1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah Kota Bandung. Taman tersebut dimaksudkan sebagai sarana pembangunan sosial budaya seperti, pendidikan masyarakat, katup pengaman dan pengkayaan budaya kota, tempat berbagai aktivitas sosial masyarakat, pembentuk citra dan gambaran kota, tempat utilitas dan fasilitas pendukung kegiatan masyarakat. Selain dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan dan sosial, vegetasi taman kota juga memberikan fungsi estetika, filter (penyaring) berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro dan konservasi sumber daya genetis secara eksitus yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat kota itu sendiri. Sementara itu, taman perkotaan yang juga merupakan lahan terbuka, turut berperan dalam membantu fungsi hidrorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Kenyataannya sebagian taman kurang terawat dalam hal kebersihan, penyediaan sarana & prasarana taman, hal ini masih banyaknya warga kota Bandung yang kurang memperhatikan lingkungan sekitar termasuk taman-taman, kurang kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat kebersihan taman. Mereka tidak menghiraukan peraturan yang berlaku, seperti membuang sampah di saluran air di bawah jembatan, para pengguna motor masuk ke taman yang
2
seharusnya sebagai tempat pejalan kaki, padahal ini dapat mengganggu orangorang disekitar taman. Selain itu kehadiran pedagang kaki lima yang juga merupakan bagian dari struktur ekonomi kota yang timbul karena didorong oleh suatu kebutuhan sekelompok atau golongan ekonomi tertentu. Gejala ini disatu sisi menguntungkan, tetapi disisi lain merugikan. Dikatakan menguntungkan karena keberadaan mereka cukup memberikan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (konsumen) karena pedagang kaki lima bila dipandang dari sisi ini merupakan komponen pasar yang mudah untuk diakses dan digunakan sebagai sarana pedagang dengan konsumen. Tetapi disisi lain merugikan karena menghambat kelancaran arus lalu lintas, kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Gelandangan banyak sekali ditemui di kota-kota besar seperti halnya dengan Kota Bandung, mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Keberadaan tamantaman dijadikan oleh mereka sebagai tempat tinggal. Sehingga taman-taman yang berada di Kota Bandung sulit untuk dioptimalkannya oleh Pemerintah Kota Bandung. Peraturan yang menegaskan bahwa masyarakat harus menjaga kebersihan taman untuk keindahan dan ketertiban tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2005 tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan). Tetapi pada kenyataannya masyarakat kurang reaktif terhadap peraturan-peraturan tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh Pemerintah Kota setempat dan kurangnya kesadaran dari masyarakat. Penyediaan taman yang merupakan infrastruktur ini didasarkan atas keperluan masyarakat dan untuk kepentingan wilayah sebagai paru-paru kota.
3
Penyediaan taman sampai penghijauan, pemeliharaan sarana dan prasarana taman merupakan salah satu tugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung. Visi dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung yaitu terciptanya Kota Bandung yang indah, nyaman, terang dan menarik. Sebagai implementasi dari visi, maka misi diwujudkan dalam program kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan Belanja Aparatur setiap tahun yang meliputi: a. Melaksanakan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) secara optimal sesuai dengan peruntukan b. Melaksanakan program penghijauan kota c. Melaksanakan pemeliharaaan taman-taman kota dan taman lingkungan d. Penataan dan pemeliharaan dekorasi kota, PJU, dan reklame e. Penataan dan pengelolaan pemakaman umum Keberadaan taman-taman di Kota Bandung berjumlah 252 taman. Tamantaman tersebut dibagi berdasarkan wilayah kerja sektor yang berjumlah tujuh sektor. Taman-taman ini terdiri dari taman umum, taman samping jalan, taman olahraga dan taman pulau jalan. Peneliti mengambil obyek penelitian pada Taman Lansia yang berada di Jalan Cilaki Kota Bandung. Terlihat taman ini kurang terawat dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana, pohon-pohon dan daun kekeringan, aliran sungai yang berada di bawah jembatan banyak sekali sampah sehingga aliran air tidak mengalir semestinya. Berikut foto-foto yang diambil oleh peneliti, keadaan Taman Lansia di jalan Cilaki Kota Bandung:
4
Foto 1 lokasi dalam Taman Lansia pada hari Minggu 26 Agustus 2007 pukul 10.31 WIB. Terlihat para pedagang sedang menjajakan dagangannya, para keluarga
mengajak
anaknya
untuk bermain di sekitar taman. Taman Lansia pada hari Minggu memang lain dari hari biasanya, banyak sekali dari luar kota untuk datang ke Bandung sekedar menikmati
jajanan-jajanan
Bandung, ada yang sengaja untuk makan bersama di sekitar taman. Tempat
jajanan
terlihat
di
sepanjang jalan Cilaki seperti di depan taman para pedagang telah siap dengan tenda-tendanya untuk menjamu para tamu yang datang ke kota Bandung seperti pada foto 2 diatas. Foto 3 dibawah ini menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kebersihan taman rendah terlihat sampah-sampah berserakan di pinggir kali. Masyarakat hanya datang untuk berekreasi tanpa mempedulikan kebersihan dan keindahan taman.
5
Keberadaan
kebijakan
yang
mengatur tentang K3 khususnya point yang mengatur tentang taman melarang kendaraan roda dua masuk ke dalam taman, tapi kenyataannya terlihat pada foto 4 di samping, kendaraan roda dua masuk ke dalam taman dan menganggu pengunjung yang lainnya. Ini diakibatkan karena kurangnya fasilitas yang mendukung keindahan taman, pada sisi lain taman terlihat kurangnya pagar pembatas agar kendaraan roda dua tidak bisa masuk ke dalam taman, seperti terlihat foto 5 di samping. Kurangnya
pagar
pembatas
mengakibatkan kendaraan roda dua bebas masuk ke dalam taman, hal ini juga disebabkan memperlihatkan
kurangnya
pengawasan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung terutama dalam hal penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana taman seperti pagar, tempat sampah, bangku taman serta perawatan terhadap pohon-pohon di dalam taman. Berbeda dengan hari-hari biasa, publik menggunakan fasilitas taman Lansia dengan melakukan kegiatan olahraga lari pagi, membersihkan taman seperti menyapu seluruh taman Lansia. Seperti terlihat pada gambar berikut:
6
foto 6 disamping diambil pada hari Senin, 27 Agustus 2007 pukul
07.30
masyarakat
WIB,
terlhat
menggunakan
fasilitas umum yaitu taman dengan
melakukan
aktivitas
olahraga lari pagi. Masyarakat yang melakukan lari pagi bervariasi, dari mulai orang tua hingga orang dewasa. Biasanya yang berolahraga ini dari pukul 07.00 – 08.30 WIB. Setelah selesai berolahraga biasanya sarapan pagi di sekitar taman, istirahat untuk melepas lelah ,ada juga yang langsung meninggalkan taman Lansia. Selain itu, foto 6 disamping diambil pada pukul 08.15 WIB, terlihat
seseorang
sedang
menyapu di sekitar taman. Pada hari itu keadaan sekitar taman memang berserakan daun-daun kering yang berjatuhan dari pohon dan berdebu dikarenakan pada waktu itu sedang musim kemarau. Petugas kebersihan ini bekerja pada Ibu “Yoghurt Cisangkuy”, beliau mengatakan biasanya membersihkan halaman taman setiap Senin s/d Jumat pada pukul 07.00 – 10.00 WIB, Sabtu dan Minggu libur dikarenakan ramainya para masyarakat yang berkunjung ke taman Lansia ini untuk berekreasi.
7
Peran publik dan peran Distamkam harus berjalan secara seimbang dan saling mengisi. Terlihat peran publik di Taman Lansia hanya satu petugas kebersihan yang bertugas menyapu seluruh bagian Taman Lansia, lainya seperti pedagang, tukang parkir dll sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa mempedulikan keadaan taman. Peran Distamkam seharusnya melaksanakan penyiraman, pemupukan dan pemberantasan hama tanaman. Selain itu juga melakukan pembersihan dan pengangkutan sampah taman, pemangkasan pohon-pohon yang dapat menganggu kabel listrik, telepon dan kepentingan umum lainnya. Namun pada kenyataannya di Taman Lansia sampah berserakan di sekitar aliran sungai kecil, kurangnya pengelolaan dan pemeliharaaan taman dan kelengkapan taman. Berdasarkan beberapa kenyataan diatas peneliti berkeinginan mengamati lebih lanjut untuk memahami perilaku masyarakat terhadap taman dan pengoptimalannya yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN (Studi Tentang Optimalisasi Peran Publik Pada Taman Lansia di Jalan Cilaki Kota Bandung)”
B. Perumusan Masalah Melihat dari situasi hasil penjajagan yang terjadi pada taman Lansia di Jalan Cilaki Kota Bandung, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Berdasarkan keadaan yang telah terjadi pada taman Lansia di Jalan Cilaki Kota Bandung yang dilakukan oleh peneliti maka muncul pertanyaan,
8
bagaimana fungsi taman yang seharusnya indah dan nyaman
dapat
dioptimalkan oleh para pengguna umum atau masyarakat? 2. Melihat dari kenyataan bahwa masih kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan seperti tempat sampah, perbaikan pagar yang sudah rusak, tempat duduk santai dll. Sehingga timbul pertanyaan bagaimana peran Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung dalam hal taman?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Memperoleh adanya suatu gambaran yang jelas mengenai optimalisasi taman yang dapat dimanfaatkan oleh publik. b. Memperoleh kembali gambaran yang jelas mengenai peran publik terhadap taman kota. c. Mendapatkan suatu konsep baru mengenai cara pandang yang sekaligus diharapkan kebijakan Pemerintah Kota Bandung terhadap pentingnya ruang terbuka hijau untuk publik. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis, untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai wawasan serta memperdalam pengetahuan penelitian mengenai implementasi kebijakan studi tentang optimalisasi peran publik pada taman Lansia di Jalan Cilaki Kota Bandung. b. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Bandung khususnya Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung, berupa
9
sumbangan pemikiran mengenai prinsip-prinsip dasar yang dapat membentuk sebuah cara pandang baru terhadap optimalisasi taman sesuai dengan fungsinya, serta secara langsung diharapkan dapat mempengaruhi perilaku individu-individu (masyarakat) terhadap taman melalui sosialisasi serta pendekatan persuasif.
D.Lokasi Penelitian dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Taman Lansia yang berada di Jalan Cilaki Kota Bandung dan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung di Jalan Ambon No.1-A Telp (022) 4231921 Bandung. 2. Lamanya Penelitian Lamanya penelitian dilakukan mulai tahap penjajagan bulan Juni 2007 sampai dengan bulan November 2007. Untuk lebih jelas peneliti menyajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: