BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standard-standard baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan pemilik bangunan yang senantiasa melakukan penambahan atau perubahan lingkup pekerjaan. Keberhasilan penyelesaian suatu proyek konstruksi
tergantung dari
kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat didalam, yaitu pengguna jasa (owner), penyedia jasa (kontraktor pelaksana, dan konsultan). Pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda, yang berpontesi menimbulkan konflik
atau
perselisihan pada saat perencanaan dan pelaksaan proyek. Sebelum proses konstruksi dimulai, pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa membuat kesepakatan tertulis berupa surat perjanjian atau kontrak. Keberhasilan penyelesaian suatu proyek konstruksi dan menjaga agar realisasi biaya sama dengan yang dianggarkan sangat tergantung pada perencanaan yang membutuhkan pertimbangan teknis yang matang. Jika pertimbangan teknis kurang matang maka akan menyebabkan keterlambatan didalam penyelesaian proyek seperti masalah kekurangan material, yang disebabkan oleh konsultan atau pengguna jasa, dan tidak kompetennya penyedia jasa. Keterlambatan ini bisa berdampak terhadap biaya dan kualitas. Kajian tentang masalah munculnya tuntutan di proyek konstruksi sudah banyak dilakukan diantaranya Fisk, (1997), Robert D. Gilbreath (1995), Nur Wahyuni (1996) dan Ahuja (1984). Kajian-kajian di atas membahas tentang jenis-jenis tuntutan (klaim), penyebab dan antisipasi tuntutan (klaim) serta alternatif penyelesaian klaim. Dengan mengetahui jenis dan penyebab klaim serta bagaimana mengantisipasi klaim dan alternatif penyelesaiannya maka tentu sangat bermanfaat bagi industri kontruksi sehingga industri ini semakin efisien dan tentu akan menyumbang terhadap
Universitas Sumatera Utara
perekonomian negara. Salah satu penyebab terjadinya tuntutan antara pemilik dan kontraktor adalah keterlambatan. Bila dilihat lagi “penyebab keterlambatan ini bermacam-macam. Keterlambatan proyek juga banyak yang disebabkan faktor pengembang/pemilik. Misalnya, karena perencanaan yang tidak matang, di tengah jalan pengembang/pemilik yang mengerjakan sendiri, mengatur sendiri pula sub-sub kontraktor. Hal itu sering menyebabkan kesungguhan kontraktor berkurang. Keterlambatan ini terjadi karena berbagai macam hal. Seperti, misalnya perubahan-perubahan desain, kesalahan manajemen, kekurangan peralatan ataupun tenaga ahli maupun karena waktu yang disediakan pemilik memang tidak cukup (Unrealistic Schedule). Setiap kontraktor mengharapkan untuk menangani pekerjaan yang semua kondisinya berada dalam keadaan yang ideal. Suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu dan hanya melibatkan sedikit perubahan dari pemilik yang menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara nyata serta sebanding dengan banyaknya uang yang dapat dihemat. Bila dalam suatu proyek pemilik memerintahkan kontraktor untuk melakukan pekerjaan yang tidak tercantum dalam kontrak, maka pemilik diharapkan untuk dapat segera untuk dapat mengeluarkan dokumen perubahan pekerjaan (contract change order) dimana dokumen yang berkaitan dengan jumlah perubahan pekerjaan tersebut dimasukkan dalam kontrak dan kontraktor berhak untuk mendapatkan biaya tambahan untuk perubahan pekerjaan yang dilakukan. Dalam hal ini kontraktor tentunya tidak berhak untuk mengajukan klaim karena sudah ada kompensasi dari pemilik. Kontraktor baru dapat mengajukan klaim bila pemilik menunda untuk mengeluarkan dokumen tersebut sehingga menyebabkan kontraktor memperbaiki jadwal kerjanya serta mengeluarkan biaya tambahan.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi fisik di lapangan yang berbeda dari yang tertulis pada dokumen kontrak dapat menjadi suatu masalah, dimana kontraktor berhak mendapat tambahan biaya untuk suatu pekerjaan. Adanya data-data kondisi tanah yang berbeda dari rencana juga dapat mengakibatkan tambahan biaya bahkan menyebabkan keterlambatan di suatu proyek. Manajemen merupakan faktor penting dalam organisasi pemilik ataupun kontraktor. Adanya kesalahan manajemen oleh pemilik dapat menyebabkan kontraktor mengajukan klaim kepada pemilik. Demikian pula sebaliknya, adanya kesalahan manajemen pada kontraktor dapat merugikan pemilik dan mengakibatkan timbulnya klaim kepada kontraktor. Bila digunakan sistem kerja ‘fast-track construktion’, dimana sistem ini memungkinkan adanya pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan desain, biasanya diperlukan banyak perubahan- perubahan desain. Perubahan-perubahan desain tersebut dapat menyebabkan peselisihan antara pemilik dan kontraktor dan pada akhirnya menyebabkan kontraktor mengajukan klaim. „Itikad buruk‟ adalah sebab klaim yang berkaitan dengan berbagai tindakan penipuan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, klaim „itikad buruk‟ telah menjadi biasa. Yang termasuk kedalam klaim itikad buruk ini adalah penggelapan, salah pengertian, usaha-usaha yang ditujukan untuk menyusahkan orang lain atau usaha-usaha yang tidak memperhitungkan efek yang timbul terhadap yang lain. Klaim itikad buruk ini dapat berasal darikontraktor maupun dari pemilik. Ada kontraktor yang merasa dirugikan oleh tindakan pemilik yang dengan sengaja menunda-nunda pembayaran atau bahkan tidak membayar sama sekali pekerjaan yang telah dilaksanakan. Di lain pihak, ada pula pemilik yang merasa dirugikan oleh tindakan kontraktor yang tidak bertanggung jawab.
Kompleksitas pelaksanaan proses konstruksi, dokumen-dokumen proyek, dan kondisi kontrak berpotensi menyebabkan terjadinya perselisihan dan konflik interpretasi. Adanya masalah atau kejadian yang tidak sesuai dengan kontrak dapat berpotensi menimbulkan tuntutan. (Fisk, 1997). Bila penanganan terhadap perbedaan tersebut tidak diatur secara lengkap dan jelas dalam kontrak maka hal tersebut menimbulkan potensi untuk menjadi tuntutan.
Universitas Sumatera Utara
Pada kenyataannya di Indonesia pihak penyedia jasa takut mengajukan tuntutan terhadap pengguna jasa. Hal ini di karenakan pihak pengguna jasa selalu lebih dominan dari pada posisi penyedia jasa. Penyedia jasa hampir selalu harus memenuhi konsep kontrak yang dibuat pengguna jasa karena pengguna jasa selalu menempatkan dirinya lebih tinggi dari penyedia jasa.
1.2 Perumusan Masalah Dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi yang semakin kompleks sering dijumpai berbagai permasalahan seperti perubahan desain, perubahan pekerjaan yang dilakukan oleh pengguna jasa, keterlambatan material, dan kejadian yang tidak sesuai dengan kontrak. Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya tuntutan oleh penyedia jasa. Tuntutan tersebut dapat berupa permintaan kompensasi biaya dan waktu.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan tuntutan dari penyedia jasa. 2. Untuk menganalisa apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya tuntutan pada proyek pembangunan Gedung Hotel SANTIKA Medan.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian di lakukan di kota Medan pada proyek pembangunan Gedung Hotel Santika Medan. 2. Potensi tuntutan dari penyedia jasa yang terjadi pada proyek pembangunan Gedung Hotel Santika Medan yang berpengaruh pada waktu pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang harus dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan cara studi kasus. Yaitu dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui berbagai cara. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentang identifikasi potensi terjadinya tuntutan pada proyek konstruksi. Penelitian yang akan dilakukan penulis merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif, yaitu penelitian yang menekan pada pemaparan data-data yang diperoleh dari lapangan mengenai potensi tuntutan pada proyek konstruksi secara sederhana dan dapat dipahami pembaca. Data Deskriptif Kualitatif ini diambil dari wawancara, membaca dokumentasi, dan observasi langsung ke proyek konstruksi.
Hal-hal yang akan dilakukan dalam melaksanakan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Permasalahan dan Penentuan Tujuan Identifikasi permasalahan dilakukan untuk mengetahui potensi tuntutan pada proyek pembangunan Gedung Hotel Santika Medan yang diajukan oleh pihak penyedia jasa. Kemudian menentukan tujuan yang ingin dicapai melalui kajian mengenai potensi tuntutan pada proyek ini.
2. Kajian Pustaka Kajian pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai prinsip dasar tuntutan, unsur-unsur tuntutan, penyebab terjadinya tuntutan, alternatif penyelesaian tuntutan, dan pencegahan terjadinya tuntutan. Kajian pustaka dilakukan dengan mempelajari jurnal-jurnal, makalah, dan internet.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey langsung ke proyek pembangunan Gedung Hotel Santika Medan. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data primer didapatkan dengan pencatatan data secara langsung dilokasi penelitian dan wawancara langsung kepada personal proyek. Sedangkan data skunder didapatkan dengan mencari informasi mengenai tuntutan melalui jurnal, makalah, dan internet. Data primer meliputi : Informasi proyek, yang berisi tentang data teknis proyek seperti lokasi proyek, nilai kontrak, organisasi proyek. Data ini diperlukan untuk mengetahui gambaran umum proyek. Dokumen Kontrak Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi pasal-pasal yang ada dalam dokumen kontrak. Penjadwalan, yang meliputi Kurva S. Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan proyek. Catatan harian proyek, yang berisi penemuan-penemuan kondisi yang tidak terlihat, penyimpangan rencana atau konflik, pertanyaan-pertanyaan penting, perbedaan pendapat yang muncul, dan setiap kejadian yang berhubugan dengan keterlambatan. Dokumentasi Proyek, yang berisi foto-foto proyek.
Data Sekunder meliputi : Landasan hukum tuntutan. Dokumen pendukung pengajuan tuntutan. Prosedur pengajuan tuntutan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penggambaran suatu permasalahan pada proyek konstruksi yang berpotensi menjadi tuntutan dengan penyajian data yang diperoleh dari lapangan secara menyeluruh. Selanjutnya di analisis dengan membandingkan antara hasil dari studi lapangan dengan studi pustaka.
5. Pelaporan dalam bentuk laporan awal (draft) dan laporan akhir Hasil penelitian Tugas Akhir akan disampaikan dalam bentuk laporan.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir ini akan disampaikan dalam lima bagian. Adapun deskripsi dari laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian , ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berisi mengenai prinsip dasar mengenai tuntutan, unsur-unsur tuntutan, penyebab terjadinya tuntutan, dan alternatif penyelesaian.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menyajikan penjelasan tentang metodologi yang penulis gunakan untuk mendapakan data-data yang diperlukan untuk penelitian dalam tugas akhir ini, selain itu menyajikan data yang diperoleh dari proyek konstruksi mengenai hal-hal yang berpotensi menimbulkan tuntutan. Data ini akan digunakan untuk melakukan analisis pengajuan tuntutan yang dilakukan pada proyek kontruksi.
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi mengenai data dari hasil pengamatan di lapangan berupa data wawancara dan pencatatan mengenai potensi tuntutan yang terjadi serta dokumen-dokumen yang terkait diolah yang kemudian dibandingkan dengan data yang penulis peroleh melalui studi pustaka lalu dilakukan analisis terhadap hal-hal yang berpotensi menimbulkan tuntutan yang terjadi pada proyek konstruksi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari analisa yang dilakukan dan saran-saran dari kesimpulan yang diambil untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara