BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan gizi lebih dapat terjadi pada semua tahap usia mulai dari anak anak, remaja, hingga dewasa. Sebagian masyarakat masih berpandangan bahwa kelebihan berat pada anak bukan merupakan suatu permasalahan, padahal hal tersebut berisiko tinggi terhadap anak untuk terserang penyakit serta mengurangi rasa percaya diri pada anak (Hapisah, 2015). Ancaman terburuk untuk anak atau balita yang mengalami gizi lebih dan obesitas akan tetap mengalami gizi lebih dan obesitas pada masa dewasa yang berisiko menderita penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus tipe 2, dan penyakit kardiovaskular di usia lebih muda (WHO, 2012). Kejadian gizi lebih pada kelompok usia dewasa lebih tinggi dibanding pada kelompok anak–anak, namun pada beberapa negara telah terlihat peningkatan kejadian gizi lebih yang sangat cepat terjadi pada kelompok anak - anak dibandingkan kelompok usia dewasa (Popkin et al, 2006). Bahkan WHO menyebut gizi lebih dan obesitas pada anak adalah salah satu tantangan kesehatan masyarakat paling serius di abad 21. Secara global, pada tahun 2010 diperkirakan 43 juta anak prasekolah mengalami gizi lebih yang meningkat sebesar 60% sejak tahun 1990. Sebesar 35 Juta anak usia prasekolah yang mengalami gizi lebih dan obesitas dari total 43 juta tersebut tinggal di negara berkembang (de Onis et al., 2010). Berdasarkan data
1
2
kejadian gizi lebih tersebut, gizi lebih pada anak usia prasekolah sangat perlu mendapatkan perhatian terutama pada negara berkembang. Beberapa penelitian mengungkapkan kejadian gizi lebih dan obesitas pada anak prasekolah cenderung terjadi peningkatan kejadian yang cukup besar yaitu sebesar 31% (Sartika ,2011; Yussac,2007). Peningkatan derajat pendapatan pada negara miskin mempengaruhi perubahan diet dari makanan tradisional ke makanan barat dan menyebabkan meningkatnya obesitas (Popkin et al., 2012). Meskipun kelaparan masih menjadi masalah dari sebagian negara di Asia, namun peningkatan kejadian gizi lebih pada anak prasekolah secara dramatis juga terjadi bersamaan dengan itu. Sebesar 17,7 juta anak usia prasekolah di Asia mengalami obesitas pada tahun 2010 yang meningkat sebesar 53% sejak tahun 1990 (de Onis, 2010). Indonesia sendiri tentu mengalami masalah yang sama terkait dengan obesitas pada anak usia prasekolah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi nasional anak yang mengalami obesitas mengalami peningkatan yang cukup berarti dari tahun ke tahun. Tahun 2007 sebesar 4,3%, kemudian meningkat 5,8% pada tahun 2010 dan menjadi 8,8% pada tahun 2013. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar daerah (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi gizi lebih pada balita di provinsi Bali malah melebihi prevalensi nasional yaitu sebesar 4,7%. Denpasar memiliki prevalensi tertinggi pada saat itu dibanding kabupaten lain, sebesar 8,6%. Terjadi peningkatan pada hasil riset kesehatan dasar daerah pada tahun 2013 yaitu prevalensi gizi lebih pada balita sebesar 5,5%. Denpasar masih menduduki peringkat 5 besar kabupaten di Bali dengan prevalensi balita dengan
3
gizi lebih sebesar 7,6%. Pada tahun 2014 dikatakan gizi lebih pada balita perlu mendapatkan perhatian khusus. Berdasarkan data profil kesehatan provinsi Bali 2014, prevalensi gizi lebih balita di provinsi Bali sebesar 5,5% yang lebih besar dari nasional yaitu, 4,5%. Kejadian gizi lebih akan terus meningkat seiring dengan pola hidup yang semakin tidak sehat. Pencegahan sejak usia dini perlu dilakukan agar pada fase usia selanjutnya tidak semakin memburuk. Penelitian Suastiti pada tahun 2011 menyebutkan status gizi lebih pada anak baru masuk sekolah sebesar 26,70% lebih besar dari status gizi kurus pada anak baru sekolah yaitu sebesar 14,00%. Melihat prevalensi gizi lebih pada anak yang terus meningkat dari tahun ke tahun maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran dan faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak – kanak. Penelitian dilakukan di Kecamatan Denpasar Barat karena jumlah Taman Kanak – kanak di kecamatan tersebut paling banyak yaitu sejumlah 81 Taman Kanak – kanak. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun masalah utama yang terdapat dalam penelitian ini yaitu gambaran kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak dan faktor yang mempengaruhi kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak di kecamatan Denpasar Barat.
Pertanyaan Penelitian
4
Pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut 1.
Bagaimana gambaran kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak di kecamatan Denpasar Barat?
2.
Apakah jenis kelamin berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
3.
Apakah pemberian ASI ekslusif berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
4.
Apakah status gizi ibu berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
5.
Apakah pola konsumsi fast food berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
6.
Apakah pola konsumsi makanan kaleng berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
7.
Apakah pola konsumsi soft drink berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
8.
Apakah aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
9.
Apakah sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak?
Tujuan Penelitian
5
1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak di Kecamatan Denpasar Barat. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1.
Untuk mengetahui gambaran kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak kanak
2.
Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak
3.
Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI ekslusif terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak
4.
Untuk mengetahui hubungan status gizi ibu terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak
5.
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi fast food terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak – kanak
6.
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan kaleng terhadap kejadian gizi lebih pada siswa taman kanak – kanak
7.
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi soft drink terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak
8.
Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak – kanak
9.
Untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi terhadap kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak – kanak
6
Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah yang menyangkut bidang kesehatan masyarakat khususnya mengenai gambaran kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak serta faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 1.5.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi dinas kesehatan atau puskesmas dalam pengembangan program penanggulangan gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak, sehingga dapat menjadi pencegahan sejak dini untuk obesitas di fase usia selanjutnya. 2. Bagi Masyarakat Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai risiko kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahan, agar berprilaku sehat sejak usia dini. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang kesehatan masyarakat untuk mengetahui gambaran kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak dan faktor apa yang mempengaruhi kejadian gizi lebih pada siswa Taman Kanak - kanak di Kecamatan Denpasar Barat.