BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat
dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Salah satu bagian dari ilmu komunikasi yang sedang berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan
pesan-pesan
komunikasi
(Wiryanto,
2000:62).
Melalui
komunikasi massa, pesan-pesan komunikasi dapat disampaikan kepada orang banyak di tempat yang berbeda-beda dan pada waktu yang bersamaan. Untuk sampai ke khalayak, pesan-pesan komunikasi tersebut harus melalui saluransaluran yang disebut dengan istilah media massa. Media massa dibagi menjadi dua bagian yaitu media cetak dan media elektronik (Ardiyanto&Erdiana, 2005:98). Media massa cetak terdiri dari surat kabar, tabloid dan lain-lain. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari radio, film, televisi dan lain-lain. Dari berbagai jenis media massa di atas, media televisi yang menjadi media massa yang sangat berpengaruh bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia, dunia pertelevisian terus berkembang seiring berjalannya waktu. Walaupun perkembangan dunia pertelevisian Indonesia hanya berpusat pada stasiun-stasiun televisi swasta saja, tidak dapat dipungkiri bahwa
Universitas Sumatera Utara
perkembangan dunia pertelevisian telah mempengaruhi sistem kehidupan sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sampai hari ini, negara Indonesia telah memiliki sebelas stasiun televisi nasional yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), Global TV, Trans7, Metro TV, Tv One dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Selain televisi nasional, saat ini hampir setiap daerah (terutama kota-kota besar) di Indonesia telah memiliki stasiun televisi lokal. Salah satunya adalah stasiun televisi lokal Deli TV di kota Medan. Setiap harinya, masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program acara yang ditawarkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta tersebut. Tingginya animo masyarakat Indonesia untuk menonton program-program acara televisi yang menayangkannya. Jumlah pemirsa yang banyak terhadap program acara tertentu akan membuat rating program tersebut akan tinggi sehingga mendatangkan iklan-iklan produk komersial yang merupakan sumber penghasilan utama bagi stasiun televisi swasta (Panjaitan, 2006:20). Oleh karena itula, stasiunstasiun televisi swasta berlomba-lomba untuk menayangkan program-program acara yang disukai oleh pemirsanya. Berbagai macam program acara televisi telah ditayangkan oleh para stasiun televisi swasta bagi pemirsanya, mulai dari sinetron, kuis, talkshow, variety show, komedi situasi (sitkom), program berita, program olahraga, infotainment sampai reality show. Salah satu program acara televisi yang sedang menjadi tren di antara para pemirsa adalah tayangan variety show. Sebut saja
Universitas Sumatera Utara
Happy Song (Indosiar), Kembang Mencari Kumbang (TPI), Opera Van Java (Trans 7), Makin Malam Makin Mantap (ANTV), dan Cinta Juga Kuya (SCTV) Cinta Juga Kuya merupakan tayangan variety show yang bertemakan sulap. Acara ini cukup menarik perhatian dari para penonton televisi, karena tayangan sulap ini dilakukan oleh seorang anak perempuan yang masih berusia 5 tahun. Setiap episodenya, Cinta mampu membuat para penonton terkesima oleh aksi sulapnya dan hampir disetiap episodenya, Cinta kerap menggerjai para selebritis tanah air. Malah tak jarang para artis tersebut dibuat kaget, kagum, kesal dan tertawa oleh ulah aksi si pesulap cilik. Siapa bilang sulap adalah permainan rumit dan hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa? Siapa bilang sulap tidak cocok sebagai permainan anak-anak? Buktinya Cinta, gadis cilik yang satu ini memiliki keahlian dalam melakukan trik sulap yang tak kalah dengan orang dewasa. Cinta akan menghibur pemirsa dengan keahliannya yang akan membuat para keluarga Indoensia berdecak kagum. Dalam "Cinta Juga Kuya" akan ditampilkan trik-trik sulap yang natural. Tidak hanya itu, Cinta juga melakukan teknik membaca pikiran yang targetnya adalah para artis. Cinta akan mendatangi kediaman salah seorang artis untuk diajak melakukan trik sulap. Tidak ada yang mampu menyangkal kekaguman akan keahlian Cinta dalam bermain sulap. Inilah anak kecil yg ajaib, Cinta Rahmania Putri Khairunisa anak pertama dari Uya Kuya. Bakat yang lebih dulu muncul adalah bakat sulap. Meski masih sangat muda, Cinta sudah bisa berbagai macam trik sulap yang ia pelajari dari ayahnya. Sebenarnya keahlian bersulap Cinta tidak sengaja ditularkan ayahnya Uya Kuya. CInta kerap membantunya dalam merapikan alat-alat
Universitas Sumatera Utara
sulapnya. Sampai suatu hari dia mainin alat sulap yang anak usia 12 tahun saja mainin belum tentu langsung bisa. Awalnya Uya berpikir cuma kebetulan. Tapi ketika disuruh coba lagi dia bisa. Sejak itu sampai sekarang Cinta malah ketagihan main sulap, jelasnya. Uya memang tidak bermodal nekad menerjunkan putrinya ke dunia sulap. Terbukti Cinta tercatat sebagai pesulap termuda profesional yang tampil di International Magic Extravaganza di Malaysia tanggal 6-8 Juni 2008. Di Indonesia, mulai hari ini nama Cinta tercatat sebagai pesulap termuda di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). "Dia pernah berkompetisi dengan pesulap yang usianya sudah dewasa, dan dia menjadi pesulap termuda yang ikut. Bahkan usai acara, salah satu pesulap terkenal di Amerika menghampiri saya dan bilang Cinta punya bakat, saya bangga sama dia," ujar Uya. Cinta dalam membawakan acara ini cukup kocak dan mampu membuat para penonton tercengang dengan aksinya. Sebut saja Inul Daratista yang sempat panik ketika kunci kamar anaknya dipatahkan oleh Cinta, karuan saja Inul langsung panik karena anaknya terkunci sendirian di kamar. Namun, dengan mudahnya Cinta mampu mengembalikan kunci tersebut ke bentuk semula. Ada juga artis lain yang pernah hampir marah karena Blackberry nya diketok dan dicelupkan ke air oleh Cinta, namun akhirnya Blackberry nya kembali berfungsi normal walaupun sudah sempat dikerjai oleh Cinta. Dalam waktu belakangan ini, atas permintaan pemirsanya tayangan varietyshow Cinta Juga Kuya tayang menjadi tiga kali seminggu yakni Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 18.30-19.00 WIB. Hal ini membuktikan bahwa tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya semakin diminati oleh masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tayangan Varietyshow “Cinta Juga Kuya” di SCTV terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
I.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan. Maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah pengaruh tayangan Variety show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU”?
I.3
Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan
mengambang, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Masalah yang diteliti adalah pengaruh tayangan variety show Cinta Juga Kuya dan minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2.
Khalayak yang diteliti adalah mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2007-2009 yang masih aktif kuliah.
3.
Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang pernah menonton tayangan Cinta Juga Kuya minimal tiga kali.
Universitas Sumatera Utara
4.
Penelitian ini bersifat korelasional.
5.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010
I.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui isi materi yang disajikan oleh tayangan Cinta Juga Kuya.
2.
Untuk mengetahui pengaruh tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Manfaat Penelitian
1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2.
Secara teoritis, penelitian ini ditujukan untuk memperkaya khasanah penelitian terutama tentang komunikasi massa.
3.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
I.5
Kerangka Teori Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti memerlukan teori
sebagai landasan kerangka berpikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang akan memuat pokokpokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas (Nawawi, 2001 :39). Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah
Universitas Sumatera Utara
himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjbarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rahmad, 2007:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan pandangan, memberikan strategi dan meramalkan. Dalam penelitian ini, teori yang relevan adalah komunikasi dan komunikasi massa, televisi sebagai media massa dan teori AIDDA. I.5.1
Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya “sama”,
communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Menurut Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication
memunculkan
istilah
science
of
communication
yang
didefenisikan sebagai upaya yang ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi
Universitas Sumatera Utara
meliputi lima unsur sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan tersebut, yakni :
− Komunikator − Pesan − Media − Komunikan − Efek Jadi, berdasarkan paradigma Laswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media/saluran dan menimbulkan efek. Komunikasi Massa Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media massa (mass media communication). Mereka membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau film. Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa dapat juga didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan merupakan pesan yang mengandung kepentingan publik. I.5.2
Televisi sebagai Media Massa Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berati jauh dan
“vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya. Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakin bahwa media cetak tidak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya sementara media elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam gambaran sebuah “Perkampungan Global”. Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya atrik yang cukup kuat dibandingkan dengan media massa yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. Selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3
Teori AIDDA Onong Uchjana Effendi (2002:304) menjelaskan bahwa pendekatan yang
disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat
AIDDA.
Lengkapnya adalah sebagai berikut : 1. Attention (Perhatian) Perhatian, yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya. 2. Interest (Minat) Minat, yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal. 3. Desire (Hasrat) Hasrat, yaitu suatu keinginan seseorang dalam suatu hal yang dilihatnya dan memiliki keinginan untuk memperolehnya. 4. Decision (Keputusan) Keputusan, yaitu langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya itu. 5. Action (Tindakan) Tindakan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencapai keinginannya dalam mendapatkan suatu hal. Proses pentahapan komunikasi
ini
mengandung
maksud
bahwa
komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention).
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, acara Varietyshow Cinta Juga Kuya harus mampu menarik perhatian orang lain khususnya penonton di rumah. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan. Dalam hal ini, minat akan menimbulkan hasrat dalam penonton untuk menyaksikan acara Varietyshow Cinta Juga Kuya. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk menonton acara Varietyshow Cinta Juga Kuya. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision). Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action). Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu. I.5.4
Minat Menonton Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
menikmati beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan secara terus-menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek, situasi, ataupun ide-ide tertentu, yang biasanya didikuti oleh perasaan senang dan kecendrungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang, baik yang bersifat sementara maupun tetap dan berbagai sistem motivasi yang dominan
Universitas Sumatera Utara
merupakan
faktor
penentu
internal
yang
benar-benar
mendasar
dalam
mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat adalah perhatian, persepsi, keinginan dan perbuatan. Menurut Kamus Umum Besar Indonesia, menonton adalah melihat pertunjukan gambar hidup dan sebagainya. Sedangkan menurut Partowisastro, menonton merupakan perhatian yang spontan dari diri individu dimana individu berada di tengah-tengah layar putih dan apa yang dilihatnya seolah-olah terjadi di depan mata dan bukan bersifat bayangan saja. Minat menonton adalah adalah suatu keadaan dimana dalam diri individu timbul ketertarikan terhadap suatu objek.
I.6.
Kerangka Konsep Agar
konsep-konsep
dapat
diteliti
secara
empiris,
maka
harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49). Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam memutuskan hipotesis (Nawawi,2001:40). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur lainnya. Variabel bebas penelitian ini adalah tayangan varietyshow Cinta Juga Kuya.
Universitas Sumatera Utara
2.
Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat penelitian ini adalah minat menonton.
3.
Variabel antara (Z) Variabel antara adalah variabel yang berada di antara variabel bebas dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, yaitu nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, pekerjaan dan lain-lain.
I.7
Model Teoritis Gambar I.1 Model Teoritis
Variabel bebas (X) Tayangan variety show Cinta Juga Kuya
Variabel terikat (Y) Minat Menonton
Variabel antara (Z) Karakteristik Responden
Universitas Sumatera Utara
I.8
Variabel Operasional Operasionalisasi adalah mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk
yang dapat diamati dan diukur. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variabel untuk memberikan kemudahan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut : Tabel I.1 Variabel Operasional Variabel Teoritis Variabel Bebas (X)
Variabel Operasional • Durasi
Tayangan varietyshow Cinta Juga
• Konsep acara
Kuya
• Materi acara • Kejelasan informasi • Pembawa acara
Variabel Terikat (Y)
• Perhatian
Minat Menonton
• Persepsi • Keinginan • Perbuatan
Variabel Antara (Z)
• Jenis Kelamin
Karakter Responden
• Angkatan
Universitas Sumatera Utara
I.9
Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut: 1.
Variabel bebas (X) tentang tayangan variety show Cinta Juga Kuya a. Durasi merupakan lamanya waktu penanyangan acara varietyshow Cinta Juga Kuya. b. Konsep acara merupakan perencanaan terhadap bentuk dari acara varietyshow Cinta Juga Kuya. c. Materi acara merupakan isi dari acara varietyshow Cinta Juga Kuya. d. Kejelasan informasi adalah proses penyampaian pesan yang efektif kepada para penonton tayangan varietyshow Cinta Juga Kuya. e. Pembawa acara adalah orang yang memandu acara Cinta Juga Kuya pada saat acara berlangsung.
2.
Variabel terikat (Y) tentang minat menonton a. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain. b. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi. c. Keinginan : usaha seseorang untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
d. Perbuatan, hasil komulatif dari seluruh proses komunikasi. 3.
Variabel antara (Y) karakteristik responden terdiri dari : a. Jenis Kelamin : yaitu laki-laki dan perempuan. b. Angkatan : yaitu tahun dimana responden dinyatakan diterima sah sebagai mahasiswa USU. Seluruh responden terdiri dari angkatan 2007, 2008 dan 2009.
I.10
Hipotesis Hipotesis diturunkan dari teori. Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap suatu fenomena dan atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Oleh sebab itu, rumusan hipotesis ditulis dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua variabel atau lebih. Sekalipun demikian, pernyataan ilmiah yang sudah dibuat masih perlu diuji kebenarannya melalui data empiris, sebab pendapat yang terkandung dalam pernyataan tersebut masih dangkal. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H0
: tidak terdapat hubungan antara tayangan variety show Cinta Juga Kuya di SCTV dengan minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
Ha
: terdapat hubungan antara tayangan variety show Cinta Juga Kuya di SCTV
dengan
minat
menonton
di
kalangan
mahasiswa
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara