LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Revitalisasi pembangunan bidang kesehatan tahun 2010-2014 mengarah
pada
revitalisasi
pelayanan
kesehatan;
ketersediaan,distribusi,retensi dan mutu SDM, keterjangkauan obat,vaksin dan alat kesehatan; jaminan kesehatan masyarakat; keberpihakan pada DTPK (daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan) dan DBK (daerah bermasalah kesehatan) dan reformasi birokrasi. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai program
kesehatan
pengawasan
dan
melalui
pengendalian
siklus serta
perencanaan,
pelaksanaan,
pertanggungjawaban
secara
sitematis, berjenjang dan berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manjemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data
dan informasi belum
terintegrasi dn terkoordiasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
1
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
pembangunan kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatn masyarakat yang setinggi- tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Dalam penyajiannya diusahakan untuk menampilkan berbagai data dan informasi yang menjawab Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan yakni “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”. 1.2. Maksud dan Tujuan Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan
Kota Padang
selama tahun 2010. Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-masing bidang dan bagian yang ada di Dinas Kesehatan Kota Padang.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. GEOGRAFI Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat Sumatera pada posisi 000 44 ‘ 00‘’- 01’08” 35” Lintang Selatan dan 1000 08’ 35” – 100’ 34’ 09” Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km2.. Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian
21
buah sungai dan 19 buah pulau yang tersebar di beberapa kecamatan dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km2 sedangkan panjang pantai 68.126 Km. Curah hujan rata rata adalah 384,88 mm perbulan. Temperatur 22C – 31,7C dengan kelembaban udara berkisar 70 – 84% ( BPS Kota Padang, 2008 ). Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia ( BPS Kota Padang, 2008).
2.2. DEMOGRAFI Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2008, tercatat jumlah penduduk sebanyak 856.815 jiwa dimana kecamatan terbanyak penduduknya adalah Koto tangah. Untuk menggambarkan kesejahteraan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
masyarakat pemerintah membuat empat katagori, yaitu Keluarga Pra sejahtera, keluarga sejahtera I, II, III dan keluarga sejahtera plus. Katagori keluarga pra sejahtera perlu mendapat perhatian, saat ini jumlahnya mencapai 4.759 keluarga yang meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 4.349 keluarga, tetapi secara umum peningkatanya tidak terlalu tinggi dibandingkan tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu 2.773 keluarga. Sementara itu untuk anak anak yang kurang beruntung disediakan panti asuhan sebanyak 19 buah panti. Salah satu strategi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan
secara
global
adalah
peningkatan
pembangunan
manusia.
Pembangunan manusia adalah proses sehingga setiap penduduk mampu memiliki
lebih
banyak
pilihan
dalam
hal
pendapatan,
kesehatan,
lingkungan fisik, dsb. Keberhasilan pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dipresentasikan oleh 3 dimensi yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 2,31 dengan kecamatan Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi dan Kecamatan Padang Barat yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah. Tingginya laju pertumbuhan penduduk harus didukung
dengan
peningkatan
sarana-prasarana
pelayanan
publik
terutama di bidang Kesehatan di wilayah tersebut.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
4
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 2.1. Data Laju Pertumbuhan Penduduk Perkecamatan No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Penduduk 1998 2008 19.234 24.116 37.096 43.531 81.064 106.641 55.851 63.345 80.987 87.174 62.922 61.437 67.310 76.326 50.508 58.801 88.865 120.309 39.055 53.669 113.144 161.466 696.036 856.815
Laju Pertumbuhan Penduduk 2,54 1,73 3,16 1,34 0,76 -0,24 1,34 1,64 3,54 3,74 4,27 2,31
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
Kepadatan penduduk masih terfokus di Kecamatan Padang Timur yaitu sebesar 10,696 orang/km2, kemudian posisi kedua ditempati oleh Kecamatan Padang Utara sebesar 9,446 orang/km2.
Tabel 2.2. Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah Jumlah
Luas Daerah (Km2) 100,78 85,59 30,91 10,03 8,15 7,00 8,08 8,07 57,41 146,29 232,25 694,96
Jumlah Penduduk 24.116 43.531 106.641 63.345 87.174 61.437 76.326 58.801 120.309 53.669 161.466 856.815
Kepadatan 239 506 3.450 6.316 10.696 8.777 9.446 7.286 2.096 367 695 1.233
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari sebanyak 856.815 jiwa penduduk Kota Padang, terdiri dari 423.039 jiwa laki-laki dan 433.776 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin 97,52
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan No
Kecamatan
.
Penduduk
Laki-laki
.
perempuan
Jumlah
Sex Ratio
1
Bungus Tlk Kabung
12.083
12.033
24.116
100,42
2
Lubuk Kilangan
21.429
22.102
43.531
96,96
3
Lubuk Begalung
54.347
52.294
106.641
103,93
4
Padang Selatan
31.217
32.128
63.345
97,16
5
Padang Timur
42.545
44.629
87.174
95,33
6
Padang Barat
31.175
30.262
61.437
103,02
7
Padang Utara
32.746
43.580
76.326
75,14
8
Nanggalo
28.750
30.051
58.801
95,67
9
Kuranji
58.847
61.462
120.309
95,75
10
Pauh
27.308
26.361
53.669
103,59
11
Koto Tangah
82.592
78.874
161.466
104,71
423.039
433.776
856.815
97,52
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 105.587 jiwa atau 80,58%, kemudian disusul kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 84.468 jiwa atau 108,36 %. Rinciannya dapat dilihat dari tabel 2.4. berikut ini.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
6
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kelompok Umur 0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 thn ke atas
. Laki-laki 37.084 43.110 44.168 43.929 47.117 35.118 31.286 30.153 26.059 26.276 20.632 15.256 7.673 7.174 3.864 4.140 423.039
Penduduk Perempuan 33.608 39.626 41.939 40.539 58.470 36.794 32.948 30.476 30.239 23.714 22.319 14.653 8.172 8.073 5.423 6.783 433.776
Rasio Jenis Kelamin
Jumlah 70.692 82.736 86.107 84.468 105.587 71.912 64.234 60.629 56.298 49.990 42.951 29.909 15.845 15.247 9.287 10.923 856.815
108,71 111,22 110,64 97,64 88,24 96,03 98,46 94,29 93,53 105,56 100,78 105,17 96,15 83,02 78,93 64,78 97,52
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
2.3. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan yang
bermutu merupakan hal yang penting. 2.3.1. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah : a. Puskesmas Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 20 buah puskesmas yang terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang diantaranya terdapat 5 buah puskesmas perawatan dan 2 puskesmas perawatan PONED. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
b. Puskesmas Pembantu Puskesmas
Pembantu didirikan untuk
meningkatkan aksesibilitas
pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan. Pada tahun 2009 dibangun 3 buah puskesmas pembantu, sehingga total puskesmas pembantu yang beroperasi pada tahun 2010 adalah 62 buah. c. Poskeskel. Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat (4) Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Poskeskel ini dibangun dengan dana DAK, APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri. d. Puskesmas Keliling Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas antara lain puskesmas keliling (kendaraan roda 4), pada tahun 2010 berjumlah 21 buah dan kendaraan roda 2 sebanyak 88 buah. Artinya setiap Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4 sebanyak 1 unit. Kendaraan operasional Roda 4 di Dinas Kesehatan Kota Padang berjumlah 14 unit dan kendaraan roda 2 berjumlah 18 unit. e. Sarana dan prasaran lain 1. Rumah Sakit Umum Daerah
: 1 buah.
2. Rumah Sakit Pemerintah
: 4 buah.
3. Rumah Sakit Swasta
: 22 buah.
4. Balai Pengobatan
: 67 buah.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
8
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5. Apotik
: 190 buah.
6. Toko Obat
: 122 buah.
7. Laboratorium Kesehatan Swasta
: 15 buah.
8. Optikal
: 45 buah.
9. Pos Yandu
: 854 buah.
10. Rumah Bersalin
: 45 buah
2.3.2. Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2009 adalah 1.161 orang yang terdiri dari 923 orang PNS, 110 orang PTT, 20 orang NPD, Pegawai harian musiman 4 orang, dan tenaga felontir 104 orang. Berikut distribusi tenaga berdasarkan fungsi : • Dokter Umum
: 74 orang
• Dokter Gigi
: 49 orang
• Bidan
: 330 orang
• Perawat
: 230 orang
• Tenaga kesehatan masyarakat
: 68 orang
• Tenaga Gizi
: 30 orang
• Apoteker
: 3 orang
• Tenaga Farmasi
: 59 orang
• Analis Labor
: 35 orang
• Tenaga Kesehatan Lingkungan
: 27 orang
• Ahli Fisioterapist
: 2 orang
• Pekarya kesehatan
: 25 orang
• Tenaga Rekam Medik
: 2 orang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
9
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
• Non Kesehatan
: 123 orang
• Tenaga felontir
: 104 orang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
10
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI
3.1. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG Gambaran keadaan masyarakat Kota Padang di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah
Kota
Padang Sehat 2010 Dengan visi ini diharapkan terwujudnya lingkungan sehat dan perilaku sehat serta meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat meningkat secara optimal. 3.2. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG Untuk dapat mewujudkan visi Kota Padang Sehat 2010 ditetapkan empat Misi Pembangunan Kesehatan sebagai berikut: 1. Mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. 3.3.
TUJUAN DAN SASARAN
3.3.1 Tujuan Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
11
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
optimal melalui terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Dinas Kesehatan sebagai Dinas teknis Kota yang mengelola kesehatan dituntut
perannya
dalam
pengelolaan dan
pelayanan
kesehatan untuk mewujudkan keadaan: a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima. b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta membudayakan hidup bersih dan sehat. c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat kesehatan yang semakin tinggi e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial f.
Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam kegiatan pelayanan kesehatan
3.3.2. Sasaran Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati diatas adalah sebagai berikut : DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
12
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a) Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan. b) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ). c) Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ). d) Meningkatnya Usia Harapan Hidup. e) Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ). f)
Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular.
g) Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan. h) Meningkatnya perilaku hidup sehat. i)
Meningkatnya Kesehatan Lingkungan.
j)
Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman.
k) Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi. l)
Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
13
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI . 4.1. KEDUDUKAN Sesuai dengan Perda No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah maka Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan Dinas Teknis Kota bertugas mengelola kesehatan
yang
dikepalai oleh seorang kepala Dinas. 4.2. STRUKTUR ORGANISASI Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan c. Sub. Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus 4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit b. Seksi Wabah dan Bencana c. Seksi Kesehatan Lingkungan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
14
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi: a.Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) b.Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM) c. Seksi Registrasi dan Akreditasi 6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi: a.Seksi Jaminan Kesehatan b.Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan c.Seksi Kefarmasian
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
15
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Bagan . 1 STRUKTUR ORGANISASI KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
dr. Hj EFRIDA AZIZ, M.Sc SEKRETARIS Drg.Hj.EKA LUSTI,MM
KEPALA
KEPALA
KEPALA
KEPALA
SUB BAG.UMUM
SUB BAG.PENYUSUNAN PROG
Dewi Sartika.SKM.M.PH
SUB BAG. KEUANGAN
Hastrina Yanti,SKM.M.Kes
KEPALA
KEPALA
BIDANG PMK Dr.Hj.Devi Naswita
Dr.Ferimulyani H.M.Biomed
Ka.Sie.
Ka.Sie
Kasie
Wabah dan Bencana Tut Wuri Handayani,SKM,M.Kes
Diklat Faisal Riza,SH
PKD Dr.Fionaliza,MKM
Ka.Sie. Pemberantasan Peny. Menular Dr.Gentina
Ka.Sie. Kesehatan Lingkungan Depitra Wiguna,SKM
BIDANG PSDM
BIDANG YANKES Dr.Melinda W.MPPM
Eva Yanti, SE.Akt
KEPALA BIDANG Jaminan & Sarkes Dra.Novita Latina,Apt
Ka.Sie. JAMKES Frieda,SKM
Ka.Sie.
Ka.Sie.
Ka.Sie.
Perizinan & Akreditasi
KIA
FARMASI
Dr.Hj.Aklima,M.PH
Indrawati,SH,MHK
Zulhefi Bais,SKM
Ka.Sie
Ka. Sie Promkes Dr.Liza Andriani,M.Kes
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
PUSKESMAS & GFK
Gizi & Peny Khusus Neldawati,SE
16
Ka.Sie SARKES Rizalman, SKM
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
4.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan PeraturanWalikota Padang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas kesehatan, yaitu : Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah : 1) Dinas
Kesehatan
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
urusan
pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ; 2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan menpunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan ; c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ; d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian dan bidang sebagai berikut: A.
SEKRETARIAT
(1)
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
19
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
(2)
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan keuangan, urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, evaluasi dan pelaporan.
(3)
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat mempunyai fungsi : a. Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan, urusan rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan; b. Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun evaluasi dan pelaporan; c. Meningkatkan Sumber daya manusia; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(4)
Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
A.1. Sub Bagian Umum (1)
Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris melaksanakan urusan Pengelolaan Administrasi dan Kepegawaian, urusan rumah tangga Dinas.
(2)
Uraian Tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah: a. Mengelola tata kearsipan/ perkantoran ; b. Mengelola administrasi kepegawaian; DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
20
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
c. Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi d. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas; e. Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian untuk puskesmas pembantu, puskesmas dan DKK ; f. Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat – alat kantor; g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
A.2. Sub Bagian Keuangan (1)
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, penyusun pertanggung jawaban keuangan dinas.
(2) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : a.
Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas;
b.
Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik belanja aparatur maupun publik keuangan dinas;
c.
Pertanggung jawaban pencairan dana;
d.
Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas;
e.
Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/ anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk
perhitungan
anggaran; f.
Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas ;
g.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
21
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
A.3. Sub Bagian Penyusunan Program (1)
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan urusan penyusunan program kedinasan.
(2)
Uraian tugas Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah : a.
Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk program kedinasan;
b.
Mengkoordinir perencanaan bidang atau bagian terkait;
c.
Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi program.
d.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
(1)
Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2)
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan ibu hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas pembantu, dan Posyandu.
(3)
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : a.
Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas terkait;
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
22
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
b.
Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait dalam program kesehatan keluarga;
c.
Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama staf;
d.
Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan kesehatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berjalan, mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun rencana kegiatan lainnya;
e.
Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kerja dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan;
f.
Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun, masalah yang ditemui untuk sebagai salah satu bahan dalam perencanaan tahun berikutnya.
g.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
B.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan (1)
Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan pengelolaan manajemen dan pengembangannya.
(2)
Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang tersebut pada butir (1) adalah :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
23
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a.
Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan Rumah Sakit;
b.
Menetapkan standar pelayanan minimal untuk Pelayanan Kesehatan Dasar
c.
Merencanakan
dan
melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit; d.
Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit;
e.
Melakukan pembinaan tekhnis;
f.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.2. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (1)
Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita dan anak usia sekolah.
(2)
Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah : a.
Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu, anak, KB, dan UKS;
b.
Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta (BPS);
c.
Mengkoordinasi pelayanan kesehtan balita dan anak usia sekolah di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit;
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
24
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
d.
Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan termasuk BPS;
e.
Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP);
f.
Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana;
g.
Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin;
h.
Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan;
i.
mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan anak sekolah;
j.
mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD, SMP, dan SMU;
k.
Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja;
l.
Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia sekolah;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.3. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus (1)
Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi dan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olah raga, dan kesehatan Lansia.
(2)
Uraian tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah : a.
Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil;
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
25
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
b.
Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan puskesmas dan posyandu;
c.
Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium;
d.
Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A;
e.
Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP;
f.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga dan kesehatan lansia;
g.
Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia);
h.
Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas;
C. (1)
i.
Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit;
j.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2)
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu kepala
dinas
Pengamatan,
dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan Pengawasan,
Pemberantasan,
Pencegahan
Penyakit,
penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan. (3)
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang pengendalian Masalah kesehatan berfungsi: DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
26
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a. Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang pengendalian masalah kesehatan. b. Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang pengendalian masalah kesehatan. c. Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. d. Penyebar
luasan
informasi
dalam
cara
Pengendalian
masalah
kesehatan. e. Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana. f. Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan minuman serta tempat – tempat umum. g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
C.1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (1)
Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas dan Menyusun
Perencanan,
Pembinaan
dan
Pengawasan
Program
Pemberantasan
Penyakit
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit. (2)
Uraian
tugas
seksi
Pengendalian
dan
sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular. b. Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru, Ispa, Diare, Kusta, Malaria, dll. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
27
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
c. Melakukan kordinasi
Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk
imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas, dokter /Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat SD/MI se Kota Padang. d. Melakukan
Pembinaan
dan
Pengawasan
mengenai
kegiatan
pencegahan penyakit / Imunisasi kepada Rumah Sakit, puskesmas, dokter/Bidan Praktek Swasta se Kota Padang e. Pengambilan dan distribusi
vaksin
dan logistik imunisasi secara
berkala ke Dinas Kesehatan Propinsi f. Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas. g. Melakukan
pemantapan
manajemen
pencegahan
penyakit
dan
imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan Wilayah Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child Immunization ). h. Mengkordinasikan pemberantasan
pelaksanaan
kegiatan
pengendalian
,
penyakit menular maupun tidak menular dengan
Rumah Sakit dan puskesmas. i. Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian
dan
pemberantasan penyakit ke puskesmas j. Melakukan Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanan program Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas. k. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon jemaah haji. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
28
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
C.2. Seksi Wabah dan Bencana ( 1 ) Seksi Wabah dan Bencana pembinaan
mempunyai tugas menyusun perencanaan,
dan pengawasan program penanggulangan wabah dan
bencana. (2)
Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaiman dimaksud ayat ( 1 ), adalah : a. Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya. b. Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan bencana. c. Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang berpotensi wabah serta keracunan. d. Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa, wabah penyakit menular dan bencana dari rumah sakit dan puskesmas. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
C.3. Seksi Kesehatan Lingkungan ( 1 ) Seksi kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan, pengkordinasian, Pembinaan dan pengawasan
terhadap kesehatan
lingkungan
tempat
pemukimam,
tempat-tempat
umum,
pengolahan
/produksi dan penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. (2)
Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah:
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
29
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a. Merencanakan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
kesehatan
lingkungan. b. Melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pencemaran
lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal dari industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan tempat usaha lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM, DAM dan Industri perusahaan air minum lainnya (air minum, air bersih, air badan air, kolam renang, pemandian umum, limbah). c. Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama dengan sektor terkait. d. Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air ( POKMAIR ) dan kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan lingkungan). e. Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan wisata. f. Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman. g. Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku Amdal, UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya.
D.
BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
( 1 ) Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2)
Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan, pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
30
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan
Akreditasi. (3)
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi : a. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga kesehatan ; b. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan kegiatan Diklat ; c. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ; d. Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya hidup bersih dan sehat e. Perencanaan,
pengkoordinasian,
pembinaan
untuk
mendorong
tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat ; f. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi dan Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ; g. Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ; h. Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang berwawasan kesehatan ; i. Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk disampaikan kepada atasan ; DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
31
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat ( 1 ) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat mempunyai tugas menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat. ( 2 ) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ; b. Membuat rencana kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan tenaga kesehatan sesuai latar belakang pendidikan secara berkala ; c. Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Institusi Penyelenggara Pendidikan
di
Bidang
Kesehatan
dalam
rangka
optimalisasi
pendayagunaan SDM Kesehatan ; d. Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan SDM Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ; e. Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama dengan lembaga terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri ; f. Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ; g. Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan SDM kesehatan ; DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
32
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
h. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
tenaga kesehatan
sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional masing - masing ; i. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ; j. Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ; k. Melakukan pencatatan dan pelaporan ; l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.2. Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat (1)
Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat mempunyai
tugas
melaksanakan
perencanaan,
pengkoordinasian,
membina dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dan peranserta masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan oleh tenaga kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai media. (2)
Uraian tugas seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat perilaku hidup sehat pada masyarakat; b. Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi, Billboard, Leaflet dan Media lainnya; DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
33
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
c. Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat ; d. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan; e. Melakukan
koordinasi
dan
pembinaan
pelaksanaan
kegiatan
peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan; f. Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM; g. Membina
dan
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Berbasis
Masyarakat; h. Mengumpulkan
bahan
serta
mengolah
laporan
dan
evaluasi
pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat; i. Melakukan
koordinasi
dan
pembinaan
pelaksanaan
bimbingan
penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait; j. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor; k. Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi kesehatan dan peran serta masyarakat ; l. Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala Bidang; m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.3. Seksi Registrasi dan Akreditasi ( 1 ) Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas Menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
34
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
(2)
Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi tenaga kesehatan ; b. Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama tim terkait ; c. Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan dengan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ; d. Melakukan
Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
pelatihan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang terakreditasi ; e. Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ; f. Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi; g. Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I; h. Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit Pemerintah kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara, Praktek Berkelompok, Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ Dokter Gigi Keluarga, Kedokteran Komplementer dan Pengobatan Tradisional serta sarana penunjang yang setara ; i. Pemberian izin apotik dan toko obat; j. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor; k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
35
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
E.
JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
( 1 ) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2)
Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan kefarmasian.
(3)
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi : a. Penyelenggaraan
Jaminan
kesehatan
meliputi
kepesertaan,
pemeliharaan dan pembiayaan. b. Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu); c. Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan.
E.1. Seksi Jaminan Kesehatan ( 1 ) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal. (2)
Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang b. Mengelola Jamkesmas DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
36
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
c. Mengelola Jamkesda d. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait e. Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan f. Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi pelaksanaan jaminan kesehatan. g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
E.2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan ( 1 ) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana dan peralatan kesehatan; (2)
Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : a. Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor kesehatan, puskesmas dan Pustu ; b. Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ; c. Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat kesehatan di Puskesmas dan Pustu ; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
E.3. Seksi Kefarmasian (1)
Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan.
(2)
Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah : DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
37
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a. Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat; b. Melaksanakan pembinaan manajemen pengelolaan obat Puskesmas; c. Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah tangga. d. Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas, toko obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi lainnya; e. Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan; f. Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas, Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke Propinsi. g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
38
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
5.1. PROGRAM KESEHATAN Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2009 terdiri dari : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 4. Program Peningkatan Pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 7. Program Pengawasan Obat dan Makanan 8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 12. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 13. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah 17. Program Asuransi Kesehatan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
39
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5.1.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyedian
jasa
pemeliharaan
dan
perizinan
kendaraan
dinas/operasional d. Penyedian jasa kebersihan kantor e. Penyedian Alat Tulis kantor f.
Penyedian barang cetakan dan penggandaan
g. Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor h. Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan i.
Penyedian makanan dan minuman
j.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
k. Penyedian peralatan kebersihan l.
Peningkatan jasa pelayanan publik
m. Peningkatan pelayanan administrasi dan pelayanan kantor 5.1.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan dinas dilingkungan dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor b. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional c. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
40
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5.1.3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur b. Operasional bimbingan teknis ke lapangan 5.1.4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang. 5.1.5.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu
di
Kota
Padang.
Kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain : a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan b. Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai) 5.1.6.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah: a. Peningkatan kesehatan masyarakat b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
41
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5.1.7.
Program Pengawasan Obat dan makanan Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan antara lain : a. Pengawasan peredaran obat dan makanan - Pengamanan
bahaya
penyalahgunaan
obat
narkotika,
Psikotropika, zat adiktif lain dan bahan berbahaya lainnya - Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan makanan - Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan - Pelayanan penggunaan obat generik 5.1.8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan menanfaatkan media promosi. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. 5.1.9.Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program adalah : a. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
42
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5.1.10.Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut adalah pengawasan kualitas air dan lingkungan. 5.1.11.Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian
karena
penyakit
menular.
Kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan dalam program ini adalah : a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular c. Peningkatan imunisasi d. Penanggulangan wabah dan bencana e. Pelayanan kesehatan jemaah haji 5.1.12.Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi : a. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 5.1.13.Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana
kesehatan
untuk
pelayanan
kesehatan
dasar
dengan
pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan program adalah sebagai berikut : DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
43
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a. Pembanguan puskesmas b. Pembangunan Puskesmas Pembantu c. Pengadaan saran dan prasarana puskesmas d. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu e. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas f.
Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium
g. Pengadaan Obat Program dan Vaksin h. Pembanguan Poskesdes 5.1.14.Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat 5.1.15.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak Balita, kegiatan yang dilakukan dalam menunjang pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak Balita. 5.1.16.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta absensi sesuai dengan SKB 4 menteri dan Permenkes No 741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
44
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak sekolah, melaui kegiatan screning anak sekolah. 5.1.17.Program Asuransi Kesehatan Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi peserta askes pegawai negeri asuransi kesehatan pegawai di dinas kesehatan kota Padang.
5.2. INDIKATOR KESEHATAN Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur, ada berapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan indikator kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam Tujuan MDGs Tahun 2007/ 2008 yaitu : 1. Kasus kematian bayi dan balita Kasus kematian bayi pada tahun 2009 sebanyak 37 kasus/16.449 KH dan tahun 2010 meningkat yaitu sebanyak 86 kasus/16.492,sedangkan kasus kematian balita pada tahun 2009 sebanyak 10 kasus dan tahun 2010 sebanyak 10 kasus juga. 2. Kasus kematian ibu Kasus kematian Ibu tahun 2009 sebanyak 14 kasus/19.657 KH dan tahun 2010 sedikit meningkat yakni sebanyak 15 kasus/16.492 KH. 3. Prevalensi Gizi buruk Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan indikator BB/TB pada tahun 2009 adalah 0.74 % dan tahun 2010 jumlahnya meningkat yaitu 2.22 % . DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
45
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria Pada Tahun 2009 ditemukan kasus HIV/AIDS sebanyak 51 kasus dan tahun 2010 sebanyak meningkat yaitu sebanyak 59 kasus. Sedangkan kasus malaria pada tahun 2009 ditemukan sebanyak 195 kasus dan tahun 2010 menurun yakni sebanyak 187 kasus. 5. Umur harapan hidup Umur harapan hidup tahun 2009 adalah 70.4 tahun dan tahun 2010 meningkat yaitu 70.9 tahun.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
46
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2010
Selain pembiayaan APBD Kota, dalam
pelaksanaan program
kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana dari BNPB.
6.1. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG Tabel 6.1. Anggara Belanja APBD Kota Padang Tahun 2009- 2010 No
Jumlah (Rp)
Kegiatan Belanja
1
Belanja tidak langsung
a
Belanja Pegawai/
Realisasi Anggaran (Rp)
2009
2010
34.130.632.391,10
37.151.248.650,54
1.464.015.349,90
2009
%
2010
2009
2010
33.094.118.747
36.553.762.547
96,96
98.39
1.051.461.360
1.258.146.600
949.373.160
86
90.29
Personalia 2
Belanja Langsung
a
Belanja Pegawai
b
Belanja Barang dan Jasa
7.829.745.200
11.649.167.554
7.400.133.676
11.331.871.526
95
97.28
c
Belanja Modal
7.991.081.000
2.227.891.314
7.861.944.773
2.186.963.000
99
98.16
51.415.473.941
52.079.768.878,54
49.614.343.796
51.021.970.233
96,5
97. 97
Jumlah
Sumber : DKK Padang
Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kota Padang yang bersumber dari APBD. Terlihat peningkatan jumlah belanja tidak langsung, ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2010 sebanyak 5 %. Belanja barang dan jasa juga meningkat, khususnya pada belanja pengadaan obat dan vaksin dan premi asuransi jamkesda dengan relaisasi 97,28 % pada DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
47
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
tahun 2010, sedangkan belanja modal berkurang karena adanya bantuan luar negreri untuk pembangunan pasca gempa. Realisasi anggaran meningkat pada tahun sebelumnya dari 96,5 % menjadi 97,97 %, ini menggambrakan kinerja yang meningkat dari Dinas Kesehatan Kota Padang.
6.2. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG
Tabel 6.2. Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009- 2010 No 1
Sumber
Kegiatan Belanja
Jumlah (Rp.) 2009
Realisasi (Rp)
2010
2009
2010
% 2009
2010
50
100
100
0
NLR (Nederland Leprose)
Kusta
2.400.000.-
2
ISS GAVI
Imunisasi
19.255.000.-
3
BLN
Surveylance epidemiologi
15.360.000.-
12.960.000,-
12.960.000,-
12.960.000,-
84,4
100
4
APBN
PAMSIMAS
231.295.000.-
311.400.000,-
148.390.000,-
277.910.000
64,2
89.2
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu
34.800.000,-
43.850.000,-
20.149.200,-
33.650.000,-
57,9
76.74
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
85.260.000,-
119.365.000,-
32.313.500,-
76.185.000,-
37,9
63.83
Program Perbaikan Gizi
70.985.000,-
75.410.000,-
63.176.650,-
73.260.000,-
89
91.15
Pengembangan desa siaga
27.919.250,-
0
27.813.150,-
0
99,62
0
54.000.000,-
0
35.000.000,-
0
65
0
200.830.000,-
0
200.830.000,-
0
100
0
0
2.843.479.400
0
904.872.000
0
41.49
0
275.000.000,3.683.864.400, -
0
275.000.000
Bansos Jamkesmas 5
6
WHO
BNPB
Campak gempa
2.400.000,-
0
1.200.000,-
19.255.000,-
2.400.000
0
pasca
Kes.Gizi dan KIA Kegiatan DBD
JUMLAH
742.104.250
561.087.500
1.656.237.000
0
100
75.60
44.95
Sumber :DKK Padang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
48
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat realisasi keuangan yang terendah berasal dari pembiayaan yang bersumber dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dengan sub kegiatan kesehatan gizi dan KIA yaitu 41.49 %. Hal ini disebabkan oleh terlambatnya dana ini turun ke Dinas Kesehatan Kota Padang yaitu pada bulan September 2010 sehingga batas waktu pencairan dana sangat pendek.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
49
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan denngan menggunakan tolok ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 20082010. Tabel 7.1. Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2010
NO 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11
NAMA INDIKATOR Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Ckupan desa/ kelurahan Universal Child Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
HASIL REALISASI
Target 2010 (%)
2008
2009
2010
88
89,26
90,30
90
100
99,46
77,81
60
80
87,83
90,57
88
79
54,88
90,57
84
54
88,46
97,30
89
81
89.77
96,75
90
84
86,54
100,00
87
52
53,19
79,71
78
100
100,00
100,00
100
100
100,00
100,00
100
95
92,31
92,88
100
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
50
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
NO
HASIL Target REALISASI 2010 (%) 2010 2008 2009
NAMA INDIKATOR
12
Cakupan peserta KB aktif
13
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. AFP Rate per 100.000 0 120 100,00 penduduk < 15 tahun b. Penemuan penderita 9 9,47 9,71 pneumonia balita c. Penemuan pasien baru 36 56,54 61,99 TB BTA positif d. Penderita DBD yang 100 100 100,00 ditangani e. Penemuan penderita 100 123 35,16 diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien 120 100 121,91 masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100 100 0,92 masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus 100 100 100,00 diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang 100 100 100,00 dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam Cakupan desa siaga aktif 80 38,46 23,08
14
15
16
17 18
66
72,94
75,84
Target 2010 (%) 73
100 60 70 100 100 100
100
100
97 50
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh kota masing- masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengatasi pelbagai masalah kesehatan di Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang
masih
belum
bisa
dilihat
perbandingan
capaiannya,
dikarenakan
penghitungan dan defenisi operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
51
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2010 berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut : 7.1. SEKRETARIAT Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur membantu Kepala Dinas Kesehatan
Kota Padang
melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat
dengan tugas pokok
mempunyai tiga
Sub.
Bagian Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan dan Sub. Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
7.1.1 Sub.Bagian Umum & Kepegawaian Pada tahun 2010 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag umum dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp. 2.307.598.010,-. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp 2.081.447.256,- ( 90,20 % ). Kegiatan yang rumah tangga dan kepegawaian yang telah dilaksanakan pada sub bagian Umum & Kepegawaian antara lain : A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Dalam rangka untuk melaksanakan tertib administrasi perkantoran maka perlu dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung pelaksanaan administrasi Perkantoran antara lain : • Penyediaan jasa surat menyurat. • Penyediaan jasa komunikasi , sumber daya listrik, air dan telepon. • Penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perizinan
kendaraan
dinas/operasional. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
52
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
• Penyediaan jasa kebersihan kantor. • Penyediaan alat tulis kantor. • Penyediaan barang cetakan dan pengandaan. • Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor. • Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan. • Penyediaan makanan dan minuman. • Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah. • Penyediaan peralatan kebersihan kantor. • Peningkatan pelayanan jasa publik. • Peningkatan Pelayanan administrasi dan pelayanan kantor B. Program Peningkatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Dalam rangka untuk melaksanakan program peningkatan sarana dan prasarana maka Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan kegiatan kegiatan antara lain : • Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor. • Pemeliharaan rutin /berkala kendaraan dinas/operasional. • Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan kantor.
Disamping kegiatan – kegiatan tersebut diatas Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian juga bertugas mengurus kepegawaian di lingkungan Dinas Kesehatan adapun hasil kegiatan selama Tahun 2010 : 1.
Sumber Daya Kesehatan yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2010 adalah 1.187 orang yang terbagi atas :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
53
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 987 orang. b. Pegawai NPD sebanyak 18 orang. c. Pegawai Harian Musiman sebanyak 12 orang. d. Pegawai Felontir sebanyak 76 orang e. Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) sebanyak 94 orang yang terdiri dari : • Dokter sebanyak 3 orang. • Bidan sebanyak 91 orang . UPT Dinas Kesehatan yaitu puskesmas dan Gudang Farmasi mempunyai tenaga fungsional. Tenaga fungsional ini antara lain dokter umum, dokter gigi, perawat / bidan, gizi, sanitasi , farmasi ,adminkes dan lain - lain. 2.
Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah :
a. orang Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 293 orang b. Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu : a. April sebanyak 124 orang ( 106 angka kredit dan 18 orang reguler ) b. Oktober sebanyak 108 orang ( 95 orang angka kredit dan 13 orang reguler ) c. Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu
31 orang masuk ke kota
Padang ( 3 orang dari luar propinsi dan 28 orang dari dalam propinsi) , 8 orang keluar kota Padang (3 orang luar propinsi dan 5 orang dalam propinsi) dan 1 orang pindah dari Dinas Kesehatan Kota Padang ke kantor Camat Lubuk Begalung Kota Padang,
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
54
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
d. Pegawai titipan dari Pemko Padang (DKK Padang) ke daerah lain sebanyak 11 orang, dan pegawai titipan dari daerah lain ke Pemko Padang (DKK Padang) sebanyak 2 orang. e. Pengurusan pensiun sebanyak 11 orang f. Pengangkatan pegawai baru ( CPNS ) sebanyak 35
7.1.2. Sub Bagian Keuangan Sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan Dinas kesehatan telah melakukan pembukuan / administrasi keuangan serta pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sub.Bag
Keuangan
dalam
rangka
melaksanakan
kegiatannya
melakukan administrasi keuangan baik kegiatan langsung
telah
dan kegiatan tak
langsung dengan perincian sebagai berikut : A.
Anggaran
A.1 Pendapatan / Penerimaan Dibidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan daerah No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan Kesehatan berperan memberikan dukungan bagi terlaksananya upaya kegiatan ektensifikasi dan intensifikasi penerimaan daerah. Kewajiban tugas Dinas Kesehatan Kota Padang untuk melakukan pemungutan secara operasional dilaksanakan melalui retribusi atas pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis,
Adapun penerimaan retribusi kesehatan di UPT
Dinas Kesehatan Kota Padang berupa karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan Laboratorium (sampai dengan maret 2009). Setelah Peraturan daerah No.5 Tahun 2009 tentang “Pengobatan Gratis dan pemberian uang transportasi DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
55
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Rp.2000,- kepada pasien” dikeluarkan maka retribusi pelayanan kesehatan tidak dipungut lagi, kecuali surat keterangan kesehatan umum, surat keterangan kesehatan pelajar dan ambulance.
A.2 Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari : a.
APBD Kota Padang : Dari APBD Kota Padang termasuk dana DAK yang dialokasikan ke Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp. 52.079.768.878,54
sebesar
.
dan terealisasi
Rp. 51.021.970.233,- (97. 97 % ) . Anggaran ini alokasikan
untuk kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan belanja langsung. b.
Dana APBN : Dana APBN untuk Dinas Kesehatan Kota Padang antara lain berupa Program Upaya Kesehatan masyarakat,Program Perbaikan gizi, Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan Pamsimas
Rp.
550.025.000,-,- terealisasi sebanyak Rp. 461.005.500,- (83.82 % ) . c.
Dana – Dana Lainnya Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan menggunakan dana lainnya: •
NLR (Nederland Leprosis) Untuk Kegiatan Program Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kusta melalui sumber NLR (Nederland Leprosis) sebesar Rp.2.400.000,- dan terealisasi 100 %.
•
BLN Surveilanse Epidemiologi : Rp. 12.960.000 terealisasi 100 %. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
56
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
•
BNPB
- Kegiatan DBD
: Rp.275.000.000 dan terealisasi 100 %
- Kes.Gizi dan KIA
: Rp. 2.843.479.400 dan terealisasi Rp. 904.872.000
(41.49 %)
B. BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai /Personalia : Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Tujuannya adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan –tunjangan lain berupa : •
Gaji pokok PNS
•
Tunjangan keluarga
•
Tunjangan jabatan
•
Tunjangan fungsional
•
Tunjangan fungsional umum
•
Tunjangan beras
•
Tunjangan PPh / tunjangan khusus
•
Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.
•
Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja.
Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk belanja Aparatur ( Tidak Langsung ) mendapat sebesar Rp. 37.151.248.650,54,- terealisasi sebesar Rp. 36.553.762.547,- (98.39 % ) dan dana
tersebut dialokasikan untuk biaya belanja Pegawai ( Gaji/ Tunjangan PNS ).
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
57
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
7.1.3. Sub Bagian Penyusunan Program Sub
Bagian
Penyusunan
Program
selama
tahun
2010
telah
melaksanakan kegiatan yang yang bersifat perencanaan dan Pelaporan. Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi RKA/DPA ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang, membuat Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda. Sedangkan kegiatan yang bersifat pelaporan adalah
Pembuatan Laporan
Tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP. Subag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan baik program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah dipusatkan di subag penyusunan program. Sehingga kegiatan pengolahan data dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub bagian ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait. Proses dan sistem pengolahan data juga dikembangkan dari SIKNAS ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) melalui sebuah aplikasi Infokes yang merupakan sistem pengolahan data pelaporan di puskesmas dan DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah dari Dinas kesehatan Propinsi untuk semua Puskesmas dan DKK Padang, dimana dua (2) Puskesmas dijadikan percontohan untuk manajemen pasien yaitu Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Seberang Padang. Sistem ini belum DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
58
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
berjalan sebagaimana diharapkan dikarenakan kendala teknis dan sumber daya manusia operator computer di puskesmas yang masih butuh pelatihan mengingat bukan berbasis ilmu computer. Direncanakan pada tahun 2011 sistem ini sudah berjalan sebagaimana diharapkan.
7.2. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 7.2.1. Seksi Promosi Kesehatan A. Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 564/Menkes/SK/VIII/2006. Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat
(Promotif), pencegahan
penyakit (Preventif), pengobatan (Kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Pada tabel berikut ini dapat terlihat data Poskeskel di kota Padang sampai dengan tahun 2010.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
59
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.2. Data Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d tahun 2010 No
PUSKESMAS
POSKESKEL
THN DIBANGUN
SUMBER DANA
1
Seberang Padang.
-
Kel. Seb. Padang
2006
2
Pemancungan
-
Kel. Bt.Arau
2007
APBD
3
Rawang
-
Kel. Teluk Bayur
2010
PNPM
-
Kel. Rimbo Kaluang
-
Kel Kp.Pondok
2007 2010
-
Kel. Ulak Karang Selatan
2010
APBD
APBD Swadaya
4
Padang Pasir
5
Ulak Karang
6
Andalas
-
Kel. Kb Marapalam
2007
APBD
7
Lapai
-
Kel.Kp.Olo
2007
APBD
-
Kel Gn. Sarik
2009
-
Kel. Sei Sapih
2009
-
Kel. Ps. Lalang
-
Goa
-
Kel. Lb Lintah
2006 2008
-
Kel Ps. Ambacang
2010
-
Kel. Kt.Luar,
-
Kel. Limau Manis
2007 2007 2008
-
Kel. Pisang
-
Kel. Indarung
-
Kel. Tarantang
-
Kel. Tj. Aur
-
Kel. Cangkeh
8
9
10
11
Belimbing
Ambacang
Pauh
Lubuk Kilangan
APBD
2006
2008 2009 2006 2008
APBD APBD APBD APBD
APBD APBD APBD APBD APBD Swadaya Swadaya APBD APBD
12
Lubuk Begalung
13
Bungus
-
Kel.Bungus Barat
2008
APBD
14
Air Dingin
-
Kel. Koto Panjang
2007
APBD
Jumlah
23 Kelurahan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
60
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Untuk pelaksanaan Kelurahan Siaga di Kota Padang sudah dibangun 19 Poskeskel pada Tahun 2009 dan pada tahun 2010 bertambah 4 Poskeskel lagi . Sumber dana pembangunan Poskeskel bukan saja berasal dari APBD tapi juga swadaya masyarakat dan dana dari PNPM mandiri. Dalam rangka pengembangan Kelurahan Siaga baru telah dilakukan kegiatan Sosialisasi kepada Lurah, Tokoh Masyarakat dan Sektor Terkait. Pada tabel berikut dapat dilihat jumlah dokter, bidan dan kader yang sudah dilatih untuk kelurahan siaga di kota Padang sampai dengan tahun 2010. Tabel 7.3. Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih Sampai Dengan Tahun 2010 No
PUSKESMAS
DOKTER
BIDAN
KADER
1
Seberang Padang
1
2
4
2
Pemancungan
0
2
10
3
Rawang
0
3
4
4
Padang Pasir
1
5
10
5
Ulak Karang
0
2
56
6
Alai
1
4
4
7
Air Tawar
1
3
12
8
Andalas
1
3
10
9
Nanggalo
0
3
6
10
Lapai
0
3
6
11
Kuranji
1
1
4
12
Belimbing
1
4
4
13
Ambacang
1
4
28
14
Pauh
0
9
6
15
Lubuk Kilangan
0
7
13
16
Lubuk Begalung
1
10
150
17
Pengambiran
0
5
4
18
Bungus
1
3
4
19
Lubuk Buaya
1
7
6
20
Air Dingin
1
6
4
12
86
345
JUMLAH
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
61
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Berdasarkan tabel di atas, jumlah dokter yang sudah dilatih sampai tahun 2010 adalah 12 orang, bidan 86 orang dan kader 345 orang. Dari 86 orang bidan yang dilatih kelurahan siaga 7 orang sudah pindah dari kota Padang karena diterima sebagai di luar kota Padang. Tabel 7.4. Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2010 NO
Jumlah
PUSKESMAS
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
Kelurahan
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
1
Air Tawar
3
2
66.7
1
33.3
0
0
0
0
2
Ulak Karang
2
0
0
2
100
0
0
0
0
3
Alai
2
2
100
0
0
0
0
0
4
Seb Padang
4
3
75
1
25
0
0
0
0
5
Rawang Barat
3
3
100
0
0
0
0
0
0
6
Pemancungan
5
0
0
5
100
0
0
0
0
7
Andalas
10
9
90
1
10
0
0
0
0
8
Padang Pasir
10
8
80
2
20
0
0
0
0
9
Lubuk Buaya
7
5
71.4
2
28.6
0
0
0
0
10
Air Dingin
6
5
83.3
1
16.7
0
0
0
0
11
Nanggalo
3
2
66.7
1
50
0
0
0
0
12
Lapai
3
3
100
0
0
0
0
0
0
13
Belimbing
3
1
33.3
2
66.7
0
0
0
0
14
Kuranji
2
2
100
0
0
0
0
0
0
15
Ambacang
4
2
50
2
50
0
0
0
0
16
Pauh
9
8
88.9
1
11.1
0
0
0
0
17
Lubuk kilangan
7
5
71.4
2
28.6
0
0
0
0
18
Lubuk Begalung
10
9
90
1
10
0
0
0
0
19
Pengambiran
4
4
100
0
0
0
0
0
0
20
Bungus
7
6
85.7
1
14.3
0
0
0
0
104
79
76
25
24
0
0
0
0
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 76 persen, Madya 24 persen, sedangkan untuk tingkat Purnama dan Mandiri belum ada.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
62
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang harus dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Para santri ini jumlahnya
cukup
banyak
sehingga
nantinya
diharapkan
memiliki
kemampuan sebagai inovator moral, spritual dan intelektual yang bernuansa Islami. Di pesantren Kota Padang terdapat sebanyak 2.330 orang santri dengan guru yang telah dilatih tentang Poskestren sebanyak 4 orang. Kader Poskestren yang ada berjumlah 39 orang.
Tabel 7.5. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang Tahun 2010 NO
Puskesmas
Strata
Jlh Pesantren
Jlh Pos Kestren
Pratama
%
Madya
%
Purnama
%
Mandiri
%
1.
Andalas
2
2
2
100
0
0
0
0
0
0
2.
Lbk Buaya
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3.
Air Dingin
5
2
0
0
1
50
1
50
0
0
4.
Ambacang
1
1
1
100
0
0
0
0
0
0
5.
Bungus
1
1
1
100
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
12
6
4
66.6
1
16.6
1
16.6
0
0
Berdasarkan tabel diatas, dari 12 pesantren hanya 6 pesantren yang memiliki poskestren. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota Padang adalah Pratama 66.6 %, Madya dan Purnama masing-masing 16.6 %.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
63
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik. 7.1. Strata Perkembangan Poskestren DKK Padang Tahun 2010
C. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal
semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya
tenaga kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK disektor informal dan pelaksanaan K 3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya mencakup: Adanya kerjasama lintas sektoral Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja Adanya peran serta masyarakat
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
64
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai berikut: a. Adanya
komunikasi,
informasi,
edukasi
dan
motivasi
tentang
ergonomic, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja. b. Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan. c. Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja. d. Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1.148 buah yang terdiri dari berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel, tukang jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain. e. Berdasarkan hasil pembinaan ke puskesmas, didapatkan hasil bahwa belum
semua
puskesmas
melakukan
kegiatan
pembinaan
dan
pembentukan Pos UKK. Jumlah Pos UKK yang aktif tahun 2010 adalah sebanyak 3 buah yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
D. Tanaman Obat Keluarga (Toga) Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
65
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
obat tradisionil. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2010, seperti terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 7.6.Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Taman Obat Keluarga Puskesmas sekota Padang Tahun 2010 NO
Puskesmas
Jumlah TOGA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Air Tawar Ulak Karang Alai Seberang Padang Rawang Barat Pemancungan Andalas Padang Pasir Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Belimbing Kuranji Ambacang Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pengambiran Bungus JUMLAH
46 1200 267 11 4 500 24 136 480 1545 3 1927 20 460 30 0 122 367 0 25 5639
Strata Pratama 13 1188 267 11 4 400 6 84 305 1502 0 1343 18 400 30 0 45 145 0 25 4291
% 28.3 99 100 100 100 80 25 61.8 63.5 97.2 0 69.7 90 87 100 0 36.9 39.5 0 100 75.7
Madya 20 10 0 0 0 100 11 41 175 43 1 408 0 60 0 0 77 207 0 0 1123
% 43.5 0.8 0 0 0 20 45.8 30.1 36.5 2.8 33.3 21.2 0 13 0 0 63.1 56.4 0 0 19.9
Purnama 13 2 0 0 0 0 7 11 0 0 2 159 2 0 0 0 0 15 0 0 196
% 28.3 0.2 0 0 0 0 29.2 8.1 0 0 66.7 8.3 10 0 0 0 0 4.1 0 0 3.5
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 75.7 %, Madya 19.9 % sedangkan Purnama 3.5 %.
E. Satuan Karya Bakti Husada (SBH) SBH (Satuan Karya Bakti Husada) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka di dalam bidang kesehatan. SBH merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat untuk mencapai masyarakat yang sehat. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
66
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu pembinaan SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah Kwartir Ranting sekota Padang. SBH aktif di Kota Padang 2 buah yaitu diwilayah kerja Puskesmas Belimbing dan Andalas, dengan tingkat perkembangan strata Pratama.
F. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam gedung dan diluar gedung. 1. Penyuluhan dalam gedung . Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai. Target penyuluhan dalam gedung adalah 2 kali dalam seminggu per puskesmas dengan jumlah total kegiatan penyuluhan sebanyak 3204 kali yang terdiri dari berbagai topik penyuluhan sesuai dengan rencana kerja penyuluhan masing-masing puskesmas. 2. Penyuluhan luar gedung Penyuluhan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lainlain. 3. Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan frekwensi penyuluhan sebanyak
626
kali.
Frekwensi
penyuluhan
keliling
ini
belum
menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
67
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
ada 2 Puskesmas ( Ambacang dan Penggambiran)
yang tidak
melaksanakan kegiatan penyuluhan keliling karena sarana prasarana yang belum memadai . 4. Promosi Kesehatan melalui media A. Media cetak 1. Poster Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang dan Puskesmas sebanyak 1293 lembar yang memuat tentang PHBS, DBD, Filariasis dan lain-lain. 2. Leaflet Leaflet dicetak tahun 2010 oleh DKK Padang sebanyak 6891 lembar tentang filariasis, DBD, Campak , PHBS dan lain-lain . 3. Fotocopy selebaran untuk kegiatan penyuluhan keliling tentang penyakit DBD dan campak.sebanyak 2500 lembar. 4. Spanduk Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 125 buah dengan tema tentang Program
Kesehatan dan Hari
Besar
Kesehatan. 5. Cetak CD dan kaset Promosi CD dan kaset penyuluhan dicetak oleh DKK Padang yang menggunakan jasa production house (PH) sebanyak 21 buah. Setiap Puskesmas dibagikan CD penyuluhan yang berisikan drama pendek tentang penanggulangan penyakit Demam Berdarah. B. Media Elektronik
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
68
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di Padang TV. Selama tahun 2010 dilakukan 2 kali dengan topik : •
Capaian Padang Sehat 2010
•
Persiapan Kota Padang menuju Perda Kawasan Tanpa Rokok dan pengaruh asap rokok terhadap kesehatan.
G. Posyandu Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan payi. Secara kwantitatif perkembangan Posyandu di Kota Padang sangat menggembirakan. Jumlah Posyandu dari tahun ke tahun selalu meningkat.tahun 2007 Posyandu berjumlah 811, tahun 2008 berjumlah 822 dan tahun 2009 berjumlah 864, tapi pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan yaitu berjumlah 854 buah posyandu yang benar- benar aktif. Bila ditinjau dari segi kwalitas, masih banyak permasalahan yang ditemukan, untuk itu pembinaan dalam meningkatkan peran serta masyarakat selalu terus ditingkatkan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
69
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.7.Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Se-Kota Padang Tahun 2010 NO
Puskesmas
1. 2. 3. 4.
Air Tawar Ulak Karang Alai Seberang Padang Rawang Barat Pemancungan Andalas Padang Pasir Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Belimbing Kuranji Ambacang Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Pengambiran Bungus JUMLAH
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Jumlah Posyandu 24 29 29 23
Pratama 0 0 0 0
% 0 0 0 0
Madya 13 10 6 8
% 54.2 34.5 20.7 34.8
25 37 88 70 76 59 40 18 30 23 28 70 41
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 3 16 40 35 41 9 0 0 18 17 22 9
36.0 8.1 18.2 57.1 46.1 69.5 22.5 0 0 78,3 60.7 31.4 22
61
0
0
5
45 38 854
0 0 0
0 0 0
5 38 266
Strata Purnama 8 15 11 11
% 33.3 51.7 37.9 47.8
Mandiri 3 4 12 4
% 12.5 13.8 41.4 17.4
13 25 53 25 26 11 20 11 28 3 8 33 29
3 67.6 60.2 37.5 34.2 18.6 50 61.1 93.3 13 28.6 47.1 70.7
3 9 19 5 15 7 11 7 2 2 3 15 3
12 24.3 21.6 7.1 19.7 11.9 27.5 38.9 6.7 8.7 10.7 21.4 7.3
8.2
44
72.1
12
19.7
11.1 100 31,2
35 0 447
77.8 0 52,3
5 0 141
11.1 0 16.5
Grafik 7.2. Strata Posyandu DKK Padang Tahun 2010.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
70
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader Posyandu. Jumlah kader Posyandu di Kota Padang adalah sebanyak 3256 orang, dengan jumlah kader rata-rata 3-4 orang perposyandu. Tahun 2010 dilaksanakan lomba penyuluhan kesehatan oleh kader posyandu se Kota Padang yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2010.
H. Pengobatan Tradisional (Batra) Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh pelayanan
pengobatan
tradisional
masih
apa
adanya
dan
belum
sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah pengobatan tradisional di
Kota Padang sebanyak lebih
kurang 590 orang.
7.2.2.
Seksi Registrasi dan Akreditasi Ada 10 jenis perizinan yang menurut peraturan yang berlaku diterbitkan oleh DKK Padang, yang terdiri dari :
1. Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi Surat Izin Praktek dokter yang diterbitkan meliputi
dokter umum,
dokter gigi, dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis. Dasar penerbitan izin dokter dan dokter gigi adalah UU No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
71
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Kedokteran dan Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Praktik Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran. Pada Tahun 2009 izin praktek dokter yang dikeluarkan adalah 230 buah dengan rincian dokter umum sebanyak 145 buah, dokter gigi sebanyak 29 buah dan dokter spesialis sebanyak 56 buah. Jumlah ini meningkat selama Tahun 2010, jumlah izin praktik yang telah dikeluarkan berjumlah 370 buah yang terdiri dari : a. Dokter Umum
: 271 orang
b. Dokter Gigi
: 32 orang
c. Dokter spesialis : Penyakit Dalam
: 22 orang
Penyakit Anak
: 4 orang
Penyakit Mata
: 14 orang
Penyakit THT
: 8 orang
Penyakit Obgyn
: 10 orang
Anastesi
: 4 orang
Penyakit Kulit Kelamin : 5 orang 2. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) yang dikeluarkan terdiri dari praktik perorangan maupun praktik pada sarana kesehatan, seperti rumah bersalain, klinik dan rumah sakit. Dasar penerbitan Surat Izin Praktik Bidan adalah Kepemenks RI No. 900 Tahun 2002, tentang Registrasi dan Praktik
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
72
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Bidan, Jumlah izin yang telah diterbitkan pada tahun 2009 adalah 90 buah dan pada tahun 2010 jumlah ini sedikit menurun yaitu 72 buah . 3. Surat Izin Kerja Perawat Surat Izin Kerja Perawat ini meliputi Izin Kerja Perawat dan Izin Kerja Perawat Gigi. Untuk perawat Gigi Dasar hukum penerbitannya izin kerjanya berdasarkan Kepmenkes RI No. 1019 Tahun 2000, tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi dan untuk perawat adalah Kepmenkes RI No. 1239 / Menkes / SK / XI / 2001. Surat Izin kerja perawat dikeluarkan berdasarkan Surat Izin Perawat (SIP) yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi, masa berlaku SIK ini sama berlakunya dengan SIP yakni 5 (lima) tahun. Jumlah izin kerja perawat yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 254 buah. Jumlah ini meningkat dari tahun 2009 yaitu sebanyak 230 buah. Hal ini dipengaruhi oleh edaran dari Kemenkes yang mewajibkan semua perawat yang bekerja baik di instansi pelayanan pemerintah maupun swasta dan yang sedang melaksanakan izin maupun tugas belajar diwajibkan memiliki surat izin kerja (SIK). 4. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker Surat Izin Kerja Asisten Apotreker dasar hukum penerbitannya izin kerjanya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker dan Kepmenkes RI No. 679/Menkes/SK/V/2003. Jumlah izin kerja Asisten Apoteker
yang
diterbitkan selama tahun 2010 adalah 82 buah. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 63 buah.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
73
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
5. Surat Izin Apotik Penyelenggaraan pelayanan apotik berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/1990 tentang ketentuan dan Tata
cara
pemberian
izin
Apotik
dan
Kepmenkes
RI
No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perizinan apotik. Jumlah izin Apotik yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 43 buah. Jumlah ini meningkat dari tahun 2009 yaitu sebanyak 27 buah. 6. Surat Izin Klinik/ Balai Pengobatan Dalam pemberian izin klinik/ balai pengobatan mengacu pada Kepmenkes RI No. 920 Tahun 1986. Selama Tahun 2010 jumlah izin klinik/Balai Pengobatan yang telah dikeluarkan berjumlah 14 buah. Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya jumlah ini meningkat yaitu sebanyak 9 buah pada tahun 2009.
7. Surat Izin Operasional Rumah Sakit Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang dibidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. Dasar hukum untuk penerbitan Izin Operasional rumah sakit
ini adalah
Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan peraturan menteri kesehatan RI No.147 / MENKES / PER / II / 2010 tentang perizinan rumah sakit. Jumlah izin rumah sakit yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 1 buah, dan masih dalam proses penerbitan ada 7 buah rumah sakit. 8. Surat izin Toko Obat Dasar hukum untuk penerbitan Surat Izin Toko Obat
ini adalah
Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002, tentang Perubahan atas
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
74
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 167/Kab/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jumlah izin toko obat yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 5 buah , dan terhitung 23 buah toko obat yang dikeluarkan izin dari tahun 2008 sampai dengan 2010. 9. Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang Dasar hukum untuk penerbitan Laik Sehat Air Minum Isi Ulang ini adalah Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Jumlah laik sehat depot air minum yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 121 buah. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 46 buah. 10. Sertifikat Laik Sehat Catering/ Jasa Boga Dasar hukum untuk penerbitan Laik Sehat Catering/Jasa Boga adalah Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003, tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga. Pada grafik dibawah ini dapat dilihat jumlah izin yang diterbitkan oleh DKK selama tahun 2010 adalah 962 buah dengan izin yang terbanyak adalah izin praktek dokter dan dokter gigi yaitu sebanyak 370 buah (38,5%). Grafik. 7.3. Presentase Izin yang diterbitkan berdasarkan Jenis Izin Tahun 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
75
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
7.2.3.
Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat:
A. Penilaian Angka Kredit Dalam rangka pengembangan karir dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugasnya di bidang kesehatan, saat ini telah ditetapkan jabatan fungsional kesehatan sebanyak 27 Jenis. Pengembangan jabatan fungsional kesehatan berbasis kompetensi dilakukan agar setiap pejabat fungsional meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Jabatan fungsional kesehatan yang sudah ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Jabfung Dokter/Dokter Gigi, Jabfung Perawat/perawat gigi, Jabfung Bidan, Jabfung Asisten Apoteker, Jabfung Analis, Jabfung Sanitarian, Jabfung Nutrisionis, Jabfung Adminkes, Jabfung PKM, Jabfung Rekam Medik, Jabfung Epidemiologi. Masing-masing Jabfung ini sudah mempunyai tim penilai yang terdiri dari Ketua Tim Penilai dan Anggota sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Nomor: 1794/Tim.PAK/SDM/DKK-2010 tentang Susunan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dengan adanya jabatan fungsional ini maka setiap tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sebagai tenaga fungsional tertentu, harus membuat Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dengan periode 2 kali 1 tahun yaitu pada bulan Januari s/d Juni dan Juli s/d Desember. Dupak yang dibuat diajukan ke Tim Penilai Angka Kredit di Dinas Kesehatan Kota Padang. Dalam melaksanakan kegiatan penilaian jabatan fungsional kesehatan pada tanggal 25 Maret 2010 didakan pertemuan dengan semua tim penilai angka kredit (sesuai dengan SK Kepala DKK Padang, No 1794/Tim. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
76
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
PAK/SDM-DKK/2010 tentang pembentukan Susunan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan. Sedangkan untuk pembinaaan dan pemantauan jabatan fungsional kesehatan yang ada di puskesmas dilakukan bimbingan teknis ke Puskesmas. Tabel 7.8. Data Jumlah Tenaga Fungsional DKK Padang Tahun 2010 N o
Nama Puskesmas
Nama Jabatan Fungsional Dr
Dr g
P.Gi gi
Prwt
Bidan
A A
L.Ke s
K.Ling
Gizi
Adm 0
PkmR m 0
0
1
1 1 1
0 0 0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
16
3
25
5
1
Air Dingin
2
2
1
11
18
3
1
1
1
2 3 4
Lb. Buaya Air Tawar U. Karang
6 2 2
6 2 2
2 1 2
21 9 9
27 9 6
4 1 2
4 2 3
2 1 1
3 1 2
Alai
3
3
1
9
11
2
2
2
1
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pdg Pasir Pemancungan Seb. Padang Rawang Bungus Lb Begalung Pengambiran Lb Kilangan Pauh Ambacang Andalas Kuranji Belimbing Lapai Nanggalo
7 2 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 3
6 2 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 3
2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1
14 5 10 6 13 12 10 11 12 5 12 6 7 8 12
12 6 14 10 16 11 8 15 9 12 12 10 9 4 12
6 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3
5 2 2 1 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 3
1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2
40 76 29 30 35
1
56
1
24
1
41
1
31
2
42
1
41
1
33
1
42
1
33
1
30
2
42
1
30
1
31
1
25
2
42
DKK Jumlah
JM L
19 66
30
203
231
51
40
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
31
26
786
77
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B. Penerbitan Rekomendasi Izin dan Tugas Belajar Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia kesehatan, maka tenaga kesehatan yang akan melanjutkan jenjang pendidikan, harus mendapatkan Rekomendasi Izin Belajar dan Tugas Belajar dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. Tugas Belajar diberikan kepada petugas kesehatan yang jadwal kuliahnya pada jam kerja. Sementara Izin Belajar diberikan kepada petugas yang jadwal kuliahnya di luar jam kerja. Pemberian Rekomendasi izin dan tugas belajar ini mengacu kepada Peraturan Walikota Padang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Tugas Belajar, Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Padang. Tabel.7.9.Data Jumlah Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar DKK Padang Tahun 2010 Strata Pendidikan D III D IV S1 S2 PPDS Jumlah
Izin Belajar 17 19 8 4 48 orang
Tugas Belajar 6 2 3 11 orang
Dari tabel 7.13. dapat dilihat bahwa pegawai yang dikeluarkan rekomendasi izin belajar pada tahun 2010 adalah 48 orang dan pegawai tugas belajar 11 orang.
C. Pemberian Izin PKL, Pengambilan Data dan Penelitian DKK dan Puskesmas di kota Padang merupakan lahan Praktek Kerja Lapangan (PKL), pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan Kesehatan (negeri maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
78
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
di Kota Padang. Institusi pendidikan kesehatan yang ada di Kota Padang yang bekerjasama dengan DKK Padang ada 49 institusi. Untuk tertibnya pelaksanaan PKL mahasiswa di Puskesmas dan agar semua wilayah di kota Padang mendapatkan kesempatan yang sama sebagai tempat praktek komunitas maka diadakan pertemuan dengan pimpinan sekolah kesehatan untuk membagi wilayah yang ada dikota Padang menjadi binaan masing-masing sekolah selama 5 tahun, hal ini bertujuan agar DKK dapat memantau manfaat dari adanya PKL ini, apakah dengan PKL mahasiswa kesehatan mempunyai dampak yang baik bagi masyarakat.
7.3. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) 7.3.1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) A. IMUNISASI Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan calon pengantin (WUS ) . Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi adalah 18.240, sasaran Ibu Hamil adalah 20.094, dan sasaran WUS adalah 207.736 dengan target kontak I (K4) yaitu 90 % dan kontak lengkap (K4) yaitu 80 %. Pencapaian yaitu
imunisasi kontak pertama untuk BCG cukup bagus
97 % naik dibanding tahun 2009 ( 95,4 %.) tetapi turun sedikit
dibanding tahun 2008 ( 98,8 % ) dan tahun 2007 ( 111,6 % ) . Sedang pencapaian kontak pertama HB uniject 0-7 hari masih rendah dari target yang diharapkan yaitu baru 71,4 % naik dibanding tahun 2009 ( 40,2 % ) . Kurangnya
pencapaian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
79
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
kurang teraturnya pengiriman laporan imunisasi dari Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Klinik, Dokter Praktek Swasta maupun Bidan Swasta. Untuk Kontak lengkap polio 4 sebesar 91,1 % naik dibanding tahun 2009 ( 87,3 % ) dan tahun 2008 ( 89,5 % ) . Sedangkan untuk kontak lengkap campak sebagai indikator UCI sama dengan pencapaian polio 4 yaitu sebanyak 91.1 % naik dibanding tahun 2009 ( 90,8 %) , dan tahun 2008
( 90,1 % ) . Pada 2010 100 % kelurahan mencapai UCI yaitu sebanyak 104
kelurahan, naik dibanding tahun 2009 ( 87, % ) , dan tahun 2008 (83,6 % ). Untuk lebih jelasnya hasil imunisasi BCG bisa dilihat trend pencapaian dari tahun 2006 - 2010 seperti pada grafik dibawah ini . Grafik 7.4. : Trend Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG Di Kota Padang Tahun 2006 – 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
80
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.5.: Trend Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPTHB 1 Di Kota Padang Tahun 2006 – 2010
Grafik 7.6. : Trend Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPTHB 3 Di Kota Padang Tahun 2006 – 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
81
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.7. : Trend Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Di Kota Padang Tahun 2006 – 2010
Grafik 7.8 :Trend Cakupan Kelurahan UCI Di Kota Padang Padang Tahun 2006 – 2010
TREND CAKUPAN KELURAHAN UCI DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2010 120 100 100 83.6
86.5
TH 2008
TH 2009
76
80 65 60 40 20 0 TH 2006
TH 2007
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
TH 2010
82
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B. BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat, dan DT / TT untuk kelas 1 s/d klas III. Kegiatan BIAS Campak ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru pada bulan Agustus. Target atau sasaran untuk BIAS Campak tahun 2010 sebanyak 17526 15520 ( 88.4 % ) naik
murid dengan hasil pencapaian sebanyak
dibanding tahun 2009 ( 84,2 % ) tetapi masih
dibawah pencapaian tahun 2008
( 92 % ) . Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 7.9 : Trend Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2006 - 2010
BIAS DT / TT dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se Kota Padang dengan sasaran murid kelas satu sampai kelas tiga. Imunisasi DT diberikan pada murid kelas satu dengan jumlah sasaran 17334 dan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
83
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
pencapaian sebanyak 15.869 ( 91,5 %) naik dibanding tahun 2009 ( 90,8 %) dan tahun 2008 ( 90,8 % ) . Imunisasi TT diberikan untuk kelas dua dan tiga SD dengan jumlah sasaran 33158
dan pencapaian
sebanyak 30470 murid ( 91.8 % ), naik dibanding tahun 2009 ( 90.7 % ) dan tahun 2008 ( 90,9 %) .Total target tahun 2010 sebanyak 50492 murid dengan total pencapaian 46339 ( 92 % ) naik dibanding tahun 2009 ( 90,7 % ). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini .
Grafik 7.10 : Trend Cakupan BIAS DT / TT Kota Padang Tahun 2006 – 2010
C. GERAKAN SERENTAK IMUNISASI CAMPAK DAN POLIO Tahun 2010 dilaksanakan kampanye campak dan polio di Kota Padang yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap seluruh bayi / anak dari penyakit campak serta polio dengan target cakupan minimal 95 %. Pelaksanaan kampanye campak ini dilaksanakan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
84
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
terhadap sasaran
berumur 9 – 59 bulan sedangkan untuk polio
tambahan sasarannya bayi / anak usia 0 – 59 bulan. Gerakan serentak imunisasi campak dan polio ini dilaksanakan di setiap Posyandu di seluruh wilayah Kota Padang dengan sasaran untuk campak sebanyak 61337 orang dengan pencapaian sebanyak 59334 orang (
96,8 % ) dan sasaran polio sebanyak 72855 orang dengan
pencapaian sebanyak 70519 orang ( 96,7 % ).
D. PEMERIKSAAN KESEHATAN & VAKSINASI MENINGITIS CALON JEMAAH HAJI (CJH). Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH, setelah
melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan kedua dan Vaksinasi
meningitis di Dinas
Kesehatan Kota. Jumlah CJH Kota Padang tahun 2010 sebanyak 975 orang,turun dibanding tahun 2009 ( 1275 jemaah )dan tahun 2008 ( 1142 jemaah ) . Jemaah terbanyak adalah perempuan 591 orang ( 60 ,6 % ) dan laki – laki sebanyak 384 orang ( 39,3 % ) . Jemaah resiko tinggi lebih banyak dibanding dengan yang sehat yaitu 50.9 %. Kelompok umur terbanyak adalah 50- 59 tahun sebanyak 444 orang ( 45,5 % ) , disusul kelompok 40-49 tahun sebanyak 202 orang ( 20,7 % ) . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
85
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.11 : Trend Jumlah Jemaah Haji Kota Padang Tahun 2006 - 2010 TREND JUMLAH JEMAAH HAJI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2010
1400 1200
127 5
1246 1162
1142
1000 97 5
800 600 400 200 0 Th 2006
Th 2007
Th 2008
Th 2009
Th 2010
E. RABIES Populasi anjing yang cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan tingginya kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk pencegahan
terjadinya
penyakit
rabies,
disamping
dilakukan
pemeliharaan dan vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi, pada setiap kasus gigitan HPR diberikan VAR `sesuai dengan protap yang ada, dimana apabila HPR bisa diobservasi, dilakukan observasi selama 14 hari. Bila hewan tersebut menderita rabies, akan mati dalam beberapa hari setelah menggigit, maka penderita harus diberikan VAR. Namun bila HPR tidak bisa diobservasi karena hilang, maka penderita yang digigit HPR juga diberikan VAR. Untuk Pemberian SAR melihat tempat luka/ besar/luas luka gigitan. Pada luka yang besar dan banyak
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
86
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
serta tempat gigitan yang dekat ke kepala selain pemberian VAR juga diiringi dengan pemberian SAR. Kasus Rabies pada tahun 2010 berdasarkan laporan Puskesmas dan RS sebanyak 208 kasus turun dibanding tahun 2009 sebanyak 400 kasus turun dibandingkan tahun 2008 sebanyak 535 kasus dan tahun 2007 ( 427 kasus ). Yang mendapatkan VAR, sebanyak 93
kasus.
Sedangkan kasus positif rabies tahun 2010 sebanyak 2 kasus dan kedua kasus tersebut meninggal dunia. Kasus 2010 ini naik dibanding 2009 dimana terdapat 1 kasus tetapi turun dibanding tahun 2008 sebanyak 6 kasus.
Grafik 7.12 : Perbandingan Kasus Rabies oleh HPR dan Yang Di VAR Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
PERBANDINGAN KASUS RABIES DAN YANG DI VAR DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2010 600
535
500 400
468
427 340
365
340
297
300
208
201 200
93 100 0
Th 2006
Th 2007
Th 2008 HPR
Th 2009
Th 2010
VAR
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
87
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.13: Perbandingan Kasus Positif Rabies Dengan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010 PERBANDINGAN KASUS POSITIF RABIES DENGAN KASUS MENINGGAL DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2010 30 25
24
20 15 7
10 3
5
6 1
2
0
2
2
2
0 Th 2006
Th 2007 Positif
Th 2008
Th 2009
Th 2010
Meninggal
F. P2-DBD Pada awal tahun 2010 jumlah kasus DBD sebanyak 1045 kasus dengan 2 kematian , ini turun dibanding tahun 2009 ( 1586 kasus ) dan tahun 2008 ( 1219 kasus dengan 6 kematian ) . Kasus terbanyak terjadi pada bulan Januari
( 240 )
kasus dan Februari
( 181 kasus),
sedangkan kasus yang paling sedikit terjadi pada bulan Desember sebanyak 20 kasus. Kasus terbanyak terjadi pada wilayah Puskesmas Belimbing sebanyak 149 , di ikuti Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 125 kasus, dan Puskesmas Andalas 87 kasus . Kasus yang paling sedikit terjadi pada Puskesmas Bungus
sebanyak 7 kasus. Untuk
mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan masing – masing .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
88
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari jumlah kasus diatas bisa dihitung CFR nya yaitu 0,19 % dari jumlah kasus, dengan insidens rate nya 122 / 100.000 penduduk. Grafik 7.14 : Perbandingan Kasus DBD Dengan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN DBD TH DI KOTA PADANG TAHUN 2001 - 2010 KASUS
2000
MNGL
1760 1586
1500 1100
1045
1219 809
1000 674
500
554
513 306
9
11
3
19
7
19
11
6
2
8
0
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Sedangkan perbandingan jumlah kasus pola maximal dan minimal DBD Tahun 2006 - 2010 di Kota Padang dapat dilihat pada grafik dibawah ini . Grafik 7.15 : Pola Max – Min Tahun 2006 – 2010 dan Kasus DBD di Kota Padang Tahun 2010 POLA MAX-MIN TH 2006- 2010 DAN KASUS DBD TH 2010 DI KOTA PADANG MAX
300
MIN KS TH 10
250
240
241
240
209
244
217
200
200
181
150
125
118
106
165 143
118
100
106
95 76
50
48
86
95 46
58
58
60
61 25
56 35
91 49
49 26
35
26
0 JAN
FEB
MAR
APR
MAI
JUN
JUL
AGT
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
SEP
OKT
NOV
20 20
DES
89
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dan Perbandingan kasus DBD untuk tahun 2009 dan 2010 adalah seperti grafik dibawah ini : Grafik 7.16 : Perbandingan Kasus DBD Tahun 2009 dan 2010 PERBANDINGAN KASUS DBD TAHUN 2009 - 2010 DI KOTA PADANG 300
2009 2010
250
217
240 188
200
181
150
122
118
138
131 98
100
86
138 103
106
50
91
95 58
61
JUN
JUL
26
56 35
0 JAN
FEB
MAR APR
165
109
MAI
AGT
SEP
20
49 OKT NOV
DES
Salah satu kegiatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena penyakit DBD adalah dengan melakukan PSN DBD secara berkesinambungan pada wilayah kerja Puskesmas masing masing. Dengan kegiatan ini diharapkan tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti
bisa dikurangi yang pada akhirnya tidak ada
tempat untuk berkembang biak nyamuk aedes aegepty. Pemeriksaan Jentik Berkala dilaksanakan oleh Kader secara berkala ke
rumah-rumah penduduk sambil memberikan penyuluhan
tentang penyakit DBD dan pencegahannya, yang dikoordinir oleh petugas puskesmas. Agar penyakit DBD ini tidak menimbulkan wabah/KLB maka diharapkan lebih dari 95 % rumah yang ada harus bebas dati jentik nyamuk aedes. Pada tahun 2010 dilakukan PJB pada 104 kelurahan diseluruh wilayah
Puskesmas
di
Kota
Padang.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Abatisasi
bertujuan
untuk 90
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
membunuh jentik nyamuk aedes, dengan cara menaburkan abate pada tempat-tempat penampungan air. Untuk memutus mata rantai penularan DBD pada daerah kasus, dilakukan fogging focus di lokasi tempat tinggal penderita dengan radius 200 meter. Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan dengan membunuh nyamuk dewasa yang telah terinfeksi. Untuk tahun 2010 dilakukan sebanyak 1045 focus turun dibanding tahun 2009 ( 1607 ) focus.
G. MALARIA Kasus penyakit malaria di Kota Padang sampai saat ini masih ada. Dari hasil diagnosa di Puskesmas lebih banyak banyak ditemui sebagai kasus malaria klinis artinya pada saat pasien berobat ke Puskesmas kondisi demam pasien sudah berkurang dilakukan pemeriksaan darah tebal.
sehingga
tidak
Jumlah kasus yang didiagnosa
sebagai malaria klinis adalah sebanyak 239 kasus, naik dibanding tahun 2009 ( 24 kasus ) dan tahun 2008 ( 13 kasus ). Sedangkan kasus positif malaria sebanyak 187 kasus , turun dibanding tahun 2009 ( 195 kasus ) . Untuk lebih jelasnya bisa dilihat perbandingan kasus malaria
klinis
dengan malaria positif 5 tahun terakhir seperti grafik berikut .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
91
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.17: Perbandingan Kasus Malaria Klinis Dengan Malaria Positif di Kota Padang Tahun 2006 – 2010.
Grafik 7.18: Cakupan Penemuan Malaria Positif Puskesmas Kota Padang Tahun 2010.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
92
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
H. DIARE Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang berobat ke Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional. Pada tahun 2010, jumlah kasus diare rawat jalan di Puskesmas adalah sebanyak 13.130 kasus
dengan Insidens Rate 15.3 /1000 penduduk
turun dibanding tahun 2009 ( 17.483 kasus) dengan Insidens Rate 16.9 / 1.000 penduduk dan tahun 2008 ( 14.168 kasus ). Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah > 5 tahun sebanyak 5.966 kasus ( 45,4 % ) dan dibawah lima tahun sebanyak 6.015 kasus ( 45,8 % ), menyusul kasus pada bayi 2.168 kasus (16,5 % ). Jumlah penderita diberi oralit sebanyak 12.149 kasus , yang berarti tidak semua kasus diberi oralit.
Jumlah
kasus diare tertinggi terdapat di Puskesmas Lubuk Buaya, diikuti Puskesmas Air Dingin dan Padang Pasir.
Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik dibawah ini . Grafik 7.19: Data penderita Diare di Kota Padang Tahun 2010 DATA DIARE KOTA PADANG TAHUN 2010 11 15 1 096
1 032 911
899 883 802 7 98
7 32 7 1 2
635
619 515
448 430
353
331
322 305
Al a An i da l wa as ng Ba ra t La U pa la i k Ka ra ng
rD
Ai
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Ra
Lu
bu
k
Bu ay a in Pa gi da n ng Pa si r Ku ra nj i P Pe a m u h an cu n A m g an ba ca B e ng lim Lu bi ng b Lu Kila bu ng an k Be ga Se lun g b Pa da ng N an gg al o Bu ng us Ai rT aw Pa a r ga m bi ra n
192
93
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.20: Data Balita Penderita Diare di Kota Padang Tahun 2010 DATA BALITA PENDERITA DIARE KOTA PADANG TAHUN 2010
501 473
461 435 403
388 385
366 334 330
324
314 267 208 163 162
A la i
87
La pa A i ir Ta w ar A nd al U as la k K ar an g
105 B un gu B s el Lu bu imb k in B g eg al un g N an gg Pa al o ga m bi R ra aw n an g B ar at
Lu bu k
B ua ya A i Pe r D in m gi an cu n ng an A m ba Pa ca n da g ng Pa si r K ur an ji Lu P a b u K ila h ng Se an b Pa da ng
133 127
Grafik 7.21: Perbandingan Kasus Penderita Diare di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
DATA PENDERITA DIARE KOTA PADANG TAHUN 2006 - TAHUN 2010 SEMUA UMUR
BALITA
BAYI 17 483
147 7 0
14168
13130
1067 8 6830
5808 4058
3104 1504
2006
6015
2007
2008
2168
1540
1323
1242
2009
2010
I. ISPA Penyakit ISPA
( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat
ini masih menempati urutan tertinggi dalam pola sepuluh penyakit terbanyak. Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
94
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
kasus ISPA Bukan Pneumoni tahun 2010 sebanyak 84075 kasus naik dibanding tahun 2009 ( 42076 ) kasus dan tahun 2008 ( 43298 ) kasus. Sedangkan kasus ISPA
Pneumoni
sebanyak 1094 kasus , juga naik
dibanding tahun 2009 ( 732 ) kasus dan tahun 2008 ( 929 ) kasus. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini ; Grafik 7.22: Jumlah Kasus ISPA di Kota Padang Tahun 2010
G RAF IK IS PA K OTA PADANG TAHUN 2010 9816 8794
5088 4871
4170 3750 3554 3114 3079 2840 2747 2541 2532 2111 1704 1627 1537 1328
Lu
bu
kB A i uay rD a i ng K u in ra nj Lu i bu Al kB a i P a eg a da lu n g ng A i P as r T ir a A n w ar da B u la s Pe ng ma us nc un ga R P na S e aw a uh n be ra g B ng ar P a at da ng La Pe pa ga mb i A m ir an U l b ac a ak n Ka g ra B e n Lu b u l im b g kK in g il a n Na g a ng n ga lo
5800 5708
Grafik 7.23: Jumlah Kasus Balita Dengan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
Grafik Balita Penderita Pneumonia Kota Padang Tahun 2006 - Tahun 2010 8038
7 7 31 587 6
5543 47 13
774
2006
463
2007
T arget
929
7 32
2008
2009
803
2010
Pencapaian
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
95
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.24: Jumlah Kasus Balita Dengan Pneumoni Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010 G R AF IK B AL IT A P NE UMONIA K OT A P ADANG T AHUN 2010 308
110 79 60
55
53
52
52
44
39
30
29
21
21
8
2
1
1
0
kB
Lu
bu
Bu
ng u
s A m uay a b P a a ca ng da ng Pa s A n ir Lu da bu la kB s eg al u n Ai rT g aw ar Al ai La pa i Ku ra Ul n ji ak Se Ka be ra ra ng ng Pa da ng Pa uh N a P e ngg m al an o cu ng a Ai rD n Ra i w a n g in L u ng Ba bu k K ra t ila P e ng ga an m b B e ira n lim b in g
61
Grafik 7.25: Jumlah Kasus ISPA / ILI Menurut Golongan Umur di Kota Padang Tahun 2010 GRAFIK KASUS ISPA/ILI MENURUT GOLONGAN UMUR KOTA PADANG TAHUN 2010 40 0 0
35 0 0
30 0 0
KASUS
25 0 0
20 0 0
1500
1000
500
0
PA D A NG PA SI
A IR TA W AR
A LA I
LA P AI
ULA K KA R
NA N GGA LO
LUB UK BUA
A IR DIN GIN
BELI MBI NG
<1 TH
47 7
105
342
627
298
286
7 58
1 55 3
41 2
1 -4 TH
2287
45 3
1 1 94
925
1 31 2
61 9
27 0 7 3 7 3 7
5 -9 TH
1 31 0
384
87 7
665
81 8
289
1 669 297 1
65 3
LB PEN KUR KILA GA M A NJI NGA BIRA 243
1 3 0 2 1 5 40
1 00
LUB UK BEG
RA W A NG BA R
PEM A NC UNG
PA U H
BUN GUS
3 48
441
3 80
A ND SEBE A LA RA N S G 0
57 1
3 20
492
434
A MB A CA NG 302 1119
5 81
1 23 7
1 446
1 828
0
1 826
1 27 7
1 922
1 7 81
97 1
1 97
1 292
7 81
1014
0
7 55
923
1 245
834
696
1 0 -1 4 TH
1 1 82
35 6
624
7 32
666
60 2
1 439 1 91 0
55 0
65 3
1 36
770
43 1
1 1 44
0
61 5
483
1 350
25 5
385
1 5 -1 9 TH
1 325
690
51 7
61 9
1 03 4
63 4
1 205 1 7 7 9
348
501
114
81 9
33 7
7 08
0
421
383
1 07 4
1 84
249
20 -44 TH
237 8 1 0 98 1 282
7 11
87 9
7 02
1 996 3 5 48
695
1 1 62
25 3
994
1012
1 5 43
0
1 260
866
1 41 6
5 97
7 50
45 -5 4 TH
1 7 94
5 62
486
664
638
80 2
1 3 5 6 2487
536
7 67
27 0
90 2
5 92
97 9
0
7 24
43 7
1 500
30 5
45 8
5 5 -5 9 TH
1 1 36
23 9
267
5 32
427
5 65
80 0
1 300
290
308
151
3 99
267
5 96
0
35 5
27 6
80 1
21 9
60 -69 TH
961
21 2
27 4
489
380
60 0
662
1 442
20 5
304
61
3 61
299
5 38
0
294
31 2
67 5
1 22
25 9
> 7 0 TH
7 81
115
27 2
299
243
285
440
1 221
109
17 6
23
20 0
30 8
3 92
0
243
241
67 1
53
263
23 1
J. KUSTA Penemuan penderita kusta baru tahun 2010 sebanyak 1 kasus, sama dengan jumlah kasus tahun 2009, turun dibanding tahun 2008 ( 2 kasus ) dimana kasus tersebut adalah kusta MB. Dari jumlah kasus DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
96
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
tersebut diketahui prevalensinya sebesar 0,03 % dan CDR juga 0,27 %. Sedangkan
target yang hendak dicapai dalam program P2 Kusta ini
adalah penemuan kasus 1 / 10.000 penduduk. Untuk tahun ini tidak dilakukan penjaringan penderita kusta melalui survey ke sekolah sekolah dasar yang ada di Kota Padang, karena tidak tersedianya anggaran untuk pelaksanaan tersebut.
K. TB PARU Penemuan
kasus
TB
Paru
dilakukan
melalui
penjaringan
penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2010 adalah sebanyak 853 kasus ( 62 % ) dari 1376 BTA ( + ) yang diperkirakan, naik dibanding tahun 2009 ( 56,5 % ) dan tahun 2008 ( 52 % ). Sedangkan untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 25 kasus naik dari tahun 2009 ( 21 kasus ) dan turun dibandingkan tahun 2008 sebanyak 29 kasus . Angka kesembuhan sebanyak 71,4 %, dengan error rate < 5 %. Untuk angka konversi adalah 80,3 %. Naik dibanding angka kesembuhan untuk penderita baru TB Paru BTA ( + ) tahun 2008 yaitu sebanyak 349 penderita ( 62,8 % ) . Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
97
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.26 : Proporsi Suspect Yang diperiksa Dahaknya Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
142.8 140 120 100 80 59 51.3
60
49.7 42.8 40.6
40
48.6 32.1 31.3 29.4
20
26.226.1 24.9 24 23.4 20.7 20.419.3 16.913.1
27.2 8 Pdg
Pdg+ RS
PP
Pgb
AT
And
Ph
LbKl
UKA
Alai
Rwg
Lp
Ngl
AD
Blb
Pmc
LbBg
LbBy
Bgs
Amb
SP
Krj
0
Tabel 7.27 : Proporsi BTA Positif Dibanding Suspect Yang diperiksa Dahaknya Di Kota Padang Tahun 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
15.9
12.9
PD PD G G+ RS
LB Y AD PG M UK SP PM NGC L PP BL B AL AN D PH RW KR J LB G AT LP LU KI BG S AM C
50 42.9 45 40 31.1 30.2 35 28 30 23.5 25 18.6 17.4 17.1 16.9 16.5 20 14.1 13.6 13.5 13.2 12 11.6 11.3 9.9 15 9.8 7.7 10 5 0
98
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.28 : Data Konversi TB Paru Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
DATA KONVERSI KOTA PADANG PROPORSI BTA + DIBANDING SUSPEK YANG DIPERIKSA TRIWULAN I TAHUN 2009 DI KOTA PADANG TAHUN 2010
100 100 100 97.8 97.1 96.8 94.6 93.8 93.8 93.8
100 90 80
92.9 91.7 91.7 91.7 90 87.5 84.6
93.5 83.3 83.3 83.3
80.3
70 60
53.4
50 40 30 20 10
G PD R S G +R S
PD
AT
PP BG S PH
AL
LU KI AM C AD
D PM C RW
AN
G
G NG L LB Y
BL
LB
UK KR J SP
M PG
LP
0
Grafik 7.29 : Data Kesembuhan TB Paru di Kota Padang Tahun 2010 PROPORSI BTA + DIBANDING SUSPEK YANG DIPERIKSA DATA KESEMBUHAN KOTA PADANG TRIWULAN I DI PUSKESMAS TAHUN 2010 TAHUN 2009 DI KOTA PADANG
96.2 75.5
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
G PD RS G +R S
51.5
PD
55.5
71.4 61.8
PP
63.8 62.5 62 61.7
LB G R W PG M BL G PM C
BG
S
71.7 71 70 69.2
KI AM C AL
LU
LP AN D
PH KR J
AD
82.9 82.3 80 79.1 77.7 77.7 75.8
SP U K
88 87.5
LB Y NG L AT
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
99
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.30 : Data CDR TB Paru 188.5
139.3
62 22.4 20.2
13.7
PD
PD G G+ RS
32.5 32.5 31 29.7 28.2 23.9
42.7
LP PH AN D AT LU KI PP
41 39.7 38.7
AD
53 50.2 48.7 45.6
G LB Y BG S NG L AL PG M LB G AM C RW
BL
PM
KR
65.7
C UK
75.8
J SP
190 180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
di Kota Padang Tahun 2010
L. HIV AIDS Dari data yang terkumpul , kasus HIV mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data kasus didapat dari laporan rumah sakit. Tahun 2010 tidak dilakukan sero survey . Dari laporan rumah sakit tercatat 59 kasus HIV dengan 7 kasus meninggal. Ini naik dibanding tahun 2009 ( 51 kasus ) dan tahun 2008 ( 44 kasus ) . Kasus terbanyak ditemui pada kelompok wiraswasta, menyusul rumah tangga dan karyawan. Pada suku minang terdapat 94,9 % dari seluruh kasus HIV di Kata Padang untuk tahun 2010.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.31 : Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2008 - 2010
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA PADANG TAHUN 2008 S/D TAHUN 2010 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
0
1
0
0
0
2
3 2
6
6
10
1
9
1
5
1
2 0
51
0
2 1
5
1
0
0
0
0
0
0
15 44 1
AT UK AL SP PM RWC G PP AN D LB Y AD LB G PG B KR J BL B AB C PH LU K NG I L LP TD BG K JE S LA S PA DA NG
0
2
1
3
7 5
6
22
4
7 1
59
0
0
1
3
1
2
5 1
1
2
6
TH 2008
TH 2009
TH 2010
Grafik 7.32 : Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010 JUMLAH PENDERITA AIDS KOTA PADANG BERDASARKAN PEKERJAAN TAHUN 2010
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
19
13
6 4
4
3
2
2
1
1
1
1
1
1
WI RA RT K AR Y P NS BUR NA R TDK LAI N S OP MHS TNI/P TDK S EN IMTE N A A U H A PID DIKE -L AI N IR / B A WA SWA A NA TAH /TAT PE LA JOALRRI EK ER JAAN/AG N STA RTIPSROFE UI O S
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
ION A L
101
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.33 : Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Suku di Kota Padang Tahun 2010
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN SUKU DI KOTA PADANG TAHUN 2010 1
1
1 0
WNA MINANG BTW/JAWA BTK/ACEH CINA
56
Grafik 7.34 : Jumlah Penderita HIV AIDS Berdasarkan Faktor Resiko di Kota Padang Tahun 2010 JUMLAH PENDERITA AIDS KOTA PADANG BERDASARKAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2010 1 1 15
15
5 24
PENASUN HETERO/NAPZA
HOMO PERINATAL
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
HETERO TDK DIKETAHUI/TATOO
102
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
M. FILARIASIS Tahun 2010 ditemukan 5 kasus filariasis di Kota Padang. Kasus ini
ditemukan setelah dilakukan pengobatan massal
di seluruh
Puskesmas di Kota Padang. Hal ini turun dibanding tahun 2009 ( 6 kasus ) dan sama dengan jumlah kasus tahun 2008 ( 5 kasus ) . Untuk pengobatan massal filaria pada seluruh kecamatan di Kota Padang . telah dilatih kader sebanyak 2.520 orang. Jumlah sasaran pengobatan 685.452 penduduk yang berusia diatas 2 tahun , tidak dalam keadaan sakit berat dan hamil. Hal ini naik dibanding sasaran tahun 2009 ( 671.573 orang ). Sedangkan yang ditunda pemberian obatnya sebanyak 118.994 penduduk. Grafik 7.35 : Hasil Pengobatan Massal Filariasis di Kota Padang Tahun
2008 – 2010
HASIL PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS KOTA PADANGTAHUN 2008 S/D 2010 95 90 85 % 80 75 70 65
91.8
79.8
Th 2008
Th 2009
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
76.9
Th 2010
103
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.36 : Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di Kota Padang Tahun 2010 CAKUPAN PENGOBATAN MASSAL KOTA PADANG TAHUN 2010
.2 89
92
100
.5
98
. 97 6 .8 95 .5
10
0 .9
120
54
.2
67 .1 66 .4 66 .1 65 .7
76
77 .4 76 .8 73 .5 73 .3 70 .7 68 .4
% 60
.9
.7 83
84
.2
80
43
.6
40 20
G PD
BL B BG S SP LB Y KR J AT
LK PP
PM
C PH AM B PG B AD LA P NG L LB G RW G UK AL AN D
0
Grafik 7.37 : Kumulatif Kasus Filariasis di Kota Padang Tahun 2010
K UMUL AT IF K AS US F IL ARIAS IS P E R K E C AMAT AN DI K OT A P ADANG S AMP AI T AHUN 2010 37
40 35 30 25 20 15
K AS US
9
8
10 5
3
1
2
2
1
6
4
1
0
AH DA NG
NG TA
PA
US NG TO KO
LU
KI BU
UH
G BE
PA
I NJ RA
GA
LU
LO KU
TA
NG
PA
DA
NA
LA SE
NG
NG DA
PA
N
A AR UT
TI NG
DA
PA
PA
DA
NG
BA
RA
MU R
T
0
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
104
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
7.3.2. SEKSI WABAH DAN BENCANA
A.
PENYAKIT MENULAR POTENSIAL WABAH Dalam
rangka
kewaspadaan
dini
terhadap
penyakit-penyakit
yang
cenderung menimbulkan wabah, maka dilakukan sistem survailans dengan cara pengumpulan data mingguan (W2) dan laporan dari Rumah Sakit serta laporan beberapa penyakit terpilih yang dilaporkan Puskesmas melalui Laporan SST setiap bulannya. Kasus KLB dilaporkan dalam 24 jam dengan menggunakan format W1.
Dan untuk kasus-kasus KLB ini diperlukan tindakan segera dan
pelacakan ke lapangan. Setelah laporan tersebut terkumpul maka diolah dan dianalisis . Salah satu indikator kinerja surveilans adalah kelengkapan dan ketepatan laporan W2. Pada tahun 2010 kelengkapan W2 adalah 99% naik bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya seperti tahun 2009 kelengkapan laporan
W2nya sebanyak 88.3 % dan tahun
dimana
2008 (98.7%).
Sedangkan untuk ketepatan W2 pada tahun 2010 naik bila dibandingkan tahun 2009 ( 88,3%), dan tahun 2008 ( 97,26 % ) dan tahun 2007 (94, 13 %) serta tahun 2006 (86 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
105
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.38 : Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2010 KELENGKAPAN DAN KETEPATAN LAPORAN W2 PUSKESMAS TAHUN 2008-2010
98.7
100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 80 78
96.73
99
97.26
98
94.13 92 88.3 88.3
KELENGKAPAN
TH
TH
10
09
08 TH
07 TH
TH
06
86
KETEPATAN
Kasus – kasus yang terjadi pada tahun 2010 adalah : 1. Tahun 2009 ( 4 ks diptheri klinis), dan tahun 2010 terjadi penurunan kasus. Pada tahun 2010 ditemukan hanya 1 kasus diphteri (positif lab) yang terjadi di wilayah kerja Pegambiran, dari hasil pemeriksaan Laboratorium pada kasus ini
menunjukkan salah satu sampel positif diptheri, sampel yang
positif tersebut adalah kakek kandung dari penderita. Dari hasil pelacakan ke lapangan ternyata anak yang terkena penyakit ini, ada diimunisasi tetapi tidak lengkap. 2. Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan Case Based Measles Surveilans (CBMS), salah satu kegiatannya adalah pemeriksaan specimen kasus campak klinis di Laboratorium Litbangkes. Pada tahun 2010 ditemukan kasus campak klinis sebanyak 113 kasus, dari 113 kasus ini diambil spesimen 28 kasus dengan hasil positif sebanyak 13 spesimen.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
106
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Kasus campak tahun 2010 menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 ditemukan kasus campak klinik sebanyak 188 kasus dengan pemberian vitamin A sebanyak 148 kasus, tahun 2008 (168 kasus), Namun jika dibandingkan tahun 2007 ( 316 kasus ) dan pada tahun 2006 ( 480 kasus) terjadi penurunan kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 7.39 : Kasus Campak Klinis Kota PadangTahun 2006- 2010 Kasus Campak Klinis Tahun 2006 - 2010 500 450 400 350 300 480
250 200
316
150 100
188
168
113
50
Th
20 10
20 09 Th
20 08 Th
20 07 Th
Th
20 06
0
Dari 113 kasus campak klinis diambil specimennya sebanyak 28 specimen dan dikirim ke laboratorium Litbangkes dan didapatkan hasil yang positif campak sebanyak 14 kasus. Dari 14 kasus yang positif tersebar di Kecamatan Kuranji sebanyak 9 kasus, Lubuk Kilangan 2 kasus, Padang Timur, Padang Selatan dan Pauh masing-masing 1 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada mapping di bawah ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
107
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7. 40 : Spotmap Kasus Campak (Confirm Lab) Kota Padang Tahun 2010 SPOTMAP KASUS CAMPAK (CONFIRM LAB) 2010
Koto Tangah
1 Ks 9 Ks Kuran ji
Ngl
Pauh
PU
2 Ks
1 Ks 1 Ks
PT
Luki Lb. Kilangan PS
Lub eg Bungus Tl. Kabung
= Ks CAMPAK
= TDK ADA KS
Pada tahun 2010 juga terjadi KLB campak di SD Islam Al Azhar dengan ditemukannya jumlah penderita campak klinis sebanyak 13 orang. Namun hanya 4 orang yang bersedia diambil specimen darahnya, yang ternyata didapatkan 3 specimen yang positif hasil laboratoriumnya. 3. Pada tahun 2010 kejadian keracunan di Kota Padang sebanyak 3 kali kasus keracunan,dengan jenis keracunan ( makan ikan tongkol 2 kali, cake pandan bread talk) tahun 2009 kasus keracunan tidak terjadi di Kota Padang. Sedangkan pada tahun 2008 tercatat 3 kali kasus keracunan yang terjadi. Tahun 2007, tujuh kali kejadian dan tahun 2006 ada empat kejadian.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
108
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.41 : Grafik Kejadian Keracunan Makanan Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010 JUMLAH KEJADIAN KERACUNAN MAKANAN TAHUN 2006 -2010 8
7
7 6 5 4
4 3
3
3
2 1
0
0 2006
4.
2007
2008
2009
2010
Pada tahun 2010 ditemukan kasus AFP 5 kasus, dengan hasil pemeriksaan laboratorium virus Polio negatif, penemuan kasus AFP ini menurun dibandingkan pada tahun 2009 yang ditemukan 6 kasus, tahun 2008 ( 3 kasus ), tahun 2007 (5 kasus) dan 2006 (3 kasus).Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
109
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.42 : Grafik Kasus AFP Kota Padang Tahun 2006 - 2010
6
5
Th
Th
10
07 Th
Th
09
3
08
3
5
Th
6 5 4 3 2 1 0 06
Kasus AF P
JUMLAH KASUS AFP TAHUN 2006 - 2010
Pada tahun 2010 terjadi satu kasus Tetanus Neonatorum di Jl Balik Papan Blok G/6 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo. Kasus an. EZ ini meninggal pada hari kesembilan belas setelah sempat dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.
B.
PENYAKIT TIDAK MENULAR UTAMA DENGAN FAKTOR RISIKO Lima penyakit tidak menular utama antara lain : Diabetes Mellitus, Hypertensi, Kardiovaskuler, PPOK, Gangguan Akibat Kecelakaan. Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan pengumpulan data penyakit tidak menular termasuk dalam laporan STP bulanan antara lain : Diabetes Mellitus dan Hypertensi. Kunjungan penderita Diabetes Mellitus tahun 2010 adalah 1186 kunjungan, sedangkan kunjungan Hypertensi adalah 5816 kunjungan. Kunjungan Diabetes Mellitus dan Hypertensi yang terbanyak pada DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
110
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
golongan umur 45 – 54 tahun. Kita mengetahui pada golongan 45-54 tahun ini adalah usia produktif. Kalau tidak diantisipasi, maka akan menimbulkan risiko pada golongan umur tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 7.43 : Jumlah Kunjungan DM Kota Padang Tahun 2010
JUMLAH KUNJUNGAN DM KOTA PADANG TAHUN 2010 250 222 200
182 154
150 125 104 100 77
71 60
55
53
50
0
0 RWG
0
LBY
0
AL
1
AT
5
LPI
10
PMC
UK
13
LUKI
PGB
KRJ
BLB
NGL
BGS
SP
LUBEG
PAUH
AMB
PP
0
AD
19
AND
35
Grafik 7.44 : Jumlah Kunjungan Hypertensi Kota Padang Tahun 2010 JUMLAH KUNJUNGAN HYPERTENSI KOTA PADANG TAHUN 2010 374
300 250 200 150
247 210
203 107
0T H >7
TH 6 069
TH 5 559
TH 4 554
TH 2 044
TH
23
1 519
21
TH
TH
1
5 -9
TH
0
1 014
100 50 0 1 -4
KUNJUNGAN
400 350
GOLONGAN UMUR
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
111
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
C.
PENANGGULANGAN BENCANA
1. KEBAKARAN Terjadi kebakaran Toko Roti Golden pada hari Minggu, 11 Januari 2010 pukul 00.25 wib di Kelurahan Kampung Jawa Dalam Kecamatan Padang Barat. Korban mengalami luka bakar sebanyak 6 orang, dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang. 2. ORANG TENGGELAM DI SUNGAI Penanggulangan bencana orang tenggelam di sungai pada hari Selasa, 3 Februari 2010 pukul 17.00 wib di Kelurahan Batipuh Panjang Kecamatan Koto Tangah. Korban sebanyak 1 orang ketika memancing saat hari hujan lebat.
Dinas
Kesehatan
Kota
melakukan
evakuasi
korban
dan
menyediakan kantong mayat. 3. BANJIR Kejadian banjir pada hari Jumat, 5 Februari 2010 pukul 17.30 wib di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Koto Tangah. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut, menimbulkan kehilangan harta benda. Jumlah korban terancam akibat banjir sebanyak 478 jiwa (171 KK). Dinas Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan membuka POS PELAYANAN & P3K, memberikan MP-ASI bagi Balita dan Lansia, melakukan penyehatan lingkungan dengan penyuluhan dan pemberian kaporit pada sumber air minum yang tercemar akibat banjir. 4. TANAH LONGSOR Terjadi tanah longsor pada hari Senin, 15 Maret 2010 pukul 05.00 wib di Kelurahan Gates Pegambiran Kecamatan Lubuk Begalung. Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. Dinas Kesehatan Kota melakukan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
112
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
pertolongan pada keluarga yang mengalami musibah dengan keadaan cemas, sebelumnya pernah mengalami Hipertensi dan Diabetes Mellitus untuk dirujuk ke Puskesmas Pegambiran. 5. ORANG TENGGELAM DI LAUT Pada Rabu, 2 Juni 2010 pukul 18.00 wib sebanyak 11 orang remaja yang sedang mandi-mandi di laut Belakang Universitas Bung Hatta (Kelurahan Ulak Karang Utara kecamatan Padang Utara) terseret ke tengah laut. . Sebanyak 6 orang selamat dibawa ke RS Yos Sudarso untuk dilakukan pemeriksaan dan 5 orang terseret ombak ke tengah laut (4 orang tewas dan 1 orang belum ditemukan). Korban yang tewas dilakukan visum ke RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dinas Kesehatan Kota melakukan koordinasi dengan Puskesmas Air Tawar. 6. KAPAL TENGGELAM DI LAUT (BOAT) Rabu, 9 Juni 2010 pukul 08.00 wib korban ditemukan nelayan di Pulau Merak sebanyak 3 orang dibawa ke tepi pantai dan dirujuk ke RS Bhayangkara. Korban yang belum ditemukan sebanyak 3 orang. Didapat informasi dari korban bahwa pada Senin, 7 Juni 2010 pukul 13.00 wib Kapal (Boat) bertolak dari Padang menuju Kepulauan Mentawai dengan membawa penumpang sebanyak 6 orang. Pukul 17.30 wib boat diterjang angin kencang / badai sehingga boat berangsur tenggelam, penumpang boat terpencar-pencar sampai lebih kurang 2 hari. Korban mengalami luka bakar pada wajah, leher, paha dan lengan. Dinas Kesehatan Kota menginstruksikan kepada Puskesmas Pegambiran untuk standby sampai ada berita untuk korban yang belum ditemukan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
113
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
7. PERTEMUAN PENANGGULANGAN BENCANA Dilakukan selama 2 hari tanggal 16 dan 17 Juni 2010 diikuti oleh petugas siaga bencana Puskesmas sekota Padang sebanyak 40 orang. Pada saat pertemuan dibahas tentang kegiatan Pra Bencana, Saat Bencana dan Pasca Bencana serta Cara Berkomunikasi Radio Panggil di saat bencana. 8. PENGAMANAN SIAGA LEBARAN IDUL FITRI 1431 H Dalam mengantisipasi kejadian kecelakaan lalu lintas saat mudik lebaran, Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Polisi Resort Kota melakukan Pengamanan Siaga Lebaran. Pada kegiatan tersebut dilakukan P3K dan pengawasan keracunan makanan saat mudik pada 10 titik POS PENGAMANAN, yaitu Posko Basko, Posko ByPass, Posko Simpang Mulia, Posko Plaza Andalas, Posko Pujasera, Posko Bungus Teluk Kabung, Posko Simpang Lubuk Begalung, Posko Ladang Padi. 9. PERSIAPAN SIMULASI GEMPA BUMI & TSUNAMI Kegiatan yang dilakukan adalah Pertemuan Koordinasi antar Petugas Penanggulangan Bencana Puskesmas pada tanggal 22 Oktober 2010, Gladi Simulasi Penanggulangan Bencana Gempa Bumi & Tsunami di Shelter SMAN 1 Padang pada tanggal 25 Oktober 2010 dan Simulasi Penanggulangan Bencana Gempa Bumi & Tsunami di Shelter SMAN 1 Padang pada tanggal 26 Oktober 2010
7.3.3. SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN A. Penyehatan Lingkungan Program penyehatan lingkungan meliputi kegiatan Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL) . Kegiatan ini ditujukan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
114
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi cakupan penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air bersih memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat dan pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masingmasing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, sedangkan jumlah rumah diperiksa paling banyak secara proporsional dilakukan oleh Puskesmas Belimbing mencapai angka tertinggi pemeriksaan melalui inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel berikut . Untuk Kota Padang total rumah yang diperiksa 60 % dan atau setara dengan angka absolut sebesar 83.188 rumah dari total jumlah 138. 647 rumah di Kota Padang, sedang memenuhi syarat mencapai 71,8 % atau setara dengan angka absolut 59.713 rumah dari total jumlah rumah yang diperiksa, dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 7.45 :Persentase Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2010 100.0 % Rumah Diperiksa
90.0
80.0 % Jamban Memenuhi syarat
70.0
P e r s e n t a s e
60.0
50.0
% Sarana Air Bersih Memenuhi syarat
40.0
30.0
% Saluran Pem buang an Air L im bah Memenuhi syarat
20.0
10.0 % Tem pat Sampah Memenuhi syarat
0.0
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
115
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.46. :Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungan di Kota Padang Tahun 2010
72.0
71.8
71.0
68.7
70.0 69.0 68.0 67.0
65.2
66.0
65.3
65.0 64.0 63.0 62.0 61.0
B.
% Jamban
% Sarana Air Bersih
% Saluran Pembuangan Air Limbah
% Tempat Sampah
Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
Pengawasan Kualitas Air Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan terhadap sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja Puskesmas. Untuk sarana air bersih memenuhi syarat terlihat Puskesmas Andalas mencapai angka tertingi memenuhi syarat dengan 97,0 % dari total sarana yang diperiksa sedangkan sarana air bersih terendah memenuhi syarat 45,4 % di wilayah kerja Puekesmas Bungus dan Kota Padang baru mencapai angka 65,2 %. Sedangkan untuk jamban memenuhi syarat masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Andalas mencapai 88 % dari total sarana yang diperiksa, sedangkan capaian terendah sarana terendah Puskesmas Pemancungan dengan 55, 3 % dari total sarana yang diperiksa dan untuk Kota Padang mencapai 71,8 % dari total sarana diperiksa. Pencapaian indikator saluran pembuangan air limbah memenuhi syarat DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
116
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
dicapai tertinggi juga oleh Puskesmas Andalas 91,6 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Kuranji 45,0 % serta Kota Padang baru mencapai 65,3 % memenuhi syarat dari total sarana diperiksa. Indikator Tempat Sampah memenuhi syarat dicapai tertinggi Puskesmas Padang Pasir 91 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Bungus 45,0 % memenuhi syarat dari jumlah total sarana diperiksa sedangkan untuk Kota Padang mencapai 68,7 % memenuhi syarat dari total sarana yang diperiksa. Seluruh indikator- indikator tersebut merupakan persyaratan untuk menentukan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas dan Kota Padang, pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7.47 :Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010 62.0
Target
97.0
Andalas
90.3
Alai
88.5
Lapai
70.3
Belimbing
67.5
Padang Pasir
65.2
Kota Padang
65.0
Air Tawar
64.3
Lubuk Begalung
60.9
Rawang Barat
60.4
Pemancungan Kuranji
60.3
Seb. Padang
60.2 59.5
Air Dingin
57.8
Ambacang
57.5
Nanggalo
56.4
Pengambiran Lubuk Buaya
54.7
Lubuk Kilangan
54.6 50.7
Pauh
48.3
Ulak Karang
45.4
Bungus 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
70.0
80.0
90.0
100.0
117
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.48 :Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
64.0
Target
88.0
Andalas
84.0
Lapai
79.6
Air Tawar
75.7
Lubuk Begalung
74.9
Nanggalo Padang Pasir
74.7
Lubuk Buaya
74.6 72.2
Belimbing
71.8
Kota Padang
70.1
Kuranji
69.5
Rawang Barat
67.3
Lubuk Kilangan
67.2
Ambacang
64.2
Pengambiran
63.6
Pauh
60.2
Seb. Padang Air Dingin
60.1
Alai
60.0
Ulak Karang
57.5
Bungus
57.3 55.3
Pemancungan 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Grafik 7.49 :Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010 91.6
Andalas
89.0
Lapai
88.8
Alai
87.8
Air Tawar
78.8
Seb. Padang
72.0
Air Dingin
69.4
Pemancungan
68.7
Ulak Karang
67.0
Lubuk Begalung Kota Padang
65.3
Ambacang
65.0 63.6
Pauh
61.0
Belimbing
60.3
Nanggalo
59.3
Padang Pasir
58.9
Rawang Barat
56.4
Pengambiran
54.0
Lubuk Kilangan
51.4
Bungus
50.4
Lubuk Buaya
45.0
Kuranji 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
70.0
80.0
90.0
100.0
118
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.50 :Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
91.0
Padang Pasir
81.6
Pemancungan
79.0
Lubuk Kilangan Lubuk Begalung
78.0
Andalas
78.0 78.0
Seb. Padang
77.0
Alai
76.0
Lapai
75.0
Pauh
75.0
Ulak Karang
73.0
Air Tawar
72.0
Pengambiran
68.7
Kota Padang
67.0
Kuranji
64.0
Nanggalo
60.0
Belimbing
58.9
Rawang Barat
58.0
Ambacang
56.0
Lubuk Buaya
52.0
Air Dingin
45.0
Bungus 0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Berdasarkan survey perumahan dan lingkungan yang dilaksanakan melalui proses inspeksi sanitasi oleh masing- masing Puskesmas dengan mengacu kepada jumlah rumah yang diperiksa dapat disimpulkan sebagaimana tertuang dalam grafik dibawah ini :
Grafik 7.51 :Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
100.0 90.0 80.0
P e r s e n t a s e
70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
% Rumah Diperiksa
% Rumah Sehat
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
119
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.52 :Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
75.0
Target
89.0
Andalas lapai
85.0 81.0
Padang Pasir
77.0
Alai
75.0
Lubuk Begalung
74.0
Pengambiran
74.0
Ulak Karang Belimbing
72.0
Seb. Padang
72.0 71.8
Kota Padang
69.0
Air Tawar
68.0
Bungus
68.0
Lubuk Kilangan
68.0
Lubuk Buaya
67.0
Nanggalo
66.0
Ambacang
65.0
Pauh
65.0
Pemancungan
60.0
kuranji
58.9
Rawang Barat
54.0
Air Dingin 0.0
C.
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
Pada tahun 2010 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM), dari jumlah yang diperiksa sebanyak 1739 buah didapatkan 1123 yang sehat (64,6%), sedangkan untuk puskesmas yang
yang
melakukan pengawasan yang mencapai target adalah Puskesmas Andalas yaitu 100% dengan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi syarat 94,2 % dan Tempat Pengolahan Makanan Tidak memenuhi Syarat 5,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 7.53 :Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0
% Diperiksa
50.0
% Memenuhi Syarat % Tidak Memenuhi Syarat
40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
120
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.54 :Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2010 2794 3000
2500
1739 (62,2%) 2000
1123 (64,6%)
1500
582 (33,5%)
1000
500
0
Terdaftar
Diperiksa
Memenuhi
Tidak Memenuhi
Syarat
Syarat
D. Pengawasan Tempat Tempat Umum 1. Pengawasan Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Pada tahun 2010 kegiatan Pengawasan Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TPUM), dari jumlah hotel yang diperiksa sebanyak 7 buah didapatkan 2 yang sehat (28,57%), Restoran yang diperiksa 521 yang sehat 412 buah (79,1%), Pasar yang diperiksa 15 buah yang sehat 10 buah (66,7%), tempat lainnya yang diperiksa 1341 buah sedangkan yang sehat sebanyak 999 buah (74,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
121
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.55 :Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2010 76.0
Target
100.0
Ulak Karang
91.5
Andalas
90.0
Rawang Barat
88.9
Lapai
88.5
Seb. Padang
85.7
Pengambiran
82.1
Air Dingin
80.0
Lubuk Begalung
79.7
Nanggalo
77.4
Lubuk Buaya
75.7
Air Tawar
73.9
Kota Padang
73.9
Kuranji
66.7
Alai
65.2
Padang Pasir
64.1
Lubuk Kilangan
60.3
Belimbing
54.5
Pauh
54.5
Ambacang
54.1
Pemancungan
40.3
Bungus
0.0
E.
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU ) Di Kota Padang tahun 2010 terdapat 511 Depot air minum isi ulang, jumlah ini meningkat dari tahun 2009 yaitu sebanyak 367 DAMIU. Selama tahun 2010 telah dilakukan pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara ekternal oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja masing- masing dan Dinas Kesehatan Kota serta secara internal pengawasan pengambilan sampel yang dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter kimia satu kali dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan secara rutin. Dari keseluruhan jumlah Depot
yang melaksanakan kegiatan
pengawasan sesuai ketentuan diketahui hanya buah yang memenuhi syarat dengan melakukan pemeriksaan secara berkala, hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan atau peran serta pemilik sarana dalam malaksanakan internal kontrol dengan berbagai alasan seperti besarnya biaya pemeriksaan dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria sampel DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
122
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
diambil untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis dan kimia. Air dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka E – Coli di dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan kimia yang mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang disampling adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah atau yang akan dikonsumsi langsung oleh masyarakat . Beberapa hal yang telah dilakukan
adalah
menurunkan
kewenangan
pengawasan
ketingkat
Puskesmas dengan konsep kewilayahan, melaksanakan koordinasi secara lintas sektor dalam pembinaan seperti dengan SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KP2T Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui edaran kembali ketentuan dan peraturan tentang hak dan kewajiban penyelenggaraan Depot Air Minum. Grafik 7.56 : Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2010
Grafik Jumlah Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas 2010 56 55
Air Dingin Lubuk Buaya Andalas Air Tawar Pengambiran Ulak Karang J Ambacang u Lubuk Kilangan m Kuranji l a Lubuk Begalung Padang Pasir h Lapai Nanggalo Pauh Alai Belimbing Rawang Bungus Seb. Padang Pemancungan
45 37 32 31 30 28 27 25 25 23 23 22 20 18 16 8 7 5 0
10
20
30
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
40
50
60
123
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
F. REALISASI PROGRAM P2P 2010 Tabel 7.10. Realisasi Program P2P 2010 NO 1
KEGIATAN
TARGET
CAKUPAN ( % )
Kesenjangan
90% 90% 80% 80% 80% 100% 100% 100%
97% 96,70% 89,40% 91,10% 90,10% 91,50% 92% 88,40%
7 + 6.7 + 9.4 + 11.1 + 10.1 - 8.5 -8 - 11.6
0 0 0 0
208 kss 2 kasus 93 kasus 2 kasus
2. P2 TB – Paru .- Penjaringan suspect .- Penemuan BTA + .- Angka konversi .- Kesembuhan .- Kesalahan Lab
13610 1376 ≥80 % ≥85 % <5%
6616 (48.6 % ) 853 ( 92% ) 80.4 % 71.4 % 0%
3. ISPA .- Pengobatan Pnmi .- Jml penderita di rujuk .- Jml penderita M”nggal
100% 0 0
100% 0 kasus 0 kasus
100% 100%
100% 100% 12149 bks 0 kasus
SEKSI P2P I.IMMUNISASI a. Imunisasi rutin untuk bayi · BCG · DPT-HB1 · DPT-HB 3 · Polio 4 · Campak b. BIAS Anak Sekolah · DT · TT · Campak II. Penyakit Menular 1. P2 Rabies .- Kasus gigitan HPR .- Jml gigitan (+) Rabies .- Jml penderita di VAR .- Penderita meninggal
4. DIARE .- Jml penderita di obati Nakes .- Jml penderita dpt oralit .- Jml oralit diberikan .- Jml meninggal 5. KUSTA .- Jml penderita baru .- Jml penderita diobati .- Jml meninggal 6. HIV / AIDS .- Periksa sampel darah .- HIV ( + )
1/10.000 0
0 0 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
-51,40% -8% 0,40% -13,60%
1 kasus 1 kasus
0 kasus 0 sample 0 sample
124
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
NO
2.
3.
KEGIATAN 7. P2 DBD .- Jml kasus .- Jml kasus meninggal .- Jml PE .- Jml Fogging Focus .- Jml Fogging massal .- Jml kel diabatisasi .- ABJ
TARGET
CAKUPAN ( % )
900 < 1,5 % 0 900 0 35 >95 %
1045 6 org 600 1045 fcs 0 104 kel > 95 %
8. MALARIA .- Jml kasus .- Penderita meninggal
0 0
108 ks 0 ks
9. FILARIASIS `- Jml kasus baru `- Jml kasus baru diobati
0 0
5 ks 5 ks
5 ks 90% 80% 0 ks 0 0
5 ks 99% 18% 14 ks 1 ks 4 kjdn 9 kl
0 9% 18% + 14 ks 1 ks 4 kjdn
SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN 1. PENY. LINGKUNGAN · Akses Jamban · Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) · Cakupan Rumah Sehat
66% 71%
71,80% 71,80%
+ 5.8 % 0,80%
75%
71,80%
- 3,2 %
2. PENG. KUALITAS AIR · Akses air minum · Kualitas air minum memenuhi syarat
70% 85%
86% 90%
16% 5%
76%
76,90%
0,90%
60%
64,60%
4,60%
SEKSI PENANGGULANGAN WABAH & BENCANA .- Kasus AFP - Kelengkapan W2 - Ketepatan W2 - Kasus Pos Campak - Kasus Diptheri pos - Keracunan - Penanganan Bencana + simulasi
3. PENGAWASAN TTU DAN TPM · Cakupan Tempat-tempat Umum memenuhi syarat · Cakupan Tempat-Pengolahan Makanan memenuhi syarat
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kesenjangan
125
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
7.4. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 7.4.1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus A. PROGRAM GIZI Dalam melaksanakan program gizi standar pelayanan minimal yang ditetapkan KEP Menkes RI. No.828/Menkes/SK/IX/2008 digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja target 2010 sebagai berikut : Tabel 7.11. Pencapaian Kinerja Program Gizi Tahun 2010
No
1.
Jenis Pelayanan
3.
Target Dan Pencapaian Tahun 2009 Tahun 2010 Ha sil (%)
Tar get (%)
Sasar an
Tar get (%)
Kesenjanga n %
Targ et
Hsl ABS
(%)
Kes
2011
83. 55
+
3.55
89
-
7.1
65
+
4.94
<5
Pemantuan Petumbuhan Balita - Balita yang naik berat badannya Balita yang ditimbang berat badanya - Balita BGM
2.
Tahun 2008 Ha Tar sil get (%) (%)
Pelayanan Gizi Cakp. Balita Mendapat Vit.A 2 kl/th - Cakp. Bumil dapat 90 tablet Fe -RT yg mengkons. garam beryodium Penyelenggaraan Penyelidikan Epid, KLB & Gizi Buruk Penanganan dengan PMT - Kecamatan bebas rawan gizi
78.3
88
81.6
89
43.84
80
36.3
42.4
65
51.07
65
89.426
65
51.80 57. 9 1.0 6
2.16
<7
1.24
<7
51.798
<6
550
83.3
93
85.6
94
82.157
80
69.18 5
84. 2
+
4.2
95
86.7
93
90.76
93
20.094
85
4.2
95
85
89. 15 85
+
640 KK
17.91 3 544 KK
-
0
100
72.0
86.1
100
100
100
100
100
100
100
100
-
0
100
54.5 4
75
45.45
77
11
77
6
54. 55
-
22.46
80
Pelaksanaan kegiatan di program gizi di dukung oleh dana yang berasal dari APBD Kota Padang, APBD dan APBN Propinsi Sumatera Barat tahun 2010.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
126
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.12. Realisasi Anggaran Program Gizi Tahun 2010
No 1
2
3 4 5 6 7 8 9 10
Kegiatan
Anggaran (Rp)
Realisasi
Rp Penanggulangan 93.000.000,81.027.750,KEP, Anemia Gizi Besi,Gaky dan Kekurangan zat micro lainnya Survey PSG dan 75.410.000,73.260.000,Kadarzi Kota Padang Konseling Asi 264.720.000,89.000.000,oleh kader Transport Busui 132.360.000,73.620.000,Konseling ASI PMT-P Kelas Ibu 227.016.000,105.132.000,Hamil Transport Bumil 378.360.000,181.620.000,ke Kls Bumil Distribusi MP- 469.800.000,190.300.000,ASI Distribusi susu 291.103.400,110.240.000,ibu hamil Pemant. Kelas 50.400.000,49.560.000,Ibu Hamil Pemant. Ibu 754.720.000,105.400.000,Nifas Total 2.736.889.400,- 1.058.943.750,-
% 87.1
Sumber Dana APBD Kota
97.1
APBN Sumbar
33.62
BNPB* Prop
55.62 46.31 48.00 40.51 35.05 98.33 13.96 38.7
Anggaran BNPB merupakan anggaran dari Dinas Kesehatan Propinsi yang dimasukan ke dalam kegiatan APBD Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan tabel di atas adanya anggaran yang terealisasi hanya 38,7% hal ini disebabkan karena : 1. Balita gizi buruk yang dirawat inap tidak memerlukan hari rawatan selama 30 hari lamanya. 2. Balita yang dirawat minta pulang paksa dengan alasan masalah ekonomi dan anak yang lainnya di tinggal di rumah.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
127
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
3. Balita gizi buruk ada yang dirujuk ke RSUD dan RSUP dengan alasan balita tersebut tidak dapat ditangani di puskesmas karena adanya penyakit penyerta. 4. Tidak semua balita gizi buruk rawat inap memerlukan pemeriksaan laboraturium dan pembelian obat lainnya. 5. Adanya kasus gizi buruk yang tidak mau dirawat inap di puskesmas Nanggalo dengan alasan tidak ada yang menjaga dll. 6. Untuk kegiatan BNPB disebabkan waktu yang singkat dan pertanggung jawaban yang terlalu sulit.
Hasil kegiatan program gizi selama tahun 2010 dapat dilihat sebagai berikut : A.1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ( UPGK ) UPGK ini melakukan banyak kegiatan dalam rangka perbaikan gizi bagi keluarga, di mana sasarannya adalah masyarakat terkecil yaitu keluarga. Kegiatannya adalah : 1. Penyuluhan Gizi ke Masyarakat Kegiatan ini biasanya dilakukan kepada sasaran di posyandu, kunjungan posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu hamil. Melalui kegiatan penyuluhan diposyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui dan melakukan perilaku gizi di dalam keluarga. Penyuluhan dengan memberikan materi-materi
beragam yang berhubungan dengan
masalah gizi tetapi sebagian besar penyuluhan ini belum jalan secara maksimal di posyandu. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kelas ibu hamil dan kelas ibu balita penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu sehingga permasalahan gizi yang ditemui di posyandu (masyarakat) maupun di keluarga dapat teratasi dengan baik. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
128
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
2. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian Vitamin A secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita
( 1 – 5 thn ) yang
diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian Vit A pada Bulan Februari untuk bayi
(6-11 bulan) Kota Padang hanya 81.92% dari target
yang ditetapkan 80 %, sementara untuk anak balita hasil yang dicapai sebesar 84.67% Sedangkan untuk pencapaian pada Bulan Agustus 2010 terlihat bayi (6- 11 bln) 82,89% keadaan telah melebihi target yang ditetapkan walaupun hanya 2.89% melebihi target. Sedangkan anak balita 84.34%. Apabila dibandingkan
dengan
peningkatan pada
pencapaian
tahun
2009
cendrung
mengalami
bulan Februari tetapi pada bulan Agustus cendrung
mengalami penurunan. Jika dilihat pencapaian masing-masing puskesmas masih ada puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu puskesmas Lubuk Buaya, Lubuk Begalung, Air Tawar, Ulak Karang, Seberang Padang dan Pemancungan. Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan data BPS terlalu tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah kerja puskesmas Air Tawar merupakan wilayah yang penduduknya sebagian besar adalah mahasiswa yang mana wilayah Air Tawar adalah daerah yang mempunyai 2 buah perguruan tinggi, sedangkan untuk puskesmas lainnya banyak penduduk yang mengungsi atau pindah ke daerah lain yang disebabkan kondisi Kota Padang yang rawan bencana. Secara rinci pencapaian cakupan Vit A kota Padang adalah sebagai berikut :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
129
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.13.
Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita
Kota Padang Bulan Februari & Agustus Tahun 2010 SASARAN
1
Februari
Bayi 10.971
A.Balita 71.158
Pencapaian Bayi ABS % 8.987 81.92
2
Agustus
10.993
71.164
9.112
No
Bulan
82.89
Pencapaian A. Balita ABS % 60.248 84.67 60.023 84.34
Jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelummnya (2007, 2008 dan 2009) terlihat pada grafik di bawah ini : Grafik 7.57. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln) Kota Padang Tahun 2007 – 2010
84,5
84,2
84 83,5
83,3
83,3
83 82,5 82 81,5
81,8
81 80,5 2007
2008
2009
2010
Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A selama 2 tahun (2007-2008) tidak mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 1,5% (81.8%), dan pada tahun 2010 kembali terjadi peningkatan (2.4%) dan telah mencapai target (80%) yang ditetapkan. Meskipun demikian tetap harus di tingkatkan karena hanya 4% melebihi dari target yang diharapkan. Berarti masih ada sekitar 20% balita yang belum menerima kapsul vitamin A dan kemungkinan balita tersebut tidak datang keposyandu dan tidak terpantau pertumbuhannya. Oleh karena perlu ditingkatkan kembali kerja sama DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
130
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
dengan lintas program dan lintas sector terutama pada bidan praktek swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga Pembina wilayah posyandu di masingmasing puskesmas yang ada di Kota Padang dan tetap melakukan sweeping balita. Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita saja tetapi juga untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul dan setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Jika dilihat selama empat tahun berturut-turut seperti grafik dibawah ini : Grafik 7.58. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2007 – 2010 84
82,6
82 80 78
78,8
79,2
76
75,2
74 72 70
2007
2008
2009
2010
Grafik diatas terlihat trend pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas cenderung
meningkat
walaupun
sangatlah
sedikit
dan
tahun
2010
pendistribusian telah mencapai target (80%). Berdasarkan grafik terlihat hanya tahun 2010 yang telah mencapai target, hal ini disebabkan masih kurangnya penyuluhan kepada bidan praktek swasta dan bidan yang bertugas di klinik bersalin puskesmas tentang pentingnya pemberian vitamin A dan juga DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
131
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
penyuluhan kepada ibu hamil pada saat trimester terakhir (ANC IV) tentang pemberian vitamin A pada saat ibu bersalin.
3. Penanggulangan Anemia Gizi Besi Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini dimaksudkan agar ibu hamil tidak mengalami anemia semasa hamil dan perdarahan waktu melahirkan dan ibu nifas tidak anemi karena telah banyak kehilangan darah sewaktu melahirkan. Pemberian Fe ini sangat penting karena pada umumnya ibu hamil kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe sehingga perlu diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini diberikan kepada semua ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini seiring dengan kunjungan ibu hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada saat K1 dan Fe3 diberikan saat K4. Untuk Kota Padang pencapaian pemberian Fe 3 selama empat tahun terlihat pada grafik : Grafik 7.59. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang
92 90
90,75
89,15
88 86
86,7
84 82 80
80,6
78 76 74
2007
2008
2009
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2010
132
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Cakupan pendistribusian Fe 3 untuk ibu hamil terlihat trend kenaikan sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan tetapi masih tercapai target yang ditetapkan (85%).
4. Penanggulangan Kasus Gizi buruk Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita dilakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P ) yang bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai status gizi yang lebih baik. Pemberian PMT dilakukan melalui dana APBD Kota Padang berupa pemberian susu frisian flag 0-6, 123 dan 456 untuk 50 balita. Selain dari bantuan APBD juga diterima bantuan MP-ASI dari BNPB Propinsi Sumatera Barat berupa biskuit dan bubur. Dari jumlah kasus yang di temukan sebanyak 100 kasus kurus sekali dan meninggal 1 kasus dari Puksesmas Lubuk Kilangan serta 548 kasus gizi buruk dan kurang. Kasus yang ditemukan merupakan hasil dari penimbangan yang dilakukan di seluruh posyandu. Tetapi tidak semua kasus dibantu oleh APDB yang dibantu hanya dari keluarga miskin baik yang mempunyai kartu jamkesmas, jamkesda maupun yang tidak mempunyai kartu tetapi merupakan keluarga miskin. Dengan diterimanya bantuan dari BNPB seluruh balita dapat dibantu baik keluarga miskin maupun non gakin. Dari jumlah dibantu lebih kurang 90 % balita naik berat badannya, tetapi masih juga ditemui sebanyak 10% dari kasus yang bantu tidak megalami kenaikan berat badanya disebabkan adanya penyakit penyerta seperti kelainan bawaan (atresiani), penyakit TBC, Cacat bawaan, Pembengkakan Kelenjar, Kelainan Kulit, Kelainan usus, dan penyakit lainnya. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
133
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Selain itu tahun 2010 ini Kota Padang tetap melakukan penanggulangan kasus balita gizi buruk dipuskesmas Nanggalo sebagai puskesmas rujukan yang melakukan kegiatan rawat inap dan jalan. Pada tahun 2010 kasus balita gizi buruk kurus sekali dengan indikator BB/TB yang sudah dapat ditangani di puskesmas Nanggalo tahun 2010 sebanyak 9 Kasus terdiri dari : Tabel 7.14. Jumlah Balita Gizi Buruk yang Dirawat di Puskesmas Nanggalo dan Di Rumah Sakit tahun 2010 No 1.
Tempat rawatan
Rujukan dari
Jumlah
HC. Nanggalo
HC Rawang
1 Orang
(9 orang)
HC Pagambiran
1 Orang
HC Bungus HC Andalas
1 Orang 1 Orang
HC Belimbing
1 Orang
HC Lubuk Begalung
1 Orang
HC Air Tawar
1 Orang
HC Lubuk Buaya
2 Orang
Ket
2.
RSUP
HC Lubuk Kilangan
1 Orang (+)
3.
RSUD RS.Yos Sudarso
HC Lubuk Buaya
1 Orang
HC Lubuk Buaya
1 Orang
4.
Kegiatan yang dilakukan pada puskesmas rawatan ini adalah konsultasi dengan doketr ahli anak dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Padang bekerja sama dengan RSUD, Pemeriksaan laboraturium serta penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk. Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan penangan kasus gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
134
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
rawat jalan dengan konsultasi tetap ke puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas masing-masing. Selain rawat inap juga dilakukan rawat jalan balita gizi buruk yang kondisi kurus atau kurus sekali yang tidak mau dirawat inap. Jumlah balita rawat jalan sebanyak 14 kasus yang merupakan pasien yang dirawat inap dan kasus gizi buruk di puskesmas Nanggalo. Berdasarkan hasil di atas terlihat terjadinya penurunan jumlah kunjungan ke puskesmas Nanggalo untuk dilakukan rawat inap dari 16 kasus menjadi 9 kasus. Terjadinya penurunan kasus dikarenakan adanya balita gizi buruk yang tidak mau dirawat dengan alasan ekonomi, kasus yang dirujuk bukan merupakan kasus gizi buruk, dan lain-lain. Meskipun demikian dalam pelaksanaan penanggulangan balita gizi buruk dipuskesmas Nanggalo masih banyak ditemui kendala terutama orang tua balita gizi buruk masih keberatan untuk dirawat dengan berbagai alasan dan juga adanya kasus pulang paksa sebanyak 1 kasus, rata-rata balita yang dirawat sembuh dengan kenaikan berat badan perhari 330 gram dengan rata-rata hari rawatan 14 hari. Pasien yang dirawat merupakan dari keluarga miskin seluruhnya. Oleh karena masih perlu peningkatan penyuluhan kepada seluruh ibu balita dalam penanggulangan kasus gizi buruk demikian juga kepada pembina wilayah untuk dapat memberikan motivasi kepada orang tua balita sehingga kasus gizi buruk yang ditemukan dapat dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur penangan kasus gizi buruk yang sebenarnya.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
135
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.60. Grafik kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2010
A.2. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( Gaky ) 1. Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat Kegiatan lain yang dilakukan dalam usaha perbaikan gizi keluarga salah satunya adalah penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Pelaksanaan yang dilakukan dalam penanggulangan masalah akibat kekurangan garam beryodium adalah dengan melakukan pemantauan garam beryodium ditingkat masyarakat melalui pemeriksaan garam di posyandu selain itu juga dilakukan pemeriksaan garam melalui survey pementauan status gizi dan keluarga sadar gizi (PSG dan Kadarzi). Berdasarkan hasil pemeriksaan garam di masyarakat dilakukan pemeriksaan di 20 kelurahan pada masing-masing posyandu. Masingmasing kelurahan mengambil 32 sampel. Berdasarkan hasil pemeriksaan garam
terlihat keluarahan yang mengkonsumsi garam beryodium terlihat
dari 20 kelurahan sebanyak 17 (85%) keadaan ini mengalami penurunan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
136
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
dibandingkan tahun 2009 (86.1%) tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2008 (72%) mengalami peningkatan. Sedangkan berdasarkan hasil survey yang dilakukan diseluruh Kota Padang (104 Kelurahan) dengan jumlah 3300 sampel. Hasil yang ditemukan sebanyak 86.3% sampel yang menggunakan garam beryodium, keadaan ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 (98,18%) atau sekitar 11.88%. Sumber dana dalam pelaksanaan pemeriksaan garam beryodium berasal dari dana Puskesmas dan APBN Dinas kesehatan Propinsi Sumatera Barat (PSG dan Kadarzi). Dalam penanggulangan akibat gangguan kurang yodium ini Dinas Kesehatan Kota Padang membentuk Tim Pokja Gaky yang melibatkan lintas sektor seperti Bappeda, Deperindag, Hukum dan lintas sektor yang terkait. Program kerja dari Tim Pokja Gaky seperti pemeriksaan garam ke pasar, pertemuan tim pokja gaky, survey pemetaan gaky serta pembuatan perda penggunaan garam beryodium di pasar serta penyuluhan dimasyarakat. Meskipun telah terjadi perbaikan di masyarakat dalam mengkonsumsi garam beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan kewaspadaan oleh Tim Pokja Gaky
Kota
Padang
mengkonsumsi
garam
karena tidak
masih
ditemukan
mengandung
dimasyarakat
yodium.
Oleh
yang
sebab
itu
penanggulangan GAKY bukan saja masalah dinas kesehatan tetapi banyak lintas sektor yang terkait contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam peredaran garam di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti Dinas Pasar, Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky. Selain itu masih minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan juga cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke masyarakat. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
137
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
2. Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium Pendistribusian kapsul minyak beryodium pada tahun 2010 tidak dilakukan hal ini berdasarkan instruksi dari kementrian kesehatan.
A.3. Konseling Gizi Konseling gizi adalah salah satu cara untuk menunjang kegiatan UPGK, dimana melalui konseling gizi ini diharapakan keluarga tahu, memahami dan melaksanakan gizi dalam rumah tangga mereka sehingga tercipta keluarga mandiri sadar gizi ( Kadarzi ). Pada tahun 2010 ini kegiatan kadarzi dilakukan dengan survey PSG dan Kadarzi dengan menggunakan dana APBN Propinsi Sumatera Barat. Dari jumlah sampel 3300 yang tersebar di seluruh kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas menunjukan 70% keluarga yang sadar gizi. Oleh karena itu masih perlu ditingkatkan penyuluhan baik di puskesmas maupun di posyandu.
A.4. Pojok Gizi ( POZI ) Pojok gizi adalah kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas gizi puskesmas kepada klien individu yang datang untuk berkonsultasi mengenai diet untuk penyakit. Pasien yang datang ke Pozi adalah rujukan dari BP dan KIA. Dalam pojok gizi ini petugas memberikan anamnesa dan diet si pasien sesuai dengan penyakit yang diderita. Pasien yang dirujuk ke bagian gizi adalah pasien gizi lebih, KEP, Hipertensi, DM dan Penyakit Lain-lainnya. Berdasarkan hasil kunjungan pojok gizi yang dilakukan di puskesmas terlihat seperti tabel di bawah ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
138
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.15. Jumlah Kunjungan Pojok Gizi Berdasarkan Kasus Selama Tahun 2010 No
Kasus
Jumlah kunjungan
1
Gizi lebih
123
2
KEP
2526
3
Hipertensi
363
4
DM
933
5
DLL
829
Jumlah
4.774
Berdasarkan tabel di atas ternyata masih tingginya kunjungan kasus KEP, sedangkan kasus lainnya masih perlu ditingkatkan kerja antara BP dan KIA. Jumlah kunjungan kasus ini merupakan kasus baru maupun kasus lama yang perlu mendapatkan perhatian baik oleh petugas gizi maupun dokter dan perawat atau bidan.
A.5. Usaha Perbaikan Gizi Institusi Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga pemasyarakatan. Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal berjalan karena petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing puskesmas. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT-AS ). Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
139
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Kota Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 16 sekolah.
A.6. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) Dalam program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) merupakan kegiatan gizi yang menggambarkan secara kelompok masyarakat atau wilayah. Kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah : 1.
Pemantauan Status Gizi ( PSG ) Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita. Berdasarkan status gizi balita yang diukur tersebut akan diketahui prevalensi status gizi balita kota Padang. PSG ini dilakukan satu kali dalam setahun dan prevalensi inilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kecamatan di kota Padang. Pada tahun 2010 bulan Juli dilakukan survey PSG dan Kadarzi di seluruh kelurahan di wilayah kerja puskesmas (104) kelurahan, dengan jumlah sampel sebanyak 3338 balita. Berdasarkan hasil PSG dan Kadarzi prevalensi balita sangat kurang (Buruk) dengan indikator BB/U sebesar 3.68%, jika dibandingkan dengan tahun 2009 (2.3%), 2008 (2.5%), 2007 (2,2%) terjadi peningkatan jumlah kasus balita gizi buruk. Sedangkan prevalensi balita yang sangat kurus sekali (BB/TB) pada tahun 2010 sebesar 2.22%, keadaan ini meningkat dibandingkan 3 tahun yang lalu 2007 (1.5%), 2008 (1,6%) dan 2009 (0.7%). Jika dibandingkan dalam tiga tahun terlihat terjadi peningkatan kasus gizi buruk di Kota Padang.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
140
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.61. Prevalensi Status Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus Sekali (BB/TB) Di Kota Padang Tahun 2007 – 2010 7 6
3,68
5 4
2,5
2,2
2,3
3 2
2,22
1,6
1,5
0,7
1 0
2007
2008
2009 BB/TB
2010
BB/U
Dari grafik terlihat status gizi berdasarkan indikator BB/U dan BB/TB cendrung meningkat dari tiga tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu ditingkatkan sweeping terhadap balita yang tidak memantau pertumbuhan berat badannya setiap bulan di posyandu, selain itu perlu ditingkatkan pula kerjasama dan keterlibatan lintas sektor lintas program dalam menangani penyebab masalah gizi buruk. Selain prevalensi status gizi, hasil PSG menunjukan daerah rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian baik oleh lintas sektor, seperti pada table di bawah ini : Tabel 7.16. Gambaran Kecamatan Rawan Gizi dari Tahun 2008 – 2010 No
Kecamatan Rawan Gizi
1
2008 Kuranji
2009 Kuranji
Kuranji
2 3
Padang Selatan Padang Timur
Padang Selatan Padang Barat
Padang Selatan Padang Barat
4 5
Lubuk Begalung -
Lubuk Begalung Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung Lubuk Kilangan
6
Koto Tangah
Koto Tangah
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2010
-
141
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Berdasarkan tabel di atas, terlihat yang merupakan kecamatan rawan gizi tahun 2009 dan 2010 adalah kecamatn yang sama, hal ini perlu diwaspadai karena daerah ini merupakan daerah yang tinggi gizi buruk dan kurang. Jika dilihat berdasarkan data kemiskinan di Kota Padang seperti tabel di bawah ini : Tabel 7.17. Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Padang Tahun 2010 No
Peserta
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RTM
Koto Tangah Padang Utara Padang Barat Padang Timur Padang Selatan Nanggalo Kuranji Pauh Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Bungus Padang Sumber : Bappeda Kota Padang
6.584 2.357 2.677 3.448 3.419 1.481 5.520 2.233 2.009 6.554 1.817 38.099
Jiwa 33.481 11.251 11.739 16.581 16.153 7.599 27.616 11.450 9.211 31.099 8.821 185.001
Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah penduduk miskin (RTM dan Jiwa) yang terbanyak merupakan kecamatan rawan gizi seperti Koto Tangah, Padang Barat, Padang Timur, Padang Selatan, Kuranji, Lubuk Kilangan, dan Lubuk Begalung. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kembali SKPG (Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi) di Kota Padang yang anggotanya adalah lintas sektor seperti Instansi Pertanian, Ketahanan Pangan, Deperindang serta Instansi lainnya. Selain itu perlu ditingkatkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS-Gizi) di setiap puskesmas yang akan memberikan data secara terus menerus
secara
cepat
dan
akurat
dalam
upaya
pencegahan
dan
penanggulangan masalah gizi.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
142
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Selain PSG juga dilakukan penimbangan massal yang dilaksanakan satu kali setahun yang berguna untuk meningkatkan partisipasi masyarakat keposyandu dan juga untuk melacak kasus gizi buruk yang tidak terpantau setiap bulan melalui kegiatan posyandu Selain itu kegiatan yang juga rutin dilakukan penimbangan tiap bulan melalui kegiatan posyandu sehingga dapat dilihat status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan. Selain pemantauan balita bulanan ini dapat juga dilihat berapa kunjungan penimbangan di posyandu dan juga dapat melihat balita yang naik berat badannya, yang tidak naik berat badanya serta balita dibawah garis merah, selain itu dapat juga dilihat balita yang naik sesuai garis pertumbuhan. Kunjungan balita atau parsitipasi masyarakat (D/S) di Kota Padang yang ke posyandu pada tahun 2010 sebesar
57.92% walaupun masih jauh dari
target yang diharapkan (65%) tetapi keadaan ini meningkat dibandingkan tiga tahun yang lalu
2007 (43.9%), 2008 (42.4%) dan tahun 2009 51.07%.
Sedangkan N/D tahun 2010 sebesar 83.54% keadaan ini masih jauh diwah target 88%. Measkipun demikian keadaan ini terus meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 (77.2%), 2008 (78.3%) dan 2009 (86.67%). Untuk data BGM/D tahun 2010 balita BGM yang data keposyandu dan ditimbang sebesar 1.06%, keadaan ini menurun dibandingkan tahun 2007 (2.06%), 2008 (2.2%), dan 2009 (1.24%). Jika dibandingkan selama tiga tahun sebelumnya pada masing-masing indikator terlihat pada grafik di bawah ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
143
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.62. Indikator SKDN Kota Padang Tahun 2007 - 2010 90 80
81,67
78,3
77,2
83,54
70 60 50
57,92
51,07 43,9
42,4
40 30 20 10
2,06
2,2
1,24
1,06
0 2007
2008 D/S
N/D
2009 BGM/D
2010
Berdasarkan grafik di atas terlihat semua indikator SKDN mengalami peningkatan tetapi apabila tingkat partisipasi masyarakat belum mencapai target yang
diharapkan
berarti
masih
banyak
balita
yang
tidak
diketahui
pertumbuhannya setiap bulan sehingga pada saat dilakukan survey pemantuan balita gizi buruk maka sering balita yang tidak terpantu terkadang menjadi sampel pada saat survey. Hal ini menyebabkan tingginya kasus gizi buruk di Kota Padang. Selain itu balita yang tidak pernah atau terkadang keposyandu sering kali menjadi balita gizi buruk pada saat berkunjung ke puskesmas untuk melakukan pengobatan. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada bulan-bulan berikutnya dengan inovasi dan kreatifitas dari kader, pembina wilayah, dan lintas sektor lainnya karena posyandu bukan milik kesehatan tetapi milik masyakat. Selain itu perlu ditingkatkan surveilans gizi dan pelacakan kasus
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
144
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
balita BGM yang tidak datang keposyandu hal ini untuk mengantisipasi tidak terjadinya balita gizi buruk sebenarnya (kurus sekali). Jika berdasarkan perpuskesmas di Kota Padang terlihat seperti grafik di bawah ini: Grafik 7.63. Hasil Pencapian SKDN Perpuskesmas Sekota Padang Tahun 2010 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Lbk Lube A.Tw S.Pd Bung Luki Buay Pgbr Pauh Pmc Rwg g r g us a
Krji
A.Dg Amb Pdg. U.Kr Andl Pada Lapai Alai Blmb Nggl n c Psr g s ng
D/S (65%)
77,37 76,87 67,98 67,07 64,34 63,44 63,01 62,98 60,71 59,21 54,7 53,96 53,88 50,22 49,05 45 44,64 43,67 41,02 30,71 57,92
N/D' (80%)
84,17 71,17 80,82 87,87 90,93 70,46 72,4 96,2 83,25 87,48 95,31 79,94 93,85 81,35 79,26 81,47 84 82,66 93,32 69,4 83,54
BGM/D (5%)
0,34 0,1
0,57 0,31 0,76 1,24 1,26 1,53 0,25 2,01 1,48 5,72 0,57 0,62 0,61 0,78 1,15 0,35 2,93 0,25 1,06
Berdasarkan grafik di atas terlihat puskemas yang telah mencapai target D/S hanya 4 puskesmas yaitu Lubuk Buaya (77,37%), Pagambiran (76.87%), Pauh (67.98%) dan Lubuk begalung (67.07%), sedangkan N/D rata-rata puskesmas telah mencapai target tetapi masih ditemukan beberapa puskesmas yang masih jauh dari target seperti Nanggalo yang hanya 69.4%. Data BGM/D yang harus diperhatikan yaitu puskesmas Air Dingin (5.72%). Oleh karena itu setiap data hasil PWS Gizi yang telah dilakukan oleh tiap-tiap puskesmas perlu dilakukan analisa dan interprestasi data yang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
145
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
dilakukan oleh tenaga puskesmas yaitu pembina wilayah, tenaga gizi dan pimpinan puskesmas serta lintas program dan lintas sector. Sehingga dapat diketahui permasalahan dan rencana tindak lanjut disetiap wilayah kerja puskesmas seperti sweeping balita untuk dilakukan pemantuan pertumbuhan melalui kegiatan rutin di posyandu, meningkatkan sistim kewaspadaan dini apabila terjadi masalah-masalah gizi, pemantauan balita gizi buruk, pelacakan kasus gizi buruk serta evaluasi setiap program gizi di puskesmas.
2. Pemantauan Konsumsi Gizi ( PKG ) Pemantauan Konsumsi Gizi ( PKG ) adalah kegiatan melihat konsumsi makanan masyarakat disuatu wilayah melalui Food Recall 24 jam. Untuk tahun 2010 PKG tidak dilaksanakan karena tidak tersedianya dana.
A.7.
Kegiatan BNPB Kegiatan BNPB merupakan bantuan yang disebabkan oleh peristiwa
gempa bumi yang terjadi di Kota Padang pada tanggal 30 September 2009 menyebabkan banyak penduduk kehilangan tempat tinggal dan sebahagian hidup di tempat pengungsian yang pada umumnya mengalami tekanan fisik dan psikologis akibat kehilangan anggota keluarga,kerabat,sanak keluarga,kehilangan rumah tempat berteduh,pekerjaan serta sarana perekonomian. Kerusakan akibat gempa juga dialami oleh beberapa sarana kesehatan sehingga pelayanan kesehatan tidak berjalan dengan maksimal. Untuk mendukung terlaksananya pelayanan
kesehatan perlu dioptimalkan sarana dan prasarana
yang ada berupa peralatan medis dan non medis.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
146
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Selain sarana kesehatan yang mengalami kerusakan akibat gempa yang juga perlu mendapat perhatian yaitu kelompok rawan seperti ibu hamil, balita kurang gizi, ibu nifas dan ibu balita. Oleh karena itu untuk mengatasi keadaan tersebut melalaui dana BNPB dilakukan kegaiatan pendistribusian MP-ASI untuk ibu hamil KEK, Balita Gizi buruk, kegiatan kelas ibu hamil, konseling ASI dan pemantuan ibu nifas. Dalam melaksanakan kegiatan BNPB tidak hanya petugas kesehatan (puskesmas dan Dinas Kesehatan) saja yang melakukan pemantauan tetapi juga melibatkan kader posyandu, sehingga seluruh kegiatan BNPB dapat terlaksana dengan baik dan optimal. Tujuan dari bantuan ini adalah tersedianya makanan pendamping asi bagi balita, susu ibu hamil, konseling asi ekslusif, terbentuknya kelas ibu hamil dan menyusui, terpantuannya ibu nifas. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu hamil, ibu balita,ibu menyusui, ibu hamil kek, balita gizi buruk.
B. Kesehatan Khusus Dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, salah satu langka penting yang dilakukan adalah peningkatan mutu pelayanan kesehatan khusus di Puskesmas dengan tujuan 1. Meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan
kesehatan khusus
meliputi
kesehatan jiwa, kesehatan kerja , kesehatan gigi dan mulut , kesehatan olahraga serta kesehatan lansia 2. Mengevaluasi kemampuan petugas puskesmas pasca pertemuan dan pelatihan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
147
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
3. Melakukan bimbingan dan mengevaluasi sistim pelakporan kesehatan khusus.
B.1. Kesehatan Jiwa Tabel 7.18. Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Diagnosa Psikosa Anxietas Depresi Psikosomatik Retardasi Mental Gangguan Keswa Penyakit Jiwa lainnya Epilepsi Gangguan Belajar Pasung Jumlah
Jumlah Kunjungan 4597 1056 454 290 72 250 339 833 101 0 7992
Tabel di atas menunjukkan bahwa penyakit gangguan jiwa yang menempati posisi teratas Psikotik sebesar 4597 kasus keadaan ini meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya 711 kasus dan kasus terendah adalah retardasi mental sebesar 72 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 kasus yang terendah yaitu depresi 95 kasus. Sedangkan untuk kasus yang perlu mendapat perhatian bagi petugas pemegang program jiwa dan UKS yaitu gangguan belajar sebanyak 101 kasus, sedangkan kasus yang tidak ada dilaporakan gangguan jiwa yang dipasung.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
148
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B.2. Kesehatan gigi dan mulut Pelayanan Pengobatan gigi di Puskesmas Tabel 7.19. Kunjungan Gigi Puskesmas se Kota Padang Tahun 2010 No Puskesmas 1 Padang Pasir 2 Andalas 3 Ulak Karang 4 Alai 5 A.Tawar 6 Sbrp.Padang 7 Pemancungan 8 Rawang 9 Lubuk Buaya 10 Air Dingin 11 Nanggalo 12 Lapai 13 Kuranji 14 Belimbing 15 Ambacang 16 Pauh 17 Lubuk Kilangan 18 Lubuk Begalung 19 Pagambiran 20 Bungus Jumlah
Kunjungan BP Baru Lama 2182 694 2566 514 2122 340 1919 268 942 218 2143 510 726 122 997 247 2204 1034 1826 673 2725 619 664 82 1072 211 1504 334 2236 329 1635 200 1358 665 1906 448 938 421 6814 1905 38479 9834
Jumlah 2876 3080 2462 2187 1160 2653 848 1244 3238 2499 3344 746 1283 1838 2565 1835 2023 2354 1359 8719 48313
Kunjungan baru BP gigi tahun 2010 sebanyak 38479 keadaan ini meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya berjumlah 23912 dengan total kunjungan 48313 Padang adalah
dan cakupan pelayanan kesehatan gigi Puskesmas kota 5,6%
. Ini menggambarkan pelayanan kesehatan gigi di
Puskesmas sudah mulai mendapat tempat di masyarakat karena cakupan pelayanan gigi melebihi target kota Padang yaitu 4 % dari jumlah penduduk.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
149
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.20. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas di kota Padang tahun 2010 No
Puskesmas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Seberang padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air tawar Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh L.Kilangan L.Begalung Pagambiran Bungus Ambacang Jumlah Ratio tambal cabut
Tambalan gigi tetap
Pencabutan gigi tetap
167 97 104 732 236 280 51 1073 281 380 185 42 117 135 368 65 155 172 89 218 4947 1
739 366 319 772 793 949 182 1533 1048 734 845 190 505 593 1098 578 735 479 435 1007 13900 3
Tabel di atas menunjukkan ratio tambal : cabut 1 : 3(4947 tambal : 13900 cabut) jika dibandingkan tahun 2009 (1:2) keadaan ini menunjukan pasien yang datang memerlukan pelayanan yang cepat (cabut). Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantara nya kualitas sumber daya manusia yang memberikan pelayanan , sarana dan prasarana perawatan gigi di Puskesmas kurang lengkap dan prilaku masyarakat yang cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat ( cabut ) sehingga perawatan gigi kurang menjadi pilihan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
150
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
UKGM Tabel 7.21. Kegiatan UKGM Puskesmas se Kota Padang tahun 2010
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Puskesmas Seberang padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air tawar Andalas Lubuk Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh L.Kilangan L.Begalung Pagambiran Bungus Ambacang Jumlah
Jml Desa yang ada
Jml Desa Dibina
%
4 5 3 10 2 2 3 10 7 6 3 3 2 3 9 7 10 5 6 4 104
2 3 3 6 2 2 3 7 4 4 3 2 2 3 6 4 4 3 3 3 69
50 60 100 60 100 100 100 70 57.1 66.7 100 66.6 100 100 66.7 57.1 30 60 50 75 66,3
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan UKGM untuk kota Padang adalah 66,3% %, yang berarti bahwa cakupan UKGM yang dicapai lebih tinggi dari target 60 %. Jika dibandingkan dengan kegiatan UKGM pada tahun 2007 dan 2008 maka kegiatan tahun2009 meningkat dari 2 tahun sebelumnya.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
151
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Integrasi Gigi dan KIA Tabel 7.22.Integrasi Gigi dan KIA Puskesmas Se Kota Padang tahun 2010
Ulak Karang
Jml Pasien Rujukan 994
Jml Pasien Integrasi 961
2
Padang Pasir
777
741
95.4
3
Air Tawar
1101
1017
92.3
4
Alai
1676
1310
78.2
5
Lapai
1123
671
59.8
6
Air Dingin
1034
984
95.2
7
Kuranji
1172
760
64.8
8
Ambacang
5413
3219
59.5
9
Pauh
468
236
50.4
10
Lubuk Buaya
1074
944
87.9
11
Seb.Padang
4220
3538
83.8
12
Pemancungan
2216
1810
81.7
13
Rawang
2657
1624
61.1
14
Luki
2114
572
27.1
15
Pagambiran
586
582
99.3
16
Lubuk Begalung
6404
2158
33.7
17
Belimbing
586
583
99.4
18
Andalas
702
322
45.9
19
Bungus
526
352
66.9
20
Nanggalo
1245
978
78.6
43078
23362
54.2
No 1
Puskesmas
Jumlah
Cakupan Integrasi 96.7
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan kegiatan integrasi gigi dan KIA untuk Kota Padang adalah 54.2%. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 58.04, keadaan ini menurun dibandingkan tahun 2010.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
152
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
UKGS dan Sikat Gigi Massal Dalam rangka kesehatan gigi anak sekolah melalui kegiatan UKS juga dilaksanakan UKGS, dengan melakukan pemeriksaan gigi secara sederhana di sekolah dan melakukan rujukan bagi yang memerlukan perawatan. Dari 425 buah SD yang ada di Kota Padang hanya beberapa puskesmas yang melakukan sikat gigi masal yaitu Pauh 4 sekolah, Bungus 6 sekolah, Seberang Padang 1 sekolah, Lubuk Begalung 2 sekolah, Lubuk Kilangan 1 sekolah. UKGS Disamping itu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak sekolah dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka dilakukan peragaan sikat gigi secara massal .Pada tahun 2010 tidak tersedia dana untuk melakukan sikat gigi massal.
B.3. Kesehatan Olah Raga Tabel 7.23. Rekapitulasi Program Kesehatan Olah Raga Di Puskesmas se Kota Padang tahun 2010 Jumlah Kel OR No
Puskemas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
U.Karang Pdg.pasir A.Tawar Alai Lapai A.Dingin Kuranji Ambacang Pauh Lbk.Buaya S.Padang Pemancungan Rawang Luki Pagambiran Lubeg Belimbing Andalas Bungus Nanggalo Jumlah
Sanggar
Lansia
2 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 34
8 25 6 4 8 10 22 6 12 10 3 10 4 14 10 12 3 8 7 14 186
Lainlain 2 10 2 1 2 1 1 1 2 5 5 3 3 6 2 2 4 2 3 3 58
Kel OR Di Bina 2 2 2 1 2 1 1 1 2 5 5 3 3 6 2 2 4 2 3 3 52
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
SDM yg di latih Medis
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
Para medis 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Peralatan OR Jumlah
0 5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
153
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat kelompok olahraga sudah merata diseluruh Puskesmas dikota Padang, dimana jumlah kelompok olah raga berjumlah 278 kelompok dan yang telah dilakukan pembinaan berjumlah 52 kelompok ( % ). B.4. Program Kesehatan Lansia Salah satu dampak pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir yang berakibat meningkatnya jumlah usia lanjut dengan berbagai masalah dan kebutuhan bagi usia lanjut di bidang kesehatan. Indikator program kesehatan lansia yang akan dicapai pada tahun 2010 – 2014: 1. Jumlah puskesmas yang mengembangkan program kesehatan usia lanjut 2. Jumlah puskesmas santun usia lanjut 3. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut 4. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
154
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Hasil kegiatan program lansia Pada tahun 2010 : Tabel 7.24. Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia Perpuskesmas Tahun 2010 No
Puskesmas
Jml Kel
Jml Posy
Sasaran Lansia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Padang Pasir S.Padang Pemancungan Rawang Andalas Ulak Karang Alai A.Twr Bungus Lubeg Pgbran Luki Pauh Belimbing Kuranji Ambacang Nanggalo Lapai Air Dingin Lubuk Buaya Padang
10 4 5 3 10 2 2 3 6 10 5 7 9 3 2 4 3 3 6 7 104
25 3 10 4 8 8 4 6 7 12 10 14 12 3 22 6 14 8 10 10 196
4720 1543 1343 1865 6578 1655 1810 2293 1835 4326 3393 3208 3973 3880 1657 3190 2666 1739 3440 8290 63404
Jumlah Lansia Yg Hadir
45-59 1488 479 471 198 364 376 287 829 182 186 1226 924 667 1131 525 526 290 405 722 377 13482
60-69 600 433 331 189 288 404 834 621 201 240 781 851 626 509 337 461 652 452 568 398 11312
>70 218 372 295 142 232 240 180 348 136 130 488 553 462 413 266 243 222 281 559 260 7550
Jml
%
2266 1284 1097 529 884 1020 1301 1798 519 556 2495 2328 1755 2053 1128 1004 1164 1138 1849 1035 27203
48.0 83.2 81.7 28.4 13.4 61.6 71.9 78.4 28.3 12.9 73.5 72.6 44.2 52.9 68.1 31.5 43.7 65.4 53.8 12.5 42.9
Berdasarkan tabel di atas terlihat cakupan pelayanan lansia sebesar 42.9%, keadaan ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 30%. Sedangkan jumlah posyandu sebanyak 196 posyandu berarti masing-masing kelurahan telah memiliki posyandu lansia disetiap puskesmas. Usia lanjut merupakan salah satu kelompok rentan sehingga adanya penyakit yang sering dijumpai pada lansia. 10 penyakit terbanyak berdasarkan hasil kegiatan di puskesmas dan posyandu terlihat seperti di bawah ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
155
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel. 7.25. Penyakit Terbanyak Pada Usia Lanjut Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahun 2010 No 1 2
Jenis Penyakit ISPA Peny.Pada Sistim Otot dan Jaringan Pengikat
Jml Kasus 14.264 14.029
3 4 5 6 7 8 9 10
Tekanan Darah Tinggi Gastritis Gangguan Penglihatan Vertigo Peny.Infeksi Kulit Jantung Alergi Kulit Diabetes Jumlah
11.600 11.560 4.543 4.529 4.436 3.802 2.993 2.765 71.528
Jika dilihat dari 10 penyakit ternyata penyakit yang terbanyak yaitu ISPA (14.264 kasus), sedangkan penyakit yang terendah sebanyak 2.765 penyakit Diabetes Militus. Indikator program lansia yang lainnya yaitu puskesmas yang telah melaksanakan santun usia lanjut. Dalam program pembangunan nasional yang akan datang, perhatian kepada kelompok lanjut usia dapat dilakukan melalui puskesmas Santun Lansia dengan berbagai kegiatan. Hal ini diharapkan sebagai salah satu acuan bagi pengelola program kesehatan lanjut usia dalam melakukan peningkatan kualitas dengan pengembangan pelayanan. Pada tahun 2010 di Kota Padang puskesmas santun lansia baru 4 puskesmas yaitu Nanggalo, Kuranji, Lubuk Buaya dan Pauh, keadaan ini telah mencapai target yang diharapkan dari (4 Puskesmas).
7.4.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
&
Rujukan
mempunyai
tugas
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap peningkatan mutu DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
156
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pengelolaan
manajemen dan pengembangannya. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan pada tahun 2010 memperoleh anggaran sebesar Rp. 70.320.000,-. Anggaran ini jauh lebih kecil dibandingkan anggaran tahun 2009. Berikut realisasi kegiatan tahun 2010. 1. Kunjungan dokter spesialis
(Spesialis Penyakit Dalam, Mata, Anak,
Kebidanan) ke Puskesmas dengan dana sebesar Rp. 28.000.000,,terealisasi Rp. 21.7000.000,- (77,5%). 2. Pelaksanaan P3K dengan dana Rp. 15.960.000.- terealisasi 100%. 3. Bimbingan teknik Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dengan dana Rp. 3.800.000,- terealisasi 100%. 4. Bimbingan teknik Program PHN Puskesmas dengan dana Rp. 2.800.000,terealisasi 100%. 5. Bimbingan teknik Program Kesehatan Indera Puskesmas dengan dana Rp. 2.400.000,- terealisasi 100%. 6. Bimbingan teknik Lokakarya Mini Puskesmas dengan dana Rp. 7.320.000,terealisasi Rp. 6.900.000 (95 %). 7. Bimbingan
teknis
Sistem
Pelaporan
Rumah
Sakit
dengan
dana
Rp.3.780.000.- dan terealisasi terealisasi 100% 8. Honor panitia pelaksana kegiatan PKD dengan dana Rp.2.055.000,terealisasi 100%. 9. Belanja alat tulis kantor sebesar Rp. 3.207.000,- terealisasi 100%. 10. Belanja penggandaan fotocopy untuk program Rp. 998.000,-
terealisasi
100%. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
157
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari total anggaran Rp. 70.320.000,- pada tahun 2010 terealisasi sebanyak Rp.62.895.000- yaitu 89,5 %. Anggaran 2010 tersebut tidak bisa terealisasi 100% karena kunjungan dokter spesilis ke Puskesmas hanya terealisasi 77,5% . Hal ini disebabkan adanya rencana pemotongan anggaran di bulan November sehingga kunjungan Spesialis ke beberapa Puskesmas di bulan Desember dihentikan.
A. Kunjungan Puskesmas Puskesmas
dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem
kesehatan di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah memanfaatkannya. Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2010 sebanyak 1.773.943 kunjungan yang terdiri dari kunjungan bayar sebanyak
202.434,
kunjungan Askes
sebanyak
144.805, kunjungan
masyarakat miskin (Jamkesmas & Jamkesda) sebesar 225.514 kunjungan dan kunjungan gratis sebanyak 1.403.624 . Kunjungan terbanyak adalah di Puskesmas Lubuk Buaya dan paling sedikit di Puskesmas Rawang . Pada tahun 2010 ini, terjadi peningkatan Visit rate dari 1,62 pada tahun 2009, menjadi 2,07 (jumlah penduduk Kota Padang 856.815 jiwa). Hal ini kemungkinan disebabkan karena disamping pengobatan di Puskesmas gratis juga adanya kunjungan spesialis di beberapa Puskesmas.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
158
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.64.Kunjungan Puskesmas berdasarkan jenis kunjungan di Kota Padang Tahun 2010
Tabel 7.26. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang tahun 2010 NO
PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Seb Padang Pemancungan Rawang Padang Pasir Ulak Karang Alai Air Tawar Andalas LB Buaya
10
Air Dingin
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lb Kilangan Lb Begalung Pegambiran Bungus Ambacang JUMLAH
ASKES 2009 2010 4355 5.735 1718 1.931 2040 1.826 13478 11.127 7556 6.842 8176 7.679 6979 6.104 15251 13.705 13917 14.049 4826 6.804
2009 4921 7841 10693 14280 10829 4507 4876 21086 22794 21067
KS 2010 4.915 8.132 10.346 10.169 9.506 4.015 4.193 17.479 19.930 19.454
UMUM 2009 2010 27863 43.594 23238 40.787 28315 25.670 75109 98.429 34628 42.575 39979 49.486 32896 33.506 96790 141.321 105.731 170.510 68.866 104.363
2009 37139 32797 41048 102867 53013 52662 44751 133127 145442 94759 67213
11940
10.923
10050
9.399
45.223
57.146
4727 5680 4698 6894 5707 9385 4170 1234 9974 142.705
4.805 6.596 4.654 5.743 5.239 9.185 4.465 1.684 15.709 144.805
8584 10535 8141 16272 5642 10118 10992 7103 20.557 230.888
7.879 9.966 6.899 22.557 4.215 12.453 10.735 10.651 22.621 225.514
27360 33638 70.065 37.155 48.542 79995 43.794 23925 56898 983.010
44.151 51.771 78.242 39.727 76.915 105.898 72.727 38.822 87.984 1.403.624
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
TOTAL 2010 54.244 50.850 37.842 119.725 58.923 61.180 43.803 172.505 204.489
40671 49853 82904 60321 59891 99498 58956 32262 67.429 1.356.603
130.621 77.468 56.835 68.333 89.795 68.027 86.369 127.536 87.927 51.157 126.314 1.773.943
159
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.65.Jumlah Kunjungan di Puskesmas di Kota Padang tahun 2010
B.
Kunjungan Rawat Inap Di Kota Padang terdapat 20 Puskesmas. Tujuh di antaranya merupakan Puskesmas dengan fasilitas rawat inap yaitu Puskesmas Seberang, Padang Pasir, Lubuk Buaya, Pauh, Air Dingin, Nanggalo, Bungus. Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan untuk gizi buruk. Jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas se Kota Padang berjumlah 410 orang (Grafik19).
Kunjungan rawat inap ini lebih sedikit
dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 493 kasus. Hal ini disebabkan karena masih ada puskesmas yang memerikan pelayanan di tempat darurat seperti Puskesmas Padang Pasir yang rusak akibat gempa 30 September 2009.
Kunjungan rawat inap terbanyak adalah Puskesmas Seberang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
160
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Padang dan paling sedikit adalah Puskesmas Bungus. Kunjungan rawat inap terlihat berfluktuasi setiap bulannya dengan kunjungan terbanyak terjadi pada bulan Juni 2010 dan paling sedikit pada bulan November 2010 sebagaimana terlihat pada grafik 7.78. Grafik 7.66.Kunjungan pasien rawat inap di Puskesmas Kota Padang
Grafik 7.67.Kunjungan rawat inap per bulan di Kota Padang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
161
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
C. Realisasi Dana Pengganti Transpor Terhitung tanggal 2 Maret 2009, di Kota Padang diberlakukan berobat gratis ke Puskesmas oleh Walikota Padang. Disamping berobat gratis, bagi masyarakat tidak mampu juga diberikan bantuan dana pengganti transpor sebesar Rp 2000,- setiap kali berkunjung ke Puskesmas. Dana pengganti transpor ini berasal dari dana Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang. Selama tahun 2010 dana pengganti transport sudah diberikan kepada 163.921 orang pengunjung yang berobat ke puskemas di Kota Padang yang berasal dari keuarga tidak mampu. Tabel dan grafik di bawah inimemperlihatkan bahwa penggunaan dana transport tertinggi pada bulan September, terendah pada bulan Mai. Sesuai dengan instruksi Walikota Padang tanggal 9 Juni 2010 pada Pencanangan Program KB Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 bertempat di Makodim 0312, diberikan dana pangganti tranpor sebesar Rp 5000,- untuk akseptor KB baru yang mendapat pelayanan di Puskesmas. Dari hasil laporan Puskesmas, baru 7 (tujuh) Puskesmas yang melaksanakan kegiatan tersebut dengan pemakaian tertinggi di Puskesmas Alai .
D. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang Berdasarkan laporan dari seluruh Puskesmas di Kota Padang, pada tahun 2010 penyakit ISPA dan Penyakit Kulit Infeksi menduduki peringkat teratas dan kedua dari 10 penyakit terbanyak dengan kasus ISPA sebanyak 127.026
dan
kasus
penyakit
kulit
infeksi
sebanyak
24.058 kasus
sebagaimana terlihat pada Grafik 22. Penyakit Gastritis, pada tahun 2009
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
162
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
menduduki peringkat 2, pada tahun 2010 ini mengalami penurunan menjadi peringkat 3 (20.917 kasus). Grafik 7.68. Grafik 10 Penyakit Terbayak di Kota Padang Tahun 2010
Grafik 7.80 memperlihatkan sepuluh penyakit menular terbanyak yang ditemukan di Rumah Sakit yang terdapat di Kota Padang. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa penyakit terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan akut deng jumlah kasus 10.741. Diare dan gastroenteritis menduduki peringkat kedua dengan jumlah kasus 5.433. Grafik 7.69. Grafik 10 Penyakit menular terbanyak di Rumah sakit Kota Padang Tahun 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
163
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
E. Program Indera Program indera merupakan salah satu bentuk program inovatif yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat. Selama tahun 2010, dilakukan kunjungan spesialis mata di 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Lubuk Buaya dan Ambacang. Disamping memberikan pelayanan mata bagi masyarakat Kota Padang, juga dilakukan bimbingan oleh dokter spesialis mata terhadap dokter fungsional di 20 Puskesmas yang ada di Kota Padang dalam rangka meningkatkan pengetahuan petugas tentang deteksi dini kelainan mata di masyarakat. Tabel 7.32 memperlihatkan hasil kegiatan program indera mata di puskesmas Kota Padang. Kunjungan mata tertinggi adalah Puskesmas Andalas, peringkat kedua adalah Puskesmas Lubuk Buaya. Kunjungan penderita kelainan mata paling sedikit adalah di Puskesmas Bungus. Kelainan mata yang terbanyak ditemukan adalah kelainan refraksi yaitu sebanyak 8431 kasus (grafik 24). Penyakit mata menular seperti konjungtivitis masih merupakan penyakit yang sering ditemukan di puskesmas. Selama tahun 2010 ditemukan 5123 kasus konjungtivitis. Sedangkan penderita katarak yang ditemukan di puskesmas berjumlah 971 kasus. Beberapa dari penderita katarak ini pada tahun 2010 sudah dilakukan operasi penggantian lensa dengan bantuan beberapa LSM dan organisasi masyarakat lainnya melalui kegiatan bakti sosial yang diadakan di Kota Padang.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
164
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.27. Jumlah Kunjungan Mata Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PUSKESMAS Seb.Padang Pemancungan Rawang Pdg Pasir U.Karang Alai Air Tawar Andalas Lb.Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lb.Kilangan Lb.Begalung Pegambiran Bungus Ambacang JUMLAH
GLAUK. 19 4 2 10 12 12 20 20 13 6 1 27 1 9 17 8 16 197
KTRK 110 59 23 178 96 182 120 125 143 185 90 67 48 60 135 63 133 56 21 77 1.971
K.REF 283 215 140 746 367 518 236 1.086 859 291 572 358 424 336 267 429 536 387 130 251 8.431
XE 17 62 49 10 16 154
KOR 5 5 11 2 12 20 4 59
CONJ 129 205 367 370 138 209 152 689 474 185 179 190 227 215 180 162 248 219 239 346 5.123
LAINLAIN 126 12 38 277 60 138 264 138 410 486 130 45 167 140 208 104 65 79 102 2.989
TOTAL 667 500 587 1.581 678 1.121 852 2.038 1.906 1.160 987 660 867 753 817 787 991 758 418 796 18.924
Grafik 7.70. Grafik Kelainan Mata yang ditemukan di Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
165
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.83 memperlihatkan kunjungan indera pendengaran di Puskesmas Kota Padang Kunjungan tertinggi adalah di Puskesmas Air Dingin dengan penyakit terbanyak adalah infeksi telinga tengah dan kunjugan terendah adalah Puskesmas Lubuk Kilangan dengan kasus terbanyak juga infeksi telinga tengah.
Penyakit
indera
pendengaran
yang
terbanyak
ditemuakan
di
puskesmas adalah infeksi telinga tengah dengan jumlah kasus 5283 sebagaiman terlihat pada grafik 25, diikuti oleh kasus rhinitis (2369 kasus), sinusitis (1140 kasus) dan mastoditis (353 kasus)
Grafik 7.71.Grafik Penyakit Indera Pendengaran yang ditemukan di PuskesmasKota Padang Tahun 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
166
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.28. Jumlah Kunjungan Indera Pendengaran di Puskesmas Kota Padang Tahun 2010 NO
PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Seb.Padang Pemancungan Rawang Pdg Pasir U.Karang Alai Air Tawar Andalas Lb.Buaya Air Dingin Nanggalo Lapai Kuranji Belimbing Pauh Lb.Kilangan Lb.Begalung Pegambiran Bungus Ambacang
INF.TELINGA TENGAH
MASTOI DITIS
192 355 306 341 182 133 190 684 423 1068 237 27 161 270 95 76 156 90 150 147
7 0 0 7 0 0 96 4 3 147 6 1 5 1 0 0 64 0 0 11
SINU SITIS
RHINITIS
39 36 9 68 8 12 52 183 53 246 25 36 64 2 65 0 52 77 65 48
84 68 0 268 113 94 63 112 69 15 54 171 64 172 85 66 82 53 648 88
LAINLAIN
TOTAL
152 6 98 362 46 138 339 111 165 74 193 163 131 94 63 113 330 167 0 141
474 465 413 1046 349 377 740 1094 713 1550 515 398 425 539 308 255 684 387 863 435
F. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Program Perawatan Kesehatan Masyakat (Perkesmas) juga merupakan
program
inovatif
puskesmas.
Kegiatan
Perkesmas
ini
sebetulnya merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program-program lain seperti KIA, penyakit menular dan tidak menular. Perawat di puskesmas sebenarnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut, hanya kualitasnya belum maksimal dan belum tercatat. Tahun 2010, seksi PKD dan Rujukan berusaha memberikan pemahaman kepada perawat tentang pentingnya
kegiatan
Perkesmas
yang
bekualitas
disertai
dengan
pencatatan dan pelaporan yang baik melalui pembinaan ke puskesmas.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
167
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.34 memperlihatkan laporan hasil kegiatan Perksemas yang dilakukan di beberapa puskesmas Kota Padang tahun 2010 . Pada tabel terlihat bahwa dari 1932 keluarga risti yang tercatat di puskesmas hanya 612 (32%) yang dilakukan kunjungan rumah. Tabel 7.29. Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun 2010 NO
KEGIATAN
JUMLAH
1
Keluarga resti tercatat di Puskesmas
1.932
2
Kasus tindak lanjut perawatan yg selesai dibina
570
3
Kunjungan ke keluarga resti
612
4
Kunjungan pembinaan kasus tindak lanjut
297
perawatan yang selesai dibina
-
Kunjungan pembinaan ke kelg resti yg selesai dibina
161
5
G. Laboratorium Berdasarkan tabel 35, jumlah kunjungan labor terbanyak adalah
pemeriksaan
urine,yaitu
sebesar
15.682
diikuti
pemeriksaan darah sebesar 14.075 kunjungan. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 16.255.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
168
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.30. Jumlah Kunjungan Laboratorium Puskesmas Tahun 2010
NO
PUSKESMAS
DARAH
URINE
FESES
MALARIA
FILARIA
TB
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
1
Andalas
757
978
0
0
0
0
0
50
753
2
Pauh
385
682
0
0
25
0
25
19
168
3
Ambacang
892
520
0
0
0
0
0
29
341
4
Padang Pasir
745
139
0
0
0
0
0
5
79
5
Seb.Padang
1578
856
0
0
30
0
0
39
559
6
Rawang
396
177
0
0
0
0
0
2
56
7
U.karang
571
430
0
0
0
0
0
8
102
8
Lapai
538
103
0
0
0
0
0
4
124
9
Nanggalo
846
390
0
0
0
0
0
2
82
10
Alai
361
1513
2
1
1
0
0
2
96
11
Lb.Buaya
1401
2923
0
0
0
0
0
19
451
12
Air Dingin
1294
613
0
0
5
0
0
4
141
13
Air tawar
488
109
0
0
0
0
0
13
95
14
Kuranji
289
732
0
0
0
0
0
66
583
15
Lb.Kilangan
732
3530
0
0
0
0
0
10
211
16
Pegambiran
450
187
0
0
0
0
0
3
97
17
Pemancungan
214
233
0
0
0
0
0
9
129
18
Belimbing
946
680
0
0
4
0
2
21
361
19
Lb.begalung
569
570
0
0
28
0
0
77
597
20
Bungus
623
317
0
0
0
0
0
12
228
14075
15682
2
1
93
0
27
394
5253
JUMLAH
Meskipun pemeriksaan darah bukanlah merupakan pemeriksaan tertinggi di Kota Padang, jika dibandingkan tahun 2009 pemeriksaan darah mengalami peningkatan dari 11990 pada tahun 2009 menjadi 14075 pada tahun 2010. Pemeriksaan feses mengalami penurunan yang tajam dari 229 pada tahun 2009 menjadi 2 pada tahun 2010. Pada pemeriksaan filaria, dari 27 kasus yang diperiksa tidak ada satupun yang ditemukan cacing filaria di specimen darahnya. Sedangkan dari pemeriksaan malaria di puskesmas, dari 93 sampel darah yang diperiksa hanya satu yang menunjukkan hasil positif. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
169
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
H. Penyebab Kematian Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyebab kematian tertinggi di Kota Padang dari 10 penyebab kematian terbanyak adalah karena usia tua yaitu sebesar 98 orang (54 orang perempuan dan 44 orang laki-laki) dan hal ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 91 kasus. Penyakit jantung mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, menjadi penyebab kematian kedua setelah ketuaan dengan perbandingan laki-laki :perempuan = 1:1.Kematian pada janin karena fetal distress juga mengalami peningkatan menduduki peringkat 3. Tahun 2009 IUFD (Intra Uterine Fetal Distress) menduduki peringkat 9 dari 10 penyebab kematian .
Tabel 7.31. Sepuluh Penyebab KematianTerbanyak Berdasarkan Laporan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JENIS PENYAKIT Lansia/Ketuaan Penyakit Jantung IUFD DM Hypertensi Kecelakaan Lalin Stroke Keganasan Asma Bronchial TB Paru
LAKI-LAKI 44 41 21 11 17 19 15 8 6 9
PEREMPUAN 54 41 23 26 18 15 18 9 7 4
JUMLAH 98 82 44 37 35 34 33 17 13 13
Laporan dari Rumah Sakit di Kota Padang menunjukkan hasil yang berbeda dengan laporan Puskesmas,Tabel 37 memperlihatkan sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi berdasarkan hasil pelaporan dari beberapa rumah sakit di Kota Padang. Pada table tersebut terlihat bahwa penyebab kematian tertinggi di Kota Padang adalah Demam Berdarah Dengue sebanyak 218, diikuti oleh diare (82 kasus) dan pneumonia (76 kasus). DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
170
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Meskipun DBD merupakan penyebab terbanyak, namun Case Fatality Ratenya bukanlah yang tertinggi. Case Fatality Rate ( CFR ) yang tertinggi adalah malaria yaitu sebesar 16,8% (grafik 26). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan DBD (CFR=12%). Sedangkan peringkat kedua CFR tertinggi adalah kasus rabies dimana dari 6 orang penderita rabies 1 orang diantaranya meninggal dunia (CFR = 16,7%). Tabel 32. Sepuluh Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2010 NO
JENIS PENYAKIT
JUMLAH
MENINGGAL
1
DBD
1818
218
2
Diare & GE
1294
82
3
Pneumonia
471
76
4
Malaria
339
57
5
Inf. Sal. napas bag atas akut lainnya
267
29
6
Tuberkulosis paru lainnya
303
28
7
Demam tifoid dan paratifoid
330
26
8
Tuberkulosis (TB) paru BTA (+)
167
15
9
Bronkitis akut dan bronkiolitis akut
151
15
10
Hepatitis virus
70
9
Grafik 7.72. Sepuluh Penyakit Menular penyebab kematian dgn CFR Tertinggi di RS Kota Padang Tahun 2010
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
171
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Jika dibandingkan dengan tahun 2009, penyebab kematian ini mengalami perubahan dimana yang tertinggi yaitu Pneumonia dan penyakit paru, tapi paradigmanya belum beralih dari penyakit menular.
7.4.3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pelaksanaan kegiatan Program KIA mengacu pada Standar Pelayanan Minimal
yang
ditetapkan
Kep.Menkes
Republik
Indonesia
No.741/MENKES/PER/VII/2008 sebagai target yang digunakan untuk acuan dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja. Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan target pencapaian program KIA tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 7.37. Tabel 7.33. Target Pencapaian Program KIA sampai Tahun 2015 No I 1
JENIS PELAYANAN
TARGET (%) 2009
2010 2011
2012
PENYELENGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak - Cak. Kunjungan Bumil K1 93 95 96 97 -Cakp.kunjungan Bumil K4 87 90 91 92 - Cakp. pertolongan 85 88 90 91 persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan - Bumil Resti yang dirujuk 100 100 100 100 - Cakupan ibu hamil, bersalin, 60 63 67 nifas dengan komplikasi yang ditangani (PK) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 84 86 88 - Cakupan Kunjungan Neonatus 85 86 87 88 - Cakupan neonatus dengan 89 89 89 komplikasi yang ditangani - Cakupan Kunjungan Bayi 90 90 91 92 -Cakupan Pelayanan 78 80 82 Kesehatan Anak Balita - Cakp.Bayi BBLR yang 100 100 100 100 ditangani - Bayi mendapat ASI Eksklusif 80 80 80 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2013 2014 2015
98 93 92
99 94 93
100 95 95
100 72
100 75
100 80
89 89 89
90 90 89
90 90 89
93 84
94 86
95 90
100
100
100
172
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
No
JENIS PELAYANAN
TARGET (%) 2009
2010 2011
2012
2013 2014 2015
- % PUS yang menjadi peserta 73 74 75 KB Aktif (CPR) Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah - Cakupan penjaringan 100 100 100 kesehatan siswa SD dan setingkat - Cakp. DDTK Anak Balita dan 60 80 80 82 Pra Sekolah - Cakupan Pemeriksaan 100 100 100 100 kesehatan siswa SD & setingkat oleh Ten.kes/ terlatih (Guru UKS, Dokter Kecil) - Cakupan Pelayanan 70 70 70 kesehatan Remaja
2
75
75
75
100
100
100
84
86
90
100
100
100
Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2010 serta kesenjangan yang masih ditemukan pada tabel berikut ini : Tabel 7.34. Pencapaian Kinerja Program KIA
I
TARGET 2010 2009 2010 2009 2010 PENYELENGAGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
NO
KINERJA PROGRAM
- Cak. Kunjungan Bumil K1 - Cakp.kunjungan Bumil K4 - Cakp.pertolongan persalinan oleh Bidan/ Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan - Cakupan ibu hamil, bersalin, nifas dengan komplikasi yang ditangani (PK) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF 1) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF 3) - Cakupan deteksi Bumil Resiko tinggi - Bumil Resti yang dirujuk - Persalinan yang ditolong dukun - Cakupan. Kunjungan Neonatus Lengkap - Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani - Cakupan Kunjungan Bayi
PENCAPAIAN
KESENJA NGAN 2010 KES %
97.7 89.3 87.8
94.8 90.3 90.6
93 87 85
95 90 88
+ +
0.2 0.3 2.6
50.30
77.8
90
60
+
17.8
54.88
90.6
50
84
+
6.6
79.7
77.4
87
84
-
6.6
17.2
15.6
20
20
-
4.4
25.3 0.05 82.8
12,8 0.016 82,6
100 85
100 86
-
87,2
-
3.4
88.46
97.3
85
89
+
8.2
89.8
90.1
89
90
+
0.1
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
173
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
NO
KINERJA PROGRAM
- Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita - Cakp.Bayi BBLR yang ditangani - % PUS yang menjadi peserta KB aktif 2
2009 53.19
2010 79.71
TARGET 2010 2009 2010 60 78
74.3 72.94
100 71.69
100 70
100 70
+
1.69
100
80
-
1.06
80
80
-
0.3
100 80 80
100 80 80
+ +
7.1 12.4 7.5
PENCAPAIAN
- Bayi mendapat ASI Eksklusif 69.2 78.9 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah Dan Usia Sekolah - Cakp. DDTK Anak Balita dan Pra 53.9 79.7 Sekolah - Cak Skreening murid SD 92.31 92,9 - Cak Skreeining remaja (SMP) 88.5 92.4 - Cak Skreening remaja (SMU) 86.2 87.5
KESENJA NGAN 2010 KES % + 1.7
............................................................................................................... Dari tabel diatas terlihat bahwa pencapaian kinerja program K1, K4, Kunjungan Neonatus (KN), Persalinan oleh Tenaga Kesehatan/Nakes (PN), Komplikasi kebidanan yang ditangani, Pelayanan Nifas 1, Neonatus komplikasi yang ditangani, Pelayanan kesehatan bayi, Pelayanan kesehatan balita sudah mencapai target yang ditetapkan untuk tahun 2010 (K4 = 90.3 %, KN = 90.3%, dan PN = 90.6%, PK 77.8 %, Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (90,6%), Neonatus komplikasi yang ditangani 97.3 %, Pelayanan kesehatan bayi 90.1 %, Pelayanan kesehatan balita 79.7 %). Hal ini disebabkan karena sudah mulai adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan pemantauan wilayah setempat antara Puskesmas dengan Bidan Praktek Swasta (BPS) yang berpraktek di wilayah kerja Puskesmas, sehingga kunjungan K1, K4, KN, KF, PN, PK, PF terpantau dan terlaporkan dengan lebih baik. Namun untuk kunjungan nifas lengkap masih belum mencapai target (-6.6 %). Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya follow up sampai habis masa nifas, begitu juga dengan cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi masih belum mencapai target (- 4.4 %), dan masih ada persalinan yang ditolong oleh dukun sebanyak 3 orang. Hal ini disebabkan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
174
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
karena masih kurangnya partisipasi masyarakat, terutama kader untuk membantu tenaga kesehatan dalam memantau dan melaporkan ibu hamil resiko tinggi yang ada di wilayahnya serta kurangnya pengetahuan dan kepedulian ibu hamil dan masyarakat akan tanda-tanda bumil resiko tinggi. Cakupan ibu hamil resiko tinggi (resti) yang dirujuk, dari 3127 orang bumil resti yang dideteksi, baru 12,8% yang dirujuk. Sementara 87,2% masih ditangani oleh Puskesmas dan BPS. Hal ini dikarenakan adanya faktor penolakan dari pasien untuk
dirujuk ke sarana yang lebih lengkap, yang disebabkan dengan
berbagai alasan, terutama alasan ekonomi dan keluarga. Dari tabel 3 juga terlihat bahwa cakupan ASI Eksklusif masih belum mencapai target (- 1.06 %).
Hal ini disebabkan karena masih rendahnya
kesadaran ibu-ibu yang memiliki bayi, terutama ibu yang bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Promosi ASI Eksklusif kalah bersaing dengan promosi susu formula, dan mudahnya mendapatkan susu formula bayi di pasaran tanpa ada aturan-aturan yang mengikat serta masih kurangnya dukungan dari atasan bagi ibu-ibu bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, juga karena masih kurangnya kualitas pelaksanaan kelas ibu hamil. Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Anak Balita juga belum mencapai target (- 0.3 %). Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya Alat Permainan Edukatif (APE) dan belum tersosialisasikannya DDTK ke semua pembina wilayah serta belum semua petugas KIA Anak dilatih SIDDTK sehingga pelaksanaan dan hasilnya belum maksimal. Selain DDTK Anak Balita, pada tabel juga terlihat bahwa cakupan skreening anak SD juga belum mencapai target (- 7.1 %). Hal ini disebabkan karena adanya anak SD yang tidak masuk sekolah saat skreening dilakukan. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
175
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
A.
Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara
berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas, neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1, K4, ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat, kesehatan ibu bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan oleh dukun), pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan pemantauan kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi, Pelayanan Kesehatan Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan sebagai intervensi terhadap puskesmas yang belum mencapai target pada tahun ini. Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 7 T, minimal 5 T. Standar pelayanan 7 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian Tetanus Toksoid, 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), 6. Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), 7. Test laboratorium sederhana (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC). Cakupan pelayanan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu hamil
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
176
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan pelayanan Ibu hamil K 1 tahun 2010 sedikit dibawah target yaitu 94.8 %
(95 %). Hal ini disebabkan karena target ibu hamil yang diberikan tidak
sesuai dengan ibu hamil yang ada dilapangan terutama pada puskesmas yang wilayah kerjanya berdekatan dengan pantai karena masih adanya trauma akan terjadinya tsunami sehingga banyak warga termasuk ibu hamil yang pindah atau eksodus ketempat lain, sementara cakupan pelayanan
K 4 sudah mencapai
target yaitu 90.3 % (90 %) Grafik 7.73. Pencapaian K1 dan K4 empat tahun terakhir PENCAPAIAN K1 DAN K4 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2010
120 100 80 60 40 20 0
90,5 81,3
2007
97,9
99,3
88
89,3
2008
2009 K1
94,8 90,3
2010
K4
Dari grafik di atas terlihat bahwa pencapaian K4 mengalami peningkatan pada 4 tahun terakhir dan K1 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Cakupan pertolongan persalinan tenaga kesehatan (PN) adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
177
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Cakupan PN Kota Padang pada tahun 2010 adalah 90.6%, sementara target yang ditetapkan adalah 88 %. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan defenitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang mengancam jiwa ibu dan/ atau bayi. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Kota Padang pada tahun 2010 sudah mencapai target yaitu 77.8 %, sementara target yang ditetapkan 60 %. Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A- 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan Kunjungan Nifas 1 Kota Padang tahun 2010 adalah 90.6 % (target 84 %) sementara Kunjungan Nifas 3 adalah 77,4 % (target 84 %). Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan kesehatannya sampai habis masa nifas. Cakupan kunjungan neonatal
adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan Minimalnya adalah satu kali pada 6 - 48 jam (KN 1), satu kali pada 3 7 hari (KN 2), satu kali pada 8 - 28 hari (KN 3). Pencatatannya dengan memakai DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
178
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Formulir Bayi Muda dan Register Kohort Bayi. Cakupan Kunjungan Neonatus tahun 2010 adalah 90.3 %, sementara target yang ditetapkan adalah 86 %. Pencapaian Persalinan Nakes, Kunjungan Neonatal dan Kunjungan Nifas terlihat pada grafik di bawah ini Grafik 7.74. Cakupan deteksi Bumil Resti dan Linakes Kota Padang 100
90,6
80 80,9
83,8
87,8
60 40 20 18,5
0
2007
18,1
17,2
15,6
2008
2009
2010
Resti
Grafik
di
atas
menunjukkan
PN
adanya
kecenderungan
peningkatan
pencapaian Persalinan Nakes (PN) 3 tahun terakhir. Untuk Deteksi bumil resti terjadi penurunan pencapaian. Hal ini disebabkan karena deteksi bumil resti oleh masyarakat tidak begitu maksimal, sebagian besar pendeteksian dilakukan oleh tenaga kesehatan. Peran kader kesehatan yang lebih berkualitas diharapkan akan dapat membantu pendeteksian ibu hamil resiko tinggi. Grafik 7.75.Cakupan KN dan KF lengkap Kota Padang 100 80
84,9
87,7
82,6 82,3 77,4
60 55,3
40 20 0 2007
2008 KN Lengkap
2009
2010
KF Lengkap
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
179
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari Grafik di atas terlihat bahwa cakupan Kunjungan Neonatus (KN) lengkap terjadi peningkatan pada tahun terakhir. Meskipun demikian, hasil tersebut belum mencapai target yang diharapkan (86%). Untuk Kunjungan Nifas lengkap terlihat ada peningkatan cakupan. Namun hasil ini juga belum mencapai target (84%)
B. Pemantauan Kasus Kematian Maternal dan Perinatal
Kasus kematian ibu, bayi dan balita tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.35. Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal dan Anak Balita Kota Padang Tahun 2010 No
1
2
3
4
Uraian
2006
2007
2008
2009
2010
Kasus
7 org
20 org
15 org
14 org
15 org/
Kematian
/15.586
/14.264
/15.693
/16.449
16.492
Maternal
KLH
KLH
KLH
KLH
KLH
Kasus
Org
197 org
142 org
85 org
83 org
Kematian
/15.586
/14.264
/15.693
/16.449
/16.492
Perinatal
KLH
KLH
KLH
KLH
KLH
Kasus
42 org
235 org
164 org
107 org
86 org
Kematian
/15.586
/14.264
/15.693
/16.449
/16.492
Bayi
KLH
KLH
KLH
KLH
KLH
Kasus
-
33org
14 org
10 org
10 org
Kematian
/14.264
/15.693
/16.449
/16.492
Anak Balita
KLH
KLH
KLH
KLH
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
180
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel.diatas menunjukkan bahwa dari laporan kematian yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010 terjadi penurunan kasus kematian bayi dari 107 orang menjadi 86 orang, akan tetapi kematian perinatal (IUFD + kematian bayi 0-7 hari ) terjadi peningkatan dari 85 org menjadi 89 org sementara kasus kematian ibu dan anak balita hampir sama dengan tahun sebelumnya. Kecenderungan kasus kematian ibu, perinatal dan bayi dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grfaik 7.76.Trend Kasus Kematian Maternal di Kota Padang
25 20
20 15
15
14
15
10 5 0 2007
2008
2009
2010
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kasus kematian maternal mengalami stagnansi pada tiga tahun terakhir. Diharapkan tidak ada peningkatan kasus di tahun depan dan pemantauan kasus kematian maternal akan lebih maksimal dan ada penurunan kasus yang signifikan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
181
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.36.
Data Penyebab Kematian Bayi Kota Padang Tahun 2010
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PENYEBAB Prematur Asfiksia BBLR Kelainan Kongenital DLL Ikterus Kelainan jantung Aspirasi Pneumonia Diare Pneumonia Tetanus Asma
KASUS 19 13 12 11 11 6 5 2 2 1 1 1
% 22,1 15,1 13,9 12,7 12,7 6,9 5,8 2,4 2,4 1,2 1,2 1,2
13
Hipotermi
1
1,2
14
Udema Paru
1
1,2
Total
86
100
Tabel 7.37. Data Penyebab Kematian Neonatus Kota Padang Tahun 2010 NO
PENYEBAB
KASUS
%
1
Prematur
18
25
2
Asfiksia
13
18,1
3
BBLR
12
16,7
4
Kelainan Kongenital
10
13,9
5
Ikterus
5
6,9
6
Kelainan Jantung
3
4,2
7
Aspirasi Pneumonia
2
2,7
8
Tetanus
1
1,4
9
Udema Paru
1
1,4
10
Hipotermia
1
1,4
11
DLL
6
8,3
TOTAL
72
100
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
182
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel 7.38. Data Penyebab Kematian Perinatal Kota Padang Tahun 2010 KASUS
%
IUFD BBLR Prematur Asfiksia Kelainan kongenital Hipotermia Ikterus
50 12 7 3 3 1 1
60,2 14,5 8,4 3,6 3.6 1,2 1.2
8
Aspirasi Pneumonia
1
1.2
9
Udema Paru
1
1.2
10
Dll
4
4.9
83
100
NO 1 2 3 4 5 6 7
PENYEBAB
TOTAL
Dari tabel 7.40 dan 7. 41 menunjukkan bahwa penyebab kematian neonatal dan bayi yang terbanyak adalah prematur (25% dan 22,1%), Asfiksia (18,1% dan 15,1%) dan BBLR (16,7% dan 13,9%). Pada tabel 7.42 terlihat bahwa kematian Perinatal terbanyak disebabkan oleh IUFD (60,2%), BBLR (14,5%), Prematur (8,4%) dan Asfiksia (3,6%). Kondisi ini disebabkan karena masih banyak Bidan yang belum terlatih penanganan BBLR dan Asfiksia (tahun 2009 baru 36 orang). Tabel 7.39. Data Penyebab Kematian Anak Balita Kota Padang Tahun 2010 NO 1
PENYEBAB Kelainan Jantung
KASUS 2
% 20
2 3 4 5 6 7
Diare Demam Kejang Abses Cerebri Pneumonia DBD Kecelakaan/Terbakar
2 1 1 1 1 1
20 10 10 10 10 10
8
Tenggelam Total
1 10
10 100
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
183
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Pada tabel 7.43 terlihat penyebab kematian anak balita terbanyak adalah Kelainan Jantung (20%) dan Diare (20 %). Tabel 7.40. Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2010 NO 1 2
PENYEBAB Perdarahan Gagal Jantung
KASUS 5 3
% 33,3 20
3 4
Eklamsia Hipertiroid
1 1
6,7 6,7
5 6
Sepsis Hiperemesis
1 1
6,7 6,7
7 8
Hepatitis Diarhe
1 1
6,7 6,6
9
Lupus Erimathosus TOTAL
1 15
6,6 100
Masih tinggi penyebab kematian maternal karena perdarahan terlihat pada tabel 9, yaitu 33,3%. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya pelaksanaan P4K dimasyarakat, sehingga masih ada masyarakat yang lebih memilih bersalin dengan Bidan walaupun kondisinya sudah harus dirujuk ke pelayanan yang lebih lengkap. Masih kurangnya bidan yang terlatih APN di Kota Padang dapat menjadi penyebab timbulnya kondisi ini.
C. Pemantauan Buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi tentang cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Buku ini digunakan sejak ibu hamil sampai anak berusia lima tahun. Buku KIA ini harus dimiliki dan disimpan oleh keluarga dan dapat dipergunakan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
184
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
disetiap pelayanan kesehatan. Penanggung jawab penggunaannya adalah petugas kesehatan. Buku KIA dapat dipakai sebagai alat komunikasi, informasi, dan penyuluhan kesehatan terhadap ibu dan anak serta dapat juga dipakai sebagai alat untuk deteksi dini gangguan atau masalah kesehatan pada ibu dan anak. Buku KIA tersedia di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Pustu, Posyandu, Polindes / Poskesdes, Dokter Praktek, Bidan, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit. Pengadaan Buku KIA berasal dari bantuan Dinas Kesehatan Propinsi, APBD dll. Pengadaan dan pendistribusian buku KIA dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 7.41. Data Pencetakan dan Pendistribusian Buku KIA Kota Padang
No Tahun
Cetak Buku
Din.Kes Propinsi
Pendistribusian
%
1
2006
10.000
-
18.760
98,0 %
2
2007
10.000
6.979
16.979
90,5 %
3
2008
10.000
9.224
19.224
97,8 %
4
2009
-
5.400
11.301
57.5 %
5
2010
-
15.191
16.289
81.1 %
Pada tahun 2010, Dinas Kesehatan Kota Padang tidak mencetak buku KIA dari anggaran APBD karena tidak ada alokasi dana untuk hal tersebut. Namun Kota Padang mendapat bantuan buku KIA dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat sebanyak
15.191 buah ditambah dengan sisa tahun 2009
sebanyak 1225 buah. Pendistribusian sebanyak 16.289 buah dilakukan ke 20 Puskesmas dan masing-masing Puskesmas mendapat prosentase yang sama yaitu 81,1 % berdasarkan sasaran ibu hamil yang ada di lapangan. Pemantauan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
185
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
penggunaan buku KIA pada ibu hamil dan balita juga dilakukan ke Puskesmas dan Posyandu. Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil dan keluarga karena berisikan infomasi penting dan berguna bagi kesehatan ibu dan anak. Penggunaan buku KIA secara baik tidak terlepas dari penyuluhan oleh bidan dan tenaga kesehatan lain pada setiap kunjungan ibu hamil.
D. Pemantauan dan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita
Kualitas penggunaan buku KIA di masyarakat dapat ditingkatkan dengan melaksanakan Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita. Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan usia kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 13 orang, di kelas ini para ibu hamil akan mendapatkan penyuluhan (seperti perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan termasuk P4K, perawatan nifas, bayi, mitos, penyakit menular, akte kelahiran dll), belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman dengan sesama anggota. Pertemuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan. Kelas Ibu hamil di Kota Padang pada tahun 2010 dibantu oleh dana BNPB sebesar 1.424.469.000, hanya saja sebagian kecil dari dana tersebut yang dicairkan oleh puskesmas. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan / tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil, Buku Pegangan Fasilitator Kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
186
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
E. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Program Kesehatan Anak di tahun 2010 masih berfokus kepada Kunjungan Neonatus, Pemberian ASI Eksklusif, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita, Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia sekolah. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai umur sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Cakupan ASI eksklusif tahun 2010 adalah 78.9 %, sedikit dibawah target yang ditetapkan yaitu 80 %. Cakupan ASI Eksklusif terlihat pada grafik 7.90 di bawah ini: Grafik 7.77.Cakupan Asi Ekslusif pada Bayi 0-6 Bln di Kota Padang 100 78,9 80
69,2
60 40
36,4 44,2
20 0 2007
2008
2009
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2010
187
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Dari grafik di atas terlihat bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif mengalami trend peningkatan pada 4 tahun terakhir. Pada tahun 2010 cakupan ASI Eksklusif telah mendekati target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, yaitu 80 %. Hal ini disebabkan karena petugas kesehatan terutama Bidan sudah memasukkan materi penyuluhan tentang mamfaat pemberian ASI Eksklusif kepada bayi, ibu dan keluarga terutama pada kelas ibu hamil dan para penolong persalinan sudah mulai melaksanakan IMD sehingga pemberian ASI Eksklusif kepada bayi lebih meningkat. Meskipun demikian, Promosi pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan masih tetap perlu ditingkatkan, dan masih perlu adanya pengawasan kepada Bidan Praktek Swasta (BPS) yang masih menggunakan susu formula bayi di tempat praktek pribadinya. Konseling ibu menyusui dan program inisiasi dini juga masih perlu lebih ditingkatkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program DDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD dll. Memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah. DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
188
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hasil cakupan DDTK balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik 7.78. Cakupan DDTK Anak Balita dan Pra Sekolah di Kota Padang 100 80
79,7
60
53,9
40 40,7
20 0
26,9 2007
2008
2009
2010
DDTK
Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan DDTK pada Anak Balita dan Prasekolah pada empat tahun terakhir, tapi masih belum mencapai target yaitu 80 %, sehingga masih perlu ditingkatkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas seperti penyediaan peralatan permainan edukatif (APE) dan pelatihan DDTK kepada petugas yang belum dilatih Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada umur 6 – 8 bulan, 1 kali pada umur 9 – 11 bulan) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Standar Pelayanan dalam Kunjungan Bayi 1 – 11 bulan adalah: Vaksinasi
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
189
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
dasar lengkap, Vitamin A 1 x pada umur 6 bulan, SDIDTK 4 x / tahun serta MTBS dll. Cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang terlihat pada grafik di bawah ini .
Grafik 7.79.Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Padang
92
89,8 90,1
90 88
85
86
84,7
84 82 2007
2008
2009
2010
Kj. Bayi
Grafik 7.92 menunjukkan adanya peningkatan cakupan kunjungan bayi pada dua tahun terakhir, tapi jika dibandingkan dengan satu tahun terakhir, cakupan kunjungan bayi tahun 2010 tidak memberikan peningkatan yang signifikan. Pelayanan Anak Balita adalah cakupan pelayanan anak balita usia 12 – 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan minimalnya adalah: pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun. Pencatatan memakai Register Kohort anak balita dan prasekolah serta SIDDTK. Hasil cakupan pelayanan anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
190
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik 7.80. Cakupan Pelayanan Anak Balita dan Pra Sekolah Di Kota Padang 100 80 79,7
60 40 20
53,9
0 2009
2010
Grafik .7.93 di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan Pelayanan Anak Balita pada satu tahun terakhir, secara kuantitas target program sudah tercapai (78 %), tapi secara kualitas cakupan pelayanan anak balita masih perlu ditingkatkan. Tabel 7.42. Data Proporsi 10 Penyakit Terbanyak Pada Balita Tahun 2010
NO 1 2
PENYAKIT
ISPA PENYAKIT KULIT INFEKSI
JUMLAH 47.599 13.814
% 60,94 17,69
3 4 5
DIARE DEMAM CACINGAN
5.381 3.684 2060
6,89 4,72 2,64
6
GIGI DAN MULUT
1.529
1,96
7
ALERGI KULIT
1.260
1,61
8 9 10
RADANG TELINGA CACAR AIR PNEUMONIA JUMLAH
1.146 854 780 78.107
1,47 1,09 0,99 100
Tabel 7.47. menunjukkan bahwa 10 penyakit yang terbanyak diderita oleh balita di Puskesmas adalah ISPA (60.94%) dan paling sedikit adalah Pneumonia
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
191
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
(0,99%). Jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, penyakit ISPA pada balita sudah mengalami penurunan kasus 2,48 % (tahun 2009, 63,42 %), tetapi masih tetap menempati urutan tertinggi, untuk urutan penyakit yang terendah sama dengan tahun 2009 yaitu pneumonia.
F. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Peningkatan
pelayanan
kesehatan
anak
sekolah
bertujuan
untuk
memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke sekolah. Cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk sekolah (SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 7.81. Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Baru Masuk Sekolah di Kota Padang
96 94 92 90 88 86 84 82 80
94,1
94,7 92,3
92,9
92,1 92,4
92,7 88,5 89,9
87,5 86,9
2007
86,2
2008 SD
2009 SMP
2010
SMU
Dari grafik di atas terlihat adanya kecendrungan peningkatan cakupan penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMU di tahun 2010, tetapi belum mencapai target untuk skrening anak SD. Hal ini
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
192
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
disebabkan karena banyaknya siswa SD yang tidak masuk sekolah
sewaktu
pelaksanaan skrening kesehatan.
7.5.
BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
7.5.1. Seksi Jaminan Kesehatan A. JAMKESMAS
Jamkesmas adalah Program Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dengan jumlah sasaran kuota ditetapkan Pemerintah. Dana Jamkesmas adalah bantuan sosial bagi dari Departemen Kesehatan kepada masyarakat peserta Jamkesmas yang dititipkan di rekening giro pos atas nama puskesmas sehingga masih menjadi dana peserta Jamkesmas apabila belum dipakai untuk pelayanan kepada peserta Jamkesmas dan pendukung pelayanan. Verifikasi
adalah
kegiatan
menguji
kebenaran
administrasi
pertanggung jawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh PPK. Verifikasi di Puskesmas dilaksanakan oleh Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota sedangkan verifikasi di PPK Lanjutan dilakukan oleh Verifikator Independen. Verifikasi Program JPKM meliputi verifikasi administrasi
kepesertaan,
administrasi
pelayanan
dan
administrasi
keuangan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
193
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
A.1. Kepesertaan Jamkesmas
Kepesertaan Jamkesmas Kota Padang ditetapkan berdasarkan sasaran peserta yang ditetapkan Menkes berjumlah 185.001 jiwa , sesuai dengan data yang terdaftar di BPS serta laporan bulanan peserta yang memilki kartu Jamkesmas yaitu sebanyak 185.001 jiwa (100%). Tabel. 7.43. Kepersertaan Jamkesmas Perpuskesmas Tahun 2010 NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PUSKESMAS PADANG PASIR ALAI LAPAI NANGGALO LUBUK BUAYA AIR DINGIN AIR TAWAR ULAK KARANG ANDALAS SEBERANG PADANG RAWANG PEMANCUNGAN PAUH LUBUK KILANGAN LUBUK BEGALUNG PEGAMBIRAN KURANJI BELIMBING AMBACANG BUNGUS
JUMLAH
TERDAFTAR SESUAI BPS
MEMILIKI KARTU JAMKESMAS
14269 5141 3505 6931 17779 13429 2877 4638 19528 4500 6151 6424 11517 7251 17338 9913 4320 11122 9647 8721 185.001
14269 5141 3505 6931 17779 13429 2877 4638 19528 4500 6151 6424 11517 7251 17338 9913 4320 11122 9647 8721 185.001
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak mampu Kota Padang berjumlah 185.001 jiwa dari 856.815 jiwa jumlah ( 21,60 %) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Koto Tangah yaitu Puskesmas Lubuk Buaya berjumlah : 17.779 jiwa (9,6%) karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Kota Tangah DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
194
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan yang paling sedikit yaitu di wilayah Kecamatan Padang Utara di Puskesmas Air Tawar berjumlah 2877 jiwa (1,56%), hal ini disebabkan karena sebagaian besar masyarakat yang ada diwilayah Air Tawar mata pencaharian adalah pegawai negeri sipil serta daerah kawasan mahasiswa.
A.2. Kunjungan Puskesmas Grafik. 7.82. Kunjungan Maskin Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2010
Dari grafik diatas dapat dilihat kunjungan maskin ke puskesmas terbanyak adalah Puskesmas Ambacang diikuti oleh Lubuk Buaya dan Lubuk Begalung .Dimana sasaran kuota Puskesmas Ambacang termasuk urutan ke 9 dari 20 Puskesmas lainnya hal ini disebabkan karena akses Puskesmas Ambacang sangat mudah untuk wilayah Kecamatan Kuranji dengan Puskesmas DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
195
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
yang ada yaitu :Ambacang, Kuranji Belimbing. Sedangkan kunjungan maskin terendah adalah Puskesmas Air Tawar sebanyak 2.325 jiwa sesuai denga sasaran kuota terendah adalah Air Tawar. Beda dengan tahun 2009 dimana kunjungan terbanyak pengguna kartu Jamkesmas adalah di Puskesmas Lubuk Buaya yang merupakan jumlah penduduk miskin terbanyak. Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di puskesmas adalah sebanyak 226.035 jiwa (122,18 %), untuk
cakupan RITP
sebanyak 321 jiwa (0,14 %), dan cakupan rujukan sebanyak 21.065 jiwa (9.4 %).Visite Rate Maskin :1,22. Tabel.7.44. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2010. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Puskesmas PADANG PASIR ALAI LAPAI NANGGALO LUBUK BUAYA AIR DINGIN AIR TAWAR ULAK KARANG ANDALAS SEBERANG PDG RAWANG PEMANCUNGAN PAUH LUBUK KILANGAN LUBUK BEGALUNG PEGAMBIRAN KURANJI BELIMBING AMBACANG BUNGUS JUMLAH
Jumlah kunjungan 2009 2010 24.026 16.932 3.772 4.193 7.440 6.954 9.969 8.701 27.303 20.311 18.672 18.449 2.550 2.325 10.737 9.706 17.710 18.027 7.324 4.007 10.616 7.785 9.727 8.816 16.208 16.765 5.962 3.949 17.825 18.459 12.385 10.071 13.010 10.570 9.595 7.766 22.831 21.724 11.184 10.525 241.106 226.035
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Visite Rate 2009 2010 1.68 1.18 0.74 0.81 2.30 1.98 1.44 1.25 1.54 1.14 1.39 1.37 0.89 0.80 2.31 2.09 0.91 0.92 1.63 0.89 1.72 1.72 1.51 1.26 1.4 1.45 0.83 0.54 1.02 1.06 1.25 1.01 3.02 2.44 0.87 0.69 2.36 2.25 1.28 1.21 1.30 1.22
196
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Grafik.7.83. Visit Rate dan Kunjungan Puskesmas tahun 2009- 2010
Dari grafik di atas dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas pada tahun 2010 menurun dari tahun 2009 yakni dari 1.33 menjadi 1.22. Dimana standar visite rate Kota Padang adalah 1.5.Hal ini dapa disebabkan pencatatan yang belum optimal dari laporan kunjungan yang masih rendah sedangkan akses Puskesmas sangat baik.
A.3. Pola Penyakit
Berdasarkan hasil rekapan tahunan Puskesmas diperoleh pola penyakit terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah daerah dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu sangat cukup tinggi hal ini perlu lebih ditingkatkan penyuluhan untuk mengurangi kasus ISPA di wilayah Kota Padang.
A.4. Upaya Penanganan Keluhan
Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada menghadapi masalah DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
197
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan ,dimana pada saat ini Kota Padang setelah Pasca Gempa 30 September 2009 banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, rumah yang rusak berat/sedang serta kehilangan keluarga sehingga menimbulkan goncangan ekonomi yang mengakibatkan tidak sanggupnya mengeluarkan biaya untuk pengobatan khususnya pada PPK tingkat lanjutan, dimana masih banyak masyarakat yang belum terdata pada pendataan tambahan peserta Jamkemas Program 100 hari Presiden RI bulan Desember 2009, hal ini dapat kami lihat dari kunjungan masyarakat yang datang ke Dinas Kesehatan Kota Padang setiap harinya setelah pendataan Desember 2009 sehingga mengganggu kegiatan rutinitas tim pengelola yang membutuhkan waktu untuk melayani masyarakat yang belum didata di kelurahannya. Hal ini perlu di lakukan peningkatan sistem pendataan masyarakat miskin dan tidak mampu di kelurahan dan serta perlu adanya kembali bagian Unit Pengaduan dan Keluhan Program Jamkesmas.
A.5. Pendanaan
1. Puskesmas untuk tahun 2010 tidak memperoleh dana dari Dep.Kes RI (APBN) untuk pelayanan kesehatan dasar dan persalinan, tetapi alokasi dana 2010 ditetapkan berdasarkan sisa saldo dana puskesmas per 31 Desember 2009 sebanyak
Rp 2.370.526.335.47,-, pada dasarnya
pemakaian dana masih kurang, dengan adanya sisa dana akhir Desember 2010 sebesar Rp.690.327.821.47 (29.12%) ,hal ini disebabkan karena sering terlambatnya pedoman teknis yang diberikan oleh Depkes ke Dinas Kesehatan Kota Padang dan adanya pemeriksaan dari BPK RI yang melarang kegiatan-kegiatan tertentu dari hasil auditnya DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
sehingga 198
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
puskesmas masih merasa ragu-ragu untuk dalam pemakaian dana serta sisa dana lama yang masih banyak. Grafik 7.84. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2010.
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa bahwa pemanfaatan dana terbanyak adalah Puskesmas Padang Pasir berjumlah Rp. 154.658.100,sedangkan berdasarkan persentase pemanfaatan dana dari jumlah dana yang dimiliki Puskesmas Padang Pasir termasuk urutan ke 9 ( sembilan) yaitu 85,46 % , hal ini kemungkinan di sebabkan Puskesmas Padang Pasir adalah 5 besar sasaran kuota Jamkesmas dengan akses pelayanan yang mudah dijangkau. Sedangkan pemanfaatan dana terendah Puskesmas Alai sebanyak Rp.93.562.429 dengan sasaran kuota jamkesmas terendah serta DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
199
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
persentase pemanfaatan dana dari jumlah dana yang dimiliki yaitu 23,51 % atau urutan ke 20.
A.6. Persalinan
Persalinan yg dilakukan selama 2010 di wilayah kerja Puskesmas berjumlah 1282 persalinan Grafik 7.85. Jumlah Persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kota Padang
B. JAMKESDA
Jamkesda merupakan program jaminan kesehatan yang diberikan pada masyarakat yang miskin, tidak mampu dan hampir miskin yang tidak terdaftar dalam Jamkesmas. Tujuannya untuk meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu. Jamkesda ini diatur dalam Peraturan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
200
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Gubernur No.40 dan 41 Tahun 2007 tentang Program Jamkesda di Sumatera Barat. Jumlah peserta Jamkesda di Kota Padang adalah 27.984 jiwa. Jumlah peserta meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 23.896 jiwa. Program Jamkesda ini didanai dari APBD Kota Padang berpa
Kegiatan Kemitraan
Asuransi Kesehatan Masyarakat Rp. 2.258.767.000 terealisasi sebesar Rp. 2.244.394.500,- (99,36%)
C. ASKES PNS
Kegiatan Askes PNS yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan pengembalian Jasa Askes yang pada tahun sebelumnya langsung diluncurkan dari PT Askes ke rekening Puskesmas. Oleh karena adanya peraturan baru, dana tersebut pada mulai tahun 2009 harus dimasukkan ke APBD Kota Padang, kemudian Puskesmas melakukan pencairan dana sesuai DPA. Jasa
pengembalian
Askes
PNS
pada
tahun
2010
sebesar
Rp.1.804.537.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.755.454.781,- (97,8 %). Selisih jumlah dana Askes dan realisasi disebabkan karena kapitasi yang berubah setiap bulan sehingga memerlukan dana cadangan.
7.5.2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
Seksi Sarana dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok yang sifatnya Proyek didukung oleh Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan ( DAK ) dan APBD Kota Padang. Adapun hasil pencapaian kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2010 meliputi : DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
201
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
A. Pembangunan Puskesmas
Pada Tahun 2010 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan melaksanakan pembangunan puskesmas antara lain : A.1. Pembangunan Rumah Dokter & Paramedis Puskesmas Air Tawar Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Rumah Dokter & Paramedis Puskesmas Air Tawar adalah terbangunnya kembali rumah dokter & paramedis baru untuk Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Air Tawar . Sasaran dari kegiatan pembangunan Rumah Dokter & Paramedis Puskesmas Air Tawar adalah masyarakat sekitar daerah Air Tawar khususnya dan masyarakat Kecamatan Padang Utara umumnya. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 218.681.100,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 198.801.000,- dan APBD Pendamping sebesar Rp. 19.880.100,Kegiatan Pembangunan Puskesmas terealisasi 100% baik Fisik maupun Keuangan. A.2. Pembangunan Pagar dan Pos Jaga Puskesmas Lubuk Buaya Kegiatan Pembangunan Pagar dan Pos Jaga Puskesmas Lubuk Buaya bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lubuk Buaya. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 85.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 77.272.727,- dan APBD pendamping sebesar Rp. 7.727.273,-.Kegiatan
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
202
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Pagar dan Pos Jaga Puskesmas Lubuk Buaya terealisasi 100 % baik Fisik maupun keuangan. A.3. Pembuatan WC Puskesmas Sementara Lapai Tujuan dari pembuatan WC Puskesmas Sementara Lapai adalah untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai Kecamatan Nanggalo. Sasaran dari pembuatan WC Puskesmas Sementara Lapai
adalah
masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah Puskesmas Lapai Kecamatan Nanggalo. Total dana yang disediakan untuk Pelaksanaan Kegiatan ini sebesar Rp. 1.500.000,- yang terdiri dari dana DAK sebesar
Rp. 0,- dan APBD
Pendamping sebesar Rp. 1.500.000,-
B. Pembangunan Puskesmas Pembantu
B.1. Pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang Tujuan dari kegiatan pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 319.436.700,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 290.397.000,- dan dana Pendamping APBD Rp.29.039.700,- . Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
203
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B.2. Pembangunan Puskesmas Pembantu Air Pacah Tujuan dari kegiatan pembangunan Puskesmas Pembantu Air Pacah adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Air Pacah Kecamatan Koto Tangah. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 230.872.400,- yang terdiri dari Dana sebesar
Rp.
209.884.000,-
dan
Alokasi Khusus (DAK)
dana
Pendamping
APBD
Rp.20.988.400,- . Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan. B.3. Pembangunan Puskesmas Pembantu Piai Tangah Tujuan dari kegiatan pembangunan Puskesmas Pembantu Piai Tangah adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Piai Tangah Kecamatan Pauh. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 248.634.000,- yang terdiri dari Dana sebesar
Rp.
226.030.000,-
dan
Alokasi Khusus (DAK)
dana
Pendamping
APBD
Rp.22.603.091,- . Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan. B.4. Pembangunan Pagar dan Paving Pustu Pampangan Tujuan dari kegiatan pembangunan Pagar dan Paving Puskesmas Pembantu
Pampangan
adalah
tersedianya
sarana
pelayanan
kesehatan yang baik yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
204
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pampangan Kecamatan . Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana sebesar
Rp.
90.909.091,-
dan
Alokasi Khusus (DAK)
dana
Pendamping
APBD
Rp.9.090.909,-. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan.
C.
Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
C.1. Pengadaan Almari Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya almari untuk Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 99.640.000,-
yang
terdiri
dari
Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
Rp.90.581.818,- dan Rp. 9.058.182,- dana pendamping dari APBD Kota Padang. Kegiatan ini terealisasi 100 % secara fisik dan keuangan sebesar 100 %. C.2. Pengadaan Note Book Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Note Book untuk pegawai Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah pegawai Dinas Kesehatan. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 36.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 32.727.273,- dari DAK dan sebesar Rp. 3.272.727,-
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Rp.
untuk dana
205
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%. C.3. Pengadaan Meubiller Tujuan kegiatan ini adalah mencukupi kekurangan meubiller dan tersedianya meubiller untuk Kantor Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas Dadok Tunggul Hitam. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 64.800.000, terdiri dari dana DAK Rp. 58.909.091,- dan, Pendamping APBD Rp. 5.890.909,- . Realisasi Fisik 100%, dan Realisasi Keuangan 100%. C.4. Pengadaan Teralis, Pallet dan Folding Gate GFK Tujuan kegiatan ini adalah melengkapi sistim keamanan kantor Gudang Farmasi Kota Padang karena Gudang Farmasi merupakan Pusat penyimpanan obat untuk wilayah Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah Gudang Farmasi Kota Padang. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 50.000.000, terdiri dari dana DAK Rp.45.454.545,- dan dana Pendamping APBD
Rp.4.545.455,-.
Realisasi Fisik 100%, dan
Realisasi Keuangan 99.66%.
D. Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
Pada Tahun 2010 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan melaksanakan Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu antara lain : DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
206
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
D.1. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting Selatan Tujuan dilaksanakannya Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
adalah
renovasi
kembali
puskesmas
pembantu
untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan Daerah Ganting Selatan. Sasaran dari Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting Selatan adalah Masyarakat sekitar daerah Ganting Selatan khususnya dan Masyarakat Kecamatan Padang Timur umumnya. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 75.813.114,terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 69.921.013,- dan APBD pendamping sebesar Rp.6.892.101,-. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting Selatan terealisasi 100% baik Keuangan maupun Fisik.
E. Pembangunan Poskesdes
E.1. Pembangunan Poskeskel Rawang Ketaping Kegiatan Pembangunan Poskeskel Rawang Ketaping bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 214.500.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 195.000.000,- dan APBD pendamping sebesar Rp.19.500.000,-. Kegiatan Pembangunan Poskeskel Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
207
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
E.2. Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah Kegiatan
Lanjutan
Pembangunan
Poskeskel
Kampung
Tangah
bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Kampung Tangah. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.9.090.909,-. Kegiatan Pembangunan Poskeskel kampung Tangah terealisasi 100 % baik Fisik maupun keuangan. E.3. Pembangunan Pagar & Paving Poskeskel Pisang Kegiatan Pembangunan Pagar & Paving Poskeskel Pisang bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Pisang Kecamatan Pauh. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pisang Kecamatan Pauh. Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar
Rp.
9.090.909,-. Kegiatan Pembangunan Pagar & Paving Poskeskel Pisang terealisasi 100 % baik Fisik maupun keuangan.
F. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
F.1. Pengadaan Obat Program dan Vaksin Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Obat Program dan Vaksin untuk Puskesmas Dinas Kesehatan dalam rangka peningkatan DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
208
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah Masyarakat yang berobat ke Puskesmas di Kota Padang. Total
dana
yang
disediakan
untuk
kegiatan
ini
sebesar
Rp. 4.734.897.936,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 4.675.400.000,- dari DAK dan sebesar Rp. 59.497.936,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
G. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
G.1. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Alat Kesehatan lainnya untuk Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah Masyarakat yang berobat ke Puskesmas di Kota Padang. Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 30.903.000 yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp. 28.093.351,- dan
Rp. 2.808.649,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
209
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Pada Tahun 2010 sudah ada beberapa bangunan yang direhabilitasi dan rekonstruksi bangunan dinas kesehatan, puskesmas , puskesmas pembantu dan rumah dinas dokter yang rusak pasca gempa bumi 7,9 skala richter 30 september 2009, baik dari dana DAK, APBD, Batamindo, PNPM maupun bantuan dari luar negeri. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada uraian dibawah ini : 1. Puskesmas Padang Pasir
Puskesmas Padang Pasir termasuk Puskesmas yang mengalami rusak berat pasca gempa bumi 30 September 2009 yang lalu. Pembangunan kembali Puskesmas Padang Pasir yang baru di bantu oleh P.T. Bank Mandiri. Untuk proses perubuhan bangunan yang rusak, Dinas Kesehatan Kota Padang sudah membuat usulan ke Pemerintah Kota Padang. Proses tender (lelang) telah dilaksanakan pihak Bank Mandiri untuk membangun Puskesmas Padang Pasir yang baru di lokasi yang sama. 2. Puskesmas Lapai
Puskesmas Lapai mengalami rusak berat pasca gempa bumi 30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Lapai dibantu oleh Pemerintah Amerika Serikat. Perubuhan bangunan lama yang rusak sudah dilaksanakan.
Proses
pembangunannya
sudah mulai
ditenderkan
oleh
pemerintah Amerika Serikat di lokasi bangunan lama yang rusak berat. Sementara Puskesmas Sementara Lapai di bantu oleh IOM. 3. Puskesmas Pembantu Air Pacah
Puskesmas Pembantu air Pacah mengalami kerusakan pasca gempa bumi 30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan sebagian Puskesmas DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
210
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Pembantu Air Pacah dibantu oleh Batamindo. Proses Rehabilitasi Pustu sudah selesai dilaksanakan oleh pihak Batamindo. 4. Puskesmas Pembantu Timbalun Puskesmas Pembantu Timbalun mengalami kerusakan 30 September 2009
pasca gempa bumi
yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Pembantu
Timbalun dibantu oleh Batamindo. Proses rehabilitasi
sudah
selesai
dilaksanakan oleh pihak Batamindo 5. Puskesmas Pembantu Kampung Koto
Puskesmas Pembantu Kampung Koto mengalami kerusakan bumi 30 September 2009
pasca gempa
yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas
Pembantu kampung Koto dibantu oleh Batamindo. Proses rehabilitasi Puskesmas Pembantu sudah selesai dilaksanakan oleh pihak Batamindo. 6. Puskesmas Pembantu Pasar Gadang
Puskesmas Pembantu Pasar Gadang mengalami kerusakan bumi 30 September 2009
yang
pasca gempa
lalu. Untuk pembangunan Puskesmas
Pembantu Pasar Gadang dibantu oleh PNPM. Proses rehabilitasi
sudah
selesai dilaksanakan oleh pihak PNPM. 7. Pembangunan/rehabilitasi dari dana DAK tahun 2009 :
a. Puskesmas Alai b. Puskesmas Ulak Karang c. Puskesmas Andalas d. Puskesmas Ambacang e. Puskesmas Belimbing
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
211
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
f. Puskesmas Air Tawar g. Puskesmas Lubuk Begalung h. Puskesmas Pauh i. Puskesmas Lubuk Kilangan j. Puskesmas Pemancungan 8. Pembangunan/rehabilitasi dari dana DAK Tahun 2010 :
a. Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang b. Puskesmas Pembantu Piai Tangah c. Rumah Dinas Dokter HC. Air Tawar d. Puskesmas Pembantu Ganting e. Pembangunan pagar Puskesmas Lubuk Buaya f. Poskeskel Rawang Ketaping g. Poskeskel Kampung Tangah h. Puskesmas Pembantu Aie Pacah i. Pembangunan Pagar dan Paving Puskesmas Pembantu Pampangan j. Pembangunan Pagar dan Paving Poskeskel Pisang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
212
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
9. Pembangunan/rehabilitasi Puskesmas Pembantu Balai Kota Padang didanai dari dana APBD Sekretariat Kota Padang
Tabel 7.45. Usulan Program/ Kegiatan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Gempa Bumi 30 September 2009 Dari Dana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi No.
Program/Kegiatan
Vol
1
2
3
Tahun Anggaran
Kebutuhan Dana
2011
2012
2013
4
5
6
7
Penjelasan 8 Gedung lama tidak layak pakai, sekarang meminjam gedung Puskesmas Dadok T.
1
Dinas Kesehatan
1 Pkt
7,759,125,000
3.879.562.500
3.879.562.500
Hitam Sekarang berada di zona merah, sementara GFK
Gudang Farmasi 2
(GFK)
merupakan pusat 1 Pkt
3,103,650,000
-
3,103,650,000
logistik obat Lokasi sudah
Rumah Dinas
dirobohkan, dan siap
3
Dokter Pusk. Lapai
1 Pkt
300,000,000
300,000,000
-
4
Puskesmas Alai
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
untuk dibangun Perlu perbaikan yang
Puskesmas 5
Bungus
rusak Perlu perbaikan yang
1 Pkt
75,000,000
75,000,000
-
Pustu Air Tawar
rusak Perlu perbaikan yang
6
Barat 1
1 Pkt
100,000,000
100,000,000
-
7
Pustu Batang Arau
1 Pkt
100,000,000
100,000,000
-
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
8
Pustu Ganting
1 Pkt
75,813,000
75,813,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Pustu Sungai 9
Beremas
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
10
Pustu Gaung
1 Pkt
65,000,000
65,000,000
-
11
Pustu Jawa Gadut
1 Pkt
65,000,000
65,000,000
-
12
Pusk. Seb. Padang
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
13
Pusk. Rawang
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Pusk. 14
Pemancungan
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
15
Pusk. Nanggalo
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
16
Pusk. Kuranji
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
rusak Perlu perbaikan yang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
rusak
213
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
No.
Program/Kegiatan
1
2
Vol
3
Kebutuhan Dana 4
Tahun Anggaran
Penjelasan
2011
2012
5
6
No.
Program/Kegiatan
1
2 Perlu perbaikan yg
17
Pusk. Air Dingin
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
18
Pusk. Pagambiran
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
19
Pustu Berok Nipah
1 Pkt
32,635,000
32,635,000
-
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
20
Pustu Parak Kopi
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Pustu Air Tawar 21
Barat 2
rusak Perlu perbaikan yang
Polindes Ulak
rusak Perlu perbaikan yang
22
Karang
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
23
Pustu Alang Laweh
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
rusak Perlu perbaikan yang
Pustu Rawang 24
Timur
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
25
Pustu Air Manis
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Pustu Parak
rusak Perlu perbaikan yang
26
Karakah
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
27
Pustu Jati Gaung
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
28
Pustu Tarandam
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
29
Pustu Kurao
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
30
Pustu Taruko
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Pustu Gunung 31
Sarik
Perlu perbaikan yang
Pustu Bungo 32
Pasang
Jua
Sarai
Sebelah
rusak Perlu perbaikan yang
Pustu Pasir 35
rusak Perlu perbaikan yang
Pustu Padang 34
rusak Perlu perbaikan yang
Pustu Kampung 33
rusak
rusak Perlu perbaikan yang
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Pustu Lubuk
rusak Perlu perbaikan yang
36
Minturun
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
37
Pustu Banuaran
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
38
Pustu Koto Baru
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
rusak
39
Pustu Batu Busuk
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
Perlu perbaikan
rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
214
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
No.
Program/Kegiatan
Vol
1
2
3
Tahun
Kebutuhan
Penjelasan
Anggaran
Dana 4
2011
2012
5
6
40
Pustu Mata Air
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
41
Pustu Batang Arau
1 Pkt
50,000,000
50,000,000
-
No.
Program/Kegiatan
1
2 perbaikan yang rusak Perlu perbaikan yang rusak Perlu pengantian yang rusak dan
42
Pengadaan Alkes
1 Pkt
2,000,000,000
-
2,000,000,000
penambahan baru Perlu pengantian yang rusak dan
Pengadaan 43
mebeulair
penambahan yang 1 Pkt
1,000,000,000
1,000,000,000
-
1 Pkt
500,000,000
500,000,000
-
1 Pkt
200,000,000
200,000,000
-
16,926,223,000
9.943.010,000
baru
Pengadaan komputer dan 44
printer
Perlu penambahan
Pengadaan rak dan 45
lemari obat di GFK
komputer dan printer Perlu penambahan
JUMLAH
lemari obat
6.983.212,500
7.5.3. Seksi Kefarmasian Seksi Kefarmasian mempunyai 1 Program dengan 4 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 16.700.000,- dan untuk penunjang pelaksanaan kegiatan sebesar Rp. 3.264.000,-. Anggaran Seksi Kefarmasian semuanya berjumlah Rp. 19.964.000,- berasal dari dana
Anggaran Pembangunan Belanja Daerah Kota
Padang dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
215
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Tabel.7.46. Realisasi anggaran Seksi Farmasi di Kota Padang No
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Dana dan Realisasi
A 1
Program/kegiatan: Pembinaan Pengelolaan Obat Terpadu dan Pemakaian Obat Rasional ke Puskesmas
Meningkatkan pengetahuan & keterampilan manajemen pengelola obat /pelayanan kesehatan
Dokter, asisten apoteker di 20 Puskesmas
Rp.3.200.000 Realisasi 100 %
2
Pembinaan dan Pengawasan Peredaran Obat di Toko Obat dan Apotek
Menertibkan toko obat & apotek dalam penyelenggaraan kefarmasian
16 Toko Obat 49 Apotek
Rp.6.500.000 Realisasi 100 %
3
Pembinaan keamanan pangan Industri Rumah Tangga Pangan
Memberikan pengetahuan dan mengawasi kegiatan kepada pelaku industri pangan tentang pengolahan makanan agar terhindar dari bahaya bahan tambahan yang dilarang
60 Industri pangan rumah tangga
Rp. 6.000.000 Realisasi 100 %
4
Pengawasan Parcel & Makanan Minuman yang tidak memenuhi syarat pada sarana distribusi
Melindungi masyarakat dari bahaya pangan yang tidak memenuhi syarat (kadaluarsa, rusak, mengandung bahan berbahaya) yang dijual di sarana/ dsistributor pangan
8 sarana (Toko, Swalayan ,Mini market)
Rp. 1.000.000, Realisasi 100 %
B 1
Penunjang Kegiatan: Pengadaan ATK
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program
Kertas HVS, Map Snelhecter , Tinta Printer
Rp. 921.500,Realisasi 100 %
2
Penggandaan/cetak
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program
Penjilidan & foto copy
Rp. 217.500,Realisasi 100 %
3
Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
Memonitoring & Evaluasi pelaksanaan kegiatan program
Penanggung jawab kegiatan
Rp. 2.125.000,Realisasi 100 %
A. Kegiatan Rutin: Disamping kegiatan yang bersifat pengawasan dan pembinaan terhadap sarana pelayanan kefarmasian, Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan juga melaksanakan kegiatan rutin seperti: A.1.
Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan jaringannya.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
216
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Guna memantau penulisan obat generik puskesmas. Peresepan/penulisan
dan ketersediaan obat di
obat generik di puskesmas dan
jaringan telah mencapai 93,97%. A.2. Penyuluhan dan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah. Telah dilakukan penyuluhan dan pengawasan terhadap penjaja pangan anak sekolah dan anak didik serta guru-guru di 27 sarana sekolah. Dari 27 sarana
sekolah dijadikan sampling
yang tidak memenuhi
syarat 4 sekolah. Kegiatan ini dilakukan guna melindungi anak didik dari bahaya pangan yang disinyalir mengadung bahan berbahaya
atau
pangan yang tidak memenuhi syarat untuk dikomsumsi. A.3. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan. Dibanding dengan tahun 2009 pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 4 kasus menjadi 1 kasus. A.4. Pembinaan dan Pengawasan Pangan dan Kosmetika. Menjelang dan selama bulan puasa kegiatan ini dilakukan terhadap penjaja makanan-minuman di pasar pabukoan (Komplek Imam Bonjol, Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Tabing, Pasar Pagi, Pasar Lubuk Begalung), juga pembinaan dan pengawasan terhadap distributor dan penjual kosmetik yang disinyalir mengandung bahan berbahaya. A.5. Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional Pembinaan dan pengawas ini dilakukan terhadap
Obat Tradisional
yang disinyalir mengandung bahan kimia / tidak memenuhi syarat yang beredar di pasaran. A.6. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
217
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri Rumah Tangga dan menerbitkan Sertifikat P-IRT apabila Industri Rumah Tangga tersebut telah
memenuhi persyaratan, terutama
sanitasi lingkungan, hygiene dan terhindar dari penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang. Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Selama tahun 2010 Sertifikat P-IRT yang dikeluarkan sebanyak 57 lembar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, penerbitan Sertifikat P-IRT pada tahun 2010 ini terjadi penurunan 47,11% dari 121 menjadi 57 sertifikat. Hal ini disebabkan karena lokasi kantor sementara dinas kesehatan yang jauh dari jangkauan masyarakat. Total sertifikat P-IRT yang telah dikeluarkan sampai saat ini telah berjumlah 673 lembar dengan rincian : -
Tahun 2005 : 119 lembar
-
Tahun 2006 : 102 lembar
-
Tahun 2007 : 117 lembar
-
Tahun 2008 : 157 lembar
-
Tahun 2009 : 121 lembar
-
Tahun 2010 : 57 lembar
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
218
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
8.1. SEKRETARIAT A. MASALAH
a. Adanya pengurangan anggaran dari APBD Kota Padang b. Data hibah aset dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2006 – 2008 yang tidak akurat dan sulit ditelusuri. c. Bantuan aset dari beberapa donatur yang tidak mencantumkan harga barang sehingga menyulitkan untuk memasukan data aset. d. Masih banyaknya PNS yang terlambat memasukkan bahan administrasi kepegawaian baik untuk kenaikan pangkat, cuti dan kenaikan gaji berkala e. Aplikasi Infokes : kurangnya kemampuan SDM Puskesmas (pengelola SIKDA) dalam pengoperasian aplikasi karena bukan berbasic IT sehingga belum optimalnya aplikasi infokes di Puskesmas.
B. PEMECAHAN MASALAH
a. Menyesuaikan
pelaksanaan
kegiatan
realisasi
program
berdasarkan
anggaran yang tersedia b. Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas dalam rangka pendataan aset hibah propinsi c. Menghubungi perwakilan UNFPA di Jakarta untuk konfirmasi harga/nilai bantuan dari UNFPA d. Memberitahukan kepada PNS yang akan naik pangkat dan berkala agar memasukkan bahan paling lambat satu (1) bulan sebelum naik pangkat / DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
219
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
berkala, serta memasukkan surat permohonan cuti paling lambat 2 (dua) minggu sebelum cuti e. Melaksanakan pelatihan secara berkala tentang aplikasi infokes kepada pengelola SIKDA Puskesmas dan pemberian honorarium pada pengelola sebagai prestise.
8.2. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA A. MASALAH :
1. Masih ada tenaga fungsional kesehatan yang tidak membuat dan memiliki DUPAK. 2. Kegiatan
Kelurahan
Siaga
belum
aktif
sesuai
dengan
struktur
kepengurusan yang ada, bidan yang dilatih belum bisa mengaplikasikan hasil pelatihannya termasuk juga untuk pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD). 3. Pendataan tentang Batra yang belum optimal 4. 75 % Posyandu masih mempunyai D/S dibawah 65 % 5. Masih adanya Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang tidak representatif. 6. Masih kurangnya frekwensi penyuluhan yang dilaksanakan dimasingmasing Puskesmas. 7. Masih ada sarana pelayanan kesehatan dan praktek tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum memiliki izin operasional atau masa berlakunya izin sudah habis.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
220
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B. PEMECAHAN MASALAH :
1. Bagi tenaga fungsional yang tidak membuat DUPAK lebih dari 5 tahun akan diberhentikan sementara dari jabatan fungsional kesehatan. 2. Bimbingan teknis ke seluruh kelurahan siaga
dengan mengadakan
pertemuan yang pesertanya terdiri dari pengurus kelurahan siaga, kader, dan petugas puskesmas terkait serta meningkatkan pembinaan kepada bidan kelurahan siaga 3. Meningkatkan pendataan tentang Batra 4. Meningkatkan pembinaan kepada kader tentang upaya peningkatan kunjungan ke Posyandu 5. Puskesmas mendorong tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat yang representatif untuk satu Posyandu 6. Peningkatan penyebarluasan informasi kesehatan melalui media cetak seperti leaflet, brosur maupun foto kopi bahan penyuluhan. 7. Pembinaan pada sarana pelayanan kesehatan tentang ketentuan peraturan perundangan izin operasional sarana pelayanan kesehatan.
8.3. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) A. MASALAH
1. Cakupan imunisasi
pada anak sekolah
masih belum mencapai target
( 88.4 % ) belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan masih adanya beberapa sekolah dan orang tua murid yang menolak untuk pelaksanaan imunisasi ini. 2. Ditemukannya 1 kasus dipteri pada wilayah kerja Puskesmas Pegambiran . Dari hasil pemeriksaan labor salah satu sample menunjukkan hasil positif DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
221
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
positif yaitu pada kakek penderita. Dari
hasil pelacakan kelapangan
diketahui bahwa anak tersebut status imunisasinya tidak lengkap. 3. Cakupan ABJ rata – rata pada kelurahan sudah lebih dari 95 % akan tetapi masih ditemukan kasus DBD. 4. Masih tingginya kasus gigitan HPR di Kota Padang, ( 208 kasus dimana 2 diantaranya meninggal )
hal ini disebabkan oleh masih tingginya populasi
anjing serta masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk vaksinasi anjing. 5. Menigkatnya jumlah kasus HIV/AIDS memerlukan perhatian yang serius tidak hanya bagi Dinas Kesehatan tetapi juga dari Rumah Sakit, sektor terkait, lintas agama, LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS
dan
sebagainya. 6. Rendahnya cakupan penemuan penderita TB Paru ( 48.6 % ) dan BTA + yang masih dibawah target ( 62 % ) masih dibawah standar WHO ( 70 % ) . 7. Masih adanya
kasus – kasus PD3I seperti kasus
positif campak dan
diptheri. 8. Adanya kecenderungan peningkatan trend dari kasus – kasus penyakit tidak menular / degeneratif seperti Diabetes Mellitus dan Hypertensi, 9. Akses keluarga yang menggunakan air bersih masih rendah, baru 65,2 % sedangkan target air bersih untuk perkotaan 84 % . Perumahan sehat di kota Padang 71,8 % dari target yang diharapkan ( 75 % ), Cakupan saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) juga masih rendah yaitu baru 65,3 %. 10. Pencapaian TTU dan TPM yang memenuhi syarat masih kurang dari target yang diharapkan,
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
222
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Perlu sosialisasi dan koordinasi yang lebih intensif lagi dengan pihak sekolah melalui komite sekolah dan dinas terkait 2. Perlu peningkatan kewaspadaan terhadap KLB Dipteri melalui peningkatan cakupan imunisasi DPT di seluruh wilayah posyandu. 3. Diharapkan pemeriksaan jentik yang lebih valid tidak hanya oleh Jumantik juga dengan didampingi oleh Puskesmas secara berkala serta peningkatan sosialisasi tentang penyakit DBD dan perkembangannya. Disamping itu diperlukan pemberian abate pada beberapa tempat penampungan air yang tidak memungkinkan untuk dikuras. 4. Perlu perhatian yang lebih serius lagi dengan meningkatkan sosialisasi penanganan rabies serta meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam penanganan anjing terutama anjing liar. 5. Sosialisasi tentang penyakit ini perlu lebih ditingkatkan lagi untuk kewaspadaan
dan pencegahan terjadinya peningkatan kasus HIV/AIDS
serta peningkatan jasa konseling bagi masyarakat ( ODHA )
yang
membutuhkannya. 6. Penjaringan kasus TB Paru ini
akan lebih ditingkatkan lagi
melalui
peningkatan kerjasama dengan dokter praktek swasta, Rumah Sakit, PKK, , Aisyiah, BP4 dan melalui pemeriksaan awal Calon Jemaah Haji, sehingga penemuan kasus TB Paru dengan BTA + akan lebih banyak. Dengan demikian
diharapkan akan terjadi penurunan penularan
TB Paru BTA
positif. Kemudian penderita yang sudah ditemukan dengan BTA + diberi tambahan makanan ( susu ) disamping OAT yang di berikan .
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
223
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
7. Akan lebih di tingkatkan integrasi dan kerjasama lintas program sehingga angka kasus bisa ditekan. 8. Perlu penanganan yang lebih terpadu mulai dari promoptif dan preventif, sehingga angka kasus / kunjungan bisa di turunkan, 9. Diharapkan adanya peningkatan pencapaian dari indikator
kesehatan
lingkungan ini melalui kegiatan kelembagaan Pamsimas dan STBM di tingkat kelurahan 10. Diharapkan untuk masa akan datang adanya peningkatan sosialisasi, promosi dari DKK, Pusjkesmas, Lintas Sektor, PKK serta lembaga lain nya sehingga jumlah TTU dan TPM yang memenuhi syarat bisa lebih ditingkatkan.
8.4. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN A. MASALAH
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya persalinan 2. Masih rendahnya kualitas ANC, belum maksimalnya pelaksanaan kelas ibu hamil dan pelaksanaan P4K yang belum maksimal 3. Masih kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terutama BPS tentang manajemen laktasi dan inisiasi menyusui dini yang merupakan faktor penentu dalam keberhasilan ASI Eksklusif 4. Kurangnya pamplet/poster/leaflet untuk promosi ASI Eksklusif 5. Metoda pencatatan dan pelaporan ASI Eksklusif yang kurang akurat sehingga sumber data tidak maksimal
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
224
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
6. Belum adanya komitmen dari pemerintah daerah untuk membuat kebijakan
yang
mendukung
ibu
menyusui
yang
bekerja
untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. 7. Pelaksanaan UKS yang belum maksimal 8. Masih tingginya kasus kematian ibu dan bayi 9. Tidak adanya anggaran dana dari Pemko Padang untuk pelaksanaan pelatihan APN dan Penanganan Asfiksia – BBLR bagi bidan praktek swasta di tahun 2010 10. Rendahnya pencapaian D/S yaitu sebesar 57,9 % (-7,1%) 11. Daerah Kecamatan Rawan Gizi pada tahun 2009 merupakan daerah yang sama dengan untuk 2010. 12. Prevalensi status gizi BB/U dan BB/TB cendrung meningkat (2007-2010) 13. Dana PMT untuk balita gizi buruk tidak mencukupi sehingga PMT yang diberikan tidak sesuai dengan protap penanggulangan gizi buruk. 14. Masih ditemukan petugas yang belum memahami penentuan kasus gizi buruk 15. Tidak cukupnya timbangan digital setaip posyandu sehingga sweeping balita mengalami kendala, masih ditemukannya dacin yang tidak layak dipakai dan tidak akurat 16. Gudang tempat penyimpanan MP-ASI tidak dimiliki oleh Puskesmas. 17. Koordiansi lintas sektor dan lintas program masih kurang terutama dalam penanggulangan gizi buruk. 18. Data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) belum diolah secara optimal sehingga permasalahan diwilayah setempat belum teratasi dengan baik.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
225
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
19. Belum terlaksananya kegiatan sikat gigi massal di seluruh sekolah 20. Pelayanan kesehatan gigi, masih ada beberapa Puskesmas yang tinggi perbandingan tambal dengan cabut. 21. Cakupan pelayanan kesehatan Lansia pada beberapa Puskesmas masih jauh dari target yang ditetapkan. 22. Adanya
peralatan
kesehatan
gigi
yang
rusak
dan
tidak
dapat
dipergunakan dengan baik. 23. Format laporan yang berbeda-beda sehingga sulit direkap 24. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas pelayanan kesehatan tentang manajemen data. 25. Masih banyak rumah sakit yang tidak memberikan laporan rutin ke DKK Padang. 26. Masih ada pimpinan Puskesmas yang tidak memahami tentang tujuan pelaksanaan Lokmin.
B. PEMECAHAN MASALAH :
1. Adanya komitmen dari Puskesmas dan BPS untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan terhadap ibu nifas dan neonatus 2. Sistim pencatatan dan pelaporan data yang lebih akurat 3. Meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat tentang tanda-tanda ibu hamil risiko tinggi dan tanda bahaya dalam persalinan 4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan melalui pemanfaatan buku KIA dan penyuluhan pada kelas ibu hamil dan meningkatkan kualitas
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
226
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
pelaksanaan
Program
Perencanaan
Persalinan
dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) 5. Meningkatkan kegiatan-kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI) 6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan terutama bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan inisiasi menyusui dini 7. Meningkatkan
kualitas
pelaksanaan
kelas
ibu
hamil
dalam
mempersiapkan ibu hamil untuk memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya 8. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama keluarga tentang mamfaat pemberian ASI Eksklusif 9. Adanya komitmen dari pemerintah daerah dalam mendukung ibu menyusui yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya 10. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan DDTK balita 11. Penambahan pengadaan APE untuk Puskesmas 12. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan DDTK balita 13. Meningkatkan promosi penggunaan buku KIA 14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberikan Asuhan Persalinan Normal yang aman dan nyaman, serta penanganan bayi baru lahir melalui pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang berkualitas 15. Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke BPS dalam memberikan pelayanan yang sesuai standar praktek kebidanan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
227
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
16. Bekerja sama dengan organisasi Profesi Bidan (IBI) dalam swadaya dan swadana Pelatihan APN dan penanganan Bayi Baru Lahir dan Asfiksia, karena keterbatasan dana APBD untuk pelatihan 17. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program untuk mengatasi masalah gizi 18. Meningkatkan koordinasi tim SKPG dalam penanggulangan kecamatan rawan gizi dengan melibatkan lintas sektor dan program . 19. Meningkatkan kembali fungsi Puskesmas Nanggalo sebagai puskesmas rawat inap dan jalan bagi pasien balita gizi buruk. 20. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan khusus. 21. Meningkatkan
pembinaan
dan
monitoring
pelaksanaan
program
kesehatan khusus baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota. 22. Meningkatkan penyuluhan program kesehatan khusus baik di dalam maupun di luar Puskesmas. 23. Perlu dilakukan pemantapan & penyamaan persepsi tentang definisi operasional berbagai bentuk pelaporan melalui pertemuan-pertemuan. 24. Perlu
dilakukan
pertemuan
manajemen
Puskesmas
sehingga
pelaksanaan Lokmin lebih berkualitas
8.5. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN A. MASALAH
1. Untuk Pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang, sempat terhenti sementara pembangunannya karena belum selesainya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
228
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
2. Rencana pembangunan Puskesmas Pembantu Piai Tangah pada tanah Fasilitas Umum (Fasum). Ketika pembangunan akan dimulai, digugat oleh warga komplek perumahan karena tanah fasum tersebut akan dibangun Kantor Lurah yang rusak akibat Gempa 30 September 2009. 3. Karena keterlambatan keluarnya Petunjuk Teknis (Juknis) DAK sehingga berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan. Pada petunjuk teknis (juknis) kegiatan lebih ditekankan pada pembangunan fisik dan obat-obatan, tetapi yang telah direncanakan pada anggaran 2010, lebih banyak ke rehabilitasi baik
puskesmas
maupun
puskesmas
pembantu
karena
banyak
puskesmas/pustu yang rusak akibat gempa 30 September 2009. Hal ini agak sedikit menghambat pelaksanaan kegiatan karena perlu dilakukan lagi perubahan perencanaan pada anggaran perubahan tahun 2010. 4. Belum semua bangunan Puskesmas/Pustu yang rusak pasca gempa 30 September 2009 diperbaiki. Hal ini disebabkan belum ada anggaran untuk membangun/merehabilitasi semua bangunan-bangunan yang rusak. Hanya
beberapa
bangunan
yang
telah
dibantu
pembangunan
baru/rehabilitasi baik oleh Bank Mandiri, Batamindo, PNPM, Pemerintah AS maupun dari dana DAK Tahun anggaran 2009 dan 2010. 5. Masih ada pengelolaan obat di apotek swasta masih belum memenuhi ketentuan 6. Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 di Apotek serta pada jam buka apotek masih ada yang tidak mempunyai tenaga teknis farmasi dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien. 7. Masih ada makanan minuman yang tidak
mempunyai label Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT). DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
229
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
8. Masih ditemukan toko makanan-minuman/swalayan/distributor menjual makanan-minuman yang kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa dan rusak/tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang tidak memenuhi syarat/ tidak ada izin edar. 9. Sering terlambatnya pedoman teknis yang diberikan oleh Departemen Kesehatan ke Dinas Kesehatan Kota Padang dan adanya pemeriksaan dari BPK RI yang melarang kegiatan-kegiatan tertentu dari hasil auditnya sehingga puskesmas masih merasa ragu-ragu untuk dalam pemakaian dana serta sisa dana lama yang masih banyak.
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, dan akhirnya IMB diterbitkan oleh Dinas TRTB dan pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang dilanjutkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. Setelah diadakan koordinasi dengan Pihak Kelurahan, termasuk RT, RW dan masyarakat, akhirnya masyarakat setuju Puskesmas Pembantu Piai Tangah dibangun pada tanah fasum tersebut. 3. Beberapa kegiatan telah dilaksanakan sesudah RKPA ditetapkan. 4. Pelaksanaan kegiatan menunggu anggaran DAK Tahun 2011 5. Melakukan pembinaan ke pemilik Apotek 6. Sosialisasi Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 kepada pengelola Apotek 7. Pembinaan dan pelatihan sertifikasi produksi industri rumah tangga pangan 8. Melakukan razia terpadu dan penarikan produk yang tidak memenuhi syarat
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
230
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
9. Menggunakan petunjuk teknis yang lama sampai petunjuk teknis yang baru keluar atau berdasarkan surat edaran dari kementerian kesehatan.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
231
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
BAB IX PENUTUP
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, berisi kebijakan dan Program yang selanjutnya dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 46 kegiatan dalam 17 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, sebagian kegiatan lainnya yang dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain serta pihak lain yang berkompeten. Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2010 secara umum dapat berjalan dengan baik. Sebagian kegiatan tahun 2010 mempunyai kendala dan hambatan pelaksanaan kegiatannya, antara lain terlambatnya pencairan anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara
umum dapat
mengganggu pencapaian tingkat kinerja. Demikianlah laporan tahunan 2010 Dinas Kesehatan ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
232