BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dunia pariwisata telah menjadi industri yang mendunia di zaman modern sekarang ini. Pada awalnya orang biasa menetap di suatu tempat. Perjalanan hanya dilakukan untuk mencari makanan dan menghindari bahaya. Seiring perjalanan waktu, berbagai daerah di berbagai belahan dunia melakukan perjalanan. Pada puncak masa kekaisaran di Mesir, perjalanan untuk kepentingan bisnis maupun kesenangan mulai berkembang yaitu seperti penyelenggaraan festival – festival kerakyatan di berbagai tempat. Kegiatan perjalanan juga berkembang pada zaman Romawi karena beberapa alasan seperti rangsangan pertumbuhan perdagangan dan munculnya kalangan menengah yang memiliki cukup uang untuk melakukan perjalanan
(Mill,
2000) Sejak dulu Indonesia telah disambangi banyak negara – negara penjelajah seperti bangsa Eropa yaitu Belanda dan Portugis. Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak dikunjungi oleh para pedagang di masa lampau terutama dalam sektor perdagangan rempah – rempah. Memasuki masa modern, munculah istilah yang kini dikenal dengan nama pariwisata. Itulah kata yang dipakai untunku mengungkapkan perjalanan sesorang. Pelakunya disebut wisatawan. Seseorang yang bepergian ke luar juga belum dapat dikatakan sebagai wisatawan bila tidak memenuhi syarat tertentu. Salah
1
2
satunya adalah ketika seseorang tidak datang untuk bekerja atau untuk mencari pendidikan maka dapat disebut sebagai wisatawan. Berbagai macam motivasi wisatawan mewarnai dasar kunjungan wisatawan ke suatu tempat. Dalam Gray via Ross ( 1998), pada dasarnya wisatawan memiliki dua motivasi dalam berwisata yaitu keinginan bertualang dan keinginan mendapat sinar matahari. Namun menurut Dann via Ross ( 1998) , banyak dari apa yang ‘dinamakan’ penelitian motivasi pada dasarnya belum menyentuh pertanyaan yang mendasar, yakni apa sebenarnya alasan utama orang melakukan perjalanan. Mayo dan Jarvis (1981) menelaah ulang karya McIntosch via Ross (1998) yang mengatakan bahwa motivasi untuk berpariwisata salah satunya adalah motivasi fisik yaitu motivasi yang berhubungan dengan istirahat fisik, ikut berolahraga, rekreasi pantai, hiburan yang membuat tubuh tidak tegang, dan pertimbangan kesehatan.Motivasi fisik ini menjadi salah satu dasar dalam penelitian ini yaitu dalam hal pertimbangan kesehatan. Merapi Farma Herbal merupakan salah satu objek wisata yang melakukan penekanan terhadap kesehatan. Tempat ini merupakan salah satu lokasi apotek hidup yang diketahui di daerah Yogyakarta berdiri hingga saat ini. Merapi Farma Herbal menyediakan berbagai fasilitas permainan anak – anak, pelayanan edukasi herbal, pembenihan tumbuhan herbal hingga penjualan jamu – jamuan tradisional. Dalam perjalanannya, pendiri memiliki tujuan untuk mengenalkan manfaat tumbuhan herbal kepada khalayak ramai
karena
3
menurut beliau dewasa ini sangat sedikit anak muda maupun orang dewasa yang mengetahui besarnya manfaat herbal. Pengaruh gaya hidup instan menjadi salah satu pemicunya. Menurut beliau kebanyakan pengunjung yang datang “berwisata” adalah karena sudah memiliki sakit yang parah dan tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan modern. Alasan ini berhubungan dengan pendapat Dann. Menyikapi pendapat Dann lebih lanjut, beliau mendeskripsikan motivasi para wisatawan untuk berwisata dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong adalah faktor yang membuat kita ingin bepergian sementara faktor penarik adalah faktor yang mempengaruhi kemana wisatawan akan pergi setelah ada keinginan awal untuk bepergian. Keinginan wisatawan untuk sehat mendorong mereka untuk melakukan wisata herbal. Melalui hasil penelitian lebih lanjut ingin diketahui apa saja faktor penarik dan pendorong wisatawan untuk mengunjungi Merapi Farma Herbal dan motivasi wisatawan berkunjung ke Merapi Farma Herbal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang ditemukan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut : 1. Apa motivasi wisatawan berkunjung ke wisata herbal di Merapi Farma Herbal ? 2. Apa faktor pendorong dan faktor penarik wisatawan untuk berkunjung ke wisata herbal di Merapi Farma Herbal ?
4
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui motivasi kunjungan wisatawan terhadap wisata herbal di Merapi Farma Herbal. 2. Mengetahui faktor pendorong dan faktor penarik wisatawan untuk berkunjung ke wisata herbal di Merapi Farma Herbal. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah di bidang keilmuan akademik dan pemahaman lebih mendalam mengenai kekayaan herbal sebagai salah satu keanekaragaman hayati pariwisata Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Menjadi salah satu objek wisata pilihan bagi wisatawan dalam maupun luar negeri sehingga dapat mengenalkan herbal Indonesia seperti yang diharapkan oleh pemilik Merapi Farma Herbal. b. Menjadi bahan pembenahan pengelola objek wisata untuk meningkatkan pelayanannya lebih baik lagi. c. Mengenalkan kekayaan alam Indonesia kepada wisatawan.
5
1.5 Tinjauan Pustaka
Motivasi wisatawan terhadap suatu objek wisata telah mendapat perhatian bagi banyak peneliti – peneliti di dalam maupun luar negeri. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan terhadap suatu objek wisata. Dalam bagian ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang motivasi – motivasi wisatawan terhadap suatu objek wisata. Beberapa hasil penelitian tersebut diantaranya : 1. Dalam penelitiannya, Nur Budhi Puji Wibowo (2010) yaitu Pengaruh Motivasi Wisata, Persepsi Tentang Daya Tarik Destinasi Dan Kualitas Pelayanan Wisata Terhadap Lama Tinggal di Provinsi DIY menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara motivasi wisata, persepsi wisatawan tentang daya tarik destinasi serta kualitas pelayanan wisata secara bersama – sama terhadap lama tinggal wisatawan khusus untuk wisatawan asing. Hal ini menginformasikan bahwa kunjungan wisatawan terhadap suatu objek wisata dapat disebabkan oleh daya tariknya. Dalam hal ini Wibowo mengambil koresponden dari wisatawan lokal dan mancanegara yang berwisata di DIY. 2. Harti Buryaningsih (2009) melakukan penelitian dengan judul Agrowisata Salak Pondoh Sebagai Daya Tarik Pariwisata Di Desa Wisata Garongan mendapati bahwa kunjungan wisatawan terhadap Desa Wisata Garongan didominasi oleh karya wisata (study tour) siswa sekolah dan pelatihan budi daya ikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu motivasi kunjungan wisatawan terhadap objek wisata adalah dengan tujuan edukasi dan
6
aktivitas massal seperti outbond (outbound). Ditelaah lebih lanjut, kegiatan outbond sebenarnya dibuat untuk melatih kekompakan dan relaksasi. 3. Inayatulah Ilah Nashrudin (2011) dalam tesisnya Pengaruh Kualitas Produk Kuliner Terhadap Motivasi Kunjungan Wisatawan Di Lesehan Malioboro menyimpulkan bahwa hubungan antara kualitas kuliner dan motivasi kunjungan tidak signifikan. Penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi berkunjung wisatawan terhadap Malioboro lebih dipengaruhi oleh keterikan Lesehan Malioboro dengan kawasan Malioboro secara utuh yang merupakan ikon pariwisata Yogyakarta. 4. Dalam penelitiannya, Pratiwi Juniar Achmad Gani (2012) dengan judul Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Dan Motivasi Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara Di Kawasan Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba mendapati bahwa kawasan tersebut memiliki kualitas produk wisata yang kurang baik sehingga kurang memuaskan wisatawan. Hal ini membuat kurangnya motivasi wisatawan mancanegara untuk kembali mengunjungi daerah tersebut. Lebih lanjut ditemukan bahwa hal yang paling mempengaruhi motivasi kunjungan wisatawan secara langsung adalah kualitas aksesbilitas atau tingkat pencapaian, kualitas pelayanan atau sumber daya manusia, kualitas atraksi, kualitas amenitas, dan kualitas harga. 5. Dilla Pratiyudha Sayangbatti (2011) dalam penelitiannya Motivasi Dan Persepsi Wisatawan Tentang Daya Tarik Destinasi Terhadap Minat Kunjungan Kembali Di Kota Wisata Batu menyimpulkan bahwa motivasi wisatawan yang
7
menonjol adalah ingin menenangkan diri, menikmati keindahan alam, mencari tempat baru yang lebih nyaman, dan melakukan aktivitas baru yang menimbulkan ketenangan / keamanan.
1.6 Landasan Teori a) Wisata Herbal Menurut Undang – Undang Pemerintah Nomor 10 Tahun 2009 mengenai Kepariwisataan, wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara.1 Sementara pengertian herbal, atau herb dalam bahasa Inggris, menurut Wikipedia adalah tanaman atau tumbuhan yang memiliki kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Jadi wisata herbal adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi,
atau
mempelajari
daya
tarik
wisata
yang
dikunjunginya dalam jangka waktu sementara yang dalam hal ini berhubungan dengan tumbuhan obat.2 Wisata herbal sendiri belum begitu banyak dikembangkan di Indonesia. Herbal sebagai salah daya tarik wisata memang sangat menarik 1
Diakses di http://kunaruh.blogspot.com/2013/02/pengertianasastujuan‐dari‐wisata.html pada hari Jumat, 28 Februari 2014 pukul 08.38. 2 Diakses di http://www.anneahira.com/pengertian‐herbal.htm pada hari Jumat, 28 Februari pukul 08.49.
8
untuk dikembangkan mengingat herbal sendiri merupakan warisan budaya Indonesia sejak zaman nenek moyang. Seiring perkembangan zaman, herbal kini
dikemas
menjadi
lebih
menarik
dengan
beradaptasi
dengan
kecenderungan dunia saat ini. Kebutuhan dan keinginan masyrakat dunia saat ini akan berwisata menjadi salah satu dasar berkembangnya wisata herbal dewasa ini. b) Motivasi Wisata Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan pemicu dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan tersebut. Sharple (1994) ; Wahab (1975 via Pitana, 2005). Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar diri seseorang. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan/keinginan dari manusia yang ingin dicapai, sesuai dengan teori hierarki kebutuhan Maslow. Maslow via Pitana (2005) membagi kebutuhan manusia menjadi lima unsur utama hierarki kebutuhan manusia yaitu : a. Kebutuhan Fisiologis b. Kebutuhan Keamanan c. Kebutuhan Sosial d. Kebutuhan Prestise e. Aktualisasi Diri
9
Dalam perjalanannya, sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang calon wisatawan terlebih dahulu melakukan sebuah proses mental, untuk sampai kepada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, ke mana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya (Pitana, 2005). Proses pengambilan keputusan sangat penting dalam hal ini. Pitana (2005) mengatakan ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan di atas, antara lain sebagai berikut : 1. Karakteristik wisatawan. 2. Kesadaran akan manfaat perjalanan. 3. Gambaran perjalanan. 4. Keunggulan daerah tujuan wisata. Atas dasar teori Maslow sebelumnya, Dann (1977 via Pitana, 2005) melaporkan temuannya bahwa kebutuhan sosial (social needs) dan kebutuhan penghargaan (esteem needs) memegang peran penting, yang termasuk di dalamnya keinginan rasa diterima oleh masyarakat dan rasa ingin dihargai. Dann menemukan bahwa motivasi orang melakukan perjalanan adalah karena dua faktor yaitu : a. Faktor Pendorong : faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. 1. Anomie (Anomie) : Kebutuhan untuk berinteraksi sosial dengan yang tidak ditemui di tempat tinggalnya.
10
2. Memperbesar Ego (Ego-enchancement) : Kebutuhan untuk diakui, melemaskan otot/syaraf. b. Faktor Penarik : faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Kemana akan pergi. Menurut Dann masyarakat hidup dalam masyarakat anomi dan ini menumbuhkan kebutuhan dalam diri seseorang untuk melakukan interaksi sosial yang jauh dari lingkungan rumah. Krippendorf (1987 via Ross, 1998) menemukan ada beberapa motif yang mendorong seseorang untuk bepergian. Krippendorf menguraikan delapan motivasi perjalanan dalam tulisan – tulisannya tentang pariwisata. Perjalanan tersebut dilakukan untuk : 1. Pemulihan dan pembaharuan jiwa. 2. Kompensasi dan integrasi sosial. 3. Pelarian. 4. Komunikasi. 5. Kebebasan. 6. Menentukan nasib. 7. Kebahagiaan. 8. Perluasan Wawasan
11
Poin
pemulihan
dan
pembaharuan
jiwa,
kebebasan,
dan
kebahagiaan termasuk dalam opsi relaksasi, kesehatan, berpartisipasi dalam keg. olahraga, dan bersantai. Motivasi pelarian masuk dalam opsi mendapatkan suasana yang berbeda dengan keseharian dan mendapatkan kepuasan batin. Perluasan wawasan, kompensasi dan integrasi sosial, dan menentukan nasib masuk dalam opsi motivasi lain – lain. Komunikasi masuk dalam opsi mengunjungi teman/keluarga atau menemui mitra kerja, dan menentukan nasib masuk dalam opsi melakukan hobi yang berbeda dengan orang lain, menggali potensi diri, atau mengembangkan diri dengan kegiatan tertentu. 1.7 Metode Penelitian a) Cara Pengumpulan Data Pengumpulan / Koleksi data yang didapatkan harus sesuai dengan tujuan penelitian untuk menjamin keberlangsungan penelitian ( Sarwono, 2006 ) a. Kuesioner Kuesioner ini disebarkan kepada 94 orang sampel acak yang digunakan sebagai data. Kuesioner berisikan profil wisatawan, pertanyaan seputar motivasi dan faktor penarik pendorong wisatawan hingga saran kepada Merapi Farma Herbal. Kuesioner adalah instrumen survei untuk mendapatkan datanya (Jogiyanto, 2008 )
12
b. Wawancara Wawancara dilakukan kepada Bapak Sidik Raharjo selaku pemilik Merapi Farma Herbal untuk mendapatkan data seputar destinasi dan sejumlah wisatawan untuk menjamin kelengkapan dan keakuratan data yang diperlukan. c. Observasi Cara ini dilakukan dengan berjaga – jaga di waktu operasional Merapi Farma Herbal. Mengamati kondisi sekitar dan arus datang dan pergi wisatawan dari Merapi Farma Herbal. Observasi
juga
dilakukan
untuk
mengamati
pergerakan
wisatawan Merapi Farma Herbal untuk melihat aktivitas apa saja yang dilakukan di lokasi. b) Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif. Analisis deskriptif adalah mentransformasi data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan; serta menyusun, memanipulasi, dan menyajikan supaya menjadi suatu informasi.(Kusmayadi, 2000). Travers (1978 via Sevilla,dkk , 1993) mengatakan bahwa tujuan utama metode ini adalah menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab – sebab dari suatu gejala tertentu. Penelitian ini mengambil lokasi di Merapi Farma Herbal dengan objek penelitian adalah wisatawan dan dengan metode penelitian survei. Data yang diperoleh dari penyebaran
13
kuesioner akan diolah dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan sesuai tujuan penelitian. Kegunaan lain dari penelitian survei untuk mengadakan evaluasi (Singarimbun, 1989) Berikut disajikan jumlah kunjungan wisatawan terhadap Merapi Farma Herbal di dusun Sidorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I.
Tabel 1.1 Kunjungan Merapi Farma Herbal dari April 2013
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Hari / Tanggal Minggu, 05/05/2013
Jumlah
Instansi
55 orang
Rabu, 22/05/2013
6 orang
50 orang
SMA 1 Kota Mungkit Fress Consultan PJB Gresik SMK Bakti Kuningan Jabar Insmart/Defron Kelompok Tani Imogiri Kelompok Tani Ngudi Makmur
21 orang
Kepurun
20 orang 100 orang
Petro Cina Bank BNI Tasik
140 orang
Penabur bunga Bandung
36 orang 60 orang 70 orang 375 orang 40 orang
Kepurun, PLN Prima Jaya, Petro Kimia STTP Jogja SMK Subang BKP 3 Kab. Kediri
120 orang
Univ. Trunojoyo/Madura
40 orang
Kepurun
30 orang 50 orang 40 orang 45 orang
Ketindan SMK Pemuda 3 Blitar Kpi Kepurun SMK Aisiyah Palembang
Selasa, 28/05/2013 Rabu, 29/05/2013 Sabtu, 08/06/2013 Minggu, 09.06/2013 Selasa, 11/06/2013 Kamis, 20/06/2013 Sabtu, 22/06/2013 Jumat, 30/06/2013 Selasa, 17/09/2013 Rabu, 18/09/2013 Sabtu, 19/10/2013 Kamis,23/10/2013 Sabtu, 26/10/2013 Kamis, 07/11/2013 Selasa, 19/11/2013 Rabu, 20/11/2013 Sabtu, 30/11/2013 Rabu, 18/12/2013 Rabu, 18/12/2013
105 orang 20 orang 30 orang
14
22 23 24 25
Kamis, 19/12/2013 Jumat, 20/12/2013 Sabtu, 21/12/2013 Senin, 23/12/2013
60 orang
UNIBA
20 orang
Kpi Kepurun
55 orang 90 orang
UII (Karyawan) SMK Pekalongan
Jumlah : 1673 orang
( Sumber : Data Kunjungan oleh Merapi Farma Herbal, 2013 )3 Data di atas merupakan hasil rekapitulasi jumlah kunjungan yang dimiliki oleh Merapi Farma Herbal. Meskipun telah berdiri beberapa tahun namun perhitungan kunjungan baru dilakukan secara cermat sejak Mei 2013 hingga penghujung akhir tahun 2013. Untuk menentukan sampel dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu jumlah populasi diketahui dan tidak diketahui. Dalam penelitian ini populasi ketahui sehingga digunakan teknik menentukan sampel dengan teknik Slovin. Teknik Slovin adalah teknik yang biasa digunakan dalam pengambilan model sampel acak (Siregar, 2011)
Rumus Slovin : n =
N
1 + Ne2
3
Merapi Farma Herbal didirikan pada tahun 1999 namun data kunjungan baru mulai dicatat dan direkapitulasi sejak April 2013 hingga Desember 2013 sementara data bulan Januari – April 2014 belum direkapitulasi.
15
Keterangan :
n
= sampel
N
= jumlah populasi
e
= perkiraan tingkat kesalahan
Pengaplikasian rumus : N
=
N 1 + Ne2
=
1673 1 + 1673(10)2
=
1673 1 + 1673(0,01)
=
1673 1 + 16,73
=
94,35
=
94
Dari hasil penghitungan melalui rumus Slovin, jumlah sampel yang diperlukan adalah 94 orang dengan perkiraan tingkat kesalahan 10 %.
16
1.8 Sistematika Penelitian Penelitian ini dibagi dalam empat bab untuk memberikan gambaran yang jelas. Berikut pembagiannya. BAB I berisi pendahuluan, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode yang digunakan dan sistematika penulisan. BAB II berisi gambaran umum mengenai lokasi objek penelitian, dimulai dari gambaran umum Merapi Farma Herbal sebagai objek penelitian. Dalam bab ini akan dijelaskan profil lengkap mengenai objek tersebut. BAB III membahas hasil analisis penelitian yang dilakukan berdasarkan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan. BAB IV adalah kesimpulan dari penelitian yang dibuat. Pada bab ini pula disertakan saran dari kesimpulan yang didapat. Dari penelitian ini diharapkan adanya kemanfaatan bagi Merapi Farma Herbal untuk dapat mengembangkan dirinya lebih baik lagi bagi masyarakat.