BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan kenaikan jumlah penduduk dari periode
tertentu di suatu daerah, akibat jumlah kelahiran semakin yang meningkat (Badan Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk di Indonesia dari tahun 1971 sampai tahun 2010. Ditahun 1971 jumlah penduduk Indonesia mencapai 119.208.229 jiwa, tahun 1990 sejumlah 179.378.946 jiwa, tahun 2000 sejumlah 206,246.595 jiwa dan ditahun 2010 sejumlah 237.641.326 jiwa. 250.000.000 200.000.000 150.000.000 Petumbuhan Penduduk
100.000.000 50.000.000 0 1971 1980 1990 1995 2000 2010
Sumbe : BPS, 2010.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Tahun 2010. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang berkualitas atau minimal kebutuhan hidup primer seperti sandang, papan, pangan, sarana kesehatan serta lapangan pekerjaan akan menyebabkan banyak permasalahan kependudukan diantaranya kelaparan, kemiskinan, pengangguran dan gizi buruk (Mantra, 2003). Pertumbuhan jumlah penduduk identik dengan
1
peningkatan jumlah kelahiran, dimana pertumbuhan jumlah penduduk disebabkan karena banyaknya angka kelahiran disuatu wilayah tertentu. Menurunkan angka kelahiran merupakan cara untuk mengatasi pertubuhan penduduk (Riyantoko, 2011). Pemerintah Indonesia dalam mengatasi peningkatan angka kelahiran yang dapat menyebabkan ledakan pertumbuhan penduduk menggunakan kebijakan program keluarga berencana (KB). Menurut undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Indonesia. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Program ini diarahkan sebagai upaya untuk pengendalian kuantitas penduduk untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam, maupun daya dukung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penggunaan alat kontrasepsi dan angka kelahiran total beberapa provinsi di Indonesia tahun 2007 dan tahun 2012. Kenaikan angka prevalensi kontrasepsi seharusnya menurunkan angka kelahiran total, akan tetapi angka kelahiran total beberapa provinsi di Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan data SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan angka prevelensi kontrasepsi, tetapi angka kelahiran total mengalami kenaikan yaitu Provinsi Riau,
2
Sumatera Selatan, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat. Tabel 1.1 Provinsi yang mengalami kenaikan CPR dan TFR di Indonesia tahun 2007 dan tahun 2012. TFR
CPR
(Angka Kelahiran Total)
(Angka prevalensi Kontrasepsi)
Provinsi
2007
2012
2007
2012
Riau
2,7
2,9
56,7
61,1
Sumatera Selatan
2,7
2,8
64,8
67,6
DI Yogyakarta
1,8
2,1
66,9
69,9
Kalimantan Barat
2,8
3,1
62,7
65,1
Kalimantan Timur
2,7
2,8
59,2
60,1
Sulawesi Barat
3,5
3,6
45,4
52,2
Sumber: SDKI, tahun 2012
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan angka kelahiran total beberapa provinsi di Indonesia tahun 2007 dan tahun 2012. Penurunan angka prevalensi kontrasepsi seharusnya meningkatkan angka kelahiran total, akan tetapi angka kelahiran total mengalami penurunan. Berdasarkan data SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami penurunan angka prevelensi kontrasepsi tetapi angka kelahiran total mengalami penurunan yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Riau, Banten, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
3
Tabel 1.2 Provinsi yang mengalami penurunan CPR dan TRF di Indonesia tahun 2007 dan tahun 2012. TFR
CPR
(Angka Kelahiran Total)
(Angka prevalensi kontrasepsi)
Provinsi
2007
2012
2007
2012
Sumatera Barat
3,4
2,8
59,9
56,9
Bengkulu
2,4
2,2
74,0
64,2
Kepulauan Riau
3,1
2,6
57,6
53,1
Banten
2,6
2,5
57,4
48,0
Sulawesi Utara
2,8
2,6
69,3
68,9
Sulawesi Tengah
3,3
3,2
63,6
55,7
Sumber : SDKI, 2012
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi tidak konsistensi antara penggunaan alat kontrasepsi terhadap angka kelahiran total. Secara teoritis penggunaan kontrasepsi yang meningkat dapat menurunkan angka fertilitas, dan penggunaan kontrasepsi yang menurun maka akan meningkatkan angka fertilitas. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia terhadap penurunan fertilitas. Data yang digunakan untuk analisa ini, merupakan data sekunder yang diambil dari data SDKI 2007, 2012 dan BPS 2008 dan 2011. Pengambilan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia atas kerjasama BKKBN, BPS dan Departement Kesehatan RI. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia dilakukan di seluruh provinsi untuk mendapatkan data yang menyangkut demografi, kesehatan dll. Berdasarkan uraian dari latar belakan diatas maka
4
penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Angka Prevalensi Kontrasepsi Terhadap Angka Kelahiran Total di Indonesia Tahun 2012.” 1.2. Rumusan Masalah Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia dengan menurunkan angka kelahiran total. Metode yang dilakukan untuk menurunkan angka kelahiran total salah satunya yaitu penggunaan alat kontrasepsi yang direncanakan oleh BKKBN dengan program keluarga berencana. Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) ada beberapa provinsi di Indonesia mengalami peningkatan angka kelahiran total tahun 2012, akan tetapi angka prevalensi kontrasepsi mengalami peningkatan. Beberapa provinsi di Indonesia mengalami penurunan angka prevalensi kontrasepsi tetapi angka kelahiran total mengalami penurunan. Seharusnya semakin tinggi angka penggunaan alat kontrasepsi, maka angka kelahiran total semakin menurun atau sebaliknya. Apabila penggunaan alat kontrasepsi tidak berpengaruh terhadap angka kelahiran total di Indonesia, maka akan mempengaruhi keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, memiliki permasalahan inti yaitu: 1. Apakah angka prevalensi kontrasepsi berpengaruh terhadap angka kelahiran total di Indonesia tahun 2012 ? 2. Apakah faktor lain yang berpengaruh terhadap angka kelahiran total di Indonesia tahun 2012 ? 5
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan khusus untuk : 1.
Mengetahui pengaruh angka prevalensi kontrasepsi terhadap angka kelahiran total di Indonesia tahun 2012.
2.
Mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap angka keahiran total tahun 2012.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1.
Memberikan informasi mengenai analisis penggunaan kontrasepsi terhadap angka kelahiran total.
2.
Memberikan sumbangan bagi pengembang ilmu pengetahuan yaitu menambah bahan bacaan yang terkait dengan pengaruh penggunaan alat kontrasepsi terhadap angka kelahiran total.
3.
Sebagai bahan informasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan tentang program keluarga berencana (KB).
6