BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di antaranya adalah pendidikan AUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 08 tahun. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangannya baik secara fisik maupun psikis. Menurut Dunn dan Kontos dalam Tadkiroatun Musfiroh (2009:1) hakikat pendidikan anak usia dini (0-6 tahun atau 0-8 tahun), merupakan upaya untuk membantu anak usia dini agar tumbuh dan berkembang sesuai tingkat perkembangannya. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang diperuntukkan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan atau stimulus pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20 Th. 2003 pasal 1 ayat 14). Menurut Sofia Hartati (2005: 17) pembelajaran pada masa golden age merupakan sarana untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak guna mencapai tahapan sesuai dengan tugas perkembangannya. Aspek-aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pengembangan perilaku dengan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, nilai agama dan moral, serta pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi pengembangan kognitif, seni, fisik motorik, dan bahasa.
1
Salah satu bidang pengembangan dasar yang penting dikembangkan sejak usia dini adalah perkembangan bahasa. Kemampuan berbahasa anak merupakan hal penting karena dengan berbahasa anak akan mampu berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Bahasa merupakan bentuk dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan
orang
lain.
Anak
yang
sedang
tumbuh
dan
berkembang
mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran, dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna. Yusuf (dalam Yudha dkk, 2005: 24) memaparkan bahwa bahasa sangat erat
kaitannya
dengan
perkembangan
pikiran
individu
tampak
dalam
perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Piaget (dalam Santrock,
2002: 25)
memaparkan bahwa perkembangan bahasa dapat membantu perkembangan kognitif. Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-benda baru atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan anak-anak pada pandanganpandangan yang berbeda dan memberikan informasi pada anak. Selanjutnya Tarigan (1998) mengungkapkan bahwa, salah satu aspek perkembangan bahasa yang harus dikembangkan pada anak Taman Kanak-kanak adalah kemampuan membaca dan menulis. Pengembangan kemampuan membaca anak-anak TK perlu dilaksanakan dengan berdasarkan karakteristik perkembangan anak. Membaca merupakan kemampuan yang sangat fundamental, karena kemampuan membaca menjadi dasar untuk mengetahui banyak pengetahuan tentang dunia di luar anak. Selain itu kemampuan membaca, memegang peranan
2
yang sangat penting karena kemampuan membaca menjadi aspek dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lain. Pada anak TK keterampilan membaca difokuskan pada pembelajaran membaca awal atau membaca dini. Bagi anak membaca permulaan penting untuk distimulasi. Anak yang gemar membaca akan mempunyai kosa kata yang lebih banyak dan lebih memiliki pengetahuan. Membaca merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia ini. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat di atas, kemampuan membaca sudah dapat dikembangkan di TK. Membaca yang dibiasakan sejak dini akan memberikan informasi yang lebih banyak untuk anak. Pada anak TK keterampilan membaca difokuskan pada pembelajaran membaca dini. Menurut Tampubolon (1993:62) membaca dini sudah perlu diberikan, sebagai salah satu usaha menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, dan sekaligus mempersiapkannya memasuki pendidikan dasar. Selanjutnya Tampubolon (1993:63) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan membaca dini adalah: membaca yang diajarkan secara terprogram (secara formal) kepada anak prasekolah. Anak yang diajarkan membaca dini umumnya lebih maju di sekolah daripada anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca dini atau membaca permulaan adalah pengajaran membaca menyuarakan huruf-huruf yang sudah disajikan yang diberikan kepada anak yang baru belajar membaca di lembaga pendidikan formal sebagai bekal untuk belajar membaca di sekolah dasar.
3
Hasil observasi yang dilakukan pada 16 anak TK Gedongkiwo terbukti bahwa
kemampuan
membaca
permulaan
anak
belum
sesuai
dengan
perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak. Hal ini ditunjukkan ketika proses pembelajaran membaca masih banyak anak yang belum mampu membedakan huruf, misalnya kata “gigi” menjadi “eiei”, “cuci” menjadi “cece”. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1.
Kurang menariknya pembelajaran membaca di dalam kelas seperti media simbol huruf yang hanya ditempel di dinding.
2.
Anak-anak ramai sendiri dan kurang memperhatikan apa yang pendidik sampaikan.
3.
Ruang kelas hanya dibatasi rak buku dengan kelas lain, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Permasalahan tersebut memerlukan pemecahan untuk memperbaiki
kemampuan membaca permulaan dengan kegiatan yang lebih menarik dan pembelajaran yang dikemas menngunakan prinsip “belajar melalui bermain”. Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar akan membantu menarik minat siswa untuk belajar, hal ini juga dikemukakan oleh Derek Rowntree (dalam Rohani, 1997: 7-8) menjelaskan media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang sudah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon dari siswa. Penggunaan media kartu kata bergambar merupakan salah satu media pembelajaran untuk menstimulus kemampuan membaca permulaan, gambar-gambar yang digunakan
4
pada kartu kata bergambar merupakan gambar benda yang ada di sekitar anak sehingga memudahkan anak untuk mengenalinya. Strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk menarik perhatian anak dalam kegiatan pembelajaran adalah menggunakan media yang berwarna dan bergambar agar anak tidak bosan untuk memperhatikan setiap kata yang akan dipelajari, dengan ini media kartu kata bergambar diperlukan untuk mendukung peningkatan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun di TK Gedongkiwo. Media kartu kata bergambar adalah kartu yang berisi kata-kata dan terdapat gambar benda-benda sekitar anak yang berwarna-warni. Berdasarkan uraian di atas cukup beralasan jika peningkatan membaca permulaan melalui media kartu kata dapat dilakasanakan di Kelas B1 TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
dari
latar
belakang
di
atas
dapat
diidentifikasi
permasalahanya sebagai berikut. 1.
Kemampuan anak dalam membaca permulaan masih kurang.
2.
Kurangnya variasi penggunaan media pada pembelajaran di TK
3.
Media pembelajaran yang digunakan di TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta belum menarik perhatian anak
4.
Kelas yang kurang mendukung untuk peningkatan proses pembelajaran membaca permulaan.
5
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam diperlukan pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian dibatasi pada hal berikut: 1.
Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada kelompok B1 TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron
2.
Media kartu kata bergambar sebagai media untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut; 1.
Apakah kemampuan membaca dapat ditingkatkan melalui media kartu kata bergambar pada anak kelompok B1 di TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta?
2.
Bagaimana proses peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B1 di TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar pada anak kelompok B1 di TK ABA Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Secara Teoritis, pengamatan ini diharapkan dapat memberikan
6
informasi tentang kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar pada anak usia 5-6 tahun. Selanjutnya, pengamatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan yang dapat memperkaya khasanah penelitian khususnya penelitian di bidang pendidikan. Secara Praktis, pengamatan ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan terutama dalam hal penelitian, untuk membantu para pendidik mengetahui kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar pada anak usia 5-6 tahun. G. Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini bertujuan untuk membatasi dari kemungkinan meluasnya pengertian dan pemahaman terhadap permasalahan yang akan diselasaikan dan teori yang akan dikaji, yaitu: 1.
Kemampuan Membaca Permulaan adalah kemampuan anak dalam membaca secara terpadu, yang menitik beratkan pada pengenalan huruf dan kata, menghubungkannya dengan bunyi atau menyuarakan kata-kata yang berasal dari tulisan.
2.
Media kartu kata bergambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kartu tebal yang bergambar benda-benda di sekitar anak seperti binatang, tumbuhan, buah, maupun peralatan sekolah yang mempunyai variasi warna dan tertulis kata pada setiap kartunya. Kata yang tertera pada kartu akan sesuai dengan gambar yang ada.
7