BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan dapat bertahan apabila perusahaan tersebut dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengukur kemampuan struktur modal dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dihitung oleh laba yang dihasilkan dari penjualan perusahaan. Menurut Bringham & Weston (2005: 151) cara menghitung rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka akan meningkatkan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) suatu perusahaan (Bringham & Weston, 2001: 10). Penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Artinya apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu, tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Hutang mempunyai dua keuntungan. Pertama, bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang. Kedua, pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima. Namun, hutang juga mempunyai beberapa 1 Universitas Sumatera Utara
kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio hutang semakin tinggi risiko perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi. Kedua, apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang saham harus menutupi kekurangan itu (Bringham & Weston, 2001: 4). Struktur
modal adalah pembelanjaan permanen
yang
mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dan ekuitas (Bringham & Westo, 2005: 151). Penetapan struktur modal yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan
dalam
mencapai
tujuannya.
Penentuan
besar
kecilnya
modal
membutuhkan pemecahan yang tepat sehingga dana yang tersedia dapat menjaga kelangsungan perusahaan tersebut. Kelebihan modal mengakibatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba menurun karena lambatnya tingkat perputaran perusahaan maka akan terdapat dana mengganggur. Demikian juga apabila kekurangan modal menyebabkan perusahaan sulit untuk memenuhi kewajiban sehingga mengakibatkan hilangnya peluang menghasilkan laba. Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati lewat rasio Leverage. Rasio ini menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
segala
kewajiban
finansialnya. Dengan kata lain bahwa rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua hutang jangka pendek dan jangka panjangnya yang dapat diukur melalui Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang listrik. Sama halnya BUMN lainnya, PT PLN
(Persero)
Wilayah
Sumatera
Utara Cabang
Medan
dalam
kegiatan
operasionalnya masih mengandalkan modal atau subsidi dari pemerintah sehingga
Universitas Sumatera Utara
perusahaan mencapai komposisi finansial yang baik dalam menjalankan kegiatan operasi perbankan. Modal pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan untuk tahun 2004 sampai dengan tahun
2008 terdiri dari aktiva lancar,
persediaan, aktiva lain-lain, ekuitas dan kewajiban jangka panjang serta kewajiban jangka pendek. Di bawah ini pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan hutang jangka panjang, ekuitas, laba bersih dan total asset pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan tahun 2004-2008:
Tahun 2004
2005
2006
2007
2008
Tabel 1.1 Perbandingan Rasio DER , DR, ROA dan ROE PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan Tahun 2004-2008 Komponen Jumlah DER DR ROA (Rp) (%) (%) (%) Hutang JangkaPanjang Ekuitas Laba Bersih Total Asset Hutang Jangka Panjang Ekuitas Laba Bersih Total Asset Hutang Jangka Panjang Ekuitas Laba Bersih Total Asset Hutang Jangka Panjang Ekuitas Laba Bersih Total Asset Hutang Jangka Panjang Ekuitas Laba Bersih Total Asset
72.323.000.000 176.665.000.000 176.665.000.000 366.369.000.000 85.543.000.000 187.920.000.000 187.920.000.000 403.567.000.000 103.562.000.000 89.179.000.000 89.179.000.000 339.344.000.000 87.202.000.000 587.331.000.000 587.331.000.000 782.945.000.000 98.908.000.000 560.791.000.000 560.791.000.000 781.964.000.000
ROE (%)
47,48
22,89 48,22
100
53,9
25,1
46,56
100
124,03
32,6
26,28
100
16,69
12,52 75,01
100
18,70
13,41 71,72
100
Sumber: Laporan Keuangan PT PLN (Persero) Cabang Medan, 2009 (data diolah)
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan pada Tabel 1.1. di atas terlihat bahwa hutang jangka panjang tahun 2004 hingga tahun 2006 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.72.323.000.000, Rp.85.543.000.000,
Rp.103.562.000.000 dan
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan di tahun 2007 yaitu menjadi
Rp.87.202.000.00 dan
mengalami kenaikan di tahun 2008 menjadi sebesar Rp.98.908.000.000. Ekuitas dan Laba Bersih pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan mengalami jumlah yang sama dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 disebabkan karena modal saham, tambahan modal disetor dan saldo laba tidak ada sehingga menyebabkan Return on Equity (ROE) menjadi tetap jumlahnya sebesar 100%. Total asset dari tahun 2004-2005 mengalami peningkatan dari Rp.366.369.000.000 menjadi sebesar
Rp.403.567.000.000,
Rp.339.344.000.000,
tahun
tahun 2007
2006
mengalami
mengalami
penurunan
peningkatan
menjadi menjadi
Rp.782.945.000.000 dan tahun 2008 menurun menjadi Rp.781.964.000.000. Rasio leverage yang diukur melalui Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR mengalami fluktuasi. Debt Equity Ratio/DER tahun 2004 sampai 2006 mengalami peningkatan 47,48% tahun 2004, 53,9% tahun 2005 dan 124,03% tahun 2006, 16,69% tahun 2007, 18,70% tahun 2008. Debt Ratio/DR tahun 2004 sampai 2006 mengalami peningkatan 22,89% tahun 2004, 25,1% tahun 2005, 32,6% tahun 2006, 12,52% tahun 2007 dan 13,41% tahun 2008. Begitu juga Return on Asset (ROA) mengalami fluktuasi, tahun 2004 sebesar 48,22%, tahun 2005 turun menjadi 46,56%, tahun 2006 turun menjadi 26,28%, tahun 2007 meningkat menjadi 75,01% dan tahun 2008 turun menjadi 71,72%. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan struktur modal melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio /DER dan Debt Ratio/DR dengan Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), maka penulis melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Hubungan Struktur Modal Dengan
Return on Asset
Universitas Sumatera Utara
(ROA) dan Return on Equity (ROE) pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Hubungan Struktur Modal melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR Dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan selama periode tahun 2004-2008?
C. Kerangka Konseptual Menurut Brigham & Weston (2005: 151) struktur modal Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan ekuitas. Struktur modal yang optimal adalah gabungan dari hutang dan ekuitas yang memaksimalkan harga saham perusahaan. Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati lewat rasio Leverage. Rasio ini menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
segala
kewajiban
finansialnya. Dengan kata lain bahwa rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua hutang jangka pendek dan jangka panjangnya yang dapat diukur melalui Debt EquityRatio/DER dan Debt Ratio/DR.
Debt
EquityRatio/DER adalah perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt Ratio/DR Rasio adalah proporsi antara kewajiban yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi presentasenya cenderung semakin besar resiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua sumber daya yang terdapat pada perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui rasio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka akan meningkatkan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) suatu perusahaan (Bringham & Weston, 2001: 10). Penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Artinya apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu, tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Berdasarkan beberapa teori tersebut maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual sebagai berikut: Struktur Modal (X) -Debt Equity Ratio/DER -Debt Ratio/DR
Profitabilitas (Y) - Return on Asset (ROA) - Return on Equity (ROE)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Brigham & Weston (2005: 150), diolah
Universitas Sumatera Utara
D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis tetapkan, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Struktur Modal melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR memiliki hubungan dan tidak signifikan dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan selama periode 2004-2008..
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan struktur modal melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan selama periode tahun 2004-2008. 2. Manfaat Penelitian a.
Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan atas kinerja yang selama ini diterapkan dan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pengelolaan struktur modal yang efektif dan efisien di masa mendatang
b.
Bagi penulis, akan menambah dan memperluas wawasan berpikir khususnya dalam bidang keuangan terutama dalam memahami hubungan struktur modal melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR terhadap profitabilitas yang diukur melalui Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Universitas Sumatera Utara
c.
Bagi pihak-pihak lain, sebagai bahan informasi dan referensi yang nantinya bermanfaat untuk memberikan perbandingan dalam kegiatan penelitian selanjutnya di masa mendatang.
F. Metode Penelitian 1.
Batasan Operasional Dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional sebagai berikut: a.
Penelitian terbatas pada pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas. Profitabilitas diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan struktur modal dengan indikator rasio rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR.
b.
Laporan keuangan yang digunakan adalah Neraca dan Laporan Laba-Rugi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan periode 20042008.
c.
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hubungan hubungan struktur modal melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan selama periode tahun 2004-2008 adalah Analisis Korelasi Spearman..
2.
Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dua variabel yaitu: a.
Variabel X sebagai variabel independen (bebas) yaitu melalui rasio leverage yaitu Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR.
Universitas Sumatera Utara
b.
Variabel Y sebagai variabel dependen (terikat) yaitu Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
3.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Defenisi operasional dan pengukuran variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: a.
Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya.. Dengan kata lain bahwa rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua hutang jangka pendek dan jangka panjangnya (Brigham & Weston, 2005: 150). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR. 1) Debt Equity Ratio/DER Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt Equity Ratio / DER =
Total Debt Total Equity
2) Debt Ratio/DR Rasio ini menunjukkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi presentasenya cenderung semakin besar resiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham.
Debt Ratio / DR =
Total Debt Total Assets
Universitas Sumatera Utara
b.
ROA atau Return on Asset merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Re turn on Asset (ROA) =
c.
Laba bersih Total asset
ROE atau Return on Equity adalah rasio perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Brigham & Weston, 2005: 150: Re turn on Equity (ROE ) =
4.
Laba bersih Ekuitas
Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan yang beralamat di Jl. Listrik No.12 Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010.
5.
Jenis dan Sumber Data Penulis dalam penelitian mempergunakan data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan penulis berkaitan dengan masalah yanga dianalisis meliputi: a. Sejarah singkat berdirinya PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan. b. Struktur organisasi perusahaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan.
Universitas Sumatera Utara
c. Neraca PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan tahun 2004-2008. d. Laporan Laba-Rugi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan tahun 2004-2008. 6.
Teknik Pengumpulan Data Penulis memakai dua teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: a.
Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan
tulisan
dari
perusahaan
serta
sumber-sumber
lain
yang
berhubungan. b.
Interview, yaitu melakukan wawancara dengan bagian keuangan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan.
7.
Metode Analisis Data Metode analisis merupakan cara yang digunakan untuk mengkaji data guna menjawab permasalahan. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah: a.
Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subjek penelitian pada saat ini dimana data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui metode pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi.
b.
Metode Analisis Statistik 1. Analisis Korelasi Spearman Metode Korelasi Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis assosiatif bila masing-
Universitas Sumatera Utara
masing variabel yang digunakan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama, maka untuk menganalisisnya digunakan
metode Korelasi Spearman
yang rumusnya adalah
(Nugroho, 2005: 37): 6 ∑ bi² rs = 1 n(n²-1) Keterangan: rs
: Koefisien Korelasi Spearman
bi
: Selisih peringkat untuk setiap data
n
: Jumlah sampel atau data
Koefisien Korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai 1 sehingga dapat ditulis -1≤ rs ≤ 1. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang searah dan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang tidak searah. Tabel 1.2 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.20
Sangat Rendah
0.21 – 0.40
Rendah
0.41 – 0.70
Sedang
0.71 – 0.90
Kuat
0.91 – 1.000
Sangat Kuat
Sumber : Nugroho (2005: 37)
Dalam menghitung koefisien korelasi Spearman ini dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS for Windows versi 14.00.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengujian Hipotesis Uji statistik t Uji statistik t menunjukkan apakah secara individual variabel bebas (Xi) mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Yi). Rumus yang digunakan untuk signifikansinya (Nugroho, 2005: 37) ialah:
t= r
n−2 1− r2
Dimana: t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = banyaknya pasangan pengamatan X dan Y Pada pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H 0 : r = 0 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Yi). H 1 : r ≠ 0 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Yi). Kriteria Pengambilan Keputusan: Nilai statistik t dapat dilihat dari hasil perhitungan melalui aplikasi komputer program SPSS for Windows versi 14.00 ditentukan tingkat
signifikansi (α) = 5 %. Jika – rs
hitung
≤ rs
tabel
dengan
menggunakan α=5% artinya H0 diterima dan korelasinya tidak signifikan dan jika –rs hitung ≥ rs tabel dengan menggunakan α = 5%. artinya H0 ditolak dan korelasinya signifikan.
Universitas Sumatera Utara