunkan pangsa pasar (market share) yang diperoleh perusahaan selama ini, terutama apabila produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang ada dalam satu industry tersebut dipersepsikan relative samaoleh konsumen. Saat ini banyak sekali perusahaan industry sepatu keselamatan kerja yang menjadi pesaing sepatu keselamatan kerja merek King’s. Hal ini mengakibatkan market share King’s berkurang karena banyak pelanggan yang mulai beralih ke merek-merek pesaing, baik karena faktor harga, model sepatu, dan lain-lain. Hal ini tentu saja bisa menekan profitabilitas perusahaan . Hal ini terjadi karena dalam upaya untuk mempertahankan pangsa pasar perusahaan biasanya akan bertarung dengan menggunakan komponen harga yang akhirnya akan menekan profitabilitas perusahaan.
2.4.1.2.4. Threats of Substitute Products (Ancaman dari Produk Substitusi)
22
Persaingan tidak hanya datang dari produk sejenis melainkan dapat pula berasal dari produk yang tidak sejenis tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama. Produk seperti ini disebut sebagai produk substitusi/ pengganti. 2.4.1.2.5. Bargaining Power of Buyer (Daya Tawar Pembeli) Pembeli dapat menjadi ancaman bagi perusahaan terutama bila penjualan produk perusahaan hanya terkonsentrasi kepada sejumlah kecil pembeli. Dalam keadaan seperti ini, pembeli akan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi disbanding perusahaan, sehingga pembeli dapat menetapkan syarat-syarat perdagangan yang lebih menguntungkan dengan permintaan harga yang murah, permintaan potongan harga, permintaan tambahan pelayanan, jangka waktu pembayaran yang lebih panjang, dan lain-lain dimana semua hal tersebut akan menjadi biaya bagi perusahaan. 2.4.1.3. Analisis STEEPLE Analisis STEEPLE merupakan analisis terhadap lingkungan umum perusahaan untuk mengidentifikasi sejumlah ancaman dan peluang yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan umum perusahaan. Analisis STEEPLE mencakup analisis terhadap lingkungan: Social/Demographic, Technological, Economics, Environmental (Natural), Political, Legal, dan Ethical. 2.4.1.3.1. Social / Demographic Berdasarkan faktor social/demographic, pertumbuhan bisnis dibidang sepatu keselamatan kerja terus meningkat seiring dengan mobilitas tenaga kerja,
23
perubahan gaya hidup, tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan
dan
keselamatan
kerja
sangat
berdampak
pada
meningkatnya permintaan akan alat-alat keselamatan kerja terutama sepatu keselamatan kerja. 2.4.1.3.2. Technological Teknologi merupakan faktor pemicu perubahan yang dapat berpotensi membawa perusahaan memperolah keunggulan kompetitif. Seperti halnya King’s memanfaatkan kemajuan teknologi dalam memproduksi sepatu keselamatan kerja untuk memperoleh keunggulan kompetitif. King’s saat ini mempunyai 14 mesin injeksi desma yang modern yang tidak dimiliki oleh pesaing. Sehingga dengan kapasitas yang dimiliki saat ini menjadikan King’s menjadi produsen sepatu keselamatan kerja terbesar di Asia. 2.4.1.3.3. Economics Kondisi perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini yang tidak menentu dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar berpengaruh terhadap penjualan sepatu keselamatan kerja merek King’s. Ditambah dengan naiknya UMP membuat perusahaan pelanggan menekan budget mereka dalam pengadaan sepatu keselamatan kerja bagi karyawannya. Hal ini menyebabkan terjadinya fluktuasi penjualan sepatu keselamatan kerja merek King’s.
24
2.4.1.3.4. Environmental Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perusahaan, pemanasan global yang terjadi saat ini memicu King’s untuk memproduksi sepatu keselamatan kerja yang ramah lingkungan. Saat ini king’s memproduksi sepatu keselamatan
kerja dengan outsole berbahan dasar poly urethane dan
meninggalkan outsole yang berbahan dasar vulcanize rubber yang tidak ramah lingkungan. Tentu saja hal ini juga mempengaruhi kegiatan pemasaran King’s untuk mempromosikan produknya dan memberikan edukasi kepada pelanggan yang tentu saja akan menjadi biaya perusahaan. 2.4.1.3.4. Political Terjaganya stabilitas politik di suatu Negara akan memungkinkan perusahaan menjalankan usahanya dengan optimal. Faktor stabilitas politik merupakan salah satu pertimbangan penting bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. 2.4.1.3.5. Legal Selain faktor stabilitas politik, faktor lain yang sangat diperhitungkan perusahaan saat melakukan aktivitas bisnis adalah adanya kepastian hokum yang dapat melindungi kegiatan bisnis. Salah satu faktor legal yang mempengaruhi kegiatan bisnis King’s adalah adanya perubahan undang-undang baru dibidang
25
ekspor import sangat mempengaruhi kegiatan ekspor dan import perusahaan. Hal ini juga berpengaruh terhadap penjualan. Selain peraturan mengenai ekspor dan import diatas, adanya kebijakan pemerintah tentang undang-undang perusahaan tambang yang harus membuat smelter juga berpengaruh terhadap permintaan pasar sepatu safety King’s di sektor pertambangan menjadi menurun. Kedua hal tersebut diatas tentu saja sangat mempengaruhi kegiatas bisnis perusahaan dan berpengaruh pada strategi yang akan diambil perusahaan. 2.5. Proses / Kegiatan Fungsi Bisnis PT. King’s Safetywear merupakan perusahaan perwakilan yang berkedudukan dan menjalankan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dibawah ini disajikan gambar rantai nilai produk dari King’s dan gambar jalur distribusi produk sepatu keselamatan kerja merek King’s:
Raw Material
Production
Product
Distributor
Retailer
Gambar 2.1 Rantai Nilai Produk
KSW memproduksi sendiri sepatu keselamatan kerja dengan proses awal dari raw material yang kemudian diproduksi sehingga menjadi produk jadi yang kemudian didistribusikan melalui distributor dan diteruskan ke retailer untuk
26
didistribusikan ke konsumen akhir yang disajikan dalam gambar jalur distribusi produk dibawah ini:
Produsen/Prinsipal
Distributor
Reseller
Konsumen Akhir
Gambar 2.1 Jalur Distribusi Produk
Dari gambar jalur distribusi produk diatas dapat dilihat bahwa King’s memasarkan produknya melalui distributor, kemudian ke reseller dan baru kemudian ke konsumen akhir.
27