1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Alam sekitar sekolah merupakan salah satu sarana langsung yang dimiliki setiap sekolah untuk meningkatkan potensi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran tematik yang diterapkan di SDN 2 Susunan Baru dimana para guru dalam memberikan pembelajaran tematik diharapkan dapat memanfaatkan alam sekitar yang terdapat di SDN 2 Sususnan Baru. Secara geografis SDN 2 Susunan Baru terletak di daerah pinggiran kota yang disekitarnya masih banyak ditemukan lahan-lahan pertanian dan perkebunan, sehingga keadaan demikian sangat memungkiinkan bagi guru dan siswa untuk memanfaatkan kondisi tersebut sebagai wahana belajar aktif. Sebagai contoh; guru dapat mengenalkan secara langsung mengenai jenis dan bagian-bagian yang terdapat pada tumbuhan dalam mata pelajaran Ipa. Dalam aplikasinya guru dapat membawa siswa terjun langsung ke alam sekitar sekolah SDN 2 Susunan Baru untuk mengamati secara langsung mengenai hal-hal yang terjadi di alam sekitar SDN 2 Susunan Baru yang kemudian dikaitkan dengan mata pelajaran yang disajikan dalam pembelajaran tematik di kelas 3 SDN 2 Susunan Baru, seperti mengukur tinggi tanaman dalam mata pelajaran Matematika, mengamati kegotongroyongan para petani di sekitar sekolah, serta siswa di ajak langsung oleh guru yang bersangkutan untuk melakukan wawancara
2
sederhana kepada para petani di sekitar sekolah guna membiasakan siswa berperan aktif dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Alam seekitar sekolah merupakan salah satu sarana yang sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa dan solusi yang sangat tepat untuk menghindari tingkat kejenuhan atau rasa bosan yang biasa di alami seorang siswa, dengan demikian guru dapat menggali potensi yang dimiliki oleh siswa melalui peningkatan keaktifan siswa sehingga hasil belajar dan prestasi siswa dapat lebih meningkat secara maksial. Anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkrit. Sehingga pembelajaran yang dilakukan juga menggunakan benda-benda konkrit dan pengalaman yang dialami siswa. Selain itu siswa SD juga memiliki hakekat perkambangan, diantaranya adalah anak SD berkembang secara holistik dan terpadu. Perkembangan pada satu aspek dipengaruhi dan mempengaruhi perkembangan aspek lainnya. Perkembangan anak baik mental- sosial- emosional, bahasa maupun fisik saling berkaitan. Perkembangan seluruh aspek tersebut Terpadu degan pengalaman kehidupan dan lingkungan.
Dalam
melaksanakan
pendidikan,
seorang
pendidik
harus
memperhatikan aspek-aspek perkembangan tersebut. Pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada kapasitas suatu pendidikan dalam mentrasformasikan peserta didik memperoleh nilai tambah, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. dari sekian banyak komponen pendidikan, guru merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peningkatan pendidikan.
3
Pelaksanaan pendidikan di SD, khususnya kelas I- III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah dalam tiap satuan pelajaran. Dalam pelaksanaannya, kegiatan dilaksanakan secara murni mata pelajaran, yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan siswa tidak menyadari adanya keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dentgan mata pelajaran yang lain, sehingga membuat kesulitan bagi siswa dalam memahami mata pelajaran karena mereka memperoleh pengetahhuan dan keterampilan secara terpisah-pisah. Oleh karena itu, salah satu upaya dalam membantu terwujudnya tujuan pendidikan adalah dengan penerapan kebijakan pembelajaran. Salah satunya dengan diberlakukannya pendekatan tematik bagi siswa kelas awal SD. Belajar dengan pendekatan tematik ini lebih banyak menekankan pada keterlibatan peserta didik, dalam belajar dan membuat anak menjadi aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pembelajaran tematik yang mudah diterapkan adalah metode langsung, yaitu mengkaji tema secara langsung. Akan tetapi, terkadang guru masih mengalami kesulitan dalam penerapan pendekatan pembelajaran tematik ini. Hal ini disebabkan oleh kurang kreatifnya guru dalam menentukan tema yang sesuai, kurangnya
benda-benda
konkrit
yang
dihadirkan
pada
saat
proses
pembelajaran.Selain itu juga kurang tepatnya guru dalam menentukan strategi pembelajaran, salah satu metode dalam pembelajaran yaitu metode langsung. Metode langsung pada model pembelajaran ini karena Pengajaran Secara langsung adalah Penerapan dari pembelajaran yang dipakai oleh tiap guru ternyata sangat berpengaruh. Pengaruhi ini disebabkan oleh sifat dari beragam materi yang
4
mau diajarkan pada anak didiknya, Disisi lain juga dipengaruhi oleh maksud dan keinginan yang akan dicapai dalam metode pengajaran tersebut dan oleh kemampuan yang dimiliki peserta didik itu sendiri. teknik
Pembelajaran
Langsung adalah salah satu cara pendekatan mengajar untuk murid yang follower dapat membantu setiap murid untuk mempelajari keterampilan tingkat dasar untuk mendapatkan informasi yang dapat diajarkan tahap demi tahap. Cara melalui pendekatan mengajar seperti ini sering juga disebut dengan Model Pengajaran Langsung. Seandainya setiap guru menggunakan pengajaran secara langsung, tiap guru memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi mengenai bagaimana tujuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran langsung dan serta memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap isi/materi atau juga mengenai keterampilan. Model mengajar langsung ini telah dirancang khusus untuk menunjang terlaksananya proses belajar tiap siswa yang erat berkaitan dengan pengetahuan cara prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terprogram dengan baik, dan dapat dipraktekan dengan pola kegiatan secara bertahap, selangkah demi selangkah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena salah satu model yang diduga akan meningkatkan prestasi belajar adalah model tematik karena model pembelajaran ini, siswa diajak belajar sambil bermain. Selain itu juga banyak manfaat yang dapat diperoleh guru salah satunya keefisienan waktu dalam penyampaian materi. Model tematik di SDN 2 Susunan Baru sudah diterapkan pada kelas 1 sampai kelas III. Model belajar dan bermain yang diterapkan di model tematik sangat tepat di
5
kelas rendah karena di kelas rendah siswa masih banyak diberi rangsanganrangsangan sehingga dapat dengan mudah menyerap pelajaran. Pengalaman yang di dapat oleh siswa pun bermacam-macam. Keterbatasannya sarana dan prasarana belajar di SDN 2 Susuana Baru juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena siswa lebih lama memahami materi yang disampaikan. Guru juga lama dalam memberi stimulus kepada siswa karena tidak ada media sarana yang menunjang. Berdasarkan pemasalahan yang ada peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran tematik pada pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, dan Matematika di kelas III SD, karena menurut Kusnandar (2007 :331) model tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut . 1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA, B.indonesia, Matematika (Tematik) 2. Rendahnya motivasi belajar siswa disekolah. 3. Kurang maksimalnya pemanfaatan alam sekitar sekolah dalam proses pembelajaran. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :
6
Bagaimana Metode Pembelajaran Tematik dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Susunan Baru? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode tematik malalui alam sekitar sekolah mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di kls III SDN 2 Susunan Baru tahun ajaran 2011 / 2012. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SDN 2 Susuanan Baru Kecamatan Tanjungkarang Barat bermanfaat bagi siswa, guru dan Sekolah. (1). Siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata belajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan hidup (2). Guru mampu mengatasi permasalahan di kelas pada saat mengajar tematik dalam pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia (3). Sekolah diharapkan mampu meningkatkan mutu proses pembelajaran secara keseluruhan (4). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi secara langsung bagi peneliti dalam kancah ilmu pengetahuan.