BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan
penting di seluruh dunia adalah hipertensi, dikarenakan prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi merupakan penyebab kematian dini faktor risiko urutan ketiga. The Third Nacional Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan penyakit hipertensi mampu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%.1 Menurut laporan pertemuan WHO di Jenewa tahun 2002 didapatkan prevalensi penyakit hipertensi 15-37% dari populasi penduduk dewasa di dunia. Setengah dari populasi penduduk dunia yang berusia lebih dari 60 tahun menderita hipertensi. Angka Proportional Mortality Rate akibat hipertensi di seluruh dunia adalah 13% atau sekitar 7,1 juta kematian.2 Selain itu pada tahun 2001, WHO juga melaporkan penelitian di Bangladesh dan India dengan hasil prevalensi hipertensi 65% dari jumlah penduduknya, dengan prevalensi tertinggi pada penduduk di daerah perkotaan. Sesuai dengan data WHO bulan September 2011, disebutkan bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan 1,5 juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara.3
1
2
Hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia saat ini. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%,. Tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Hasil ini sesuai dengan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.4 Jawa Timur memiliki prevalensi Hipertensi sebesar 26,2%. Ini menunjukkan Jawa Timur prevalensi hipertensi melebihi prevalensi rata-rata di indonesia (25,8%).4 Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Klasifikasi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sedangkan tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Pemeriksaan tekanan darah secara berkala diperlukan untuk mendeteksi secara dini penyakit hipertensi.5 Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang mempunyai bebagai macam penyebab. Beberapa penelitian telah menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Syer Ree Tee dkk dalam
penelitiannya
menunjukkan usia, tingkat pendidikan, konsumsi alkohol dan Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan faktor risiko penting yang berhubungan dengan prevalensi hipertensi pada masyarakat pedesaan.6 Pada penelitian yang lain, faktor risiko
3
hipertensi dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.7 Selain faktor resiko hipertensi diatas, terdapat pula faktor geografis suatu daerah. MN. Bustan menyatakan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan masyarakat yang berada di daerah pegunungan.8 Salah satu penelitian yang dilakukan di desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang secara geografis dekat pantai, dihasilkan faktor-faktor yang terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah usia, riwayat keluarga, merokok, dan obesitas.9 Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang faktor risiko terjadinya hipertensi di puskesmas yang secara geografis jauh dari pantai dan jauh dari kota yang memiliki faktor risiko hipertensi tinggi yaitu puskesmas Kenduruan. Di Puskesmas Kenduruan, hipertensi menjadi penyakit nomer satu sebagai penyakit tidak menular. Peneliti mengambil daerah yang jauh dari pantai dan jauh dari pusat kota bertujuan untuk membedakan penelitian yang telah dilakukan oleh kartikasari pada tahun 2012 di Rembang. Penelitian yang dilakukan di puskesmas kenduruan ini, salah satu tujuannya yaitu ingin mengetahui faktor risiko apa yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi stage I ataupun stage II dan apakah ada perbedaan mengenai faktor risiko terhadap hipertensi stage I dan hipertensi stage II. Untuk selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi sehingga bermanfaat untuk pencegahan dan pengendalian hipertensi.
4
1.2
Permasalahan Penelitian Dari latar belakang yang dijabarkan di atas maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut : Apa faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Mengetahui faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap hipertensi
pada Pasien yang berobat di Puskesmas Kenduruan , Kabupaten Tuban, Jawa Timur. 1.3.2
Tujuan Khusus 1) Membuktikan usia sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 2) Membuktikan jenis kelamin sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 3) Membuktikan riwayat keluarga sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 4) Membuktikan kebiasaan mengkonsumsi garam (natrium) sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 5) Membuktikan kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
5
6) Membuktikan kebiasaan merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 7) Membuktikan obesitas sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 8) Membuktikan kurangnya olah raga sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 9) Membuktikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Dari Segi Kesehatan Memberikan informasi mengenai faktor-faktor risiko hipertensi pada
masyarakat di daerah pantai. 1.4.2
Dari Segi Keilmuan Diharapkan dapat memberikan saran dalam pencegahan hipertensi pada
masyarakat di daerah pantai. 1.4.3
Dari segi penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan referensi dalam
penelitian selanjutnya atau penelitian yang sejenis.
6
1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Orisinalitas penelitian No 1
Judul / Peneliti Agnesia Muarima Kartikasar. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang, 2012.9
Metode Penelitian Jenis dan design penelitian : Observasional dengan pendekatan case control. Subjek penelitian: Subjek dalam penelitian ini berjumlah 106 responden, yang terdiri dari 53 kasus dan 53 kontrol. Variabel bebas : Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, konsumsi natrium, lemak, merokok, obesitas, dan aktifitas fisik yang kurang. Variabel Terikat : Kejadian hipertensi
2
Chataut J, dkk. The prevalence of and risk factors for hypertension in adults living in central development Region of Nepal. Kathmandu Univ Med J. 2011;33(1):8-13.10
Design penelitian : Observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian : Subjek dalam penenlitian ini berjumlah 527 responden, yang terdiri dari 214 laki laki dan 313 perempuan di desa Bolde Nepal.
Hasil Penelitian Usia, riwayat keluarga, merokok dan obesitas adalah faktor risiko kejadian hipertensi.
Analisi bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan jenis kelamin, umur, aktivitas fisik, body mass Variabel bebas : Umur, aktivitas fisik, obesitas, indeks, merokok dan konsumsi merokok, konsumsi alkohol. alkohol. Variabel terikat :
Kejadian hipertensi.
7
No 3
Judul Achmad Choirun Ni’am, Berapa
Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi, 2010.11
Metode Design penelitian : Observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian : Subjek dalam penelitian ini adalah 35 orang sopir angkutan kota trayek Penggaron - Bukit Kencana. Variabel bebas : Umur, kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, dan kebiasaan minum kopi. Variabel terikat : Kejadian hipertensi. .
4.
Eva Puspita, dkk. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makasar, 2013.12
Design penelitian : Observasional dengan pendekatan case control. Subjek penelitian : Subjek dalam penelitian ini berjumlah 74 responden dengan 37 kasus dan 37 kontrol di Poliklinik RSUD Labuang Baji Makassar. Variable bebas : Umur , merokok dan obesitas. Variable terikat : Kejadian hipertensi.
5
Charbel El Bcheraoui, Ziad A. Memish, Marwa Tuffaha, et al., “Hypertension and Its Associated Risk Factors in the Kingdom of Saudi Arabia, 2013: A National Survey,” Internation al Journal of Hypertension, vol. 2014, Article ID 564679, 8 pages, 2014.13
Design penelitin : Cross sectional Subjek penelitian : Subjek dalam penelitian ini adalah 10,735 masyarakat saudi yang berumur lebih dari 15 tahun. Variabel bebas : Jenis kelamin, umur, obesitas, diabetes, hiperkolesterolemia, status perkawinan, tingkat pendidikan, merokok, konsumsi sayur dan buah-buahan, konsumsi daging merah dan daging ayam, aktivitas fisik. Variable terikat : Kejadian hipertensi
Hasil Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman berakohol, kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi pada sopir angkutan trayek PenggaronBukit Kencana. Faktor yang terbukti menjadi faktor risiko hipertensi yaitu umur, obesitas dan merokok bukan merupakan faktor risiko kejadian hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar. Faktor risiko hipertensi pada penelitian ini adalah laki-laki, umur , obesitas, diabetes, dan hiperkolesterole mia.
8
No 6.
Judul Syer Ree Tee dkk. The Prevalence Of Hypertension And Its Associated Risk Factors In Two Rural Communities In Penang, Malaysia. IeJSME 2010: 4(2): 27-40.6
Metode Design penelitin : Observasional dengan pendekatan cross sectional Subjek penelitian : Subjek penelitian ini berjumlah 268 responden dan dilakukan di Kampung Mutiara and Kampung Belakang Masjid Variabel bebas : Kelompok usia , status perkawinan , tingkat pendidikan, konsumsi alkohol , BMI, jenis kelamin, ras, status perkawinan , merokok, olahraga , rasio pinggang - pinggul dan pendapatan. Variable terikat : Kejadian hipertensi.
Hasil Faktor risiko hipertensi yang meyebabkan kejadian hipertensi adalah usia, tingkat pendidikan, konsumsi alkohol dan Indeks Masa Tubuh (IMT).
7.
Q Wei, J Sun, dkk. Prevalence of hypertension and associated risk factors in Dehui City of Jilin Province in China. Journal of Human Hypertension (2015) 29, 64–68.14
Design penelitin : Cross sectional Subjek penelitian : Subjek penelitian ini adalah 3778 orang di Dehui, Cina. Dengan laki-laki 1787 dan perempuan 1991. Variabel bebas : Umur, jenis kelamin, obesitas sentral, konsumsi alkohol, riwayat keluarga hipertensi, dislipidemia, tingkat edukasi atau pengetahuan, pekerjaan, diabetes, dan merokok. Variable terikat : Kejadian hipertensi
Faktor risiko hipertensi pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, obesitas sentral, konsumsi alkohol, riwayat keluarga hipertensi, dislipidemia, tingkat edukasi atau pengetahuan, dan pekerjaan. Namun merokok dan diabetes pada penelitian ini tidak menunjukkan statistik yang signifikan.
9
No
Judul
Metode
Hasil
8.
Reddy S S, Prabhu G R. Prevalence and Risk Factors of Hypertension in Adults in an Urban Slum, Tirupati, A.P. Indian J Community Med 2005;30:84-6.15
Design penelitin : Cross sectional Subjek penelitian : Sebjek penelitian ini adalah 1000 orang dengan rentang usia 20-60 tahun (500 laki-laki;500 wanita) yang tinggal di daerah kumuh perkotaan Tirupati, India Variabel bebas : Umur, jenis kelamin, riwayat keluarga penderita hipertensi, riwayat penyakir cardiovaskular, diabetes mellitus, konsumsi lemak, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik.
Tingginya prevalensi hipertensi ditemukan pada penderita yang memiliki riwayat penyakit cardiovaskuler, diabetes mellitus, riwayat keluarga hiertensi, merokok,umur lebih dari 50 tahun,konsumsi alkohol, sedikit olahraga, B.M.I.>25 , laki – laki, diet non vegetarian, dan konsumsi lemak jenuh. Pada penelitian ini melaporkan terdapat adanya hubungan kejadian hipertensi dengan umur, edukasi masyarakat, konsumsi alkohol,dan overweight atau obesity.
Variable terikat Kejadian hipertensi 9.
Sathya Prakash Manimunda, dkk. Association of hypertension with risk factors & hypertension related behaviour among the aboriginal Nicobarese tribe living in Car Nicobar Island, India. Indian J Med Res. 2011;133(3): 287–293.16
Design penelitin : Observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian : Subjek penelitian berjumlah 1270 responden di lakukan di Pulau car Nikobar India Variabel bebas : usia , pendidikan , tembakau , konsumsi alkohol dan status ketergantungan status gizi Variable terikat : Kejadian hipertensi.
10.
Gupta G.K, dkk. Prevalence risk factors and socio demographic co – relates of adolescent hypertension in district Ghaziabad.Indian Journal of community Health.2013;25(3):2 96-301.17
Design penelitin : Study cohort. Subjek penelitian : Subjek penelitian berjumlah 1314 responden byang berusia. Variabel bebas : tipe keluarga, pekerjaan, tingkat pendidikan, body mass indeks(BMI), kebiasaan merokok, aktivitas fisik, stress, konsumsi alcohol, konsumsi natrium, tipe diet, riwayat keluarga hipertensi. Variable terikat : Kejadian hipertensi.
Faktor risiko yang berpengaruh pada kejadian hipertensi yaitu tipe keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, BMI dan kebiasaan merokok.
10
Orisinalitas pada penelitian ini yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian dan variabel terikat. Tempat penelitian yang akan saya jadikan tempat penelitian berada di Puskesmas Kenduruan, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur dan variabel terikatnya hipertensi stage I dan hipertensi stage II.