BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan terus mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Diawali dengan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, yang dalam kurung waktu hanya 7 tahun mampu memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan, dan Makasar. 1 Seiring dengan perkembangan tersebut mulai banyak bermunculan lembagalembaga keuangan lainnya yang menggunakan sistem Perbankan Syariah yang salah satunya yaitu Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri atau biasa disebut BSM adalah Bank Syariah terbesar di Indonesia yang meluncurkan produk BSM Cicil Emas pada tahun 2013.Hal ini dikarenakan emas merupakan barang dengan permintaan yang tinggi. Permintaan tinggi tersebut seperti untuk proteksi asset, kepentingan berjaga, kebutuhan tabungan haji maupun investasi. Dapat diketahui bahwa hampir setiap lima tahun harga emas bisa naik minimal sekitar 100 persen. Produk Cicil Emas ini telah tersedia di BSM Pemalang.BSM Pemalang berdiri sejak tahun 2009, dengan jumlah nasabah Cicil Emas di BSM Pemalang sampai sekarang mencapai sekitar 62 orang. Produk BSM Cicil Emas ini tergolong produk baru yang belum semua orang paham akan penerapannya. Untuk mendapatkan emas ini, Bank Syariah Mandiri memesan emas yang dijadikan sebagai obyek pada produk BSM Cicil Emas dengan bekerjasama dengan toko
1
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Cet. Ke-1, hlm. 25-26.
1
2
mas rekanan yang kemudian dijual kembali kepada nasabah sebesar harga beli dan ditambah keuntungan yang disepakati bersama BSM dan nasabah. Dalam pelunasan Pembiayaan BSM Cicil Emas ini pihak BSM memberikan kesempatan hingga jangka waktu tertentu yang telah disepakati dengan nasabah. Mekanisme Pembiayaan BSM Cicil Emas ini,
dapat dilakukan dengan
pembelian tunai atau dengan fasilitas Pembiayaan BSM Cicil Emas yaitu pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk membeli emas dengan cara dicicil dengan tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah dengan jaminan diikat dengan rahn (gadai). Sedangkan nilai pembiayaannya maksimal 80% dari harga jual dengan uang muka 20%.Jangka waktu Pembiayaan BSM Cicil Emas adalah 2 sampai 5 tahun.2 Untuk melakukan investasi melalui Bank Syariah Mandiri, cara pembayaran diangsur dengan total pembayaran sesuai harga awal dan tidak ada perubahan harga. Tapi, pelunasan BSM Cicil Emas tidak boleh kurang dari setahun. Keuntungan dari produk BSM Cicil Emas dibanding bank-bank syariah lainnya yaitu, tarif BSM kompetitif, lebih ringan dari produk Cicil Emas bank lain. Keuntungan lainnya, antara lain, emas diasuransikan, layanan profesional, dan likuid.3 Bank Syariah Mandiri menawarkan kemudahan dan keamanan bagi para nasabah dalam transaksi BSM Cicil Emas.Manajemen Bank Syariah Mandiri juga menjamin keaslian emas, hal ini dikarenakan BSM memiliki mesin deteksi 2
Wawancara dengan Bapak Yan Eka Firmanto (Analis Gadai) pada tanggal 14 November 2014. Pukul 16.00 WiB di Bank Syariah Mandiri Pemalang. 3 Ibid.
3
emas yang canggih. Banyaknya investor yang berinvestasi dengan emas adalah salah satu faktor Bank Syariah Mandiri menciptakan produk Pembiayaan BSM Cicil Emas.4 Emas saat ini memiliki fungsi sebagai komoditi untuk investasi karena nilainya yang cenderung naik dari masa ke masa.Oleh karena itu, Bank Syariah Mandiri membuat produk Pembiayaan BSM Cici Emas untuk solusi berinvestasi secara mudah dan aman.Bentuk emas yang paling baik untuk dimiliki adalah emas batangan karena bersifat lebih universal. Bank Syariah Mandiri dengan produk pembiayaan BSM Cicil Emasnya membantu masyarakat yang mempunyai keinginan untuk memiliki emas atau berinvestasi dengan jenis emas batangan ini yang kekurangan dana namun tetap dalam jalur yang syar’i sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Masing-masing investasi tersebut memiliki nilai lebih dan kurang, meskipun demikian dikatakan bahwa investasi yang paling aman adalah berinvestasi dalam bentuk emas. Sebetulnya banyak orang yang sudah menyadari bahwa emas adalah sarana investasi jangka panjang yang mampu menyelamatkan kekayaan dari ancaman inflasi. Namun saat ini masih sedikit yang melakukan investasi emas secara benar. Banyak orang melakukan investasi emas dengan membeli perhiasan emas hal itu memang tidak salah tetapi keuntungan yang di dapatkan akan lebih kecil jika dibandingkan investasi dengan membeli emas batangan. Menyikapi hal tersebut banyak institusi Perbankan Syariah atau lembagalembaga keuangan syariah lainnya yang menawarkan produk Pembiayaan 4
wancara dengan Ibu Ani (Customer Service) pada tanggal 14 November 2014. Pukul 16.30 WIB di Bank Syariah Mandiri Pemalang.
4
Kepemilikan Emas, produk yang memberi kesempatan masyarakat membeli emas batangan secara angsuran.5 Peneliti memlih lokasi penelitian di Bank Syariah Mandiri Pemalang karena di Bank Syariah Mandiri Pemalang memiliki nasabah yang cukup banyak dan kantor cabang yang cukup signifikan. Selain itu juga pelayanan terhadap nasabah sangat baik. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri Pemalang dengan judul “Implementasi Produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1.
Bagaimana implementasi produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang?
2.
Bagaimana simulasi perhitungan produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui implementasi produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah MandiriPemalang.
5
Ibid.
5
2.
Untuk mengetahui simulasi perhitungan produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang.
D. Kegunaan Penelitian 1.
Bagi Penulis Dapat memberikan pemahaman kepada penulis mengenai produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang dan memberikan pengetahuan atau sebagai bahan pembelajaran kepada penulis tentang akad pada produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang.
2.
Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai implementasi produk Pembiayaan BSM Cicil Emas dan simulasi perhitungan produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat digunakan para pembaca sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penilitian serupa.
3.
Bagi Bank Syariah Mandiri Sebagai inovasi produk bagi Bank Syariah Mandiri untuk meningkatkan pangsa pasar dan sebagai sarana pemberdayaan manusia dalam pembangunan negara dimasa mendatang.
6
4.
Bagi Masyarakat Dengan adanya penelitian ini masyarakat akan lebih mengenal adanya produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang.
E. Penegasan Istilah Dalam
rangka
membatasi
masalah
dan
menghindari
terjadinya
kesalahpahaman terhadap judul penelitian, maka peneliti perlu menegaskan beberapa istilah antara lain sebagai berikut : 1.
Implementasi Implementasi adalah penerapan (pelaksanaan) dalam kaitan kontrak bisnis khususnya pembiayaan.6
2.
Produk Produk adalah suatu istilah umum meliputi barang-barang (good) dan jasa (service).7
3.
Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan berdasarkan akad murabahah.8
4.
BSM Cicil Emas BSM Cicil Emas adalah produk yang diluncurkan oleh Bank Syariah Mandiri untuk pembiayaan kepemilikan emas.9
5.
Bank Syariah
6
J.S Badudu, Kamus kata-kata serapan dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Kompas Media Nusantara, 2003), hlm. 149. 7 Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 216. 8 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004), hlm. 188. 9 www.syariah mandiri.co.id, diakses 29 januari 2015, Pukul 11.00 WIB.
7
Bank Syariah biasa disebut juga dengan Bank Islam adalah Lembaga Keuangan atau Perbankan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.10
F. Telaah Pustaka Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari anggapan plagiasi terhadap karya tertentu maka perlu dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada. Dalam penelitian ini, penulis meninjau dari beberapa hasil penelitan terdahulu yang relevan untuk dijadikan acuan dalam pembahasan masalah, di antaranya adalah sebagai berikut. Aida Rachman11 meneliti tentangmekanisme jual beli emas di Pegadaian Syariah Cabang Daan Mogot Tangerang dan pandangannya terhadap Hukum Islam. Penelitian ini menggunakan metode normative dan bersifat deskriptif analistis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa mekanisme dan prosedur terhadap pembiayaan murabahah emas berlangsung di Pegadaian Syariah adalah telah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Hukum Islam serta peraturan Bank Indonesia. Sebab tidak terlihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang telah tertera pengajuan pembiayaan yang sudah ditetapkan oleh pihak pegadaian sehingga
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah.hlm. 13. Aida Rachman, Jual Beli Emas Secara Kredit Menurut Perspektif Islam Kontemporer (Studi pada Pegadaian Syariah Cabang Daan Mogot-Tangerang), (Jakarta : UIN-Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), Skripsi tidak diterbitan. 11
8
tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara pihak Pegadaian Syariah dengan nasabah. Nasaruddin12 meneliti tentang pelaksanaan pembiayaan MULIA dengan akad murabahah dan rahn di Pegadaian Syariah Dompu menurut Hukum Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian hukum non doktrinal/sosiologis yang bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan sumber hukum primer, sekunder dan tersier dalam pengkajiannya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam pelaksanaan Pembiayaan MULIA dengan akad murabahah dan rahn di Pegadaian Syariah Dompu menurut Hukum Islam belum dilakukan berdasarkan prinsip murabahah sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah dan fatwa MUI nomor 4/DSN-MUI/IV/2000. Upaya Pegadaian Syariah dalam memastikan pembiayaan MULIA dengan akad murabahah dan rahn berdasarkan kaidah-kaidah Hukum Islam belum efaktif, karena upaya dilakukan hanya berdasarkan persyaratan dan prosedur pemberian pinjaman atau pembiayaan telah ditentukan oleh Pegadaian Syariah. Ahmad Maulidizen13 meneliti tentang implementasi Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Pekanbaru dan implementasi Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru menurut perspektif Fatwa DSN No.25 dan 26/DSN-MUI/III/2002. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research).Teknik yang 12
Nasaruddin, Implementasi Syariah Dalam Pembiayaan MULIA di Pegadaian Syariah Cabang Dompu, (Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014), Skripsi tidak diterbitkan. 13 Ahmad Maulidizen, Analisis Implementasi Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru Menurut Perspektif Fatwa DSN No. 25 dan 26/DSN-MUI/III/2002, (Riau : Universitas Islam Negeri Syarif Kasim Riau, 2014), Skripsi tidak diterbitkan.
9
digunakan adalah teknik acak (random sampling).Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap perusahaan (BRI Syariah) dan nasabah, sehingga pihak manajemen harus lebih meningkatkan prinsip kehati-hatian (prudential banking) agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Implementasi Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru telahsesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.25 dan 26/DSNMUI/III/2002. Qoni Ardzila14 meneliti tentang penerapan akad murabahah pada produk Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analisis. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pembiayaan Emas iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli emas logam mulia ANTAM secara angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah dengan maksimal pembiayaan mencapai Rp 150 juta. Dalam penerapan akad murabahah pada produk Emas iB hasanah masih belum sesuai dengan konsep dasar awal dari murabahah. Sehingga praktek di lapangan mengindikasikan kemiripan antara praktek murabahah dengan praktek kredit investasi.Pada kenyataannya, praktek 14
Qoni Ardzila, Penerapan Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang, (Semarang : Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2013), Tugas Akhir Tidak diterbitan.
10
murabahah di Bank Syariah dalam menetapkan harga barang beserta keuntungannya itu ditetapkan oleh salah satu pihak yaitu pihak bank sendiri.Sehingga pihak nasabah mau tidak mau harus menyetujuinya, Seperti halnya praktek kredit investasi yang ada pada bank konvensional. Agustina Wulan Sari15 meneliti tentang prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP)Ungaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prosedur pelaksanaan produk Pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran sangat praktis, mudah, serta prosesnya cepat. Produk Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran juga cukup banyak diminati oleh masyarakat dan banyak masyarakat yang mempercayakan emasnya untuk digadaikan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran. Ayu Rosyida16 meneliti tentang implementasi gadai emas syariah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Malang serta dampak kebijakan peraturan ulang standar operasional prosedur untuk Gadai Emas Syariah yang di tetapkan oleh Bank Indonesia pada PT. BRISyariah Cabang Malang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Model analisis data adalah reduksi data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
15
Agustina Wulan Sari, Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, (Salatiga : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN), 2012), Tugas Akhir tidak diterbitkan. 16 Ayu Rosyida, Analisis Implementasi Gadai Emas Syariah Untuk Pembiayaan Nasabah pada PT BRI Syariah Kantor Cabang Malang, (Malang : Universitas Negeri Malang, 2012), Tugas Akhir tidak diterbitkan.
11
Hasil penelitian ini adalah implementasi Gadai Emas Syariah mampu membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.Gadai Emas Syariah pada PT. BRI Syariah Cabang Malang menerapkan prinsip akad Qardh wal ijarah yang berarti akad pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah disertai tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Penerapan akad ini telah sesuai dengan fatwa MUI dengan syarat biaya-biaya yang dikenakan dalam transaksi tersebut memang biaya-biaya yang sungguh-sungguh diperlukan. Sedangkan dampak kebijakan Bank Indonesia terkait standar operasional prosedur untuk Gadai Emas Syariah membawa dampak bagi pihak bank maupun nasabah.Tetapi dengan adanya kebijakan tersebut telah memberikan perbankan syariah kejelasan tentang peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengatur transaksi Gadai Emas Syariah agar terhindar dari kegiatan yang bersifat spekulatif. Reza Perdana17 meneliti tentang Pembiayaan Gadai Emas Syariah (rahn) di BNI Syariah Cabang Pekalongan serta pengaruh profitabilitas di BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan adanya peraturan Bank Indonesia nomor 4/7/DPBS tentang pembatasan Pembiayaan Gadai Emas dan pengaruhnya terhadap produk Pembiayaan Gadai Emas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif lapangan (field research), analisis data yang digunakan mnggunakan metode deskriptif analistis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Gadai Emas Syariah atau disebut juga pembiayaan rahnmerupakan penyerahan jaminan/hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan beserta aksesorisnya) 17
Reza Perdana, Analisis Kinerja Pembiayaan Gadai Emas Syariah (Rahn)Dalam Meningkatkan Profitabilitas di BNI Syariah Cabang Pekalongan, (Pekalongan : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Pekalongan, 2012), Tugas Akhir tidak diterbitkan.
12
kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan (qard) yang diterima. Sejak awal tahun 2012 Bank Indonesia menerbitkan peraturan nomor 4/7 DPBS tentang pembatasan pengajuan Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah maksimal Rp 100 juta per orang, kinerjanya sedikit menurun. Bukhori Muslim18 meneliti tentang mekanisme dan operasional Pembiayaan Gadai Emas pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Bekasi.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Mix Research (penelitian campuran) yaitu Library Research dan Field Research. Hasil penelitian ini adalah pada penerapan produk Gadai Emas BSMdi kantor Cabang Bekasi dinilai cukup baik karena sejak awal dibuka sampai sampai saat ini rata-rata mengalami peningkatan, walaupun tidak setiap bulannya mengalami peningkatan yang pasti dikarenakan ada di beberapa bulan mengalami penurunan. Tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan berkembang pesat nantinya apabila BSM Cabang Bekasi terus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan dan kepada nasabahnya. Ahmad Saputra19 meneliti tentang implementasi Investasi Logam Mulia pada bisnis Gadai Syariah Mega dan mekanisme produk Investasi Logam Mulia pada bisnis Gadai Syariah Mega.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini adalah bahwa Investasi Logam Muliapada bisnis Gadai Syariah sudah sesuai dengan prinsip syariah, dengan
18
Bukhori Muslim, Pembiayaan Gadai Emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, (Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hifayatullah Jakarta, 2011), Skripsi tidak diterbitkan. 19 Ahmad Saputra, Implementasi Investasi Logam Mulia pada Bisnis Gadai Syariah Mega, (Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), Skripsi tidak diterbitkan.
13
menggunakan akad qard (pinjaman) dan ijarah (sewa) dan objek yang dijadikan marhun (jaminan) berupa logam mulia (emas) baik batangan maupun perhiasan. Rindy Antika Rosnia20 meneliti tentang pelaksanaan Investasi Berkebun Emas dan kesesuaiannya terhadap hukum Islam di Bank Rakyat Indonesia (BRI) syariah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Investasi Berkebun Emas di BRI Syariah sudah sesuai dengan kaidah syariah Islam karena tidak bertentangan dengan rambu-rambu berinvestasi dalam syariah, anatara lain terbebas dari unsur riba, terhindar dari unsur haram, terhindar dari unsur gharar, terhindar dari unsur judi (maysir) terhindar dari unsur syubhat. Penulis memilih penelitian dengan judul Implementasi Produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang.Dalam penelitian penulis membahas tentang penerapan produk Pembiayaan Cicil Emas beserta simulasi perhitungannya. Pada penelitian tersebut memiliki persamaan serta perbedaan dengan penelitian terdahulu, Adapun persamaannya yaitu pada penelitian Qoni Ardzila membahas tentang penerapan akad murabahah pada produk Pembiayaan Emas iB Hasanah di BNI Syariah Semarang yang sama-sama membahas tentang penerapan Pembiayaan Emas seperti yang penulis teliti. Sama halnya dengan penelitian Ahmad Saputra yang membahas tentang implementasi Investasi Logam Mulia dan mekanisme produk Investasi Logam Mulia pada bisnis Gadai Syariah dengan penelitian Rindy Antika Rosnia yang juga membahas tentang pelaksanaan Investasi Berkebun Emas dan kesesuaiannya 20
Rindy Antika Rosnia, Investasi Berkebun Emas dalam Perspektif Ekonomi Islam(Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah), (Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2010), Skripsi tidak diterbitkan.
14
terhadap Hukum Islam di BRI Syariah.Dimana keduanya yaitu pada penelitian Ahmad Saputra dengan Rindy Antika Rosnia juga membahas tentang pelaksanaan Pembiayaan Emas seperti penelitian penulis.Kemudian tidak jauh berbeda dengan penelitian Aida Rachman yang membahas tentang mekanisme jual beli emas dan pandangannya terhadap Hukum Islam di Pegadaian Syariah Tangerang dengan penelitian Nasaruddin membahas tentang pelaksanaan Pembiayaan MULIA dengan akad murabahah dan rahn diPegadaian Syariah Dompu menurut Hukum Islam. Pada penelitian Aida Rachman dengan penelitian Nasaruddin juga dalam pembahasannya hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan. Berbeda dengan penelitian Agustina Wulan Sari pada penelitiannya membahas tentang pelaksanaan Pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank Syariah Mandiri Ungaran dengan penelitian Ayu Rosyida membahas tentang pelaksanaan Gadai Emas Syariah di BRI Syariah Malang serta dampak kebijakan peraturan ulang standar operasional prosedur untuk Gadai Emas Syariah yang di tetapkan oleh Bank Indonesia, pada pembahasan keduanya berbeda dengan penelitian penulis yang membahas tentang penerapan Pembiayaan Emas dan simulasi perhitungannya. Tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Maulidizen membahas tentang penerapan Pembiayaan Gadai Emas Syariah dan penerapannya menurut perspektif Fatwa DSN No.25 dan 26/DSN-MUI/III/2002 di BRI Syariah Pekanbaru dengan penelitian Reza Perdana membahas tentang Pembiayaan Gadai Emas Syariah(rahn) serta pengaruh profitabilitas dengan adanya peraturan Bank Indonesia nomor 4/7/DPBS tentang pembatasan Pembiayaan Gadai Emas dan pengaruhnya terhadap produk Pembiayaan Gadai Emasdi BNI Syariah Pekalongan
15
serta penelitian yang dilakukan oleh Bukhori Muslim yang membahas tentang tentang mekanisme dan operasional pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Bekasi. Penelitian tersebut juga berbeda dengan penelitian penulis, yaitu terletak pada pembahasannya juga.Yakni pada penelitian penulis membahas tentang Pembiayaan Cicil Emas sedangkan pada penelitian Ahmad Maulidizen, Reza Perdana dan penelitian Bukhori Muslim membahas tentang Gadai Emas.
16
Penelitian terdahulu diringkas dalam tabel berikut :
No. 1.
2.
Nama&Tahun Aida Rachman(2014)
Nasaruddin (2014)
Judul
Metode
Hasil Penelitian
Sumber
Jual Beli Emas Secara Kredit
Metode normative
Jual beli emas secara kredit menurut
Skripsi UIN
Menurut Perspektif Islam
bersifat deskriptif
perspektif Islamyang berlangsung di
Syarif
Kontemporer (Studi pada
analistis.
Pegadaian Syariah adalah telah sesuai
Hidayatullah
Pegadaian Syariah Cabang Daan
dengan aturan yang ditetapkan oleh hukum
Jakarta.
MogotTangerang.
Islam serta peraturan Bank Indonesia.
Implementasi Syariah Dalam
Hukum non
Pelaksanaan pembiayaan MULIA dengan
Skripsi
Pembiayaan MULIA di Pegadaian
doktrinal/sosiologis
akad Murabahah dan Rahn di Pegadaian
Universitas
Syariah Cabang Dompu.
yang bersifat
Syariah Dompu menurut Hukum Islam
Sebelas Maret
deskriptif kualitatif.
belum dilakukan berdasarkan prinsip
Surakarta.
murabahah.
17
3. Ahmad Maulidizen (2014)
Analisis Implementasi
Penelitian lapangan
Pembiayaan Gadai Emas Syariah
menggunakan teknik Syariah pada Bank BRI Syariah Cabang
Syarif Kasim
Pada Bank BRI Syariah Cabang
acak (random
Pekanbaru telah sesuai dengan Fatwa
Riau.
Pekanbaru Menurut Perspektif
sampling).
Dewan Syariah Nasional No.25 dan
Fatwa DSN No. 25 dan 26/DSN-
Implementasi Pembiayaan Gadai Emas
Skripsi UIN
26/DSN-MUI/III/2002.
MUI/III/2002. 4. Qoni Ardzila(2013)
Penerapan Akad Murabahah Pada
Metode penelitian
Dalam penerapan akad murabahah pada
Tugas Akhir
Produk Pembiayaan Emas IB
lapangan dengan
produk Emas IB Hasanah masih belum
IAIN
Hasanah di BNI Syariah Cabang
pendekatan
sesuai dengan konsep dasar awal dari
Walisongo
Semarang.
kualitatif.metode
murabahah.
Semarang.
deskriptif analisis.
18
5. Agustina Wulan Sari(2012)
Prosedur Pembiayaan Gadai Emas
Metode penelitian
Pelaksanaan produk pembiayaan Gadai
Tugas Akhir
Syariah pada PT Bank Syariah
deskriptif dengan
Emas syariah di Bank Syariah Mandiri
STAIN
Mandiri Kantor Cabang Pembantu
pendekatan
Kantor Cabang Pembantu (KCP) Ungaran
Salatiga.
Ungaran.
kualitatif.
cukup banyak diminati oleh masyarakat dan banyak masyarakat yang mempercayakan emasnya untuk digadaikan di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran.
6.
Ayu Rosyida (2012)
Analisis Implementasi Gadai
Metode penelitian
Gadai Emas Syariah pada PT. BRI Syariah
Tugas Akhir
Emas Syariah Untuk Pembiayaan
kualitatif dengan
Cabang Malang menerapkan prinsip akad
UIN Malang.
Nasabah pada PT BRI Syariah
pendekatan
Qardh wal ijarah yang berarti akad
Kantor Cabang Malang.
deskriptif.
pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah. Penerapan akad ini telah sesuai dengan fatwa MUI.
19
7.
Reza Perdana (2012)
Analisis Kinerja Pembiayaan
Penelitian kualitatif
Kinerja pembiayaan Gadai Emas Syariah
Tugas Akhir
Gadai Emas Syariah (Rahn)
lapangan. analisis
sejak awal tahun 2012 kinerjanya sedikit
(STAIN)
Dalam Meningkatkan
data menggunakan
menurun sejak Bank Indonesia menerbitkan
Pekalongan.
Profitabilitas di BNI Syariah
metode deskriptif
peraturan nomor 4/7 DPBS tentang
Cabang Pekalongan.
analistis.
pembatasan Pengajuan Pembiayaan Gadai Emas di Bank Syariah maksimal Rp 100 juta per orang.
8.
Bukhori Muslim (2012)
Pembiayaan Gadai Emas pada
Jenis penelitian
Penerapan produk Gadai Emas di BSM
Skripsi UIN
Bank Syariah Mandiri Cabang
deskriptif dengan
Cabang Bekasi dinilai cukup baik karena
Syarif
Bekasi.
pendekatan Mix
sejak awal dibuka sampai sampai saat ini
Hidayatullah
Research (penelitian
rata-rata mengalami peningkatan.
Jakarta.
campuran).
20
9.
Ahmad Saputra (2010)
Implementasi Investasi Logam
Metode penelitian
Investasi logam mulia pada bisnis Gadai
Skripsi UIN
Mulia pada Bisnis Gadai Syariah
kualitatif dengan
Syariah sudah sesuai dengan prinsip
Syarif
Mega.
pendekatan
syariah, dengan menggunakan akad qard
Hidayatullah
deskriptif.
(pinjaman) dan ijarah (sewa) dan objek
Jakarta
yang dijadikan marhun (jaminan) berupa logam mulia (emas) baik batangan maupun perhiasan. 10. Rindy Antika Rosnia(2010)
Investasi Berkebun Emas dalam
Metode kualitatif
Investasi Berkebun Emas di BRI sudah
Skripsi UIN
Perspektif Ekonomi Islam (Studi
dengan pendekatan
sesuai dengan kaidah Syariah Islam karena
Syarif
Pada PT Bank Rakyat Indonesia
deskriptif.
tidak bertentangan dengan rambu-rambu
Hidayatullah
berinvestasi dalam syariah.
Jakarta.
Syariah).
Sumber : Penelitian-penelitian terdahulu
21
G. Kerangka Teori 1. Pembiayaan a) Pengertian pembiayaan Dalam kegiatan penyaluran dana, Bank Syariah melakukan investasi dan pembiayaan. Disebut investasi karena prinsip yang digunakan adalah prinsip penanaman dana atau penyertaan dan keuntungan yang diperoleh bergantung pada kinerja usaha yang menjadi objek penyertaan tersebut sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah diperjanjikan sebelumnya. Disebut pembiayaan karena Bank Syariah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukan dan layak memperolehnya. Keduanya disebut dengan istilah “pembiayaan”.21 Pembiayaan menurut Muhammad, sebagai pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.22Dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan lembaga pembiayaan seperti Bank Syariah kepada nasabah. Pembiayaan sebagai suatu fasilitas yang diberikan Bank Islam dari masyarakat yang membutuhkan dana yang telah dikumpulkan oleh bank Islam dari masyarakat yang surplus dana.23
21
Zainul Arifin, Dasar-dasarManajemen Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005), hlm. 185. 22 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, hlm 260. 23 Ibid., hlm. 102.
22
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan Bank Syariah adalah fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank kepada pihak-pihak yang memerlukan defisit unit. Dalam hal ini, yang membutuhkan dana tersebut dari masyarakat pula, yaitu masyarakat yang menitipkan uangnya di bank. b) Tujuan Pembiayaan Secara umun tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan: (1) Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. (2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui aktivitas pembiayaan. (3) Meningkatkan produktifitas, artinya adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat agar mampu meningkatkan daya produksinya. (4) Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga karja.
23
(5) Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Adapun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk: (1) Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. (2) Upaya meminimalkan risik, artinya usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal. (3) Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal (4) Penyaluran kelebihan dana artinya dalam kehidupan masyarakat ada pihak yang kelebihan dana, sementara ada pihak yang kekurangan dana.24
c) Macam-macam pembiayaan Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut : (1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha,
24
baik
usaha
produksi,
perdagangan
maupun
investasi.
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Cet. Ke-1, (Yogyakarta : Teras, 2014), hlm. 4-6.
24
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi lagi menjadi hal berikut : a)
Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi. Kemudian untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
b) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhanbarangbarang modal (capital good) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. (2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.25
2. Akad Yang digunakan a) Murabahah Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu.Dalam akad murabahah, penjual
25
Ibid.,hlm.160.
25
menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual barang disebut dengan margin keutungan.26 b) Rahn Menurut bahasanya rahn adalah tetap dan lestari, seperti juga dinamai al babsu, artinya penahan, seperti dikatakan ni’matun rahinah, artinya karunia yang tetap dan lestari.Teknisnya rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian pitangnya. Tujuan akan rahn adalah untuk memberi jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.27
H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh, dicatat dan mengumpulkan berbagai data-data informasi yang ditemukan dilapangan.28Dalam penelitian ini penulis terjun secara langsung di Bank Syariah Mandiri Pemalang untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian penulis.
26
Ismail, Perbankan Syariah, Cet. Ke-1, (Jakarta : KENCANA, 2011), hlm. 138. Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke-1, (Yogyakarta : EKONISIA, 2008), hlm. 79-80. 28 Husain Umar, ResearchMethods in Finance Banking, Cet. Ke-2, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 47. 27
26
Selain itu penelitian ini juga merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dimana data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka dengan mengambil dari berbagai sumber dan litelatur yang terkait dengan rumusan masalah kemudian hasil penelitian tersebut dilengkapi dengan data yang diperoleh dari studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan berbagai informasi. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan tempat yang menjadi sasaran penelitian. Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Pemalang yang berada diwilayah kota Pemalang Jl. Jend. Sudirman No. 129 Pemalang. 3. Sumber Data Adapun data-data yang diperoleh melalui metode diatas dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, yaitu sebagai berikut. a.
Data Primer Data Primer yaitu sumber data utama yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang menggunakan alat ukur atau alat yang pengambilan data langsung pada subjek dengan sumber informasi yang dicari. 29Sumber data primer ini diperoleh penulis melalui wawancara langsung (interview) dengan narasumber yaitu Bapak Yan Eka Firmanto bagian Analis Gadai dan Ibu Ani bagian Customer Servicedi Bank Syariah Mandiri Pemalang.
29
Anwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998). hlm .91.
27
b.
Data Sekunder Data Sekunder yaitu sumber data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian.30Dalam hal ini dapat berupa dokumen yang berkaitan dengan Implementasi produk pembiayaan BSM Cicil Emas dan simulasi perhitungan produk pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang, buku-buku, karya ilmiah, dan referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penetilian akan digunakan metode-metode sebagai berikut. a.
Observasi Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan langsung dilapangan.31 Metode yang didapat dengan melalui survey langsung di kantor Bank Syariah Mandiri Pemalang, dengan mengamati dan mencatat informasi yang diperoleh dari subyek penelitian. Metode ini digunakan
untuk
mengumpulkan
data-data
secara
jelas
dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki yang berkaitan dengan bentuk transaksi produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang.
30
Ibid. hlm. 91. Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998). hlm. 212.
31
28
b.
Interview Interview yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab dengan beberapa pihak yang dikerjakan secara sistematis sambil bertatap muka antara peneliti dengan responden.32Interview ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang produk Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang.
c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “Dokumen” yang berarti barangbarang tertulis.Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran peristiwa tersebut dan ditulis sengaja untuk mengumpulkan dan meneruskan keterangan tersebut.33Dalam metode ini penulis menghasilkan data tentang Bank Syariah Mandiri Pemalang yang berupa brosur-brosur, slip-slip aplikasi pembukaan produk Pembiayaan BSM Cicil Emas. 5. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
32
Ibid. hlm. 234. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1991), hlm. 149.
33
29
mestinya.34 Metode ini digunakan dengan cara mengumpulkan data sebagai gambaran atau pandangan, kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri untuk menjadi rumusan masalah.
I. Sistematika Penulisan Guna memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut: Bab I:Pendahuluan, Pada bab ini terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian,
telaah
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab ini merupakan inti penelitian yang berfungsi untuk menentukan masalah dan cara menyelesaikan masalah penelitian sehingga dapat memberikan pedoman kepada pembaca terhadap masalah yang diuraikan. Bab II : Landasan Teori, berisi tentang konsep dasar pembiayaan yang meliputi : pengertian pembiayaan,jenis-jenis pembiayaan, prosedur pembiayaan, dan akad yang digunakan. Bab III : Gambaran Umum Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang. Bab IV : Analisis produk pembiayaan BSM Cicil Emas
di
Bank
Syariah Mandiri Pemalang berisi tentang Analisis Implementasi produk 34
Hadart Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1998), hlm. 63.
30
pembiayaan BSM Cicil Emas, Analisis Penerapan Akad Pada Produk Pembiayaan BSM Cicil Emas dan simulasi perhitungan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Pemalang. Bab V : Penutup yang membahas simpulan dan saran.