BAB
I
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit
jantung
koroner
merupakan
penyebab
kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian pada
tahun
2012.
peningkatan
Angka
apabila
mortalitas
pada
mortalitas
ini
dibandingkan
tahun
2000,
mengalami
dengan
yaitu
dengan
angka 6
juta
kematian (WHO, 2012).Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner pada tahun 2013 adalah 1,5%, dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia 65-74 tahun. Provinsi
dengan
prevalensi
tertinggi
adalah
Nusa
Tenggara Timur (4,4%), Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%)(Depkes RI, 2013). Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner, yang di mana fungsinya
untuk
mengalirkan
darah
yang
mengandung
oksigen dan zat makanan ke otot jantung. Penyempitan ini
paling
sering
aterosklerosis.
diakibatkan
Berdasarkan
durasi,
oleh penyakit
karena jantung
koroner dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (STEMI) adalah salah
satu
jenis
penyakit
jantung
koroner
yang
1
2
mematikan. Di Amerika, 650.000 orang terkena STEMI baru dan
450.000
orang
terkena
STEMI
rekuren,
dengan
mortalitas dalam 30 hari mencapai 30% (Kasper et al., 2012). Untuk menurunkan angka prevalensi penyakit jantung koroner , maka faktor resiko mutlak harus dikendalikan, termasuk
dislipidemia
(Kasper
et
al.,
2012).
Terapi
yang dapat digunakan untuk dislipidemia adalah statin (Reiner et al., 2011). Statin adalah obat yang bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoAreductase, di mana enzim ini
berfungsi
mevalonat (Katzung
untuk
yang et
mengubah
selanjutnya
al.,
2012).
HMG
akan
CoA
menjadi
menjadi
Selain
itu,
asam
kolesterol
statin
dapat
menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit jantung baik pada prevensi primer maupun sekunder (Reiner et al., 2011). Dislipidemia lipid,
yang
penurunan
ditandai
kadar
peningkatan
adalah
High
small
(sdLDL)(Jellinger
gangguan dengan
Density
dense et
al.,
pada
metasbolisme
hipertrigliseridemia, Lipoprotein
Low
Density
2012).
(HDL),
dan
Lipoprotein
Menurut
National
Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel III (Pang et al., 2006), kadar normal HDL untuk usia ≥ 15 tahun adalah ≥ 40 mg/dl untuk laki-laki dan ≥ 50 mg/dl
3
untuk perempuan, kadar normal trigliserida untuk usia ≥ 15 tahun adalah < 150 mg/dl, dan kadar normal LDL untuk usia ≥ 15 tahun adalah < 100 mg/dl. Di Amerika, 33,6 juta orang (15 % populasi) dengan usia total
20
tahun
lebih
atau
dari
lebih
240
memiliki
mg/dl
(Roger
kadar et
kolesterol
al.,
2011).
Penelitian Kamso dan Purwantyastuti (2002) yang melihat prevalensi dislipidemia pada orang lanjut usia (55-85 tahun) di kota Padang menemukan lebih dari 50 % orang lanjut usia di Padang memiliki kadar kolesterol total ≥ 240 mg/dl dan LDL ≥ 160 mg/dl. Penelitan Kamso et al. lainnya (2005) terhadap 656 responden di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang) menemukan bahwa keadaan dislipidemia berat (kolesterol total ≥ 240 mg/dl ditemukan paling banyak di kota Padang dan Jakarta (≥ 56 %), diikuti oleh Bandung (52,2 %) dan Yogyakarta
(27,7
%).
Penelitian
Khairini
&
Sumiera
(2005) pada orang lanjut usia di Jakarta meneumukan bahwa wanita memiliki resiko 2-6 kali lebih besar untuk memiliki kolesterol total dan LDL yang tinggi dibanding pria. Dislipidemia
merupakan
faktor
resiko
beberapa
penyakit kronis dan berbahaya pada jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner (Jellinger et
4
al., 2012). Hubungan ini dapat terjadi karena adanya proses
aterosklerosis
yang
diakibatkan
oleh
dislipidemia. Menurut American Heart Association (AHA), aterosklerosis adalah proses terbentuknya plak lemak pada pembuluh darah. Plak lemak yang terbentuk pada arteri
koronaria
akan
menyebabkan
penyakit
jantung
koroner. Meniran
(Phyllanthus
niruri)
adalah
salah
satu
spesies dari genus Phyllanthus, family Euphorbiaceae (Sarin
et
al.,
2014).
Phyllanthus
niruri
memiliki
karakteristik tinggi 30-60 cm, batang yang bercabang pada
bagian
bawah
dan
memiliki
daun
dengan
jumlah
banyak. Tanaman ini dapat ditemukan di daerah tropis dan
subtropis
(Paithankar
dari
et
al.,
benua
Asia,
2011).
Di
Amerika, Indonesia
dan
China
sendiri,
meniran digunakan dalam jamu tradisional (Bagalkotkar et al., 2006). Phyllanthus niruri telah banyak diteliti dan beberapa kegunaannya telah diketahui, seperti dalam terapi urolithiasis dan nephrolithiasis (Boim et al., 2010), sirosis hepatis dan infeksi hepatitis B kronis (Dhiman & Chawla, 2005), diabetes mellitus (Okoli et al., 2011) dan HIV (Naik & Juvekar, 2002). Phyllanthus
niruri
memiliki
beberapa
konstituen
yang dapat membantu memperbaiki kadar profil lipid pada
5
orang
dengan
dislipidemia,
salah
satunya
adalah
flavonoid. Flavonoid, terutama quercetin memiliki efek memperbaiki dislipidemia dengan menstimulasi lipolisis, meningkatkan
beta
oksidasi
dari
lipid
dan
dapat
memperkecil lesi aterosklerosis yang ada pada pembuluh darah
(Salvamani
et
al.,
2013).
Sterol
dapat
menurunkan absorbsi kolesterol dari diet (Pang et al., 2006).
Zat-zat
kolesterol
lain
dan
yang
lipid
dapat
adalah
menurunkan
tanin,
saponin
kadar dan
terpenoid (Salvamani et al., 2014). Oleh karena hal tersebut,
peneliti
ingin
melihat
apakah
Phyllanthus
niruri dapat menurunkan angka kejadian aterosklerosis, dengan melihat rasio tebal dinding terhadap jari-jari koronaria
dan
rasio
luas
lumen
terhadap
luas
total
arteri koronaria. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
rumusan
masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah
Phyllanthus
niruri
dapat
mencegah
pembentukan plak aterosklerosis dilihat dari rasio tebal dinding terhadap jari-jari dan rasio
luas
koronaria?
lumen
terhadap
luas
total
6
2. Apakah
Phyllanthus
menurunkan
rasio
niruri
tebal
dapat
dinding
lebih
terhadap
jari-jari dan lebih meningkatkan rasio luas lumen
terhadap
luas
total
koronaria
dibanding Simvastatin?
I.3 Keaslian Penelitian Penelitian
manfaat
ekstrak
etanol
Phyllanthus
niruri terhadap pencegahan aterosklerosis pada arteri koronaria belum pernah dilakukan. Penelitian Fahri et al. (2005) hanya menyelidiki tentang efek Phyllanthus niruri terhadap kadar lipid dan kolesterol, namun tidak sampai menyelidiki hingga efeknya terhadap pencegahan aterosklerosis. dilakukan kadar
oleh
Sama Kahono
trigliserida,
halnya (2010) namun
dengan yang tidak
penelitian hanya
yang
menyelidiki
melihat
efeknya
terhadap arteri koronaria.
I.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah Phyllanthus niruri dapat mencegah pembentukan plak aterosklerosis dilihat dari rasio tebal dinding terhadap jari-jari dan rasio luas lumen terhadap luas total koronaria?
7
2. Untuk mengetahui apakah Phyllanthus niruri dapat lebih
menurunkan
rasio
tebal
dinding
terhadap
jari-jari dan lebih meningkatkan rasio luas lumen terhadap
luas
total
koronaria
dibanding
Simvastatin?
I.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh Phyllanthus niruri
terhadap
kejadian
aterosklerosis
arteri
koroner dapat memberikan manfaat, berupa : 1. Ilmu pengetahuan Menyediakan tambahan informasi berkaitan dengan komplikasi diminimalisir
dari dan
dislipidemia penyakit
yang
jantung
dapat
koroner
yang
dapat dicegah dengan pemberian suatu ekstrak tanaman yang mudah dijangkau serta dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya. 2. Klinisi Menyediakan
informasi
farmakologis
yang
pencegahan
penyakit
meminimalkan
dapat
mortalitas
penyakit jantung koroner.
pilihan
digunakan jantung dan
terapi
sebagai
non
terapi
koroner
serta
morbiditas
akibat
8
3. Pasien Menyediakan
informasi
yang
berkaitan
dengan
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner, serta bagaimana mencegah
cara
mengendalikan
penyakit
jantung
dislipidemia
koroner
tanaman yang lebih mudah dijangkau.
dengan
serta ekstrak