BAB I PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Perusahaan
Chevron Corporation adalah salah satu perusahaan energi terbesar di dunia dan terpenting di Indonesia. Saat ini, Chevron Corporation yang berkantor pusat di San Ramon, California, AS, aktif di lebih dari 180 negara dan mempekerjakan kurang lebih 53.000 karyawan. Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi, produksi, penyulingan, pemasaran dan pembangkit tenaga.
Sejarah Chevron bermula dari didirikan perusahaan tersebut pada tahun 1879 di Pico Canyon, California. Kemudian, pada tahun 2001, Chevron melakukan langkah awal pengembangkan perusahaannya yaitu bergabung dengan Texaco untuk membentuk Chevron Texaco. Perubahan nama perusahaan tersebut tidak berjalan lama. Pada tanggal 9 Mei 2005, Chevron Texaco mengeluarkan pengumum untuk melepas moniker Texaco dan kembali ke nama Chevron. Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Setelah itu, pada tanggal 19 Agustus 2005, Chevron bergabung dengan Unocal Coporation, sebuah gerakan yang membuat Chevron produsen terbesar energi geotermal di dunia.
Chevron Indonesia Company (dulu Unocal Indonesia Company/ UICo) telah beroperasi di Indonesia selama 38 tahun. Chevron bekerja sebagai mitra Pemerintah Republik Indonesia melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP MIGAS. Saat ini Chevron Indonesia Company mengoperasikan 12 lapangan di KKS Kalimantan Timur dan 1 lapangan di KKS Selat Makasar mencakup daerah seluas 6,6 juta hektar atau 27.000 kilometer persegi. Salah satu kontrak yang dimiliki Chevron Indonesia Company adalah menyediakan pasokan gas ke Bontang, instalasi pengolahan gas alam (LNG) terbesar di dunia.
Di Indonesia, Chevron beroperasi di bawah IndoAsia Business Unit (IBU) yang mencakup kegiatan operasi di Indonesia dan Filipina (Panas Bumi/ Geotermal).
1
Selain
Chevron Indonesia Company, IBU juga mengelola PT Chevron Pacific
Indonesia, perusahaan KKS yang beroperasi di Provinsi Riau dan Sumatera Utara, dan badan usaha di bidang geothermal & power, di Indonesia: Chevron Geothermal Indonesia, Ltd., dan Chevron Geothermal Salak, Ltd., dan di Filipina: Chevron Geothermal Philippines Holding Inc. (CGPHI).
Gambar 1.1. Peta daerah operasional Chevron World Wide
Gambar 1.2. Peta daerah operasional Chevron Indonesia (Sumber: www.Chevron.com) Selama tahun 2006, rata-rata total produksi adalah 37.000 barrels liquids/ cair (21.000 net) dan 244 juta cubic feet gas alam (167 juta net). Untuk net income total dari semua kegiatan Chevron Corporation, terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana tahun 2005 senilai $ 14.099 milyar, sedangkan tahun 2006 keuntungan Chevron menjadi $ 17.138 milyar. Peningkatan dari net income dapat dilihat pada Grafik 1.1 di bawah ini. Kontribusi produksi Chevron di Indonesia
2
mencapai 11,4% dari total produksi Chevron untuk minyak bumi dan gas alam di dunia.
Grafik 1.1. Net income dan Produksi Chevron Corporation tahun 2006.
1.1.1. Struktur Organisasi dan Sumber daya
Chevron memiliki sistem Organizational Capability yang unik dan unggul menggabungkan karyawan, proses dan budaya kerja untuk: •
Mendorong kinerja yang unggul pada empat bidang yang kita fokuskan
•
Menciptakan keunggulan yang kompetitif
•
Memberikan diferensiasi untuk Chevron.
Struktur organisasi dari IndoAsia Business Unit (IBU) dapat di lihat pada Gambar 1.3.
3
Gambar 1.3. Struktur Organisasi IBU Chevron
Sampai bulan Juni 2006, kegiatan
operasi Chevron Indonesia Company
didukung oleh sekitar 1.734 karyawan, dimana 1.221 ditugaskan di Kalimantan Timur, dan 513 lainnya di Jakarta. Chevron Indonesia Company juga didukung oleh lebih dari 1.300 pekerja kontrak. Pada tahun 2005, Chevron Indonesia Company memproduksi sekitar 54,000 BOPD minyak/fluida dan 218 MMCFD gas.
Masa depan Chevron Indonesia Company ditentukan oleh satu faktor utama, yaitu karyawan nasional.
Saat ini, 96% dari karyawan Chevron Indonesia
Company adalah bangsa Indonesia (Sumber: Company Profile Chevron Indonesia Company, HRD, 2006). Untuk mengembangkan profesionalisme dan kemampuan manajerial, karyawan diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, penugasan kerja dan pelatihan hingga ke Amerika atau negara lain. Saat ini terdapat 9 karyawan nasional Chevron
4
Indonesia Company yang ditugaskan di jajaran karyawan global Chevron yang prestisius di benua-benua Amerika, Asia, dan Afrika.
Sejak beroperasi, Chevron Indonesia Company telah menciptakan lebih dari 5.000 pekerjaan dengan gaji dan upah yang memadai. Perusahaan juga menyediakan pinjaman rumah bebas bunga untuk karyawan tetap, dan fasilitas lain yang membantu meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarga serta masyarakat setempat.
1.2.Visi, Nilai-Nilai dan Strategi
1.2.1. Visi Visi dari Chevron adalah menjadi perusahaan energi dunia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan dan kinerjanya. Dengan visi tersebut, Chevron ingin mengatakan bahwa Chevron •
Menyediakan produk-produk energi yang sangat penting untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan dan pengembangan manusia di seluruh dunia
•
Adalah orang-orang dalam suatu organisasi dengan kemampuan dan komitmen yang tinggi
•
Adalah mitra terpercaya
•
Memberikan kinerja berkelas dunia
•
Dikagumi oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu investor, pelanggan, negara tempat Chevron beroperasi, masyarakat setempat dan karyawan Chevron, tidak saja dari hasil yang dicapai Chevron tetapi juga dari bagaimana Chevron mencapainya
1.2.2. Nilai-nilai
Nilai-nilai yang menjadi landasan perusahaan Chevron dibangun atas apa yang dianut, yang membedakan Chevron dari yang lain dan menjadi pedoman kegiatan Chevron. Chevron menjalankan bisnisnya dengan penuh rasa tanggung jawab secara sosial dan dengan cara yang etis. Chevron menghormati hukum,
5
menjunjung tinggi hak asasi manusia, melindungi lingkungan dan memberi manfaat kepada masyarakat di tempat Chevron beroperasi. Nilai-nilai tersebut adalah •
Integritas Chevron jujur terhadap pihak lain dan terhadap diri Chevron sendiri. Chevron memenuhi standar etika yang paling tinggi dalam setiap kegiatan bisnis yang Chevron lakukan. Chevron melakukan apa yang Chevron katakan. Chevron mempertanggungjawabkan semua hasil dan akibat dari pekerjaan dan kegiatan Chevron.
•
Kepercayaan Chevron mempercayai, menghargai dan mendukung satu dengan yang lain, dan Chevron berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kepercayaan dari kolega dan para mitra kerja.
•
Keanekaragaman Chevron memperlajari dan menghargai budaya di tempat Chevron bekerja. Chevron menghargai dan menghormati keunikan setiap individu dan ragam pendangan serta talenta yang mereka tunjukkan. Lingkungan kerja Chevron sangat terbuka dan Chevron merangkul beraneka-ragam komunitas, pendapat, kemampuan dan pengalaman.
•
Terobosan Chevron mencari peluang-peluang dan terobosan-terobosan baru. Chevron menggunakan daya kreativitas Chevron untuk mendapatkan cara yang tidak konvensional dan praktis untuk memecahkan masalah. Pengalaman, teknologi dan keuletan Chevron telah membantu Chevron mengatasi tantangan dan memberikan nilai tambah.
•
Kemitraan Chevron mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjadi mitra uang baik dalam
membangun
mempercayai
dan
hubungan
yang
menguntungkan
produktif,
dengan
kolaboratif,
Pemerintah,
saling
kompetitor,
Pelanggan, masyarakat dan satu dengan yang lain.
6
•
Melindungi Manusia dan Lingkungan Chevron
menempatkan
kesehatan
dan
keselamatan
karyawan
serta
perlindungan atas aset dan lingkungan pada prioritas yang paling tinggi. Tujuan Chevron adalah mendapatkan pengakuan atas kinerja kelas dunia Chevron melalui penerapan Sistem Manajemen Keunggulan Operasi (Operational Excellence Management System) yang seksama. •
Kinerja Tinggi Chevron mengutamakan keunggulan dalam setiap hal yang Chevron lakukan, dan Chevron selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Chevron sangat mendambakan pencapaian hasil yang lebih dari yang diharapkan dari Chevron sendiri dan pihak lain. Chevron berusaha mencapai hasil dengan sepenuh tenaga dan dengan urgensi yang tinggi.
1.2.3. Strategi
Strategi kegiatan yang Chevron lakukan adalah penjabaran visi Chevron ke dalam Rencana Strategi. Rencana strategi tersebut menyelaraskan dan menginterasikan organisasi Chevron, menumbuhkan keyakinan, dan membedakan Chevron dari para pesaing.
a. Strategi bisnis utama Chevron mempunyai tiga strategi bisnis utama, yaitu: •
Global Upstream (Operasi Hulu Secara Global) Meningkatkan kemampuan laba dalam kegiatan bisnis utama dan membangun posisi prestasi yang baru
•
Global gas (Operasi Gas Secara Global) Mengkomersialkan ekuitas cadangan gas yang ada ke pasar-pasar di Amerika Utara dan Asia
•
Global Downstream (Operasi Hilir Secara Global) Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan kekuatan pemasaran dan penyediaan.
7
b. Strategi keberhasilan Tiga Strategi keberhasilan yang diterapkan di semua bidang kegiatan perusahaan: •
Berinvestasi pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan strategi.
•
Meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk mencapai kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang tinggi.
•
Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan kinerja kelas dunia dalam bidang keunggulan operasi, pengurangan biaya, pengelolaan aset/kapital, dan peningkatan keuntungan.
Hal-hal pokok yang melandasi
dan selaras dengan bisnis utama dan strategi
keberhasilan Chevron adalah rencana-rencana yang lebih rinci, taktik, dan ukuran keberhasilan yang membimbing Chevron mencapai sukses dalam setiap kegiatan bisnis yang Chevron lakukan. Rencana-rencana rinci tersebut secara rutin terus diuji terhadap pesaing lain dan diperbaharui agar selalu bisa mencapai kinerja kompetitif yang berkelanjutan.
1.3. Lingkup Bidang Usaha
Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dibagi menjadi 2,
yaitu
Primary Activities dan Support Activities. Primary Activities adalah kegiatan utama atau pokok yang menjadi inti bisnis dari satu perusahaan. Sedangkan Support Activities adalah kegiatan pendukung yang bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan utama.
Dengan adanya kedua kegiatan tersebut, maka perusahaan dapat mencapai target/tujuan yang diinginkan, yaitu keuntungan/profit margin.
Dengan adanya pembagian aktifitas-aktifitas tersebut, maka penulis mencoba menggambarkan pengelompokkan aktifitas yang ada di Chevron Indonesia Company (CICO) pada Gambar 1.4.
8
Primary Activities
Exploration
Production
Distribution
Human Resource Management
Profit Margin
Supply Chain Management Government & Public Affairs Support Activities
Health, Environment, Safety (HES) Facility and maintenance Security Firm Infrastructure
Gambar 1.4. Konsep Kegiatan Perusahaan CICO
Dari gambar di atas, Primary activities dapat dijabarkan sebagai berikut: •
Kegiatan Exploration adalah kegiatan pencarian sumber-sumber minyak bumi dan gas alam baru, pengeboran dan proses persiapan produksi.
•
Kegiatan Production adalah aktivitas pengambilan minyak bumi dan gas alam dari dalam perut bumi menuju permukaan dan di tampung di suatu tempat (terminal).
•
Kegiatan Distribution adalah kegiatan penyaluran minyak bumi dan gas alam dari terminal menuju tempat penyulingan atau pengolahan akhir dan di ekspor keluar negeri.
Support activities pada Gambar 1.4 meliputi kegiatan human resource management (recruiting, training, development), Supply Chain Management (Procurement, Logistic, Material Management), Government & Public Affair, Health, Environment, Safety (HES), Facility and Maintenance, Security, dan Firm Infrastructure( Finance, Legal, Strategic Planning) akan memberikan value bagi Primary Activities sehingga lebih efisien dan efektif.
9
Dari kedua aktivitas tersebut, perusahaan mengharapkan adanya profit margin, dimana merupakan selisih antara pendapatan dan biaya perusahaan.
1.3.1. Bidang Usaha Utama ( Exploration, Production dan Distribution)
Kegiatan operasi Chevron Indonesia Company berlandaskan pada The Chevron Way, yang mengandung nilai-nilai universal dan menuntut tingkat integritas dan kemampuan tertinggi dari karyawannya dalam bekerja bersama mitra kerja, masyarakat, pelanggan, dan rekan sekerja. Chevron menjunjung tinggi dan mentaati peraturan yang berlaku, mendukung hak asasi manusia, melindungi lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di tempat perusahaan beroperasi.
Kegiatan operasi Chevron Indonesia Company dibelah oleh Delta Makaham sebagai batas imajiner, menjadi dua daerah utama: Utara dan Selatan; dan West Seno, proyek laut dalam di Selat Makasar. Di daerah operasi Utara, Chevron Indonesia Company mengoperasikan lapangan-lapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang dan West Seno, serta Terminal Santan. Sedangkan di daerah operasi Selatan, Indonesia Company mengelola lapangan-lapangan
Chevron
Sepinggan,Yakin, Terminal
Lawe-Lawe dan Base Camp, Pusat Logistik Penajam (PSB) dan Kantor Pasir Ridge, Balikpapan.
Chevron Indonesia Company mempunyai tiga lapangan utama, yaitu: Sepinggan & Yakin, Attaka dan West Seno. Terletak di sebelah selatan Delta Mahakam, lapangan Sepinggan & Yakin telah memproduksi minyak dan gas selama 30 tahun. Sepinggan mulai beroperasi pada bulan April 1975, dan mencapai puncak produksinya tahun 1991 dengan produksi sebanyak 26,000 ribu barel minyak per hari (BOPD). Yakin mulai berproduksi setahun kemudian dan mencapai produksi sebanyak 13,200 BOPD pada tahun 1986.
Minyak dan gas dari lapangan Sepinggan dan Yakin dikirim ke terminal darat Chevron di Lawe-lawe yang terletak di Penajam Paser utara. Terminal Lawe-Lawe merupakan tempat pengumpulan minyak yang kemudian diekspor dengan
10
menggunakan tanker atau dialirkan melalui pipa ke penyulingan Pertamina di Balikpapan. Produksi gas juga dikirimkan melalui pipa ke tempat penyulingan dan digunakan sebagai bahan bakar (lihat Gambar 1.5).
Attaka diakui dunia sebagai lapangan minyak raksasa dan dicatat sebagai lapangan lepas pantai terbesar di Indonesia. Terletak sekitar 12 mil laut dari Tanjung Santan, lapangan Attaka memulai produksi dari sumur pertamanya pada tahun 1972. Gas dari Attaka diproses di fasilitas pemurnian fluida (LEX) di Terminal Santan dan gas kering dikirim ke instalasi pengolahan gas alam di Bontang, Kalimantan Timur.
Penemuan lapangan West Seno menandai tahap baru pada pengembangan proyek energi di Indonesia, produksi laut dalam. Lapangan West Seno terletak di KKS Selat Makasar dengan kedalaman antara 2.400 sampai 3.400 kaki. Di West Seno, Chevron Indonesia Company mengaplikasikan kaki landasan bertegangan kecil (TLP) dengan menara pengeboran yang disangga secara fleksibel. Minyak yang diproduksi diproses di unit produksi apung (FPU) yang terletak berdekatan dengan TLP. Minyak dan gas dari FPU dikirim lewat pipa bawah air berdiameter 12” ke terminal darat di Santan.
Terletak sekitar 170 km dari Balikpapan, Terminal Santan yang selesai dibangun pada tahun 1973 menandai dimulainya operasi komersial gas Chevron Indonesia Company di Indonesia. Terminal Santan memproses gas dari fasilitas pemurnian fluida (LEX), memasok logistik untuk menara-menara lepas pantai, stabilisasi minyak mentah dan kondensat, serta kompresi gas. Produksi gas dari lapanganlapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang dan Santan di daerah produksi Utara melewati terminal Santan dalam perjalanannya menuju instalasi raksasa gas alam (LNG) di Bontang atau untuk diproses di instalasi LEX.
Chevron Indonesia Company telah memasok gas ke instalasi LNG di Bontang Kalimantan Timur sejak tahun 1979. Pada saat ini Chevron sedang mengembangkan proyek laut dalam di lepas pantai Kalimantan Timur. Produksi dari pengembangan
11
proyek laut dalam akan sangat membantu usaha Chevron Indonesia untuk menambah pasokan gas ke Bontang.
Gambar 1.5. Proses Bisnis Utama
12
1.3.2. Bidang Usaha Pendukung
Dalam menjalan kegiatan bisnis utamanya, IndoAsia Business Unit (IBU) didukung oleh Shared Service Group (SSG) yaitu Human Resource, Supply Chain Management, HES, Government & Public Affair dan Security.
Gambar 1.6. Struktur Organisasi Shared Services Group (SSG) IBU Chevron
Salah satu departemen di dalam SSG adalah Supply Chain Management. Objektif dari Supply Chain Management adalah: •
Mendapatkan dan mengoptimalkan barang dan jasa yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas, kuantitas, waktu, tempat dan harga
•
Mengatur cara yang efektif dan efisien
•
Bertanggung jawab sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan-peraturan tersebut di antaranya o Peraturan BPMIGAS 007/PTK/VI/2004 tentang Rantai pasok o Peraturan PERTAMINA, SK 036/C00000/2004-SO, agustus 2004, hanya untuk geothermal termasuk MTCN
•
Patuh terhadap prinsip dan etika dari supply chain.
Prinsip-prinsip dasar dari Supply Chain Management •
Efektif
13
•
Efisien
•
Kompetitif
•
Transparan
•
Adil
•
Bertanggung jawab
•
Mendukung dan memperkuat kompetisi nasional
•
Tanggap terhadap lingkungan
Batasan-batasan yang ada di Supply Chain Management •
Undang-undang dan peraturan
•
Production Sharing Contract (PSC) atau Kontrak Kerja Sama (KKS), Joint Operation Contract (JOC) dan Energy Sales Contract (ESC)
•
Perubahan struktur Pemerintahan
•
Iklim dari Politik dan bisnis
•
Bisnis strategi dari Chevron
Stakeholder dari Supply Chain Management (SCM) adalah •
Pemerintah termasuk BPMIGAS, sebagai badan pengawas yang menetapkan peraturan-peraturan, mengaudit semua kegiatan SCM dan menyetujui apabila ada barang-barang yang ingin di write off / dihapuskan.
•
Unit Operasi (KLO, SMO, GPO), sebagai user/pengguna dari SCM yang memberikan informasi-informasi mengenai barang-barang yang dibutuhkan dalam rangka menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
•
Managemen dari IBU, sebagai pengawas internal bagi SCM didalam menjalankan
kegiatannya.
Manajemen
dari
IBU
meminta
pertanggungjawaban dari SCM terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan. •
Komunitas lokal,
sebagai pengawas eksternal terhadap kegiatan-kegiatan
SCM. •
Kontraktor, sebagai partner SCM dalam melakukan kegiatannya.
•
Asosiasi Industri, sebagai partner SCM dalam pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
14
Gambar 1.7 Stakeholder dari SCM
Lingkungan kerja dari Supply Chain Management (SCM) menganut asas: •
Kreatif dan inovatif
•
Kerja dalam team
•
Cooperative
•
Adil, kompetitive dan transparan
Departemen Supply Chain Management memiliki beberapa bagian, di antaranya: •
Contract and Strategic Procurement
•
SCM Operation
•
SCM Business Relation
•
Facility Management
Di bawah SCM operation terdapat tujuh bagian, yaitu General Procurement, Drilling Procurement, Operation, E&C, FM Procurement, West Seno Procurement, Material Management, Contract Admin & Cost dan Capital Project Procurement.
Untuk penulisan penelitian akhir ini, penulis melakukan pengamatan dan pengambilan data pada bagian:
15
•
Operation, E&C, FM Procurement. Bagian ini diketuai oleh seorang superintendent dan dibantu oleh beberapa orang Specialist Procurement/Buyer. Buyer bertanggung jawab terhadap proses pengadaan, dari mulai penjelasan spesifikasi barang atau jasa, pengumuman pengadaan, proses seleksi pemasok, sampai pembuatan kontrak kerja dan pemutusan kontrak kerja.
•
Material Management o Officer Inventory Control (IC) Inventory control bertanggung jawab dalam proses analisis inventory sesuai kebutuhan User dan merencanakan secara efektif bagaimana level dari inventory dapat dioptimalisasikan. Inventory control harus memastikan bahwasanya gudang memiliki persediaan yang cukup dan juga memiliki service level yang tinggi, tetapi tidak memiliki kelebihan inventory. Inventory control menganalisis berdasarkan data-data dari inventory yang ada saat ini (usage, cost, stock on hand, setting) dan pertimbangan lain seperti rencana operasional dan kondisi, material lead time serta tingkatan pemenuhan, apakah kritikal atau tidak. IC juga bertanggung jawab mengeluarkan PR apabila level inventory telah mencapai ROP. SR VP BUSINESS SERVICE
GM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
MGR SCM-GPO CGI/CGS SR ADVISOR SCM
SR ADVISOR SCM
MGR SCM-GPO CGPHI
GM AOPS
SR ADVISOR SCM
MGR FACILITY MGMT & LOGISTICS
MGR SCMSUMATRA
SR ADVISOR SCM
MGR FACILITY MANAGEMENT
MGR PROCUREMENT OPERATION
MGR SCM OPERATIONS
MGR CONTRACTS & STRATEGIC PROCUREMENT
MGR PROCUREMENT
MGR LOGISTIC
MGR SCM BUSINESS RELATIONS
TM LOGISTICS
MGR FACILITY MGMT
Gambar 1.8. Struktur Organisasi Supply Chain Management
16
Gambar 1.9. Struktur Organisasi Procurement Operations o Specialist Procurement/buyer Buyer bertanggung jawab dalam proses procurement, pembinaan hubungan dengan pemasok, pengawasan pengiriman barang dan juga masalah kontrak.
1.4. Isu-isu yang dihadapai Perusahaan
Chevron Indonesia Company akan tetap menjaga keunggulan operasionalnya untuk mencapai visinya menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan kinerjanya.
Chevron Indonesia Company akan terus berperan dalam kegiatan industri minyak dan gas dan memberikan kontribusinya kepada Indonesia, rakyat dan bangsanya.
Melihat tantangan bisnis ke depan yang lebih kompetetitif, dimana telah di temukan sumber-sumber energi baru di penjuru dunia serta harga minyak bumi yang tidak menentu, maka Chevron Indonesia Company (CICO) dituntut untuk lebih efisien dan efektif baik dalam kegiatan eksplorasi dan operasionalnya sehari-hari. Terlebih lagi dengan adanya dukungan teknologi canggih yang di miliki CICO, dimana kegiatan
17
eksplorasi dapat dipermudah sedangkan kegiatan operasional sehari-hari dapat dipersingkat karena semua orang dapat berkomunikasi dengan mudah.
Departemen Supply Chain Management, khususnya bagian Procurement memiliki beberap isu-isu yang dihadapi saat ini dan menuntut penyelesaian. Isu-isu tersebut di antaranya •
Keterlambatan dalam penyediaan barang Adanya persediaan barang di gudang diharapkan dapat memenuhi permintaan user sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. Tetapi kenyataannya ada barang-barang stok yang dibutuhkan tidak tersedia pada waktu akan dipakai. Kehabisan stok (stock out) terjadi sehingga pihak Procurement harus melakukan pengorderan ke pemasok, dimana itu akan memakan waktu. Apabila ini terus terjadi maka akan dapat menggangu kegiatan operasional. Terlebih lagi untuk barang-barang stok yang kritikal, dimana apabila barang tersebut tidak tersedia pada saat dibutuhkan, maka akan dapat mengakibatkan kegiatan operasional berhenti. Dapat dibayangkan apabila kejadian ini terus menerus dikemudian hari, maka perusahaan akan menderita kerugian.
•
Jumlah Inventory yang meningkat dari tahun-ketahun. Nilai inventory yang meningkat tidak ikuti dengan service yang meningkat pula. Timbul pertanyaan apakah yang di inventory tersebut adalah barangbarang yang dibutuhkan atau tidak. Mungkin ada kesalahan dalam perhitungan sehingga barang-barang yang distok lebih banyak dari kebutuhan sehingga menumpuk di gudang.
•
Jumlah barang-barang yang akan dihapus (write off) meningkat. Dalam peraturan Kontraktor Kontrak Sharing antara CICO dan Pertamina disebutkan bahwa semua barang yang dibeli oleh CICO akan menjadi milik Negara. Apabila barang-barang tersebut, terutama barang-barang inventory, tidak bergerak atau dipakai selama 5 tahun maka akan dihapus.
Proses
penghapusan ini juga tidak mudah karena harus dengan persetujuan dari BP MIGAS dan memakan waktu yang cukup lama. Selain itu barang-barang
18
yang di-write-off juga tidak mudah untuk di jual untuk umum karena sifat barang yang khusus. Apabila jumlah barang yang dihapus semakin meningkat, maka ini menandakan proses perencanan yang tidak teliti di masa lalu. Keadaan ini sangat merugikan perusahaan karena tidak dapat memaksimalkan pemakaian assetnya.
19