BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang semakin banyak dapat mempersempit lapangan pekerjaan sehingga mendorong manusia melakukan kegiatan usaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi tidak sebanding dengan jumlah barang yang terbatas. Usaha yang dapat dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan bisa dari berbagai sektor usaha antara lain dari sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan; dan jasa. Sempitnya lahan pertanian karena bertambahnya penduduk dan kurang mempunyai daya dukung lahan pertanian untuk berbagai jenis pertanian mengakibatkan sektor pertanian tidak mampu diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan manusia, perlu mencari tambahan pendapatan dari sumber lain salah satunya sektor industri. Studi International Labour Organization (ILO, 1960 dalam Edy, 2011) menyebutkan alasan penduduk melakukan usaha selain di sektor pertanian, kecuali bagi mereka yang memiliki tanah cukup karena dua hal pokok, yaitu: (1) pendapatan yang terlalu rendah di bidang pertanian, dan (2) tersedianya kesempatan kerja di luar sektor pertanian. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan yang tergolong cepat. Hal ini tak lepas dari kebutuhan manusia yang banyak dan keuntungan dari sektor industri yang dinilai cukup besar. Perkembangan industri yang cepat merupakan akibat pertumbuhan penduduk dan 1
kebutuhan manusia yang semakin tinggi. Semakin padatnya kegiatan manusia sekarang ini menuntut segala sesuatu harus tersedia dengan cepat termasuk dalam hal konsumsi. Peran pemerintah penting untuk mengeluarkan kebijakan dalam mengatasi pengangguran salah satunya dengan menambah lapangan pekerjaan di sektor industri pedesaan. Industri yang berada di pedesaan penting mendapatkan perhatian karena dapat memperkecil angka pengangguran, meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan, dan mengurangi laju urbanisasi penduduk. Sektor industri yang berada di desa umumnya merupakan industri skala kecil baik dari segi modal, proses, alat yang digunakan, manajemen, dan pemasaran. Kondisi tersebut mendorong penduduk untuk melakukan aktifitas produksi di sektor industri. Kegiatan industri pedesaan bagi penduduk desa biasanya dianggap penting karena merupakan kegiatan yang diwariskan oleh keluarga sebelumnya dan kegiatan ini akan tetap terjaga dan beroperasi. Keberadaan industri memiliki peranan dalam membuka lapangan pekerjaan dan menambah perekonomian daerah, salah satunya industri makanan yaitu industri tahu. Kebutuhan manusia yang tinggi akan sumber pangan dari hasil pertanian berupa tahu untuk dikonsumsi mengakibatkan permintaan pasar meningkat sehingga diikuti perkembangan industri tahu yang meningkat pula. Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah berada di daerah dataran rendah. Lahan sawah yang lebih luas yaitu dengan luas 112 ha daripada lahan kering dengan luas 39,8 ha sehingga memungkinkan warga Desa Leses matapencahariannya mayoritas sebagai petani. Lahan pertanian yang luas tidak menjamin warga mengandalkan sektor pertanian 2
sebagai matapencharian utama untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Desakan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat menjadi faktor pendorong warga mencari pendapatan di sektor lain seperti industri tahu. Industri tahu menggunakan bahan baku dari hasil sektor pertanian berupa kedelai. Industri tahu yang berada di daerah tersebut mengolah bahan mentah berupa kedelai menjadi barang setengah jadi berupa tahu mentah. Aktifitas produksi industri tahu yang dilakukan warga bisa dijadikan sebagai pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota rumahtangga pengusaha industri tahu. Industri tahu menjadi matapencaharian utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup rumahtangga pengusaha sebab pengusaha tidak memiliki matapencharian lain. Industri tahu menjadi matapencaharian sampingan dalam
pemenuhan
kebutuhan
hidup
rumahtangga
pengusaha
karena
matapencaharian utama misalnya seperti pertanian yang memiliki lahan pertanian sendiri tapi kurang mampu diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari rumahtangga pengusaha industri tahu. Pendapataan yang didapat pengusaha dari indusri tahu ada yang bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari rumahtangga pengusaha dan ada juga yang kurang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari rumahtangga pengusaha. Pendapatan dari industri tahu akan berdampak pada kelangsungan industri. Industri tahu yang memiliki pendapatan cukup tinggi maka industri tersebut layak dioperasikan lagi, tetapi jika pendapatannya rendah maka industri tersebut tidak layak beroperasi lagi dan jika industri dioperasikan akan menambah beban pengusaha.
3
Latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya tentang pendapatan dari industri tahu yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propnsi Jawa Tengah maka peneliti mengambil judul penelitian “Kontribusi Pendapatan Usaha Industri Tahu Terhadap Pendapatan Rumahtangga Di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten,
Propinsi Jawa
Tengah”.
1.2. Perumusan Masalah Industri tahu yang berada di Desa Leses Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten ada yang tergolong industri rumahtangga dengan tenaga kerja 1-4 orang dan ada juga yang tergolong industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang. Industri tersebut merupakan salah satu kegiatan usaha yang dapat mengembangkan perekonomian daerah. Sektor industri tahu tersebut dapat menjadi matapencharian utama bagi pengusaha industri tahu. Hasil dari pendapatan industri tahu digunakan untuk pemenuhan pendapatan rumahtangga pengusaha dan untuk keberlangsungan industri tahu tersebut. Supaya industri tahu tetap berlangsung diperlukan ketekunan, kesabaran, dan pandai mengelola pendapatan produksi. Distribusi produk sampai ke konsumen memerlukan suatu sistem pemasaran. Produk berupa tahu merupakan barang industri yang tidak tahan lama sehingga barang harus sesegera mungkin terjual. Efisiensi waktu sangat diperlukan dalam memasarkan produk. Sistem pemasaran bisa dari produsen – konsumen, produsen – pedagang, dan produsen – pedagang – konsumen. Daerah tujuan pemasaran berada dilokasi yang banyak permintaan konsumen akan tahu, 4
yaitu bisa yang yang dekat dengan lokasi industri maupun yang jauh dengan lokasi industri. Kenaikan harga produk tahu dapat disebabkan dari faktor produksi antara lain modal, harga bahan baku, harga bahan pelengkap, tenaga kerja, energi, dan transportasi. Pengusaha menaikkan haraga tahu karena untuk menutupi biaya produksi supaya pengusha tidak mengalami kerugian. Industri tahu memiliki peranan penting bagi penduduk karena menambah pendapatan rumahtangga pengusaha, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memenuhi permintaan pasar terhadap tahu. Hasil dari penjualan tahu yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan hidup serta menutupi biaya produksi dan tetap beroperasinya produksi tahu. Secara ekonomi dengan biaya yang minim dapat menghasilkan pendapatan yang besar. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, permasalahan penelitian dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik sosial-ekonomi rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah? 2. Bagaimana sistem pemasaran dan daerah pemasaran produksi industri tahu yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah? 3. Berapa besar kontribusi pendapatan dari industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah?
5
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian tentang “Kontribusi Pendapatan Usaha Industri Tahu Terhadap Pendapatan Rumahtangga Di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah” bertujuan : 1. Mengetahui karakteristik sosial-ekonomi pengusaha dan anggota rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah 2. Mengetahui sistem pemasaran dan daerah pemasaran produksi tahu yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah 3. Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : a. Memberikan saran atau masukan yang berguna bagi pengusaha industri tahu untuk mengembangkan industrinya b. Menambah pengetahuan tentang produksi tahu c. Sebagai referensi penelitian tentang industri tahu bagi yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut d. Dapat dijadikan referensi bagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan industri tahu
6
1.5. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti ini membandingkan dengan penelitian lain yang serupa. Ada 6 penelitian lain yang digunakan untuk membandingkan penelitian ini terkait dengan pendapatan dari sektor industri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya terletak kerincian bahasan mengenai kontribusi pendapatan industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga dalam menentukan tercukupnya kebutuhan sehari-hari rumahtangga pengusaha dan keberlangsungan industri tahu.
7
Tabel 1.1. Penelitian Sebelumnya Nama Karjadi Mintaroem (2003)
Judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri Kecil Di Wilayah Segitiga Industri Di Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik)
Tujuan Mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan industri
Metode Sampling
Hasil Faktor yang mempengaruhi indsutri yaitu ketersediaan bahan baku, pekerja, modal, dan keterampilan
Ayu Mutiara (2010)
Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan Bakar dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Tempe di Kota Semarang (Kelurahan Krobokan)
Pengaruh input bahan baku industri terhadap produksi tempe
- Pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling - Observasi = pengamatan secara langsung
Bahan baku berpengaruh pada produksi tempe menandakan bahwa usaha tempe sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku yang tersedia
Anastasia Ana Purdiana (2011)
Peranan Industri Roti Terhadap Mengetahui besar peranan Pendapatan Pengusaha Di Desa industri roti pendapatan total Banyuraden Kecamatan Gamping pengusaha Kabupaten Sleman Yogyakarta
- Responden di Sensus - Pemilihan daerah penelitian dengan cara Purposive sampling
Pendapatan industri roti 64%, pendapatan non industri roti 34%, dan 2% pendapatan dari sektor lain. Industri roti peranannya tinggi terhadap pendapatan pengusaha
8
Lanjutan tabel 1.1. Nama Deffi Jauharnita (2010)
Judul Tingkat Sosial Ekonomi Petani Pengusaha dan Persebaran Industri Gula Kelapa Di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo
Mulyaningsih Aktivitas Industri Tahu Di (2003) Pinggiran Kota Yogyakarta Dalam Pengaruhnya Terhadap Ekonomi
Nuryanah (2011)
Kontribusi Pendapatan Industri Tahu Di Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Tujuan Metode Mengetahui sumbangan - Observasi pendapatan industri gula - Wawancara kelapa terhadap total pendapatan rumahtangga petani pengusaha industri gula kelapa di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Mengetahui perbedaan industri - Metode Survey tahu daerah pinggiran kota - Responden di Yogyakarta dan pengaruh sensus penggunaan bahan baku lokal terhadap jumlah pendapatan - Mengetahui karakteristik sosial ekonomi pengusaha industri tahu Desa Ngestiharjo - Mengetahui produktifitas usaha industri tahu Desa Ngestiharjo - Mengetahui sistem pemasaran dan daerah pemasaran industri tahu Desa Ngestiharjo
9
- Pemilihan daerah penelitian dengan cara Purposive sampling - Responden di sensus
Hasil Sumbangan pendapatan dari industri gula kelapa lebih tinggi dibanding pendapatan pertanian. Sumbangan industri gula kelapa sebesar 74,58%, sumbangan pendapatan pertanian sebesar 6,18%, sumbangan pendapatan lain-lain sebesar 19,24% Terdapat perbedaan pendapatan industri tahu di wilayah pinggiran kota Yogyakarta.
- Tingkat pendidikan pengusaha rendah, lahan yang digunakan industri merupakan lahan pekarangan, 68,42% pengusaha melakukan usaha industri tahu > 15 tahun - Produktifitas usaha industri tahu rendah karena input besar akan tetapi output kecil
Lanjutan tabel 1.l. Nama
Farisa Afip Wiryatmo (2012)
Judul
Kontribusi Pendapatan Usaha Industri Tahu Terhadap Pendapatan Rumahtangga Di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
Tujuan - Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu Desa Ngestiharjo
Metode
- Mengetahui karakteristik - Survey sensus sosial-ekonomi rumahtangga - Wawancara pengusaha industri tahu responden - Mengetahui sistem menggunakan pemasaran dan daerah kuesioner pemasaran produksi tahu - Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu terhadap total pendapatan rumahtangga pengusaha
10
Hasil Pemasaran dari produsen langsung ke konsumen Pendapatan dari industri tahu lebih besar dari pendapatan di sektor lain karena indsutri tahu merupakan pekerjaan utama bagi penduduk 1a).Terdapat 24 (77,40%) pengusaha yang memiliki 1-4 orang anggota rumah tangga b). tingkat pendidikan pengusaha industri tahu didominasi tamat/lulus SD sebesar 9 (29,03%) pengusaha sedangkan pendidikan anggota rumahtangga didominasi tamat/lulus SMA sebesar 26 (27,96%) jiwa c). mayoritas usia pengusaha dan anggota rumahtangga termasuk dalam usia produktif yaitu antara 1564 tahun, untuk pengusaha terdapat 26 (83,87%) pengusaha dan untuk anggota rumahtangga terdapat 66 (70,97%) jiwa d). terdapat 16 (51,61%) pengusaha yang lama menjalankan usaha industri tahu 20 – 40 tahun, dan
Lanjutan tabel 1.l. Nama
Judul
Tujuan
11
Metode
Hasil e). Mayoritas pekerjaan sampingan pengusaha sebagai petani yaitu sebanyak 3 (9,69%) pengusaha. Pekerjaan utama anggota rumahtangga mayoritas sebagai pelajar dan tenaga kerja yang masing-masing sebanyak 21 (20,79%) jiwa dan pekerjaan sampingan anggota rumahtangga di sektor industri tahu sebagai tenaga kerja sebanyak 26 (25,74%) jiwa. 2. Sistem pemasaran yang semua pengusaha industri tahu gunakan yaitu sistem produsen → konsumen. Sistem yang menguntungkan dengan cara produsen → pedagang → konsumen yang dilakukan sebanyak 12 (38,71%) pengusaha industri tahu. Daerah tujuan pemasaran mayoritas pengusaha di pasar tradisional yang satu kecamatan dengan industri tahu 3. Mayoritas pengusaha yaitu terdapat 15 (48,39%) pengusaha yang berkontribusi pendapatan 30% 60% terhadap pendapatan total rumahtangga.
1.6. Tinjauan Pustaka 1.6.1. Pendekatan Dalam Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, baik secara fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1977). Studi geografi terdapat tiga pendekatan yaitu pendekatan spasial, pendekatan kompleks wilayah, dan pendekatan ekologi (Yunus, 2010). 1.
Pendekatan Spasial Pendekatan spasial/keruangan adalah pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur keruangan (spatial structure), pola keruangan (spatial pattern), proses keruangan (spatial processess), interaksi keruangan (spatial interaction), sistem/organisasi keruangan (system/organization spatial), asosiasi keruangan (spatial association), komparasi keruangan (spatial comparison), kecenderungan keruangan (spatial tendency trend), sinergisme keruangan (spatial synergism) (Yunus, 2010).
2.
Pendekatan Kompleks Wilayah Pendekatan
kompleks
wilayah
mengkaji
fenomena-fenomena
perbedaan serta karakteristik fisik maupun sosial yang terjadi di permukaan bumi yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah 12
lainnya. Oleh karena itu pendekatan ini lebih menekankan pada perbedaan wilayah. 3.
Pendekatan Ekologi Pendekatan ekologi mengkaji hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan sekitar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan berupa sistem keruangan (system spatial). Pendekatan sistem keruangan pada penelitian ini terletak di sistem pemasaran dan hubungan yang saling mempengaruhi antara daerah industri tahu dengan daerah pemasaran.
1.6.2. Teori Geografi Industri dan Geografi Ekonomi Geografi Industri merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk diolah pada sektor industri/manufaktur. Sumberdaya alam dalam proses produksi tahu berupa kedelai yang kemudian diolah menjadi tahu. Proses tersebut mengubah harga produk menjadi lebih bernilai. Geografi ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang aktifitas manusia dipermukaan bumi yang berkaitan dengan lingkungan meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi.
1.6.3. Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha dan Anggota Rumahtangga Aspek karakteristik sosial ekonomi pengusaha industri mempengaruhi dalam perkembangan industri karena pengusaha yang menentukan dan mengambilkan keputusan dalam keberlangsungan industri. Aspek sosial ekonomi 13
anggota rumahtangga pengusaha juga mempenngaruhi dalam industri karena pengusaha industri harus memenuhi kebutuhan anggota rumahtangganya. Karakteristik sosial pengusaha dan anggota rumahtangga yang diteliti dalam penelitian ini antara lain tingkat pendidikan pengusaha dan anggota rumahtngga, umur pengusaha dan anggota rumahtngga, dan jumlah anggota rumahtangga. Karakteristik ekonomi pengusaha dan anggota rumahtangga yang diteliti dalam penelitian ini antara lain lama usaha industri, pendapatan sampingan pengusaha industri tahu, dan pendapatan anggota rumahtangga.
1.6.4. Industri Badan Pusat Statistik (2012) mendefinisikan industri sebagai suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan atau suatu lokasi tertentu serta memiliki catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (UU No. 5 Tahun 1984), tentang perindustrian, disebutkan bahwa industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Sumaatmadja (1988) mengungkapkan industri dalam dua pengertian yaitu dalam pengertian luas dan sempit. Dalam arti luas industri adalah segala kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya alam, sedangkan dalam arti sempit industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry). 14
Pengertian industri oleh peneliti-peneliti dapat disimpulkan bahwa industri adalah kegiatan yang mengubah bahan baku, barang mentah, atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Bahan baku dalam penelitian ini berupa kedelai dan barang yang dihasilkan berupa produk tahu. Industrialisasi adalah proses pertumbuhan produk barang industri yang dilaksanakan dengan pertumbuhan permintaan, baik berasal dari dalam maupun luar negeri (Boediono, 1986). A.
Jenis-jenis industri berdasarkan tempat bahan baku :
1.
Industri ekstraktif Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain. Industri tahu termasuk dalam jenis ini karena bahan bakunya langsung dari pertanian.
2.
Industri non-ekstraktif Industri non-ekstraktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar. Industri yang bahan bakunya didapat dari hasil industri lain. Industri non ekstaktif adalah industri yang mengelola barang setengah jadi menjadi barang jadi, misalnya industri tas yang mengambil bahan baku kulit dari industri kulit.
3.
Industri fasilitatif Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
15
B.
Golongan/macam industri berdasarkan besar kecil modal
1.
Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2.
Industri padat karya adalah industri yang lebih menitikberatkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
C.
Pembagian/penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1.
Industri yang berorientasi pada bahan baku (Raw material oriented industry). Industri yang didirikan dekat dengan ketersediaan bahan baku sebagai bahan utama dalam penggerak industri.
2.
Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry) Industri yang didirikan dekat dengan potensi pasar atau potensi manusia sebagai konsumen. Hal ini karena pengaruh barang/produk yang tidak tahan lama.
3.
Industri yang berorientasi pada tenaga kerja/labour (Labour oriented industry) Industri ini didirikan berdekatan dengan pemusatan manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja.
D.
Jenis-jenis/macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya (berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 dalam Rizky Selvasari 2012)
1.
Industri kimia dasar, contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb 16
2.
Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil.
3.
Industri kecil, contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah.
4.
Aneka industri misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman.
E.
Jenis-jenis/macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja (BPS, 2012)
1.
Industri besar, tenaga kerjanya ≥ 100 orang
2.
Industri sedang, tenaga kerjanya 20-99 orang
3.
Industri kecil, tenaga kerjanya 5-19 orang.
4.
Industri rumahtangga, tenaga kerjanya 1-4 orang
F.
Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1.
Industri primer Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan.
2.
Industri sekunder Industri sekunder adalah industri yang mengolah barang-barang primer menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik.
3.
Industri tersier Industri tersier adalah industri yang produk berupa layanan jasa. Contoh : telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan.
17
1.6.5. Faktor Produksi Faktor produksi adalah faktor yang terdapat pada suatu produksi yang berpengaruh terhadap produksi tersebut (Marsudi, 1992). Perkembangan industri akan menjadi lebih baik jika ada faktor-faktor seperti modal, bahan baku, tenaga kerja, sumber tenaga kerja, transportasi dan pemasaran (Renner, 1957). Menurut Bale (1981), faktor produksi antara lain modal, lahan, tenaga kerja, kemampuan usaha, pemasaran, dan transportasi. Modal adalah semua milik pengusaha yang mempunyai nilai uang yang dipergunakan untuk menjalankan usahanya (Adiwilangga, 1975 dalam Ana Purdiana, 2011).
Modal digolongkan menjadi modal yang nilainya berubah-
ubah/uang dan modal tetap. Modal yang nilainya berubah-ubah/uang dalam usaha industri tahu seperti uang yang digunakan untuk membeli bahan bahan baku, bahan pelengkap, dan biaya lain yang diperlukan selama produksi tahu. Modal tetap seperti lahan untuk industri, alat-alat yang digunakan dalam produksi tahu. Bahan baku adalah bahan pokok atau bahan dasar yang digunakan dalam produksi untuk menghasilkan barang setengah jadi atau barang jadi (Tri Djoko, 1981 dalam Eka Kurniawan, 2012). Bahan baku industri tahu yaitu dari hasil pertanian berupa kedelai yang diolah. Bahan baku dalam proses pengolahan tahu didatangkan dari luar daerah industri tahu melalui perantara/agen. Bahan pelengkap merupakan bahan tambahan yang digunakan pada bahan baku/dasar untuk menambah pendapatan. Bahan pelengkap dalam penelitian ini berupa ragi yang digunakan pada ampas tahu untuk pembuatan tempe gembus yang kemudian dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan pengusaha.
18
Energi/sumber tenaga berupa bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi tahu. Bahan bakar dalam proses produksi berupa solar yang digunakan pada mesin penggilingan, kayu bakar, kawul, janggel, serbuk gergaji, dan sekam. Pengusaha mendapatkan sumber tenaga/energi ada yang mencari sendiri dan ada yang melalui perantara/agen. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada suatu usaha dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang (tenaga kerja dibayar) maupun tenaga kerja pemilik dan/atau tenaga kerja keluarga yang bisasanya aktif dalam kegiatan usaha tetapi tidak dibayar (BPS). Menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja menurut BPS dikelompokan menjadi 3 antara lain : 1. usia belum produktif, usia 0-14 tahun 2. usia produktif, usia 15-64 tahun 3. usia tidak produktif, > 64tahun Tenaga kerja pada industri tahu dalam penelitian ini berasal dari rumahtangga pengusaha dan warga sekitar yang digaji. Tenaga kerja yang dari rumahtangga sendiri umumnya tidak dibayar sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar rumahtangga pada umumnya digaji. Transportasi adalah kendaraan atau alat yang digunakan dalam perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain yang terpisah secara geografis. Penggunaan transportasi dalam penelitian ini untuk memasarkan produk ke pasar. Penggunaan alat transportasi pada kegiatan tersebut akan berpengaruh pada biaya 19
yang dikeluarkan pengusaha sehingga mengurangi pendapatan. Bahan baku yang didatangkan menggunakan transportasi dari penyedia bahan baku. Jadi biaya trasportasi dijadikan satu dengan biaya pembelian bahan bahan baku.
1.6.6. Pemasaran Pemasaran adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan benda produksi ke tangan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Sudarsin, 2004 dalam Eka Kurniawan, 2012). Sistem pemasaran adalah cara atau tindakan yang diperlukan untuk menyampaikan benda-benda produksi ke tangan konnsumen secara langsung maupun tidak langsung (Basu Swastha, 1979 dalam Ana Purdiana, 2011). Sistem pemasaran atau cara memasarakan suatu produk yang dalam penelitian ini berupa tahu dilakukan oleh pengusaha antara lain dengan produsen → konsumen maksudnya pemasaran yang dilakukan pengusaha langsung dijual ke konsumen, produsen → pedagang maksudnya pengusaha yang menjual produk ke pedagang lain misalnya seperti rumah makan untuk diolah menjadi barang jadi, dan produsen → pedagang → konsumen maksudnya pengusaha menjual barangnya di pedagang seperti warung kemudian pedangan menjual lagi kepada konsumen. Daerah pemasaran adalah suatu area yang dijadikan tempat oleh pedagang atau pengusaha untuk memasarkan produk, dalam penelitian ini produknya berupa tahu. Pemasaran produk tahu untuk sampai ke konsumen dapat melalui pasar baik pasar kecil atau tradisional dan pasar besar atau modern. Industri skala rumahtangga dan kecil biasanya menyalurkan produk tahu melalui pasar kecil
20
atau tradisional karena karena tidak terlalu besar membayar retribusi penyewaan kios atau mudah mendapatkan tempat berjualan.
1.6.7. Pendapatan Pendapatan pada ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia. Pendapatan rumahtangga yaitu total pendapatan dari setiap anggota rumahtangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumahtangga atau sumber lain
(Samuelson dan Nordhaus, 2002 dalam
Situmorang, 2009). Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen 2004 dalam Silvania Eprilianta, 2011). Biaya dalam industri tahu seperti biaya pembelian bahan baku, bahan pelengkap, upah tenaga kerja, biaya transportasi. Pendapatan dari penjualan tahu harus mampu menutupi biaya produksi supaya memperoleh laba. Pendapatan dari hasil suatu penjualan masih dalam bentuk pendapatan kotor. Pendapatan bersih yang didapat pengusaha jika pendapatan kotor sudah dikurangi biaya-biaya produksi. Pendapatan bersih yang diperoleh pengusaha dapat memberikan kotribusi/sumbangan pendapatan rumahtangga.
1.7. Kerangka Pemikiran
21
Aktifitas ekonomi yang dilakukan pengusaha industri tahu pada penelitian ini ada di sektor industri tahu dan non-industri tahu. Aktifitas sosial ekonomi pengusaha industri tahu sebagian mempengaruhi dan sebagian dipengaruhi oleh jumlah anggota rumahtangga, tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga, umur pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga, lama usaha industri tahu, dan pekerjaan utama dan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga. Jumlah
anggota
rumahtangga
mempengaruhi
pekerjaan
anggota
rumahtangga yang menghasilkan pendapatan dan mempengaruhi beban biaya kebutuhan sehari-hari rumahtangga yang ditanggung pengusaha. Tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga mempengaruhi jenis pekerjaan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga dan tingkat pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan pengusaha industri tahu membiayai pendidikan anggota rumahtangga. Lama menjalankan usaha industri tahu mempengaruhi pendapatan yang diperoleh pengusaha indsutri tahu. Lamanya usaha industri tahu yang sudah dijalankan pengusaha berarti pendapatan dari industri tahu mampu memenuhi kebutuhan rumahtangga pengusaha, umur pengusaha industri tahu dan anggota merupakan karakteristik sosial, pekerjaan utama dan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga yang dijalankan mempengaruhi besar kecilnya kontribusi pendapatan pengusaha industri tahu dari sektor industri tahu. Rumahtangga pengusaha yang hanya bekerja di sektor industri tahu saja adalah pengusaha industri tahu, dalam proses produksi tahu menggunakan bahan baku berupa kedelai yang diolah menjadi tahu. Proses produksi tahu dipengaruhi 22
faktor produksi seperti modal, bahan baku, bahan pelengkap, energi, tenaga kerja, dan transportasi. Produk berupa tahu yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian dipasarkan ke bebearapa daerah pemasaran dengan dua sistem pemasaran yaitu produsen → konsumen, dan produsen → pedagang → konsumen. Hasil dari penjualan tahu yang diperoleh pengusaha masih dalam pendapatan kotor, pengusaha untuk memperoleh pendapatan bersih maka hasil penjualan tahu dikurangi dengan biaya produksi pembuatan tahu. Sebagian pengusaha dan anggota rumahtangga yang memiliki pekerjaan di sektor nonindustri tahu mendapatkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Pendapatan kotor dari sektor non-industri dikurangi biaya-biaya operasionalnya sehingga didapat pendapatan bersih. Pendapatan bersih yang diterima pengusaha dan anggota rumahtangga dari sektor industri tahu maupun non-industri tahu maka akan diketahui pendapatan total pendapatan rumahtangga pengusaha. Perbandingan antara pendapatan bersih dari hasil penjualan tahu dengan pendapatan total rumahtangga
pengusaha
digunakan
untuk
menghitung
besar
kontribusi
pendapatan tahu terhadap pendapatan total rumahtangga pengusaha. Hasil perhitunngan kontribusi disajikan menggunakan presentase. Penjelasan tersebut disajikan dalam bentuk kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar 1.1.
23
Faktor Produksi
Aktifitas Ekonomi
Karakteristik Sosial-
Rumahtangga Pengusaha Tahu
Ekonomi Rumahtangga Pengusaha
Industri Tahu
Non Industri Tahu
- Modal
- Tingkat pendidikan
- Bahan Baku - Bahan Pelengkap - Energi
pengusaha industri tahu dan Proses Pembuatan Tahu
Pendapatan Non Indistri Tahu
- Tenaga Kerja - Transportasi
- Jumlah anggota rumahtangga
anggota rumahtangga - Umur pengusaha industri tahu dan anggota anggota
Produk (Tahu)
rumahtangga - Lama usaha industri tahu
Pemasaran
Sistem Pemasaran - produsen → konsumen - Produsen → pedagang - Produsen → pedagang → konsumen Daerah pemasaran
Pendapatan Industri Tahu Pendapatan Total Rumahtangga Pengusaha Industri Tahu
Gambar 1.1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran 24
- Pekerjaan utama dan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga
1.8. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu kesimpulan penelitian yang kebenarannya perlu diuji. Hipotesis digunakan untuk memperjelas keadaan yang masing-masing diragukan kebenarannya dan mengarahkan suatu tindakan yang akan dilakukan. Tabel 1.2. Hipotesis PERMASALAHAN
TUJUAN PENELITIAN
HIPOTESIS
Bagaimana karakteristik Mengetahui karakteristik
1.a. mayoritas rumahtangga
sosial-ekonomi
sosial-ekonomi pengusaha
pengusaha beranggotakan 3
rumahtangga pengusaha dan anggota rumahtangga
orang anggota rumahtangga
industri tahu di Desa
pengusaha industri tahu di
1.b. Pendidikan pengusaha
Leses, Kecamatan
Desa Leses, Kecamatan
didominasi lulusan SD
Manisrenggo, Kabupaten Manisrenggo, Kabupaten
sedangkan pendidikan anggota
Klaten, Propinsi Jawa
Klaten, Propinsi Jawa
rumahtangga didominasi
Tengah?
Tengah
lulusan SMP 1.c. mayoritas usia pengusaha dan anggota rumahtangga termasuk dalam usia produktif 1.d. semua pengusaha sudah menjalankan industri tahu dengan lama usaha > 20 tahun, 1.e. pekerjaan sampingan pengusaha mayoritas sebagai petani, pekerjaan utama anggota rumahtangga mayoritas sebagai pelajar dan sampingannya mayoritas sebagai petani
25
Lanjutan tabel 1.2. PERMASALAHAN
TUJUAN PENELITIAN
HIPOTESIS
Bagaimana sistem
Mengetahui sistem
Sistem pemasaran dengan cara
pemasaran dan daerah
pemasaran dan daerah
produsen → konsumen
pemasaran produksi tahu pemasaran produksi tahu
merupakan sistem yang
yang berada di Desa
yang berada di Desa Leses, menguntungkan pengusaha
Leses, Kecamatan
Kecamatan Manisrenggo,
dan daerah pemasaran tahu
Manisrenggo, Kabupaten Kabupaten Klaten, Propinsi dilakukan dekat dengan lokasi Klaten, Propinsi Jawa
Jawa Tengah
industri tahu yang berada di
Tengah? Berapa besar kontribusi
pasar tradisional Mengetahui kontribusi
Kontribusi pendapatan dari
pendapatan dari industri pendapatan industri tahu
industri tahu terhadap
tahu terhadap
pendapatan rumahtangga
terhadap pendapatan
pendapatan rumahtangga rumahtangga pengusaha
dilakukan oleh mayoritas
pengusaha industri tahu
industri tahu di Desa Leses, pengusaha tahu di Desa Leses
di Desa Leses,
Kecamatan Manisrenggo,
Kecamatan
Kabupaten Klaten, Propinsi pendapatan pengusaha.
yang lebih dari 60% dari
Manisrenggo, Kabupaten Jawa Tengah Klaten, Propinsi Jawa Tengah?
1.9. Batasan Operasional 1.
Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya (Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UU No. 5 Tahun 1984).
2.
Industri rumahtangga adalah usaha yang jumlah pekerjanya 1-4 orang (BPS).
3.
Industri kecil adalah usaha kecil yang jumlah pekerjanya 5-19 orang (BPS).
26
4.
Sentra industri yaitu suatu tempat yang terdapat banyak industri tertentu atau pusat dari suatu industri tertentu (Desperindagkop DIY, 2004).
5.
Industri pengolahan adalah suatu kegiatan pengubahan barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi atau yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual (BPS, 2012). Industri tahu dalam penelitian ini mengolah dari bahan mentah yaitu yang masih berupa kedelai menjadi barang setengah jadi yang kemudian dijual ke pedagang maupun langsung ke konsumen.
6.
Pengusaha industri tahu adalah seseorang yang memiliki usaha di bidang industri tahu.
7.
Karaktristik Sosial-Ekonomi adalah indikator-indikator kehidupan manusia yang memiliki nilai sosial dan ekonomi. Karakteristik sosial dalam penelitian ini antara lain jumlah anggota rumahtangga, tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga, umur pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga. Karakteristik ekonomi dalam penelitian ini antara lain lama usaha industri tahu, pekerajaan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga serta pekerjaan utama anggota rumahtangga.
8.
Faktor produksi adalah faktor yang terdapat pada suatu produksi yang berpengaruh terhadap produksi tersebut (Marsudi, 1992). Faktor produksi pada kegiatan industri tahu dalam penelitian ini meliputi modal, bahan baku, bahan pelengkap, energi, tenaga kerja, dan transportasi.
27
9.
Modal adalah semua milik pengusaha yang mempunyai nilai uang yang dipergunakan untuk menjalankan usahanya (Adiwilangga, 1975 dalam Ana Purdiana, 2011). Modal bisa dalam bentuk modal yang nilainya berubahubah/uang dan modal tetap. Modal yang nilainya berubah-ubah/uang dalam usaha industri tahu seperti uang yang digunakan untuk membeli bahan bahan baku, bahan pelengkap, dan biaya lain yang diperlukan selama produksi tahu. Modal tetap seperti lahan untuk industri, alat-alat yang digunakan dalam produksi tahu.
10.
Bahan baku industri adalah bahan pokok yang digunakan dalam produksi untuk menghasilkan barang setengah jadi atau barang jadi (Tri Djoko, 1981 dalam Eka Kurniawan, 2012). Penelitian ini bahan baku pembuatan tahu dari hasil pertanian berupa kedelai yang didapat dari luar daerah industri melalui agen/perantara.
11.
Bahan pelengkap bahan tambahan yang digunakan pada bahan baku/dasar untuk menambah pendapatan. Bahan pelengkap dalam penelitian ini berupa ragi yang digunakan pada ampas tahu untuk pembuatan tempe gembus yang kemudian dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan pengusaha.
12.
Energi/sumber tenaga berupa bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi tahu. Sumber tenaga/energi dalam penelitian ini berupa solar yang digunakan pada mesin penggilingan, kayu bakar, kawul, janggel, serbuk gergaji, dan sekam. Pengusaha mendapatkan sumber tenaga/energi ada yang mencari sendiri dan ada yang melalui perantara/agen.
13.
Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada suatu usaha dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang (tenaga kerja dibayar) maupun 28
tenaga kerja pemilik dan/atau tenaga kerja keluarga yang bisasanya aktif dalam kegiatan usaha tetapi tidak dibayar (BPS). 14.
Transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis (Steenbrink, 1974). Transportasi dalam penelitian ini digunakan untuk membawa bahan baku dari agen ke tempat industri untuk diolah dan membawa produk tahu untuk dipasarkan. Transportasi masuk dalam beban biaya produksi karena biaya dikeluarkan untuk membeli bensin.
15.
Produksi adalah penciptaan benda-benda yang secara langsung atau tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia (Renner, 1957). Produk tahu pada penelitian ini merupakan hasil produksi dari industri tahu yang dilakukan pengusaha.
16.
Pemasaran adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan benda produksi ke tangan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Sudarsin, 2004 dalam Eka Kurniawan, 2012). Peneltian ini yang dipasarkan berupa tahu.
17.
Sistem pemasaran adalah cara atau tindakan yang diperlukan untuk menyampaikan benda-benda produksi ke tangan konnsumen secara langsung maupun tidak langsung (Basu Swastha, 1979 dalam Ana Purdiana, 2011). Sistem pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha dalam memasarkan produk yaitu dari produsen → konsumen, produsen → pedagang, dan produsen → pedagang → konsumen.
29
18.
Daerah pemasaran adalah suatu area yang dijadikan tempat oleh pedagang atau pengusaha untuk memasarkan produk, dalam penelitian ini produknya berupa tahu.
19.
Pendapatan adalah hasil penjualan barang produksi kotor dikurangi semua biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam periode tertentu (Tri Djoko, 1981 dalam Eka Kurniawan, 2012). Pendapatan dalam penelitian ini berasal dari industri tahu dan non industri tahu.
20.
Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah bahwa pembiayaan keperluan jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama (BPS)
21.
Pendapatan rumahtangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumahtangga dalam bentuk uang yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumahtangga atau sumber lain
(Samuelson dan Nordhaus, 2002
dalam Rahana Situmorang, 2009). Pendapatan dalam penelitian ini dari industri tahu yang dilakukan pengusaha dan anggota rumahtangganya serta pendapatan dari sektor lain yang diterima anggota rumahtangga pengusaha industri tahu. 22.
Kontribusi adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Penelitian ini kontribusi dapat berupa materi yaitu pendapatan dari usaha industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga.
30