1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab bagi masyarakat Indonesia hidup berkoperasi berarti membangun perekonomiannya. Pemerintah merupakan pemrakarsa ekonomi memiliki misi untuk memajukan koperasi sesuai dengan apa yang dikehendaki atas dasar Undang–Undang Dasar 1945, yaitu membangun koperasi sehingga mempunyai kemampuan untuk dapat dipergunakan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Undang–Undang Dasar menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Atas dasar
itu maka koperasi sebagai organisasi
ekonomi dan sosial yang mampu memberikan pelayanan terus menerus dan meningkat pada anggotanya serta masyarakat sekitarnya, akan tetapi juga akan memberikan sumbangan mendasar kepada pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi. Koperasi lahir sebagai organisasi gerakan ekonomi rakyat, tidak hanya pada masyarakat umum saja tetapi menyentuh rana mahasiswa sehingga perkembangan koperasi mahasiswa bersinergi dengan jalannya koperasi pada umumnya. Hidupnya koperasi di tengah mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk mengembangkan jiwa usaha dalam organisasi ekonomi. Koperasi adalah milik anggota dengan saham sebagai modal dasar, sehingga mereka harus mengembangkan sumber dayanya dengan tidak mengancam identitas dan jati
2
dirinya. Tujuan koperasi adalah menyelenggarakan kepentingan anggotanya dan untuk meningkatkan partisipasi anggotanya di perlukan kerjasama dari seluruh stakeolder dari koperasi itu sendiri serta pelaksanaannya koperasi harus bersifat terbuka. Selain itu pengurus juga harus bersedia secara terbuka menyampaikan hasil-hasil yang telah dicapai dalam koperasi kepada seluruh anggota. (Sitorus, 2011). Dalam
perkembangannya,
koperasi
mahasiswa
memiliki
syarat
keanggotaan yang di tentukan dari ke aktifan mahasiswa sebagai anggota koperasi yang telah terdaftar menjadi mahasiswa Universitas tertentu, melunasi simpanan pokok dan menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan yang di peroleh melalui Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) dan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang di harapkan menjadi lokomotif untuk menumbuhkan usaha mandiri, oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mewujudkannya. Salah satu jenis koperasi yang perlu di galakkan adalah koperasi mahasiswa yang merupakan lembaga kemahasiswaan sekaligus lembaga ekonomi memiliki strategi pengembangan kader yang kompetitif kreatif berwirausaha. Dari sisi organisasi, koperasi merupakan organisasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama, dalam menentukan kebijaksanaan usaha di tentukan oleh orang-orang yang memiliki
3
dasar satu orang satu suara. Dalam menjalankan kegiatan usahanya kekuasaan tertinggi ada pada rapat anggota (Suwandi, 1984). Sebagai organisasi internal kampus di bawah pimpinan Wakil Rektor III, Koperasi Mahasiswa Unhas adalah lembaga kemahasiswaan yang bertujuan sebagai media business learning pada mahasiswa. Koperasi Mahasiswa Unhas memiliki tujuan sebagai lembaga yang berbasis pada partisipasi
anggota
memiliki strategi pengembangan kader yang kompetitif dan kreatif berwirausaha. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan masalah terkait fungsi koperasi sebagai organisasi kemahasiswaan dan tingkat partisipasi anggotanya. Penelitian ini di fokuskan pada organisasi Kopma Unhas di tinjau dari kajian sosiologi organisasi“ Koperasi mahasiswa dalam meningkatkan partisipasi anggotanya (study kasus koperasi mahasiswa Universitas Hasanuddin). Aspekaspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah : 1. Koperasi Mahasiswa Unhas dalam meningkatkan partisispasi anggota Kopma Unhas 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan Kopma Unhas
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana cara koperasi mahasiswa dalam meningkatkan partisipasi anggota? 2. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan Kopma Unhas ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Kopma Unhas dan bentuk partisipasi anggotanya. 2. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan Kopma Unhas. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah Manfaat karya tulis ilmiah ini di harapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai sebagai bahan acuan bagi peneliti selajutnya. 2. Manfaat Bagi Peneliti Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang didapatkan peneliti dibangku kuliah dan kenyatan dilapangan. Aplikasi ilmu yang di peroleh menjadikan peneliti lebih paham cara Kopma Unhas dalam meningkatkan partisipasi anggotanya.
5
3. Manfaat Paktis Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan praksis kopma Unhas, terutama dalam menetapkan suatu kebijakan untuk kesejahteraan stake holder koperasi mahasiswa dan kebijakan untuk Biro Administrasi Akademik UNHAS.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Hakikat koperasi Tujuan koperasi sebagai organisasi yang beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum koperasi yaitu sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi terutama untuk memperbaiki kesejahteraan anggotanya dan menjunjung tinggi kekeluargaan. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dengan modal sebagai alat untuk keuntungan anggota berdasarkan partisipasi modal. Keuntungan yang di peroleh, di bagi kepada anggota menurut jasa masing-masing. (Hendrojog, 2004). Koperasi memiliki tiga unsur pokok yakni, kerjasama dua orang atau lebih, tujuan yang akan dicapai, dan kegiatan yang dikoordinir secara sadar. Ciri-ciri dari koperasi berupa perkumpulan orang,
pembagian keuntungan
menurut perbandingan jasa, jasa modal dibatasi, tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, modal tidak tetap / berubah menurut banyaknya simpanan anggota. Tidak
mementingkan
pemasukan
modal/pekerjaan
usaha
tetapi
keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan, dalam rapat anggota, tiap anggota masing-masing satu suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-
7
masing, setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga dalam koperasi tidak ada modal permanen. Seperti halnya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka koperasi mempunyai Badan Hukum, menjalankan suatu usaha, penanggung jawab koperasi adalah pengurus, Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar - besarnya namun koperasi adalah usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan. Setiap anggota berkewajiban bekerjasama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota. Kerugian dipikul bersama antara anggota jika koperasi menderita kerugian, maka para anggota memikul bersama dan anggota yang tidak mampu dibebaskan atas beban tanggungan kerugian. Kerugian dipikul oleh anggota yang mampu. Defenisi koperasi menurut Suwandi (1985) mengatakan bahwa koperasi adalah organisasi dari orang-orang yang di dalam Undang-Undang No.12 tahun 1967 di sebut sebagai kumpulan orang-orang. Mereka berkumpul karena mempunyai kesamaan kebutuhan ekonomi yang ingin dipenuhi, maka mereka membentuk perusahaan yang di kelola secara bersama. Itulah sebabnya banyak yang beranggapan bahwa koperasi berwajah ganda, yaitu sebagai kumpulan orang-orang yang sekaligus merupakan sebuah perusahaan bersama. Hal tersebut akan menciptakan hubungan yang di atur dalam aturan hubungan organisasi antaranggota dan juga akan tercipta hubungan antarmanusia
8
yang ada, baik bersifat manusiawi maupaun bersifat kodrati. Hal ini terasa sangat kuat pada koperasi primer karena para anggotanya adalah mahasiswa. “Menurut Maman dalam kutipan rullyindarawan.tripod.com membedakan koperasi dengan organisasi usaha non-koperasi, dengan melihat lima (5) hal yakni: sifat keanggotaan, pembagian keuntungan, hubungan personal antara organisasi dan manajer, keterlibatan pemerintah dalam penciptaan stabilitas dan operasi, dan hubungan organisasi dan masyarakat.” (Megawati, 2009). Sebagai organisasi ekonomi, koperasi didirikan berdasarkan cita-cita untuk memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat. Sendi dasar koperasi yang ada hubungannya dengan organisasi tercantum di dalam undang-undang dan di dalam rumusan sendi dasar itu sendiri yang saling berkaitan satu sama lainnya. Jadi apabila koperasi di tinjau dari segi organisasi, maka rumusannya adalah sebagai berikut : a. Kumpulan Orang-Orang Koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang tercermin dari sendi dasar keanggotaannya. Apabila koperasi di tinjau dari segi organisasi, maka ia harus mampu mengurusi dirinya sendiri.
Hal ini adalah watak
tradisional yang khas dari corak kehidupan di beberapa daerah Indonesia juga di
kemukakan
tentang
koperasi
mampu
berswadaya,
berswakerta,
berswasembada yang ternyata sejalan dengan ide dasar koperasi Rochdale yaitu adanya solidaritas yang tinggi antara anggota. Koperasi
sebagai
organisasi
orang-orang
dalam
menjalankan
kegiatannya yang harus berusaha atas dasar kekuatan sendiri (swadaya). Hal
9
ini menjadi ide dasar bagi pendiri koperasi Rochdale. Dengan kekuatan sendiri berusaha mencapai tujuannya. Dalam praktek sehari-hari tercermin pada kekuatan simpanan dan pendidikan yang diadakan khusus bagi para anggota sendiri. Bantuan yang datang dari luar hanya bersifat sementara hingga koperasi mampu berdiri dengan kekuatan sendiri. b. Keanggotaan Koperasi sebagai organisasi mengatur sendi dasar untuk keanggotaan yaitu didasarkan atas kesukarelaan dan keterbukaan bagi setiap warga Negara Indonesia. Pengertian keanggotaan koperasi di berikan secara utuh oleh International Coorverative Alliance (ICA) yaitu bahwa asas sukarela itu harus di lihat dari segi keanggotaan yang tidak di batasi oleh diskriminasi politik, sosial, agama dan dapat di peroleh setiap orang yang berhak mendapat pelayanan dari koperasi serta mau memilkul pertanggung-jawabannya sebagai akibat keanggotaannya tersebut. Dalam Undang-Undang dikemukakan bahwa “orang yang masuk menjadi anggota koperasi harus atas dasar kesadaran dan keyakinan dan mempunyai tekad untuk memperbaiki nasibnya di masa-masa mendatang”. Pandangan ini sejalan dengan yang dicita-citakan oleh para pelopor pembentuk koperasi Rochdale. (Suwandi, 1985). Koperasi mahasiswa disusun sebagai organisasi usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Di samping itu koperasi adalah unsur
10
pendidikan yang baik untuk memperkuat ekonomi dan moral, melalui pembelajaran koperasi oleh mahasiswa. Dengan adanya koperasi yang kokoh maka banyak kemanfaatan yang diperoleh seperti menyediakan lapangan pekerjaan, membantu penambahan pendapatan keluarga, menimbulkan rasa kebersamaan di antara anggota. Jadi koperasi merupakan alat untuk mempererat persatuan, dan tentu keberadaan koperasi telah turut andil dalam pembangunan perekonomian Indonesia dan membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara umum Kopma Unhas merupakan koperasi primer, karena beranggotakan orang-per orang yaitu mahasiswa Unhas secara umum dari berbagai fakultas dan Jurusan.
Kopma Unhas merupakan unit kegiatan
mahasiswa yang memiliki asas manfaat untuk mahasiswa sebagai organisasi ekonomi. Seperti halnya pada organisasi lain, Kopma Unhas adalah organisasi yang memiliki tujuan untuk mengelompokkan kegiatan, sumber daya lainnya yang di miliki koperasi agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat di capai secara efektif dan ekonomis. Kopma Unhas tidak saja sebagai lembaga ekonomi yang memperhatikan jalannya usaha saja akan tetapi perlu adanya sinergitas antar usaha dan anggota. Kepengurusan koperasi mahasiswa Unhas di tangani oleh lima orang pengurus, diawasi dan di periksa oleh tiga orang pengawas dan dikelola oleh beberapa anggota dan staff.
11
Pengelola dalam sebuah koperasi merupakan pemegang kuasa dari pengurus koperasi yang diberi wewenang untuk mengelola usaha dan merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan, sedangkan tanggung jawab pengurus mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota tidak menjadi berkurang. Pengurus dan pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Masa jabatan pengurus paling lama 1 (satu) tahun, dan merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Secara legal, susunan pengurus dicantumkan dalam Akta Pendirian Koperasi. Pengurus koperasi, baik secara bersama-sama, maupun sendiri-sendiri, menanggung kerugian yang diderita koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan dan kelalaiannya, dan apabila dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan. Pengawas koperasi bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dana pengelolaan koperasi serta membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan pengawas berwenang meneliti catatan yang ada pada koperasi serta mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik dalam rangka peningkatan efisiensi, pengelolaan yang bersifat terbuka, dan melindungi pihak yang berkepentingan. Pengelola koperasi diangkat untuk mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan koperasi. Pengelola mempunyai arti yang lebih luas dan memberi
12
alternatif bagi koperasi. Dengan demikian sesuai kepentingannya koperasi dapat mengangkat pengelola sebagai manager atau direksi. Sumber modal koperasi pada Kopma Unhas terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman, berupa simpanan simpanan pokok dan simpanan wajib, simpanan lainnya, dana cadangan,hibah/sumbangan, sisa hasil usaha yang belum di bagi. Modal pinjaman berasal dari anggota, koperasi lain dan lembaga keuangan lainnya, sumber lain yang tidak mengikat, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya (LPJ-PP TB 2001, 2008, 2010. RAT Kopma Unhas). Modal koperasi kekayaan yang dapat digunakan dalam suatu proses produksi/perdagangan untuk menghasilkan suatu barang/jasa guna untuk kesejahteraan para anggota koperasi. Lapangan usaha koperasi berupa usahausaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Dengan demikian koperasi dapat berperan sebagai lembaga pembelajaran dan lembaga bisnis bagi mahasiswa. B. Pendekatan Sosiologi Organisasi 1. Pembagian kerja Menurut Emile Durkheim (dalam Ritzer, 2008) memandang pembagian kerja merupakan sarana utama bagi penciptaan kohesi dan solidaritas dalam masyarakat modern. Tingginya tingkat pembagian kerja dan peranan yang berbeda antar setiap orang menyebabkan orang menggantikan basis ikatan ( penyatuan ) atas dasar kesamaan (solidaritas mekanis) dan dasar ketidak samaan (solidaritas organis). Mereka tergantung satu sama lain karena mereka mempunyai tugas yang
13
berbeda dan oleh sebab itu mereka saling membutuhkan untuk kesejahteraan mereka sendiri.( Damsar.2009: 23). Faktor-faktor organisasi menurut Herbert G. Hicks berpendapat organisasi adalah Core Element (unsur inti) dan Working Element (faktor kerja). Faktor inti adalah orang-orang sebagai faktor pembentuk organisasi, sedangkan faktor kerja yang menentukan jalannya organisasi adalah daya manusia, meliputi kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, kemampuan melaksanakan asas-asas organisasi. (Sutarto, 1993). Dalam Koperasi Mahasiswa terdapat struktur organisasi yang membedakan peran masing-masing anggota. Struktur tersebut terdiri dari Pengurus, Pengawas, anggota dan karyawan. untuk mencapai tingkatan pengurus pengawas perlu dilalui beberapa tahap pendidikan secara sistematis sesuai peraturan organisasi. Aspek kaderisasi sebagai salah satu aspek terpenting terhadap kelanjutan organisasi, banyak hal yang menjadi persoalan dalam setiap organisasi, format pengkaderan koperasi mahasiswa Unhas secara garis besar terdiri dari tiga tingkatan, di antaranya tahap perekrutan atau di kenal dengan Diklat, kemudian Dikjut dan Training of Fasilitator (TOF). ( Format pengaderan TB 2011) Menurut teori tokoh sosiologi Emile Durkheim (dalam Ritzer, 2008) dalam studinya tentang The Division of labor in Society memberikan sumbangan tersendiri kepada perkembangan sosiologi ekonomi. Dari sisi ekonomi suatu organisasi, pembagian kerja sebagai suatu cara untuk menciptakan kesejahteraan dan lebih efesien. Dari sisi sosiologi menurut Durkheim, pembagian kerja
14
mempunyai fungsi yang lebih luas. Pembagian kerja merupakan sarana utama bagi penciptaan kohesi dan solidaritas dalam masyarakat modern. Tingginya tingkat pembagian kerja dan peranan yang berbeda antar setiap orang menyebabkan orang mengganti basis ikatan (penyatuan) atas dasar kesamaan (soidaritas mekanis) dengan dasar ketidaksamaan (solidaritas organis). Mereka tergantung satu sama lain karena mereka mempunyai tugas yang berbeda, dan oleh sebab itu mereka saling membutuhkan untuk kesejahteraan mereka sendiri. (Damsar, 1997). Pendapat ahli tersebut mendukung struktur dalam organisasi, di mana orgainisasi memiliki pembagian kerja yang berbeda sesuai dengan peran yang di atur menurut aturan organisasi. Koperasi mahasiswa adalah salah satu organisasi yang di dalamnya terdapat struktur yang menjelaskan adanya pembagian kerja pengurus, pengawas, karyawan dan manejer. Pendekatan sosial ekonomi salah satunya diperkenalkan oleh Max Weber (dalam Ritzer, 2008) yang memberikan garis
batasnya
dengan
menekankan
bahwa
tindakan
ekonomi sejauh ia
mempunyai dimensi sosial dan selalu melibatkan makna serta berhubungan dengan kekuasaan. Weber menetapkan sudut pandang sosiologi ekonomi pada 3 unsur antara lain tindakan ekonomi adalah tindakan sosial, tindakan ekonomi selalu
melibatkan
makna
dan
tindakan
ekonomi
selalu memperhatikan
kekuasaan. Selain itu di jelaskan pula bahwa organisasi adalah sistem saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai
15
tujuan tertentu. Hal tersebut, di temukan adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan organisasi yaitu orang-orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri melainkan saling terkait. 2. Partisipasi Anggota Keberhasilan suatu koperasi salah satunya ditentukan oleh faktor partisipasi anggota. Partisipasi anggota merupakan perwujudan dari keikutsertaan anggota dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Koperasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keefektifan partisipasi anggota tergantung dari interaksi antara anggota atau penerima manfaat serta manajemen dan program (Jocher, 2003). Bila ketiga variabel ini memenuhi kesesuaian, maka secara langsung akan mempengaruhi keefektifan partisipasi semua anggota. Kesesuaian antara ketiga variabel diatas oleh Ropke dinamakan Three Way Fit yang kemudian akan melahirkan The Fit Model of Participation, sedangkan kesesuaian yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Antara pelayanan yang dibutuhkan oleh anggota dan output pelayanan dari program. 2. Antara tugas-tugas program dan kemampuan manajemen Koperasi. 3.Antara apa yang diminta oleh para anggota dengan keputusan manajemen.
16
Sedangkan alat yang digunakan anggota untuk berpartisipasi adalah hak suara (voice), hak pilih (vote), dan hak keluar (exit). Dengan hak suara (voice), anggota
koperasi
dapat
mempengaruhi
pihak
manajemen
dengan
cara
bertanya, memberi atau mencari informasi, maupun dengan mengajukan ketidaksepakatan dan kritik. Pengertian partisipasi anggota mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Mariam Mardalena dalam situs iyamelena.blog.com. Dalam penelitiannya tersebut mengambil pengertian bahwa kata partisipasi diserap dari bahasa Inggris participation yang artinya mengikut sertakan pihak lain. Seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya akan berhasil jika mengikut sertakan partisipasi semua komponen dan unsur yang ada dalam organisasi. Koperasi akan berfungsi dengan baik dan berhasil jika mengikut sertakan partisipasi anggota, tanpa adanya partisipasi anggota mustahil koperasi dapat berhasil dengan baik. Hal ini sesuai degan pendapat Sagimun bahwa koperasi adalah suatu alat untuk memperbaiki kehidupan berdasarkan tolong menolong diri sendiri dan auto activitieit dalam bentuk kerja sama. Hal ini menunjukkan koperasi itu diperlukan partisipasi anggota itu sendiri, artinya anggota itu berpartisipasi untuk anggota itu sendiri. (Soestrisno, 2003).
Dari pendapat tersebut bahwa koperasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan bersama, alat tersebut dapat berjalan bila orang-orang bisa bekerjasama. Dengan demikian yang bisa menghidupkan sarana untuk memperbaiki
17
kehidupan yang berdasar atas kegotong-royongan atau kekeluargaan tidak lain adalah partisipasi anggota. Sejalan dengan pendapat di atas dikemukakan pula oleh Ninik Widiyanti (dalam Azhan, 2007) bahwa partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan serta bertanggung jawab jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak serta bertanggung jawab, maka partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi dimaksud dikatakan buruk atau rendah. Dengan demikian partisipasi anggota sebagai anggota koperasi yang dijadikan ukuran adalah kesediaan dan kepatuhan anggota dalam memenuhi kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan. Sedangkan kewajiban anggota adalah melakukan simpanan di koperasi baik simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela maupun bentuk simpanan lainya serta dalam pinjaman/kredit. Kemudian hak anggota koperasi adalah mendapatkan pelayanan fasilitas dari koperasi. Menurut
Harsoyono Subyako dalam kutipan Sri Edi Swasono (dalam
Kalsum, 2009) menyatakan, dengan berasumsi bahwa partisipasi anggota masih cukup baik, maka pengawasan yang seharusnya dilaksanakan oleh badan pemeriksa supaya baik, sebab seringkali rendahnya partisipasi anggota koperasi karena badan pemeriksa masih terdiri dari orang-orang yang percaya dengan
18
pengurus, sementara pengurusnya kurang jujur. Oleh karena itu badan pemeriksa benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya supaya anggota yakin koperasi berjalan sebagaimana mestinya dan hal ini dapat meningkatkan partisipasi anggota. Dengan demikian partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi sangat diharapkan peran aktif setiap anggota koperasi, dalam arti anggota tidak hanya selalu percaya kepada pengurus terutama dengan laporan-laporan yang diberikan pengurus, tetapi benar-benar diperiksa dan diawasi mekanisme jalannya usaha koperasi. Partisipasi anggota yang terdiri partisipasi kontributif dan partisipasi insentif mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan uraian di atas maka partisipasi anggota koperasi, terutama pada Koperasi Mahasiswa Unhas mempunyai ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik dapatlah dirumuskan sebagai berikut: 1.
Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib.
2.
Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan anggota secara aktif.
3.
Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi, mengetahui anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan bersama lainnya.
4.
Aktif dalam melakukan transaksi yang dilayani koperasi.
5.
Aktif dalam melunasi iuran pokok, iuran wajib dan iuran sukarela Agar koperasi tetap eksis maka partisipasi anggota selalu ditingkatkan dari
hari ke hari dan tahun ke tahun. Untuk itu, dibutuhkan pendidikan perkoperasian
19
yang standar, terprogram dan berkelanjutan bagi anggota tujuan pendidikan anggota adalah meningkatkan: a. Kontribusi modal anggota b.
Kesadaran anggota untuk memanfaatkan pelayanan usaha koperasi
c. Keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan d.
Pengawasan anggota terhadap koperasinya
Sementara itu dalam (dalam Megawati, 2009) menyiratkan tentang partisipasi anggota yang berkaitan dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah partisipasi anggota dalam melakukan transaksi di koperasi dan partispasi modal (jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib). Dengan demikian berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan partisipasi anggota adalah kontribusi anggota koperasi dalam melakukan transaksi dan dalam memodali koperasi berupa simpanan pokok dan simpanan wajib. Pengembangan dan peningkatan kualitas manusia
dalam lingkup
kesejahteraan anggota pada koperasi dapat di lakukan dengan cara-cara meningkatkan kemampuan, melindungi dari kekurangan-mampuan orangperorangan maupun kelompok masyarakat, memelihara masyarakat dari ganguan dan masalah-masalah yang dapat merusak ataupun mengurangi kemampuan yang telah di miliki dan mengoptimasikan berbagai kemampuan dan keikutsertaan dalam sistem kesejahteraan umat manusia.
20
C. Sosiologi Pasar
Dalam sosiologi pasar, di kemukakan bahwa koperasi dan pasar samasama mecari keuntungan dengan jalan menarik pembeli (pasar) dan mencari anggota (koperasi). Apabila koperasi memiliki banyak anggota maka akan banyak keuntungan yang di dapat, dimana anggota sangat berpengaruh terhadap keuntungan, anggota pemilik sekaligus pembeli. Menurut Hanel (dalam Sutarto, 1993) bahwa koperasi adalah organisasi otonom, yang berada didalam lingkungan sosial ekonomi, yang menguntungkan setiap anggota, pengurus dan pemimpin dan setiap anggota, pengurus dan pemimpin merumuskan tujuan-tujuannya secara otonom dan mewujudkan tujuantujuan itu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilaksanakan secara bersamasama. Kopma Unhas adalah organisasi ekonomi yang berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya dengan cara sebaik–baiknya sedangkan sebagai perkumpulan orang, Koperasi Mahasiwa berusaha memenuhi kebutuhan–kebutuhan anggotanya itu, tanpa menjadikan keuntungan sebagai titik tolak usahanya karena keuntungan memang bukan tujuan utama koperasi. Sejalan dengan pendapat Hendar dan Kusnadi (dalam Philip, 1998) yang menyatakan bahwa partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontribusi dan dapat pula partisipasi intensif. Kedua jenis partisipasi tersebut timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Dalam kedudukannya sebagai pemilik :
21
a. Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela), dan b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan, dan proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi semacam
ini
disebut
partisipasi
kontributif.
Kemudian
dalam
kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya. Partisipasi ini disebut partisipasi intensif. Kegiatan koperasi ini digalakkan dalam upaya menanamkan rasa kebersamaan dalam bidang sosial ekonomi, karena koperasi merupakan implementasi dari sistem ekonomi Pancasila. Di samping itu sebagai bentuk dari partisipasi anggota dalam program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Jadi partisipasi anggota dalam koperasi ini sekaligus sebagai partisipasi terhadap program pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi ini harus dijaga oleh pengurus atau badan pengawas suatu koperasi. Pasar merupakan modus interaksi sosial budaya bahkan pasar juga mengandung
fungsi
religius
sebagai
sarana
ibadah.
Selain
itu
pasar
tradisional dengan harga luncurnya padanya terkandung transaction cost ( biaya transaksi ) dan bahkan asymmetric information (pemahaman informasi).
22
Dari proses tawar-menawar adalah merupakan biaya transaksi, akan tetapi jika didalamnya berlangsung pula proses komunikasi yang dapat menunjukkan kejelasan tentang karakter obyek barang yang diperjual belikan serta terjadi proses penyesuaian harga maka asymmetric menyusut
jauh.
Disini
proses
berkelanjutan berdasarkan interaksi
transaksi
information
mempunyai
sosial yang terjadi
akan
peluang akan karena
diantara
keduanya menjadi saling kenal. Aktivitas–aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi perdagangan dan konsumsi, nantinya akan disusun ke dalam peranan-peranan
dan
kolektivitas dengan melihat
nilai-nilai
apa
yang
dilegitimasi dan dengan norma-norma serta sanksi yang diatur (Smelser, 1987). D. Sosiologi Ekonomi Menurut Weber (dalam Ritzer, 2008) mengemukakan bahwa tindakan ekonomi tidak dipandang sebagai fenomena stimulus-respon yang sederhana, tetapi lebih kepada hasil dari suatu proses yang dilakukan oleh individu dalam proses hubungan sosial yang sedang berlangsung. Dengan kata lain, tindakan ekonomi disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung dari para actor (embeddedness). Hal ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.
23
Dalam membiayai pertumbuhan koperasi, kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yang berasal dari usaha sendiri para anggota (partisipasi kontribusi keuangan) sangat diperlukan. Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh perusahaan koperasi, proses pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan medan kebijaksanaan serta proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik perusahaan koperasi (partisipasi kontributif anggota dalam pengambilan keputusan). Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi, anggota sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan setiap pelayanan koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut akan semakin banyak, dan bila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan partisipasi kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena itu anggota perlu dirangsang dengan pelayanan-pelayanan yang menarik dan sesuai kebutuhan anggota. Kondisi di atas sangat nampak sekali dalam kehidupan ekonomi di pasar tradisional. Kepercayaan (trust), sebagai salah satu institusi sosial, yang merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi tidak muncul seketika tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama dan terus-menerus ditafsirkan dan dinilai oleh para aktor yang terlibat dalam hubungan perilaku ekonomi.
24
Salah satu peran konkret dari kepercayaan adalah bertambah dan berkurangnya jumlah kredit yang diperoleh dalam transaksi jual beli. Hal ini merupakan graduasi kepercayaan yang merupakan hasil dari proses jaringan hubungan sosial yang telah dan sedang terjadi dalam hubungan dagang yang dilakukan. Jaringan hubungan sosial yang melihat bagaimana individu terkait dengan individu lainnya dan bagaimana ikatan afiliasi melayani untuk memperoleh sesuatu maupun sebagai perekat yang memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial (Powel Smith-Doerr dalam Damsar, 1997). Tentang
pelayanan
Bery
(1983)
yang
bagaimana meningkatkan pelayanan dengan
membahas
mengenai
membangun pelayanan
inti/pokok melalui sebuah strategi hubungan konsumen. Dengan menekankan pelayanan pokok ini, para keuntungan
mereka
konsumen/pelanggan
dan dengan
demikian
akan
mereka
mendapatkan
lebih
menyukai
melakukan hubungan bisnis dengan pihak yang melayaninya. Pada dasarnya bentuk layanan terbagi dalam 2 kategori, yaitu layanan pokok (core
service/main service)
dan layanan pendukung
(auxiliary services or extras). Pelayanan pokok adalah hal dasar yang mutlak harus ada untuk pasar. Seperti halnya pada koperasi, di perlukan peran layanan penunjang. Layanan ini tidak berhubungan langsung dengan peranan payanan pokok.
25
Pelayanan sebagai cara yang berorientasi pada pembeli/pelanggan. Itu artinya, seluruh aspek kualitas fungsi pelayanan tercakup didalamnya, seluruh aspek yang bisa menarik pelanggan harus diperhatikan dalam pelayanan. Bagaimana interaksi antara pembeli dengan pemberi layanan serta hasil terbaik yang diterima pembeli harus diperhitungkan. Apa yang harus direncanakan dan dipasarkan kepada pelanggan tidak hanya sekedar sebuah kemasan layanan, melainkan keseluruhan produk penawaran layanan. Pada koperasi, untuk memaksimalkan peran partisipasi anggota di butuhkan pelayanan yang maksimal, mengingat anggota adalah pelanggan.
26
D. Kerangka Konseptual Kelembagaan Koperasi Mahasiswa Unhas
Mahasiswa (Anggota)
Partisipasi Anggota
Faktor Intenal
Faktor Eksternal
Gambar 1. Diagram Kerangka Konseptual
E. Defenisi Operasional Koperasi mahasiswa Unhas adalah organisasi internal kampus dan lembaga yang eksistensinya adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang memiliki tujuan untuk mensejahterahkan anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Masalah yang sering di temui dalam koperasi adalah eksistensi dan loyalitas
anggotanya,
masalah
tersebut
berpengaruh
dalam
keanggotaan
organisasinya. Kurangnya kader sangat mempengaruhi keberlanjutan dari koperasi itu sendiri. Koperasi berdiri berdasarkan kepentingan bersama dan berasakan
27
kekeluargaan. Namun masalah tersebut muncul karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sebagai organisasi kemahasiswaan, Kopma Unhas menjadi wadah untuk meningkatkan partisipasi anggotanya. Untuk melihat kondisi real yang terjadi dalam koperasi, di perlukan cara atau upaya agar koperasi tidak kehilangan kadernya. Faktor internal, anggota berasal dari dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, seperti pengetahuan anggota tentang Kopma Unhas, pandangan anggota terhadap mamfaat Kopma Unhas, persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas dan pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan perkoperasian. Agar keberhasilan koperasi dapat terwujud, partisipasi anggota perlu di tingkatkan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi yaitu secara materia dan nonmateria. Meningkatkan partisipasi secara materi yaitu dengan cara member bonus, potongan, tunjangan dan insentif lainnya, sedangkan partisipasi anggota secara non-materi dengan cara memberikan motivasi kepada semua unsure yang ada terutama dalam perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan karena dengan melibatkan unsur yang tadi akan menghasilkan suatu perencanaan dan keputusan yang lebih baik dalam menentukan arah dan tujuan koperasi selanjutnya.(Megawati, 2009). Menurut Muslimin Nasution dan Syamsuri SA mengatakan bahwa kunci keberhasilan Koperasi terletak pada partisipasi anggotanya, dalam hal ini koperasi
28
mahasiswa sebagai koperasi yang didirikan berdasarkan kerjasama dan partisipasi pendahulunya memberikan gambaran bahwa organisasi yang memiliki aturan berupa ADRT mempunyai hak untuk menyusun keberlangsungan hidup anggotanya. Oleh karena itu, Kopma Unhas sebagai lembaga kemahasiswaan memiliki fungsi untuk meningkatkan partisipasi anggotanya. Sebab, mahasiswa adalah objek dalam struktur koperasi mahasiswa, dimana pelaksanaannya di lakukan oleh mahasiswa. Faktor eksternal, yang sering mempengaruhi tingkat partisipasi anggota berasal dari pengaruh dari luar. Faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi anggota Kopma Unhas adalah kondisi internal Kopma Unhas seperti daya tarik Kopma Unhas terhadap mahasiswa, kondisi kepengurusan, program kerja dan kegiatan organisasi, dukungan dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan Kopma Unhas. Sebagai organisasi bisnis yang memiliki usaha dan berlokasi di wilayah kampus Universitas Hasanuddin, usaha Kopma Unhas menjadi salah satu hal yang mempengaruhi loyalitas anggota dan partisipasinya.
29
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk mendapatkan gambaran umum tentang Kopma dalam meningkatkan partisipasi anggota (Studi Kasus Koperasi Mahasiswa Universitas Hasanuddin ). Data yang diperoleh disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas. Deskriptif dimaksudkan
yang
dimaksud
disini
adalah
dengan
menuturkan
dan
menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dari hasil penelitian tersebut kemudian ditarik sebuah kesimpulan yang merupakan jawaban yang diangkat dari permasalahan penelitian (Daymont, 2008).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Unit Kegiatan Mahasiswa. Koperasi Mahasiswa Unhas secara aktif mengikuti berbagai kegiatan dan acara yang menyangkut mengenai perkoperasian yang di adakan di dalam daerah ataupun antar koperasi di seluruh Indonesia dan di luar Negeri. Kopma Unhas merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang terletak di Pusat Kegiatan Mahasiswa PKM II Unhas Tamalanrea.
30
Kopma Unhas berkedudukan di kampus Unhas, Jln Perintis Kemerdekaan Km 10 Makassar, Kecamatan Tamalanrea Indah, Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan, kode pos 90245. Kopma Unhas melakukan part-timer untuk anggota, pendidikan dan pembinaan anggota, pengurus dan pengawas sehingga tercapai Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk mengelolah Kopma Unhas. Penelitian ini dilakukan di Kopma Unhas selama dua bulan yang dimulai pada bulan pertama jadwal penelitian sampai dengan bulan akhir masa penelitian (3 Februari 2012 sampai dengan 31 Maret 2012) terhitung sejak kepengurusan tahun buku 2011 sampai 2012.
C. Teknik Pengumpulan Data Perolehan data di lakukan melalui observasi partisipasi, teknik utama dalam pengumpulan data dengan melakukan wawancara yaitu melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan penelitian berdasarkan panduan wawancara yang telah dipersiapkan untuk pelaksanaan penelitian. Dasar penelitian adalah tipe penelitian yang penelaannya di lakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komperensif. (Lexy, 2006). Adapun teknik pengumpulan data yang gunakan penulis yaitu studi kasus (casus Study):
31
1. Wawancara (Interview) Adalah pembicaraan dua arah yang dilakukan secara langsung atau tatap muka kepada ketua umum TB 2011, Anggota pengawas administrasi personalia dan litbang PA 2011, anggota pengawas keuangan dan pemasaran 2010, anggota luar biasa angkatan 30, Kabid Litbang dan PA TB 2011, Kabid pemasaran TB 2011, Kabid administrasi dan personalia TB 2011, anggota biasa angkatan 35, anggota luar biasa angkatan 29, anggota baru angkatan 37,
untuk mendapatkan keterangan yang konkret dan relevan
dengan masalah yang ditingkat dalam penelitian ini. 2. Rekaman (tape record) Selain
menggunakan
teknik
wawancara
mendalam,
teknik
pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan teknis observasi khususnya untuk mengetahui berbagai informasi tentang masalah yang dikaji melalui media komunikasi massa, seperti surat kabar lokal dan buku teks terkait. Selain itu alat yang di gunakan berupa tape record untuk memperoleh informasi dari informan melalui rekaman suara. Hasil penelitian yang didapat melalui kedua teknik pengumpulan data ini, kemudian dianalisis secara deskriptif.
32
D. Jenis Data 1. Data Primer Yaitu seperangkat data yang diperoleh langsung dari Informan Kopma Unhas, berupa hasil wawancara dan rekaman. Data Primer di peroleh 10 informan. 2.
Data sekunder Yaitu data pendukung dari bahan bacaan dan dokumen Koperasi yang berkaitan langsung dengan pembahasan ini. Sumber informasi di peroleh dari beberapa Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus – Pengawas tahun buku 2000, 2008, 2009, 2010, 2011 Kopma Unhas.
E. Informan Penelitian Informan penelitian pada penelitian ini di dapat dengan menggunakan teknik purposive yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja.(Sugiyono, 2010). Informan penelitian yang dipergunakan sebagai sumber data primer dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan anggota biasa dan anggota luar biasa, jenis kelamin dan berdasarkan jurusan. F. Teknik Analisa Data Dari semua data serta informasi yang telah penulis dapatkan dari hasil penelitian tersebut akan dianalisa secara kualitatif dengan memberikan gambaran informasi yang jelas dan mendalam sebagai metode penelitian studi kasus. Hasil dari gambaran informasi akan di interpretasikan sesuai dari hasil penelitian yang dilakukan.(Satori, 2010).
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kopma Unhas Kopma Unhas berdiri pada tanggal 8 Agustus 1981, yaitu pada saat dilakukan rapat pembentukan yang merupakan momentum sejarah terbentuknya koperasi di kalangan mahasiswa Unhas. Dengan dihadiri oleh Pejabat Departemen Koperasi rapat pembentukan Koperasi tersebut telah berhasil menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sekaligus memilih pengurus dan badan pengawas yang selanjutnya dilantik Rektor dan mendapat pengesahan sebagai Badan Hukum dari pemerintah RI (Ka. Kanwil Sulawesi Selatan) berdasarkan Surat Keputusan No.032/DK.18/DI/IX/1981. Badan Hukum Nomor : 4173/BH/1V Dengan jumlah pendiri 32 orang. Pada awal berdirinya Kopma Unhas hanya bergerak dalam bidang sablon, toko buku dan bimbingan belajar dengan modal awal sebesar seratus enam puluh ribu rupiah. Pada awal berdirinya Kopma Unhas berpusat di kampus Baraya, kemudian setelah Kampus Unhas dipindahkan Kampus Unhas ke Tamakanrea maka Kopma Unhas secara total ikut pindah ke kampus baru tersebut (19811956). Setelah beberapa tahun kepengurusan (1956-2001) usaha Kopma Unhas semakin meningkat dengan tambahan beberapa unit usaha seperti Bursa, Wartel,
34
Foto copy, rental dan voucher seluler. Demikian halnya juga dengan jumlah anggota yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah anggota Kopma Unhas hingga bulan 2011 adalah 19.528 orang dari berbagai fakultas (Arsip Kabid adum dan personalia tahun buku 2011. Kopma Unhas). Dalam perkembangan Kopma Unhas awalnya berpusat di lantai I Perpusatakaan Universitas Hasanuddin. Pada tahun 1991- 2000 aktivitas usaha Kopma Unhas meningkat dengan bertambahnya unit usaha, jasa pelayanan sim kampus dan usaha privat, bursa voucher Hp dan accesoris, toga wisuda, percetakan (Kopma Grafik Center). Selama kepengurusan tahun 1981-2011 prestasi yang di peroleh
Kopma Unhas ( Laporan Pertanggung Jawaban)
Pengurus–Pengawas Kopma Unhas ) sebagai berikut : 1. Koperasi kategori B (Mantap) dari Depkop (Kanwil Koperasi Sul-sel) 1991-1993 2. Koperasi Pelayanan Terbaik pada masyarakat dari Deparpostel (PT. Telkomsel Indonesia Witel X ) tahun 1991 3. Pengelola wartel terbaik kategori Koperasi Mahasiswa dari Deparponsel (PT. Telkom Indonesia Divisi Regional VII ) tahun 1995 4. Koperasi Mahasiswa terbaik I tingkat Sul-Sel dari Kanwil Koperasi SulSel tahun 1996 5. Sebagai wakil Koperasi Mahasiswa Sulawesi-Selatan dalam kegiatan The 3rd meeting ICA Committee of University/campus Coorperatives for Asia and Pasific di Filiphina tahun 2011
35
6. Pelaksanaan dikjut Nasional di Antang, Koperasi Mahasiswa Unhas sebagai tuan rumah, menghadirkan beberapa perwakilan dari universitas seluruh Indonesia tahun 2011 Pada tahun 2008, usaha bursa Kopma Unhas di pindahkan ke pintu 2, dari posisi lantai 1 Perpus Pusat dan Usaha Wartel di PKM 2, di tiadakan sebab permintaan ruangan dari UKM lain. Setiap kepengurusan, selalu mengupayakan adanya unit usaha baru untuk pembelajaran anggota, seperti pada kepengurusan 2008 unit usaha yang di maksimalkan ada beberapa seperti KGC, kantin, bursa mini market, bursa voucer hp, dan pelayanan jasa toga wisuda dan sim kampus, pada tahun 2010 unit usaha yang di tambah adalah rumah makan di sahabat, selajutnya pada tahun 2011 unit usaha Kopma Unhas secara keseluruhan di pindahkan dari pintu 2 ke Ramsis Mahasiswa lantai dasar. Selain itu, unit usaha lainnya di maksimalkan di Central Workshop. Kopma Unhas merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Universitas Hasanuddin. Berbeda dengan jenis UKM yang lainnya Kopma Univesitas Hasanuddin mempunyai peran ganda yaitu selain sebagai organisasi
kemahasiswaan
yang
mempunyai
tugas
pendidikan
dan
pengembangan sumber daya anggotanya juga merupakan organisasi bisnis yang berbadan hukum. Selain itu Kopma Universitas Hasanuddin juga merupakan UKM yang memiliki kharakteristik khusus, artinya merupakan salah satu jenis UKM yang selain berada di bawah pembinaan Pembantu Rektor Bidang
36
Kemahasiswaan. Koperasi Mahasiswa Unhas adalah UKM yang memiliki surat izin usaha perdagangan (SIUP) golongan Perusahaan dagang kecil (pengadaan barang dan jasa) dari dinas penindustrian perdagangan pemerintah kota makassar tanggal 27 februari 2002. Kopma Unhas juga memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari kantor pelayanan Perizinan pemerintah kota Makassar, 14 februari 2002. Tanda daftar perusahaan (TDP) koperasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar tanggal 28 februari 2002.
B. Visi Misi Kopma Unhas Visi Kopma Unhas
yaitu Menjadi organisasi yang memberikan
kemanfaatan kepada anggotanya serta berperan aktif dalam gerakan koperasi dengan berpegang teguh pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Misi Koperasi Mahasiswa Unhas : 1. Mewujudkan SDM anggota yang memahami dan menjalankan fungsi dan perannya sebagai pemilik, pelanggan, dan partisipan aktif di Koperasi mahasiswa Unhas. 2. Meringankan beban ekonomi dan meningkatkan daya beli anggota. menyediakan kebutuhan mahasiswa. 3. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai pusat data dan informasi Kopma Unhas dan berita aktual serta pola pengembangannya. 4. Pengoptimalan, pembenahan, dan pemanfaatan sistem informasi, serta kearsipan dan administrasi data-data organisasi.
37
5. Menciptakan kondisi aman dan tertib dengan mendukung kinerja organisasi. 6. Mewujudkan hubungan yang harmonis baik internal maupun eksternal dengan meningkatkan kualitas intensitas informasi tentang Kopma Unhas. 7. Mewujudkan citra Kopma Unhas sebagai UKM terfaforit di Unhas. (koperasimahasiswa.com/koperasi-mahasiswa-universitas-hasanuddin) Kopma
Unhas
di
dalam
menjalankan
usahanya
adalah
untuk
memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotaanggotanya pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pada umumnya (karyawan). Orientasi usaha yang memihak pada peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat ini harus dipegang teguh oleh Koperasi Mahasiswa Unhas, tidak hanya sekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk– bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya, tapi merupakan hakekat dari Kopma itu sendiri. Selanjutnya secara Spesifik, Kopma Unhas memiliki tujuan : 1. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan menjadi kader koperasi yang Propesional, tangguh dan berwawasan luas. 2. Menciptakan kader koperasi yang memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi. 3. Memajukan gerakan koperasi dalam rangka membangun tataran perekonomian nasinal yang adil dan demokratis. 4. Mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi (Kalsum, 2009)
38
C. Struktur Organisasi Kopma Unhas Struktur organisasi Kopma Unhas terdiri dari beberapa bagian yang memilki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Berdasakan struktur organisasi pada tahun 2011, komposisi organisasi Kopma Unhas terdiri dari 5 anggota pengurus, 3 anggota pengawas, 4 anggota tim audit, dan 7 karyawan. Tabel.1 Susunan kepengurusan Kopma Unhas Tahun buku 2011 No 1
2 3 4
5
Nama Fawaid
Posisi
Afif
(Fakultas Ketua Umum
Pertanian) NurulHuda Annatasia (Fakultas Kabid keuangan Ilmu kelautan dan Perikanan) Hasriadi (Fakultas Ekonomi) A.Fadhalia
Putria
Kabid pemasaran
(Fakultas Kabid Adum dan persoanalia
Kesehatan Masyarakat) Abdul
Rahman
(
Fakultas Kabid Litbang dan PA
MIPA)
Sumber : Laporan Pertanggunng Jawaban pengurus tahun buku 2011
39
Tabel. 2 Susunan Pengawas KOPMA UNHAS Tahun Buku 2011 No 1 2 3 4
Nama Sukmawati (Fakultas ilmu sosial dan Ilmu Politik) Mesra Rahayu (Fakultas Kesehatan Masyarakat) Dwi Mulyana (Fakultas Kesehatan Masyarakat ) A. Appi Patongai (Fakultas Ekonomi) Rina Anriani (Fakultas Teknik) Rismawati Lasa (Fakultas Teknik) Arwin (Fakultas Ilmu Budaya)
Posisi Ketua Pengawas Anggota Pengawas keuangan dan pemasaran Anggota Pengawas Administrasi Personalia dan Litbang PA Tim Audit
Sumber data : Laporan Pertanggungjawaban Pengawas TB 2011
Pada tabel 1 dan tabel 2, merupakan susunan Struktur kepengurusan dan kepengawasan Kopma Unhas tahun buku 2011-2012. Tabel 1 menampilkan beberapa spengurus dengan spesialisasi bidang masing-masing, selain itu setiap Kepala Bidang (Kabid) biasanya merekrut beberapa anggota untuk di jadikan staff dengan melalui tahap penyeleksian pada calon staff yang propesional dan disiplin. Pada tabel 2 di gambarkan beberapa susunan kepengawasan yang memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolahan Koperasi seperti halnya pengurus. Pengawas diutamakan pernah menjadi pengurus Kopma Unhas sebelumnya, dan apabila kriteria tersebut tidak ada yang memenuhi maka anggota bisa menjadi pengawas dengan anggota yang memiliki criteria khusus yang di tentukan pada saat Rapat Anggota Tahunan.
40
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN KETUA PENGAWAS
KETUA UMUM
ANGGOTA PENGAWAS ADMIN DAN LITBANG PA
ANGGOTA PENGAWAS KEUANGAN & PEMASARAN
KABID KEUANGAN
STAFF AHLI KEUANGAN
STAFF KEUANGAN
STAFF KEUANGAN
KABID ADMINISTRASI & PERSONALIA
KABID PEMASARAN
KABID LITBANG DAN PA
LEADER
STAFF PEMASARAN
STAFF ADMINISTRASI
STAF LITBANG
KOMUNITY COPERATION
STAFF PEMASARAN
STAFF PERSONALIA
STAFF PENGEMBANGAN ANGGOTA
MEDIA KOPERASI
STAFF ADM & PERSONALIA
STAFF LITBANG & PA
FORUM KOPERASO EKONOMI
KOPMA KREATIF
KARYAWAN
ANGGOTA KOPMA UNHAS
Gambar 2. Struktur organisasi KOPMA UNHAS TB 2011
41
Tabel 3. Jumlah anggota Koperasi Mahasiswa Unhas per Desember 2000 No
Fakultas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Ekonomi Hukum MIPA Kedokteran Umum Pertanian Peternakan FISIP Sastra Teknik Kedokteran gigi FKM D3/ Exact D3/ Sos Kelautan Angkatan 81-88 Angkatan 1999 Angkatan 2000
Total jumlah anggota Kopma Unhas
Jumlah anggota 1.885 1.089 1.298 927 1.386 1.140 2.018 1.526 1.671 386 471 1374 2519 152 965 25 19 18.851
Sumber: Laporan PJ pengurus-pengawas KOPMA UNHAS TB 2001
Keaktivan Anggota 942 468 498 511 597 540 888 389 461 188 230 421 1760 13 7.950
42
Tabel 4. Jumlah anggota KopmaUnhas pada periode 2000-2011 Jumlah (orang)
Tahun 1981-2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Wanita 12 34 42 75 37 30 71 39 49 36
Pria 13 29 31 17 39 25 32 22 22 22
Jumlah 18.851 25 63 73 92 76 55 103 61 71 58
Jumlah
425
252
19.528
Sumber data sekunder : laporan pertanggungjawaban pengurus Tahun buku 2000-2011
Pada tabel 3 dan tabel 4, dapat di lihat perkembangan keanggotaan setiap tahunnya mengalami fluktuatif. Selanjutnya pada tahun 2011, sistem pengelolahan data base anggota tercatat secara komputerisasi. Data base anggota yang telah di input sebanyak 677 dan di tambah beberapa anggota sebelumnya sebanyak 18.851, persentase partisipasi aktif anggota pada tahun 2001 hanya berjumlah 7.950 dan pada tahun 2011 jumlah anggota Kopma Unhas secara keseluruhan sebanyak 19.528 anggota dan yang ter input dalam data base anggota TB 2011 berjumlah 677 (sumber data. LPJ pengurus 2011. Kabid Adum dan Personalia).
43
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Cara Koperasi Mahasiswa Meningkatkan Partisipasi Anggota Berdasarkan pengembangan koperasi, Kopma Unhas berpegang pada prinsipprinsip yang sama dengan koperasi pada umumnya. Kopma Unhas berpegang pada prinsip bahwa keanggotaan yang sukarela dan terbuka dan pengelolaannya dilakukan lakukan secara demokratis. Kopma juga melakukan pembagian SHU secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota dengan mengingat bahwa pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. Posisi Kopma Unhas berbeda dengan Koperasi pada umumnya. Hal tersebut di jelaskan oleh AM anggota angkatan 2005 Kopma Unhas:. “Koperasi mahasiwa Unhas adalah koperasi yang di kelolah oleh mahasiswa dan pengelolahannya secara internal tanpa campur tangan orang luar, namun di koperasi mahasiswa adalah salah satu UKM (unit kegiatan mahasiswa) yang di kelolah oleh mahasiswa di bawah birokrasi Universitas Hasanuddin. Jadi pihak universitas sangat mendukung kegiatan yang di lakukan oleh Kopma Unhas. Namun setelah beberapa kepengurusan, citra Kopma Unhas mulai hilang di pihak Rektorat.” (Wawancara 28 Maret 2012). Dari penjelasan informan tersebut di atas, diketahui bahwa Kopma Unhas mendapat dukungan dari pihak birokrat dan Kopma Unhas merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang dikelolah langsung oleh mahasiswa dalam hal ini anggota Kopma sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat berikut:
44
“Defenisi koperasi menurut Ima suwandi dalam bukunya Koperasi, Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial mengatakan bahwa koperasi adalah organisasi dari orang-orang yang di dalam Undang-Undang No.12 tahun 1967 di sebut sebagai kumpulan orang-orang. Mereka berkumpul karena mempunyai kesamaan kebutuhan ekonomi yang ingin dipenuhi, maka mereka membentuk perusahaan yang di kelola secara bersama. Itulah sebabnya banyak yang beranggapan bahwa koperasi berwajah ganda, yaitu sebagai kumpulan orang-orang yang sekaligus merupakan sebuah perusahaan bersama.” (Lihat halaman 7 paragraf 2).
Hal tersebut menggambarkan bahwa Kopma Unhas merupakan sebuah organisasi yang di dalmanya tidak hanya terdiri dari satu orang saja melainkan kumpulan orang. Jika dalam satu koperasi terdiri dari beberapa orang, maka aka nada interaksi yang terjadi yang berujung pada kerja sama. Hal ini sejalan dengan teori Cooley tentang kelompok utama: “Bahwa kelompok utama ditandai dengan saling kenal antar warga serta kerja sama pribadi yang erat adalah peleburan individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok.” (Soekanto, 2006). Gambaran lain tentang Kopma Unhas
dapat dilihat pada penjelasan
informan KS berikut: “Kopma Unhas adalah kperasi yang berada di antara konsepsi dan implementasi, tujuan Koperasi mahasiswa bukan mencari SHU/laba,tapi untuk pemenuhan kebutuhan dan pelayanan anggota. Namun hal tersebut tidak di dapatkan oleh anggota Kopma Unhas. Hal ini membuktikan bahwa jauhnya jarak antara konsep dan implementasi.” (Wawancara, 30 Maret 2012). Koperasi memiliki tugas membangun dan mengembangkan potensi, kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat. Namun pada umumnya yang di alami oleh koperasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
45
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 dikemukakan bahwa orang yang masuk menjadi anggota koperasi harus sadar dan yakin mempunyai tekat untuk memperbaiki nasibnya di masa mendatang (Lihat halaman 9 paragraf terakhir). Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Hal itu di perolah setelah melakukan beberapa wawancara dengan informan AI mengatakan bahwa: “Koperasi Mahasiswa adalah Koperasi dari, oleh dan untuk mahasiswa. Tujuannya yaitu memenuhi kebutuhan anggota dan mahasiswa pada umumnya. Untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi fungsi Kopma Unhas, seluruh anggotanya berkewajiban untuk memberikan kontribusi untuk kelangsungan Koperasi. Hal itu di buktikan dengan bentuk partisipasi anggota dalam organisasi dan usaha Kopma Unhas.” (Wawancara, 30 Maret 2012 ) Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya. Namun pada Kopma Unhas harapan tersebut tidak didapatkan anggota. Seperti yang penuturan IDB berikut: “Pada saat masuk menjadi anggota, sistem simpan pinjam pernah di berlakukan di Kopma unhas. Namun setelah beberapa pengurusan selanjutnya sistem simpan pinjam tidak di berlakukan lagi terkait dengan kondisi keuangan Kopma.” (Wawancara 29 Maret 2012)
46
Koperasi mahasiswa Unhas bisa di katakan satu sistem yang juga memiliki subsistem di dalamnya. Di antaranya terdiri dari anggota, pengurus, pengawas, karyawan, anggota luar biasa yang terdiri dari alumni Kopma Unhas dan masyarakat pada umumnya. B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Kopma Unhas 1. Faktor Internal Keaktifan anggota Kopma Unhas, dipengaruhi salah satunya oleh dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Kemampuan dan kemauan tersebut seperti pengetahuan anggota tentang Kopma, pandangan anggota terhadap manfaat Kopma Unhas, persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas serta pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan perkoperasian. a. Bidang Keuangan Bidang keuangan adalah departemen dalam koperasi mahasiswa Unhas yang berperan mengatur arus keuangan Kopma Unhas. Berikut adalah pola kerja bidang keuangan merumuskan kebijakan keuangan yang efektif dan efesien hal itu mampu mengelola keuangan dengan memperhatikan arus kas masuk dan arus kas keluar serta kekayaan Kopma Unhas, anggota yang terpilih menjadi kepala bidang keuangan harus mampu menciptakan manajemen administrasi keuangan yang professional selain itu mengupayakan sumbersumber pemodalan baru. Seperti yang di ungkapkan oleh informan DA :
47
“Salah satu masalah yang perlu di perbaiki oleh kepala bidang keuangan yaitu mengupayakan penyadaran penarikan simpanan wajib bagi keberlangsungan dan stabilitas keuangan Kopma Unhas kepada segenap anggota, hal lainnya mengupayakan pengembalian piutangpiutang dari anggota biasa maupun anggota luar biasa. Belum maksimalnya sistem keuangan yang transparan membuat manajemen keuangan perlu di revitalisasi. Karena anggota yang di rekrut menjadi staff keuangan tidak memiliki akuntabilitas menjadikan pengelolahan keuangan sangat sulit di lakukan. Mengenai pembagian SHU seadiladilnya belum bisa di maksimalkan karena masih kurangnya anggota yang berpartisipasi.(wawancara 21 Maret 2012) b. Adminstrasi Umum Dan Personalia Bidang administrasi umum dan personalia adalah departemen yang ada di Kopma Unhas yang berperan untuk mencatat manajemen persuratan dan data base anggota serta karyawan. Berikut adalah pola kerja administrasi umum dan personalia yaitu menciptakan sistem kearsipan data organisasi yang baik, namun hal ini masih kurang di laksanakan terkait karena belum sempurnanya manajemen persuratan. Berikut penuturan AI : “Hal yang perlu di perbaiki dalam Administrasi Kopma yaitu merumuskan sistem informasi data yang dapat mendata adminitrasi organisasi secara propesional dengan mengoptimalkan fungsi sekretariatan dalam kegiatan Kopma Unhas. Masalah yang perlu di perbaiki sebagai salah satu cara agar tidak terputusnya komunikasi antara alumni kopma yaitu perlu database keanggotaan yang valid dan komprehensif. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi. Mengoptimalkan database barang inventaris Kopma Unhas yang lengkap dan valid. Dalam bidang personalia Administrasi umum juga berperan mengatur karyawan, Mengoptimalakn kinerja karyawan,dan mengatur mengupayakan peningkatan kesejahteraan karyawan. Selain itu meningkatkan kualitas sumber daya karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Selain itu melibatkan anggota dalam setiap unit usaha secara berkelanjutan baik pemagaman maupun partimer(Wawancara, 7 Maret 2012 ).
48
Mensosialisasikan aturan kekaryawanan dan upaya pelaksanaan nya secara konsisten beserta sanksi yang jelas agar karyawan bisa disiplin. c. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Anggota Kopma Unhas Sebagi organisasi kelembagaan, Kopma Unhas memiliki bidang penelitian dan pengembangan Sumber Daya Anggota Unhas memiliki tugas yaitu mengadakan penelitian dan pengembangan terhadap unit-unit usaha dan keorganisasian Kopma Unhas. Selain itu Litbang PA mampu merumuskan pola pengembangan sumber daya anggota dan karyawan Kopma Unhas. salah satu cara agar mahasiswa lebih tertarik untuk masuk Kopma Unhas, litbang harus mampu merumuskan pola rekruitment keanggotaan Kopma Unhas. d. Bidang Usaha dan Pemasaran Dalam bidang usaha dan pemasaran, perlu adanya pengelolahan usaha yang produktif dan melakukan diversifikasi, Pemilihan dan pengembangan investasi usaha yang dapat memenuhi kebutuhan anggota. Menurut penuturan AN : “Pada tahun 2000 usaha kopma berada di lantai dasar perpustakaan membuat mahasiswa di mudahkan dengan adanya Kopma unhas. Namun pada tahun 2008 relokasi tempat usaha kopma dari lantai dasar perpustakaan ke Pintu 2, membuat pelayanan terhadap mahasiswa tidak maksimal karena jarak yang jauh dari kampus dan pelayanan di maksimalkan pada masyarakat di sekitar Rumah sakit.” (Wawancara, 7 Maret 2012 ) Untuk itu hal yang perlu di perbaiki adalah memperluas jaringan usaha guna mendukung pengembangan Kopma Unhas. Merumuskan strategi dalam mempertahankan pasar yang ada dan pegembangan pasar. Oleh karena itu
49
beberapa strategi di lakukan untuk merumuskan stategi pemasaran usaha Kopma, dengan melakukan analisis usaha (analisis SWOT). Berkaitan dengan peningkatan partisipasi anggota Kopma dalam kegiatan kewirausahaan yang di selenggarakan oleh Kopma Unhas, perlu di ciptakan manejemen yang efektif dan efesien dengan begitu Optimalisasi sistem informasi manajemen usaha dapat tercipta. e. Peran Pengawas Pengawas Kopma Unhas dipilih dari dan oleh anggota, dalam hal ini Pengawas merupakan pemegang amanah dan bertanggung jawab terhadap Rapat Anggota dengan masa jabatan pengawas selama 1 (satu) pengawasan. Kebijakan dan pengelolahan Kopma Unhas serta sewaktu-waktu dapat melakukan pemeriksaan mengenai hasil kerja pengurus selama 1 bulan. Internal pengawas melakukan pengawasan dan di sampaikan pada anggota pada rapat tri wulan. Untuk
memaksimalkan
koordinasi
antar
pengurus,
pengawas
mengadakan pertemuan berskala minimal sekali sebulan dengan pengurus dan bila
perlu
karyawan
sekaligus
memberikan
saran
dalam
upaya
mengembangkan usaha Kopma Unhas. (kopmaunhas.com/index.php/bidangadum-dan-personalia). Posisi Kopma Unhas dalam persfektif sosiologi organisasi, dengan melihat hal-hal umum di dalam hal-hal yang khusus. Peter Berger (1963) menggambarkan karakteristik dari perspektif sosiologi melihat umum di dalam khusus yaitu
50
mengidentifikasi pola-pola umum di dalam tingkah-laku khusus dari individuindividu. Mengingat bahwa masing-masing individu adalah khusus (unik) maka sosiolog mengenali tingkah laku masyarakat dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan katagori dari kelompok individu yang diamati (seperti anak-anak dibandingkankan dengan orang tua atau kelompok perempuan dengan laki-laki, atau kelompok kaya dengan kelompok miskin).
Berdasarkan sosiologi organisasi di jelaskan bahwa katagori umum dari masyarakat yang kita amati akan membentuk atau mengarahkan pengalaman hidup dari individu-individu dimana mereka berada. Sebagai contoh adalah pembedaan antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya tidak hanya dari bentuk kebijakan atau aturan-aturan organisasinya. Beberapa faktor yang berpengauh dalam satu organisasi menurut
Herbert
G. Hicks bahwa dalam organisasi ada core element (unsur inti) dan working element (faktor kerja). Faktor inti adalah orang-orang sebagai faktor pembentuk organisasi, sedangkan faktor kerja yang menentukan jalannya organisasi adalah daya
manusia, meliputi
kemampuan untuk
bekerja, kemampuan
untuk
mempengaruhi orang lain, kemampuan melaksanakan asas-asas organisasi. Dalam Kopma terdapat struktur organisasi yang membedakan peran masing-masing anggota. Struktur tersebut terdiri dari pengurus, pengawas, anggota dan karyawan. untuk mencapai tingkatan pengurus pengawas perlu dilalui
51
beberapa tahap pendidikan secara sistematis sesuai peraturan organisasi.(Lihat halaman 13 paragraf 2-3). Namun dari seberapa jauh fungsi organisasi atau lembaga itu dalam meningkatkan minat anggota lain untuk masuk di dalamnya. Dalam hal ini, bagaimana koperasi mahasiswa bisa menarik mahasiswa untuk masuk menjadi anggotanya. Berikut penuturan IDB terkait kondisi kepengurusan tiap tahunnya : “Program kerja yang terlaksana di usulkan dari anggota pada saat RAT dan pada pelaksanaanya terdapat banyak hambatan, di antaranya program kerja yang di targetkan untuk anggota terlambat di laksanakan karena menunggu kesediaan anggota untuk hadir. Hal itu di karenakan kegiatan kurangnya informasi dan kurang menarik bagi anggota”(Wawancara, 29 Maret 2012 ). Hal tersebut di atas, juga di katakan oleh MR terkait kinerja pengurus dalam melaksanakan tugasnya: “Pada saat RAT yang saya ikuti, pengurus kurang mengaktifkan anggotanya hingga RAT tidak berjalan baik, selain itu pengurus kurang memberikan info mengenai kondisi kopma baik dari kondisi usahanya maupun organisasinya. Selain itu keputusan pengurus kadang tidak sampai pada pengawas, sehingga kurangnya koordinasi yang baik antara pengurus dan pengawas. Masalah lainnya adalah kegiatan-kegiatan yang di lakukan terlalu lama sehingga banyak pengeluaran menganggu kondisi keuangan Kopma”(Wawancara, 30 Februari 2012). Penjelasan informan tersebut di atas memberikan gambaran bahwa ada beberapa anggota Kopma Unhas yang tidak atau bahkan kurang berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Kopma. Salah satu penyebab ketidak aktifan anggota adalah status keanggotaan. Mahasiswa yang menyandang status sebagai anggota luar biasa tidak bisa dipilih lagi menjadi pengurus pada periode
52
selanjutnya, secara tidak langsung minat anggota luar biasa tersebut akan berkurang terhadap Kopma. Anggota luar biasa yang dimaksud disini adlaah mahasisawa Unhas yang tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan untuk menjadi anggota biasa sebagaimana yang diatur dalam AD/ART Kopma Unhas tahun 2011. Dengan demikian partisipasi anggota koperasi yang dijadikan ukuran adalah kesdiaan dan kepatuhan anggota dalam memenuhi kewajiban dan menjalankan hal keanggotaan. Berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
2
pasal
1992
mengenai
keanggotaan, diketahui bahwa tahun 2012 anggota Kopma sebanyak 19.528. Pada awal pendirian Kopma Unhas yaitu pada tahun 1981, jumlah anggota sebanyak 18.851. (LPJ pengurus pengawas Kopma Unhas TB 2001). Menurut AN salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam usaha dan organisasi adalah : “Untuk anggota baru yang selesai Diksar, mereka di berikan tanggung jawab berupa kepanitiaan dan Koordinator setiap kegiatan, baik itu kegiatan berupa Kamat, Konco, atau Medikop. Tugas yang di berikan sebagai salah satu cara agar anggota tetap aktif dan merasa telah menjadi bagian dari Kopma Unhas. Beberapa program yang bisa menarik anggota adalah pelatihan yang berhubungan dengan kewirausahaan dan cara membentuk usaha, pengurus dan anggota lainnya wajib membantu.” (Wawancara 5 Maret 2012) Kopma Unhas dianggap sebgaai salah satu organisasi yang memiliki orientasi anggota dan usaha, berikut penuturan informan RA: “ Kopma Unhas adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa, di mana pada saat ingin menjadi anggota Kopma harus mendaftar dengan mengikuti
53
prosedur pengaderan seperti pada organisasi lainnya. Kopma Unhas harusnya sebagai Koperasi yang berbasis Profit orientasinya tergantung pada anggota, sebab usaha yang berorientasi pada anggota. Anggota akan merasa butuh Kopma. Pada saat anggota dan kader bertambah maka secara otomatis konsumen juga bertambah dan menjadikan omset bertambah, di mana anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan koperasi”. (Wawancara 30 Maret 2012). Penuturan informan tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa mahasiswa yang ingin bergabung menjadi anggota Kopma Unhas harus mendaftar dan mengikuti prosedur yang telah di tetapkan.
2. Faktor Enternal a. Kegiatan Usaha Kopma Unhas Kegiatan usaha menjadi salah satu daya tarik partisipasi anggota, dimana kegiatan usaha yang banyak akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Keuntungan tersebut akan menjadi daya tarika agar anggota dapat berpatisipasi. Dalam bidang usaha Kopma Unhas, beberapa kegiatan Kopma yang dilaksanakan, Sejak tahun berdirinya 8 Agustus 1981 sampai pada saat Kopma Unhas berpindah ke Tamalanrea, jumlah usaha yang di miliki ada 9 unit. Memasuki tahun 2001 usaha yang dimiliki oleh Kopma Unhas 8 unit usaha. Awalnya, pada tahun 1997 Kopma memiliki manejer yang bertugas mengelola usaha. Namun pada tahun 2001 sampai sekarang Kopma Unhas tidak lagi mengangkat manejer. Semua usaha di serahkan sepenuhnya kepada pengurus. (LPJ Pengurus pengawas TB 2001, 2008, 2010 dan 2011).
54
Berdasarkan data LPJ Pengurus pengawas tahun buku 2000 pada RAT XVIII usaha yang di kelolah Kopma Unhas di antaranya unit usaha fotocopy, unit usaha bursa, unit toko buku, lembaga pendidikan computer dan internet, unit usaha wartel, travel (tiket DAMRI ), unit usaha jasa, unit usaha kantin. Pada tahun 2008, berdasarkan LPJ Pengurus pengawas tahun buku 2008, jumlah usaha yang bertahan sebanyak 6 unit usaha. Unit usaha yang di hentikan seperti unit toko buku, lembaga pendidikan komputer dan internet unit usaha wartel. Selain itu usaha pengurus untuk menarik minat anggota yaitu di programnya bengkel usaha dan akhirnya unit usaha baru di buka, KGC pada tahun 2008. Sumber informasi,di peroleh dari anggota berinisial KS tentang kepengurusan Kopma Unhas TB 2010 “Kemudian pada tahun 2010, di buka unit usaha baru berupa rumah makan di jalan sahabat. Namun usaha tersebut tidak bertahan lama setelah kurangnya pengelolah. Pada tahun 2011. Tepatnya tanggal 28 November 2011 unit usaha Kopma di Relokasi ke Ramsis atas permintaan dari Pihak Universitas. Namun izzu relokasi dari pintu 2 Unhas tanpa tempat yang pasti, membuat anggota takut untuk malanjutkan kepengurusan Kopma Unhas selanjutnya” (Wawancara, 27 Maret 2012). Target usaha Kopma Unhas yaitu mahasiswa baru penghuni asrama mahasiswa dan mahasiswa sekitar kompleks ramsis dengan sasaran pemasaran dengan memperhatikan consumer satisfaction (kepuasan konsumen), product (produk), kwalitas, price (harga), kemasan dan promotion (informasi usaha)
55
b. Kegiatan Dari Segi organisasi Koperasi mahasiswa Unhas merupakan organisasi yang mampu mendukung pengelolahan organisasi yang lebih propesional. Aspek kaderisasi sebagai salah satu aspek terpenting terhadap keberlanjutan organisasi, banyak masalah yang terjadi di dalam organisasi. Hal ini di karenakan pengelolahan sumber daya manusia yang sangat dinamis dan berkaitan langsung dengan kemampuan organisasi melakukan internalisasi nilai ke anggota sehingga tercapai visi bersama yang akhirnya tercipta kekuatan yang lebih besar melalui kader yang berkualitas. Fungsi pengaderan adalah sebagai sistem penggerak organisasi mendorong dan melahirkan usaha-usaha terencana, sistematis , dan berkelanjutan.
Mahasiswa
yang
tidak
mengikuti
pengaderan
secara
berkesinambungan maka tidak dapat menjadi pengurus atau pengawas dalam struktur organisasi Kopma Unhas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan organisasi agar tetap bertahan. Dalam teori structural fungsional dikemukakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang memiliki fungsi dan ada konsekuensi yang harus didapatkan ketika masyarakat tersebut bekerja. Teori
tersebut
menjelaskan bahwa Kopma
Unhas
melakukan
penyeleksian terhadap calon pengurus dengan melihat kesinambungan pengaderan yang diikuti oleh setiap anggota dengan maksud menjaga agar organisasi tetap stabil.
56
Salah satu azas pengaderan adalah kemandirian artinya menciptakan kondisi yang dinamis untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam bersikap, berpikir dan memutuskan suatu persoalan pribadi maupun kelembagaan.
c. Partisispasi Anggota dari Segi Organisasi Partisipasi anggota Kopma Unhas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi kepengurusan, program kerja dan kegiatan organisasi, dukungan dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan Kopma Unhas. Kondisi kepengurusan digambarkan oleh informan MR yang juga merupakan anggota Kopma Unhas, sebagai berikut: Pengurus harus tahu kondisi anggota yang di tugaskan karena biasanya pengurus memberikan job pada saat anggota sibuk perkuliahan, final dan mid tesk, dan pengurus harus memberi motivasi untuk anggota dalam proses belajar di Kopma dan seharusnya pengurus dan pengawas wajib paham Aanggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga kemudian mengaplikasikannya Sebagai organisasi bisnis yang memiliki usaha dan berlokasi di wilayah kampus Universitas Hasanuddin, usaha Kopma Unhas menjadi salah satu hal yang mempengaruhi loyalitas anggota dan partisipasinya. ”(Wawancara, 30 April 2012 ). Penjelasan informan tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa koperasi sangat di dukung oleh peran dan partisipasi aktif dari anggotanya dan hal tersebut mempengaruhi kemajuan dan eksistensi koperasi tersebut, begitu juga Kopma Unhas. Masalah yang sering terjadi pada koperasi adalah partisipasi anggotanya yang kurang optimal, seperti
anggota yang tidak melakukan
kewajiban membayar simpanan wajib tiap bulannya dan penunggakan
57
peminjaman oleh anggota yang berutang serta kurangnya keaktifan anggota dalam setiap kegiatan. Hal tersebut dialami oleh Kopma Unhas.
Seperti yang di
ungkapkan informan IDB : Sebagai Koperasi Mahasiswa, Kopma Unhas harus lebih memberikan pelatihan kewirausahaan untuk anggotanya dan memberikan modal untuk anggota Kopma Unhas. ”(Wawancara, 29 Maret 2012).
Menurut Ropke (2003) keefektifan partisipasi anggota tergantung dari interaksi antara anggota, manajemen dan program. Namun Ketiga variabel ini belum tercapai pada Kopma Unhas. Hal ini di ungkapkan oleh informan RA :. “Dalam setiap kepengurusan, selalu di tekankan perlunya terlaksana program kerja pengurus. Program kerja yang di rekomendasikan harus sesuai yang di butuhkan oleh anggota dan di laksanakan sinergis dengan minat dan bakat anggota. Dari segi manajemen, pengurus dan pengawas harus lebih paham dan mematuhi aturan organisasi dalam hal ini AD dan ADRT dan GBHK”. (Wawancara 23 Maret 2012).
Anggota Kopma Unhas yang
berpartisipasi hanya bertahan beberapa
persen dari setiap angkatan di setiap perekrutan anggota, sehingga anggota hanya dapat bertahan dalam waktu singkat atau jangka pendek. Anggota dapat bertahan lebih lama saat masuk dalam kepengu rusan atau kepengawasan dan anggota yang kurang aktif hanya akan di infokan kegiatan. Kemauan untuk mempertahankan keaktifan anggota sangat sulit di wujudkan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya loyalitas anggota di setiap angkatan. Pendapat tersebut di sampaikan informan AN :
58
“Yang membuat anggota bertahan di Kopma Unhas karena beberapa hal di antaranya yaitu pada saat menjadi anggota biasa, pengurus dan pengawas lebih meningkatkan pendekatan secara personal kepada setiap anggota baru, dengan cara memberikan suatu tanggung jawab yang berguna agar anggota tetap aktif dalam kegiatan tersebut. Misalkan pada tahun pertama perekrutan. Anggota di berikan kesempatan untuk magang di unit usaha Kopma Unhas, kemudian selalu memberikan informasi seperti pelatihan atau Training setelah anggota aktif maka di berikan posisi Vital dalam kepengurusan atau kepengawasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah di dapatkan anggota” (Wawancara, 30 Maret 2012). Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan serta bertanggung jawab jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak serta bertanggung jawab, maka partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi dimaksud dikatakan buruk atau rendah. Sebagai organisasi kemahasiswaan kopma unhas memiliki fungsi, seperti yang di ungkapkan AM berikut: “Kopma sebagai organisasi harusnya mewadahi kepentingan anggotanya baik dari organisasi dan usaha, di mana mahasiswa mampu menjadi media pembelajaran dalam bidang bisnis/berwirausaha dan akhirnya mampu berwirausaha.”(Wawancara, 29 Maret 2012) Selain wawancara kepada anggota Kopma Unhas, peneliti telah melakukan wawancara secara langsung kepada Wakil Rektor III. “Koperasi berbeda dengan program wirausaha, berbeda dengan Program Mahasiswa Kewirausahaan. Posisi Kopma Unhas sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang berperan memenuhi kebutuhan anggotanya, memberikan pelayan kepada kepada anggota bukan bersifat centris (terpusat) tetapi kepada seluruh element baik mahasiswa dan masyarakat umum. Sasaran
59
pemasaran yang cocok untuk Kopma yaitu tidak perlu mementingkan keuntungan/ benefit tapi untuk kesejahteraan anggota pada umumnya dengan tidak memikirkan keuntungan, tapi maksimalkan fungsi pemebelajaran untuk kewirausahaan. Kopma Unhas mampu mencari metodologi yang bisa di terima masyarakat. Kopma mampu mengolah usaha dan membaca kondisi pasar dengan usaha kreatif dan inovatif.” (Wawancara, 8 Mei 2012) Penjelasan informan tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa koperasi harusnya memberikan pelayanan kepada
seluruh mahasiswa dan
masyarakat secara umum. Sebagai organisasi ekonomi, kopma mampu mengolah usaha dan membaca kondisi pasar dengan usaha kreatif dan inovatif. Selajan dengan teori sosiologi pasar dan sosiologi ekonomi menjelaskan bahwa pelayanan sebagai produk harus berorientasi pada pembeli/pelanggan. Itu artinya, seluruh aspek kualitas fungsi pelayanan tercakup didalamnya, seluruh aspek yang bisa menarik pelanggan harus diperhatikan dalam pelayanan.( lihat halaman 25 paragraf 1) Menurut Sagimum MD (1965:17) mengatakan bahwa koperasi akan berfungsi dengan baik dan berhasil jika mengikut sertakan partisipasi anggota, artinya anggota itu berpartisipasi untuk anggota itu sendiri. Dan hal ini koperasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan bila orang-orang di dalamnya saling bekerja sama. Namun salah satu kelemahan yang kurang mengakar pada Kopma Unhas adalah Koperasi yang telah lama berdiri, namun dalam pengelolahannya maju tapi tak berakar. Berikut penuturan RA : “Masalah yang di hadapi Kopma Unhas sekarang ini adalah jauhnya jarak antara konsep dengan implementasi. Dalam pengelolahnya pada awal tahun 1981 Kopma Unhas memiliki banyak anggota dan
60
bertambahnya unit usaha. Namun setelah beberapa Tahun kepengurusan dan kepengawasan. Kopma Unhas telah banyak kekurangan kader setiap kali perekrutan anggota baru”(Wawancara, 30 Maret 2012). Kader adalah anggota yang di persiapkan untuk menjadi generasi pelanjut dari sebuah organisasi. Kopma Unhas memiliki beberapa tahap pengaderan agar anggota siap untuk
melanjutkan kepengurusan dan
kepengawasan Kopma Unhas, tahap tersebut adalah Diklatsar, TOF, Dikjut dan kegiatan pendidikan lainnya. Anggota yang telah menjadi kader Kopma Unhas memiliki ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik dalam melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib, menghadiri rapat-rapat dan pertemuan anggota secara aktif.anggota di berikan kesempatan untuk di rekomendasikan pada setiap kegiatan dari luar, baik dari organisasi lain maupun lembaga perkoperasian lainnya. Mengenai hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi, maka anggota Kopma Unhas selalu memantau perkembangan setiap unit usaha Kopma dan anggota di berikan kesempatan untuk belajar (magang/part time) di setiap unit usaha Kopma Unhas.
d. Partisipasi dalam Segi Usaha Untuk
mendukung
pertumbuhan
koperasi,
anggota
sebagai
pelanggan/pemakai memanfaatkan setiap pelayanan koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut akan semakin banyak dan bila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan partisipasi kontributif akan semakin meningkat. Oleh karena
61
itu anggota perlu dirangsang dengan pelayanan-pelayanan yang menarik dan sesuai kebutuhan anggota. Sebagai pengurus TB 2011, anggota ber inisial RA berpendapat bahwa: “Dalam kepengurusan litbang dan PA, Karena sistem Administrasi Kopma Unhas masih kacau maka mempengaruhi Litbang dan PA. Focus konsentrasi merupakan salah salah satu bidang yang sangat penting karena berkonsentrasi pada dua arah, yaitu pengembangan usaha dan keanggotaan. Secara keseluruhan Litbang dan PA harus merumuskan pola-pola kegiatan keanggotaan yang bisa meningkatkan kapasitas diri anggota dan bisa merumuskan unit-unit usaha apa yang sesuai kebutuhan anggota, serta bisa membawa Kopma Unhas berkembang ke depannya.”(Wawancara, 27 Maret 2012). Dari segi usaha, koperasi mahasiswa memiliki tujuan tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi terutama untuk memperbaiki kesejahteraan anggota, anggota dalam modal untuk kelangsungan koperasi, dan anggota yang menerima hasil dari usaha adalah yang berkontribusi dalam usaha. Seperti yang di jelaskan dalam prinsip koperasi. Bahwa tinggi rendahnya SHU tergantung dari partisipasi anggotanya. Hal itu di ungkapkan oleh AM: “Pada tahun 2000-2011 sistem manajerial tidak di aktifkan. Seluruh unit usaha pada awal tahun 1981 di kelolah oleh manajer, setelah rapat anggota tahunan 2000 unit usaha Kopma Unhas di kelolah langsung oleh pengurus. Koperasi Mahasiswa Unhas memiliki beberapa kepala bidang (kabid), di antaranya Kabid Adum dan persoanalia, Kabid Litbang dan PA secara khusus mengkoordinir organisasi dan karyawan sedangkan Kabid pemasaran dan Kabid keuangan menangani usaha”. (Wawancara, 20 Maret 2012 ). Setelah beberapa tahun kepengurusan, usaha Kopma Unhas pernah menjadi panutan. Usaha Kopma Unhas yang telah beroperasi selama beberapa kepengurusan terdapat 2 unit usaha dengan tempat yang berpisah. Yaitu usaha
62
Lesehan Kopma Unhas di jalan Politeknik, Cental Workshop Unhas dan unit usaha bursa dan fotocopy di ramsis lantai dasar depan Fakultas Hukum. Berdasarkan penuturan anggota Kopma Unhas berinisial AM mengatakan “Dalam perkembangan usaha Kopma Unhas di butuhkan beberapa Analisis usaha dan Bisnis Plan. Berdasarkan beberapa LPJ Pengurus pengawas dari beberapa sumber jumlah usaha yang bertahan sebanyak 6 unit usaha tahun terakhir 2011. Dari beberapa kepengurusan, unit usaha yang bertahan harus hilang satu per satu di sebabkan beberapa faktor seperti tempat yang di relokasi dan kurangnya partisipasi anggota dalam unit usaha, baik melakukan transaksi atau pun menjadi karyawan partimer (magang/shiff). Hal tersebut di karenakan harga (Price) yang lebih tinggi dari usaha di luar Kopma Unhas.” (Wawancara, 23 Maret 2012) Bidang pemasaran merupakan salah satu bidang yang
berada dalam
struktur kepengurusan yang menitikberatkan pekerjaannya pada pelayanan jasa dan barang. Pelayanan jasa dan barang tidak hanya di fokuskan pada akademika Universitas Hasanuddin saja, tetapi juga di peruntukkan pada masyarakat umum. Dalam program kerja pengurus TB 2011 dan TB 2012 melakukan langkah-langkah baik intensifikasi usaha dan eksternsifikasi yang di analisis secara objektif. Hal ini di ungkapkan oleh AM : “Melakukan kerjasama dengan suplayer ATK dan pelengkapan mahasiswa lainnya. Di utamakan untuk usaha ATK di Ramsis depan fakultas Hukum. Meningkatkan ekstensifikasi usaha, dengan peran langsung manajer pemasaran yang bekerja sama dengan kabid pemasaran dan keuangan. Intensifikasi usaha, dengan memperhatikan analisis SWOT dan kelayakan usaha. Melakukan survive banyaknya unit usaha yang sama dengan usaha Kopma Unhas, Melakukan maksimalisasi unit usaha yang layak agar sesuai dengan pertimbangan tempat yang lebih efektif untuk unit usaha yang di kelolah. Upaya memperbaiki suasana di beberapa unit usaha Kopma Unhas, dengan memperhatikan kebersihan dan keindahan tempat. Kebijakan promosi yang sangat bergantung pada pamphlet dan belum mengoptimalkan hubungan dengan media elektronik. Pengurus melakukan
63
kegiatan yang berhubungan bidang usaha seperti riset pasar, kebijakan promosi, gebyar hadiah.” (Wawancara, 4 Maret 2012). Berdasarkan informan di atas mengambarkan perlu adanya analisis keuangan, dimana keuangan sangat mempengaruhi pengelolahan usaha. Hal tersebut saling terikat, sesuai dengan teori sosiologi organisasi. Dalam upaya pengembangan ke luar, maka simpul-simpul hubungan senantiasa di jaga keterikatannya. Dengan prinsip bahwa “network link and match” merupakan kunci sebuah keberhasilan. Di samping menjaling hubungan dengan instasnsi pemrintah dan swasta, eksapasnsi organisasi juga di lakukan dengan sesame gerakan koperasi baik skala regional maupun nasional. Menurut AI beberapa saran untuk pengelolahan usaha kopma seperti yang di ungkapkannya: “Konsep Kopma Unhas khususnya pengembangan usaha: (1) kemandirian usaha melalui penciptaan usaha yg ada atau baru dengan konsep perkoperasian dari anggota oleh anggota dan untuk anggota (2) penciptaan kader-kader enterpreneur sejati melalui pengembangan potensi bisnis anggota melalui pemberdayaan dengan bantuan kredit lunak dan pelatihan mulai dari awal hingga bangkebel (3) pengelolaan manajemen usaha yg propesional (step by step) dgn mengusung konsep usaha modern” (Wawancara, 7 Maret 2012). Berdasarkan informan di atas, mengambarkan bahwa perlu beberapa konsep untuk pengembangan usaha. Salah satunya yaitu di awali dengan sebuah analisis terhadap lingkungan sehingga dapat mengantisipasi segala perubahan yang akan terjadi (uncertainty and competity). Untuk kemudian menyusun stategi perjuangan. Sehingga analisis SWOT tersebut adalah:
64
a. Streng (kekuatan ) Dari segi Organisasi yang berbadan hukum independent dengan jaminan aktifitas yang aman dan mapan Kopma kuat dalam Kuantitas anggota yang besar sebagai basis massa. b. Weakness (kelemahan) Masalah yang menjadi kelemahan kopma Unhas yaitu Visi dan orientasi organisasi yang belum tertanam kuat, hal itu menjadi kelemahan kopma unhas. Belum berkembangnya sikap professionalme dan semangat entrepreneur membuat partisipasi anggota sangat kurang. Proses pembinaan dan pemberdayaan anggota yang belum optimal. Keterbatasan dana sebagi modal uuntuk pengembangan, hal itu kurangnya Transfer informasi yang belum optimal (ekstern dan intern). Upaya untuk memperbaiki suasana di beberapa tempat telah di lakukan ,namun salah satu tempat usaha kurang mendapatkan perhatian dalam hal kebersihan dan keindahan. Salah satu hal lainnya yang menjadi kelemahan Kopma yaitu kurangnya dukungan dari Birokrasi Unhas terhadap tempat usaha yang layak untuk Kopma Unhas. c. Opportunity (peluang) Peluang yang bisa di prediksi yaitu pasar yang potensial untuk di kembangkan (dalam kampus, terutama luar kampus) dan Network (jaringan kerjasama) dengan pihak luar.
65
d. Treath (tantangan) Munculnya pesaing-pesaing baru dengan harga terjangkau dan mutu yang bersaing sebgai manifestasi era persaingan dan Pembuatan RAPBK sebagai indicator dan acuan dalam rencana marketing kerja dan pengelolahan keuangan yang sesuai dengan program kerja pengurus. Perkembangan usaha kopma setiap tahunnya mengalami kemunduran, hal ini terjadi karena beberapa hal, seperti mesin yang di gunakan telah rusak, dan tempat usaha yang selalu di relokasi dan terakhir adalah peran serta anggota dalam perkembangan usaha. Menurut AM relokasi usaha Kopma Unhas seharusnya : “Sekedar saran. Ada baiknya itu dipintu 2 yg hancur, diperbaiki atapnya. Paling berapa ongkosnya, agar bisa dipake jualan (gitu analisa bisnisnya). kita bisa bertaruh klu itu bursa masih lama digusur, dan kita masih bisa dapat omzet yg banyak klu semuanya difungsikan kembali. Klu toh digusur bulan 12, kita masih bisa nuntut ganti rugi sama rektorat. Karena klu begitu kondisinya, apanya sih yg mau dimintai ganti rugi. Omzet dibursa pintu 2 jauh lebih pasti daripada di pondokan dan sahabat, jadi kemungkinan kembali modal biaya perbaikan atap jauh lebih besar.”(Wawancara, 12 Februari 2012). Berdasarkan pemaparan informan di atas dapat di gambarkan perkembangan usaha kopma setiap tahunnya dan pada saat relokasi usaha dari pintu 2 ke ramsis di butuhkan analisis usaha sebelum relokasi. Seperti unit usaha kantin pada tahun 2010 tidak adanya analisis untuk jangka penjang sehingga setelah beberapa tahun kepengurusan selanjutnya, unit usaha tersebut hilang setelah adanya relokasi tempat usaha (bursa Kopma Unhas di relokasi dari pintu 2 ke Ramsis lantai dasar).
66
Seperti dalam sosiologi pasar, di kemukakan bahwa koperasi dan pasar sama- sama mecari keuntungan dengan jalan menarik pembeli (pasar) dan mencari anggota (koperasi). Apabila koperasi memiliki banyak anggota maka akan banyak keuntungan yang di dapat, dimana anggota sangat berpengaruh terhadap keuntungan, anggota pemilik sekaligus pembeli (lihat halaman 20 paragraf 1). 2. Perencanaan Strategi pemasaran Kopma Unhas Untuk menentukan kebutuhan anggota dan mahasiswa, pada umumnya perlu melakukan kajian pasar. Menganalisis keunggulan pesain/ usaha di luar Kopma Unhas dan membangun strategi pemasaran di sekitarnya. Membantu menciptakan bauran pemasaran dengan kebutuhan dan keinginan pelanggang Unit usaha Kopma Unhas yang bertahan pada Tahun 2011 s/d sekarang hanya 2 unit usaha ( lesehan Kopma, jalan Polteknik dan Ramsis lantai dasar Fakultas Hukum). Dari berbagai pertimbangan dari rapat pengurus dan pengawas TB 2011 dan TB 2012 dalam rapat RAT dan RALB di peroleh beberapa strategi pemasaran Kopma Unhas sebagai berikut : a. Pengurus TB 2012 melakukan penyusunan RAPBK (Rancangan Pendapatan Belanja Koperasi ) dengan memperhatikan kondisi keuangan dan target belanja Koperasi. b. Melakukan bisnis plant atau perencanaan usaha dengan pendekatan Analisis SWOT dalam jangka waktu panjang.
67
c. Meningkatkan peran serta anggota dalam setiap kegiatan Kopma Unhas dengan melakukan penelitian terhadap minat dan bakat anggota Kopma Unhas. d. Membentuk program kerja yang bisa mengembangkan usaha dan meningkatkan partisipasi Anggota Kopma Unhas. e. Memaksimalkan dua unit usaha Kopma yang ada dengan dukungan dan partisipasi anggotanya. Dan mengangkat Manajer untuk menangani usaha. Kondisi keuangan Kopma Unhas sangat mempengaruhi perkembangan unit usaha yang ada. Oleh karena itu kebijakan hasil RAT yaitu: pengeluaran uang pada tingkat program kerja dan kegiatan pendidikan di batasasi pada hal-hal yang penting dalam koperasi dan Pengalokasian dana sosial dan rekomendasi kerja harus di gunakan se minimal mungkin terkait dengan kondisi keuangan Kopma Unhas. Yang perlu di perhatikan lainnya yaitu meningkatkan dana cadangan Kopma Unhas dengan meminimalisir investasi yang tak memiliki investasi tinggi. Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara mendalam kepada informan, Koperasi mahasiwa Unhas termasuk koperasi yang di kelolah oleh mahasiswa dan pengelolahannya secara internal tanpa campur tangan orang luar, namun di koperasi mahasiswa adalah salah satu UKM yang di kelolah oleh mahasiswa di bawah birokrasi Universitas Hasanuddin. Jadi pihak universitas sangat mendukung kegiatan yang di lakukan oleh Kopma Unhas. Kopma Unhas belum mampu mensejahterahkan anggotanya karena potensi dan kemampuan para anggota Kopma pada umumnya relatif kecil, hal itu
68
timbul karena masalah sistemik, di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal kopma unhas. Internal berasal dari dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, seperti pengetahuan anggota tentang Kopma Unhas, pandangan anggota terhadap manfaat Kopma Unhas, persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas dan pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan perkoperasian. Secara eksternal berkaitan dengan daya tarik kopma Unhas untuk menarik anggota tinggi namun partisipasi anggota kurang, baik usaha maupun organisasi untuk jangka panjang. Persfektif sosiologi, koperasi adalah
kumpulan orang-orang yang
memiliki kepentingan bersama. Menurut Emile Durkheim (dalam Ritzer, 2008) membagi masyarakat dalam dua tipe yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organis. Koperasi dalam persfektif sosiologi termasuk organisasi yang termasuk tipe masyarakat dengan solidaritas organis dengan ciri: 1. Jumlah anggota relatif banyak 2. Hubungan antara individu bersifat rasional 3. Lebih bersifat individualistik dan materialistik 4. Bersifat heterogen dalam arti terdiri dari berbagai suku, agama, dan kepercayaan 5. Hukum yang berlaku bersifat restutif (mendidik).
69
Seperti halnya dalam organisasi, Emile Durheim membedakan dua tipe fakta sosial: material dan non-material dalam The Rule Of Sociological Method, Emile Durkheim menjelaskan fakta sosial non material. Durkhiem membahas upaya membuat analisis komparatif mengenai masyarakat. Dalam masyarakat modern pembagian kerja menimbulkan beberapa patologi, namun hal itu bisa dihindari dengan memperkuat kesadaran kolektif suatu kelompok atau organisasi. Pelaksanaan suatu organisasi dalam mencapai visi dan misi menurut Suwandi (1985) antara lain: 1. Pembagian kerja (Division of work). Pembagian kerja seharusnya disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan. Manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. Secara garis besar, tanpa managemen pembagian kerja yang baik dan tepat maka kinerja orang
70
perorang maupun team tidak akan berjalan dengan baik ataupun memperoleh hasil yang optimal. Tanpa hasil yang kerja yang optimal tersebut maka perusahaan/ organisasi juga akan stagnag. Dari hasil penelitian mengenai partisipasi anggota, pembagian kerja dengan spesialisasi kerja setiap bidang menjadikan kopma Unhas harus lebih memaksimalkan partisipasi anggotanya. 2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility). Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang. Secara garis besar, tanpa managemen tentang pemberian wewenang dan tanggung jawab yang proporsional maka setiap individu dalam organisasi akan berusaha berusaha memperoleh wewenang yang sebesar-besarnya dengan memperkecil tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Hal ini merupakan bentuk nyata sifat egois dan keserakahan manusiawi. Maka apabila hal ini terjadi,
71
organisasi juga akan amburadul. Kopma Unhas memiliki struktur kepengurusan dan kepengawasan yang masing-masing memiliki manajemen dan tanggung jawab. Hal ini tidak maksimal karena kurangnya kepedulian anggota dan pengurus terhadap jalannya organisasi. 3. Disiplin (Discipline). Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. Disiplin merupakan nilai mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu sebagai bagian dari organisasi. Karenanya penerapan nilai-nilai disiplin dalam suatu organisasi harus di managemen dengan baik berdasarkan pelaksanaan visi misi organisasi sosial memiliki kesamaan yang ada pada Koperasi. Sebagai organisasi ekonomi, perumusan tentang Koperasi yang tercantum di dalam Undang-Undang Koperasi Indonesia di Indonesia menyatakan bahwa koperasi mempunyai watak sosial. E. R. Bowen menyatakan bahwa ada 4 masalah kemanusiaan yang harus dapat di atasi dalam memperhatikan kepentinga watak sosial koperasi yaitu ekses sosialisme, moral rendah, peperangan, dan kemelaratan. Masalah ini
harus di perangi oleh koperasi. Pengelolahan koperasi harus
72
memperhatikan faktor manusia karena di lakukan secara demokratis. Berikut alasan koperasi sebagai organisasi sosial: 1) Watak sosial pada koperasi itu adalah melayani manusia yang telah melekat pada dirinya sebagai kumpulan manusia. Dengan kata lain, koperasi harus memperhatikan kepentingan manusia dan bersikap manusiawi terhadap anggotanya. 2) Kegiatan Koperasi yang meningkatkan kecerdasan anggota dan masyarakat. Koperasi melaksanakan pendidikan secara terus menerus. Hasil dari pendidikan koperasi tersebut di harapkan dapat membuka horizon bagi orang-orang yang berkecimpung di dalam koperasi. 3) Terciptanya moral koperatif, yaitu moral saling menghargai antar manusia dalam bekerja sama, sifat jujur dan kepedulian. 4) Prinsip Centering the Pendulum Principle. yaitu tidak menjerumuskan ke arah usaha yang kapitalistik di satu pihak dan terlalu sosialistik di pihak lain. 5) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Seperti dalam sosiologi ekonomi di jelaskan bahwa jaringan hubungan sosial yang melihat bagaimana individu terkait dengan individu lainnya dan bagaimana ikatan afiliasi melayani untuk memperoleh sesuatu maupun sebagai perekat yang memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial (lihat halaman 24 paragraf 3).
73
Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Suwandi (1985).
74
BAB VI PENUTUP A. Simpulan Koperasi mahasiswa Unhas, adalah koperasi yang beranggotakan mahasiswa sebagai pengelolahnya. Kopma Unhas sebagai lembaga kemahasiswaan yang bertujuan sebagai media business learning pada mahasiswa. Koperasi mahasiswa Unhas memiliki tujuan sebagai lembaga yang berbasis pada partisipasi
anggota
memiliki strategi pengembangan kader yang kompetitif dan kreatif berwirausaha. Faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota secara internal, berasal dari dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, hal itu mempengaruhi pengetahuan anggota tentang Kopma Unhas, pandangan anggota terhadap mamfaat Kopma Unhas, anggota merasa belum maksimal pelayanannya sebagai anggota di Kopma Unhas. Persepsi anggota tentang kegiatan Kopma Unhas dan pandangan terhadap pembinaan dan pendidikan perkoperasian masih perlu di tingkatkan. Faktor eksternal yang sering mempengaruhi tingkat partisipasi anggota berasal dari pengaruh dari luar. Program
kerja dan kegiatan organisasi
mempengaruhi minat dan daya tarik
mahasiswa untuk menjadi anggota kopma, namun di sisi lain dukungan dan peran pemerintah dalam mendukung kegiatan Kopma Unhas kurang maksimal. Terbukti
75
dengan tindakan relokasi tempat usaha yang di keluarkan oleh kebijakan pihak birokrat kampus. Sebagai organisasi bisnis yang memiliki usaha dan berlokasi di wilayah kampus Universitas Hasanuddin, usaha Kopma Unhas menjadi salah satu hal yang mempengaruhi loyalitas anggota dan partisipasinya. Namun menjadi masalah adalah Pembagian kerja yang di
lakukan pengurus kepada anggota tidak efektif dan
kurangnya partisipasi aggota dalam kegiatan organisasi dan usaha. B. Saran 1. Untuk manajemen Kopma Unhas agar memperbaiki pemahaman bahwa peran koperasi tidak hanya sebagai lembaga organisasi dan laboratorium kewirausahaan saja. Akan tetapi berperan sebagai gerakan ekonomi dan lembaga advokasi masyarakat serta tujuan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. 2. Untuk Birokrasi Rektorat Universitas Hasanuddin agar memberikan pengetahuan kepada mahasiswa agar dapat mengembangkan usahanya melalui kegiatan kemahasiswaan yang di lakukan oleh Kopma Unhas, agar Kopma unhas dapat bekerja sama dengan mahasiswa kewirausahaan.
76
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Metode Penelitian Daymont, Cristine. 2008. Metode Riset Kualitatif. Jakarta : Bentang. Lexy, J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi 3). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung. Satori ,Djam”an dan Aan komariah, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. B. Buku Teks Ilmiah Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup 1997.Sosiologi Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Hendrojogi. 2004. Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta : RajaGrafindo Persada Pip, Jones. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial dari fungsionalisme hingga post- Modernisme. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Philip, Kotler. 1998. Manajemen pemasaran, marketing management 9e. analisis, perencanaan,implementasi dan control. Jakarta : PT Prenhallindo. Asdar, Muhammad. 2005. Koperasi, Tinjauan Ekonomi,Manajemen Dan Starategi Pengembangan. Makassar: Hasanuddin University Press Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern Jakarta: Kencana. Jochen, Ropke dan Sri Djatnika. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat Soedjono, Ibnoe. 2007. Membangun Koperasi Mandiri Dalam Koridor Jatidiri. Jakarta : LSP21-ISC Sumanto, Kamto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Universitas Indonesia. Sutarto.1993 . Dasar-Dasar Organisasi. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press Suwandi, Ima. 1985. Koperasi, Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial. Jakarta : Penerbit Bharatara Karya Aksa
77
C. Majalah, makalah dan dokumen lainnya Anonim.1992. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.Lembar Negara Indonesia Tahun 1992 nomor 116. Azhar, Yunda Azrina.2007. Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi dalam Kegiatan Koperasi perikanan minang jaya Muara Angke, Jakarta Utara. Insitut pertanian Bogor Deputi Bidang Perkembangan SDM Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. 2010 Format Pengaderan Kopma Unhas. TB 2002. Administarsi Umum, Libang dan PA TB 2002.(tidak di Publikasikan). Kalsum, Ummu. 2009.Selayang Pandang Kopma. Makalah Jurusan Ekonomi Universitas Hasanuddin. LPJ-PP (Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Pengawas) TB 2001,2008,2010,2011. RAT Kopma Unhas. LSP21. 2003. Lokakarya Koperasi Universitas sebagai Alternatif di Perguruan Tinggi. Jakarta. Bagus Production. Meliana Meldy Megawati.2009. Hubungan Motivasi dan partisipasi anggota dengan peningkatan SHU pada KPRI “Binawarga” kecamatan Gondang Kabupaten Sragen. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Medikop. Edisi Agustus Tahun XXII. TB 2004. Kondisi Kopma Sekarang, Leader (Lembaga pengaderan Kopma Unhas). Edisi Agustus Tahun XXIIX. TB 2010. Kopma Di Gusur Lagi di Gusur Lagi, Kondisi Kopma saat ini. Soestrisno, Nor. 2003. Makalah Saresehan Nasional. Memadukan langkah membangun Indonesia masa depan. Semarang. Sitorus, Ariansyah . 2011. Partisipasi Anggota Koprasi UIN.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. D. Web dan Internet (kopmaunhas.com/index.php/bidang-adum-dan-personalia).Diakses tanggal 17 februari 2012 pukul 16.32 WITA
78
LAMPIRAN PENELITIAN Lampiran 1. Kondisi RAT ,27 Maret TB 2012 Kopma UH
Lampiran 2. Karyawan Kopma Unhas TB 2010-2011
Lampiran3. Foto Unit usaha 1 Kopma Unhas TB 2011-2012 Wilayah workshop UNHAS.
Lampiran 7. Foto Unit usaha 2 Kopma Unhas TB 2011-2012 Wilayah Ramsis UNHAS.
79
Lampiran 8. Materi Pendidikan Dasar Kopma Unhas Tb 2011 Tabel 5. Materi Diklatsar Kopma Unhas Tb 2011
No
Materi
Media
Waktu
1
Sejarah Perkembangan Koperasi dunia dan Indonesia
Minimal 2 jam
2
Koperasi Kita (Idealogi)
IDEM
3
Organisasi Koperasi (mekanisme kerja organisasi) KeKopma Unhasan (Sosialisasi AD/ART, GBHK/RAPBK) sosialisasi kegiatan organisasi Kewirausahaan Analisis SWOT Prtoposal Bisnis
IDEM
4
5 6 7
IDEM
IDEM IDEM IDEM
MATERI PILIHAN 1) Analisis SWOT 2) Kepemimpinan leadership 3) Problem Solving 4) Bisnis plan/ proposal bisnis 5) Kewirausahaan a. DIKJUT Orientasi memberikan pengetahuan teoritik tentang pengelolaan dan pengembangan koperasi, baik pada sisi manajemen usaha ataupun pada sisi manajemen organisasi dengan porsi materi adalah 40% kognitif dan 30% psikomotorik dan 30 % afektif (sikap). Adapun materinya sebagai berikut :
80
1. Sejarah pemikiran ekonomi dunia, perbandingan klasik, neo klasik dan modern, serta ekonomi social. 2. Undang-undang perkoperasian (Gerakan Koperasi Indonesia Kini dan akan datang) 3. Koperasi ditengah idealogi Neo-liberalisme & sosialisme ( konteks dunia dan Indonesia) 4. Bisnis koperasi 5. Teknik pengawasan (Analisa laporan keuangan) 6. Manajemen Administrasi dan Personalia Koperasi 7. Administrasi keuangan koperasi b. PENDIDIKAN KHUSUS Pendidikan khusus ini lebih mengarah ke pembinaan praktis dan pendalam yang bertujuan memberikan kontribusi khusus bagi anggota dalam menggali dan menyalurkan serta meningkatkan bakatnya , sebagai berikut : 1. Materi pendidikan Kehumasan, panitia pelaksana di lakukan oleh internal Kopma Unhas dan lembaga Eksternal a) setiap kader mampu menjadi public relation organisasi terhadap pihak luar b) Mampu membuat publikasi jurnalistik baik secara online (web,Fb, blog) maupun secara offline (Koran)
81
1. Achievment Motivation Training (Internal KOPMA UNHAS) a) Menggali dan mengidentifikasi motivasi
anggota untuk
bergabung dengan Kopma Unhas. b) Memupuk mentalitas anggota untuk tetap loyal terhadap organisasi. 2. Training of Facilitator (Internal KOPMA UNHAS) a) Menempah dan mengembangkan SDM Kopma Unhas b) Peserta bias menjadi fasilitator yang memiliki jiwa koperasi kental dan berjuang untuk memperjuangkan nilai-nilai koperasi c) Peserta bias menjadi pemateri di ajang pengkaderan internal dan eksternal 3. PendidikanUsaha Sovenier (Anggota KOPMA UNHAS) a) Anggota memiliki keterampilan dalam memproduksi berbagai macam souvenir b) Anggota mampu menjalankan usaha souvenir
dengan
profesional 4. Pendidikan Keuangan, Pemasaran,Adum dan Litbang PA (Calon Staff/ anggota Kopma Unhas) a) Anggota dapat menganalisa laporan keuangan. b) Peserta dapat membaca laporan keuangan. c) Peserta dapat membuat laporan keungan. d) Peserta mengetahui seluk-beluk manajemen pemasaran.
82
e) Segmentasi pasar. f) Peserta dapat menguasai system adminsistrasi organisasi dengan baik. g) Peserta mengetahui pentingya tertib administrasi. h) Peserta dapat melakukan proses administrasi dengan baik dan benar. i) Peserta mampu mengetahui manajemen personalia. j) Dapat membuat jadwal shif karyawan dengan efektif dan efesien. k) Dapat mengetahui aturan kekaryawanan. l) Dapat memahami dan mengetahui jenjang pengkaderan Kopma Unhas m) Dapat mengetahui format pengkaderan Kopma Unhas. n) Dapat mengetahui dan memahami teknik-teknik. o) Dapat mengetahui metode
penelitian untuk pengembangan
usaha maupun keanggotaan. c. Follow up Diksar Follow-up Diksar bertujuan untuk memperdalam materi yang didapatkan pada diksar skaligus menjadi ajang untuk membentuk hubungan yang erat antara anggota Kopma Unhas, dan pada akhirnya dapat menciptakan kader yang loyal terhadap organisasi. Adapun muatan materi follow-up diksar ini
83
sebaiknya tidak dirancang kaku tetapi menyeseuaikan dengan kondisi a yang ada. d. Pendidikan Bahasa Asing Pendidikan bahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa saat ini dalam menghadapi tantangan pasar bebas sehingga organisasi selayaknya mewadahi kebutuhan anggota ini. Adapun pelaksanaannya dibawah kordinasi KONCO dimana leader berperan dalam penyusunan kurikulumnya. TABEL6. KURIKULUM KONCO TB 2010 Pokok Pembahasan
Waktu
Target
Grammar
20
Menguasai
Vocabulary
20
grammar,vocabulary,listening,
Listening
20
speaking,writing.
Speaking
20
Writing
20
Ket : adapun muatan materi dari setiap bagian di tentukan sesuai dengan kebutuhan peserta
84
PROSES PENERIMAAN ANGGOTA KOPMA UNHAS
MENDAFTAR MENGISI FORMULIR KEANGGOTAAN KOPMA
KRITERIA KELULUSAN 1. Mengikuti seluruh proses 2. Bakat dan minat 3. Kesediaan mengikuti perangkat aturan yang berlaku 4. Jujur 5. Punya waktu 6. dll
ANGGOTA BARU KOPMA UH
ORIENTASI KEKOPMAAN 1. Mengenal Kopma - Hak dan kewajiban - Pola kaderisasi Kopma Unhas - Kader yang diharapkan 2. Tour Unit 3. Info Kopma
TRASNFORMASI KEKOPMAAN DAN KEMAMPUAN DASAR Untuk mengetahui 1. Mengetahui motivasi berkopma calon kader 2. Kadar pengetahuan kekopmaan 3. Bakat calon kader yang relevan dengan sistem dan karakteristik kopma
MELUNASI ADMINISTRASI
Gambar.3 Proses Penerimaan Anggota Kopma Unhas
85
FLOW CHART MODEL PENGKADERAN KOPMA UNHAS
NonUNHAS
Anggota
Mahasiswa Unhas
TIDAK LULUS
Test Wawancara
Non-UNHAS
LULUS
-
Kepanitiaan Kajian Ekonomi Magang Konco Medikop Kopma kreatif
DIKLATSAR
Pendidikan Khusus
DIKJUT
STAFF
PENGURUS/PENGAWAS
-
TOF
KOORDINATOR MEDIKOP KOORDINATOR FOKEP KOORDINATOR PERPUSTAKAAN
LEMBAGA PENGADER
Gambar 4. Flow Chart Model Pengkaderan Kopma Unhas
86
Syarat mengikuti diklatsar Kopma Unhas : 1. Mengikuti pra diksar 2. Lulus test wawancara 3. Tekah mengikuti kewajiban Syarat mengikuti Dikjut Kopma Unhas : 1. Berpartisipasi dalam setiap kepanitiaan minimal 3 x ditambah 1 x menjadi koorinator 2. Aktif dalam kergiatan minimal 50 % 3. Mengajukan makalah jika dianggap perlu 4. Masa bakti organisasi minimal 6 bulan Standarisasi kader : 1. Anggota a. Standar hak dan kewajiban 2. Alumni diklatsar b. Memahami filosofi koperasi c. Mengikuti mekanisme koperasi d. Mengetahui kopma sebagai organisasi usaha dan organisasi kader e. Sadar manfaat berkoperasi dan bergabung dengan Kopma Unhas 3. Alumni Dikjut a. Memiliki loyalitas organisasi b. Memahami mekanisme kerja Kopma Unhas c. Mengetahui strategi pengembangan Kopma Unhas kedepan
87
d. Memahami beberapa ideology ekonomi dan dapat mengkomparasikannya e. Memahami wacana gerakan koperasi Indonesia f. Memiliki keahlian khusus/spesifikasi Syarat menjadi staff /Assisten 1. Staff Keuangan a. Lulus pendidikan khusus keuangan b. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 50 % c. Lulus test wawancara d. Pernah mengikuti magang 2. staff pemasaran a. Lulus pendidikan khusus pemasaran b. Perna magang c. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 50 % 3. Staff adum dan personalia a. Lulus pendidikan khusus adum dan personalia b. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 50 % c. Lulus test wawancara 4. Staff litbang & Pa a. Lulus pendidikan khusus litbang & Pa d. Aktif kegiatan keanggotaan minimal 70 % e. Lulus test wawancara.