BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pembangunan dalam pengembangan wilayah harus berlandaskan pada upaya guna memacu pertumbuhan dan perkembangan sosial-ekonomi, mengurangi kesenjangan, dan menjaga kelestarian fungsi lingkungan. Untuk mendukung berbagai upaya tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh oleh pemerintah suatu daerah adalah dengan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di daerah pengembangan. Hakekat dari konsep yang lebih dikenal dengan Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Poles Theory) ini adalah bahwa dalam proses pembangunan akan muncul industri-industri pemimpin yang merupakan suatu industri yang menjadi penggerak utama dalam
pembangunan
suatu daerah
yang letaknya cenderung untuk
mengelompok pada pusat pertumbuhan. Dalam konsep ini pusat pertumbuhan didefinisikan
sebagai seperangkat industri yang mampu membangkitkan
pertumbuhan dinamis dalam perekonomian suatu daerah, dimana industriindustri tersebut kuat berhubungan dengan daerah di sekitarnya melalui ikatan input-output. Menurut SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
No. 142/3440
tanggal 8 Desember 2000, Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
telah menetapkan lokasi untuk Kawasan Industri Piyungan
terletak di Desa Srimulyo dan Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten
1
2
Bantul menggunakan tanah kas desa yang berada di 16 dusun. Luas penggunaan lahan untuk kawasan industri sebesar 123,55 Ha, di desa Sitimulyo seluas 57,658 Ha dan desa Srimulyo seluas 65,892 Ha. Kawasan Industri Piyungan terbagi dalam 5 sub kawasan. Keberadaan Kawasan Industri Piyungan (KIP) secara langsung membawa perubahan yang signifikan terhadap lingkungan. Perubahan yang terjadi dapat berupa dampak lingkungan yang positif maupun negatif. Sejak ditetapkannya Kawasan Industri Piyungan pada tahun 2000 dan dilakukannya Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) pada tahun 2001, sampai sekarang (tahun 2007) belum dilakukan tinjauan terhadap ANDAL. Kondisi lingkungan yang ada saat ini kurang mendukung terhadap perkembangan kegiatan Kawasan Industri Piyungan. Beberapa hal yang mendasari munculnya permasalahan lingkungan pada KIP adalah penyediaan infrastruktur kawasan terutama prasarana drainase yang kurang memadai. Kondisi infrastruktur yang belum tersedia dengan baik mengakibatkan keberadaan KIP belum layak sebagai sebuah kawasan industri, sementara itu kegiatan operasional industri terus berjalan. Kondisi demikian akan mengakibatkan terjadinya permasalahan lingkungan, baik lingkungan dalam kawasan industri maupun sekitar kawasan. Sehingga daya dukung lingkungan akan semakin menurun seiring dengan kegiatan operasional KIP. Permasalahan mendasar sistem drainase KIP adalah tercampurnya saluran drainase dan irigasi serta masuknya air buangan domestik ke dalam sistem drainase. Saluran drainase menggunakan drainase konvensional dimana limpasan air hujan langsung dialirkan menuju badan air terdekat. Lemahnya
3
kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan saluran sehingga terdapat endapan dan sampah yang mengganggu kinerja saluran drainase. Serta belum optimalnya jalur dan lahan hijau. Perlunya rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan melalui rekayasa fisik/teknis, biologi dan sosial, sehingga tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diangkat beberapa permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimana kondisi lingkungan dan pengembangan Kawasan Industri Piyungan?
2.
Bagaimana rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan pada Kawasan Industri Piyungan?
C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengkaji kondisi lingkungan dan pengembangan Kawasan Industri Piyungan.
2.
Membuat rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan pada Kawasan Industri Piyungan.
4
D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi pihak industri a. Dapat menciptakan prasaranan drainase yang tertata baik guna mendukung
kelancaran industri-industri yang menggunakan air
sebagai kebutuhan di dalam kelangsungan proses produksi sehingga terciptanya kawasan industri piyungan yang berwawasan lingkungan. b. Memudahkan tercapainya fasilitas drainase
yang dibutuhkan oleh
industri-industri yang ada di kawasan Industri Piyungan guna memacu pertumbuhan dan perkembangan sosial-ekonomi 2. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan terutama dalam pengembangan kawasan industri yang berwawasan lingkungan. 3. Bagi pemerintah Menjadi bahan masukan bagi Pemda Bantul dan Pemprov DIY ataupun pihak-pihak lain yang berkepentingan guna pengembangan Kawasan Industri Piyungan menjadi sebuah kawasan industri yang produktif dan berwawasan lingkungan, sehingga tercipta masyarakat sejahtera dan lingkungan lestari.
5
E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian tentang rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan ini belum pernah dilakukan di Kawasan Industri Piyungan. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang difokuskan pada bagaimana rekayasa sistem drainase berwawasan lingkungan ditinjau dari aspek fisik, biologi dan sosial. Penelitian yang terakit dengan penelitian ini adalah dilakukan oleh Faisal (MPKD) pada tahun 2002 dengan judul penelitian “Evaluasi Rencana Teknis Kawasan Industri di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Persepsi Pakar”. Tujuan penelitian Faisal (2002) adalah untuk mengetahui persepsi para pakar terhadap rencana pengembangan Kawasan Industri Piyungan.