BAB II ANALISIS DATA A. Analisis Struktural Analisis struktural merupakan bangunan kerangka pokok yang ada dalam sebuah karya sastra yang tidak dapat berdiri sendiri secara terpisahkan, melainkan saling berkaitan erat dalam sebuah bentuk kesatuan yang utuh. Analisis struktural karya sastra bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan mendalam mungkin keterkaitan serta keterjalinan semua unsur karya sastra yang secara sastra yang terdiri dari (judul, sudut pandang (point of view), gaya dan tone) serta keterkaitan antar unsur. Pembentuk karya sastra yang bersifat insrinsik. Unsur-unsur tersebut mewakili analisis struktural karya sastra, selanjutnya akan diuraikan satu demi satu unsur-unsur intrinsik tersebut secara berururtan dalam rangka pembahasan segi struktur karya sastra cerita bersambung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo. Struktur faktual bukanlah bagian terpisahkan dari sebuah cerita. Faktafakta cerita atau struktur faktual terdiri dari karakter, alur, latar, dan tema. Struktur faktual merupakan salah satu aspek cerita. 1. Karakter Terma penokohan (karakter) merupakan biasanya dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita, konteks yang kedua yaitu karakter yang merujuk pada percampuran
35
36
dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individuindividu tersebut. Karakter dibagi menjadi tiga konteks yang pertama klasifikasi yang meliputi karakter utama atau mayor dan karakter bawahan atau minor, kedua motivasi meliputi motivasi spesifik dan motivasi dasar, yang ketiga karakterisasi yang dapat dilihat dalam bukti-bukti penafsifan nama, deskripsi ekspresif, komentar pengarang dan komentar tokoh lain. a. Klasifikasi Klasifikasi dibagi menjadi dua terdiri dari karakter utama atau mayor dan karakter bawahan atau minor. 1) Karakter Utama Karakter utama ini hanya ada satu, yaitu karakter yang terkait dalam semua peristiwa dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dari awal sampai akhir. 1. Nurcahya Nurcahya adalah karakter utama dari awal sampai akhir yang terkait dalam semua peristiwa. Tokoh Nurcahya digambarkan sebagai pemuda yang halus dan sopan dalam berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : Nurcahya nyopiri sedhan tleser-tleser mlebu latar amba ngarep omah joglo kuwi. Di parkir ing ngisor wit maja ing sisih kiwa gapura. Terus mundhun dhisik, banjur mbukakke lawang mburi sisih kiwa. Pak, menika leres Griya Wening,tembunge Nurcahya alus lan sopan marang juragane.... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Nurcahya mengemudi mobil sedan perlahan-lahan mulai masuk ke halaman luas di depan rumah joglo itu. Mobil di parkir di bawah pohon maja di bagian
37
kiri gapura. Turun dahulu setelah itu membukakan pintu belakang bagian kiri. Pak, apakah benar ini rumah Wening, kata Nurcahya dengan halus dan sopan pada majikannya.... (JB. No 06 Epsd. 01) Tokoh Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo digambarkan sebagai laki-laki yang masih muda yang berkerja sebagai sopir seorang pengusaha. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Terus ana sedhan anyar mandheg ngarep gapura. Sopire, wong lanang enom mbukak lawang njur mudhun. Mlaku nyedhak lawang gapura, ngunakake klinthing gedhe kang minangka bel, kanthi nggeret rante wesi kang di sambung karo bandhul klinthing mau Kloneng! Kloneng! Kloneng! .... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Lalu ada mobil sedan baru berhenti depan gapura. Sopirnya, laki-laki muda membuka pintu lalu turun. Berjalan mendekati pintu gapura, membunyikan lonceng besar yang digunakan untuk bel, serta menarik rantai besi yang dihubungkan dengan gantungan lonceng besar tadi Kloneng! Kloneng! Kloneng! .... (JB. No 06 Epsd. 01) Nurcahya juga mempunyai sifat yang disukai oleh majikannya Gunar Sudigdo yang bersifat jujur yang digambarkan oleh pengarang dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Gunar Sudigdo sing maune rada sekel pikirane dadi cemeplong rasane. Bab kuwi bisa klakon jalaran Nurcahya wis kandha apa anane kanthi jujur. Hehehe... dakkira yen kowe bakal kandha apa anane. Yakuwi sing tak senengi saka awakmu, Nur. Aku ora apa-apa...nanging sing ngati-ati..... (JB. No 23 Epsd. 18) Terjemahan Gunar Sudigdo yang tadinya agak marah pikirannya menjadi lega rasanya. Hal itu bisa terlaksana karena Nurcahya sudah bilang apa adanya dengan jujur. Hehehe... saya kira jika kamu akan bilang apa adanya. Ya itu yang saya sukai dari dirimu, Nur. Aku tidak apa-apa.. namun hati-hati. .... (JB. No 23 Epsd. 18)
38
Nurcahya juga mempunyai perasaan yang ragu-ragu dari perbuatan Dirga Swandaru, karena Nurcahya memiliki sifat peduli kepada Gunar Sudigdo. hal tersebut dapat terbukti dari kutipan berikut ini : Nanging yen kowe rangu-rangu, kuwi ya malah meneri, ateges kowe bisa menehi panemu marang aku ngenani bab-bab sing miturut kowe nyleneh lan nyalawadi. Apa aku kleru ngenani bab iki? Panjenengan mboten lepat, kula malah maturnuwun dene anggen kula rangu-rangu malah panjenengan paringi panjurung. Dados kula nggih malah sekeca anggen kula nglajengaken rangurangu kula kalawau..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Namun jika kamu ragu-ragu, itu malah kebetulan, berarati kamu bisa memberikan saran kepadaku pada hal-hal yang menurut kamu aneh dan mengandung rahasia. Apakah aku salah tentang hal ini? Anda tidak salah, saya malah berterimakasih karena dari saya ragu-ragu malah anda berikan petunjuk. Jadi saya juga malah setuju ketika saya meneruskan keragu-raguan saya tadi.... (JB. No 07 Epsd. 02) Cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo
ini juga
diceritakan bahwa tokoh Nurcahya merupakan sosok yang patuh akan atasannya, peduli sesama serta cekatan. Selain itu Nurcahya merupakan sosok yang rendah hati. Hal tersebut digambarkan pada kutipan; ....Inggih, Nurcahya ngendhegake mobile mbukak lawang njur mlayu nangekake pit montor sing tiba ngglasar. Ora ana sing rusak, mung beretberet. Pit motor dijagang. Sampeyan boten napa-napa? takone Nurcahya marang wong sing mau numpaki pit motor sing isih nganggo helm brukut. .... Nyuwun ngapunten yen jenengan dhawah, Nurcahya ngejak salaman..... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan ....Iya, Nurcahya memberhentikan mobilnya membuka pintu kemudian lari mendirikan sepeda motor yang jatuh tersungkur. Tidak ada yang rusak, hanya baret-baret. Sepeda motor distandartkan. Kamu tidak apa-apa? Tanya Nurcahya pada pengendara sepeda motor yang memakai helm tertutup..... Minta maaf kalau anda jatuh, Nurcahya mengajak berjabat tangan..... (JB. No 08 Epsd. 03) Kutipan ini menggambarkan bahwa sosok Nurcahya yang patuh pada atasannya, saat dia langsung menghentikan mobil. Selain itu Nurcahya sosok yang
39
peduli dan cekatan, hal ini digambarkan ketika Nurcahya langsung membantu mendirikan motor yang jatuh kemudian menanyakan keadaan pengendaranya serta sosok Nurcahya yang rendah hati, ketika Nurcahya tetap meminta maaf walaupun peristiwa yang terjadi bukan salahnya. Di samping itu Nurcahya mempunyai sikap yang teliti serta pintar dalam menyikapi segala sesuatu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Gunar nyritakake kabeh kang nembe kedadean. Nurcahya ngrungokne kanthi premati. Pikirane nglambrang golek wangsulan. Kedadean-kedadean kang dumadi dina kuwi kaya ana sambung rapete. Nurcahya durung bisa aweh dudutan marang bab kuwi..... Hp ditampani, Nurcahya nggagapi apa kang nembe dumadi. Adhedhasar nalar lumrah, durung bisa nerangke apa-apa. Nurcahya nyoba nggunakake pikir liya sing sumbere saka rasa sujana..... (JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Gunar menceritakan semua yang baru terjadi. Nurcahya mendengarkan dengan penuh perhatian. Pikirannya kemana-mana mencari jawaban. Kejadiankejadian yang terjadi hari itu seperti ada hubungannya. Nurcahya belum bisa memberikan kesimpulan dari hal tersebut..... Telpon genggam di terima, Nurcahya mencoba mengerti apa yang sedang terjadi. Berdasarkan akal biasa, belum bisa menerangkan apa-apa. Nurcahya mencoba mengunakan pikiran lain yang bersumber dari rasa curiga (JB. No 10 Epsd. 05) Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa Nurcahya mempunyai sikap yang teliti terhadap segala sesuatu dan berwatak pintar dalam menyikapi kendala-kendala serta kejadian yang terjadi saat itu. Selain itu, Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang mempunyai sikap baik. Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini : Sesambungan antarane juragan lan sopir kuwi pancen katon sumadulur. Nurcahya bisa ngladeni juragane kanthi becik..... (JB. No 11 Epsd. 06) Terjemahan
40
Hubungan antara majikan dengan sopir itu memang terlihat seperti saudara. Nurcahya bisa melayani majikannya dengan baik..... (JB. No 11 Epsd. 06) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sikap baik Nurcahya terhadap majikannya sudah seperti sodara. Selain hal itu Nurcahya juga mempunyai rasa kasih sayang terhadap Tyas Widuri sebagai lawan jenis. Hal tersebut terdapat dalam kutipan : Nurcahya dadi kelingan kedadean wingi nalika Tyas Widuri tiba amarga kaget. Nurcahya masem dhewe. Ngapa mesam-mesem, Nur? Kelingan kenya wingi kae, ya? hehehe inggih, Nurcahya ora selak. Padatan yen kelingan wae tandha-tandha lho, Nur. Tandha-tandha punapa, pak?halah.. reka-reka ora ngerti tenan ngerti. Yen ora ngerti tenan ya entenana wae, mengko apa sing bakal dumadi. hehehe..... (JB. No 12 Epsd. 07) Terjemahan Nurcahya menjadi ingat dengan kejadian kemarin ketika Tyas Widuri jatuh karena kaget. Nurcahya tersenyum sendiri. Mengapa tersenyum-senyum, Nur? Teringat perempuan kemaren ya? hehehe iya, Nurcahya tidak memungkiri. Bisa jadi jika teringat itu menjadi tanda-tanda lho, Nur? Tanda-tanda apa, Pak? Halah.. pura-pura nggak tahu tenan. Jika tidak mengerti tunggu saja nanti apa yang akan terjadi. hehehe..... (JB. No 12 Epsd. 07) Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya juga memiliki rasa kasih sayang dan ketertarikan terhadap perempuan, perempuan itu bernama Tyas Widuri. Hingga saat teringat pasti melakukan hal-hal seperti senyum sendiri, menandakan bahwa ada rasa ketertarikan pada perempuan yang bernama Tyas Wuduri. Tokoh Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang juga memiliki kemampuan untuk beladiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Wah, Mas Nur prayata hebat tenan. Dikroyok wong telu kok anteng wae. Tembung Dyah isih karo ngusapi kringete Nurcahya. Ahhh.. ya ora hebat. Kebenaran wae wong-wong mau padha nyepelekake, mula banjur kelangan kepercayaan dhiri. Upama padha nekad ngroyok genah aku sing kalah. Halah ora usah merendah aku ngerti dengan mata kepalak, yen Mas Nur pancen hebat kaya aktor Jet Li..... (JB. No 17 Epsd. 12) Terjemahan
41
Wah, Mas Nur ternyata hebat sekali. Dikeroyok tiga orang hanya tenang saja. Kata Dyah yang masih mengusapi keringat Nurcahya. Ahh, tidak hebat ya. kebetulan saja orang-orang tadi hanya menyepelekan, lalu kehilangan kepercayaan diri. Seumpama mereka nekad mengkroyok pasti aku sing kalah. Halah tidak usah merendahkan aku mengerti dengan mata kepala, jika Mas Nur memang hebat seperti aktor Jet Li..... (JB. No 17 Epsd. 12) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sosok Nurcahya bahwa memiliki bakat keahlian beladiri yang bisa menjaga Dyah Pramesthi dari tiga orang jahat yang akan mencelakai, Nurcahya dan dyah Pramesthi. Di samping itu juga Nurcahya memiliki sebuah sifat yang teguh atau mempunyai cita-cita yang tinggi serta harapanuntuk lebih baik di masa depan sebelum memikirkan pendamping hidup. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Nurcahya enggal mbusak wewayangane kenya loro kuwi. Kabeh banjur ditableg ngganggo pikiran kang ngonceki kasunyatan uripe kang dirasa durung mapan. Isih akeh bab kang kudu ditindakake ing uripe. Dadi sopir amung kanggo pancadan, Nurcahya duwe gegayuhan sing luweh dhuwur. Gegayuhan kuwi disimpen minangka jimat kanggo menehi kekuwatan jangkah teruse. Mikir kuwi kabeh, pikirane kanoman kuwi krasa lungkrah, banjur lungguh sedhela, tangane ngapurancang, mripate rem-rem ayam, kalbune ngumbulke donga marang Gusti. Sawise unjal napas landhung, nggletak maneh, pikirane luwih pasrah, wusanane bisa turu direnggani impen endah..... (JB. No 17 Epsd. 12) Terjemahan Nurcahya segera menghapus gambaran dua perempuan itu. Semua di jawab dengan mengunakan pikiran yang mengupas kenyataan hidup yang dirasa belum mapan. Masih banyak hal yang harus dilakukan di hidup ini. Menjadi sopir hanya sebagai batu lompatan yang digunakan sebagai batu loncatan. Nurcahya mempunyai impian yang lebih tinggi. Impian tersebut disimpan untuk memberikan kekuatan melangkah terus. Memikirkan itu semua, pikirannya pemuda itu terasa lelah, lalu duduk sebentar tangannya sapu ranjang, matanya memejamkan mata, dari harapan yang memanjatkan doa dari Tuhan. Sesudah mengambil napas dalam, tiduran lagi, pikirannya lebih pasrah, sehingga bisa tidur dengan dihiasi mimpi indah..... (JB. No 17 Epsd. 12) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Nurcahya memiliki sebuah harapan besar di masa depan agar mapan dalam hal kehidupan masa depan sebelum menyukai perempuan yang sedang dekat dengannya. Tokoh
42
Nurcahya mempunyai tekad yang besar dalam mencapai apa yang diinginkan sekarang. Tokoh Nurcahya juga digambarkan memiliki sifat yang sopan santun dan mentaati atura serta suka menolong orang juga membutuhkan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Kabeh karyawan banjur tepung kanthi becik karo Nurcahya, awit saka anggone Nurcahya lembah manah lan kebak tatakrama. Nurcahya uga ora wigah-wigah aweh pambiyantu marang sapa wae sing mbutuhke tenangane..... (JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan Semua Karyawan tahu kenal baik dengan Nurcahya, dimulai dari sifatnya Nurcahya yang sopan santun dan mentaati aturan. Nurcahya juga tidak segansegan memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan tenaganya..... (JB. No 18 Epsd. 13) Berdasarkan kutiapan di atas menggambarkan tokoh Nurcahya memiliki sifat yang dimana orang sekitar Nurcahya merasa nyaman karena perbuatannya yang bersifat sopan santun serta mentaati aturan. Selain itu tokoh Nurcahya juga mempunyai kepercayaan Sang Penguasa dan Sang Pencipa. Hal tersebut terdapat di dalam kutipan berikut ini : Menawi panjenengan pitados kaliyan kedadosan-kedadosan aneh ingkang sesambetan kalih pusaka-pusaka kalawau ateges ugi pitados bilih pusakapusaka kalawau gadhah daya linuwih ingkang saged ndayani dhateng gesangipun manungsa? Nyuwun pangapunten. Kula sampun nate matur.. punapa boten ateges mangro tinggal kaliyan kapitadosan penjengengan bab panguwaosipun Gusti Ingkang Maha Agung..... (JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan Jika anda mengatakan dengan kejadian-kejadian aneh yang berhubungan dengan pusaka-pusaka tadi seperti juga mengatakan apa pusaka-pusaka tersebut mempunyai daya yang lebih yang bisa mengkuatkan dari kehidupan
43
manusia? Minta maaf. Saya sudah bilang. Kenapa saya tidak sependapat dengan pendapat anda dalam hal penguasa Tuhan yang Maha Agung?..... (JB. No 18 Epsd. 13) Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya tidak mempercayai hal-hal yang aneh jika benda pusaka itu dapat memberi kekuatan kepada manusia, Nurcahya hanya percaya kekuatan serta penguasa alam semesta adalah Tuhan yang Maha Agung. Tokoh Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang memiliki hati baik dan tidak meminta imbalan dalam menolong segala sesuatu. Hal itu terbukti terdapat dalam kutipan berikut ini : Gunar Sudigdo mongkong Nurcahya. Pawongan cendhek lemu kuwi prajanji yen ora bakal nglalekake Nurcahya. Gunar Sudigdo sakulawargane rumangsa kepotangan karo Nurcahya. Nanging Nurcahya ora rumangsa motangke, kabeh ditindakake minangka manungsa kang duwe ati nurani, awit ing ati nurani kuwi mau swarane Gusti keprungu cetha..... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan Gunar Sudigdo bilang kepada Nurcahya, seorang yang pendek gemuk itu berjanji jika tidak akan melupakan Nurcahya. Gunar Sudigdo sekeluarga merasa berhutang dengan Nurcahya. Namun Nurcahya tidak merasa menghutangkan, semua tindakan yang dilakukan seperti manusia yang mempunyai hati nurani, mulai dari hati nurani itu dari suaranya Tuhan yang terdengar jelas..... (JB. No 28 Epsd. 23) 2. Gunar Sudigdo Gunar Sudigdo merupakan tokoh utama kedua yang berada dalam cerita dari awal sampai akhir. Tokoh Gunar Sudigdo adalah seorang pengusaha yang memiliki bentuk tubuh pendek dan gemuk. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : Pak, menika leres Griya Wening, tembunge Nurcahya alus lan sopan marang juragane. wong iku, Gunar Sudigdo wonge cendhek lemu genah awit sandhang panggone bergas, setelan jas biru dhongker, hem njero biru maya-maya, dhasine uga biru, pas banget karo werna setelan jas sing dienggo..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan
44
Pak, apakah benar disitu tempat rumah Wening, kata Nurcahya yang halus dan sopan kepada majikannya. Orang itu, Gunar Sudigdo orangnya pendek gemuk benar dari pakaiannya yang mapan, berpakaian dengan memakai jas warna biru tua, kemeja yang menggunakan biru muda serta dasinya memakai warna biru juga cocok sekali dengan menggunakan pasangan jas yang dipakai..... (JB. No 06 Epsd. 01) Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan Gunar Sudigdo mempunyai bentuk tubuh yang pendek dan gemuk. Disamping itu Gunar Sudigdo juga seseorang yang ambisius dalam mencari pasangan pusaka-pusaka yang dimilikinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Wonten Pundi pasanganipun niku? Mbok dipun padosi. Menapa kemawon syarat lan uparampenipun kula cawisaken, ugi pinten kemawon ragadipun, Gunar Sudigdo sajak kedereng banget. Wis mantep tenan ta kersa Njenengan kuwi? Ragede iki ora sithik lan kudu nganggo laku batin kang ora gampang. Kula sampun mantep! Pinten kemawon ragadipun lan kados pundi kemawon lakunipun badhe kula lampahi .... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Dimana pasangannya itu? Ya dicarikan. Apa saja syarat dan peralatan yang harus saya siapkan, juga berapa saja habisnya, Gunar Sudigdo sudah berambisius sekali. Sudah mantap sekali ya, anda itu? Tidak besar ini tidak sedikit dan harus menggunakan tindakan kebatinan yang tidak gampang. Saya sudah mantap! Berapa saja habisnya dan dari mana saja tindakan itu pasti saya lakukan .... (JB. No 07 Epsd. 02) Gunar Sudigdo selain itu, juga mempunyai karakter ambisius, Gunar Sudigdo diceritakan dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo juga mempunyai prinsip yang dipegang teguh oleh Gunar Sudigdo. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini : Gunar Sudigdo duwe prinsip yen kesenangane keturutan bakal bisa njaga awak tetep waras. Lan kasunyatan pancen mengkono, Gunar Sudigdo sebatih ora nate lara yen mung kadhangkala, ora mesthi setaun pisan..... (JB. No 09 Epsd. 04)
45
Terjemahan Gunar Sudigdo mempunyai prinsip jika mempunyai hobi kegemaran akan membuat bisa menjaga badan tetap sehat dan kenyataannya memang begitu, Gunar Sudigdo jarang tidak pernah sakit hanya terkadang, tidak pasti setahun sekali..... (JB. No 09 Epsd. 04) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo mempunyai prinsip yang masih dipegang teguh olehnya. Selain itu Gunar sudigdo mempunyai sifat yang ramah tamah kepada orang lain sehingga tidak menandakan bahwa dirinya mempunyai kedudukan tinggi. Hal tersebut dapat digambarkan dalam kutipan berikut : ....Sanes wekdal kemawon, wangsulane Gunar Sudigdo grapyak, ora nuduhake yen dheweke kuwi wong mbrewu sing padatan angkuh sikepe. Inggih, sumangga..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan ....lain kali saja, jawab Gunar Sudigdo yang ramah tamah, tidak menandakan jika dirinya itu orang yang mempunyai derajat yang banyak sikap angkuh. Iya mari..... (JB. No 07 Epsd. 02) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo mempunyai sikap ramah tamah terhadap orang lain. Selain ramah tamah Gunar Sudigdo mempunyai sifat rendah hati yang ditandakan dengan senyum kepada Nurcahya yang hanya bekerja hanya sebagai seorang sopirnya. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut ini : Kepiye, Nur? Gunar Sudigdo mbaleni pitakone. Nurcahya nglirik kaca sing ngarep, katon juragane mesem marang dheweke. Nurcahya dadi klincutan. Tak
46
kandhani ya Nur. Aku banget percaya maranganane Gusti lan uga panguwasane....(JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Bagaimana Nur? Gunar Sudigdo mengulangi pertanyaannya. Nurcahya melirik kaca yang berada didepannya, terlihat majikannya sedang tersenyum padanya. Nurcahya menjadi salah tingkah. Saya beritahu ya Nur, Saya percaya sekali kepada Gusti dan juga penguasanya.....(JB. No 07 Epsd. 02) Berdasarkan kutipan diatas menggambarkan Gunar Sudigdo mempunyai sifat rendah hati yag ditandai dengan murah senyum kepada orang lain. Gunar Sudigdo memiliki rasa simpati atau peduli terhadap sesama, hal ini digambarkan pada kutipan: .... Mandheg sik, Nur! Delengen sing tiba kuwi mau. Katone tiba merga kaget weruh awake dhewe bakal menggok ngulon, tembunge Gunar Sudigdo... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan .... Berhenti dulu, Nur! Lihatlah yang jatuh itu tadi. Kelihatanya jatuh karena kaget melihat kita yang mau belok ke barat, katanya Gunar Sudigdo..... (JB. No 08 Epsd. 03) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sosok Gunar Sudigdo mempunyai karakter peduli, meskipun dia adalah seseorang yang kaya raya tetapi tidak angkuh dengan sesama. Gunar Sudigdo digambarkan pengarang adalah tipe orang yang mudah percaya suatu informasi yang tertera di media maya dan terhadap benda pusaka dan orang yang jahat yaitu Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
47
Gunar Sudigdo maju lungguhe nalika ana gambar patungmemper karo patung kang nembe ditemu iku. Patung kuwi kaya dene bebungah saka narendra marang para juru bedhag utawa para pemburu kang duwe kaluwihan mirungan. Patung kuwi digawe ing jaman Mataram Kuna. Arane patung cilik kuwi patung Nirvashura. Patung kuwi dipercaya duwe daya magis tumprap kang kanggonan mula kalebu pusaka sing pengaji. Mengkono kang tinulis ing intrenet ora akeh informasi bab patung kuwi. .... (JB. No 09 Epsd. 04) Beda maneh karo Gunar Sudigdo. Wong sugih sing pawakane cendhek lemu kuwi percaya banget karo keris Kyai Branti pancen duwe daya linuweh. Apa maneh yen wis bisa disandhingke karo pasangan pusaka kuwi, yakuwi keris Kyai Sengkali..... (JB. No 11 Epsd. 06) Gunar Sudigdo katon ayem wae, pikiranne rumangsa marem lan banget percaya marang Dirga Swandaru..... (JB. No 14 Epsd. 09) Aku percaya yen wujud panguasane Gusti kuwi maneka warna. Salah sawijine yakuwi. Lumantar anane pusaka-pusaka kang duwe daya linuwih kuwi mau..... (JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan Gunar Sudigdo maju tempat duduknya ketika ada gambar patung yang hampir mirip dengan patung yang baru ditemukan itu. Patung itu seperti mempunyai kesenengan dari seseorang kepada para ahli atau para pemburu yang mempunyai kelebihan yang luar biasa. Patung itu dibuat di jaman Mataram Kuna. Sebutan patung kecil itu patung Nivashura. Patung itu dipercaya mempunyai kekuatan ghaib yang termasuk pusaka mahal. Seperti itu yang tertulis di internet tidak banyak informasi patung itu. .... (JB. No 09 Epsd. 04) Beda lagi dengan Gunar Sudigdo. Orang kaya yang bentuk tubuhnya pendek itu sangat percaya sekali dengan keris Kyai Branti memang mempunyai kekuatan yang lebih. Apalagi jika sudah disandingkan dengan pasangannnya mempunyai kekuatan yang lebih yaitu Keris Kyai Sengkali..... (JB. No 11 Epsd. 06) Gunar Sudigdo sudah merasa tentram saja, pikirannya merasa puas dan percaya sekali kepada Dirga Swandaru..... (JB. No 14 Epsd. 09) Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo itu mempunyai sikap yang mudah percaya kepada sesuatu hal di dunia maya dan terhadap benda pusaka. Tokoh Gunar Sudigdo juga mempunyai rasa kuatir terhadap sesuatu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
48
Hp-ne Gunar Sudigdo muni lan geter. Gunar Sudigdo nampa telpun lumantar hp-ne. Katone ana bab kang wigati. Kanthi gupuh enggal ngajak Nurcahya supaya ngeter mulih. Praupane Gunar Sudigdo owah, sing maune sumeh, wektu kuwi dadi kaya wong kuwatir..... (JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan Hpnya Gunar Sudigdo berbunyi dan bergetar. Gunar Sudigdo menerima telepon dari hpnya. Seperti ada hal yang gawat. Dengan tergesa-gesa mengajak Nurcahya supaya mengantarkan pulang. Raut muka Gunar Sudigdo sudah berbeda yang tadinya tersenyum, waktu itu seperti orang resah..... (JB. No 18 Epsd. 13) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Gunar Sudigdo setelah mengangkat telpon lalu berubah menjadi kuatir kepada keadaan rumah, karena di dalam kutipan di atas disuruh menghantarkan pulang. 3. Dirga Swandaru Dirga Swandaru merupakan tokoh utama ketiga yang diceritakan dari awal cerita hingga akhir cerita. Tokoh Dirga Swandaru adalah seorang yang dikenal sebagai orang yang pintar yang dapat melacak keberadaan pusaka-pusaka. Hal tersebut dapat terlihat dari kutipan berikut ini ; Yen Bapa Dirga Swandaru nggadahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai bakat lain, yaitu bisa melacak tempattempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu.... (JB. No 06 Epsd. 01) Berdasarkan kutipan di atas Dirga Swandaru dikenal orang mempunyai kemampuan melacak benda-benda pusaka seperti pusaka, atau barang-barang
49
peninggalan leluhur jaman dahulu. Dirga Swandaru juga digambarkan gagah dan berumur lima puluh lima tahun serta tidak mempunyai seorang istri. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut ini : Niki Nurcahya, sopir kula. Nur, iki bapa Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo aweh keterangan. Dirga Swandaru umure seket lima taun. Pawakane gagah, gedhe dhuwur, ghodeg lan jenggot ngrenggani payuryane kang nggantheng. Dirga Swandaru ora duwe bojo..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemaham Ini Nurcahya, sopir saya. Nur, ini bapak Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo yang memberikan keterangan. Dirga Swandaru yang berumur lima puluh lima tahun serta memiliki bentuk badan yang gagah, besar dan tinggi, memiliki rambut tipis yang menghubungkan rambut dengan jenggot dan berjenggot yang menggambarkan dari wajahnya yang memiliki bentuk wajah tampan. Dirga Swandaru juga tidak mempunyai istri..... (JB. No 07 Epsd. 02) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Dirga Swandaru mempunyai bentuk tubuh yang gagah besar dan tinggi serta memiliki rambut yang tipis yang menghubungkan rambut ke jenggot. Disamping itu Dirga Swandaru juga mempunyai watak jahat yang ingin mengancam Nurcahya yang sedang mencari kebenaran dari perbuatan Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Panyawange Dirga Swandaru sing mung sakeplasan kuwi kaya dene tumbak kang ditlorongke ngener dhadhane Nurcahya. Dirga Swandaru kaya dene aweh sasmita marang Nurcahya , aja gegojengan karo aku! Mangkono batine Nurcahya..... (JB. No 22 Epsd. 17) Terjemahan Terlihat tatapan Dirga Sawandaru yang hanya sekilas itu seperti tombak yang di acungkan tepat di dadanya Nurcahya. Dirga Swandaru seperti mempunyai pesan kepada Nurcahya, jangan main-main dengan Aku! Begitu batinnya Nurcahya..... (JB. No 22 Epsd. 17)
50
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dirga Swandaru memang mempunyai watak jahat, yang selalu berusaha untuk menjaga tindakannya untuk diketahui kebenarannya. Seperti halnya dalam cerbung Mburu Pusaka, pengarang menggambarkan bahwa Dirga Swandaru berwatak pintar dan licik dalam menyikapi kendala apabila akan dipertanyakan barang-barang pusaka lainnya. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Nembe sesasi sabanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokake marang Dirga Swandaru. Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru, kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga Swandaru ngakoni menawa barang-barang duweke Gunar Sudigdo duwe pengaji seni dhuwur, mula bisa katelah barang-barang antik lan langka..... (JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan Baru sebulan setelahnya, ide Nurcahya kesampaian. Semua barang pusaka yang di miliki oleh Gunar Sudigdo ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, menurut dari Dirga Swandaru, semua barang pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu hanya barang pasaran, barang biasa yang tidak mempunyai kekuatan yang lebih. Namun Dirga Swandaru mengakui bahwa barang-barang punyanya Gunar Sudigdo itu memiliki nilai seni yang tinggi, maka bisa dikatakan sebagai barang-barang antik dan langka..... (JB. No 24 Epsd. 19) Berdasarkan kutipan di atas, Dirga Swandaru mencari alasan dan jawaban agar kejahatannya tetap belum terbongkar. Pengarang menggambarkan Dirga Swandaru adalah orang yang sangat licik sekali. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut : Dirga Swandaru waringuten, wiwit nggunakakke cara-cara licik. Saka alialine dienggo ana peluk tipis, pranyata kuwi racun sing bisa sumebar ing hawa kanthi cepet..... Nalika kahanan isih semrawut kuwi, kanthi licik Dirga Swandaru kasil nylintut lunga liwat dalan rahasia..... (JB. No 27 Epsd. 22)
51
Terjemahan Dirga Swandaru dari dahulu menggunakan cara-cara licik. Dari cincin yang dipakai ada asap tipis, ternyata itu racun yang bisa menyebar di udara dengan cepat..... ketika pertahanan masih tak terkendali, dengan licik Dirga Swandaru berhasil kabur melewati jalan rahasia..... (JB. No 27 Epsd. 22) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Dirga Swandaru merupakan tokoh yang sangat licik dan jahat. 4. Tyas Widuri Tokoh Tyas Widuri merupakan tokoh yang memiliki rendah hati, jujur serta berani mengakui kesalahannya sendiri. Ketiga sikap tersebut dapat dilihat pada kutipan: ......Nyuwun ngapunten yen njenengan dhawah, Nurcahya ngajak salaman. Boten, Njenengan boten lepat. Kula sing lepat, wong radi ngalamun, wanita kuwi nampani salamane Nurcahya..... (JB. No 08 Epsd. 03) .... Boten sisah, panjenengan boten lepat. Kula boten saged nampi punika, Tyas Widuri kipa-kipa. Gunar Sudigdo gumun, ing jaman saiki pranyata isih ana bocah enom sing perwira, wani ngakoni lupute....(JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan .... Mohon maaf kalau anda jatuh, Nurcahya mengajak bersalaman. Tidak, anda tidak salah. Saya yang salah. Lha tadi agak melamun, wanita itu menerima salamannya Nurcahya..... (JB. No 08 Epsd. 03) Tidak usah, anda tidak salah. Saya tidak bisa menerima ini, Tyas Widuri menolak. Gunar Sudigdo heran, di zaman sekarang ternyata masih ada anak muda yang berani, berani mengakui kesalahannya.....(JB. No 08 Epsd. 03) Kutipan tersebut menggambarkan tokoh Tyas Widuri yang rendah hati, jujur serta berani malalui pengakuannya bahwa dia yang salah sehingga dia terjatuh, serta menolak pemberian Gunar Sudigdo karena merasa dialah yang salah atas peristiwa yang mengakibatkan dia terjatuh beserta motornya. Tyas
52
Widuri juga memiliki paras wajah yang cantik. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Sawentara wektu sabanjure, ana kenya ayu merak ati nyedhak meja resepsionis. Nurcahya ketungkul nyemak koran, mula ora nggatekake sapa kang teka. Mintari lan Beta repot nampa telpun. Kenya kuwi mesem lan manthuk marang Beta. Beta manthuk karo mesem sasmita supaya kenya kuwi lungguh dhisik. Kenya kuwi banjur lungguh. .... Lho....njenengan rak mbak Tyas Widuri ta? Nurcahya ngadeg. Inggih.....(JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Sementara waktu seterusnya, ada perempuan cantik yang terpesona hati mendekati meja resepsionis. Nurcahya terfokus membaca koran, jadi tidak memperhatikan siapa yang datang. Mintari dan Beta sedang sibuk menerima telpon. Perempuan itu senyum dan menundukan kepala kepada Beta. Beta menundukan kepala dengan senyuman dikarenakan agar perempuan itu duduk dahulu. Perempuan itu lalu duduk.... lho...anda itu mbak Tyas Widuri ya? Nurcahya berdiri. Iya.....(JB. No 10 Epsd. 05) Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Tyas Widuri adalah perempuan yang cantik dan murah senyum kepada orang lain. Tidak hanya canti dan murah senyum, Tyas Widuri juga mempunyai sikap yang peduli dan rasa sopan dengan lingkungan untuk kebersihan serta kepada orang lain, Tyas Widuri menjaga lingkungan sosial agar tidak tecemari dengan sampah agar orang lain tidak terganggu. Hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut ini: Tyas Widuri satemene isih penasaran, nanging dheweke ora bisa apa-apa. Mula banjur pamitan, lan kanthi sopan njupuk gelas plastik kang wis kothong. Gelas platik dilebokake ing tempat sampah..... test pungkasan sing dikarepke dening Gunar Sudigdo yakuwi bab sikepe Tyas Widuri nalika metu saka ruwangan. Prinsipe Gunar Sudigdo, menawa Tyas Widuri nggawa gelas sing wis kothong banjur dibuwang ing tempat sampah, kuwi ateges Tyas Widuri duwe pangrasa kang alus lan lembah manah. Awit ora gelem gawe reged ing papan kang dudu papane.....(JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Tyas Widuri sebenarnya masih penasaran, namun dirinya tidak bisa apa-apa. Lalu langsung pamitan, dan dengan sopan mengambil gelas plastik yang sudah kosong. Gelas plastik yang dimasukan ditempat sampah.... ujian terakhir yang diharapkan dari Gunar Sudigdo yaitu hal yang sikapnya Tyas Widuri jika
53
keluar dari ruangan. Prinsipnya Gunar Sudigdo, jika Tyas Widuri membawa gelas yang sudah kosong lalu dibuang di tempat sampah, itu menandakan Tyas Widuri mempunyai perasaan yang halus dan cinta lingkungan. Mulai tidak mau membuat kotor di tempat yang bukan tempatnya.....(JB. No 10 Epsd. 05) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tyas Widuri sangatlah menjaga lingkungan di tempat orang lain, dan berperilaku sopan terhadap orang lain. 5. Dyah Pramesthi Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan bahwa tokoh Dyah Pramesthi merupakan anak dari Gunar Sudigdo yang sekarang masih kuliah di perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Hal ini terdapat dalam kutipan : Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus mengkone. Dyah Pramesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Palgunadi, anaknya yang pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pramesthi masih kuliah di universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta .... (JB. No 09 Epsd. 04) Berdasarkan kutipan di atas digambarkan bahwa Dyah Pramesthi adalah anak kedua dari Gunar Sudigdo. Dyah Pramesthi juga diceritakan mempunyai watak manja, cantik dan bertubuh tinggi. Terbukti dari caranya dia merayu Gunar Sudigdo untuk segera berlatih mengemudikan mobil. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
54
Ana bocah wadon mlayu saka tingkat ndhuwur. Bocah wadon ayu lencir kuwi banjur ngggandheng tangane Gunar Sudigdo. Pareng nggih, Pak? Pak? Pareng nggih? Tembunge Dyah Pramesthi semune ngrayu bapake. Durung entuk. Kowe durung rong puluh taun! Wangsulane Gunar Sudigdo..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Ada gadis yang lari dari lantai atas. Gadis cantik tinggi itu lalu menggandeng tangannya Gunar Sudigdo. Boleh ya, Pak? Pak? Boleh ya? Kata Dyah Pramesthi dengan nada merayu bapaknya. Belum boleh kamu belum berumur dua puluh tahun! Jawab Gunar Sudigdo.... (JB. No 09 Epsd. 04) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Dyah Pramesthi memiliki sifat manja kepada kedua orang tuanya. Selain itu Pegarang Al Aris Purnomo juga menggambarkan Dyah Pramesthi berwatak cerdas, saat itu mudah menerima arahan dan ajaran dari Nurcahya waktu mengajarkan mobil di lapangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Dyah Pramesthi kalebu gathekan, ora suwe anggone ajar wis katon trampil nyopir. Kaya-kaya wis nate nyopir sadurunge..... (JB. No 16 Epsd. 11) Terjemahan Dyah Pramesthi termasuk cerdas, tidak lama yang belajar sudah terlihat mahir menyetir. Seperti terlihat sudah pernah menyetir sebelumnya.... (JB. No 16 Epsd. 11) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Dyah Pramesthi adalah berwatak cerdas yang mudah menerima ajaran yang diberikan kepada Nurcahya untuk belajar mengemudi. Di samping itu Dyah Pramesthi mempunyai bentuk bola mata yang indah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Dyah Pramesthi sing maune ora nggagas bab kuwi dadi krasa lucu krungu tembunge Nurcahya. Kenya sulistya kuwi nyawang Nurcahya gemes, mripate
55
bunder blalak-blalak, endah. Kenya kuwi ngantem lengene Nurcahya.... (JB. No 16 Epsd. 11) Terjemahan Dyah Pramesthi yang tadinya tidak menghiraukan hal itu menjadi terasa lucu terdengar Nurcahya. Perempuan cantik itu melihat Nurcahya gemas matanya bundar blalak-blalak indah. Perempuan itu menghantam bahu Nurcahya.... (JB. No 16 Epsd. 11) Tokoh Dyah Pramesthi selain cantik juga mempunyai sifat yang tidak angkuh dan ramah tamah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Tyas Widuri ngrasakake kalamun anake juragane kuwi ora angkuh, malah kepara duwe sikep lembah manah. Ndhadekake pangrasa Tyas Widuri krasa kepenak..... (JB. No 20 Epsd. 15) Terjemahan Tyas Widuri merasakan jika anak dari majikannya itu tidak angkuh malah mempunyai sikap ramah tamah. Menjadikan perasaan Tyas Widuri terasa enak..... (JB. No 20 Epsd. 15) Berdasarkan
kutipan
di
atas
menggambarkan
Dyah
Pramesthi
mempunyai sifat ramah-tamah dan tidak angkuh dari penilaian Tyas Widuri saat berkenalan dengan Dyah Pramesthi. 2) Karakter Bawahan Karakter yang mendukung kehadiran karakter utama dan tidak sering muncul, hanya muncul saat peristiwa-peristiwa tertentu.
56
1. Karmidi Karmidi merupakan karakter bawahan, yang hanya digunakan oleh pengarang sebagai pelengkap dan membantu dalam jalannya cerita dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo, Karmidi adalah seorang yang bertugas sebagai pembantu rumah tangga yang membersihkan tempat Griya Wening. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : Leres, Nakmas. Kula Karmidi, ing kapatah reresik ing Griya Wening ngriki. Nakmas badhe kagungan kersa punapa? Kula ndherekaken juragan kula, ingkang badhe sowan Bapa Dirga Swandaru. Menapa kepareng?..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Benar, Nak. Saya Karmidi yang diutus untuk bersih-bersih di Griya Wening sini. Nakmas ada keperluan apa ya? Saya ikut bersama majikan saya, yang ingin bertemu dengan Bapak Dirga Swandaru. Apakah dibolehkan?..... (JB. No 06 Epsd. 01) Berdasarkan kutipan di atas bahwa menggambarkan seorang pembantu rumah di tempat Griya Wening tersebut. Selain itu, Karmidi digambarkan oleh pengarang sesosok orang yang sudah tua. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Pak Karmidi mbukak lawang gapura. Wong setengah tuwa kuwi mesem semanak, menehi sasmita supaya enggal mlebu..... (JB. No 12 Epsd. 07) Terjemahan Pak Karmidi membukakan pintu gapura. Orang setengah tuwa itu senyum sebentar, memberi pertanda supaya cepat masuk..... (JB. No 12 Epsd. 07)
57
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa tokoh Karmidi seorang yang sudah tua. Selain itu juga mempunyai sifat yang santun dalam berbahasa. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut: Inggih Nakmas, sumangga. Miyos mriki, Karmidi disiki laku, sapu sada disendhekke maneh ing wit uni maneh..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Iya nak, mari. Lewat sini, Karmidi mendahului jalannya, sapu lidi yang ditaruh lagi di pohon uni lagi..... (JB. No 06 Epsd. 01) Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan jika Karmidi mempunyai sifat santun dalam berbicara pada orang, disamping itu Karmidi adalah seorang yang sangat ramah kepada orang. Ramah dalam artian murah senyum, Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini: legane perasaane Gunar Sudigdo sawise salaman, Gunar Sudigdo lan Nurcahya metu saka ruwangan kuwi. Tekan latar, dipethuk eseme Karmidi kang semanak. Menapa lajeng kondur kemawon?.... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Merasa lega perasaannya Gunar Sudigdo setelah berjabat tangan, Gunar Sudigdo dan Nurcahya keluar dari ruangan itu. Sampai halaman, disambut senyumnya Karmidi yang senang. Apakah langsung akan pergi saja?..... (JB. No 07 Epsd. 02) Berdasarkan kutipan di atas Karmidi di gambarkan ramah serta murah senyum, namun di balik itu semua ternyata Karmidi juga ikut menipu bersama Dirga Swandaru. Dari hal tersebut maka Karmidi dalam menyakinkan korbannya Gunar Sudigdo dan Nurcahya dengan cerita bahwa Dirga Swandaru mempunyai keahlian melacak benda pusaka. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Saleresipun nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma ingkang limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para sanak kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet
58
punika awit saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru. Yen Bapa Dirga Swandaru nggadhahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak Wegig Swandaru dulu juga mencari sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga Ibu Wening Dewanti. Banyak para teman yang ingin mempunyai masalah bisa menyelesaikan masalah itu dari tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu..... (JB. No 06 Epsd. 01) 2. Trianasti Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan tokoh yang sebagai istrinya Gunar Sudigdo yaitu Trianasti. Tokoh Trianastri diceritakan mempunyai peduli sosial yang tinggi serta tindak menuntut banyak dari Gunar Sudigdo dalam hobinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Kulawargane ora ana sing protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi. Trianastri repot karo urusan sosial..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu. Trianastri repot dengan urusan Sosial..... (JB. No 09 Epsd. 04) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Trianasti merupakan tokoh yang peduli sosial, di samping itu tokoh Trianastri juga meliliki sikap yang mudah panik, takut dan resah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Pak Gunar enggal mlayu mlebu ngomah. Dipapag Trianastri, bojone Pak Gunar sing terus ngomong Aku ora wani ngowahi, Pak. Kahanane isih kaya sekawit..... Trianastri miwiti crita Gunar Sudigdo lan Nurcahya nyemak kanthi premah .... Aku sarujuk panjenengan wae ngoleksi pusaka-pusaka kuwi mau, ning sing dak suwun aja nganti pusaka-pusaka kuwi malah ora gawe tentrem ing omah iki. Menawa nganti kedadean kaya mengkono, apa ora muspra nggon panjenegan ngupaya pusaka-pusaka kuwi mau? Ateges rak nalah ora ana paedahe, malah kepara gawe rugi kelangan katentreman. Awit miturut
59
panemuku sing buku kuwi urip kanthi tentrem. Nyuwun pangapunten, ora ateges aku nduwe kersa panjenengan lho pak?..... (JB. No 19 Epsd. 14) Terjemahan Pak Gunar segera berlari masuk rumah. Ditemui Trianastri, istri Pak Gunar yang terus berkata Saya tidak berani merubah, Pak. Keadaan masih seperti semula.... Trianastri memulai cerita dengan Gunar Sudigdo dan Nurcahya yang mengamati dengan teliti.... saya setuju saja anda mengkoleksi pusaka-pusaka itu tadi, tapi yang yang saya minta jangan sampai pusaka –pusaka itu malah tidak membuat tenang di rumah ini. Misalnya ada kejadian seperti itu, apa tidak bingung pada anda merawat pusaka-pusaka itu tadi? Seperti tidak ada ada kebaikannya malah membuat kerusakan membuat rugi kehilangan ketenangan. Menurut dari buku yang hidup dengan tentram. Minta maaf, tidak bermaksud saya ingin mengatur anda lho Pak?..... (JB. No 19 Epsd. 14) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tokoh Trianastri sedang resah ketika ada masalah yang berhubungan dengan benda-benda pusaka milik Gunar Sudigdo yang berada di rumah. 3. Bapa Wegig Swandaru dan Ibu Wening Dewanti Tokoh Bapa Wegig Swandaru dan Ibu Wening Dewanti merupakan salah satu tokoh penggambaran jika kedua orang dari Dirga Swandaru dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo diceritakan bahwa orang tua Dirga Swandaru sudah meninggal, dan meraka juga mempunyai keahlian memecahkan masalah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Ramanipun Bapa Dirga Swandaru, ingkang asma Bapa Wegig Swandaru. Eman dene sampun kapundhut ing pangayunaning Gusti, margi kacilakan lalulintas sareng kalian garwa, inggih Ibu Wening Dewanti.... Saleresipun nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma ingkang limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para sanak kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet punika awit saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Ayahnya Bapak Dirga Swandaru itu dengan nama Bapak Wegig Swandaru. Ini sudah diambil di samping Tuhan, karena kecelakaan lalu lintas bersama istrinya yaitu Ibu Wening Dewanti.... Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak Wegig Swandaru dulu juga mencari sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga Ibu Wening Dewanti. Banyak para teman yang ingin mempunyai masalah bisa
60
menyelesaikan masalah itu dari tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu..... (JB. No 06 Epsd. 01) 4. Lik Man Tokoh Lik Man ini bekerja sebagai pembantu di rumah Gunar Sudigdo yang di dalam cerita hanya muncul sekali saat membukakan gerbang dari kedatangan Gunar Sudigdo dan Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Saka njero perkarangan katon ana wong mlayu banjur mbukak lawanng gapura. Wong kuwi nganggo kathok gojag-gajeg lan kaos kuning gulone biru. Lik Man, kowe mau nggatekake ora yen ana wong wira-wiri ngarep gerbang iki? Pitakone Gunar Sudigdo marang wong kang prayata jenenge Lik Man kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Dari dalam perkarangan terlihat ada orang yang sedang lari lalu segera membuka pintu gapura. Orang itu hanya menggunakan celana sepertiga kaki dan kaos kuning yang kerahnya berwarna biru. Lik Man, kamu tadi memperhatikam tidak jika ada orang yang mondar-mandir didepan gerbang ini? Tanya Gunar Sudigdo pada orang yang ternyata namanya Lik Man itu..... (JB. No 09 Epsd. 04) 5. Palgunadi Tokoh Palgunadi merupakan anak dari Gunar Sudigdo namun tokoh Palgunadi itu tidak ikut dalam alur cerita yang diceritakan oleh pengarang, hanya sebatas pengenalan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi. Trianastri repot karo urusan sosial. Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus mengkone. Dyah Pramesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu. Trianastri sudah sibuk dengan kegiatan sosial. Palgunadi, anaknya yang pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka
61
usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pramesthi masih kuliah di universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta.... (JB. No 09 Epsd. 04) 6. Mintari dan Beta Tokoh Mintari dan Beta adalah seorang repsepsionis, pegawai dari kantornya Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya sing entuk jejibahan mirunggan ngenteni Tyas Widuri wis samekta ing meja resepsionis ngancani Mintari lan Beta..... kenya loro lan jejaka sing umure sepantaran kuwi bisa omongan kanthi kepenak. Kenya loro kuwi kanda kalamun Nurcahya ora pantes dadi sopir, pantese dadi manager, Nurcahya mung nggleges wae.... (JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Nurcahya yang mendapat perintah untuk menunggu Tyas Widuri sudah menunggu di meja resepsionis menemani Mintari dan Beta.... dua wanita dan jejaka yang umurnya sepantaran itu bisa ngobrol dengan enak. Kedua wanita itu bilang kalau Nurcahya tidak pantas menjadi Sopir, pantasmya menjadi manager. Nurcahya hanya senyum saja..... (JB. No 10 Epsd. 05) 7. Dardono Tokoh Dardono merupakan tokoh pembantu Dirga Swandaru, tokoh ini ikut ketika ada misi untuk mencari pasangan benda pusaka. Dardono diceritakan mempunyai badan besar dan berotot, terlihat kuat tenaganya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Pak Gunar lan Nurcahya nyawang pawongan kang nembe teka iku. Dedege sedhengan. Awake gempal, katon cetha otot-otote gedhe, genah yen rosa tenagane. Nalika pawongan kuwi wis napaki jogan pendhapa, Dirga Swandaru metu saka njero omah mburi. Pak Gunar, iki Darmono, rewangku sing bakal ngewangi, Dirga Swandaru nepungke wong iku..... (JB. No 13 Epsd. 08) Terjemahan Pak Gunar dan Nurcahya melihat seseorang yang baru datang itu. Bentuknya tubuh standar. Badannya besar, terlihat otot-ototnya besar, benar jika tenaganya kuat. Ketika seseorang itu sudah memasuki di halaman pendapa, Dirga Swandaru keluar dari dalam rumah belakang. Pak Gunar, ini Dardono, temanku yang akan membantu, Dirga Swandaru memperkenalkan orang itu..... (JB. No 13 Epsd. 08)
62
8. Waldinata dan Istrinya Sumilah Tokoh Waldinata dan istrinya Sumilah merupakan korban dari kejahatan Dirga Swandaru, selain Gunar Sudigdo. saat itu Gunar Sudigdo tidak segaja waktu akan meninggalkan Griya Wening bertemu dengan Waldinata dan Sumilah di pendhapa joglo untuk menayakan mahar yang diberikan kepada Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Tekan pendhapa joglo Gunar Sudigdo lan Nurcahya ketemu karo pawongan lanang wadon kang wingi uga ana ing kono. Nurcahya bablas ngener mobil, dene Gunar Sudigdo diaruh-aruhi dening tamu lanang-wadon kuwi. Gunar Sudigdo mandheg banjur padha salaman, tertepungan. Tamu sakloron kuwi nayuhke pusaka sak tinggalane simbah-simbahe, wujud wilah tumbak. Miturut tamu sakloron jenenge Waldinata lan garwane Sumilah kuwi, pusaka kasebut duwe daya linuwih. Sawise ngopeni pusaka kuwi panguripane kulawargane mundhak kepenak kaya disengkakke..... (JB. No 15 Epsd. 10) Terjemahan Sampai pendhapa joglo Gunar Sudigdo dan Nurcahya bertemu dengan seseorang laki-laki dan perempuan yang kemaren kesini. Nurcahya langsung menuju mobil, jika Gunar Sudigdo berhenti menyapa kepada tamu laki-laki dan perempuan itu. Gunar Sudigdo berhenti lalu saling berjabat tangan. Tamu berdua itu membawa pusaka yang diwariskan oleh nenek moyangnya, berwujud sebuah tombak. Menurut tamu berdua namanya Waldinata dan istrinya Sumilah itu, pusaka tersebut mempunyai kekuatan yang lebih. Setelah merawat pusaka itu dalam kehidupannya keluarganya menjadi lebih enak seperti sekarang..... (JB. No 15 Epsd. 10) 9. Bapak dan Simbok Nurcahya Tokoh Bapak dan Simbok Nurcahya merupakan salah satu tokoh penggambaran jika kedua orang dari Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Asris Purnomo diceritakan bahwa orang tua Nurcahya sudah meninggal saat ditanya oleh Dyah Pramesthi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Bapak-ibune Mas Nur apa ora kagungan pusaka? Padatan wong Jawa kuwi nyimpen keris minangka pusaka. Panyawangane Nurcahya nrabas mega-mega kang arak-arakan mengalor. Nurcahya nyoba nggoleki wewayangane wong tuwane. Aku wis ora duwe bapak-simbok. Bapak-simbok seda kacilakan nalika
63
isih cilik, wangsulane Nurcahya dibarengi unjal napas landhung..... (JB. No 16 Epsd. 11) Terjemahan Bapak-ibunya Mas Nurcahya apa tidak punya benda pusaka? Kebanyakan orang Jawa itu menyimpan keris sebagai pusaka. Raut Nurcahya melalui langit sore yang sedang menuju ke utara. Nurcahya mencoba mencari bentukan orang tuannya. Saya sudah tidak mempunyai bapak-simbok. Bapak-simbok sudah meninggal karena kecelakaan ketika masih kecil, jawab Nurcahya bersamaan menghempas nafas panjang..... (JB. No 16 Epsd. 11) 10. Ristiana Tokoh Ristiana ini merupakan teman dari tokoh Dyah Pramesthi, Ristiana ini di gambarkan pengarang hanya seorang teman Dyah, yang keluar berdua untuk makan bersama. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Wanita mudha kang ngawaske kuwi Dyah Pamesthi. Ndilalah dheweke nembe mangan karo Ristiana, kancane. Kok weruh Nur mlebu ing warung gadhogadho sabrang dalan. Pangrasane Dyah dadi ora kepenak..... (JB. No 20 Epsd. 15) Terjemahan Wanita muda yang mengawasi itu Dyah Pamesthi. Kebetulan dirinya sedang makan dengan Ristiana, temannya. Kok lihat Nur masuk di dalam warung gado-gado seberang jalan. Perasaannya Dyah menjadi tidak nyaman..... (JB. No 20 Epsd. 15) 11. Dwi Wulansari dan Bu Samiyani Tokoh Dwi Wulansari dan Ibu Samiyani merupakan ibu dari orang tua Tyas Widuri dan adik dari Tyas Widuri yang duduk di SMA kelas dua. Tokoh ini
64
dimunculkan saat Nurcahya dan Dyah Pramesthi main kerumah Tyas Widuri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Tyas Widurin nampa tekane Nurcahya lan Dyah Pramesthi kanthi gumyakgumyak. Ing omahe Tyas Widuri ana ibune jenenge Samiyani. Uga ana adhine sing isih sekolah SMA kelas loro, jenenge Dwi Wulansari, wektu kuwi durung bali saka sekolah. Bapake Tyas Widuri wis seda. Bu Samiyani nyambut gawe minangka bakul sembako lan sayuran ing pasar-pasar, uga duwe kios gedhe ing Baturetno. Keluwargane Tyas Widuri katon prasaja, nanging krasa menawa nduweni sesambungan kang raket..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Tyas Widuri menerima kedatangan Nurcahya dan Dyah Pramesthi dengan sambutan senang sekali. Di rumahnya Tyas Widuri ada ibunya bernama Samiyani. Juga ada adiknya yang masih sekolah SMA kelas dua, bernama Dwi Wulansari, waktu itu belum kembali dari sekolahan. Bapaknya Tyas Widuri sudah meninggal. Bu Samiyani bekerja menjadi pendagang sembako dan sayuran di pasar-pasar, juga mempunyai kios besar di Baturetno. Keluarganya Tyas Widuri terlihat sederhana namun terasa memiliki hubungan yang harmonis..... (JB. No 25 Epsd. 20) 12. Pawongan nganggo sarwa ireng Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo juga menceritakan seseorang yang mencurigakan yang berpakaian serba hitam yang sedang diikuti oleh Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya sujana, awit pawongan sing menganggo sarwa ireng kuwi katon mindhik-mindhik lan kadhangkala mlaku rikat. Pawongan kuwi nggendhong tas rangsel cilik, wernane uga ireng. Nurcahya ngetutke lakune wong nyalawadi kuwi. Jangkahe Nurcahya prasasat ora bis dirungu, kuwi bisa kelakon awit Nurcahya nguwasani beladhiri sing tatarane ora baen-baen..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Nurcahya curiga, mulai orang yang menggunakan serba hitam itu yang terlihat mengendap-ngendap dan terkadang berjalan pelan-pelan. Seseorang itu menggendong tas rangsel kecil, juga berwarna hitam. Nurcahya juga mengikuti berjalannya orang yang mencurigakan itu. Langkahnya Nurcahya memang tidak bisa didengarkan, itu bisa dilakukan oleh Nurcahya dari menguasai beladiri yang tidak main-main..... (JB. No 25 Epsd. 20)
65
13. Mustadi dan Banarto Tokoh Mustadi dan Banarto merupakan anggota dari kejahatan Dirga Swandaru. Nurcahya sedang mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengungkap kejahatan Dirga Swandaru lewat tokoh Mustadi dan Banarto. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Nurcahya wasis tenan, kanthi pinter nggunakake kabeh kalodhangan kuwi kanggo golek keterangan saakeh-akehe. Kabeh sing diucapne wong loro kuwi direkam dening Nurcahya nganggo hp. Nurcahya pancen duwe panggraita sing latip. Rasa sujanane dadi kanyatan. Maune dheweke sujana kalamun wong loro kuwi sing mau bengi dedreg udreg karo dheweke. Lan iya pancen bener. Wong loro kuwi sing siji jenenge Mustadi sijine Banarto. Alamate wong loro kuwi uga wis dingerteni dening Nurcahya..... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Nurcahya mahir sekali, dengan pintar mengunakan semua kelonggaran itu untuk mencari keterangan sebanyak-banyaknya. Semua yang diucapkan dua orang itu direkam oleh Nurcahya menggunakan hp. Nurcahya memang mempunyai pemikiran tajam. Rasa curiganya menjadi kenyataan. Tadinya dirinya memang curiga karena dua orang itu semalam berkelahi dengan saya. Dan iya ternyata memang benar. Dua orang tetrsebut yang satu bernama Mustadi satunya Banarto. Alamat dua orang itu juga sudah diketahui oleh Nurcahya..... (JB. No 26 Epsd. 21) 14. Jarmadi Tokoh Jarmadi sebagai seorang polisi dan tokoh yang membantu Nurcahya untuk mengungkap kejahatan Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Wong loro banjur padha omong-omongan kanthi kepenak. Polisi kang jenenge Jarmadi kuwi prayata kepenak bareng diajak rembungan. Jarmadi kandha kalamun dheweke pancen golek sisik melik bab trajange Dirga Swandaru. Bab kuwi dilakoni awit saka pelapurane sawijining masyarakat kang rumangsa diapusi. Nanging durung bisa mikut durjane, awit pancen durung ora ana bukti babarpisan..... (JB. No 27 Epsd. 22)
66
Terjemahan Dua orang lalu pada bercakap-cakap dengan enak. Polisi yang namanya Jarmadi itu ternyata mudah akrab setelah diajak berdiskusi. Jarmadi bilang jika dirinya memang mencari sisi buruk dari hal yang pelakunya Dirga Swandaru. Hal tersebut dilakukan ketika mulai dari pelaporan seseorang masyarakat yang merasa ditipu. namun belum bisa mengungkap kejahatan, karena belum mempunyai bukti sama sekali..... (JB. No 27 Epsd. 22) 2. Alur Alur merupakan sebuah rangkaian-rangkaian dalam cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa dalam peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal tersebut merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan sangat berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa tidak terbatas pada hal-hal fisik seperti halnya ujaran dan tindakan tetapi juga mencakup perubahan sikap karakter, kilasan-kilasan pandanngannya, keputusan-keputusannya dan segala yang menjadi variable pengubah dirinya. Semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita maka semakin rekat dan padat pula alur yang mengalir di dalamnya. Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Setiap karya fiksi setidak-tidaknya memiliki konflik internal (yang tampak jelas) yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan lingkungannya. a.
Situation (tahap pengambaran suatu keadaan)
Tahap situasi ini merupakan yang berisi berbagai pelukisan dan pengalaman situasi atau tokoh-tokoh dalam cerita. Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini membuka cerita dengan menceritakan tentang kehidupan seorang pengusaha yang memiliki kegemaran yang sangat unik, kegemaran
67
tersebut adalah mengkoleksi barang antik seperti pusaka-pusaka yang sudah mulai langka, dari kegemaran tersebut tokoh tersebut menghabiskan uang hanya untuk benda langka yang berwujud seperti pusaka benda kuno jaman dahulu. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : Rampung nunggoni anak-bojone mangan, Gunar Sudigdo mlebu ruwang kerja pribadine. Ing ruwangan kuwi akeh dipajang barang-barang langka. Saperangan kalebu pusaka-pusaka kang jare pegaji banget. Seneng kuwi pancen larang regane. Embuh wis pirang milyar wae diwetokake kanggo nuruti kesenengane kuwi. Gunar Sudigdo duwe prinsip yen kesenengane keturutan bakal bisa njaga awak tetep waras. Lan kasunyatane pancen mengkono, Gunar Sudigdo sebatih ora nate lara. Yen masuk angin ya mung kadhangkala, ora mesti setaun pisan. Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Selesai menemani anak dan istrinya makan, Gunar Sudigdo masuk ruangan kerja pribadinya. Di ruangan tersebut banyak yang diperlihatkan barang-barang langka. Sebagian termasuk pusaka-pusaka yang katanya sangat bernilai. Senang itu memang sangat mahal harganya. Tidak tahu sudah berapa miliyar yang sudah dikeluarkan untuk menuruti kegemaran tersebut. Gunar Sudigdo mempunyai prinsip jika kegemaraannya sudah terpenuhi maka bisa menjaga tubuhnya tetap sehat. Dan kenyataannya memang begitu, Gunar Sudigdo terbukti tidak pernah sakit. Hanya saja sakit kurang enak badan itu hanya kadang-kadang, tidak pasti setahun sekali. Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kegemarannya Gunar Sudigdo itu..... (JB. No 09 Epsd. 04) Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo tersebut juga diceritakan seorang sopir yang nantinya akan membantu juragan tersebut yang akan menyelesaikan konflik dalam jalannya cerita ini, namun dalam bekerja si tokoh ini menyembunyikan identitasnya sebagai sarjana karena agar tokoh tersebut mendapat perlakuan yang sama dengan setara ijazah SMA. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut : Walah, kula kok malah kados dados bodyguard. Kamangka kula boten saged jotosan, Nurcahya mesem karo nglirik juragane. Tenane, Nur. Aku iki golek sopir ya ora mung sembarangan sopir. Aku ngerti kok yen kowe kuwi jago beladhiri. Aku uga ngerti yen kowe ki wis kerep menang ing turnamenturnamen beladhiri. Hehehe, arep ngomong apa kowe saiki? Nurcahya pancen
68
kaget, nanging kagete enggal ditutupi kanthi esem. Lha kok panjenengan priksa? Aku ora sembarangan golek pagawe, Nur. Mesthi wae aku ya duwe cara kanggo ngerteni kabeh kuwi. Aku uga ngerti yen kowe sarjana. Boten kula sanes sarjana. Ora usah ngapusi aku, Nur. Kowe kuwi sarjana tehnik mesin, iya ta? Lho kok priksa? Lha pak Bagyo dhosenmu biyen kae rak kancaku. Hayo arep mukir piye maneh? Nurcahya wis ora bisa apa-apa maneh. Kabeh kuwi pancen bener. Anggone golek gaweyan pancen mung nganggo ijasah SMA, nanging prayata Gunar Sudigdo malah wis ngerti satenane .... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Walah, saya kok malah seperti jadi bodyguard. Sedangkan saya tidak bisa berkelahi, Nurcahya senyum sambil melihat majikannya. Yang benar, Nur. Aku ini mencari sopir yang tidak hanya sembarangan sopir. Aku tahu jika kamu itu punya keahlian beladiri. Hehehe, mau ngomong apa kamu sekarang? Nurcahya memang terkejut, namun terkejutnya ditutupi dengan senyum. Lha kok anda tahu? Aku tidak sembarangan mencari pegawai, Nur. Pasti saja Aku juga punya cara tersendiri untuk mencari tahu semua itu. Aku juga tahu jika kamu itu seorang sarjana. Tidak, saya bukan sarjana. Tidak perlu berbohong dengan Aku, Nur. Kamu itu seorang sarjana teknik mesin, iya kan? Loh kok anda tahu? Lha pak Bagyo dosenmu dulu itu adalah temanku. Hayo mau mengelak apa lagi? Nurcahya tidak bisa apa-apa lagi. Semua itu memang benar. Mencari pekerjaan memang hanya menggunakan ijazah SMA, tetapi kenyataan itu Gunar Sudigdo malah sudah tahu yang sebenarnya..... (JB. No 07 Epsd. 02) b. Generatting (tahap pemunculan konflik) Pada tahapan ini pengarang melanjutkan kepada suatu peristiwa yang lebih kompleks, pengarang memunculkan masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya konflik. Ketika Gunar Sudigdo mempunyai sebuah benda pusaka yang bentuk keris, setelah itu ditanyakan kepada Dirga Swandaru yang dikenal sebagai orang pintar tentang benda pusaka seperti melacak tempat pusaka-pusaka peninggalan para leluhur jaman dahulu. Setelah ditanyakan kepada Dirga Swandaru bahwa keris yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo itu memiliki pasangan. Disitu mulailah permunculan masalah. Hal tersebut dapat ditunjukan dari kutipan berikut :
69
....Yen bapa Dirga Swandaru nggadahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri. O, inggih-inggih, pantes dene pak Gunar keraya-raya tindak mriki, kadose niki nggih wonten sesambentan kaliyan pusaka-pusaka menika wau.... Gunar Sudigdo banjur ngetokke kothak cilik werna coklat saka tas sing kawit mau digawa. Kothak cilik kuwi gedhene mung sawadhah rokok. Kothak dibukak, katon ana buntelan mori putih. Buntelan dibukak, isih ana buntelan maneh ing njero buntelan kapisan. Buntelan sing nomer loro dibukak, katon wewujudan keris sakwrangkane nanging cilik banget..... niki klebet pusaka sepuh. Pengaji ageng sanget. Pusaka niki wonten pasangan utawi enconipun. Menawi saged dados setunggal kaliyan pasanganipun nggadhahi daya ingkang mirungan. Lan temtu kemawon pengajinipun ugi mindhak tikel tekuk..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan .....Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai bakat lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka peninggalan para leluhur jaman dahulu. Oh iya-iya, pantas jika Pak Gunar terburu-buru pergi kesini, karena disini juga terdapat kaitrannya dengan dengan pusaka-pusaka ini tadi.... Gunar Sudigdo lalu mengeluarkan kotak kecil yang besarnya seperti bungkus rokok, kotak dibuka, yang terlihat hanya bungkusan kain mori berwarna putih. Bungkusan dibuka, masih ada bungkusan lagi di dalam bungkusan pertama. Bungkusan yang nomer dua dibuka, terlihat wujud keris yang ada sarungnya juga namun kecil sekali..... ini masuk pusaka yang sudah tua. Sangatlah bernilai sangat. Pusaka ini juga ada pasangan ataupun gabungannya. Jika bisa dijadikan satu dengan pasangannya mempunyai kekuatan yang sangat besar dan tentu saja nilainya juga naik kali lipat..... (JB. No 06 Epsd. 01) Tahap ini pengarang juga memberikan masalah sama namun pada permasalahan ini, diceritakan peristiwa yang membawa pada konflik utama. Diceritakan bahwa Gunar Sudigdo dan Nurcahya yang pulang kerumah saat tiba di depan pintu gerbang ada bungkus yang diletakkan pada pintu gebang yang ternyata di dalam bungkusan tersebut berisikan benda yang aneh dan sepucuk surat agar merawatnya, pada jalannya cerita tersebut pengarang membuat tahapan dimana yang akan mencapainya pada puncak masalah yang terlihat pada kutipan berikut : ....Ngati-ati, Nur. Aja-aja bom! Gunar Sudigdo ngelikake. Nurcahya ngiyani kanthi sasmitha. Buntelan terus diseleh paving. Ditliti sedhela, dicocoki senter saka kabeh arah, ora ana kang nyalawadi. Dibikak mawon nggih, Pak? Aloke Nurcahya rada seru. Sakarepmu. Ning ngati-ati! Buntelan godhong gedhang
70
dibukak alon-alon. Prayata njero buntelan kuwi isih ana buntelan maneh, nanging nganggo kain werna krem. Kain werna krem dibukak alon-alon. Njerone ana kothak cilik dilapisi bludru ireng sing wis katon ngabluk, dadine rupa ireng wis mblawus. Kothak cilik dibukak, njerone isih ana kothak cilik dibukak, njerone isih ana kothak maneh saka kayu rupane coklat tuwa, wernane ora amarga dicet ning pancen werna kayu kuwi coklat tuwa nggeles gilap. Ndhuwur kayu isih ana tulisane. .... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan ....Hati-hati, Nur. Jangan-jangan itu bom! Gunar Sudigdo mengingatkan. Nurcahya menjawab iya dengan penuh kehati-hatian. Bungkusan yang terus di letakan di paving. Dicermati sebentar, di liat dengan mengunakan senter dari berbagai arah, tidak ada yang membahayakan. Di buka aja ya Pak? Kata Nurcahya agak keras. Terserah kamu. Yang penting kamu hati-hati! Bungkusan daun pisang dibuka pelan-pelan. Ternyata di dalam masih terdapat bungkusan lagi, namun memakai lapisan kain warna coklat muda. Kain coklat muda di buka pelan-pelan. Di dalamnya ada kotak kecil yang dilapisi dengan brudru hitam yang sudah terlihat kusam, jadinya wujud hitam tersebut sudah jelek. Di dalam kotak kecil masih ada kotak kayu yang wujudnya warna coklat tuwa, warna tersebut bukan karena di warnai namun memang warna dari kayu yang coklat tuwa halus mengkilap, di atas kayu masih ada tulisannya..... (JB. No 08 Epsd. 03) c. Rising Action (Konflik berkembang) Tahap peningkatan konflik, konflik yang sudah dimunculkan sebelumnya oleh pengarang semakin berkembang. Pada cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo mempunyai pengembangan konflik yang digambarkan oleh pengarang Al Aris Purnomo, pengembangan konflik tersebut saat Dirga Swandaru melakukan ritual untuk mencari pasanngan keris milik Gunar Sudigdo. Hal tersebut menjadikan Nurcahya mempunyai pikiran dan angan yang belum bisa diterima oleh logika manusia serta belum terjawab atas apa yang sudah dilakukan oleh Dirga Swandaru. Keadaan tersebut yang terdapat dalam kutipan berikut ini: Dirga Swandaru ujal napas landhung, pawongan gagah kuwi ngetokake kacu ireng saka suwalike klambine. Kacu dijereng ing ngarepe, kanthi alon-alon lan kanton ngati-ati. Keris lan wrangka dijipuk diselehke ing dhuwur kacu ireng. Kacu di tlungkupne nutupi keris lan wrangkane. Byar! Byar! Preketek.....Preketek....-Bul !!!.... (JB. No 06 Epsd. 01)
71
Ana pletikan-pletikan geni saka kacu ireng kang kanggo mbuntel keris cilik kuwi. Ana keluk tipis saka kacu mau sing terus mumpul sudhul pyan, banjur ilang. Gunar Sudigdo kaget, gumun banget. Nurcahya ya ngono, ning batine kaya ora percaya, lan nyoba ngothak-athik kanthi nalare. Atine ora percaya ning mripate pancen meruhi bab kang aneh kuwi..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Dirga Swandaru menarik nafas panjang, seseorang yang nampak gagah itu mengeluarkan sapu tangan dari sebalik bajunya. Sapu tangan di lembarkan di depannya dengan pelan-pelan dan hati-hati. Keris lan sarungnya diambil dan diletakkan di atas saputangan yang berwarna hitam itu. Sapu tangan ditutupksn mrnutupi keris dan sarungnya. Byar! Byar! Preketek.....Preketek....-Bul !!! .... (JB. No 06 Epsd. 01) Ada api kecil yang menyala dari sapu tangan yang berwarna hitam tersebut yang digunakan untuk membungkus keris kecil tersebut. Ada asap tipis dari sapu tangan yang terus mengepul sampai atap terus hilang, Gunar Sudigdo kaget, heran sekali, Nurcahya ya sama, di dalam hatinya seperti tidak percaya dan mencoba memecahkan dengan menggunakan logikanya. Hatinya tidak percaya namun matanya sudah melihat peristiwa yang aneh itu..... (JB. No 07 Epsd. 02) Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo diceritakan jika pusaka yang ditemukan didepan gerbang rumah Gunar Sudigdo yang bersama Nurcahaya tersebut memunculkan keanehan-keanehan yang dirasakan oleh Nurcahya tetapi Gunar Sudigdo tidak curiga apapun, karena Gunar Sudigdo sangat mempercayai pusaka-pusaka tersebut memiliki keanehan yang sangat luar biasa. sepeti yang terdapat dalam kutipan berikut ini : Mengko dhisik, Nur. Coba sawangen ing gapura sisih wetan penere ngisor nomer omah. Kuwi kok kaya ana buntelan, Gunar Sudigdo nuding penere gapura sisih wetan..... (JB. No 08 Epsd. 03) ....Buntelan mori putih dibukak. Njero mori ana pepethan patung wong kang nembe ngidak sirah celeng.... Gunar Sudigdo rada njombak nalika ana cahya kumelap saka matane celeng sing dipidak kuwi. Nurcahya ora nggatekake bab kuwi. Gunar Sudigdo nyoba njlumati barang kang nembe di temu kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04) ....Hp-ne Gunar Sudigdo geter ana njero kanthongan clana. Ana sms mlebu. Amung sms tawa tiket pesawat. Sms dibusak. Hp diseleh ing ndhuwur meja antarane kothak patung Nirvashura lan kothak keris Kyai Branti. Brerrrrrrr!
72
Breeerrrrr! Gunar Sudigdo kaget. Embuh sebabe apa hp-ne geter aneh. Dudu geter sing wis diprogram ing hp-ne..... (JB. No 09 Epsd. 04) Kedadean hp geter dhewe kuwi ora suwe, ora ana limang dhetik, ning cukup gawe kagete Gunar ....(JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Nanti dulu, Nur. Coba lihat di pintu gerbang bagian timur dibawah nomer rumah. Itu kok seperti ada bungkusan, Gunar Sudigdo menunjuk tepatnya arah pintu gerbang bagian timur..... (JB. No 08 Epsd. 03) ....Bungkusan kain mori putih dibuka. Di dalam kain mori terdapat sebuah patung yang mengijak kepala celeng .... Gunar Sudigdo merasa kaget ketika ada gemelap cahaya yang gemerlap muncul dari matanya celeng yang dinjak itu. Nurcahya tidak memperhaikan hal tersebut. Gunar Sudigdo mencoba mengamati barang tersebutyang baru ditemukan itu. ..... (JB. No 09 Epsd. 04) ....Ponsel milik Gunar Sudigdo bergetar di dalam saku celana. Ada pesan masuk yang hanya menawarkan tiket pesawat. Pesan tersebut dihapus. Ponsel tersebut diletakan di atas meja antaranya kotak patung Nirvashura dan kotak keris Kyai Branti. Breeeerrrr! Breeeerrr! Gunar Sudigdo terkejut. Entah apa sebabnya yang membuat ponselnya bergetar aneh. Bukan getar yang diprogram di ponselnya..... (JB. No 09 Epsd. 04) Kejadian ponsel bergetar sendiri itu tidak lam , tidak ada lima detik namun cukup membuat terkejutnya Gunar. Ponsel dipegang dan dipandangi apakah ada hal yang tidak biasa, namun tidak ada hal yang aneh .... (JB. No 09 Epsd. 04) d. Climax (mencapai titik puncak) Pengarang menggambarkan titik puncak dari peristiwa dan masalah yang terjadi. Pada perkembangan masalah yang dibuat oleh pengarang dalam cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo yang sudah sampai pada titik puncak permasalahan. Pada tahapan ini, diceritakan bahwa setelah menemukan patung Nirvashura didepan gerbang rumahnya. Kemudian patung itu juga menunjukan keanehan-keanehan yang hanya bisa rasakan oleh Gunar Sudigdo. Puncak permasalahan dari cerita ini adalah saat Gunar Sudigdo dibuat percaya kepada Dirga Swandaru dari perbuatannya, hanya ingin meraut uang dari Gunar Sudigdo. Nurcahya yang dibuat oleh Dirga Swandaru lebih pada tekanan
73
batin, serta dibuat agar merasa berpikir untuk diluar nalar dan logika, namun Nurcahya tidak dapat menerima semua itu karena dia penuh dengan keraguankeraguan. Puncak dari permasalahan ini yang terakhir adalah terlacaknya semua perbuatan dan tindakan kejahatan Dirga Swandaru selama ini. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Gunar Sudigdo pikirane bali menyang pusaka Kyai Branti. Wiwit nalika dheweke nampa barang kuwi nganti tumekane saiki. Dheweke uga durung ngerti satemene sapa sing ngirim keris cilik kuwi duwe encon utawa pasangan sing jare wujude uga kerisa cilik aran Kyai Sengkali? Pitakonan kuwi tuwuh nalika krungu pratelane Nurcahya kalamun kanoman sing dadi sopire kuwi rangu-rangu ngenani bab kuwi. .... (JB. No 12 Epsd. 07) Terjemahan Gunar Sudigdo berpikiran kembali kepada pusaka Kyai Branti, awal dari dia menerima barang itu sampai sekarang. Dia juga belum tahu siapa sebenarnya yang mengirim keri kecil itu punya pasangan atau pasangan yang berwujud juga sebuah keris kecil yang disebut dengan Kyai Sengkali? Pertanyaan itu timbul ketika terdengar diberitahu Nurcahya disebabkan pemuda yang menjadi sopir itu masih ragu-ragu dalam hal itu. .... (JB. No 12 Epsd. 07) Berdasarkan kutipan di atas menunjukan bahwa tokoh Nurcahya menaruh keraguan kepada Dirga Swandaru, karena keraguan Nurcahya ia menyelidiki Dirga Swandaru atas perbuatanya dan seizin oleh Gunar Sudigdo. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut : Kanthi sesidheman, Nurcahya ngijoli patung Nirvashura sing ana njero kothak nganggo patung kang wingi dituku ana pinggir dalan. Wujude pancen memper tenan, upama ora digathekke kanthi njlimet tangeh lamun bisa dibedakake. Patung sing diijoli banjur dikanthongi ing clanane kang pancen ana kanthonganne gedhe-gedhe. Katone kanoman kuwi duwe rantaman mirunggan kanggo golek wangsulan marang pitakonan-pitakonan kang sasuwene iku ngreridhu pikirane. Pitakonan bab kedadean-kedadean aneh kang ora tinemu nalar..... (JB. No 21 Epsd. 16) Patung punika pancen kula lintoni, ngangge patung ingkang kula tumbas wonten pinggir margi, wangsulane Nurcahya tatag, awit pancen wis samekta kudu kepiye..... (JB. No 23 Epsd. 18)
74
Nurcahya ngrasakne ana bab kang aneh. Geneya sing duwe daya mirungan mung pusaka-pusaka kang dikirim dening pawongan kang ora genah sapa pawongane? Pitakonan kang tansah nyoba dijlumati lan digoleki apa wangsulane. .... (JB. No 24 Epsd. 19) Pawongan sing didingklik Nurcahya ngudhunke tas rangsel. Njupuk linggis cilik banjur wiwit ndhudhuk lemah sangisore wit ringin. Kira-kira wis entuk setengah meter jerone, pawongan kuwi mandheg, njupuk barang cilik saka njero tas, banjur dilebokne ing cemplongan kang mau didhudhuk. Kanthi cepet banjur diurugi lemah dhudhukan. .... (JB. No 25 Epsd. 20) ... Karo ngeruki lemah Nurcahya nyoba mikir kedadean kuwi. Kaya ana cahya sapletik ing pikirane ngenani bab kuwi. Kanoman kuwi mesem tipis, ana bab kang rada bisa gawe lega.... Esuke, Nurcahya telpun Gunar Sudigdo perlune njaluk palilah bakal nindakake sawijining bab. Nurcahya nyritakke kabeh rasa sujanane marang Dirga Swandaru kaya-kaya entuk wangsulan ing papan kang cedhak karo omahe Tyas Widuri. Gunar Sudigdo sarujuk lan meling supaya ngati-ati. Lega pangrasane Nurcahya..... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Diam-diam, Nurcahya menukar patung Nirvashura yang ada dalam kotak dengan menggunakan patung yang kemaren di beli yang ada dipinggir jalan. Wujudnya memang hampir sama, apabila diperhatikan dengan teliti memang tidak ada bedanya.patung yang ditukarkan lalu di taruh disaku celana yang sakunya besar-besar. Kelihatan anak muda itu memang mempunyai rencana rahasia untuk mencari jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah lama mengganggu pikiranya. Pertanyaan itu seputar tentang kejadian-kejadian aneh yang tidak menemukan nalar..... (JB. No 21 Epsd. 16) Patung itu memang saya tukarkan, mengunakan patung yang saya beli di pinggir jalan jawab Nurcahya dengan tegas, mau bagaimana lagi..... (JB. No 23 Epsd. 18) Nurcahya merasakan ada hal yang aneh. Dikarenakan yang mempunyai kekuatan yang pusaka-pusaka yang dikirim kepada orang yang tidak tahu siapa orangnya? Pertanyaan yang hanya akan mencoba diterima dan dicari apa jawabannya..... (JB. No 24 Epsd. 19) Seseorang yang dilihat secara tersembunyi oleh Nurcahya menurunkan tas rangsel, mengambil besi kecil lalu mulai untuk menggali tanah bawah pohon beringin. Kira-kira sedalam setengah meter dalamnya, seseorang itu berhenti, mengambil barang kecil dari dalam tas, lalu sehabis itu dimasukkan di lubang tanah yang digali tadi. Lalu dengan cepat dikembalikan tanahyang sudah digali tadi..... (JB. No 25 Epsd. 20) .... dengan menggali tanah Nurcahya mencoba untuk memikirkan kejadian itu. Seperti ada sinar sedikit di pikirannya mengenai hal itu. Pemuda itu senyum sedikit, ada hal yang bisa membuat lega......Paginya, Nurcahya menelpon Gunar Sudigdo perlu meminta restu untuk menindakkan sesuatu hal. Nurcahya
75
menceritakan semua rasa yang berprasangka kepada Dirga Swandaru seperti mendapar jawaban di tempat yang dekat dengan rumahnya Tyas Widuri. Gunar Sudigdo setuju dan berpesan agar hati-hati. Lega rasanya perasaannya Nurcahya.... (JB. No 26 Epsd. 21) Berdasarkan beberapa kutipan di atas, dapat dicermati bahwa Nurcahya sudah mulai menyadari kejanggalan yang ada pada Dirga Swandaru. Hingga akhirnya terbongkarnya perbuatan kejahatan Dirga Swandaru yang bermulai terbongkar saat Nurcahya miulai menyelidikinya. Nurcahya mulai mengumpulkan barang-barang untuk dijadikan bukti. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Wong mendem ngono pancen aneh, awit malah seneng nalika ana wong mendem marani lan malah banjur diajak mendem sisan. Nurcahya wasis tenan, kanthi pinter nggunakake kabeh kalodhangan kuwi golek keterangan saakeh-akehe. Kabeh sing diucapne kuwi direkam dening Nurcahya ngganggo hp..... wis telung dina Nurcahya tansah ngawat-awati Griya Wening. Carane yakuwi mau, kanthi namur laku dadi wong mancing. Rasa sujanane marang Dirga Swandaru sing ndadekake dheweke kaya-kaya duwe kekuwatan mirunggan. Bab apa wae sing wis dumadi dicathet ing angen-angene. Sithiksithik nglumpukke bukti sing dibutuhke kanggo mbongkar kabeh sing ditindhakake Dirga Swandaru..... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Orang yang mabuk memang terlihat aneh, dimulai dari senang ketika ada orang mabuk mendatangi dan juga mengajak mabuk sekalian. Nurcahya sangatlah mahir sekali, dengan pintar mengunakan semua kesempatan itu untuk mencari keterangan sebanyak-banyaknya. Semua yang diucapkan itu direkam Nurcahya menggunakan handphone..... sudah tiga hari Nurcahya selalu mengamatngamati Griya Wening. Caranya yaitu tadi, dengan menyamar pergerakan menjadi orang memancing. Rasa prasangka kepada Dirga Swandaru yang menjadikan dirinya seperti mempunyai kekuatan yang sangat hebat. Hal apasaja yang sudah terjadi dicatat di angan-angannya. Sedikit-sedikit mengumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk membongkar semua tindakan Dirga swandaru.... (JB. No 26 Epsd. 21) e. Denoument (tahap penyelesaian) Pengarang memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa, masalah-masalah dalam cerita menuju penyelesaian. Penyelesaian masalah yang
76
terdapat dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomoadalah tahap dimana yang dilakukan oleh Nurcahya yang sudah mulai mengetahui cara yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Trik maupun cara untuk menipu, sudah diketahui oleh Nurcahya. Ternyata Nurcahya juga dibantu oleh seorang polisi yang sudah sejak lama sudah mengamati gerak-geriknya Dirga Swandaru yang terdapat dalam kutipan berikut ini : Wong loro banjur padha omong-omongan kanthi kepenak. Polisi kang jenenge Jarmadi kuwi prayata kepenak bareng diajak rembugan. Jarmadi kandha kalamun dheweke pancen golek sisik melik bab trajange Dirga Swandaru. Bab kuwi dilakoni awit saka pelapurane sawijining masyarakat kang rumangsa diapusi. Nanging durung bisa mikut durung janane, awit pancen durung ora ana bukti babarpisan. Nurcahya uga crita bab anggone ana kono kuwi. Kathi mangkono wong loro kuwi jebul duwe karep sing padha sarujuk bakal nyambut gawe bebarengan.... (JB. No 27 Epsd. 22) Terjemahan Dua orang itu lalu sama-samamengobrol-ngobrol dengan enak. Polisi yang namanya Jarmadi itu ternyata juga enak untuk ajak berdiskusi bersama-sama. Jarmadi bilang bahwa hanya dirinya itu memang mencari informasi tentang Dirga Swandaru. Hal itu dilakukan mulai dari pelaporan salah satu masyarakat yang merasa di tipu. Namun belum bisa menangkapnya karena belum ada bukti sama sekali. Nurcahya juga cerita mengenai hal yang terjadi di dalam sana itu. Dengan begitu dua orang itu ternyata mempunyai keinginan yang sama, setuju jika akan melakukan penyelidikan bersama.... (JB. No 27 Epsd. 22) Berdasarkan kutipan di atas menunjukan bahwa Nurcahya dalam menyelidiki Dirga Swandaru dibantu oleh Jarmadi. Namun setelah sudah terkumpul bukti-bukti tersebut, Nurcahya melanjutkan misi dengan memasuki Griya Wening memalui atap plapon rumah untuk mencari informasi yang lebih dalam. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini : Nurcahya mlebu omah liwat ndhuwur kanthi mbukak gentheng lan mlaku ndhuwur plafon utawa pyan. Nurcahya dhewe gumun, pranyata ndhuwur plafon kuwi kebak kabel lan maneka barang elektronik sing wujude neka-neka. Nurcahya durung nate weruh barang-barang kaya mengkono, katone kayadene pemancar. Nurcahya kasil menyang ndhuwur ruwangan kang kanggo padha jagongan .... (JB. No 27 Epsd. 22)
77
Terjemahan Nurcahya masuk rumah meliwati atas dengan cara membuka genting dan berjalan di atas plafon rumah. Nurcahya sendiri heran, memang di atas plafon itu banyak kabel dan aneka barang elektronik yang berwujud macam-macam. Nurcahya belum pernah lihat barang-barang seperti itu, yang terlihat sperti pemancar. Nurcahya berhasil sampai atas ruangan yang sedang bercakapcakap..... (JB. No 27 Epsd. 22) Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa Nurcahya sudah berasil untuk memasuki dan mencari informasi lebih dalam lagi, hingga akhirnya semua persoalan yang mengenai Dirga Swandaru sudah terbongkar oleh Nurcahya. Namun Nurcahya saat mengamati keadaan ruang tersebut plafon Griya Wening tersebut sudah lapuk, jadi Nurcahya jatuh yang berada empat orang yang berada disitu. Kari ana wong papat ing njero ruwangan kuwi. Saliyane kuwi ing ruwangan kuwi uga ana maneka warna barang-barang aneh kayadene pusaka-pusaka. Barang-barang kuwi ana nduwur meja gedhe. Nurcahya njingglengi kahanan ruwangan kuwi, nganti ora nggagas kalamun sing dipanciki glogor pyan kang kropos. Krepok! Brush! Pyan sing dipanciki Nurcahya jebol, ora kuwat nyangga bobote Nurcahya. Nurcahya isa bisa gondhelan glogor sing isih pengkuh, mula ora katut tiba, dheweke bisa ngandhul ing glogor pyan. Dirga Swandaru lan andhahane mesthi wae kaget banget..... (JB. No 27 Epsd. 22) Terjemahan Hanya tinggal empat orang yang berada di dalam ruangan itu, yang lainnya dari ruangan itu juga berada macam-macam benda aneh seperti halnya pusakapusaka. Barang tersebut di atas meja besar. Nurcahya melihat keadaan sekitar ruangan itu, sampai tidak memperhatikan yang ditapaki tulang plafon yang rapuh. Krepok! Brush! Plafon yang ditapaki Nurcahya roboh, tidak kuat menyangga beratnya Nurcahya. Nurcahya isih bisa gantungan pada batang plafon yang masih kokoh. Makanya itu tidak ikut jatuh, dia bisa gantungan di batang plafonnya. Dirga Swandaru dan anak buahnya pasti kaget sekali..... (JB. No 27 Epsd. 22) Berdasarkan kutipan tersebut, menerangkan bahwa Nurcahya memiliki segala cara untuk mengungkapkan kejahatan Dirga Swandaru. Hingga pada akhirnya Nurcahya sudah berhasil untuk mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Dirga Swandaru dalam aksi kejahatannya selama ini. Hingga mengakibatkan
78
pertarungan antara Dirga Swandaru dengan Nurcahya, karena ilmu beladiri yang mahir Nurcahya dapat mengalahkan, Dirga Swandaru saat mencoba melarikan diri dari Griya Wening. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut ini : Kurangajar! Kawit sepisan aku wis ngira yen kowe bakal dadi pepalang, saiki tampanana piwalesku! Dirga karo nyekel pedhang nrajang Nur, Nur ngendhani. Mlumpat ngiwa, sikile kumitir nyasar awake Dirga. Blegh! Dirga mung sempoyongan. Bola-bali ditendhang Nur, durung rubuh. Nur neter nyerang perangan pengapesane. Kasil, Nur nendhang ugel-ugel tangane Dirga kang nyekel pedhan. Pedhange kontal. Nur nendhang uwange Dirga. Wonge sambat lan tiba kelumah. Bareng lan ambruke Dirga, Jamadi lan andhahane teka terus ngrangket Dirga. Nur dhewe nglumpruk, racun sing wis kaisep nuduhke dayane. Sirahe nggliyeng. Tatu ing lengene ngetokake getih akeh. Ning marem dene Dirga isa kecekel. Mesti bakal nampa paukuman saka anggone apus-apus lan culika.... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan Kurangajar! Dari awal aku sudah mengira jika kamu akan jadi penghalangku. Sekarang rasakan balasanku! Dirga dengan memegang pedang untuk mengnangkas Nur. Nur menghindari. Melompat kekanan, kakinya menendang badannya Dirga. Blegh! Dirga hanya sempoyongan. Bolak-balik ditendang Nur, belum Roboh. Nur tetap menyusun peperangan untuk mengpaskan. Nur menendang pergelangan tangan Dirga yang memegang pedang, pedangnya terlempar. Nur menendang badannya Dirga yang mengeluh dan jatuh berglasaran..... (JB. No 28 Epsd. 23) Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Nurcahya sedang berkelahi dengan Dirga Swandaru yang mencoba melarikan diri. Namun akhirnya dapat dikalahkan dengan Nurcahya karena Nurcahya mempunyai ilmu beladiri yang hebat. Diteruskan dengan permasalahan kejahatan Dirga Swandaru tersebut lalu diceritakan kepada Gunar Sudigdo dan Jarmadi. Dirga Swandaru berhasil ditangkap oleh Nurcahya dan diserahkan kepada Jarmadi selaku polisi dan menerima hukumannya atas pidana kejatan yang dilakukannya. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini : Wektu sabanjure, nalika Nurcahya wis mari saka tatu-tatune, banjur nyritakke kabeh kedadean aneh kang sasuwene kuwi ditlisik. Sakliyane kuwi dheweke uga entuk tambahan keterangan saka polisi Jarmadi, sing duwe jejibahan
79
mirunggan ngrangket Dirga Swandaru. Ceritane Nurcahya dirungokne deneng Gunar Sudigdo, Trianasti, Dyah Pramesthi lan Tyas Widuri kang kebeneran wektu kuwi diajak deneng Dyah Pramesthi menyang omahe..... Nurcahya uga nyritakke keterangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantaran mburu pusaka, nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesti lan Gunar Sudigdo bakal dijaluki dhuwit tebusan. Kuwi kedadean nalika Dyah Pramesti nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung wae bab kuwi bisa diwurungke dening Nurcahya awit penculik cacah telu ora kuwagang ngadhepi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan Selanjutnya, ketika Nurcahya sudah sembnuh dari luka-lukanya, lalu menceritakan semua kejadian aneh yang selama ini sudah dislidiki. Pada lainya juga dia mendapat keterangan dari polisi Jarmadi, ynag mempunyai tugas untuk menangkap Dirga Swandaru. Ceritannya Nurcahya didengarkan oleh Gunar Sudigdo, Trianasti, Dyah Pramesthi dan Tyas Widuri yang kebetulan waktu itu diajak oleh Dyah Pramesthi kerumahnya..... Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, kalau sebenarnya Dirga Swandaru itu tidak hanya mendapatkan uang Gunar Sudigdo karena mencari pusaka, namun juga karena sudah merencanakan akan menculik Dyah Pamesthi dan Gunar Sudigdo dimintai uang untuk menebusnya. Itu merupakan kejadian ketika Dyah Pamesthi nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung saja hal tersebut dapat digagalkan oleh Nurcahya karena tiga penculiknya kewalahan menghadapi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23) 3. Latar Latar adalah lingkungan yang melingkupi peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar atau setting disebut juga dengan landasan tumpu, menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Setting merujuk pada pengertiang yang berartikan tempat, berhubungan dengan waktu lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diciptakan. Latar (setting) merupakan tempat dan waktu (dimana dan kapan) suatu cerita terjadi. Latar suatu cerita yang merupakan landas tumpu melatari dari unsur-unsur instrinsik dan menyaran kepada pengertian tempat, waktu dan lingkungan sosial (Kasnadi dan Sutejo, 2010:21).
80
3.1 Latar Tempat Latar tempat merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Latar tempat yang ada dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo antara lain sebagai berikut : a.
Griya Wening
Griya Wening merupakan sebuah latar yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan dibalik cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dimana tempat itu mengungkapkan kejadian-kejadian yang mencurigakan yang menjadi sumber utama dari penceritaan tempat yang ada dalam cerbung. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini: Omah Joglo gedhe ing pinggir wadhuk Gajah Mungkur kuwi sepi. Mung katon wong lanang tuwa lagi nyapu ing latar ngarep..... nuwun sewu, kula Nurcahya badhe nyuwun pirsa menapa leres ngriki menika ingkang winastan Griya Wening? Leres Nakmas. Kula Karmidi, ingkang kapatah reresik ing Griya Wening ngriki.....(JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Rumah yang berbentuk joglo besar yang berada di pinggir waduk Gajah Mungkur itu terlihat sepi. Hanya terlihat orang laki-laki tua yang sedang menyapu di halaman depan.... permisi, saya Nurcahya mau bertanya apakah benar disini tempat Griya Wening? Benar nak. Saya Karmidi yang diutus untuk bersih-bersih di Griya Wening sini.... (JB. No 06 Epsd. 01) b. Pendhapa Joglo Pendhapa Joglo ini diceritakan bahwa rumah dari Griya Wening ini berbentuk joglo yang memiliki tatanan meja kursi seperti ruang tamu berada pada pendhapa. Ruang pendhapa tersebut diceritakan bahwa saat sebelum bertemu dengan Dirga Swandaru, Nurcahya dan Gunar Sudigdo menunggu di ruang tamu yang berada di pendhapa joglo. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut ini :
81
....ing sisih kidul wetan kursine saka watu, wernane kuning tuwa semu ireng. Dene jogan pendhapa saka traso kuning galer-galer ireng. Dening Karmidi, pawongan kang aran Gunar Sudigdo iku dilungguhke ing prangkat kursi penjalin kang ana ing poncot kulon pendhapa joglo..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan .... disisi selatan ketimur daya kursinya dari batu, warnanya kuning tua yang kehitaman. Pada lantai pendhapa dari tikar yang berwarna kuning yang bergariskan hitam. Dari Karmidi, orang yang bernama Gunar Sudigdo itu didudukan di tatanan kursi yang ada di pojok timur pendhapa joglo..... (JB. No 06 Epsd. 01) c. Jalan Wonogiri-Wuyantoro Jalan Wonogiri-Wuyantoro merupakan jalan yang berada tidak jauh dari tempat Griya Wening, dan kurang lebih 100 meter dari jalan raya WonogiriWuyantoro. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Sedhan metu saka gapura, tleser-tleser ngliwati dalan sing ditatani watu item. Dalan watu item kuwi dawane udakara satus meter, sabanjure tekan dalan gedhe Wonogiri-Wuyantoro. Yen nengen utawa ngidul menyang Wuyantoro. Dene yen ngiwa menyang kutha Wonogiri..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Mobil yang keluar dari gapura, melewati jalan yang ditata dengan mengunakan batu hitam. Jalan batu hitam tersebut hanya berjarak seratus meter, setelahnya sampai jalan raya Wonogiri-Wuyantoro. Jika kekanan atau kearah selatan ke Wuyantoro. Jika ke kiri kearah kota Wonogiri..... (JB. No 06 Epsd. 01) d. Protelon Wates kutha Wonogiri Protelon Wates kutha Wonogiri merupakan jalan raya saat perjalanan setelah dari Griya Wening. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan berikut ini: ....Tekan protelon Wates kutha Wonogiri, Nurcahya sangsaya alon anggone nyetir. Protelon kuwi rame banget, akeh sliwar-sliwere kendharaan. Saka pretelon Wates kutha kuwi yen ngidul menyang PLTA utawa menyang bendungan wadhuk Gajah Mungkur..... (JB. No 07 Epsd. 02)
82
Terjemahan ....Sampai pertigaan Wates kota Wonogiri, Nurcahya semakin pelan dalam menyetir. Pertigaan itu ramai banget, banyak lalu-lalang kendaraan. Dari pertigaan Wates kota itu ke selatan ke PLTA atau pergi ke bendungan Waduyk Gajah Mungkur..... (JB. No 07 Epsd. 02) e. Protelon Krisak Protelon Krisak merupakan jalan yang dilewati oleh Nurcahya dan ditumpangi oleh Gunar Sudigdo setelah melewati jalanan yang akan memasuki kota Wonogiri. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan berikut ini: Tekan Protelon Krisak, Nurcahya ngurubke lampu sein kiwa. Dumadakan saka arah kulon ana pit montor banter lakune, katone sing numpak kaget weruh sedhane Nurcahya arep menggok ngulon. Pit montor kuwi lakune dadi oling kelangan kendhali..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Sampai pertigaan Krisak, Nurcahya menghidupkan lampu sein kiri, tiba-tiba dari arah timur ada sepeda motor yang melaju kencang, sepertinya menaikinya kaget melihat mobil Nurcahya akan membelokkan ketimur. Sepeda motor itu menjadi kehilangan keseimbangan dan kendali..... (JB. No 07 Epsd. 02) f. Terminal Krisak Terminal Krisak merupakan tempat dimana Nurcahya berjabat tangan dengan
Tyas
Widuri
yang
tidak
menyadari
bahwa
Gunar
Sudigdo
menghampirinya. Serta sekeliling terminal yang ingin menghampiri mereka. Hal ini dibuktikan dalam kutipan berikut ini : ....Anggone salaman rada sawetara, nganti ora nggagas yen Gunar Sudigdo wis nyedhak mrono, wong-wong kang ana kiwa-tengen terminal Krisak uga nyedhak, ning bareng ngerti yen ora ana sing tatu lan kitone kabeh becik anane, njur dha bali maneh marang papane sekawit..... (JB. No 08 Epsd. 03)
83
Terjemahan .....pada saat berjabat tangan yang sementara waktu, sampai tidak memperhatikan Gunar Sudigdo sudah mulai mendekati kesana, orang-orang yang ada di kiri-kanan terminal Krisak juga mendekati, namun tahu bahwa tidak ada luka-luka dan terlihat baik semua, lalu kembali lagi ke tempat yang tadi..... (JB. No 08 Epsd. 03) g. Rumah Gunar Sudigdo Rumah Gunar Sudigdo yang berada di wilayah Yogyakarta yang berada dekat candi Prambanan. Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini : Omahe Gunar Sudigdo ana ing ladan Yogyakarta, cedhak Candhi Prambanan. Mula saka Wonogiri nrabas liwat Krisak mangulon, bablas tekan Tengklik ngisi bahan bakar ana pom Thengklik sing kebawah kabupaten Sukoharjo..... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan Rumahnya Gunar Sudigdo yang berada di wilayah Yogyakarta, dekat dengan candi Prambanan. Mulai dari Wonogiri melaju melewati Krisak ketimur, melaju sampai Tengklik mengisi bahan bakar pada pom Thengklik yang masih berda di kawasan kabupaten Sukoharjo..... (JB. No 08 Epsd. 03) h. Kantor Gunar Sudigdo Kantor Gunar Sudigdo berada di daerah Yogyakarta. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: .... Ana pom Thengklik sing kebawah kabupaten Sukoharjo. Saka kono bablas mangulon tekan Cawas, ngalor liwat Trucuk Klaten, tembus dalan gedhe SoloJogja. Nalika wis nglewati kutha Klaten, srengenge wis ngglewang mangulon. Lajeng kondur napa tindak kantor rumiyin? Pitakone Nurcahya, mampir kantor dhisik..... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan .... Ada pom Thengklik yang berada di kawasan kabupaten Sukoharjo, dari sana melaju ke timur sampai Cawas, ngalor liwat Trucuk Klaten, sampai jalan besar Solo-Jogja. Ketika sudah melewati kota Klaten, sinar matahari sudah menyoroti ke timur. Lalu pulang atau pergi ke kantor dulu? pertanyaan Nurcahya, mampir ke kantor dulu..... (JB. No 08 Epsd. 03)
84
i. Ruwang Direktur Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini juga menggambarkan sebuah ruang direktur di kantor Gunar Sudigdo, hal ini terlihat sebagai berikut ini : Durung nganti kopi jahe diombe, hpne Nurcahya muni, ana telpon saka Gunar Sudigdo, kalamun Nurcahya dikongkon mara menyang ruwang direkur. Nurcahya enggal mlayu menyang ruwang direktur..... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan Belum selesai kopi jahe diminum, handphonenya Nurcahya bunyi, ada telepon dari Gunar Sudigdo, ternyata Nurcahya di suruh datang ke ruangan direktur. Nurcahya segera lari menuju ruangan direktur..... (JB. No 08 Epsd. 03) j. Gapura Etan Ngarep Omah Gapura Etan Ngarep Omah merupakan latar tempat yang berada di depan rumah Gunar Sudigdo yang berda tepat pada pintu gerbang. Letaknya depan perkarangan depan rumah Gunar Sudigdo. hal tersebut dapat terbukti dalam kutipan berikut ini: Mengko dhisik Nur, coba sawangen ing gapura sisih wetan penenre ngisor nomer omah. Kuwi kok kaya ana buntelan, Gunar Sudigdo nuding gapura sisih wetan..... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan Nanti dulu Nur, coba lihatlah di gapura sisi timur yang berada dibawah nomer rumah. Itu seperti bungkusan, Gunar Sudigdo mengarahkab tangan ke gapura sisi timur..... (JB. No 08 Epsd. 03)
85
k. Pekarangan Omahe Gunar Sudigdo Perkarangan Omahe Gunar Sudigdo merupakan tempat yang diceritakan saat anak buah Gunar Sudigdo sedang membukakan pintu perkarangan rumah. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini : .... Boten. Lha wonten punapa, Pak? Lik Man genti takon. Ora ono apa-apa. Yawis, ayo gek ngaso dhisik. Gunar Sudigdo mlangkah mlebu pekarangan njur mlaku ngeneromah gedhe. Kothak sing dilapisi bludru ireng lan kothak coklat gilap isi patung wong ngidak sirah celeng di gawa mlebu, didekep ing dhadhane wong lemu cedhek kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan .... Tidak, lha ada apa, Pak? Lik Man ganti bertanya. Tudak ada apa-apa. Yaudah, ayo istirahat dulu. Gunar Sudigdo berjalan masuk perkarangan setelah itu berjalan memasuki rumah besar. Kotak yang dilapisi bludru hitam dan kotak coklat gelap yang berisikan patung yang menginjak kepala hewan musang dan dibawa masuk, ditaruh di dadanya orang yang pendek gemuk itu. .... (JB. No 09 Epsd. 04) l. Ruwang Tengah Omahe Gunar Sudigdo Ruwang Tengah Omahe Gunar Sudigdo merupakan latar tempat yang di ceritakan saat itu istri Gunar Sudigdo yang bernama Trianasti menyambut suaminya dan memanggil anak perempuannya. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini : Ing ruwang tengah omahe Gunar Sudigdo, wanita dhuwur lencir bojone Gunar Sudigdo ngadeg mapag kang nembe teka. Wanita kuwi jenenge Trianasti. Dyah..Dyah..iki lho bapak wis rawuh. Jare arep matur bapak?Trianasti nyeluk anake wadon..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Di ruang tengah rumahnya Gunar Sudigdo, wanita tinggi ramping istrinya Gunar Sudigdo berdiri menjembut yang baru datang. Wanita tersebut namanya Trianasti. Dyah..Dyah..ini lho bapak sudah datang. Katanya mau bilang bapak? Trianasti memanggil anak perempuannya..... (JB. No 09 Epsd. 04)
86
m. Ruwang Kerja Pribadi Gunar Sudigdo Ruang Kerja Pribadi Gunar Sudigdo merupakan tempat yang di dalamnya menyimpan berbagai benda pusaka-pusaka. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini : Rampung nunggoni anak-bojone mangan, Gunar Sudigdo mlebu ruwang kerja pribadine. Ing ruwangan kuwi akeh dipajang barang-barang langka. Saperangan kalebu pusaka-pusaka kang jare pengaji banget. Seneng kuwi pancen larang regane..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Selesai menemani anak-istinya makan, Gunar Sudigdo masuk ruangan kerja pribadinya. Di ruangan itu banyak di pamerkan barang-barang yang langka. Barang itu termasuk pusaka-pusaka yang katanya berharga mahal sekali. Senang itu memang mahal harganya..... (JB. No 09 Epsd. 04) n. Pawiyatan luhur ing Australia lan Kutha Yogyakarta Gunar Sudigdo mempunyai dua anak yaitu Palgunadi yang kuliah di Australia, dan yang kedua adalah Dyah Pamesthi yang berkuliah di Yogyakarta. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi. Trianastri repot karo urusan sosial. Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus mengkone. Dyah Pamesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04) Terjemahan Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu. Trianastri sudah sibuk dengan kegiatan sosial. Palgunadi, anaknya yang pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pamesthi masih kuliah di universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04)
87
Berdasarkan kutipan di atas juga menjelaskan apibila anaknya dari Gunar Sudigdo sekarang sedang berkuliah pada dua tempat yang berbeda. Di dalam cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini juga ditunjukan bahwa latar tempat kampus juga diceritakan, pada saat Nurcahya mengantarkan Dyah Pamesthi untuk pergi ke kampus. Hal ini terbukti dari kutipan berikut ini: Wusanane Nurcahya ngeterke Gunar Sudigdo dhisik menyang kantor, banjur ngeterne Dyah Pamesthi menyang kampus. Wayah esuk kaya mengkono dalan kutha Yogyakarta rame banget..... (JB. No 18 Epsd. 13) Terjemahan Setelah Nurcahya mengantarkan Gunar Sudigdo duluan pergi ke kantor, lalu mengantarkan Dyah Pamesthi ke kampus. Saat pagi jalan kota Yogyakarta ramai sekali..... (JB. No 18 Epsd. 13) o. Meja Resepsionis Kantor Gunar Sudigdo Latar tempat Kantor Gunar Sudigdo ini juga melibatkan cerita yang terjadi di Meja Resepsionis kantor Gunar Sudigdo. Saat itu Nurcahya sedang menunggu Tyas Widuri yang akan menyambutnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya sing entuk jejibahan mirunggan ngenteni Tyas Widuri wis samekta ing meja resepsionis, ngancani Mintari lan Beta. Wis sarapan, Mas? Pitakone Beta. Durung kaping pindho..... (JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan
88
Nurcahya yang mendapat suatu keinginan menanti Tyas Widuri yang berda di meja resepsionis, menemani Mintari dan beta. Sudah sarapan Mas? tanya Beta. Belum yang kedua..... (JB. No 10 Epsd. 05) p. Wonogiri Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan bahwa saat Tyas Widuri sedang ke kantornya Gunar Sudigdo yang sudah ditungu-tunggu oleh Nurcahya, ternyata Tyas Widuri terkejut dan mengatakan pernah bertemu di Wonogiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Lho....njenengan rak mbak Tyas Widuri ta? Nurcahya ngadeg. Inggih. Lho njenengan rak sing wingi ketemu kula enten Wonogiri ta, Mas? Tyas Widuri genti takon. Inggih mangga sakniki ngadhep bos. Njenengan dientosi..... (JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Lho..kamu benar mbak Tyas Widurikan? Nurcahya berdiri. Iya. Lho kamu itu yang kemarin yang bertemu saya di Wonogirikan, Mas? Tyas Widuri bergantian tanya. Iya mari sekarang menemui derektur. Kamu sudah ditunggu..... (JB. No 10 Epsd. 05) q. Ruwang Sekretaris Latar tempat dalam kantor Gunar Sudigdo berada di Ruangan Sekretaris. Saat itu Tyas Widuri yang sudah ketrima dan diberi tahu oleh Gunar Sudigdo untuk segera pergi ke ruangan sekretaris untuk menemui Bu Lastri. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Tyas Widuri..sliramu ketampa nyambut gawe ana kene. Wiwit sesuk sliramu wis kudu nyambut gawe ana kene. Bab gaweyanmu, nyuwuna pituduh saka Bu
89
Lastri sing lenggah ana ruwang sekretaris kuwi. Tembunge Gunar Sudigdo keprungu endah ing pangrungune Tyas Widuri. Kenya kuwi isih duung percaya..... (JB. No 10 Epsd. 05) Terjemahan Tyas Widuri...kamu keterima bekerja ada disini. mulai besuk kamu harus sudah bekerja disini. mengenai hal pekerjaan, minta petunjuk dari Bu Lastri yang duduk di ruangan sekretaris itu. Perkataan Gunar Sudigdo yang terdengar indah di dengar oleh Tyas Widuri. Gadis itu masih belum percaya..... (JB. No 10 Epsd. 05) r. Konter Handphone Konter Handphone merupakan tempat dimana Nurcahya dan Gunar Sudigdo yang ingin memeriksa keadaan handphone Gunar Sudigdo yang dirasakan ada hal aneh pada handphone tersebut. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini: .... Tekan prapatan Gondomanan menggok ngetan, bablas nganti tekan dalan lingkar timur kutha Yogyakarta, menggok ngiwa. Liwat dalan layang ing prapatan, menggok ngetan arah kutha Sala. Ing sawijining konter cedhak lapangan montor mabur Adisucipto, Nurcahya ngedhegake montore. Kanoman kuwi mudhun banjur mbukakake lawang kanggo juragane. Mlebu konter hp dipethuk esem semanak saka pegawene..... (JB. No 11 Epsd. 06) Terjemahan ....Sampai perempatan Gondomanan belok ketimur, lanjut terus sampai jalan di lingkaran timur kota Yogyakarta, belok kiri. Melewati jalan tol layang di perempatan, belok ketimur arah kota Solo. Di salah satunya konter dekat bandara Adisucipto, Nurcahya memperhentikan mobil. Pemuda itu turun lalu membukakan pintu untuk majikannya. Masuk konter handphone disambut dengan senyuman yang enak dari pegawainya..... (JB. No 11 Epsd. 06) s. Dalan Yogya-Solo Latar tempat pada jalan Yogyakarta-Solo pada jalan itu digambarkan bahwa ramai, dan dilewati dengan bus-bus besar pariwisata atau antar kota, apalagi bus jarak dekat juga memenuhi jalan Yogya-Solo serta masih banyak lagi yang membuat kemacetan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
90
Gunar Sudigdo lan Nurcahya neruske laku. Dalan Yogya-Solo ajeg rame. Busbus gedhe antar kota antar propinsi rebut dhisik. Durung maneh polahe busbus bumelan jarak dekat. Sakliyane kuwi uga rame truk-truk kang ngusungi wedhi wutahan gunung Merapi. Sing paling akeh ngebaki dalan ora liya pit montor. Slura-sluru rebut dhisik sing kadhangkala bisa mbebayani tumrap dhiri pribadi lan wong liya..... (JB. No 11 Epsd. 06) Terjemahan Gunar Sudigdo dan Nurcahya meneruskan perjalannya. Jalan Yogya-Solo selalu ramai. Bus-bus besar antar kota antar provinsi merebutduluan. Belum lagi tingkahnya bus-bus kecil yang jarak dekat. Selain itu juga ramai truk-truk yang memuat pasir dari letusan gunung Merapi. Apalagi yang paling parah yang memenuhi jalan tidak lain yaitu sepeda motor. Mengebut sana-sini merebut jalan duluan yang terkadang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain..... (JB. No 11 Epsd. 06) t. Dalan Trabasan Dalan Trabasan merupakan jalan yang dilewati Gunar Sudigdo dan Nurcahya saat sedang berada di jalan Yogya-Solo untuk menghindari kemacetan Nurcahya melanjutkan perjalanan untuk mencari Jalan Alternatif. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut ini : Medal pundi Pak? Medal Solo napa nrabas mawon? Pitakone Nurcahya. Nrabas wae, liwat stasiun Srowot terus ngidul. Nggih. Nurcahya nglakokake sedhan alus kuwi kanthi alon-alon. Apamaneh nalika wis wiwit ngliwati dalan trabasan kidul kutha Klaten ngener Wonogiri, anggone nyetir santai banget. Bab kuwi pancen dijaluk dening Gunar, jarene kanggo ngematke sesawangan kiwa-tengen dalan, bisa kanggo ngenggar-enggar ati lan pikiran..... (JB. No 11 Epsd. 06) Terjemahan Lewat mana Pak? Lewat Solo atau alternatif aja? Tanya Nurcahya. Alternatif saja, lewat stasiun Srowot terus ke selatan. Iya. Nurcahya mengemudi mobil mewah dengan pelan-pelan. Apalagi ketika sudah masuk dan melewati jalan alternatif selatan kota Klaten arah Wonogiri, karena menyetinya santai sekali. Hal itu disebabkan karen permintaan Gunar, katanya bisa digunakan untuk menikmati pemandangan kiri-kanan, bisa digunakan untuk menyegarkan hati dan pikiran..... (JB. No 11 Epsd. 06)
91
u. Gapura Taruwongso Sendhang yang berada dalam gapura yang bernama Taruwongso. Nurcahya dan Gunar Sudigdo berhenti sejenak untuk pergi ke sana serta sampai di perempatan Thengklik wilayah kabupaten Sukoharjo jalannya yang masih di bangun. Hal itu terbukti dari kutipan berikut ini: Ing prapatan Thengklik, Laladan kabupaten Sukoharjo, sedhan ireng sing disopiri Nurcahya iku bablas ngetan. Lakune mobil luwih alon awit dalane nembe didandani. .... Mobil sedhan ireng mandheg, banjur mundur kira-kira rong puluh meter. Menggok nengen kang dalane nanjak, mlebu dalan cilik nanging wis aspalan alus. Ora adoh saka kono ngliwati gapura sing ana tulisane Taruwongso, mobil bablas nganti tekan sawijining papan kang edhum ana wite ringin lan asem. Ngisore ana sumure..... (JB. No 11 Epsd. 06) Terjemahan Di perempatan Thengklik, wilayah kabupaten Sukoharjo, mobil hitam yang dikemudikan Nurcahya itu ke arah selatan. Lajunya mobil lebih pelan karena jalannya baru di perbaiki..... mobil sedan hitam berhenti, lalu mundur kira-kira dua puluh meter. Belok kanan yang jalannya menanjak, masuk jalan kecil namun sudah beraspal halus. Tidak jauh dari sana melewati gapura yang ada tulisannya Taruwongso, mobil melaju sampai pada suatu tempat yang sejuk ada pohon ringin dan asem. Bawahnya ada sumurnya..... (JB. No 11 Epsd. 06) v. Dalan Tawangsari-Krisak Jalan Tawangsari-Krisak dalam cerita tersebut mengambarkan mobil yang disopiri oleh Nurcahya dikemudikan pelan-pelan karena nanti akan masuk jalan yang mulai ramai atau macet. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan berikut ini : Mobil sedhan njur alon-alon mlaku ngliwati dalan mudhun. Anjog ing dalan sekawit, njur menggok nengen ngener Krisak. Ora suwe wis ngliwati dalan gedhe Tawangsari-Krisak. Tekan lor Terminal Krisak, mobil mlaku luwih alon, awit ing kono bakal ngliwati protelon rame anjog dalan Sala-Wonogiri..... (JB. No 12 Epsd. 07)
92
Terjemahan Mobil sedan yang melaju pelan-pelan berjalan melewati jalan yang turun. Masuk jalanan turun curam, lalu belok ke kanan arah Krisak. tidak lama sudah melewati jalan Tawangsari-Krisak. sampai utara Terminal Krisak, mobil melaju lebih pelan, mulai dari sirtu akan melewati pertigaan yang macet masuk jalan Solo-Wonogiri..... (JB. No 12 Epsd. 07) w. Dalan Sala-Wonogiri Dalan Sala-Wonogiri merupakan jalan yang dilewati oleh Nurcahya dan Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Dalan Sala-Wonogiri wayah tabuh telu sore katon rame. Nurcahya sangsaya waspada anggone nyopir. Nyedhaki protelon Brumbung wetenge Nurcahya krasa rada perih, mbokmenawa amarga nglirik tengen dalan ana warung sate kambing. Nurcahya ujal napas landhung, ngiseni wetenge nganggo hawa. Dimen rada nambar rasa luwene..... (JB. No 12 Epsd. 07) Terjemahan Jalan Solo-Wonogiri saat pukul tiga sore terlihat ramai. Nurcahya malah lebih waspada pada tempatnya mengemudikan. Mendekati pertigaan Brumbung perutnya Nurcahya terasa agakperih, seumpama melirik kanannya jalan ada warung sate kambing. Nurcahya menghelak nafas panjang, mengisi perutnya menggunakan hawa. Hal itu mengurangi rasa laparnya..... (JB. No 12 Epsd. 07) x. Prapatan Ponten Perempatan Ponten merupakan jalan dimana Nurcahya dan Gunar Sudigdo berhenti pada lampu merah. Hal tersebut terdapat dari kutipan berikut ini: Tekan Prapatan Ponten mobil sedhan ireng mandheg, lampu pengatur lalu lintas murub abang. Saka prapatan Ponten kuwi yen nengen ngener terminal angkutan kota Wonogiri. Menawa bablas ngener Wadhuk Gajah Mungkur, dene yen ngiwa ngener kabupaten Ponorogo..... (JB. No 12 Epsd. 07) Terjemahan Sampai Perempatan Ponten mobil sedan berwarna hitam berhenti, lampu pengatur lalu lintas hidup yang berwarna merah. Dari perempatan Ponten itu jika ke kanan menuju terminal angkutan kota Wonogiri. Apabila laju terus menuju Waduk Gajah Mungkur, apabila ke kiri menuju kabupaten Ponorogo..... (JB. No 12 Epsd. 07)
93
y. Dalan Pracimantoro-Giri Belah Dalan Pracimantoro-Giri Belah merupakan jalan yang sudah dilewati dan jalan tersebut pasti ada penggambaran keadaan latar tempat itu. Hal tersebut terdapat dari kutipan berikut ini : Wanci wis ngancik tengah wengi. Sedhan ireng ngliwati dalan PracimantoroGiri Belah. Kahanan wis sepi, rong puluh menit wis tekan prapatan Giri Belah. saka kono yen bablas ngetan menyang laladan kabupaten Pacitan yen ngalor menyang kecamatan Paranggupito lan menyang gesik segara kidul..... (JB. No 13 Epsd. 08) Terjemahan Waktu sudah memasuki tengah malam. Mobil sedan hitam melewati jalan Pracimantoro-Giri Belah. keadaan sudah mulai sepi, dua puluh menit sudah sampai perempatan Giri Belah. dari sana jika ketimur ke wilayah kabupaten Pacitan jika keutara pergi ke kecamatan Paranggupito dan pergi ke Gesik Laut selatan..... (JB. No 13 Epsd. 08) z. Ngisor Wit Juwet Latar tempatnya berada di bawah pohon juwet. Pada saat itu Dirga Swandaru menggali keberadaan keris pasangan yang punyai oleh Gunar Sudigdo. pencarian tersebut dengan Dardono dan Nurcahya. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini : Lemahe balekna, Dar. Muga-muga barang iki sing pancen kita goleki, tembunge Dirga Swandaru karo mlangkah menyang ngisore wit juwet menehi sasmita marang Gunar Sudigdo supaya ngetutke. Darmono direwangi Nurcahya mbalekke lemah sing mau didhudhuk..... (JB. No 14 Epsd. 09) Terjemahan Tanahnya kembalikan, Dar. Semoga benar barang ini yang kita cari kata Dirga Swandaru dengan melangkah ke bawah pohon Juwet yang memberi petunjuk kepada Gunar Sudigdo supaya mengikutinya. Darmono ditemani oleh Nurcahya mengembalikan tanah yang tadi digali..... (JB. No 14 Epsd. 09)
94
aa. Ngarep GOR Wonogiri Ngarep GOR Wonogiri merupakan tempat yang dikunjungi oleh Nurcahya dan Gunar Sudigdo saat mencari sarapan ketika sepulang perburuan pasangan keris milik Gunar Sudigdo, akhirnya sampai pada depan GOR Wonogiri. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya kang sewengi ora turu nikelke kawaspadan anggone nyopir. Mula lakune mobil mung samadya wae. Tekan ngarep Gor Wonogiri mandheg ing ngarep warung makan prasaja. Warunge resik nyedhiyani masakan ndesa. Gunar Sudigdo pancen seneng mangan ing warung-warung kaya mangkono..... (JB. No 15 Epsd. 10) Terjemahan Nurcahya yang semalam belum tidur meningkatkan kewaspadaan dalam menyetir. Makanya melajunya mobil hanya pelan saja. Sampai depan Gor Wonogiri berhenti di depan warung makan sederhana. Warungnya bersih menyediakan makanan desa. Gunar Sudigdo memang senang makan di warung-warung seperti itu..... (JB. No 13 Epsd. 08) bb. Kamare Nurcahya Kamar Nurcahya merupakan latar tempat yang menggambarkan Nurcahya sedang beristirahat karena badannya terasa capek sekali yang sebelumnya juga diantarkan buah anggur oleh Dyah Pamesthi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Lawang kamar ditutup maneh dening Nurcahya. Kanoman kuwi njupuk aggur siji banjur diemplok dimamah krasa seger ing awan kang panas kuwi. Ngrasakake seger njur njupuk anggur siji maneh, mangkono sateruse nganti anggure entek kari gagange, Nurcahya njur ngglethak ing peturon, nyoba merem. Wusanane amarga pancen awak kesel Nurcahya bisa turu..... (JB. No 16 Epsd. 11) Terjemahan Pintu kamar ditutup lagi dari Nurcahya. Pemuda itu mengambil anggur satu harus dimakan dikuyah terasa segar di siang yang panas itu. Merasakan segar lalu mengambil anggur satu lagi, begitu selanjutnya begitu seterusnya sampai anggurnya tinggal batangnya. Nurcahya lalu berbaring di kamar tidurnya
95
mencoba untuk memejamkan mata. Disebabkan karena badannya memang capek Nurcahya bisa tidur..... (JB. No 16 Epsd. 11) cc. Lapangan Lapangan merupakan latar tempat yang menceritakan Nurcahya mengajari Dyah Pamesthi mengendarai mobil di lapangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Sorene ing lapangan kang rada adoh saka omahe Gunar Sudigdo, Nurcahya ngajari nyetir Dyah Pamesthi. Geneya kok ndadak ing lapangan? Pitakone Dyah Pamesthi. Kersane jembar dalane, hehehe rak mboten gampang nabrak wangsulane Nurcahya..... (JB. No 16 Epsd. 11) Terjemahan Sorenya di lapangan yang agak jauh dari rumah Gunar Sudigdo Nurcahya mengajari menyetir Dyah Pamesthi. Kenapa harus di lapangan? Tanya Dyah Pamesthi. Biar luas jalannya, hehehe itu kan tidak mudah nabrak jawab Nurcahya..... (JB. No 16 Epsd. 11) dd. Dalan Cedhak Lapangan Jalan dekat lapangan merupakan latar tempat yang menggambarkan sedang beristirahat karena setelah selesai latihan mengendarai mobil, Nurcahya bersama Dyah Pamesthi sedang membeli minuman dari jahe yang berada di jalan dekat lapangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Anggone latihan nyopir dipungkasi nalika ana wong dodol wedang rondhe liwat dalan cedhak lapangan. Kanoman loro kuwi njur katrem ing ngisor wit waru lungguh ing pasuketan karo wedangan..... (JB. No 16 Epsd. 11)
96
Terjemahan Setelah belajar menyetir diakhiri ketika ada orang jualan minuman jahe yang lewat di jalan dekat lapangan. Dua anak muda itu langsung menyesuikan di bawah pohon waru duduk di rumputan dan minum minuman..... (JB. No 16 Epsd. 11) ee. Warung Gadho-Gadho Warung Gadho-Gadho merupakan latar tempat saat menceritakan tokoh Nurcahya dan Tyas Widuri sedang makan bersama di warung gado-gado ternyata diseberang jalan ada Dyah Pamesthi yang melihat mereka. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini: Wanita mudha kang ngawaske kuwi Dyah Pramesthi. Ndilalah ndheweke nembe mangan karo Ristiana, kancane. Kok weruh Nur mlebu ing warung gadho-gadho sabrang dalan. Pangrasane Dyah dadi ora kepenak..... (JB. No 20 Epsd. 15) Terjemahan Perempuan muda yang mengamati itu Dyah Pamesthi. Kebetulan dirinya sedang makan dengan Ristiana, temannya. Saat melihat Nur masuk ke warung gado-gado di seberang jalan. Rasanya Dyah jadi tidak enak..... (JB. No 20 Epsd. 15) ff. Pinggir Dalan Pinggir Jalan merupakan latar tempat yang menggambarkan Nurcahya sedang melihat ada yang menjual patung kecil-kecil. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
97
Ing pinggir dalan ana kang dodolan patung cilik-cilik. Nurcahya nyedhak dhasaran dagangan patung cilik-cilik kuwi. Ana bab kang narik kawigatene Nurcahya..... (JB. No 21 Epsd. 16) Terjemahan Di pinggir jalan ada yang berjualan patung kecil-kecil. Nurcahya mendekat pada lesehan dagangan patung kecil-kecil itu. Ada hal yang menarik perhatian Nurcahya..... (JB. No 21 Epsd. 16) gg.
Warung Tendha Lesehan Warung Tendha Lesehan merupakan latar tempat yang saat itu Nurcahya
dan Dyah Pamesthi sehabis latihan menyetir makan bubur kacang ijo di warung situ. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Mlebu warung tendha lesehan banjur pesen bubur kacang ijo rong porsi. Kanoman loro manggon ing pojok kidul wetan. Saka papan kuwi bisa nyawang sawah kang ambane ngilak-ilak, tandurane ijo royo-royo, kasorot srengenge sore mimbuhi endahe sesawangan..... (JB. No 21 Epsd. 16) Terjemahan Masuk warung bertenda lesehan lalu pesan bubur kacang hijau dua porsi. Dua anak muda itu duduk di pojok selatan ke timur. Dari tempat itu bisa melihat hamparan luasnya sawah. Tananamannya hijau semerbak, tersorot sinar matahari yang di hiasi oleh indahnya pemandangannya.... (JB. No 21 Epsd. 16) hh.
Protelon Cengkal laladan Manyaran Protelon Cengkal laladan Manyaran merupakan jalan saat itu perjalanan
dari pertigaan Cengkal dan baru kemudian
memasuki wilayah kecamatan
Manyaran. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini :
98
Setengah jam saka protelon Cengkal, wis ngancik laladan kecamatan Manyaran, ana pusat gapurane gedhe sing ana tulisane pusat produksi wayang kulit..... (JB. No 23 Epsd. 18) Terjemahan Setengah jam dari pertigaan Cengkal, sudah masuk wilayah kecamatan Manyaran ada pusat yang gapurane besar yang ada tulisannya pusat produksi wayang kulit..... (JB. No 21 Epsd. 16) ii. Gunung Pegat Gunung Pegat merupakan latar tempat pada perjalanan Nurcahya dan Dyah Pamesthi yang menuju kerumah Tyas Widuri pada perjalanan di sekitar Waduk Gajah Mungkur saat melewati gunung pegat itu berhenti untuk menikmati pemandangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan: Tekan papan sing aran Gunung Pegat, awit gununge pancen dipegat di enggo dalan, Dyah Pamesthi njaluk mandheg maneh. Ngematke bendungan gedhe saka ndhuwur punthuk gunung pegat iku..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Sampai tempat yang disebut dengan Gunung Pisah, karena gunung tersebut memang dipisah untuk jalan, Dyah Pamesthi meminta untuk berhenti mengamati bendungan besar dari atas ujung gunung pegat itu..... (JB. No 25 Epsd. 20) jj. Laladan bendungan PLTA Laladan bendungan PLTA merupakan latar tempat saat perjalanan Nurcahya dan Dyah Pamesthi juga mampir ke suatu tempat yang tempat situ searah dengan perjalanan menuju rumah Tyas Widuri. Wilayah bendungan di PLTA di Waduk Gajah Mungkur. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini:
99
Rada suwe ana ing papan kuwi. Sawise rumangsa marem, Nurcahya isih ngajak mubeng-mubeng laladan bendungan kuwi, kayata menyang PLTA. Dyah Pamesthi sangsaya seneng..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Agak lama di tempat itu. Sesudahnya merasa puas, Nurcahya mengajak mengitari sekitar wilayah bendungan itu, yang berada di PLTA. Dyah Pamesthi lebih senang sekali..... (JB. No 25 Epsd. 20) kk.
Omahe Tyas Widuri Omahe Tyas Widuri merupakan latar tempat saat itu Nurcahya dengan
Dyah Pamesthi mengunjungi rumahnya Tyas Widuri yang berada di dekat pom bensin Mbetal utawa Nguntoronadi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: ....Prapatan ponten nengen arah Ponorogo. Tekan protelon Ngadirojo menggok nengen arah Pacitan. Rongpuluh menit sabanjure wis tekan omahe Tyas Widuri, cedhak pom bensin Mbetal utawa Nguntoronadi..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan ....Perempatan ponten ke kanan arah Ponorogo. Sampai pertigaan Ngadirojo belok kanan arah Pacitan. Dua puluh menit setelahnya sudah sampai rumah Tyas Widuri, dekat pom bensin Mbetal atau Nguntoronadi..... (JB. No 25 Epsd. 20) ll. Pasar Baturetno Pasar Baturetno merupakan latar tempat dimana Ibunya Tyas Widuri bekerja sebagai penjual sayuran dan sembako pada kios milik sendiri di Pasar Baturetno. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
100
Bapake Tyas Widuri wis seda. Bu Samiyani nyambut gawe minangka bakul sembako lan sayuran ing pasar-pasar, uga duwe kios gedhe ing Baturetno. .... Bu Samiyani pamit menyang pasar. Awit jejibahane durung rampung, mau durung mangkat awit ngenteni tamu saka Yogya, jare putra putrine juragane Tyas Wuduri..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Bapaknya Tyas Widuri sudah meninggal. Bu Samiyani bekerja sebagai penjual sembako dan sayuran di pasar-pasar, juga mempunyai kios besar di Baturetno. .... Bu Samiyani berpamitan akan pergi ke pasar. Karena pekerjaannya belum selesai, tadi belum berangkat karena menunggu tamu dari Yogya, yang katanya putra putrinya majikannya Tyas Widuri..... (JB. No 25 Epsd. 20) mm.
Kidul Omah Tyas Widuri Kidul Omah Tyas Widuri merupakan latar tempat dimana tokoh
Nurcahya tidak bisa tidur, ia berjalan-jalan mencari angin segar. Sampai ke tanggul kecil samping selatan rumah Tyas Widuri yang ada kebunnya. Nurcahya melihat seseorang yang mencurigakan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Wengine udakara tabuh sewelas, Nurcahya klisikan durung bisa turu. Mula alon-alon banjur metu saka omahe Tyas Widuri. Mlaku menyang kidul omah. Nurut tanggul cilik sing ngener pategalan. Nurcahya mandheg lakune nalika ngerti ana regemenge pawongan ing ngarepe. .... pawongan kuwi mandheg ing cedhak belik cilik. Ing sisih kidul belik ana wit ringim gedhe ngregayang..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Gelapnya waktu yang menunjukan pukul sebelas malam, Nurcahya ternyata belum bisa tidur. Maka pelan-pelan lalu keluar dari rumahnya Tyas Widuri. Berjalan ke samping selatan rumah menuruti tanggul kecil yang arahnya ke perkebunan. Nurcahya berhenti berjalannya ketika melihat adanya seseorang yang berada didepannya. .... seseorang itu berhenti di dekat suatu tutupan kecil di sisih selatan tutupan itu ada pohon ringin besar lebat disitu..... (JB. No 25 Epsd. 20) nn. Kali Cilik Lor Griya Wening Tempat sekitar Griya Wening seperti sungai kecil utaranya Griya Wening. Saat itu Nurcahya sedang mengintai atau mengamati keadaan di Griya Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipannya sebagai berikut:
101
....Nurcahya wis mapan ing kali cilik lor Griya Wening. Kali kuwi banyune uga mlebu wadhuk Gajah Mungkur. Ana seperangan wong sing uga mancing ana kono, jarene iwak wadhuk asring munggah menyang kali kuwi nurut lan banyu bening..... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan ....Nurcahya sudah berada di sungai kecil utara Griya Wening. Sungai itu airnya juga masuk Wadhuk Gajah Mungkur. Ada seseorang yang juga memancing ada disana, katanya ikan wadhuk paling sering naik ke sungai tersebut menurut dan air bening..... (JB. No 26 Epsd. 21) oo.
Warung Suwung Warung Suwung merupakan latar tempat yang terjadi saat Nurchaya
sedang mencari informasi tentang kejahatan Dirga Swandaru. Hal Tersebut terbukti dalam kutipan berikut ini: Pit montor sing ditutke Nurcahya menggok nengen menyang dalan setapak, banjur menggok ing warung suwung sing wis ora dienggo dodolan. Ing kono wong loro kuwi banjur padha lungguh lan mbukak tas plastik kresek ireng..... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Sepeda motor yang diikuti oleh Nurcahya belok kekanan jalan setapak, lalu belok di warung kosong yang sudah tidak dipakai berjualan. Di sana dua orang itu pada duduk dan membukak tas palstik hitam..... (JB. No 26 Epsd. 21)
102
pp.
Ndesane Nurcahya Ndesane Nurcahya merupakan latar tempat saat Nurcahya sebelum
berangkat ke Jerman dia mengunjungi makam kedua orang tuanya dan pulang kerumahnya yang ada di desa. Hal tersebut terdeapat dalam kutipan berikut ini: Sadurunge budhal menyang Jerman, Nurcahya nglonggarke wektu niliki omahe ing ndesa. Kanoman kuwi ora lali menyang makame wong tuane ngumbulke donga marang Gusti kanggo para leluhure kang wis tinambahan amrih para leluhure entuk papan kang murwat..... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan Sebelumnya pergi ke Jerman, Nurcahya melonggarkan waktu untuk menjenguk rumah yang ada di desa. Pemuda itu tidak lupa pergi ke makamnya orang tuanya dan memanjatkan doa kepada Tuhan untuk para leluhurnya yang sudah baik para leluhurnya untuk diberikan tempat yang baik..... (JB. No 28 Epsd. 23) 3.2 Latar Waktu Latar waktu ini menunjukan saat peristiwa itu terjadi dalam penggambaran waktu oleh pengarang dari cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo latar waktu tersebut meliputi : a. Siang Waktu siang hari, digambarkan oleh pengarang keadaan Griya Wening yang dekat Waduk Gajah Mungkur yang saat itu berhawa panas dan mendapat hiliran angin yang bertiup dari waduk Gajah Mungkur. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini: Metu saka tumpakane banjur nganggo kacamata ireng, pamrihe ngurangi sulap saka srengenge ing awan kang panas kuwi. Satemene angin sing tumiyup saka arah wadhuk Gajah Mungkur krasa sumilir, nanging durung bisa ngalahke hawa panas awan kuwi..... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Keluar dari mobilnya lalu memakai kacamata hitam, agar baiknya mengurangi silaunya dari sinar matahari dari awan yang sangat panas itu. Padahal angin
103
yang bertiup dari arah waduk Gajah Mungkur sangat terasa sejuk namun belum bisa mengalahkan hawa panas awan itu. .... (JB. No 06 Epsd. 01) b. Sesuk bengi (besok malam) Sesuk Bengi merupakan latar waktu yang memberikan kepastian bahwa tindakan untuk mencari pasangan keris saat itu disuruh besok malam saja. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Kasil lan orane, ora mung gumantung marang aku, ning uga marang Njenengan. Sesuk bengi rawuh mrene maneh, sadurunge kuwi wiwit saiki aja dhahar saliyane krowotan, ngunjuk mung banyu putih ora luwih saka pitung clegukan. Sesuk bengi bareng-bareng saka kene nggoleki encone pusaka iki..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Hasil dan tidaknya, tidak hanya tergantung kepada aku, namun juga kepada anda juga. Besok malam datang kemari lagi, sebelumnya itu dari sekarang jangan makan selainnya hasil bumi,minum hanya air putih tidak lebih dari tujuh cegukan. Besok malam sama-sama dari sini mencari pasangan pusaka ini..... (JB. No 07 Epsd. 02) c. Tabuh Telu Sore Tabuh Telu Sore merupakan waktu kejadian yang berlangsung, saat itu digambarkan pukul tiga sore yang berda di jalan Solo Wonogiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Dalan Sala-Wonogiri wayah tabuh telu sore katon rame. Nurcahya sangsaya waspada anggone nyopir. Nyedhaki protelon Brumbung wetenge Nurcahya krasa rada perih, mbokmenawa amarga nglirik tengen dalan ana warung sate kambing. Nurcahya ujal napas landhung, ngiseni wetenge nganggo hawa. Dimen rada nambar rasa luwene..... (JB. No 12 Epsd. 07) Terjemahan Jalan Solo-Wonogiri saat pukul tiga sore terlihat ramai. Nurcahya malah lebih waspada pada tempatnya mengemudikan. Mendekati pertigaan Brumbung perutnya Nurcahya terasa agak perih, seumpama melirik kanannya jalan ada warung sate kambing. Nurcahya menghelak nafas panjang, mengisi perutnya menggunakan hawa. Hal itu mengurangi rasa laparnya..... (JB. No 12 Epsd. 07)
104
d. Jam Sanga bengi Jam Sanga Bengi merupakan waktu kejadian yang sedang berlangsung, saat itu digambarkan pukul sembilan malam yang berada dijalan WonogiriWuyantoro. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Wektune nuduhake jam sanga bengi. Sedhan ireng wis mlayu ing dalan Wonogiri-Wuyantoro. Dalane menggak-menggok, munggah-mudhun, dalan khas pegunungan. Ora nganti setengah jam wis ngancik laladan kutha kecamatan Wuryantoro..... (JB. No 13 Epsd. 08) Terjemahan Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Mobil sedan hitam sudah berjalan di jalan Wonogiri-Wuyantoro. Jalannya berkelok-kelok, naik-turun jalan khas pegunungan. Tidak sampai setengah jam sudah mulai masuk wilayah kota kecamatan Wuyantoro..... (JB. No 13 Epsd. 08) e. Setengah Enem Esuk Setengah Enem Esuk merupakan latar waktu yang baru selesai mencari pasangan keris dan waktu itu pulang dari berburu hingga baru sampai di Griya Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Sedhan ireng bali ngliwati dalan gedhe arah Wonogiri. Tabuh setengah enam esuk wis mlebu pekarangan Griya Wening. Karmidi mbukakke lawang gerbang kanthi esem semana..... (JB. No 13 Epsd. 08) Terjemahan Mobil sedan hitam itu kembali ke jalan besar arah Wonogiri. Pukul setangah enam pagi sudah masuk pekarangan Griya Wening. Karmidi membukakan pintu gerbang dengan senyuman..... (JB. No 13 Epsd. 08)
105
f. Parak esuk Parak Esuk merupakan latar waktu saat Dirga Swandaru dan Darmono baru menemukan pasangan keris yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo. hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Dirga Swandaru isih manekung ing ngarep kothak kang nembe ditemokake. Gunar Sudigdo ngenteni ing sandhinge. Nurcahya lan Dardono uga lungguh ing cedhak kono. Kabeh kepengin enggal ngerti apa isine kothak kuningan kuwi. Keprungu ayam alas kluruk, nuduhake wanci wis ngancik parak esuk. kewan-kewan lan makhluk sing saba wengi wiwit bali menyang papane, digenteni makhluk kang saba wayah awan wis wancine ganti paraga ing drama panguripan..... (JB. No 14 Epsd. 09) Terjemahan Dirga Swandaru masih duduk bersila di depan kotak yang baru ditemukan. Gunar Sudigdo menunggu disampingnya. Nurcahya dan Dardono juga duduk di dekatnya sana. Semua ingin cepat tahu apa isi dalam kotak kuningan tersebut. Terdengar ayam hutan berkokok menandakan waktu mulai masuk fajar. Hewan-hewan dan makhluk yang berkeliaran setiap malam akan pulang pada tempat tinggalnya, diganti makhluk yang berkeliaran saat siang hari yang waktunya sudah ganti penghuni di drama kehidupan ini..... (JB. No 14 Epsd. 09) g. Adzan Maghrib Latar Waktunya adalah saat sore hari, sekitar pukul 18.00 wib karena dalam cerita tersebut menceritakan kalau hari sudah mulai gelap lalu sudah terdengar berkumandang adzan magrib tiba. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut ini: Sawise dibayar sing dodol wedang rondhe nyurung grobake neruske laku golek rejeki ning papan liya. Wayahe wis repet-repet. Wis keprungu kumandhang adzan magrib ngajak para kadang muslim atur sembah puji panuwun marang Gusti Allah..... (JB. No 16 Epsd. 11) Terjemahan Setelah dibayar yang jualan minuman jahe mendorong grobak lagi meneruskan perjalananmencari rejeki di tempat lain. Waktu yang sudah mulai gelap. Sudah
106
terdengar kumandang suara adzan magrib yang mengajak para muslimin untuk mengahaturkan rasa syukur kepada Allah..... (JB. No 16 Epsd. 11) h. Dina Minggu Latar waktu yaitu hari Minggu. Gunar Sudigdo berencana apada hari itu untuk pergi ke Griya Wening untuk menayakan patung Nirvashura. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Dina Minggu menyang Griya Wening, Nur. Nanjihake patung Nirvashura iki. Jarene patung iki ana tunggale, lan menawa kasil nyawijini bakal duwe daya sing apik tumprap kang nyimpen..... (JB. No 19 Epsd. 14)
Terjemahan Hari Minggu pergi ke Griya Wening, Nur. Menayakan patung Nirvashura ini. Katanya patung ini ada pasangannya, dan jika berhasil akan menimbulkan daya yang baik untuk disimpan..... (JB. No 19 Epsd. 14) i. Jam lima sore Latar waktu yang diceritakan pukul lima sore, saat itu Gunar Sudigdo dan Nurcahya akan berangkat menuju Griya Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Jam lima sore, Gunar Sudigdo lan Nurcahya mangkat menyang Griya Wening. Diuntapke Trianasti lan Dyah Pramesthi..... (JB. No 22 Epsd. 17) Terjemahan
107
Jam lima sore, Gunar Sudigdo dan Nurcahya berangkat ke Griya Wening, yang dipamiti Trianasti dan Dyah Pramesthi..... (JB. No 22 Epsd. 17) j. Jam pitu bengi Latar waktu yang diceritakan pukul tujuh malam, saat itu Gunar Sudigdo dan Nurcahya sudah sampai di Griya Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut : Udakara jam pitu bengi wis tekan Griya Wening. Kaya padatan ing gapura Griya Wening dipapag dening Karmidi kanthi esem semanak..... (JB. No 22 Epsd. 17) Terjemahan Saat jam tujuh malam sudah sampai Griya Wening. Seperti hal biasanya yang di gapura Griya Wening dijemput oleh Karmidi dengan senyum sebentar..... (JB. No 22 Epsd. 17) k. Wengi Wengi merupakan latar waktu saat itu Dirga Swandaru sedang melacak keberadaan patung Nirvashura. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Wengi kuwi uga, pasangan patung Nirvashura bakal dilacak. Dirga Swandaru njaluk wektu sedhela kanggo manekung meladi hening. Gunar Sudigdo lan Nurcahya ngenteni ana pendhapa..... (JB. No 23 Epsd. 18) Terjemahan Malam itu juga, pasangan patung Nirvashura akan dilacak. Dirga Swandaru meminta waktu sebentar untuk membutuhkan waktu yang sepi. Gunar Sudigdo lan Nurcahya menunggu ada di pendapa..... (JB. No 23 Epsd. 18)
108
l. Setengah Jam Latar waktu yang dilalui itu lamanya setengah jam. Saat itu sebelum akan berangkat untuk mencari pasangan patung, setelah siap setengah jam kemudian kedatangan orang dengan sepeda motor trail. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Setengah jam sabanjure, ana pawongan teka numpak pit montor trail. Ya kuwi Dardono, rewange Dirga Swandaru. Pawongan pawakan gempal kuwi enggal nyalami Guunar Sudigdo lan Nurcahya. Sawise salaman. Dardono pamit nemoni Dirga Swandaru..... (JB. No 23 Epsd. 18) Terjemahan Setengah jam setelahnya, ada seseorang yang daang naik motor trai. Yaitu Dardono, temannya Dirga Swandaru. Orang itu berbentuk besar yang segera menjabat tangani Gunar Sudigdo dan Nurcahya. Sesudahnya berjabat tangan. Dardono pamit untuk menemui Dirga Swandaru..... (JB. No 23 Epsd. 18) m. Tabuh Rolas luwih sethithik Latar waktu yang menunjukan pukul dua belas lebih sedikit, saat itu adiknya Tyas Widuri si Dwi Wulansari sedang pulang sekolah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Tabuh rolas luwih sethithik, Dwi Wulansari adhine Tyas Widuri teka saka sekolahan. Kenya remaja kuwi wis katon yen sulistya, ora beda karo mbakyune. slagane uga grapyak..... (JB. No 25 Epsd. 20)
109
Terjemahan Pukul dua belas lebih sedikit, Dwi Wulansari adiknya Tyas Widuri datang dari sekolahan. Remaja perempuan itu sudah terlihat cantik, tidak jauh dengann kakaknya, tampaknya juga ramah..... (JB. No 25 Epsd. 20) n. Tabuh siji awan Latar waktu yang terjadi saat itu pukul satu siang, waktu itu sedang akan makan siang bersama-sama. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Anggone rembungan nganti tabuh siji awan, wancine mangan. Menune prasaja banget, sing pancen disengaja dening Tyas Widuri. Pikirane Tyas Widuri, yen bab panganan enek lan larang, tumrap Dyah Pramesthi wis barang lumrah..... (JB. No 25 Epsd. 20) Terjemahan Didadalam berdiskusi sampai pukul satu siang, waktunya makan. Menunya sederhana sekali, yang memang disengaja dsri Tyas Widuri. Pikirannya jika hal makannya ada dan mahal, lalu Dyah Pramesthi pasti sudah biasa..... (JB. No 25 Epsd. 20) o. Telung Dina Latar waktu yang terjadi saat itu sudah tiga hari, saat itu Nurcahya sedang mencari informasi untuk membongkar kejahatan Dirga Swandaru. Hal ini terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Wis telung dina Nurcahya tansah ngawat-awati Griya wening. Carane yakuwi mau kanthi namur laku dadi wong mancing. Rasa sujanane marang Dirga
110
Swandaru sing ndhadekake dheweke kaya-kaya duwe kekuwatan mirungan .... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Sudah tiga hari Nurcahya memang sudah mengamati-amati Griya Wening. Caranya yaitu tadi dengan cara menyamar sebagai orang mancing. Rasa keingintahuan Dirga Swandaru yang menjadikan dirinya seperti mempunyai kekuatan yang lebih..... (JB. No 26 Epsd. 21) 4. Tema Tema paling efektif dalam mengenah tema sebuah karya sastra adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya kedua hal ini sangat berhubungan erat dan konflik utama biasanya konflik utama biasanya mengandung sesuatu yang sangat berguna jika benar-benar dirunut (Stanton, 2012:42). Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman menjadi diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami oleh manusia seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan usia tua. Jika dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini mengungkapkan sebuah tema sosial yang masih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan lingkup sekitar. Dikatakan sebagai tema sosial dikarenakan pada dasarnya sebuah kehidupan jaman dahulu sudah tidak asing lagi dengan benda pusaka atau benda peninggalan para leluhur dulu.
111
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan suatu masalah jaman dahulu yang dikaitkan dengan jaman modern ini. Pada jaman modern ini banyak orang yang belum paham terlalu dalam akan teknologi perkembangan, dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini pengarang menggambarkan bahwa masyarakat atau orang sekitar masih percaya akan benda pusaka yang memilikidaya maupun kekuatan yang luar biasa hingga diluar
batas
kemampuan
logika
seseorang
untuk
menerimanya.
Pada
penggambaran masalah tersebut muncullah suatu dorongan seseorang tokoh yang tidak dapat menerima kenyataan yang ada untuk menerima hal-hal yang diluar nalar maupun logika tersebut. Permasalahan itu menjadikan suatu cerita yang utuh, dari akhir penceritaan tersebut bahwa masalah tersebut hanyalah rekayasa yang dibuat menggunakan teknologi modern saat ini. Pelaku dari tokoh utama yaitu Nurcahya yang sebagai pembantu dan yang mengungkapkan bahwa semua kejadian tersebut hanyalah sebuah rekayasa saja. Korban dari kejahatan tersebut adalah Gunar Sudigdo yang diceritakan sebagai pengusaha kaya yang memiliki hobi pengkoleksi benda pusaka dan benda peninggalan leluhur jaman dahulu serta keluarga Gunar Sudigdo yang diganggu. Sedangkan pelaku dari kejahatan tersebut adalah Dirga Swandaru yang mengakungaku sebagai orang pintar yang dapat melacak keberadaan benda pusaka yang memiliki pasangan atau daya dan mengganggu keluarga Gunar Sudigdo agar mendapatkan uang dari kejahatan tersebut. Hal tersebut dapat digambarkan dalam kutipan berikut ini : ....Nurcahya uga nyritakke keterangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantar mburu
112
pusaka, nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesthi, lan Gunar Sudigdo bakal dijaluki dhuwit tebusan. (JB. No 28 Epsd. 23) ....Nurcahya banjur njlentrehke geneya Dirga Swandaru bisa ngerteni papan pusaka liyane. Bab kuwi satemene amung prasaja..... (JB. No 28 Epsd. 23) Tumindak licik kuwi bisa dikonangi Nurcahya kanthi ora sengaja yakuwi nalika dolan menyang omahe Tyas Widuri.... (JB. No 28 Epsd. 23) ...Gunar Sudigdo sakulawarga rumangsa kepotang karo Nurcahya, nanging Nurcahya ora rumangsa motangke, kabeh sing ditindakake pancen kudu ditindakake minangka manungsa kang duwe ati nurani, awit ing ati nurani kuwi mau swarane Gusti keprungu cetha..... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan ...Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, karena kejadian Dirga Swandaru tidak hanya mengicar uang Gunar Sudigdo karena mencari pusaka, namun juga karena sudah merencanakan sesuatu untuk menculik Dyah Pramesthi, dan Gunar Sudigdo akan dimintai uang tebusan..... (JB. No 28 Epsd. 23) ...Nurcahya akan menerangkan bahwa Dirga Swandaru bisa mengerti dimana tempat pusaka lainya. Hal itu sebenarnya memang rekaan..... (JB. No 28 Epsd. 23) Tindakan licik itu bisa ketahuan oleh Nurcahya dengan tidak sengaja yaitu saat berkunjung kerumahnya Tyas Widuri. .... (JB. No 28 Epsd. 23) ...Seluruh keluarga Gunar Sudigdo merasa berhutang budi dengan Nurcahya, tetapi Nurcahya tidak merasa diperhutang budikan, semua yang dilakukan memang seharusnya dikerjakan sebagai manusia yang memiliki hati nurani, mulai dari hati nurani itu tadi suara Tuhan terdengar jelas.... (JB. No 28 Epsd. 23) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan pengorbanan dan suatu tindakan untuk melindungi serta membantu keluarga Gunar Sudigdo. Sebab itu pada perananan tokoh utama yaitu Nurcahya ini dapat menggambarkan beberapa aspek kejiwaan dan regulasi emosi yang terdapat pada tokoh.Tema sosial tersebut dapat dikatakan karena semua kejadian tersebut memiliki kaitanya dengan kehidupan sehari-hari yang ada saat ini.
113
Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode semacam ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman pun dapat dibagi, sehingga dalam adanya sarana-sarana sastra dapat memberikan keindahan serta warna tersendiri dalam sebuah cerita. Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dapat terlihat dari sarana-sarana sastra yang berupa judul, sudut pandang, gaya dan tone yang terdapat dalam cerbung. 1.
Judul Judul merupakan sesuatu yang relevan terhadap karya yang diampunya
sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika judul mengacu pada sang karakter utama atau satu latar tertentu. Sebuah judul kerap memiliki beberapa tingkatan makna (Stanton, 2012: 51-52).Pada intinya penentuan sebuah judul dalam suatu karya saastra sangatlah penting dan merupakan hal pokok untuk sebagai awal sebelum mengulas isi cerita. Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo mengangkat suatu judul yang relevan dengan masa kini yang terjadi. Judul tersebut menjadi perwakilan dari apa yang diceritakan oleh pengarang dalam menyampaikan inspirasinya. Menurut pengertian bahasa Indonesia istilah Mburu adalah mencari, Pusaka adalah suatu benda yang berupa keris, patung, dan benda-benda lain yang nilainya sangat berharga disamping itu pula pusaka merupakan benda peninggalan prasejarah dari leluhur ataupun nenek moyang dahulu.
114
Dewasa ini cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini dapat dikatakan judulnya dapat mewakili tema yang ada dapat dibuktikan dari kutipan berikut ini : Nurcahya durung bisa aweh dudutan apa-apa. Kabeh kang dumadi kaya-kaya mlaku nurut dalan lempeng, ora ana enggok-enggokan lan tanjakane. Bab kang angel dinalar. Mburu pusaka nyang papan mencil sing mbutuhake tenaga lan kuwanen mirunggan. Apa jaman saiki kiya isih ana sekti sing isa mburu pusaka ngono iku temenan? Priye wae carane iku mengko?. .... (JB. No 14 Epsd. 09) Terjemahan Nurcahya belum bisa memberi tanggapan apa-apa. Semua yang terjadi seperti apa yang berjalan menurut jalan yang pasti-pasti saja. Tidak ada belokanbelokan dan tanjakannya. Hal yang susah di terima oleh logika kita. Mencari pusaka ke tempat yang terpencil yang membutuhkan tenanga dan keberanian yang lebih. Apa zaman sekarang itu masih ada yang sakti yang bisa mencari pusaka sungguh begitu? Bagaimana caranya itu nanti?. .... (JB. No 14 Epsd. 09) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan suatu hal yang keraguan atas kebenaran yang terjadi, dari pemikiran jaman modern seperti ini masih ada hal seperti itu. Hal itu diperkuat lagi dengan adanya pengambaran dari tokoh Gunar Sudigdo yang mengakui bahwa dia sedang melakukan perburuan pusaka. Hal tersebut terdapat dala kutipan berikut ini : Aku ngerti yen kowe satemene ora sarujuk karo sing tak tindakake. Iya ora?pitakone Gunar Sudigdo nyoba nggagapi pikirane Nurcahya. Prekawis punapa, Pak? Bab anggonku mburu pusaka. Pancen kirang sreg. Nanging boten punapa-punapa, kula malah kepengin ngertos bab-bab punika lan sasaged-saged badhe kula udhari saged plong pangraos kula..... (JB. No 22 Epsd. 17) Terjemahan Aku tahu jika kamu sebenarnya tidak sependapat dengan apa yang aku lakukan. Iya tidak? Tanya Gunar Sudiogdo mencoba menanggapi pikiran Nurcahya. Dari hal apa, Pak? Hal yang kulakukan mencari pusaka. Memang kurang tepat. Namun tidak apa-apa, saya malah kepingin mengerti hal-hal tersebut dan sebisa mungkin membuat perasaan saya lega..... (JB. No 22 Epsd. 17)
115
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa judul dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini sangat dominan dan menjadi inti dari cerita ini. Hal ini dibenarkan oleh pengarang sendiri yaitu Bapak Al Aris Purnomo selaku pengarang cerbung ini. Penulis menangkap dari pernyataan yang disampaikan oleh beliau katakan, bawasannya Mburu Pusaka memang gambaran dari apa yang ingin dikupas, hal tersebut yang sedang menjadi kondisi sosial serta fenomena saat itu. 2. Sudut Pandang Sudut pandang adalah pusat kesadaran tempat kita dapat memahami setiap peristiwa dalam cerita. Posisi ini memiliki hubungan yang berbeda dengan tiap peristiwa dalam tiap cerita, di dalam atau di luar satu karakter, menyatu atau terpisah secara emosional. Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo menggunakan sudut pandang orang ketiga-tak terbatas, sehingga pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar, berfikir saat suatu karakter pun hadir. Sudut pandang orang ketiga tak-terbatas memberi arti bahwa pengarang memiliki kebiasaan yang memungkinkan kita untuk tahu apa yang ada di dalam pikiran pengarang secara simultan. Pengarang menempatkan diri dalam posisi superior yang serba tahu sehingga pengalaman setiap karakter dapat menghadirkan efek-efek tertentu sesuai keinginannya. Pengarang sebagai orang ketiga menceritakan tokoh dari Gunar Sudigdo bahwa Gunar Sudigo saat itu langsung pulang saja, waktu teguran sapaan oleh
116
Karmidi dan Gunar Sudigdo yang menandakan orang yang tidak sombong, Gunar Sudigdo membalas teguran yang diberikan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Menapa lajeng kondur kemawon? Boten ngenggar-enggar penggalih ing wadhuk Gajah Mungkur rumiyin? Pitakone Karmidi. Sanes wekdal kemawon, wangsulane Gunar Sudigdo grapyak, ora nuduhke yen dheweke kuwi wong mbrewu sing padatan angkuh sikepe. Inggih sumangga..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Apakah langsung pulang saja? Tidak melihat-lihat tempat di Wadhuk Gajah Mungkur dulu? Tanya Karmidi. Tidak lain waktu saja, jawab Gunar Sudigdo yang tidak sombong, tidak menandakan jika Gunar Sudigdo itu orang yang masuk di kebayakan sombong sifatnya. Iya mari silahkan..... (JB. No 07 Epsd. 02) Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan sudut pandang orang ketiga tak terbatas yang digambarkan dalam tokoh Gunar Sudigdo. Pada kutipan selanjutnya ini pengarang menerangkan atau menggambarkan pada tokoh Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya nduweni rasa sujana marang sawijining pawongan sing kaya-kaya tansah ngetutke dheweke. Maune Nurcahya ora nggatekake wong kuwi nanging amarga nalurine asring digladhi mesthi wae nduweni pangrasa sing alus lan bisa nampa glagat sing samar-samar. Nurcahya kepingin ngerti sapa wong kuwi satemene..... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Nurcahya mempunyai rasa yang tidak enak dengan salah satunya orang yang seperti yang selalu mengikuti Nurcahya. Tadinya Nurcahya tidak memperhatikan orang itu karena nalurinya selalu menjadi pasti saja akan mempunyai perasa yang halus danm bisa menerima penampilan yang terlihat samar-samar. Nurcahya ingin tahu siapa orang itu sebenarnya..... (JB. No 26 Epsd. 21) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bawasannya pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga tak terbatas. Pada kutipan tersebut pengarang menyampaikan atau menggambarkan pada tokoh Nurcahya.
117
Sudut pandang yang sudah digambarkan dalam beberapa kutipan di atas, digambarkan melalui dua cara yaitu subjektif dan objektif. Dapat dikatakan subjektif karena ketika pengarang bisa langsung menilai atau menafsirkan karakter. Sedangkan dapat dikatakan sebagai objektif apabila pengarang menghindari usaha menampakkan gagasan-gagasan dan emosi-emosi. Pada seorang pembaca harus memutuskan segalanya dari fakta-fakta tanpa bantuan siapapun. Sudut pandang yang digunakan dalam cerbung Mburu Pusaka menggunakan sudut pandang pengarang seccara objektif, jadi seorang pengarang itu menyampaikan sebuah dialog-dialog tanpa menampakan gagasan utama yang ingindisampaikan, dalam hal ini pembaca diberi kebebasan untuk memutuskan apa akhir cerita dengan melihat fakta-fakta yang sudah ada. 3. Gaya dan Tone Gaya adalah cara pengarang menggunakan bahasa. Campuran dari berbagai aspek seperti kerumitan, ritme, panjang pendek, kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan banyaknya imaji dan metafora (dengan kadar tertentu) akan menghasilkan gaya. Pada cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini mengunakan gaya bahasa mudah dipahami oleh pembaca, meskipun di dalamnya terdapat perumpamaan, namun dalam batas yang sederhana dan tidak terlalu sulit untuk dimengerti. Pengarang cerbung Mburu Pusaka juga menggambarkan segala sesuatu hal dengan detail dan jelas. Misalnya bentuk fisik, watak, karakter, penampilan, makanan kesukaan atau favorit serta hobi. Selain itu pengarang juga mendeskripsikan pemandangan dan keaadaan alam sekitar dengan sangat rinci,
118
sehingga membuat pembaca seakan ikut merasakan dan berada pada tempat yang dijelaskan. Hal seperti perumpamaan yang menggambarkan karakter tokoh terdapat dalam kutipan cerbung Mburu Pusaka sebagai berikut : Gunar Sudigdo gumun, ing jaman saiki prayata isih ana bocah enom sing perwira, wani ngakoni lupute. Awit akeh-akehe yen nganti ana kacilakan kaya mangkono banjur bingung nggoleki sapa sing salah banjur njaluk ganti rugi..... (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan Gunar Sudigdo heran, di jaman sekarang ternyata masih ada anak muda yang masih muda yang kuat. Berani mengakui kesalahannya. Mulai dari banyakbanyaknya jika ada kecelakaan seperti itu tadi pasti bingung mencari siapa yang salah lalu meminta ganti rugi..... (JB. No 08 Epsd. 03) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan perumpamaan pada karakter seorang tokoh. Perumpamaan yang lainnya yang dibuat oleh pengarang dalam cerbung Mburu Pusaka adalah yang menggambarkan sebuah bentuk fisik. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut ini : Niki Nurcahya, sopir kula. Nur, iki bapa Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo aweh keterangan. Dirga Swandaru umure seket lima taun. Pawakane gagah, gedhe dhuwur, ghodeg lan jenggot ngrenggani payuryane kang nggantheng. Dirga Swandaru ora duwe bojo..... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemaham Ini Nurcahya, sopir saya. Nur, ini bapak Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo yang memberikan keterangan. Dirga Swandaru yang berumur lima puluh lima tahun serta memiliki bentuk badan yang gagah, besar dan tinggi, memiliki rambut tipis yang menghubungkan rambut dengan jenggot dan berjenggot yang menggambarkan dari wajahnya yang memiliki bentuk wajah tampan. Dirga Swandaru juga tidak mempunyai istri..... (JB. No 07 Epsd. 02)
119
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sebuah perumpamaan bentuk fisik tokoh Dirga Swandaru yang gagah dan berumur lima puluh lima tahun serta tidak mempunyai seorang istri. Perumpamaan yang lain misalnya penampilan, di dalam cerbung Mburu Pusaka ini pengarang menampilkan sebuah tokoh yang digambarkan memiliki penampilan yang selalu memakai jas, dikarenakan seorang derektur dari sebuah perusahaan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Pak, menika leres Griya Wening, tembunge Nurcahya alus lan sopan marang juragane . wong iku, Gunar Sudigdo wonge cendhek lemu genah awit sandhang panggone bergas, setelan jas biru dhongker, hem njero biru mayamaya, dhasine uga biru, pas banget karo werna setelan jas sing dienggo. Metu saka tumpakane banjur nganggo kacamata ireng, pamrihe ngurangi sulap saka srengenge ing awan kang panas kuwi .... (JB. No 06 Epsd. 01) Terjemahan Pak, apakah benar disitu tempat rumah wening, kata Nurcahya yang halus dan sopan kepada majikannya. Orang itu, Gunar Sudigdo orangnya pendek gemuk benar dari pakaiannya yang mapan, berpakaian dengan memakai jas warna biru tua, kemeja yang menggunakan biru muda serta dasinya memakai warna biru juga cocok sekali dengan menggunakan pasangan jas yang dipakai. Keluar dari mobilnya lalu menggunakan klacamata hitam baiknya mengurangi silaunya dari sinar matahari di awan yang panas itu..... (JB. No 06 Epsd. 01) Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan bahwa tokoh Gunar Sudigdo seorang yang mempunyai pangkat, karena penampilannya saat itu. Perumpamaan lain ada sebuah penggambaran makanan, hal tersebut ditunjukan pengarang pada kutipan berikut ini : Sega pecel lawuh peyek lan tahu bacem kelakon ngiseni wetenge wong loro kuwi. Disurung ngganggo wedang teh anget, njalari awak dadi krasa kemepyar seger. Sawise sarapan, bos lan sopir kuwi neruske laku, bali mulih menyang Yogya..... (JB. No 15 Epsd. 10)
120
Terjemahan Nasi pecel dengan lauk peyek dan tahu bacem tersampaian untuk mengisi perutnya dua orang itu. Didorong menggunakan minuman teh hangat, menyebabkan badan menjadi kerasa segar. Sesudah sarapan, majikan dan sopir iktu melajutkan perjalanan pulang ke Yogya..... (JB. No 15 Epsd. 10) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan perumpamaan yang sebuah makanan. Diceritakan oleh pengarang dalam cerbung Mburu Pusaka. Gambaran perumpamaan yang terakhir adalah penggambaran suatu tempat dimana dalam cerita tersebut pembaca dapat ikut merasakan itu. Hal itu terdapat dalam kutian berikut ini: Mlebu warung tendha lesehan banjur pesen bubur kacang ijo rong porsi. Kanoman loro manggon ing pojok kidul wetan. Saka papan kuwi bisa nyawang sawah kang ambane ngilak-ilak, tandurane ijo royo-royo, kasorot srengenge sore mimbuhi endahe sesawangan. Angin sumilir alon, nyenggol tanduran satemah padha obah-obah kaya jejogedan. .... (JB. No 21 Epsd. 16) Terjemahan Masuk warung bertenda lesehan lalu pesan bubur kacang hijau dua porsi. Dua anak muda itu duduk di pojok selatan ke timur. Dari tempat itu bisa melihat hamparan luasnya sawah. Tananamannya hijau semerbak, tersorot sinar matahari yang di hiasi oleh indahnya pemandangannya. Anginnya hilir pelan, menyentuh tanaman yang pada bergerak-gerak seperti menari-nari..... (JB. No 21 Epsd. 16) Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita. Tone bisa menampak dalam berbagai wujud, baik yang ringan, romantic, ironis, misterius, senyap, bagai mimpi atau penuh perasaan (Stanton, 2012: 61-63).Satu elemen yang amat dengan gaya merupakan tone. Tone yang ditampilkan dapat berwujud baik yang ringan, romantis, ironis, misterius, senyap, bagaikan mimpi atau penuh perasaan. Tone yang ditampilakan dalam cerbung Mburu Pusaka ini lebih cenderung kesenyap, karena latar waktu yangdigambarkan oleh pengarang
121
lebih cenderung malam hari yang akan berganti ke dini hari, maka suasanya digambarkan dalam menggambarakan tone lebih cenderung kesenyap. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Wengi mrambat alon-alon. Kewan-kewan wengi wiwit padha gumregah ngiseni uripe kanthi kewajibane dhewe-dhewe. Sanadyan ora dingerteni kanthi cetha, satemene makhluk-makhluk kuwi uga mbudidaya tetep urip ing donya. Swarane maneka warna mimbuhi regeng swasana wengi. Swarane alam wengi kang tidhem beda karo swarane alam rina kang hera-heru. Kang duwe jagad pancen wis nemtokake kalamun wanci bengi tumrap saperangan makhluk minangka wektu kanggo ngaso. Ngleremke kabeh anasir dhiri pribadine kanthi nglolos kabeh pikiran, wusana bisa katrem ing alam tilem kang setemene kebak katentreman. Nanging uga ana makhluk kang cinipta kanggo ngrenggani wengi. Kuwi kabeh nuduhake kalamun panguwasane Gusti pancen tanpa wangenan..... (JB. No 10 Epsd. 05) Keprungu ayam alas kluruk, nuduhke wanci wis ngancik parak esuk. Kewankewan lan makhluk sing saba wengi wiwit bali menyang papane, diganteni makhluk kang saba wayah awan, wis wancine ganti paraga ing drama panguripan..... (JB. No 14 Epsd. 09) Terjemahan Malam berjalan pelan-pelan. Hewan-hewan malam memulai saling semangat mengisi hidup dengan kewajibannya sendiri-sendiri. Walaupun tidak dimengerti denngan jelas, sebenarnya makluk-makluk itu juga membudidayakan tetap hidup di dunia. Suara beraneka warna menghiasi sumua keadaan malam, suara alam malam yang senyap beda dengan suara alam di huru-hara. Yang mempunyai alam semesta memang menentukan waktu malam yang sekelompok makhluk untuk waktu istirahat. Menenangkan semua apa yang ada pada pribadinya dengan menenangkan semua pikiran, semua bisa tenang di alam tidur yang sebenarnya penuh ketenangan. Namunjuga ada makhluk yang diciptakan untuk menghargai malam. Itu semua menandakan bahwa penguasanya Tuhan memang tanpa dibatasi..... (JB. No 10 Epsd. 05) Terdengar ayam hutan berkoko, menandakan waktu sudah masuk pagi. Hewan-hewan dan makhluk yang keluar malam mulai kembali ke tempat asalnya, digantikan dengan makhluk yang keluar waktu siang, sudah waktunya ganti paraga di drama kehidupan..... (JB. No 14 Epsd. 09) Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bawasanya, sebuah ungkapan pengarang untuk menggambarkan keadaan emosional pada waktu itu di dalam
122
suatu cerita. Tone berikutnya yang nampak adalah penuh perasaan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut : Kadhangkala Nurcahya uga diajak mangan ing restoran gedhe nanging ditolak kanthi alus. Awit Nurcahya kuwi vegetarian ora mangan daging apa wae, kalebu endhog lan susu. Nanging kuwi dudu harga mati, yen anane pangannan mung sarwa daging, kapeksa ya dipangan, tinimbang keluwen..... (JB. No 15 Epsd. 10) Dyah Pamesthi banjur mbukak leptop nulis kabeh pangrasane. Gambaran endah tansah gumawang ing pikirane. Gambaran endah sing durung nate tuwuh. Gambaran endah kuwi nembe tuwuh sawise tepung karo Nurcahya, sopire bapake Dyah Pamesthi..... (JB. No 17 Epsd. 12) Sangsaya cedhak katon sangsaya cetha kalamun Tyas Widuri duwe daya tarik mirungan, praupane kang kaya-kaya tansah direnggani esem tipis aweh pratandhaa kalamun kenya kuwi duwe weteng jejeg, ora gampang miyur. Ing suwalike kaendahan kabeh kuwi nyimpen kaendahan liya saka njero pribadine..... (JB. No 20 Epsd. 15) Terjemahan Kadangkala Nurcahya juga diajak makan di restoran besar namun menolaknya dengan halus. Mulai Nurcahya itu vegetarian tidak makan daging apa saja, masuk telur dan susu. Namun itu bukan harga mati jika ada makanan itu berupa danging terpaksa ya dimakan daripada kelaparan..... (JB. No 15 Epsd. 10) Dyah Pamesthi lalu membuka leptop menulis semua perasaannya Gambaran indah yang selalu menghiasi dipikirannya. Gambaran indah yang belum pernah dirasakan. Gambaran indah itu baru dirasakan setelah kenal dengan Nurcahya sopirnya bapaknya Dyah Pamesthi..... (JB. No 17 Epsd. 12) Semakin dekat semakin terlihat jelas jika Tyas Winduri mempunyai daya tarik yang lebih, wajahnya yang seperti dihargai dengan senyuman untuk menandakan jika wanita itu mempunyai perut yang langsing, tidak mudah gendut. Di sebaliknya keindahan semua itu menyimpan keindahan lainya dari dalam pribadinya..... (JB. No 20 Epsd. 15) Kutipan-kutipan
di
atas
menunjukan
bahwa
pengarang
selalu
menyesuaikan tone dengan setiap situasi dan keadaan yang sedang dialami tokohnya.
123
4. Simbolisme Simbolisme merupakan cara menyampaikan gagasan dan emosi agar tampak nyata namun kedua hal tersebut tidak dapat dilihat dan sulit dilukiskan oleh karena itu ditampilkan dengan mengunakan simbol. Simbol yang berwujud detail-detail konkret dan faktual serta memiliki kemampuan untuk memunculkan gagasan dan emosi dalam pemikiran pembaca. Simbolisme bisa berupa ketidakacuhan alam terhadap penderitaan manusia, fisik, gerakan, warna, suara, keharuman (parfum) yang terkait dengan kepribadian tokoh, ambisi semu, kewajiban manusia (tuntutan ekonomi), romantisme muda dan lain-lainnya. Simbolisme dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo terdapat dalam kutipan sebagai berikut ini : Nurcahya uga nyritakke keterangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantaran mburu pusaka, nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesti lan Gunar Sudigdo bakal dijaluki dhuwit tebusan. Kuwi kedadean nalika Dyah Pramesti nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung wae bab kuwi bisa diwurungke dening Nurcahya awit penculik cacah telu ora kuwagang ngadhepi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, kalau sebenarnya Dirga Swandaru itu tidak hanya mendapatkan uang Gunar Sudigdo karena mencari pusaka, namun juga karena sudah merencanakan akan menculik Dyah Pamesthi dan Gunar Sudigdo dimintai uang untuk menebusnya. Itu merupakan kejadian ketika Dyah Pamesthi nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung saja hal tersebut dapat digagalkan oleh Nurcahya karena tiga penculiknya kewalahan menghadapi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Berdasarkan kutipan di atas kata ngeruk dhuwite yang berarti mendapatkan uang. Pengarang menggambarkan tokoh Dirga Swandaru yang ingin mendapatkan uang dari Gunar Sudigdo. Simbolisme yang digambarkan oleh pengarang Al Aris Purnomo dalam cerbung Mburu Pusaka adalah Ayu lencir yang berarti cdan Gundhulmu yang terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
124
Ana bocah wadon mlayu saka tingkat ndhuwur. Bocah wadon ayu lencir kuwi banjur nggandheng tangane Gunar Sudigdo. (JB. No 09 Epsd.04) Kowe wis dibayar, Mus? Aku rung dibayar.... Gundhulmu kuwi! Genah sing nampa bayaran kowe....! wong loro ngguyu bareng maneh. (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Ada anak perempuan lari dari ruangan atas. Anak perempuan cantik dan tinggi itu lalu mengandeng tangan Gunar Sudigdo. (JB. No 09 Epsd.04) Kamu sudah dibayar, Mus? Saya belum dibayar.... Kepalamu itu! Bukannya yang menerima bayaran itu kamu...! dua orang itu tertawa bersama lagi. (JB. No 26 Epsd. 21) Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan sesuatu yang bertubuh tinggi dengan kata lencir serta pada kata gundhulmu merupakan kata yang menunjukan bahwa tokoh yang ditanya tidak terima atas pernyataan dari tokoh yang bertanya sebelumnya. Oleh sebab itu, pengarang menggambarkan sebuah emosi yang digambarkan dalam kata tersebut. 5. Ironi Ironi merupakan cara menunjukan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Ironi dapat ditemukan dalam hampir setiap semua cerita. Apabila dimanfaatkan dengan benar, ironi dapat memperkaya cerita menjadi semakin menarik dengan menghadirkan efek-efek tertentu, humor, memperdalam karakter, merekatkan struktur alur dan menguatkan tema. Ironi dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini adalah hal tidak terduga
125
saat setelah menemukan pasangan keris milik Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Keris cilik loro kuwi wiwit obah-obah. Geser dhewe padha nyedhak siji lan sijine, wusanane gathuk ing tengah meja cendhek sing dikupengi Gunar Sudigdo, Nurcahya lan Dirga Swandaru.... Gunar Sudigdo isih durung bisa kumecap. Priya cendhek lemu kuwi isih gumun marang kedadean kang nembe diweruhi kanthi mripate dhewe kuwi. Nurcahya pikirane seser, nyoba ngonceki kabeh kang dumadi iku nganggo nalare minangka wong kang urip ing jaman moderen sing adoh saka bab-bab klenik lan daya magis....(JB. No 15 Epsd. 10) Terjemahan Dua keris kecil itu sudah mulai bergerak-gerak. Bergeser sendiri mendekat satu-sama lain, yang ternyata menyatu di tengah meja pendrk yang dikelilingi Gunar Sudigdo, Nurcahya lan Dirga Swandaru..... Gunar Sudigdo masih belum bisa berbicara. Pria pendek gemuk itu masih heran dengan kejadian yang baru dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Nurcahya berpikir keras mencoba membuka apa yang terjadi mengunakan nalar karena orang yang hidup itu di jaman modern yang jauh dari hal-hal aneh ilmu perdukunan dan daya ghaib..... (JB. No 15 Epsd. 10) Berdasarkan kutipan di atas Ironi yang dibuat oleh pengarang, hal yang tidak terduga terjadi ketika keris itu di pasangkan ternyata menimbulkan hal aneh yang terjadi, serta membuat Gunar Sudigdo dan Nurcahya merasa heran akan hal tersebut. Ironi yang selanjutnya dalam cerbung Mburu Pusaka ini yang terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Patung cacah loro kuwi enggal diseleh ing meja kanthi diturokake. Dirga Swandaru merem, tangane loro pisan nempel ing pupu kiwa lan pupu kiwa tengen. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget nalika ana ganda wangi nyegrok irung. Mbarengi ganda kuwi, patung kang maune turu dumadakan bisa ngadeg dhewe lan kathi alon-alon geser nyedhak, adhep-adhepan. Edan! Mengkono batine Nurcahya. Elok! Mangkono batine Gunar Sudigdo..... (JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan Patung yang berjumlah dua itu lalu diletakkan di meja dan ditidurkan, Dirga Swandaru memejamkan mata, tangannya dua yang pertama menempel di kaki kiri dan satunya di kaki kanan. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget saat ada bau wangi sekali dalam hidung. Saat itu juga waktu wanginya, patung yang tadinya tidur lalu tiba-tiba bisa berdiri sendiri dan pelan-pelan menggeser mendekat,
126
hadap-berhadapan. Edan! Begitu batinya Nucahya. Elok! Begitu batinnya Gunar Sudigdo..... (JB. No 24 Epsd. 19) Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa ironi yang dibuat oleh pengarang adalah saat patung milik Gunar Sudigdo membuat keanehan yang sulit diterima oleh logika dan nalar manusia. a. Keterkaitan Antarunsur. Unsur struktural yang terdapat dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo menunjukan adanya hubungan yang erat dan saling mengkait antara unsur satu dengan lainnya. Unsur struktural dalam novel ini meliputi fakta-fata cerita yang meliputi karakter, latar atau setting dan alur, tema dan sarana-sarana sastra yang meliputi judul, sudut pandang, gaya, tone, simbolisme dan ironi yang dirangkai menjadi kesatuan yang utuh sehingga mampu membentuk makna secara keseluruhan cerita. Ditinjau dari fakta-fakta cerita yang meliputi karakter, latar atau setting dan alur, ketiga unsur ini memiliki hubungan yang erat dan saling kait mengkait membentuk satu kesatuan yang utuh dan indah. Tema akan mempengaruhi karakter, latar serta alur cerita yang akan disampaikan oleh pengarang. Tema dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomoadalah tentang sosial, karena yang diangkat dalam cerita masih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Serta kondisi psikologis tokoh utama dalam menghadapi konflik yang ada dalam cerita. Oleh sebab itu, maka tokoh utama Nurcahya yang berperan untuk membantu majikannya Gunar Sudigdo dari kejahatan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru dapat dilakukan. Dari situ aspek kejiwaan psikologis muncul karena guncangan batin yang tampilkan dari jalannya
127
cerita serta sikap emosi dari tokoh utama dalam menyikapi masalah yang ada dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo. Ditinjau dari sarana-sarana sastra yang meliputi judul, sudut pandang, gaya, tone, simbolisme dan ironi adalah kekhasan seorang pengarang dalam menyampaikan gagasannya sehingga menjadi sebuah cerita yang dapat dinikmati oleh pembacanya. Pengarang menyesuaikan tone dengan keadaan dan suasana yang sedang dialami oleh pembacanya. Pengarang menyesuaikan tone dengan keadaan dan suasana yang sedang dialami oleh setiap tokohnya. Misalnya dalam situasi emosi pengarang menggunakan tone tenang, namun pada situasi sepi tone yang digunakan seyap begitu saat tegang tone yang digunakan juga berbeda. Adanya sarana-sarana sastra dapat memberikan keindahan serta warna tersendiri dalam sebuah cerita, dengan demikian secara keseluruhan unsur struktural dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo mempunyai hubungan yang sangat erat sehingga dapat membentuk suatu nilai estetik dalam sebuah karya sastra. Nilai estetik dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dapat terlihat dari keseluruhan unsur struktural yaitu berupa tema, penokohan, setting, alur dan sarana-sarana sastra yang berupa judul, sudut pandang, gaya, tone, simbolisme dan ironi yang terdapat dalam cerbung. B. Analisis Psikologis dan Regulasi Emosi Tokoh Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo Penelitian karya sastra dengan psikologi merupakan penelitian yang memperhatikan detail pada aspek kejiwaan dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra tersebut, serta melalui psikologi dapat memahami proses pemahaman
128
karakter tokoh dapat diketahui secara lebih mendalam dengan kaa lain, psikologi dapat menjelaskan sebuah psoses kreatifitas. Pemahaman pada proses pengembangan jiwa tokoh-tokoh dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo berlabuh dari pembahasan terhadap aspek penokohan yang terdapat dalam analisis psikologi sastra merupakan tindak lanjut dari analisis struktural. Pengarang menggambarkan pada tokoh utama dalam menyikapi emosinya dalam mengendalikan situasi disaat masalah yang sedang terjadi. Aspek psikologi sastra atau proses kejiwaan dari tokoh Nurcahya dan analisis emosi tokoh Nurcahya dalam Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo menjadi fokus kajian. Hal tersebut dapat dijabarkan dalam proses kejiwaan berserta emosi yang sudah timbul dari tokoh utama yaitu Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo. a. Analisis Proses Kejiwaan Tokoh 1. Tokoh Nurcahya Tokoh Nurcahya adalah seorang laki-laki muda tidak mempunyai orang tua lagi karena sudah meninggal. Nurcahya juga sudah lulus dari perguruan tinggi dengan jurusan teknik mesin yang sekarang sedang hidup bersama majikannya, tetapi dahulu saat melamar pekerjaan mnjadi sopir, Nurcahya mengunakan ijazah SMA, agar Nurcahya setara dengan posisi pekerjaan tersebut. Disamping itu pekerjaan itu hanya untuk batu loncatan sebelum Nurcahya bekerja pada perusahaan bonafit di Jerman.
129
Kondisi kejiwaan tokoh yang mengalami guncangan saat pengenalan masalah padanya, masalah pada pusaka yang digemari oleh majikannya Gunar sudigdo yang menyebabkan terancamnya keselamatan Gunar Sudigdo dan keluarga Gunar Sudigdo yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Cara yang sebelum diketahui oleh Dirga Swandaru mengakibatkan guncangan-guncangan kejiwaan dari Nurcahya dalam menangkap kenyataan yang ada yang diluar batas kejawajaran secara logika atau akal sehat. Jalan
cerita
pada
cerbung
Mburu
Pusaka
karya
Al
Aris
Purnomodikatakan bahwa dalam setiap alur dan konflik ada kaitannya dengan koflik batin yang dialami oleh Nurcahya. Konflik tersebut membuat Nurcahya berpikir dengan rasionya walaupun terkadang rasionya di guncang oleh Dirga Swandaru antara benar dan tidak, antara nyata maupun tidak. Dari puncak permasalahan tersebut muncullah puncak emosi tokoh Nurcahya karena keingintahuannya akan kebenaran yang terjadi. Dari situ semua angan-angan yang pernah mengguncang dari keadaan batin Nurcahya mendapatkan titik terang yang berupa jawaban-jawaban yang selama ini dirasakan begitu sulit untuk dipecahkan. Akhir permasalahan ini apa yang dilakukan oleh Dirga Swandaru yang membuat terjadinya puncak emosinya Nurcahya sehingga dalam batin Nurcahya keinggintahuan kebenaran yang terjadi dan menyelidiki tidakan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Masalah utama dalam kejiwaan Nurcahya sebagai tokoh utama yang sudah dibuat tekanan batin oleh Dirga Swandaru. Menurut Sigmun Freud struktur kepribadian manusia yang dibagi menjadi tiga, yaitu (a) Id atau Das Es (b) Ego atau Das Ich dan (c) Super Ego atau Das Iber Ich. Isi Id adalah dorongan-dorongan primitif yang harus dipuaskan,
130
salah satunya adalah libido di atas. Id dengan demikian merupakan kenyataan subjektif primer, dunia batin sebelum individu memiliki pegalaman dari luar Ego bertugas mengontrol Id, sedangkan Super Ego berisi kata hati. Das Es atau id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Idadalah sistem kepribadian yang gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi insting-insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa energi buta. Das Ich atau Ego
merupakan sistem kepribadian yang bertindak sebagai
pengaruh individu kepada dunia objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego merupakan kepribadian implementatif yaitu berupa kontak dengan dunia luar. Superego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orang tua kepada anaknya lewat perintah-perintah atau larangan-larangan. Superego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian, fungsinya menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Jadi Superego cenderung untuk menentang Id maupun Ego dan membuat konsepsi yang ideal. Id yang dimiliki tokoh Nurcahya adalah Perasaan yang ingin tahu kebenaran apa yang selama ini menggangu pikirannya perbuatan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru untuk mengelabuhi dirinya maupun Gunar Sudigdo. Rasa keingintahuannya atas kebenaran dari keraguan dari apa yang dilakukan Dirga Swandaru tersebut karena dorongan dari naluri bawah sadar dari Nucahya. Kebingungannya itu timbullah kebimbangangan yang amat dalam antara benar tidaknya kejadian tersebut. Oleh sebab itu dari dorongan Id maka Nurcahya
131
menukar patung milik Gunar Sudigdo yang diletakkan di meja ruang kerja Gunar Sudigdo. Keresahan Nurcahya juga terlihat saat menukar patung yang hampir mirip dibeli di jalan. Dari akibat itu Nurcahya tidak memikirkan akhirnya jika Nurcahya pelakunya. Ketidaksadaran serta dorongan dari Id tersebut Nurcahya melakukan hal itu. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut : Gunar Sudigdo mlangkah metu ditutke Trianastri, dene Nurcahya isih ana njero ruwang pribadine Gunar Sudigdo. Kanoman kuwi gupuh metu saka ruwangan lan njujug kamare. Ora suwe metu saka kamar lan mlebu ing ruwangan pribadine Gunar Sudigdo. Kanthi sesidheman, Nurcahya ngijoli patung Nirvashura sing ana njero kothak nganggo patung kang wingi dituku ana pinggir dalan. Wujude pancen memper tenan, upama ora digathekke kanthi njlimet tangeh lamun bisa dibedakake. Patung sing diijoli banjur dikanthongi ing clanane kang pancen ana kanthonganne gedhe-gedhe. Katone kanoman kuwi duwe rantaman mirunggan kanggo golek wangsulan marang pitakonan-pitakonan kang sasuwene iku ngreridhu pikirane. Pitakonan bab kedadean-kedadean aneh kang ora tinemu nalar. Nurcahya rada kaget nalika Gunar Sudigdo mlebu ruwangan kuwi. Kepiye wae pangrasane ora jenjem awit wis nindakke bab sing satemene kleru, yakuwi tanpa palilah wis wani ngijoli patung Nirvashura nganggo patung liyane sing uga memper patung Nirvashura..... (JB. No 21 Epsd. 16) Terjemahan Gunar Sudigdo melangkah keluar dan diikuti Trianastri, tapi Nurcahya masih ada di dalam ruangan pribadinya Gunar Sudigdo. Anak muda itu terburu-buru keluar dari ruangan da menuju kamarnya. Tidak lama keluar dari kamar dan masuk di ruangan pribadinya Gunar Sudigdo. dengan diam-diam, Nurcahya menukar patung Nirvashura yang ada dalam kotak dengan menggunakan patung yang kemaren di beli yang ada dipinggir jalan. Wujudnya memang hampir sama, apabila diperhatikan dengan teliti memang tidak ada bedanya.patung yang ditukarkan lalu di taruh disaku celana yang sakunya besar-besar. Kelihatan anak muda itu memangmempunyai rencana rahasia untuk mencari jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah lama mengganggu pikiranya. Pertanyaan itu seputar tentang kejadian-kejadian aneh yang tidak menemukan nalar. Nurcahya merasa kaget ketika Gunar Sudigdo masuk ruangan itu. Mau gimana lagi karena perasaananya tidak tenang dari apa yang sudah ditindakannya yang sebenarnya kliru, yaitu tanpa sepengetahuan sudah berani menukar patung Nirvashura dengan patung lainya yang juga hampir mirip patung Nirvashura. .... (JB. No 21 Epsd. 16) Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa sikap dari Nurcahya adalah bentuk dari Id yang ada dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan dalam
132
pikirannya selama ini atas perbuatan Dirga Swandaru yang menimbulkan keraguan akan hal-hal yang tidak nyata. Id merupakan suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi untuk melayani Id.
Sedangkan Ego Nurcahya
diwujudkan dengan cara bertanya langsung dengan Dirga Swandaru atas kebingungan dan keraguan yang dialami olehnya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut : Gunar Sudigdo unjal napas landhung banjur ngucap maneh, apa karepmu nindakake kuwi? Kula sampun matur bilih kula rangu kaliyan bab-bab punika, pramila kula mbudidaya amrih kula saged pikantuk wangsulan ingkang cetha. Sanesipun punika, panjenengan kala wingi ugi ngendika yen kula pareng nindakaken bab punapa kemawon kangge mbusak raos rangu kula punika. Gunar Sudigdo sing maune rada sekel pikirane dadi cemeplong rasane. Bab kuwi bisa klakon jalaran Nurcahya wis kandha apa anane k3anthi jujur. .... (JB. No 23 Epsd. 18) Terjemahan Gunar Sudigdo menghelak nafas yang panjang dan kembali berbicara, apa yang kamu harapkan itu? Saya sudah bilang jika saya sudah ragu dengan perbuatan-perbuatan itu, maka lebih baik saya berusaha supaya saya bisa dapat jawaban yang jelas. Selain itu anda kemaren juga berbicara kalau saya boleh melakukan hal apapun untuk menghapus rasa ragu saya itu. Gunar Sudigdo yang tadinya agak susah pikirannya menjadi lega rasanya. Hal itu bisa terlaksana karena Nurcahya sudah bilang apa adanya dengan jujur. .... (JB. No 23 Epsd. 18) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan keadaan Nurcahya dari bentuk Ego yang mendasari dari dirinya. Keadaan tersebut karena dorongandorongan Id namun dari dasar pikiran tersebut muncullah suatu bentuk Superego yang berbeda dengan Ego yang berpegang prinsip realitas, Ego merupakan aspek psikologis dari kepribadian yangmuncul setelah adanya hubungan dunia luar atau lingkungan. Ego bersifat menekan Id yang kuat dalam bentuk aktivitas sadar dan
133
prasadar dengan berpegang pada prinsip kenyataan atau reality principle yang artinya itu dapat menunda pemuasan diri atau mencari bentuk pemuasan lain yang lebih sesuai dengan batasan lingkungan dan hati nurani serta mengunakan kemampuan berfikir rasional dalam mencari pemecahan terbaik. Superego yang memungkinkan manusia memiliki pengendalian diri, selalu menuntut akan menuntut
kesempurnaan
manusia dalam
pikiran,
perkataan.dan perbuatan. Bentuk penolakan antara hal yang bukan realita serta suatu lapisan yang menolak sesuatu yang melanggar norma. Dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo digambarkan tokoh Nurcahya mempunyai bentuk Superego yang terdapat dalam kutipan berikut ini : ... beda karo Nurcahya, kanoman kuwi pikirane tansah nyoba ngudhari bab kuwi kanthi nalar. Kepiye ya kok bisa kaya mengkono iku? Kepiye? Kepiye? .... Nurcahya kang krungu kabeh kuwi amung meneng wae. Pikirane mlumpat mrana-mrene, ora bisa digondheli. Kepengin nindakake sawijining bab, nanging pancen ora ngerti apa sing kudu ditindakake. .... Kedadean kuwi wis mungkur sawentara wektu. Nanging tumprap Nurcahya kaya nembe kedadean dina wingi. Awit sawise mrangguli kedadean-kedadean aneh kuwi, pikirane amung tansah dikebaki dening pitakonan : geneya bab kuwi bisa dumadi? .... (JB. No 23 Epsd. 18) Terjemahan .... berbeda dengan Nurcahya, anak muda itu pikirannya selalu mencoba mengungkap hal itu dengan logika maupun akal. Bagaimana ya kok bisa seperti itu? Bagaimana? Bagaimana? .... Nurcahya yang mendengar semua itu hanya diam saja. Pikirannya lompat kesana-kemari, tidak bisa dipegangi. Ingin melakukan suatu hal, namun memang tidak tau apa yang harus dilakukan. .... kejadian itu sudah berselang beberapa waktu. Namun oleh Nurcaya kejadian itu baru kemarin. Dari sesudah menemui kejadian-kejadian aneh itu, pikirannya hanya dipenuhi pertanyaan : kenapa hal itu bisa terjadi?.... (JB. No 23 Epsd. 18)
134
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Tokoh Nurcahya memiliki Superego yang terletak dibagian alam sadar dan sebagaian dibagian tak sadar. Hal tersebut dikarenakan Nurcahya masih belum bisa menerima apa yang dilakukan Dirga Swandaru untuk mencari pasangan pusaka yang tidak bisa diterima mengunakan akal sehat dan logika yang sempurna. Superego dari tokoh Nurcahya lainnya adalah bentuk keingintahuan kebenaran yang ada, kejahatan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut: Wis telung dina Nurcahya tansah ngawant-awati Griya Wening. Carane yakuwi mau, kanthi namur laku dadi wong mancing. Rasa sujanane marang Dirga Swandaru sing ndadekake dheweke kaya-kaya duwe kekuwatan mirungan. Bab apa wae sing wis dumadi dicathet ing angen-angene. Sithiksithik nglumpukke bukti sing dibutuhke kanggo mbongkar kabeh sing ditindakake Dirga Swandaru. Miturut Nurcahya, pawongan aran Dirga Swandaru kuwi pancen pawongan sing pinter. Kabeh sing ditindakke dilakoni kanthi njlimet lan nganti-ngati. Kabeh kemungkinan sing bakal dumadi dijlimati tenan aja nganti nuwuhke rasa sujana. Iya bab kuwi sing bakal dibongkar dening Nurcahya. .... (JB. No 26 Epsd. 21) Terjemahan Sudah tiga hari Nurcahya sedang mengamat-ngamati Griya Wening. Caranya yaitu tadi, dengan menyamar menjadi orang sedang memancing. Rasa penasarannya kepada Dirga Swandaru yang menjadikan dirinya seperti mempunyai kekuatan yang lebih. Hal yang apa saja yang sudah terjadi dicatat dalam angan-angannya. Sedikit-sedikit mengumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk membongkar semua yang ditindakan Dirga Swandaru. Menurut Nurcahya, seseorang yang bernama Dirga Swandaru itu memang seseorang yang pintar. Semua yang ditindakkan dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Semua kemungkinan yang bakal terjadi diteliti dengan sungguh jangan sampai ketahuan rasa penasarannya.iya hal yang mengenai itu yang akan dibongkar oleh Nurcahya .... (JB. No 26 Epsd. 21) Berdasarkan kutipan di atas menunjukan Nurcahya mempunyai mekanisme pertahanan jiwa dan regulasi emosi yang sangat baik. Disini Nurcahya mengedepankan Superego daripada Id. Superego merupakan aspek kepribadian yang berfungsi menentukan apakah sesuatu yang benar atau salah, benar atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat pula bertindak sesuai moral masyarakat,
135
karena Superego dibentuk melalui jalan internalisasi dalam perkembangan jiwa. Apa yang dilakukan oleh Nurcahya tersebut merupakan sebuah tindakan dimana Nurcahya mencoba mencari kebenaran yang ada serta melindungi keluarga Gunar Sudigdo dan membongkar kejahatan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. 2. Tokoh Gunar Sudigdo Tokoh Gunar Sudigdo merupakan seorang kontraktor yang kaya raya dan memiliki hobi mengkoleksi benda pusaka, dari hobi tersebut Gunar Sudigdo mau mengeluarkan uang dan melakukan apasaja untuk memperoleh benda pusaka tersebut. Dari proses kejiwaan tersebuut dapat dijabarkan dari segi Id Gunar Sudigdo berkeinginan memiliki pasangan benda pusaka dari keris Kyai Branti dan Patung Navashura. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Iki arane Kyai Branti, encone Kyai Sengkali, Dirga wis ora basa krama maneh, encone isa dilacak. Isa digoleki ning ora gampang. Wonten pundi pasanganipun niku? Mbok dipun padosi. Menapa kemawon syarat lan uparampenipun kula cawisaken, ugi pinten kemawon ragadipun, Gunar Sudigdo sajak kedereng banget.... (JB. No 07 Epsd. 02) Terjemahan Ini namanya Kyai Branti, pasangannya Kris Sengkali, Dirga sudah tidak menggunakan bahasa krama lagi, pasangannya bisa dilacak bisa dicari namun tidak mudah. Ada dimana pasangannya itu? Jika di cari. Apa saja syarat dan persiapan yang saya siapkan, juga berapa harganya. Gunar Sudigdo seperti menginginkan sekali.... (JB. No 07 Epsd. 02) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Id yang bagus, dari proses Id tersebut juga mengakibatkan muncul naluri dalam bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id. Ego dari Gunar Sudigdo adalah mau melakukan apa saja untuk mendapatkan pasangan benda pusaka yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo. hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
136
Gunar Sudigdo ngelus wilah keris cilik kuwi, panyawange manther, pangrasane marem, rasa kesel, rasa luwe lan rasa ngantuk wis ilang babar pisan. Kamangka kawit dina sadurunge priya cendhek lemu kuwi ora mangan. (JB. No 14 Epsd. 10) Terjemahan Gunar Sudigdo mengelus sebuah keris kecil itu, penglihatannya sudah berbeda, perasaannya yang puas, rasa lelah, rasa lapar dan rasa mengantuk sudah hilang sama sekali. Karena dari hari sebelumnya laki-laki pendek itu tidak makan. (JB. No 14 Epsd. 10) Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Gunar Sudigdo mau melakukan apa saja untuk mendapatkan benda pusaka tersebut. Hal itu menunjukan bahwa Id yang mendorong Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi untuk melayani Id. Superego dari Gunar Sudigdo adalah bentuk kepercayaan pada Dirga Swandaru yang ingin menanyakan segala benda pusaka yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo. hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Nembe sesasi sebanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokne marang Dirga Swandaru. Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru, kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga Swandaru duwe pengaji seni sing dhuwur, mula bisa katelah barang-barang antik lan langka. (JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan Baru sebulan setelahnya, ada pikiran Nurcahya terlaksana. Semua barang pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, mulai dari menurut Dirga Swandaru, semua barang yang di miliki oleh Gunar Sudigdo hanya barang umumnya, barang biasa yang tidak ada daya sama sekali. Namun Dirga Swandaru
137
mempunyai nilai seni yang tinggi, maka bisa masuk barang-barang antik dan langka (JB. No 24 Epsd. 19) Berdasarkan kutipan di atas Gunar Sudigdo mempunyai Superego terletak pada sebagian disadar dan sebagaian tak sadar, yang menjadikan Gunar Sudigdo ingin menyakan semua barang-barang pusakanya serta tidak sadar jika ada kejanggalan yang ada. Ego yang mendorong Id dan menjadi penyeimbang adalah Superego. Dari beberapa kutipan di atas Gunar Sudigdo termasuk baik di karenakan Superego Gunar Sudiogdo dapat berjalan baik, ingin menanyakan semua barang miliknya waupun tidak menyadari ada kejanggalan yang ada. 3. Tokoh Dirga Swandaru Tokoh Dirga Swandaru merupakan tokoh yang dimana perannya mempunyai tindakan jahat, dan berbuat licik. Dirga Swandaru menyamar sebagai orang yang ahli dalam benda pusaka untuk mencari pasangan benda pusaka, untuk memperoleh uang dari Gunar Sudigdo dengan cara liciknya. Id dari Dirga Swandaru adalah ingin menguasai dan memperoleh banyak uang dari Gunar Sudigdo dengan cara licik dan kejahatan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya uga nyeritake katerangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantaran mburu pusaka, nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesthi lan Gunar Sudigdo bakal dijaluki dhuwit tebusan. Kuwi kedadean nalika Dyah Pramesthi nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung wae bab kuwi bisa diwurungke dening Nurcahya, awit penculik cacah telu ora kuwagang ngadhepi Nurcahya. (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, jika keinginan Dirga Swandaru tidak hanya ingin memperoleh uangnya Gunar Sudigdo karena dengan jalan memburu pusaka, tapi juga sudah merencanakan untuk menculik Dyah Pramesthi dan Gunar Sudigdo akan dimintai uang tebusan. Itu terjadi
138
ketika Dyah Pramesthi sedang belajar mengemudi dengan Nurcahya. Untung saja hal tersebut bisa digagalkan oleh Nurcahya, sebab penculik berjumlah tiga tidak kuat menghadapi Nurcahya. (JB. No 28 Epsd. 23) Berdasarkan kutipan di atas tindakan Id Dirga Swandaru yang ingin memperoleh harta Gunar Sudigdo dengan masalah memburu pusaka dan ingin menculik Dyah Pramesthi untuk dimintai tebusan. Dari tindakan Id tersebut termasuk suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi untuk melayani Id.
Sedangkan Ego Dirga Swandaru untuk mendapatkan hartanya
Gunar Sudigdo diwujudkan dengan cara Dirga Swandaru menyiapkan rencana licik dan sesuatu rencana tersebut tidak bisa diterima nalar atau logika dan rencana kejahatan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut : .....Nurcahya wangsulan kanthi gambang, kalamun keris loro kae digawe saka logam sing genah kena pengaruh yen ana magnet....Dene sing ngirim patung Nirvashura menyang omah Gunar Sudigdo iya andhane Dirga Swandaru dhewe....Miturut Nurcahya bab kuwi pancen sawijining trik saka Dirga Swandaru kanggo nyakinake mangsane kalamun patung kuwi pancen duwe daya mirungan. Kanthi piranti canggih bisa ndadekake patung kuwi kaya dene duwe daya kalebu menehi parfum nyegrok sing sawayah-wayah diprogram metu dhewe. Dene patung bisa obah kuwi iya sengaja diobahne saka adohan nganggo sinyal elektronik di pasang ing pyan omahe Dirga Swandaru...Nurcahya banjur njentlehke geneya Dirga Swandaru bisa ngerteni papan pusaka liyane. Bab kuwi satemene amung prasaja. Sawentara taun kepungkur Dirga Swandaru wis mendhem barang-barang kuwi ing sawijining papan. Ora katon tilaseawit wis ngliwati saweneh mangsa, yakuwi mangsa ketiga lan mangsa rendheng, genah tilas dhudhukan ora katon maneh.... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan ......Nurcahya menjawab dengan jelas, dikarenakan keris dua dibuat dari logam yang pasti terkena pengaruh jika ada magnet...jika yang mengirim patung Nirvashura kerumahnya Gunar Sudigdo iya bawahannya Dirga Swandaru sendiri.... Menurut Nurcahya hal tersebut memang salah satunya trik Dirga Swandaru yang berguna untuk menyakinkan korbannya karena patung itu
139
memang mempunyai daya yang kuat. Dengan menggunakan peralatan yang canggih bisa menjadikan patung tersebut seperti mempunyai kekuatan yang termasuk memberi aroma menghampiri yang sewaktu-waktu di program keluar sendiri. Ada alat elektronik yang dipasang di atas rumah Dirga Swandaru....Nurcahya lalu memaparkan kenapa Dirga Swandaru bisa mengerti tempat pusaka lainnya. Hal itu selalu benar. Sentara tahun lalu Dirga Swandaru sudah menanam barang-barang itu di salah satu tempat. Tidak terlihat karena sudah lama melewati satu musim, yaitu musim panas dan musim penghujan, pasti jejak galian tidak terlihat lagi..... (JB. No 28 Epsd. 23) Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Id dari Dirga Swandaru mendorong dari Egonya untuk mendapatkan harta Gunar Sudigdo dengan berbagai cara kejahatan dan licik. Superego yang terletak dibagian alam sadar dan sebagaian dibagian tak sadar dari Dirga Swandaru yang menjadikan penyeimbang antara Id dan Ego. Superego dari Dirga Swandaru adalah dapat menyiasati kejahatan dan mengklabuhi agar tidak terbongkar salah satunya dengan cara, menolak secara nalar bahwa benda pusaka yang di miliki oleh Gunar Sudigdo merupakan barang biasa yang bukan barang memiliki kekuatan namun memiliki nilai seni yang tinggi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: .....Kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokne marang Dirga Swandaru. Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru, kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga Swandaru duwe pengaji seni sing dhuwur, mula bisa katelah barangbarang antik lan langka. (JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan ......Semua barang pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, mulai dari menurut Dirga Swandaru, semua barang yang di miliki oleh Gunar Sudigdo hanya barang umumnya, barang biasa yang tidak ada daya sama sekali. Namun Dirga Swandaru mempunyai nilai seni yang tinggi, maka bisa masuk barang-barang antik dan langka (JB. No 24 Epsd. 19) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tindakan Superego Dirga Swandaru dengan menyeimbangkan antara Id dan Ego agar tidak terbongkar kejahatan yang dilakukannya.
140
4. Tokoh Dyah Pramesthi Tokoh Dyah Pramesthi adalah seorang anak dari seorang kontraktor yaitu Gunar Sudigdo. Id dari Dyah Pramesthi adalah keingintahuan siapa Tyas Widuri yang dekat dengan Nurcahya yang menjadi perbincangan antara Nurcahya dan Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: ....Dyah Pramesthi meneng wae pangrasane ora kepenak maneh nalika wewayangane Nurcahya nembe mangan bareng karo kenya liya, apa maneh anggone mangan bebarengan katon akrab banget, buktine bisa gegojegan kanthi penak....Mbak Dyah, lha nika Mas Nur sampun dhateng. Wah kadose kalih gebetanne sing anyar...hehehe. tembung Beta satemene ya mung lumrah wae, nanging tumrap Dyah Pramesthi kaya dene diantem pangrasa. Sapa jenengen Mbak? Tyas Widuri. Pegawe enggal ingkang mbiyantu jejibahanipun Bu Lastri. Asalipun saking Wonogiri. (JB. No 20 Epsd. 15)
Terjemahan ....Dyah Pramesthi diam saja perasaannya tidak enak ketika pujaannya Nurcahya sedang makan bersama dengan perempuan lain, apalagi saat makan bersama terlihat akrab sekali, buktinya bisa bercanda dengan enak...Mbak Dyah, lha itu Mas Nur sudah datang. Wah sepertinya dengan gebetan yang baru..hehehe kata Beta sebenarnya hanya biasa saja, namun untuk Dyah Pramesthi seperti dihantam oleh perasaan. Siapa namamu Mbak? Tyas Widuri. Pegawai baru yang membantu pekerjaan Bu Lastri, Asalnya dari Wonogiri. (JB. No 20 Epsd. 15) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Id Dyah Pramesthi bahwa keinginatahuan siapa yang sedang bersama Nurcahya yang sedang makan berua tadi. Id merupakan suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi untuk melayani Id. Sedangkan bentuk Ego Dyah Pramesthi adalah menanyakan kepada Nurcahya hubungan antara Tyas Widuri dengan Nurcahya, untuk
141
menjawab perasaan yang dirasakan oleh Dyah Pramesthi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Mas Nurcahya ora kesengsem karo ayune Tyas Widuri?hehehe lha ngapa kok takon mangkono? Apa ya ayu tenan ta? Coba mengko dak gatekkake tenan, sapa ngerti bisa kesemsem... Dyah Pramesthi gela dene takon mangkono, awit katone Nurcahya maune ora nggatekke, nanging nalika ditakoni malah arep nggatekake. Kamangka dudu kuwi karepe Dyah Pramesthi. (JB. No 20 Epsd. 15) Terjemahan Mas Nurcahya tidak suka dengan kecantikan Tyas Widuri?hehehe laha kenapa kok tanya seperti itu? Apa ya cantik benar? Coba nanti saya perhatikan benar, siapa tau bisa suka... Dyah Pramesthi kecewa ketika tanya seperti itu, sebab terlihat pada awalnya Nurcahya tidak memperhatikan, namun ketika ditanya malah mau memperhatikan. Padahal bukan itu yang diinginkan Dyah Pramesthi. (JB. No 20 Epsd. 15) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bentuk Ego Dyah Pramesthi yang mendapat dorongan dari Id. Namun di tengahi oleh Superego yang menjadi penyeimbang dari Ego dan Id Dyah Pramesthi. Bentuk tindakan Superego Dyah Pramesthi adalah berkenalan langsung dengan Tyas Widuri dan menghapus prasangka buruk terhadap Tyas Widuri karena sudah dekat dengan Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Nurcahya ngenalke Dyah Pramesthi marang Tyas Widuri. Kula Tyas Widuri. Dyah Pramesthi. Kenya loro padha tetepungan kanthi salaman. Rasa ora kepenak sing maune nguwasani Dyah Pramesthi sanalik sirna. Tangkepe Tyas Widuri kang sumadulur, ora digawe-gawe, ndadekake atine Dyah Pramesthi owah sanalika. (JB. No 20 Epsd. 15) Terjemahan Nurcahya mengenalkan Dyah Pramesthi kepada Tyas Widuri. Saya Tyas Widuri. Dyah Pramesthi. Dua perempuan tersebut berkenalan dengan berjabat tangan. Rasa yang tidak enak tadinya yang menguwasai Dyah Pramesthi berbalik hilang. Tanggapanya Tyas Widuri yang seperti saudara sendiri, tidak dibuat-buat, menjadikan hatinya Dyah Pramesthi hilang sekejap. (JB. No 20 Epsd. 15)
142
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahawa tindakan Superego Dyah Pramesthi yang terhadap Tyas Widuri yang ternyata Tyas Widuri tidak seperti apa yang dipikirkan oleh Dyah Pramesthi. 5. Tokoh Tyas Widuri Tyas Widuri merupakan seorang perempuan yang berasal dari Wonogiri yang sedang melamar pekerjaan padea kantor Gunar Sudigdo. bentuk Id dari Tyas Widuri adalah keinginan untuk mendapatakan pekerjaan, sehingga Tyas Widuri melamar pekerjaan pada perusahaan yang di miliki oleh Gunar Sudigdo. hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini : .....Bocah wadon sing kacilakan mau jenenge sapa? Tyas Widuri ya? apa ora iki bocahe? Gunar Sudigdo menehke berkas lamaran marang Nurcahya. Nurcahya nyawang berkas kuwi sedela, banjur maca kabeh dhata uga nyawang pthoto kang ana ing berkas lamaran kuwi, sawise cetha banjur ngucap inggih leres, punika larenipun. Kadosipun lare wau saking nglamar mriki. (JB. No 08 Epsd. 03) Terjemahan ......Anak perempuan yang kecelakaan tadi namanya siapa? Tyas Widuri ya? apa tidak ini anaknya tadi? Gunar Sudigdo memberikan berkas lamaran kepada Nurcahya melihat berkas itu sebentar, lalu membaca semua data dengan melihat foto yang ada pada berkas lamaran itu, setelahnya jelas lalu mengucap iya benar, memang orangnya. Sepertinya orang tersebut tadi melamar dari sini. (JB. No 08 Epsd. 03) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tindakan Id dari Tyas Widuri merupakan suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi untuk melayani Id. Sedangkan Ego Tyas Widuri berupa menjalani test yang diberikan oleh Gunar Sudigdo untuk dapat berkerja pada perusahaannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
143
...Olehmu omongan mesthi njalari gurungmu garing, iki kena kanggo nelesi gurung. Gunar Sudigdo nawani Tyas Widuri supaya ngombe. Tyas Widuri ngucap maturnuwun banjur ngombe. Isih ana test pungkasan kanggo sliramu. Test punapa, Pak? mripate Tyas Widuri blalak-blalak endah. Wawancara wis cukup. Sliramu kena mundur, bab sliramu ketampa apa ora bakal takwenehi ngerti sedhela maneh. Wis saiki sliramu mundur dhisik. (JB. No 10 Epsd. 06) Terjemahan ....Darimu berbicara pasti mengakibatkan tenggorokanmu kering, ini terkena untuk membasahi tenggorokan. Gunar Sudigdo menawari Tyas Widuri supaya minum. Tyas Widuri mengucap terimakasih lalu minum. Masih ada test terakhir untuk diri kamu. Test akhir apa, Pak? Matanya Tyas Widuri tersorot indah. Wawancara sudah cukup. Diri kamu bisa keluar, hal diri kamu diterima atau tidak akan saya beri tahu lagi. Sudah sekarang kamu keluar dahulu. (JB. No 10 Epsd. 06) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tyas Widuri mempunyai Ego yang di dorong dari Id. Dari tindakan tersebut muncullah bentuk tindakan Superego sebagai penyeimbang dari tindakan dari Id dan Ego. Bentuk Superego dari Tyas Widuri adalah dapat diterima pada perusahaan Gunar Sudigdo dengan test terakhir yang diberikan Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut: .....Test Pungkasan sing dikarepke dening Gunar Sudigdo yakuwi bab sikape Tyas Widuri nalika metu saka ruwangan. Prinsipe Gunar Sudigdo, menawa Tyas Widuri nggawa gelas sing wis kotong banjur dibuwang ing tempat sampah, kuwi ateges Tyas Widuri duwe pangrasa kang alus lan lembah manah. Awit ora gelem gawe reged ing papan kang dudu papane. (JB. No 10 Epsd. 06) Terjemahan .....Test terakhir yang diharapkan dari Gunar Sudigdo yaitu hal yang disikapi Tyas Widuri ketika keluar dari ruangan. Prinsipnya Gunar Sudigdo, ketika Tyas Widuri membawa gelas yang sudah kosong lalu di buang di tempat sampah. Itu merupakan Tyas Widuri mempunyai perasaan yang halus dan perilaku baik. Mulai tidak mau membuat kotor di tempat yang bukan tempatnya. (JB. No 10 Epsd. 06) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tindakan Superego dari Tyas Widuri menjadi penyeimbang dari Id dan Ego. Dari keinginan tersebut Tyas
144
Widuri diseimbangkan sehingga berhasil untuk lolos dalam test akhir yang diberikan oleh Gunar Sudigdo. b. Analisis Klasifikasi Emosi Berdasarkan analisis struktural yang berkaian dengan perwatakan tokoh Nurcahya dan hasil analisis psikoanalisisa di atas menunjukan adanya situasi yang membangkitkan perasaan-perasaan tersebut sangat terkait dengan tindakan yang ditimbulkannya dan mengakibatkan meningkat ketegangan. Berikut ini penjabaran emosi tokoh yang ada dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo : 1. Konsep Rasa Bersalah Rasa bersalah bisa disebabkan oleh adanya konflik antara ekspresi implus dan standar moral maupun batin. Kepercayaan dengan Tuhan atau benda pusaka menjadi suatu timbulnya permasalahan yang dapat menekan batin Nurcahya untuk tetap bersikokoh mempertahankan pendapatnya dibandingkan Gunar Sudigdo yang sudah mempercayakan bahwa kekuatan yang lebih dapat didapat dari benda pusaka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Kepiye carane ngonceki bab-bab kuwi? Satemene upama dijarke wae ya ora apa-apa, nanging rasane ati kang kepingin ngerti ora bisa diselaki. Dheweke ora bisa percaya ngunu wae kaya Gunar Sudigdo. Pokoke kudu ana keterangan sing cetha ngenani pusaka-pusaka kuwi mau. Nurcahya percaya marang bab-bab ghaib, awit dheweke uga percaya marang Gusti Kang Maha Kuwasa. Nurcahya satemene mangro pikirane, ing bab kapercayan marang Gusti bisa nampa sawutuhe, bukti panguwasane Gusti ya ana ing mukjizatmukjizat kang dumadi saben dina. Nanging geneya bab daya linuwuh sing diduweni pusaka-pusaka dheweke rangu-rangu wae. Kamangka malahan ana bab kang diweruhi dhewe, bab-bab kang bisa ditampa dening pancaindera, sanadyan aneh. Geneya kok dheweke rangu ngenani bab kuwi? Geneya ora manut Gunar Sudigdo wae? Sing duwe pikirane prasaja ngenani pusakapusaka kuwi mau? Ora! Kudu bisa ditlisik kanthi tlesih. Ngono pikirane Nurcahya. .... (JB. No 19 Epsd. 15)
145
Terjemahan Bagaimana cara menerima hal-hal itu? Sebenarnya itu dibiarkan saja juga tidak apa-apa, namun rasa hati yang ingin mengerti tidak bisa dipungkiri. Dirinya tidak bisa percaya begitu saja seperti Gunar Sudigdo. seharusnya ada keterangan yang jelas mengenai pusaka-pusaka itu tadi. Nurcahya percaya dari hal-hal ghaib mulai dirinya juga percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Nurcahya sebenarnya tenang pikirannya, di hal kepercayaan kepada Tuhan yang bisa menerima seutuhnya, bukti penguasa Tuhan ya ada di mukjizatmukjizat yang benar setiap hari. Namun seperti hal yang kuat yang dipunyai pusaka-pusaka dirinya ragu-ragu saja. Karena malah ada hal yang dilihat dirinya, hal-hal yang bisa diterima kepada pancaindera, sebetulnya aneh. Kenapa kok dirinya ragu mengenai hal itu? Mengenai tidak menurut Gunar Sudigdo saja? Yang mempunyai pikiran benar mengenai pusaka-pusaka itu tadi? Tidak? Harus bisa dislidiki dan tlusuri. Begitu pikirannya Nurcahya. .... (JB. No 19 Epsd. 15) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan rasa bersalah dalam hatinya Nurcahya untuk menerima keadaan itu seperti Gunar Sudigdo yang kenyakinan, jika pusaka-pusaka lebih hebat daripada Sang Kuasa. Namun keraguan Nurcahya yang membuat sesuatu itu menjadi rasa salah dalam dirinya Nurcahya itu sendiri. 2. Rasa Malu Rasa malu ini berbeda dengan rasa bersalah. Timbulnya rasa malu tanpa terkait dengan rasa bersalah. Rasa malu yang dialami oleh Nurcahya yaitu saat patung yang sudah di tukar oleh Nurcahya, ternyata sudah dimengerti oleh Dirga Swandaru pada saat ditanyakan di Griya Wening ketika akan mencarikan pasangannya. Setelahnya Dirga Swandaru menyuruh Gunar Sudigdo untuk menanyakan patung tersebut kepada Nurcahya. Hal tesebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Bapa Dirga Swandaru prika yen patung kuwi kok gawa, mulane mau banjur kepingin omong-omongan kanthi pribadi karo aku, pamrihe kowe aja nganti kejodheran. Nurcahya rada cigak, kanoman kuwi gumun tenan saka ngendi Dirga Swandaru ngerti kabeh kuwi. Pitakonan sing durung bisa entuk wangsulan. Waduhhh.. jian isin saestu yen nganten niki. Nurcahya pancen rumangsa kejodheran. .... (JB. No 23 Epsd. 18)
146
Terjemahan : Bapak Dirga Swandaru bilang jika patung itu kamu bawa, makanya tadi ingin kepingin berbicara dengan pribadi dengan aku, baiknya kamu jangan sampai ketahuan. Nurcahya agak kaget, pemuda itu heran sekali dari mana Dirga Swandaru bisa tahu semua itu. Pertanyaan yang belum bisa mendapat jawaban. Waduhh... jian malu sekali jika seperti ini. Nurcahya memang merasa ketahuan .... (JB. No 23 Epsd. 18) Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan Nurcahya sedang merasa malu, karena ketahuan jika Nurcahya membawa dan menukar patung milik Gunar Sudigdo. rasa malu terjadi ketika diajak Gunar Sudigdo untuk kembali dan menemui Dirga Swandaru lagi. 3. Kesedihan Kesedian merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kekecewaan terhadap sesuatu yang penting dan bernilai. Gunar Sudigdo merasa kecewa dan sedih terhadap Dirga Swandaru ketika menanyakan kepadanya dari benda pusakapusaka lainnya untuk dicari pasangannya. Namun Gunar Sudigdo dibuat kecewa karena barang yang dipunyai oleh Gunar tidaklah mempunyai pusaka, hanya barang temuan yang memiliki pusaka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini: Nembe sesasi sabanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokke marang Dirga Swandaru. Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru, kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga Swandaru ngakoni menawa barang-barang duweke Gunar Sudigdo duwe pengaji seni sing dhuwur, mula katelah barang-barang antik lan langka. Nurcahya ngrasakke ana bab kang aneh. Geneya sing duwe daya mirungan mung pusaka-pusaka kang dikirim pawongan sing ora genah sapa pawongane? .... (JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan
147
Baru sebulan setelahanya, idenya Nurcahya kesampaian. Semua barang pusaka yang dipunya oleh Gunar Sudigdo ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, karena menurut Dirga Swandaru, semua barang pusaka yang dipunya oleh Gunar Sudigdo itu hanya barang pasaran, barang biasa yang tidak ada kekuatan lebih. Namun Dirga Swandaru mengakui bahwa barang-barang punya Gunar Sudigdo mempunyai nilai seni yang tinggi, makanya dinamakan barang-barang antik dan langka. Nurcahya mulai merasakan hal aneh. Kenapa barang-barang yang memiliki kekuatan yang lebih hanya pusaka dikirim oleh seseorang yang tidak tahu asalnya siapa orang tersebut? .... (JB. No 24 Epsd. 19) Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Gunar Sudigdo kecewa dengan Dirga Swandaru, karena barang-barang yang dimilikinya tidak memiliki pasangan dan tidak memiliki kekuatan yang lebih. 4. Amarah Marah adalah perasaan tidak enak hati kepada seseorang. Kebencian dan perasaan benci sangatlah berhubungan erat. Perasaan benci biasanya persaan dimana pasti berkeinginan untuk menghancurkan dan tidak merasa puas sebelum objek tersebut hancur. Seperti halnya Dirga Swandaru yang tahu bahwa Nurcahya sedang memata-matai yang sudah masuk kedalam rumah, saat Nurcahya ketahuan oleh Dirga Swandaru sangatlah marah dan mengkibaskan pedang yang berada di dalam rumahnya. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Pedhange Dirga Swandaru bablas nancep ing tembok sisih lor kulon. Nurcahya dhewe kanthi entheng bisa sedadal ing dhuwur meja gedhe. Kurang ajar! Direncak wae bocah iki! Pembengoke Dirga Swandaru kanthi wegis beda banget karo padatan sing kaya-kaya mujudaken priya wicaksana. .... (JB. No 27 Epsd. 22) Kurang ajar! Kawit sepisan aku wis ngira yen kowe bakal dadi pepalang. Saiki tampanana piwalesku! Dirga Swandaru karo nyekel pedhang nrajang Nur..... (JB. No 28 Epsd. 23) Terjemahan Pedang Dirga Swandaru menabras menancap di tembok bagian utara agak ke barat. Nurcahya sendiri dengan mudah dapat menghindari itu di atas meja
148
besar. Kurang ajar! Di bunuh saja anak ini! Teriak Dirga Swandaru dengan marah beda sekali dengan sebelum yang seperti terwujud laki-laki yang bijaksana. .... (JB. No 27 Epsd. 22) Kurang ajar! Dari awal aku sudah mulai mengira jika kamu yang akan menjadi penghalang. Sekarang terima pembalasanku! Dirga Swandaru dengan memegang pedang yang menerjang Nur..... (JB. No 28 Epsd. 23) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Dirga Swandaru sedang marah dan kesal sekali dengan Nurcahya karena sudah membongkar semua rencananya untuk bertindak kejahatan. 5. Terkejut Terkejut merupakan sebuah perasaan dimana tokoh tersebut merasa kaget ketika menerima kejadian saat itu yang sedang berlangsung. Seperti halnya Nurcahya yang terkejut melihat kejadian yang tidak bisa diterima oleh logika manusia yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini : Patung cacah loro kuwi enggal diseleh ing meja kanthi diturokake. Dirga Swandaru merem, tangane loro pisan nempel ing pupu kiwa lan pupu kiwa tengen. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget nalika ana ganda wangi nyegrok irung. Mbarengi ganda kuwi, patung kang maune turu dumadakan bisa ngadeg dhewe lan kathi alon-alon geser nyedhak, adhep-adhepan. Edan! Mengkono batine Nurcahya. Elok! Mangkono batine Gunar Sudigdo..... (JB. No 24 Epsd. 19) Terjemahan Patung yang berjumlah dua itu lalu diletakkan di meja dan ditidurkan, Dirga Swandaru memejamkan mata, tangannya dua yang pertama menempel di kaki kiri dan satunya di kaki kanan. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget saat ada bau wangi sekali dalam hidung. Saat itu juga waktu wanginya, patung yang tadinya tidur lalu tiba-tiba bisa berdiri sendiri dan pelan-pelan menggeser mendekat, hadap-berhadapan. Edan! Begitu batinya Nucahya. Elok! Begitu batinnya Gunar Sudigdo..... (JB. No 24 Epsd. 19)
149
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Nurcahya terkejut apa yang dilakukan Dirga Swandaru yang dipikirkan di luas batas logika manusia. Saat itu membuat Nurcahya merasa terkejut pada kejadian tersebut. 6. Cinta Cinta merupakan suatu tindakan yang mulai ingin memiliki pihak lawan jenis dan perasaan yang selalu tergambar indah serta selalu ingin bersama. Seperti halnya Dyah Pramesthi yang menyukai Nurcahya yang semenjak berlatih mengemudi. Saat terkena cinta Dyah Pramesthi menulis kata-kata dengan rangkaian indah dengan tersenyum-senyum sendiri. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini : Dyah Pamesthi banjur mbukak leptop nulis kabeh pangrasane. Gambaran endah tansah gumawang ing pikirane. Gambaran endah sing durung nate tuwuh. Gambaran endah kuwi nembe tuwuh sawise tepung karo Nurcahya, sopire bapake Dyah Pamesthi. Kenya sulistya kuwi banjur mbandhingake karo kanca-kancane sing prasasat kabeh saka golongan wong kinurmat. Ana uga sing kanthi terang-terangan kandha tresna marang Dyah Pramesthi, nanging babar pisan ora ana rasa sing mirungan..... (JB. No 17 Epsd. 12) Terjemahan Dyah Pamesthi lalu membuka leptop menulis semua perasaannya Gambaran indah yang selalu menghiasi di pikirannya. Gambaran indah yang belum pernah muncul. Gambaran indah itu baru muncul setelah kenal dengan Nurcahya sopirnya bapaknya Dyah Pamesthi. Perempuan cantik itu lalu membandingkan dengan teman-temannya yang mayoritas dari golongan orang terhormat. Ada juga yang dengan jelas bilang cinta dengan Dyah Pramesthi, namun tidak ada sama sekali rasa yang lebih..... (JB. No 17 Epsd. 12) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dyah Pramesthi sedang kasmaran, yang mempunyai perasaan kepada Nurcahya. Rangkaian kata yang indah-indah saat bertemu dengan Nurcahya diungkapkan dan ditulis.
150
c. Bentuk-bentuk regulasi emosi tokoh Nurcahya Peristiwa atau kejadian-kejadian yang dialami oleh Nurcahya bisa mempunyai bentuk regulasi emosi yang bagus. Bentuk-bentuk regulasi Nurcahya dapat dibuktikan dengan kutipan-kutipan yang berupa aspek-aspek regulasi emosi yang dikemukakan oleh Thompson : 1. Memonitor Emosi Memonitor emosi merupakan cara individu untuk menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadi dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan latar belakangnya dari tindakan. Kutipan di bawah ini menunjukan bahwa Nurcahya mampu memahami rasa gelisahannya dengan mencari pelampiasan yaitu dengan beristirahat. Hal itu dilakukan agar rasa kegelisahannya benar-benar hilang lagi. Pada tokoh Nurcahya merubah emosinya menjadi lebih rileks dan tenang agar tidak timbul kegelisahan lagi akibat merasa terancamnya kehidupan Gunar Sudigdo dan keluarganya, itu secara kebetulan atau memang sudah direncanakan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini : Kedadean kuwi disidhem. Nurcahya dan Dyah Pramesthi wis sepakat ora bakal crita marang sapa-sapa. Nurcahya isih nyoba njlumati sapa wong-wong kuwi. Katone amung durjana lumrah kang nedya ngrampog, awit nalika dilawan tenan, kanthi gampang wong-wong kuwi banjur padha keplayu. Nurcahya mlebu kamare, awake isih krasa lungkrah, awit pancen kurang turu. Lumah-lumah ing amben karo nggagas kedadean dina kuwi. Anggone ngajari nyetir Dyah Pramesthi krasa kepenak. Nurcahya ngrasakke tangkepe Dyah sing pranyata grapyak semanak, ora mbedak-mbedakake antarane abdi lan bendara. Ing seselane wewayangane Dyah Pramesthi, ana wewayangan liya sing uga kumlebat, yakuwi wewayangane Tyas Widuri, pegawe anyar ing kantore Gunar Sudigdo..... (JB. No 17 Epsd. 12) Terjemahan Kejadian itu dirahasiakan. Nurcahya dan Dyah Pramesthi sudah sepakat tidak bercerita kepada siapa-siapa. Nurcahya masih mencoba memikirkan siapa orang-orang itu. Sepertinya hanya orang jahat biasa yang ingin merampok, sebab mulai dilawan sungguhan, dengan mudah orang-orang itu segera kabur.
151
Nurcahya masuk kamar, badannya masih terasa sakit, memang karena kurang tidur. Berbaring-berbaring di tempat tidur dengan memikirkan kejadian itu tadi. Dari mengajari menyetir Dyah Pramesthi terasa enak. Nurcahya merasakan tanggapan dari Dyah yang ternyata terasa murah senyum, tidak membedakan antara bawahan dan atasan. Terselip gambaran Dyah Pramesthi ada gambaran yang juga selalu ada, yaitu gambaran Tyas Widuri, pegawai baru di kantornya Gunar Sudigdo..... (JB. No 17 Epsd. 12) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Nurcahya merubah emosinya menjadi lebih rileks dan tenang agar tidak timbul kegelisahan lagi akibat merasa terancamnya kehidupan Gunar Sudigdo dan keluarganya, itu secara kebetulan atau memang sudah direncanakan. Disisi lain, Nurcahya juga menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadi dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan latar belakangnya dari tindakan yang mucul dari hati disebabkan dengan emosinya, serta emosi tersebut dirubah menjadi hal yang bisa dilampiaskan. Seperti halnya Nurcahya terbawa emosi dari tindakan Dirga Swandaru yang melakukan hal yang tidak bisa diterima dari logika maupun akal sehat manusia. Dari emosi Nurcahya dilampiaskan dengan cara mencari jawaban dengan cara menukar patung milik Gunar Sudigdo dengan patung yang dibeli oleh Nurcahya saat melewati jalan raya. Hal tersebut dapat terbukti dalam kutipan sebagai berikut ini : Kanthi sesidheman, Nurcahya ngijoli patung Nirvashura sing ana njero kothak nganggo patung kang wingi dituku ana pinggir dalan. Wujude pancen memper tenan, upama ora digatekke kanthi njlimet tangeh lamun bisa dibedakake. Patung sing diijoli banjur di kanthongi ing clanane kang pancen ana kanthongane gedhe-gedhe. Katone kanoman kuwi duwe rantaman mirunggan kanggo golek wangsulan marang pitakonan-pitakonan kang sasuwene iku ngreridhu pikirane. Pitakonan bab kedadean-kedadean aneh kang ora tinemu nalar. Nurcahya rada kaget nalika Gunar Sudigdo mlebu ruwangan kuwi. Kepiye wae pangrasane ora jenjem awit wis nindakke bab sing satemene kleru, yakuwi tanpa palilah wis wani ngijoli patung Nirvashura ngganggo patung liyane sing uga memper patung Nirvashura..... (JB. No 21 Epsd. 17) Terjemahan
152
Dengan diam, Nurcahya menukar patung Nirvashura yang ada di dalam kotak mengunakan patung yang kemaren dibeli ada di pinggir jalan. Bentuknya memang mirip sekali, seumpama tidak diperhatikan dengan teliti tidak bisa dibedakan. Patung yang di tukar lalu di saku di celana yang memang ada saku besar-besar. Sepertinya pemuda itu mempunyai rancangan yang banyak sekali untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang lamanya itu mengganggu pikirannya. Pertanyaan yang mengenai hal kejadian aneh yang tidak menemukan nalar. Nurcahya merasa terkejut ketika Gunar Sudigdo masuk ruangan itu. Gimana lagi perasaannya tidak tenang mulai dari menindakkan hal yang sebenarnya salah, yaitu tanpa bilang sudah berani menukar patung Nirvashura dengan patung lainnya yang juga mirip patung Nirvashura..... (JB. No 21 Epsd. 17) Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya merubah emosi atau rasa penasaran dengan tekanan dari tindakan Dirga Swandaru. Nurcahya merubah emosinya dengan menukarkan patung Nirvashura dengan patung yang dibeli dipinggir jalan. Nurcahya melampiaskan emosinya tersebut dengan cara menukarkan patung tersebut tanpa bilang dari Gunar Sudigdo sebagai pemiliknya, Nurcahya melakukan agar mendapatkan jawaban yang telah mengganggu pikirannya. 2. Mengevaluasi Emosi Mengevaluasi emosi merupakan bentuk cara individu dalam mengelola emosi seperti kemarahan, kesedihan, kecewa, dendam dan kebencian akan membuat individu tidak terbawa dan terpengaruh secara mendalam, sehingga mengekibatkan individu mampu berfikir rasional. Dalam hal ini Nurcahya mampu mengevaluasi emosinya dengan cara tidak terpengaruh dari tindakan Dirga Swandaru yang tidak bisa diterima dengan logika maupun akal sehat manusia. Tidak seperti Gunar Sudigdo yang terlalu percaya kepada Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Gunar Sudigdo kaget, nanging pangrasane lega. Nurcahya nyoba nata pangrasane. Kanoman kuwi gedheg-gedheg alon, pangrasane gumun semu ora percaya. Dheweke nggeget ilate, krasa lara ateges ora ngimpi..... Nurcahya
153
dhewe satemene uga pengin takon bab kuwi. Nyatane malah bakal dibuktekke dening Dirga Swandaru. Malah kebeneran, Nurcahya sangsaya kumesar atine. Pikirane pancen isih dikebakki rangu-rangu, mula dheweke tansah golek wangsulan marang kabeh pitakonan kang ngebaki pikiranne..... (JB. No 14 Epsd. 10) Terjemahan Gunar Sudigdo terkejut, namun perasaannya lega. Nurcahya mencoba menata perasaannya. Pemuda itu geleng-geleng pelan-pelan, perasaannnya heran semu ketika tidak percaya. Dirinya menggigit lidah, terasa sakit karena memang tidak sedang mimpi..... Nurcahya sendiri sebenarnya juga ingin tanya hal itu. Kenyataannya malah Dirga Swandaru akan membuktikannya. Malah kebetulan, Nurcahya malah berdebar hatinya. Pikirannya memang dipenuhi ragu-ragu, makanya dirinya lebih memilih mencari jawaban dari semua yang memenuhi pikirannya..... (JB. No 14 Epsd. 10) Aku tahu jika kamu sebenarnya tidak sependapat dengan apa yang aku lakukan. Iya tidak? Tanya Gunar Sudiogdo mencoba menanggapi pikiran Nurcahya. Dari hal apa, Pak? Hal yang kulakukan mencari pusaka. Memang kurang tepat. Namun tidak apa-apa, saya malah kepingin mengerti hal-hal tersebut dan sebisa mungkin membuat perasaan saya lega..... (JB. No 22 Epsd. 17) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo memang sudah percaya dengan hal yang dilakukan Dirga Swandaru dalam berburu pusaka, namun Nurcahya tidak sejalan dengan pemikiran Gunar Sudigdo, Nurcahya lebih ingin kepada buktinya dan menjawab angan-angannya dari mana itu semua bisa dilakukan oleh Dirga Swandaru. 3. Memodifikasi Emosi Memodifikasi Emosi yaitu cara individu merubah sedemikian rupa sehingga mampu memotivasi diri ketika individu berada dalam keadaan putus asa, cemas dan marah dengan memilih ekspresi emosi sesuai dengan tujuan dan situasi. Hal itu dibuktikan emosi Nurcahya untuk menerima keadaannya sekarang yang belum bisa mapan sehingga saat perasaannya sedang kasmaran yang mulai jatuh hati pada Tyas Widuri serta merasa nyaman dengan Dyah Pramethi, hanya
154
menjadi angan-angan itu ditunda oleh Nurcahya dengan cara bersemangat untuk menata masa depannya supaya lebih mapan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini: Nurcahya enggal mbusak wewayangane kenya loro kuwi. Kabeh banjur ditableg ngganggo pikiran kang ngonceki kasunyatan uripe kang dirasa durung mapan. Isih akeh bab kang kudu ditindakake ing uripe. Dadi sopir amung kanggo pancadan, Nurcahya duwe gegayuhan sing luweh dhuwur. Gegayuhan kuwi disimpen minangka jimat kanggo menehi kekuwatan jangkah teruse. Mikir kuwi kabeh, pikirane kanoman kuwi krasa lungkrah, banjur lungguh sedhela, tangane ngapurancang, mripate rem-rem ayam, kalbune ngumbulke donga marang Gusti. Sawise unjal napas landhung, nggletak maneh, pikirane luwih pasrah, wusanane bisa turu direnggani impen endah..... (JB. No 17 Epsd. 12) Terjemahan Nurcahya segera menghapus gambaran dua perempuan itu. Semua di jawab dengan mengunakan pikiran yang mengupas kenyataan hidup yang dirasa belum mapan. Masih banyak hal yang harus dilakukan di hidup ini. Jadi sopir hanya sebagai batu lompatan yang digunakan sebagai batu loncatan. Nurcahya mempunyai impian yang lebih tinggi. Impian tersebut disimpan hanya kunci untuk memberikan kekuatan melangkah terus. Memikirkan itu semua, pikirannya pemuda itu terasa lelah, lalu duduk sebentar tangannya sapu ranjang, matanya memejamkan mata, dari harapan yang memanjatkan doa dari Tuhan. Sesudah mengambil nnapas dalam, tiduran lagi, pikirannya lebih pasrah, sehingga bisa tidur dengan dihiasi mimpi indah..... (JB. No 17 Epsd. 12) Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Nurcahya memiliki sebuah harapan besar di masa depan agar mapan dalam hal kehidupan masa depan sebelum menyukai perempuan yang sedang dekat dengannya. Itu cara Nurcahya untuk memodifikasi emosi yang terjadi saat itu. d. Makna dan Nilai Cerbung Dalam Kehidupan Masyarakat Karya Sastra yang dibuat dalam genre apa saja, pastinya memberikan makna serta nilai pada kehidupan masyarakat sekarang. Menikmati karya sastra secera otomatis seorang pembaca akan menerima ajaran yang terkadung dalam
155
karya sastra yang dibuatnya. Karya sastra diciptakan diharapkan dapat menjadi cerminan masyarakat sekarang. Tokoh-tokoh yang ditampilkan pengarang Al Aris Purnomo dalam cerbung Mburu Pusaka setidaknya bisa memberikan perenungan bagi masyarakat pembaca. Bertolak dari analisis psikologi sastra, cerbung Mburu Pusaka memiliki makna dan nilai bagi masyarakat. Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo itu mengungkapkan persoalan tentang kepercayaan dan kehidupan manusia. Dewasa kini, nilai dari benda pusaka memang menjadi suatu simbol yang bisa menjadikan suatu individu tertarik akan hal itu, dikarenakan jika suatu individu tersebut mempunyai suatu simbol yang berupa benda pusaka yang sudah melangka, menandakan bahwa dia memiliki suatu yang unggul, kuat dan pemuas hati dibandingkan yang lainya, sampai-sampai harta kekayaan seberapapun pasti akan direlakan untuk mendapatkan sebuah simbol yang berupa benda pusaka tersebut, namun terkadang saat seperti itu individu yang lain menfaatkan keadaan dari situ dengan cara yang curang atau kejahatan untuk mendapatkan sebuah penghasilan dari kegemaran individu tersebut. Di dalam cerita dikisahkan tentang kehidupan seorang tokoh yang digambarkan mempunyai kehidupan yang agak berbeda dengan orang yang lain. Pada tokoh itu memiliki hobi atau kegemaran untuk mengkoleksi barang langka maupun benda pusaka yang bernilai jual tinggi, pada tokoh ini merupakan tokoh sentral kedua dari cerbung Mburu Pusaka yang digambarkan oleh pengarang. Hobinya ini tokoh yang bernama Gunar Sudigdo mengeluarkan uang berapapun untuk memuaskan hatinya ini, hingga pada akhirnya Gunar Sudigdo di tipu oleh seorang tokoh sentral ketiga yang bernama Dirga Swandaru. Dirga Swandaru
156
yang berwatak licik dan cerdik, yang memanfaatkan keadaan yang ada untuk membuat kejahatan, yang susah diterima mengunakan akal logis manusia karena sangat rapi dalam melakukan tindakan kejahatan itu. Cerita
tersebut mengandung sebuah makna bahwa seseorang dalam
kehidupannya memiliki sebuah benda pusaka, maka seorang manusia itu mempunyai sesuatu yang lebih unggul dan kuat sehingga merelakan segalanya untuk berburu pusaka. Seseorang yang seperti itu dalam kehidupannya memang memiliki kebebasan untuk memilih dan memutuskan jalan mana yang terbaik bagi dirinya, namun di dalam keputusannya manusia akan dihadapkan dengan tanggung jawab dan kosekuensi itu. Keputusan/pilihan itu lebih banyak menyakut individu lain, karena sebagai makhluk sosial. Di dalam budaya Jawa hal ini sesuai dengan pepatah Ngundhuh wohing pakarti , memetik hasil tindakan . Tokoh tersebut memanfaatkan kegemaran dari Gunar Sudigdo untuk memperoleh kekayaan atau hartanya Gunar Sudigdo, namun kejahatan tersebut di bongkar oleh seorang tokoh sental utama yaitu Nurcahya yang sebagai sopirnya Gunar Sudigdo. tokoh Nurcahya membantu Gunar Sudigdo agar tidak menjadi korban dari kegemaran mencari benda pusaka. Pada cerbung tersebut menerangkan antara kepercayaan antara benda pusaka dengan Sang Penciptadi bumi ini. Pada cerita yang digambarkan oleh pengarang, dalam membaca cerbung ini memang dibuat antara percaya kepada Sang Pencipta atau pada seorang yang di bilang ahli dalam benda pusaka, serta benda pusaka sendiri yang artian merupakan simbol. Simbol yang berarti pusaka, merupakan nilai-nilai yang ada, pusaka itu sebuah lambang derajat manusia semakin tinggi kedudukan seseorang dulu
157
sebuah pusaka atau senjata itu semakin kecil, seperti halnya Raja dengan Prajurit yang bersenjata berbeda, Prajurit di paling depan dalam perang, tombaknya semakin panjang sedangkan Raja hanya menggunakan keris saja, sebenarnya pusaka hanya berwujud warisan dari seseorang yang memiliki laku spiritual, nilai di dalamnya terkandung nilai prihatin, dari nilai laku yang kuat atau pembelajaran akan ilmu prihatin maka semakin sakti pusaka itu, namun bagi yang memiliki pusaka harus ingat jika segalanya kekuatan itu berasal dari Yang Kuasa. Tokoh Nurcahya dan Gunar Sudigdo di gejolakan batin dan kejiwaannya dalam cerita tersebut. Dari situ yang masih bertahan dengan pendapat serta logikanya adalah tokoh Nurcahya. Nurcahya walaupun digambarkan oleh pengarang dari regulasi emosi hingga kondisi kebatinannya, tokoh Nurcaya memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan kebenaran dalam keadaan maupun hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan antara benda pusaka dengan Sang Pencipta tersebut. Pada sisi ini juga mempunyai makna secara filosofi Jawa yang berarti Gusti sangkan paraning dumadi , Segala sesuatu berasal dari Yang Maha Kuasa . Pusaka sakti itu dikarenakan oleh kehendak dari Sang Pencipta. Berdasarkan analisis psikologi sastra terhadap kepribadian tokoh Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka, dapat dilihat pentingnya menjaga keadaan yang ada dalam dirinya manusia yaitu terdapat dalam keadaan yang seimbang antara Id, Ego dan Superego. Energi apabila banyak digunakan oleh Id, maka yang terjadi adalah kepribadian yang hanya mengejar keinginan tanpa melihat kenyataan yang ada sedangkan mendominasi Ego maka menggunakan kemampuan berpikir secara rasional dalam mencari pemecahan masalah terbaik. Apabila yang mendominasi superego maka yang terlihat orang tersebut cenderung
158
merepresi sebagian besar kenginannya untuk menjadi orang yang selalu taat pada norma dan adat yang berlaku di lingkunngannnya. Keadaan yang ideal adalah jika terdapat keseimbangan antara Id, Ego, dan Superego, sehingga individu akan dapat memenuhi kebutuhannya tanpa meningalkan atau melanggar nilai-niali dan norma yang ada di lingkungannnya. Pada tokoh Gunar Sudigdo yang sudah di permainkan dari kondisi kebatinan maupun kejiwaannya, yang menjadikan tokoh Gunar Sudigdo tidak dapat berpikir secara logis lagi, yang menimbulkan tingkat kepercayaan lebih menekan kepada benda pusaka dibandingkan dengan Sang Pencipta. Pengarang tidak hanya menggambarakan tokoh Gunar Sudigdo saja yang dipermainkan batinnya oleh Dirga Swandaru namun ada tokoh sentral utama yaitu Nurcahya juga dipermainkan dalam regulasi emosinya dan aspek kejiwaannya. Tokoh Nurcahya digambarkan untuk menolong serta menyelamatkan dari Dirga Swandaru terhadap Gunar Sudigdo dan keluarganya walaupun mengalami regulasi emosi serta aspek kejiwaannya, namun tokoh ini menjadi tokoh yang dikuatkan pendapatnya dan kepercayaannya kepada Sang Pencipta dibandingkan dengan benda pusaka. Pengarang di dalam cerita ini menampilakan kisah dari tokoh yang mengalami perjuangan, pergolakan kejiwaan maupun batin serta memunculkan suatu regulasi emosi dari tokoh sentral (utama). Pada cerita cerbung Mburu Pusaka ini menceritakan kisah dimana saat itu sedang masa-masa terkenalnya benda pusaka, namun digunakan salah satu orang yang untuk memanfaatkan dan agar menguntungkan dalam mencari uang. Tokoh Nurcahya dimana tokoh yang mengalami regulasi emosi, mulai dari emosi yang diungkapkan dengan tindakan,
159
emosi yang diungkapakan dengan tidak terpengaru dalam situasi dan kodisi yang terjadi, yang terakhir emosi yang diungkapkan dengan cara memotivasi diri saat terperangkap dalam emosi, atau kesedihan. Nurcahya memiliki regulasi emosi yang baik, karena memiliki semua ciri-ciri tersebut. Pengarang di dalam cerita ini juga menampilkan kisah percintaan dan persahabatan antara Nurcahya, Tyas Widuri dan Dyah Pramesthi. Pada cerita ini digambarkan jika Nurcahya merasa nyaman kepada dua perempuan, tokoh Dyah Pramesthi merasa nyaman kepada Nurcahya namun oleh kelas sosial merasa seperti berbeda antara seorang sopir dengan anak majikannnya Gunar Sudigdo. Sikap Nurcahya dengan Tyas Widuri, memang ada perasaan suka dan Tyas Widuri itu juga mempunyai perhatian kepada Nurcahya. Nurcahya menyikapi keadaan tersebut dengan merenung dan menjadi semangat untuk berusaha agar mapan dahulu baru mendapatkan seorang perempuan. Bekerja sebagai sopir akan dijadikan batu loncatan agar mapan. Cerbung Mburu Pusaka ini pengarang ingin menyampaikan kepada pembaca agar lebih berhati-hati, boleh percaya namun jangan terlarut-larut percaya, dikarenakan pengarang mengungkapkan makna dalam cerbung Mburu Pusaka ini saat kejadian segala sesuatu yang sedang menjadi perbincangan dari lingkungan sekitar. Makna tersebut menjadikan gagasan yang menjadikan ide pengarang untuk menyampaikan sebuah amanat kepada pembaca, yang dilatarbelakangi
oleh
kejadian-kejadian
lingkungan
sekitar.
Pengarang
mengambarkan peristiwa yang ada dalam cerita sangatlah menarik karena pembaca dapat berimajinasi dalam sebuah karya yang melukiskan peristiwa dan
160
menyebabkan pembaca merasakan sebagai sesuatu yang faktual yang sngguhsungguh terjadi. Permasalahan yang ditampilkan dalam cerbung Mburu Pusaka secara simbolik memang merupakan kondisi atau permasalahan yang umum banyak terjadi di masyarakat sekarang, mempunyai nilai faktual.