BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Kondisi Air Tanah dalam segala aspek kehidupan manusia mempunyai
peranan penting dalam menyediakan kebutuhan air bagi berbagai keperluan. Mengingat peranan Air Tanah yang semakin vital dan strategis, maka pemanfaatan Air Tanah harus juga memperhatikan keseimbangan dan pelestarian sumberdaya itu sendiri, atau dengan kata lain pemanfaatan Air Tanah harus berwawasan lingkungan. (Hendrayana, 2011) Salah satu sumberdaya air yaitu Air Tanah, saat ini telah menjadi permasalahan yang cukup beragam baik dala sektor Regional, Nasional dan Internasional. Dampak dari kondisi tersebut mutlak dituntut perlunya langkahlangkah nyata untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan eksploitasi Air Tanah yang tidak terkontrol. Pengelolaan Air Tanah harus dilakukan secara bijaksana yang bertumpu pada aspek hukum, yakni peraturan perundangan yang berlaku di bidang Air Tanah, serta aspek teknis yang menyangkut pengetahuan keAir Tanahan (groundwater knowledge) suatu daerah. Tujuan pengelolaan Air Tanah secara normatif adalah seperti diamanatkan dalam Pasal 33 ayat 3, yakni air dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Undang Undang Sumber Daya Air tahun 2004 merumuskan tujuan pengelolaan sumber daya air adalah untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Secara lebih spesifik tujuan pengelolaan Air Tanah dapat dirumuskan untuk menjamin ketersediaan Air Tanah secara
1
berkelanjutan
(sustainanble)
baik
kuantitas
maupun
kualitasnya,
untuk
pemanfaatannya bagi semua pengguna sesuai peruntukannya, dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan. (UU RI No. 7 2004). Dalam rangka menjaga kelangsungan ketersediaan sumberdaya Air Tanah, maka diperlukan langkah-langkah sistematis untuk pelaksanaan pengelolaan Air Tanah, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas dalam suatu cekungan Air Tanah. Pengelolaan cekungan Air Tanah harus dilaksanakan dengan mendasarkan pada efektifitas pemanfaatan Air Tanah untuk meminimalkan dampak negatif, seperti penurunan muka Air Tanah, degradasi kualitas Air Tanah maupun terjadinya penurunan muka tanah/amblesan. Sampai saat ini upaya pengelolaan Air Tanah untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan dan pelestarian Air Tanah terus menerus diterapkan di lapangan, baik yang mencakup aspek teknis maupun aspek hukum. Tetapi pada kenyataannya, meskipun upaya pengelolaan Air Tanah telah dilakukan oleh semua unsur terkait, di lapangan masih menunjukkan adanya degradasi sumberdaya Air Tanah, baik kuantitas maupun kualitasnya, di samping terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal ini menunjukkan, bahwa pelaksanaan pengelolaan Air Tanah dalam rangka konservasi Air Tanah belum berhasil secara optimal. Kabupaten Bantul merupakan bagian dari Cekungan Air Tanah ( CAT ) Yogyakarta-Sleman yang secara hidrogeologis terletak di bagian selatan atau bagian hilir cekungan dan termasuk pada daerah discharge. Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan yang signifikan karena merupakan wilayah perkembangan daerah urban dengan segala macam kegiatan pembangunan yang berjalan sangat cepat. Kabupaten Bantul yang merupakan pusat kegiatan
2
pembangunan, ekonomi, perdagangan, industri dan pendidikan telah memicu meningkatnya kebutuhan akan air bersih, dan sebagai akibatnya telah menunjukkan adanya dampak negatif terhadap kondisi Air Tanah dan lingkungannya. Upaya efektivitas dan efisiensi penggunaan Air Tanah perlu dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, diikuti oleh penggunaan Air Tanah untuk keperluan lain, seperti pertanian, sanitasi lingkungan, perindustrian, pariwisata, dll. Berdasarkan zonasi konservasi Air Tanah yang telah ada, maka perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan zona pemanfaatan Air Tanah pada cekungan Air Tanah. Zona pemanfaatan Air Tanah merupakan acuan dalam penyusunan rencana penyediaan, pengeboran,
penggalian,
pemakaian
atau
penggunaan
pengusahaan
dan
pengembangan Air Tanah, serta penyusunan rencana tata ruang wilayah. Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan kegiatan penelitian Pemetaan Pemanfaatan Air Tanah Melalui Analisa Spasial di CAT Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam menentukan langkah pendayagunaan Air Tanah agar tercipta efektivitas dan efisiensi penggunaan Air Tanah secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai peruntukannya.
I.2
Rumusan Masalah Pemetaan Pemanfaatan Air Tanah di wilayah CAT Kabupaten Bantul ini
dimaksudkan untuk arahan wilayah (zona) yang dapat dilakukan pemanfaatan Air Tanahnya untuk keperluan tertentu (rumah tangga, rumah makan, rumah sakit,
3
irigasi, pendidikan, peribadatan, perikanan, peternakan, Industri dan hotel), sehingga dapat lebih memudahkan dan mempercepat proses dalam mengetahui tingkatan informasi pemanfaatan Air Tanah. Di samping itu dapat juga dimanfaatkan untuk menyusun rencana lokasi pemantauan Air Tanah, baik kuantitas dan kualitasnya. Berdasarkan dari latar belakang permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan diatas maka penelitian ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut, yaitu : 1. Bagaimana peran analisa spasial dalam mengetahui tingkat pemanfaatan air tanah di CAT Kabupaten Bantul? 2. Bagaimana kondisi aktual yang dapat diperoleh dengan berbagai parameter dengan informasi penelitian pemanfaatan air tanah di CAT Kabupaten Bantul?
I.3
Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Mengetahui jumlah pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan rumah tangga dan non rumah tangga di CAT Kabupaten Bantul. 2. Mengetahui tingkat pemanfaatan air tanah melalui analisa data statistik dan spasial di CAT Kabupaten Bantul. 3. Mengaplikasikan peranan sistem informasi geografi dalam pemetaan pemanfaatan air tanah di CAT Kabupaten Bantul.
4
I.4
Manfaat Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Memanfaatkan analisa spasial dari berbagai parameter data untuk melakukan pemetaan pemanfaatan air tanah di CAT Kabupaten Bantul. 2. Memberikan informasi terkait tingkat pemanfaatan air tanah di CAT Kabupaten Bantul. 3. Pengembangan ilmu geografi khususnya dalam analisis spasial untuk melakukan pemetaan pemanfaatan air tanah di CAT Kabupaten Bantul.
5