BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan
dalam sehari-hari (Kewal, 2012). Pergerakan ekonomi makro biasanya terjadi akibat adanya perubahan kondisi suatu negara atau beberapa negara seperti krisis moneter. Indikator yang biasa dihubungkan adalah suku bunga dan kurs. Pergerakan ekonomi makro khususnya di tahun 2008 memiliki pengaruh yang kuat pada dunia keuangan. Pada tahun tersebut terjadi krisis yang merupakan krisis keuangan global. Krisis ini adalah akibat dari subprime mortgage yaitu pemberian kredit perumahan kepada orang yang tidak layak sehingga memiliki dampak kepada bank dan perusahaan investasi di Amerika Serikat (Kurniawan, 2009). Imbas krisis ekonomi ini tidak hanya pada Amerika Serikat namun juga mempengaruhi negara-negara lainnya termasuk ASEAN.
Penelitian yang
dilakukan oleh Nezal (2011) Kebangkrutan Amerika Serikat berimbas menurunnya indeks negara-negara di ASEAN. Negara yang indeksnya terkena dampak krisis antara lain Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina. Indonesia sebagai bagian dari ASEAN pun tidak kebal terhadap terhadap krisis ini. Krisis global dampak subprime mortgage ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar modal di Indonesia (Nezky, 2013). Indeks Harga Saham Gabungan BEI tercatat mengalami penurunan yaitu jatuh pada level 1.345,41 di
1
bulan Desember 2008 dari sebelumnya 2.745.83 di awal tahun 2008 (Wicaksono, 2010). Di sisi lain, Bank Indonesia dalam peranannya mengendalikan moneter, di tahun 2008 tercatat melakukan perubahan tingkat suku bunga acuan/BI rate sebanyak tujuh kali. Dimulai dari 8,00% pada awal tahun 2008 lalu dinaikan menjadi 8.25% pada bulan Mei 2008. BI rate terus dinaikan secara bertahap yaitu 8.50% pada Juni 2008, 8.75% pada bulan Juli 2008, 9.00% dibulan Agustus 2008, 9.25% dibulan September 2014 dan Oktober 2008 pada 9.50%. BI-rate kembali diturunkan di penghujung tahun 2008 sebesar 25 basis poin menjadi 9.25%. Salah satu hal yang dipertimbangkan dalam kenaikan BI-rate pada bulan Mei 2008 adalah prospek ekonomi global (Bank Indonesia, 2008). Krisis global memiliki dampak tidak langsung yaitu membuat nilai Rupiah terhadap USD turun dan harus dibayar dengan kenaikan BI-rate menjadi 9.50% (Okezone, 2008). Gambar 1.1 Pergerakan BI-Rate Tahun 2008 9,50% 8,50% BI-Rate Des-08
Nov-08
Okt-08
Sep-08
Agu-08
Jul-08
Jun-08
Mei-08
Apr-08
Mar-08
Feb-08
Jan-08
7,50%
Sumber: Bank Indonesia Kurs Rupiah terhadap USD pada tahun 2008 memiliki trend yang meningkat pada ujung tahun. Dimulai Rp. 9,291.00/USD pada 31 Januari 2008, pergerakan kurs Rupiah terhadap USD pergerakannya cenderung stabil. Tercatat
2
sejak Januari 2008 hingga September 2008 kurs Rupiah terhadap USD berada pada kisaran Rp. 9,000.00/USD - Rp. 9,500.00/USD. Kurs Rupiah terhadap USD mulai menunjukan peningkatan di bulan Oktober, yaitu tercatat pada akhir Oktober 2008 Rp. 10,995.00/USD. Kenaikan berlanjut pada bulan November 2008 yang mencapai puncaknya pada 24 November 2008 yaitu sebesar Rp. 12,400.00/USD. Depresiasi tajam kurs Rupiah terhadap USD merupakan imbas dari krisis global 2008 (Okezone, 2008). Gambar 1.2 Pergerakan Kurs Rp./USD Tahun 2008
Kurs Rp./USD 2008 13.000,00 12.500,00 12.000,00 11.500,00 11.000,00 10.500,00 10.000,00 9.500,00 9.000,00 8.500,00 8.000,00 2-Jan-08 23-Jan-08 12-Feb-08 29-Feb-08 24-Mar-08 10-Apr-08 29-Apr-08 19 Mei 2008 6-Jun-08 25-Jun-08 14-Jul-08 1 Agust 2008 21 Agust 2008 9-Sep-08 26-Sep-08 22 Okt 2008 10 Nop 2008 27 Nop 2008 17 Des 2008
Rp./USD
Sumber: Bank Indonesia Pasar modal sebagai salah satu bentuk kegiatan keuangan kinerjanya mengalami pasang surut seiringan dengan kondisi makro. Terdapat beberapa variabel makro ekonomi dan non ekonomi yang dapat dikaitkan dengan kinerja pasar modal di Indonesia (Tandellin dalam Lantara, 2004). Salah satu faktornya adalah perubahan Suku bunga (Sudomo dalam Lantara, 2004). Terdapat beberapa penelitian yang telah menguji secara empiris mengenai reaksi kinerja pasar modal
3
terhadap perubahan tingkat suku bunga seperti yang dikemukakan (Waud dalam Lantara, 2004). Penelitian tersebut menemukan bahwa di Amerika serikat penurunan tingkat suku bunga akan diikuti oleh reaksi positif dari pasar modal. Penelitian lainnya adalah oleh Aquasari (2011) dimana mengemukakan suku bunga berpengaruh negatif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa Kurs memiliki pengaruh terhadap kinerja pasar modal. Hasil penelitiannya tersebut mengemukakan bahwa kurs berpengaruh negatif terhadap harga saham. Sedangkan Suciwati (2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pada periode sebelum dan sesudah depresiasi nilai rupiah return saham memiliki perbedaan. Korelasi antara krisis subprime mortgage dengan bursa pasar modal pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian mengemukakan setelah terjadinya krisis subprime mortgage korelasi antar bursa berubah. Lebih lanjut ditegaskan setelah krisis subprime mortage memberikan dampak meningkatnya korelasi antar bursa (Kurniawan, 2009). Hubungan antara tingkat suku bunga acuan juga memiliki pengaruh terhadap pasar modal. Pengaruh tingkat suku bunga BI-rate dengan harga saham di BEI pernah dilakukan oleh Mawardi (2011). Dalam penelitiannya ada reaksi pasar disekitar tanggal pengumuman perubahan tingkat suku bunga. Berdasarkan penelitian dan teori yang sudah ada sebelumnya dapat disimpulkan ada pengaruh dari perubahan suku bunga dan kurs terhadap pasar
4
modal. Terlebih pada krisis ekonomi 2008 dimana ada krisis global dimana suku bunga dan kurs berfluktuasi. Dari uraian yang telah dijabarkan oleh penulis, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PERUBAHAN
SUKU
BUNGA
DAN
PERGERAKAN
KURS
USD
TERHADAP IHSG DAN INDEKS INDUSTRI DI INDONESIA PADA MASA KRISIS EKONOMI (2008-2009) DAN PASCA KRISIS (2010-2013)" 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang dapat disusun dalam
penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana hubungan Indeks industri di Indonesia dan IHSG dengan pergerakan suku bunga? 2. Bagaimana hubungan Indeks industri di Indonesia dan IHSG dengan pergerakan kurs Rupiah terhadap USD? 3. Apakah tingkat suku bunga acuan dan kurs berpengaruh terhadap IHSG dan Indeks Industri Indonesia? 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara pergerakan suku bunga dengan IHSG dan indeks industri di Indonesia.
2.
Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara pergerakan kurs Rupiah terhadap USD dengan IHSG dan indeks industri di Indonesia.
3.
Untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga dan kurs terhadap IHSG dan indeks industri di Indonesia. 5
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam analisa sensitifitas faktor-faktor ekonomi makro terhadap IHSG dan indeks industri di Indonesia. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi suatu dasar pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal. Penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk akademisi yang memiliki ketertarikan dalam melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Data dalam penelitian ini menggunakan data tahun 2008-2009 (pada saat
krisis) dan 2010-2013 (pasca krisis). Data indeks yang diikutkan dalam penelitian adalah IHSG dan indeks industri di Indonesia. 1.6
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan beberapa teori-teori yang relevan dan mendukung penelitian.
6
Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan metode yang digunakan dalam penelitian. Bab IV : Hasil Analisa dan Pembahasan Bab ini berisi penjelasan analisa dan pembahasan dari penelitian Bab V : Kesimpulan, Saran dan Daftar Pustaka Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian serta daftar pustaka yang digunakan dalam penelitian.
7