BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi belakangan ini telah
memberikan dampak yang sangat luas di berbagai sektor kehidupan. Sektor yang paling cepat terkena dampaknya adalah sektor transportasi. Fluktuasi suplai dan harga minyak bumi seharusnya membuat kita sadar bahwa jumlah cadangan minyak yang ada di bumi semakin menipis. Karena minyak bumi adalah bahan bakar yang tidak bisa diperbarui maka kita harus mulai memikirkan bahan penggantinya. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%), transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012). Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil. Dari total tersebut, hampir 50%-nya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi masalah bagi Indonesia. (Sumber : Direktorat Jenderal Migas, 2012, Statistik Minyak Bumi. Jakarta). Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna, dengan potensi cadangan energi fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis, pemenuhan kebutuhan energi akan menghadapi kendala yang besar. Bahkan menurut prediksinya, tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara pengimpor energi. Menurut Harm J de Blij, salah satu indikator yang membedakan negara berkembang dengan negara maju adalah penggunaan energi per orang. Semakin tinggi penggunaan energinya, semakin maju negara tersebut. Menghadapi keterbatasan sumber energi berupa minyak, menghemat energi merupakan
Universitas Sumatera Utara
langkah cerdas. Namun demikian, tidak dapat pula dipungkiri bahwa konsumsi energi tetap harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Sumber : http:// esdm.go.id/news-archives/323-energi-barudan-terbarukan/6071-potensi-energi-baru-terbarukan-indonesia-cukup-untuk-100 tahun-.html) Menghadapi tantangan cadangan sumber daya fosil yang semakin menipis, menghemat energi merupakan langkah cerdas. Namun demikian, peningkatan konsumsi energi sebagai indikator kemajuan ekonomi Indonesia tetap harus difasilitasi dengan keberadaan sumber energi yang mendukung. Menghadapi tantangan tersebut, Indonesia perlu memperluas pemanfaatan sumber energi lain untuk menggantikan pemakaian energi fosil. Indonesia memerlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi alternatif campuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak. Sebenarnya di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang melimpah, sepeti biodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit maupun kedelai untuk mesin diesel. Atau methanol dan ethanol dari biomassa, tebu, jagung, dll yang bisa dipergunakan sebagai pengganti bensin, dan sekarang ini yaitu penghemat bahan bakar atau yang sering disebut dengan “ Super fuel”. Selain itu pembakaran bahan bakar fosil ini telah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Kualitas udara yang semakin menurun akibat asap pembakaran minyak bumi, adalah salah satu efek yang dapat kita lihat dengan jelas. Kemudian efek gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas CO2 hasil pembakaran minyak bumi. Seperti kita ketahui pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO2, yang lama kelamaan akan menumpuk di atmosfer. Radiasi sinar matahari yang dipancarkan kebumi seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa, namun penumpukan CO2 ini akan menghalangi pantulan tersebut. Akibatnya radiasi akan kembali diserap oleh bumi yang akhirnya meningkatkan temperatur udara di bumi. Kedua efek tersebut hanya sebagian dari efek negatif bahan bakar fosil yang kemudian masih diikut i serangkaian efek negatif lain bagi manusia. Oleh karena itu pemakaian suatu bahan bakar terbarukan yang lebih aman bagi lingkungan adalah suatu hal yang mutlak.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dilakukan pengujian mesin otto dengan menggunakan Super fuel, disini penulis memilih ”PowerMax”, karena powermax ini merupakan inovasi putra Indonesia dalam bidang suplemen bahan bakar yang dapat memberikan solusi dalam masalah efisiensi/penghematan pemakaian bahan bakar, mengatasi masalah polusi gas buang. Interaksi super fuel powermax dengan bensin menimbulkan reaksi seketika dalam memecah dan melembutkan partikel bahan bakar sehingga mudah terbakar dalam ruang bakar menjadikan pembakaran menjadi lebih sempurna, tenaga menjadi lebih besar, tidak ngelitik/detonasi dan kadar polusi gas buang turun drastis.
1.2
Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dilakukan pengujian ini ialah: 1. Mengetahui pengaruh pemakaian campuran premium dengan super fuel terhadap unjuk kerja mesin generator set otto. 2. Mengetahui pengaruh pemakain campuran premium dengan super fuel terhadap emisi gas buang
1.3
Manfaat Pengujian
Adapun manfaat dilakukan pengujian ini ialah: 1. Untuk pengembangan super fuel yang akan digunakan pada mesin otto, dan untuk mengurangi emisi gas buang ditinjau dari sudut prestasi mesin. 2. Memberikan informasi sebagai referensi bagi kalangan dunia pendidikan yang ingin melakukan riset di bidang otomotif dalam pengembangan super fuel dan pengaruhnya terhadap performansi mesin generator set otto.
1.4
Ruang lingkup Pengujian
Bahan bakar yang dipakai adalah super fuel ” PowerMax” . 1.
Alat uji yang digunakan untuk menghitung nilai kalor pembakaran super fuel adalah ”Bom Kalorimeter”
2.
Mesin uji yang digunakan untuk mendapatkan unjuk kerja motor bakar bensin adalah mesin Generator set 4-langkah dengan merk STARKE Tipe
Universitas Sumatera Utara
GFH1900LX pada laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin USU. 3. Unjuk kerja mesin generator set otto yang dihitung adalah : − Daya (Brake Power) − Torsi (Torsion) − Konsumsi bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption) − Efisiensi termal brake (Brake Thermal Effeciency) − Rasio perbandingan udara-bahan bakar (Air Fuel Ratio) − Emisi gas buang 4. Alat uji emisi yang digunakan untuk menghitung nilai emisi adalah “Alat Uji Emisi Sukyjung SY-GA401 Gas Analyzer”. 5. Senyawa gas buang yang dikaji adalah karbon monoksida (CO) karbondioksida (CO2), hidrokarbon (HC) dan oksigen (O2).
1.5
Metodologi Penulisan Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut : a. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang terkait. b. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel, gambar-gambar dan buku elektronik (e-book) serta data-data lain yang berhubungan.
1.6
Sistematika Penulisan
Tugas sarjana ini dibagi dalam beberapa bab dengan garis besar tiap bab adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup pengujian.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan landasan teori yang digunakan yaitu mengenai motor bensin, bahan bakar super fuel, pembakaran motor bensin, persamaan-persamaan yang digunakan, emisi gas buang kendaraan dan pengendaliannya.
Universitas Sumatera Utara
Bab III : Metodologi Pengujian
Bab ini memberikan informasi mengenai tempat pelaksanaan pengujian, bahan dan peralatan yang dipakai serta tahapan dan prosedur pengujian.
Bab IV : Hasil dan Analisa Pengujian
Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari setiap pengujian melalui pembahasan perhitungan dan penganalisaan dengan memaparkan kedalam bentuk tabel dan grafik.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini sebagai penutup berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun laporan.
Lampiran
Pada lampiran dapat dilihat hasil data yang diperoleh dari pengujian dalam bentuk tabel dan Undang-undang lingkungan hidup tentang baku mutu emisi untuk mesin tidak bergerak.
Universitas Sumatera Utara