BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Saat ini adalah era globalisasi dan modernisasi, hampir semua hal terkena oleh
imbasnya, salah satu yang tesentuh oleh modernisasi adalah komunikasi. Seperti diketahui dewasa ini komunikasi berkembang pesat, dan sebagai salah satu faktor yang sangat penting komunikasi perlu ditunjang oleh berbagai perangkat, alat-alat komunikasi yang mampu mengakomodir kebutuhan penggunanya. Satu dari sekian alat komunikasi, dan mungkin yang merupakan alat komunikasi yang paling populer adalah telepon seluler atau handphone. Handphone sebagai alat komunikasi tentu sudah berkembang seiring kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ini diharapkan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan penggunanya, namun kenyataannya tidak semua produk handphone dapat berhasil dalam hal ini seperti yang pernah diulas oleh sebuah majalah tentang handphone yaitu Selular yang memberikan hasil penelitian bahwa banyak juga produk handphone yang tergolong gagal di pasaran dan salah satu faktor yang cukup menentukan adalah karena proses pengembangan yang tidak tepat guna, dan majalah Selular menyebutkan contoh produk handphone nya yaitu Nokia seri 3108 dan produk handphone LG seri F2300. Oleh karena itu perlu adanya upaya perbaikan-perbaikan dalam proses pengembangan produk handphone sehingga
2
kepuasan pelanggan dapat meningkat, aspek ini yang perlu diperhatikan oleh produsen handphone agar mampu bersaing dalam dunia industri dewasa ini, dimana berbagai pertimbangan dan penilaian oleh konsumen terhadap produk sangat menentukan keberhasilan dari produk tersebut. Untuk dapat menunjang proses perbaikan dalam pengembangan produk (handphone) maka perlu diketahui terlebih dahulu atribut-atribut apa saja yang dianggap mempengaruhi keberhasilan sebuah produk handphone, misalnya saja apakah teknologi seperti kamera atau mungkin masalah warna, fitur menjadi hal yang instrumental dan penting untuk kemudian dilakukan proses pengembangannya. Untuk itulah atribut-atribut apa yang akan mempengaruhi desain industri demi keberhasilan produk diteliti.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam mengevaluasi proses
perbaikan dalam pengembangan produk (dalam hal ini handphone) antara lain : desain industri, atribut-atribut desain industri, serta level kepentingan dari masingmasing atribut desain industri. Melalui berbagai faktor diatas, maka dapat diketahui apa yang sebaiknya segera dilakukan dalam perbaikan proses pengembangan produk handphone ditinjau dari segi desain industrinya. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
3
•
Apa merek dan tipe/seri handphone yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta ?
•
Bagaimana penilaian mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta terhadap level kepentingan desain industri pada kategori kebutuhankebutuhan ergonomik dari produk handphone yang mereka gunakan?
•
Bagaimana penilaian mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta terhadap level kepentingan desain industri pada kategori kebutuhankebutuhan estetis dari produk handphone yang mereka gunakan?
1.3
Ruang Lingkup Secara umum pembahasan berada seputar desain industri dari produk
handphone yang akan lebih spesifik lagi mengenai penilaian terhadap level kepentingan desain industri nya. Pembahasan ini berdasarkan studi kasus yang dilakukan di fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta, yang mahasiswa/i nya diminta untuk melakukan penilaian terhadap level kepentingan desain industri dari produk handphone yang mereka gunakan. Adapun fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta terdiri dari jurusan Manajemen dan Akuntansi.
4
1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya penelitian ini antara lain, yaitu : •
Mendeskripsikan produk handphone apa yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta.
•
Mendeskripsikan tipe/seri dari produk handphone apa yang paling banyak digunakan (berdasarkan merek yang paling banyak digunakan) oleh mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta.
•
Menganalisis penilaian terhadap level kepentingan desain industri dari produk handphone berdasarkan penilaian responden.
•
Memberikan usulan kepada produsen (yang merek nya paling banyak digunakan pada penelitian ini) mengenai desain industri yang perlu dikembangkan dalam proses pengembangan produk handphone.
Manfaat yang ingin didapat melalui penelitian ini antara lain : •
Memberi masukan kepada produsen (khususnya area distributor Jakarta-barat) mengenai gambaran posisi dari merek produk handphone apa yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta.
•
Memberi masukan kepada produsen (khususnya area distributor Jakarta-barat) mengenai gambaran posisi dari tipe/seri produk handphone apa yang paling
5
banyak digunakan oleh mahasiswa/i fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta. •
Memberi masukan kepada produsen yang merek nya paling banyak digunakan pada penelitian ini (khususnya area distributor Jakarta-barat) mengenai gambaran level kepentingan desain industri produk handphone, berdasarkan hasil penilaian mahasiswa/i pengguna handphone di fakultas ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta.
•
Memberi masukan kepada produsen yang merek nya paling banyak digunakan pada penelitian ini (khususnya area distributor Jakarta-barat) sehingga produsen dapat melakukan proses pengembangan produknya secara tepat guna, tepat kembang.
1.5
Gambaran Umum Obyek Dapat dikatakan bahwa handphone adalah telepon tanpa kabel/nirkabel yang
fungsi utamanya adalah sebagai alat komunikasi. Sejarah handphone bermula dari sistem radio yang ditemukan oleh oleh Guighelmo Marconi yang saat itu mulai membahas gelombang radio. Berdasarkan General Services Administration America, didefinisikan bahwa radio sebagai alat telekomunikasi oleh modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik sehingga untuk itu diperlukan alat pemancar dan penerima.
6
Alat telekomunikasi mulai diperkenalkan oleh Samuel Morse ketika menemukan peralatan telegraf dimana kelak, telegraf menjadi bisnis yang paling sukses dalam mengantarkan kabar sekaligus menggantikan kerja kurir. Komunikasi jarak jauh pun menjadi lebih cepat dan mudah dimana sinyal yang dipancarkan tidak melewati atmosfer namun lewat bumi dan air serta tanpa kabel. Selama abad 19, teknologi berbasis radio terus berkembang dengan penemuan-penemuan baru dan peralatan baru pun ditemukan. Menginjak abad 20, para penggagas terus menemukan hal baru. Tahun 1888, ilmuwan Jerman bernama Heinrich Hertz menemukan "perjalanan" gelombang yang melewati atmosfer dan penemuan ini dianggap cukup revolusioner. Apalagi ketika Lars Magnus Ericsson menemukan telepon yang terpasang di mobil pada tahun 1910. Pergerakan orang pun makin mudah saja. Empat belas tahun kemudian, teknologi ini sudah diaplikasikan ke mobil-mobil polisi dan ambulans. Antena yang digunakan waktu itu belum sesederhana sekarang, ukurannya bahkan cukup besar. Sistem komunikasinya pun masih terbatas, yaitu dengan two ways. Tahap perkembangan telekomunikasi yang cukup modern dimulai pada sekitar periode 1946, saat itu alat telekomunikasi tidak sekadar untuk keperluan tertentu. Saja. AT&T Company dan Southwestern Bell Company di Amerika kemudian memperkenalkan jasa telepon radio bergerak untuk khalayak umum, saluran yang digunakan pada saat itu hanya 6 saluran pada frekuensi 150 MHz serta space saluran sebesar 60 kHz.
7
Pada tahun berikutnya yaitu 1947 telepon dengan sistem seluler mulai diperbincangkan oleh orang, tetapi baru pada tahun 1969 telepon dengan sistem seluler ini mulai komersil. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin banyak diperbincangkan oleh
orang dan Motorola lah yang pada akhirnya
memperkenalkan telepon genggam pada 3 tahun kemudian. Saat itu dari segi ukuran memang telepon gennggam itu tergolong cukup besar disertai dengan antena pendek bahkan ada pula telepon yang ukurannya hampir sebesar ukuran koper. Dr Cooper yang saat itu merupakan manajer proyek inovasi Motorola memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja sama dengan Bell Labs dan penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan telepon seluler pertama. Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi menjadi 3 generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2 (2G), dan generasi-3 (3G). Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an). Advanced Mobile Phone Service (AMPS) pertama kali diperkenalkan di New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. AMPS merupakan sistem telepon wireless analog yang, untuk ukuran waktu itu, cukup sukses di Amerika. AMPS berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat. Namun AMPS masih banyak memiliki kelemahan, yaitu antara lain dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari pengguna akan segera terputus apabila dia berada di luar jangkauan area,
8
efisiensi yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spektrum yang menyebabkan hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu bersamaan, dan sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan kemampuan kompresi dan coding data. Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran waktu itu. Generasi-1 telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan diluncurkannya paling tidak 9 standar sistem analog di awal tahun 1980-an, seperti Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access Communications System (TACS) di Inggris, C450 di Jerman, dll., dimana satu sama lain tidak saling berinterkoneksi. Banyaknya standar jaringan yang muncul menjadikan kemampuan jelajah dari masing-masing jaringan yang sangat terbatas disamping efisiensi dari sistem sendiri yang masih sangat kecil.
Generasi-2 (2G) telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa yang diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat menjadi standar jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan Eropa. Dalam sistem baru juga harus terdapat kemampuan yang dapat mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak pengguna untuk menampung penambahan jumlah subscriber baru. Karena hal ini tidak dapat dilakukan dengan mempertahankan sistem analog, maka kemudian diputuskan untuk merombak sistem dan menggantinya dengan sistem digital. Standar baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile Communications (GSM). GSM pada awalnya adalah
9
kepanjangan dari Groupe Speciale Mobile, sebuah badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi bersama untuk menciptakan standar GSM tersebut. Generasi-2 (2G) di Amerika Serikat ditandai dengan diluncurkannya standar jaringan baru yang juga bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA – Time Division Multiple Access). Sistem digital lainnya yang muncul di Amerika adalah IS-95 atau cdma-One, yang merupakan sistem digital yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) dan diperkenalkan oleh Qualcomm pada pertengahan 1990-an. Untuk negara-negara di benua Asia, pertama kali mereka mengadopsi sistem telepon wireless digital dengan menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di negara Jepang, berkembang sistem Personal Digital Cellular (PDC) yang mereka kembangkan sendiri dan hanya berlaku di negeri itu. Jepang sendiri hingga saat ini telah mengembangkan sendiri sistem digital selulernya hingga meninggalkan negara-negara di kawasan lainnya ditandai dengan kemajuan layanan dan terus bertambahnya jumlah subscriber di jaringan mereka, namun demikian sistem yang mereka kembangkan tetaplah sistem yang eksklusif dan hanya berlaku di Jepang saja.
Diperkenalkannya sistem telepon wireless/ seluler digital memberikan beberapa kelebihan, yaitu antara lain suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, efisiensi spektrum/ frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan coding data digital. Handset yang diperlukan untuk sistem ini juga menjadi sangat simpel, kecil, dan
10
ringan, karena digunakannya chip digital untuk SIM (subscriber identification module). Teknologi chip digital juga memungkinkan penambahan fitur-fitur baru sebagai layanan tambahan, seperti voice mail, call waiting, dan sort message service (SMS). SMS sendiri merupakan fitur GSM yang paling poluler hingga saat ini. Hingga bulan September 2001, diketahui penggunaan SMS di dunia hingga 23 milyar kiriman pesan SMS per bulan (www.gsmworld.com). SMS sendiri merupakan paket pesan singkat sebesar maksimal 160 byte.
Hingga pertengahan tahun 2000 terhitung jumlah subscriber telepon wireless (telepon seluler) digital 2G terbanyak yang masih dikuasai oleh jaringan GSM (lihat Tabel 1). Jumlah subscriber GSM bertambah 10 juta tiap bulannya dan tersebar di Eropa, Asia, Australia dan sebagian Amerika Utara. Pada tahun 2000 GSM mulai mengembangkan pasar dan infrastruktur di Amerika Selatan (www.gsmworld.com).
Tabel 1.1 Jumlah subscriber jaringan 2G hingga juli 2001
11
Teknologi wireless generasi-3 (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. Kesepakatan 3G tertuang dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan antara lain memutuskan bahwa standar 3G akan bercabang menjadi 3 standar sistem yang akan diberlakukan di dunia, yaitu Enhanced Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA (WCDMA), dan CDMA2000.
Pada tahun 1985 di Ameika tercatat kurang lebih dari 204.000 pelanggan, 3 tahun kemudian jumlahnya meningkat hampir delapan kali lipatnya yaitu tercatat pelanggan mencapai jumlah 1.600.000 pelanggan. Ericsson juga mendesain handphone dengan dimensi kecil yang tujuannya adalah agar lebih mudah bagi pengguna untuk menbawanya. Perkembangan handphone mutakhir tidak lagi terbatas pada bentuknya saja, melainkan sudah memasuki wilayah desain, warna, layar, fitur, teknologi kamera, dimensi, dan lain sebagainya. Ada handphone yang ukurannya sangat kecil, ada yang cukup besar, dan ada handphone yang lebih mengutamakan tampilan sebagai aksesoris fashion, ada yang lebih mengutamakan fungsinya. Layar dar handphone pun bermacam-macam, ada yang monochrome ( tidak berwarna) ada yang berwarna dengan berbagai macam tingkatan warna. Dari segi resolusi gambar pun dapat didiferensiasikan, ada yang kualitas kamera nya masih VGA ada pula yang sudah megapixel dengan berbagai tingkatan.
12
Tampilan pada layar handphone yang semula seperti deretan lampu-lampu merah kecil kini berubah menjadi layar LCD (liquid cristal display) yang lebih tipis dan lebih ringan. Teknologi handphone yang semula hanya memiliki fasilitas pengiriman teks pendek saja atau kita kenal dengan istilah Short Message Service (SMS) kini telah berkembang dengan berbagai fasilitas seperti pengiriman pesan bergambar, bersuara/multimedia (Multi Media Message Service/MMS), juga adanya fitur radio, game, kalkulator, organizer, calendar. Handphone saat ini pun dilengkapai dengan berbagai macam jenis perangkat lunak/software, seperti pemutar file lagu ( dengan berbagai format, seperti MP3, midi, dll), juga perekam suara, pemutar klip video, sehingga para penggunanya dapat dimanjakan dengan berbagai fasilitas tersebut. Adapun,
produk
handphone
dari
segi
desain
industri
nya
dapat
diklasifikasikan dari hal-hal yang berhubungan dengan segi kenyamanan nya (faktor ergonomik), dan juga hal-hal yang berhubungan dengan segi keindahannya (faktor estetik).