BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Antidepresan adalah terapi obat-obatan yang diberikan pada penderita gangguan depresif. Gangguan depresif adalah salah satu gangguan kesehatan jiwa yang paling sering terjadi. Gangguan depresif merupakan gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai masalahnya.1 Menurut World Health Organization (WHO) gangguan depresif berada pada posisi keempat penyakit dunia yang mengenai 20% wanita dan 12% laki-laki dan pada tahun 2020 diperkirakan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia. Di Indonesia prevalensi depresi cukup tinggi yaitu sekitar 17-27%.2,3 Antidepresan mempunyai kemampuan untuk menghambat beberapa tipe reseptor, diantaranya reseptor H1 dan H2, reseptor adrenergik α1 dan α2, serta reseptor muskarinik.4 Antidepresan ini dapat menimbulkan berbagai efek samping yang bersifat sementara maupun menetap, salah satu efek yang dapat dirasakan adalah mulut kering atau xerostomia. Efek xerostomia merupakan efek yang bersifat menetap dan akan muncul 4-12 minggu setelah mengonsumsi obat antidepresan (biasanya pada trisiklik dan tetrasiklik).5 Pada penelitian Keene, Galasko, dan Land (2003), dari 381 orang pasien yang tercatat dirawat dengan obat antidepresan, 58% pasien berpotensi mengalami xerostomia.6 Xerostomia merupakan sensasi subjektif berupa mulut kering yang tidak selalu berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar saliva.7 Xerostomia ditandai dengan penurunan laju aliran saliva dan perubahan komposisi dari saliva itu sendiri.7,8 Keadaan hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva yang lebih rendah dari 0,7 ml/menit. Laju aliran saliva tanpa adanya stimulasi pada keadaan hiposalivasi kurang dari 0,1-0,2 ml/menit.9,10
Universitas Sumatera Utara
Banyak sekali dampak atau masalah yang akan timbul pada penderita xerostomia, diantaranya adalah mukosa mulut yang kering akan mudah teriritasi, sukar berbicara, sukar dalam mengunyah dan menelan, mengalami masalah dalam pemakaian protesa, rasa seperti terbakar, gangguan pengecapan, perubahan jaringan lunak, pergeseran dalam mikroflora mulut, karies gigi meningkat, radang pada jaringan periodonsium, dan nafas bau atau halitosis. Ada beberapa cara dalam mengatasi xerostomia, yaitu dengan mengetahui penyebabnya terlebih dahulu kemudian melakukan terapi. Perawatan yang diberikan juga tergantung pada berat dan ringannya xerostomia. Pada keadaan yang berat dapat diberikan obat-obatan yang bisa merangsang aliran saliva.11 Pada keadaan yang ringan dapat dirawat dengan cara stimulasi mekanis, kimiawis, dan mekanis kimiawis.12 Stimulasi mekanis kimiawis adalah cara yang paling praktis dan ekonomis untuk menstimulasi aliran saliva diantara beberapa cara yang disebutkan, karena pada stimulasi mekanis-kimiawis ini pasien dapat dianjurkan untuk mengunyah dan menghisap permen karet yang tidak mengandung gula.11 Xylitol merupakan salah satu permen karet yang mengandung gula alkohol dengan kadar kalori 40% lebih rendah dari pada gula pasir (sukrosa) tetapi mempunyai tingkat kemanisan yang sama dan dapat digunakan untuk menstimulasi aliran saliva. Pemberian permen karet xylitol 3-5 kali sehari selama lima menit dapat menghambat akumulasi plak, menstimulasi aliran saliva serta membuat keadaan rongga mulut tidak menguntungkan bagi bakteri untuk tumbuh.12,13 Menurut Nyoman (2011), xilitol dapat meningkatkan produksi air liur sehingga dapat meredakan xerostomia, mengurangi infeksi mulut dan nasofaring.12 Berdasarkan penelitianpenelitian terdahulu mengenai laju aliran saliva, menunjukkan bahwa mengunyah permen karet xylitol dapat meningkatkan aliran saliva pada wanita menopause.13 Selain itu juga pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mengunyah permen karet xylitol dapat meningkatkan aliran saliva perokok.12 Namun pada kedua penelitian ini hanya melakukan perlakuan stimulasi saliva dengan cara mengunyah saja dan belum ada penelitian stimulasi saliva dengan perlakuan lainnya seperti
Universitas Sumatera Utara
membandingkan perbedaan laju aliran saliva distimulasi dengan mengunyah dan menghisap permen karet xylitol. Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan laju aliran saliva yang distimulasi dengan mengunyah dan menghisap permen karet xylitol pada pasien yang mengkonsumsi antidepresan. Permen karet xylitol dipilih karena permen karet ini mengandung rendah gula sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit sistemik. Keamanan serta efektifitas dari xylitol sebagai bahan makanan, obat-obatan terutama pada produk kesehatan mulut juga direkomendasikan oleh lembaga kesehatan internasional.14 Maka pada penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan laju aliran saliva yang distimulasi dengan mengunyah dan menghisap permen karet xylitol pada pasien mengonsumsi antidepresan yang mengalami xerostomia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan laju aliran saliva yang distimulasi dengan mengunyah dan menghisap permen karet xylitol pada pasien mengonsumsi antidepresan di RSUP Haji Adam Malik Medan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini dilakukan adalah : Untuk mengetahui perbedaan laju aliran saliva yang distimulasi dengan mengunyah dan menghisap permen karet xylitol pada pasien mengonsumsi antidepresan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Tujuan khusus penelitian ini dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui laju aliran saliva pada pasien yang mengonsumsi antidepresan dengan xerostomia.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui laju aliran saliva yang distimulasi dengan mengunyah xilitol pada pasien mengonsumsi antidepresan dengan xerostomia. 3. Untuk mengetahui laju aliran saliva yang distimulasi dengan menghisap xilitol pada pasien mengonsumsi antidepresan dengan xerostomia. 1.4 Hipotesis Penelitian Ada perbedaan laju aliran saliva yang distimulasi dengan mengunyah dan menghisap permen karet xylitol pada pasien mengonsumsi antidepresan di RSUP Haji Adam Malik Medan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan memberikan masukan atau kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya bagi instansi pendidikan. 2. Bagi dokter gigi diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai laju aliran saliva pada pasien yang mengkonsumsi antidepresan serta cara penanggulangannya. Manfaat praktis penelitian ini : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan edukasi bagi tenaga kesehatan mengenai cara alternatif dalam menstimulasi laju aliran saliva dengan menggunakan permen karet xilitol pada pasien mengkonsumsi antidepresan. 2. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat menerapkan dalam masyarakat tentang alternatif dalam menstimulasi laju aliran saliva pada pasien mengkonsumsi antidepresan yang mengalami xerostomia.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi pasien diharapkan dapat menjadi salah satu cara alternatif untuk meningkatkan aliran saliva.
Universitas Sumatera Utara