BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis restoran merupakan salah satu jenis bisnis yang cukup menjanjikan saat ini. Pangan tidak hanya sekadar untuk kebutuhan biologis semata, akan tetapi menjadi gaya hidup baru di kalangan masyarakat, terutama masyarakat di daerah perkotaan. Restoran yang ada saat ini tidak hanya menyediakan cita rasa tetapi juga menyediakan kebutuhan manusia untuk bersosialisasi dan berkumpul dengan komunitasnya. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah restoran yang ada di Indonesia, tercatat ada 2916 restoran, bertambah sebanyak 212 restoran dibandingkan tahun sebelumnya. Total restoran skala menengah dan besar yang terdapat di DKI Jakarta mencapai 1.359 unit, Jawa Barat sebanyak 286 unit, Jawa Timur sebanyak 231 unit, serta Bali sebanyak 225 unit. Masih berdasarkan data BPS sumbangan industri kuliner terhadap Pendapatan Domestik Bruto juga tidak bisa dipandang sebelah mata, dimana pada semester I tahun 2012 industri ini menyumbangkan 13.7%. Diprediksi industri ini masih akan terus berkembang di tahun–tahun mendatang dikarenakan jumlah penduduk Indonesia sebagai pasar domestik yang besar, serta indikasi pola konsumsi masyarakat yang mulai bergeser ke makanan dan minuman. Kondisi ini membuat perusahaan–perusahaan yang bergerak dalam industri ini untuk memiliki strategi bersaing yang baik demi menjaga kelangsungan operasional
19
perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi ini adalah pengendalian persediaan bahan baku. Pengendalian persediaan bahan baku ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan baku sehingga proses produksi bisa berjalan dengan lancar,serta mencegah terjadinya kekurangan pasokan bahan baku yang akan berakibat pada terhentinya proses produksi. Pentingnya persediaan bahan baku mulai dirasakan oleh perusahaan dikarenakan persediaan ini memainkan peranan yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Persediaan harus dikelola sebaik mungkin karena menyangkut investasi perusahaan. Karena berkaitan dengan biaya investasi yang tidak sedikit membuat perusahaan untuk lebih berhati–hati dalam menentukan kebijakan yang akan diambil yang berkaitan dengan persediaan. Dalam hal ini batas persediaan bahan baku harus ditentukan, karena jika persediaan bahan baku terlalu banyak dapat menyebabkan terhambatnya perputaran arus kas perusahaan, namun disisi lain jika terlalu sedikit dapat menyebabkan kekurangan pasokan bahan baku dan hilangnya peluang perusahaan untuk menjual produknya. Tingkat persediaan bahan baku yang tinggi akan mengikat kas perusahaan sehingga tidak dapat dialokasikan pada hal- hal lainnya. Oleh karena itu manajemen persediaan menjadi penting dalam menganalisa batas persediaan yang harus dikelola oleh perusahaan. PT. Sari Pizza Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam industri kuliner yang memiliki restoran dengan lisensi dagang bernama Pizza Express. Berbeda dengan perusahaan manufaktur dimana bahan baku yang akan disimpan memiliki umur produk yang relatif panjang, sedangkan bahan baku yang disimpan
20
di restoran pada umumnya memiliki umur produk yang sangat singkat, serta mudah rusak (perishable goods). Beberapa contohnya adalah sayur,buah, jamur,daging, serta susu. Dengan total penjualan yang tinggi serta jenis bahan baku yang harus disimpan memiliki umur produk yang singkat, maka diperlukan manajemen persediaan yang baik. Adapun salah satu tujuannya adalah untuk meminimasi bahan baku yang rusak atau tidak bisa dipakai dikarenakan penurunan kualitas akibat umur produk yang singkat. 1.2 Rumusan Masalah PT. Sari Pizza Indonesia saat ini memiliki 11 restoran yang berlokasi di Jakarta dan Bali. Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah tingginya biaya persediaan yang terdapat pada restoran Pizza Express yang berada di mall Kelapa Gading yang tidak disertai dengan meningkatnya penjualan mereka, hal ini berakibat pada meningkatnya inventory days. Standar yang ditetapkan oleh perusahaan adalah persediaan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan restoran (inventory days) selama 14 hari. Selain itu sistem pemesanan bahan baku hanya didasarkan pada pengalaman dan intuisi saja serta tidak adanya koordinasi mengenai siapa yang harus memesan bahan baku, serta penentuan periode pemesanan dan jumlah bahan baku yang akan dipesan tidak didasarkan pada perhitungan yang jelas.
21
30 20 10
Inventory Days
Desember
November
Oktober
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
0
Januari
Inventory Days (hari)
40
Periode Persediaan Bahan Baku
Gambar 1. Inventory Days bahan baku pada mall Kelapa Gading periode 2013 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa selama bulan Januari – Desember 2013, inventory days restoran ini masih diatas 14 hari. Inilah yang kemudian mendasari penulis untuk melakukan penelitian dan menganalisa bagaimana cara mengelola persediaan agar target yang ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai. 1.3 Pertanyaan Penelitian Permasalahan yang coba diangkat oleh penulis yang menjadi fokus dalam penelitian kali ini adalah: 1.
Bagaimana menganalisa bahan baku yang memiliki nilai investasi tertinggi dengan pertimbangan pembelian bahan baku dan harga produk?
2.
Kapan titik pemesanan ulang bahan baku ditetapkan untuk menghindari persediaan yang berlebihan?
3.
Bagaimana menganalisa biaya persediaan bahan baku yang optimum pada restoran Pizza Express mall Kelapa Gading?
1.4 Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, maka penelitian kali ini bertujuan untuk:
22
1.
Menganalisa bahan baku yang memiliki nilai investasi tertinggi dengan pertimbangan pembelian bahan baku dan harga produk.
2.
Mengidentifikasi titik pemesanan ulang bahan baku untuk menghindari persediaan yang berlebihan.
3.
Menganalisa biaya persediaan bahan baku yang optimum pada restoran Pizza Express mall Kelapa Gading.
1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat positif bagi perusahaan dan penulis sebagai berikut: 1.
Bagi PT. Sari Pizza Indonesia, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menganalisa masalah yang berkaitan dengan pengendalian persediaan.
2.
Bagi Penulis, untuk menguji teori – teori yang diperoleh di universitas dan mampu mengaplikasikannya dalam dunia kerja secara nyata.
1.6 Batasan Penelitian Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan dipecahkan, penelitian ini dibatasi oleh: 1.
Objek pengamatan adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk jadi pada restoran Pizza Express.
2.
Pemilihan lokasi restoran adalah Pizza Express yang berada di mall Kelapa Gading.
3.
Data yang digunakan adalah data pembelian bahan baku,data harga bahan baku, data pemakaian bahan baku, lead time pembelian bahan baku, data biaya
23
persediaan, Cost Of Good Sold (COGS). Data – data tersebut adalah data periode Januari – Desember 2013. 1.7 Sistematika Penulisan Pada penulisan penelitian kali ini dibagi menjadi lima bab. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut ini: BAB I
Pendahuluan Pembahasan pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
pertanyaan
penelitian,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II
Tinjauan Pustaka Pembahasan pada bab ini meliputi teori – teori, prinsip – prinsip serta rumus – rumus yang akan digunakan dalam pembahasan untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi.
BAB III
Metode Penelitian Pembahasan pada bab ini meliputi langkah – langkah yang dikerjakan dalam memecahkan masalah.
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pembahasan pada bab ini merupakan analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan sehingga dapat memecahkan masalah yang ada.
BAB V
Simpulan Dan Saran Pembahan pada bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian dan pemberian saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
24