BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara tidak diragukan lagi. Banyak negara sejak beberapa tahun terakhir menggarap pariwisata dengan serius dan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan di dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun pengentasan kemiskinan. (Pitana dan Diarta, 2009:2). Memasuki abad ke-21, perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, hal ini terjadi karena menyadari bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negaranegara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving country). Misalnya, Arab Saudi suatu negara yang kaya akan minyak bumi, kini mulai melirik pariwisata, karena diperkirakan minyak bumi sebagai sumber devisanya ditahun 2040 sudah mulai berkurang (Yoeti, 2008:27). Sebagai komoditi pengganti, pariwisata diharapkan menjadi komoditi prospektif sebagai primadona penghasil devisa negara yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Demikian pula Timor Leste, keinginan untuk mengembangkan pariwisata menjadi bagian dari masa depan ekonomi Timor Leste. Ide pengembangan pariwisata sebagai salah satu katalisator pembangunan ekonomi Timor Leste telah diusulkan semenjak tahun 2000 yang dikenal dengan Konferensi Tibar (Tibar Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei sampai dengan 2 Juni tahun 2000 di Desa Tibar, Kecamatan Bazartete, Kabupaten Liquiça, Timor Leste. Kesimpulan dari konferensi Tibar tersebut adalah:
1
2
(“if we are not to be an aid-dependent country in the future, we must be proactive. If we do not take the initiative, external investor will determine our tourism future, with profit leaking offshore. Our communities will merely be employees, not owners”). (Cabesset-Semedo, dan Durand, East Timor How to Build A New Nation, 2009:216). Ada
keinginan
besar
dari
pemerintah
dan
masyarakat
dalam
mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sektor yang dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Hal tersebut dituangkan dalam tujuan rencana strategi pembangunanan nasional Timor Leste yaitu sebagai berikut: “The plan aims to develop core infrastructure, human resources and the strength of our society, and to encourage the growth of private sector jobs in strategic industry sectors – a broad based agriculture sector, a thriving tourism industry and downstream industries in the oil and gas sector”. Artinya, pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat Timor Leste selain sektor pertanian dan gas yang ada. (Anonim, Timor Leste Strategic Development Plan, 2011). Kecenderungan pariwisata dunia yang mengarah kepada daya tarik wisata alam (back to nature) membuka peluang untuk mengembangkan wisata minat khusus (special interest tourism) (Wiranatha, dkk, 2010). Timor Leste merupakan
wilayah yang berbukit-bukit dan bergunung
dengan luas wilayah ± 14.874 Km². Salah satu potensi daya tarik wisata alam yang terdapat di daerah ini adalah kawasan lindung Gunung Tatamailau (sering disebut Foho Ramelau) dengan ukuran tinggi 2963 meter dan luas area 30.372 hektar,
sebagai gunung tertinggi di Timor Leste yang terletak di Desa
Nunomogue Kecamatan Hatubuilico Kabupaten Ainaro. Status perlindungan diusulkan sebagai Suaka Marga Satwa oleh UNDP (1982), dan telah ditetapkan sebagai suaka margasatwa oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1996 (SK
3
Menhut 660/Kpts-II/1996) (Ora, 2000). Diakui oleh UNTAET (2000) sebagai daerah perlindungan dalam Rugulation Number 2000/19. (Trainor, dkk, 2007:37). Gunung ini pada masa pemerintahan Indonesia di Timor-Timur telah ditetapkan sebagai kawasan objek wisata, atas dasar pemikiran bahwa: merupakan gunung tertinggi di Timor Leste, dari puncak gunung tersebut dapat menikmati pemandangan yang indah dan menakjubkan. Suhu udaranya dingin dan sejuk dan dapat dicapai dengan jalan kaki, naik kuda atau dengan kendaraan bermotor, dari jalan utama Dili – Ainaro. (Windiyarti, dkk, 1994:47). Kini Gunung Tatamailau masih menjadi salah satu daya tarik utama wisata pegunungan di Timor Leste yang ditawarkan pada wisatawan mancanegara dan nusantara, dan telah ditetapkan dalam strategi pembangunan pariwisata Timor Leste sebagai salah satu kawasan wisata yang siap dikembangkan sebagai destinasi wisata. (Anonim, Tourism Development Strategic for Timor Leste, 2012:16). Tidak dapat diingkari fakta bahwa pariwisata adalah daya konsumtif yang dinamis yang mendorong konsumsi produk-produk pertanian, minuman, tembakau dan lain-lain. Suatu
survei pengeluaran wisatawan regional telah
membuktikan bahwa wisatawan berbelanja secara bervariasi akan anggaran wisatanya untuk membeli bermacam-macam dari negara penerimanya. Pembelian produk-produk di tempat ini merupakan suatu dagangan ekspor nyata tanpa pengapalan yang diperlukan oleh eksportir, dan karena itu produk wisata tidak menanggung resiko yang biasa terjadi dalam perdagangan internasional. (Wahab, 2003:97). Sebelum melakukan perjalanan pariwisata, orang terlebih dahulu akan
4
memperlajari maksud/keinginanannya berwisata. Hal ini erat kaitannya dengan sesuatu yang ingin dirasakan, dinikmati, dilihat, dan dilakukan di daerah tujuan wisata (Warpani, 2007:36). Hal ini berimplikasi pada jenis daya tarik wisata yang ditawarkan, kemudahan dalam mencapainya, fasilitas dan pelayanan pariwisata yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisatanya. Sehingga dalam menawarkan sebuah destinasi wisata pada wisatawan minimal perlu memperhatikan hal-hal tersebut di atas, yang dalam pariwisata dikenal dengan attraction, amenities, accessibility dan ancillary. Konsep “Multiple, A” (Attraction, Amenities, Accessibility, Ancillary) yang digunakan untuk menjelaskan elemen produk wisata sesungguhnya menunjuk pada hasil kegiatan memproduksi dan atau memproduksi komoditas yang dikonsumsi oleh wisatawan (Suwena dan Widyatmaja, 2010: 26). Dari aspek atraksi, potensi daya tarik wisata yang diperkirakan akan dikembangkan sebagai daya tarik atau produk wisata di Gunung Tatamailau, Desa Nunomogue adalah mendaki, jalan santai, menikmati pemandangan alam gunung dan lingkungan sekitar, melihat sunrise dari puncak Gunung Tatamailau, berkemah, bersepeda gunung dan wisata religious karena di atas puncak Gunung Tatamailau terdapat Patung Bunda Maria dengan ukuran 3 meter. Tanggal 10 Oktober adalah tanggal yang ditetapkan untuk kegiatan ziarah tahunan (annual pilgrimage) ke puncak Gunung Tatamailau oleh umat katolik di Timor Leste dan selanjutnya mengadakan perayaan misa kudus. (Anonim, Tourism Development Strategic for Timor Leste, 2012:34).
5
Namun dari segi keberadaan aksesebilitas dan kelengkapan fasilitas saat ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga perlu banyak penanganan agar potensi daya tarik wisata tersebut dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang menarik. Misalnya, belum adanya rumah makan dan restoran, jumlah penginapan yang masih terbatas dan hanya ada homestay (guest house), belum ada toko cinderamata, belum adanya organisasi yang mengatur perjalanan wisata di kawasan Gunung Tatamailau secara profesional, moda transportasi sangat terbatas akibat dari buruknya jalan menuju kawasan Gunung Tatamailau dan lain-lain. (Penelitian, 2012) Dilihat dari aktivitasnya, Gunung Tatamailau memiliki potensi wisata yang cukup besar di Kecamatan Hatubuilico Kabupaten Ainaro, dan memiliki daya tarik yang berupa wisata pegunungan, sehingga memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Berdasarkan kondisi tersebut atau penjelasan di atas, maka dirasa pentingnya untuk melakukan penelitian mengenai “Pengembangan Pariwisata di Gunung Tatamailau, Desa Nunomogue, Kecamatan Hatubuilico, Kabupaten Ainaro, Timor Leste”. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Bagaimana potensi daya tarik wisata dan fasilitas pelayanan pariwisata di Gunung Tatamailau berdasarkan persepsi wisatawan?
1.2.2
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di Gunung Tatamailau, Desa Nunomogue?
1.2.3
Bagaimana strategi pengembangan pariwisata di Gunung Tatamailau, Desa Nunomogue?
6
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan umum Untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata di Gunung Tatamailau sebagai destinasi wisata di Desa Nunomogue, Kecamatan Hatubuilico, Kabupaten Ainaro, Timor Leste.
1.3.2
Tujuan khusus
1)
Untuk mengetahui potensi daya tarik wisata dan fasilitas pelayanan pariwisata di Gunung Tatamailau, berdasarkan persepsi wisatawan.
2)
Untuk
mengetahui
persepsi
masyarakat
terhadap
pengambangan
pariwisata di Gunung Tatamailau, Desa Nunomogue. 3)
Untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan pariwisata Gunung Tatamailau sebagai destinasi wisata di Desa Nunomogue.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam analisis pengembangan pariwisata, serta dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian lanjutan khususnya pengembangan pariwisata pegunungan.
1.4.2
Manfaat praktis Dapat dijadikan bahan masukan bagi stakeholder atau pengelola mengenai pengembangan pariwisata, khususnya analisis pengembangan potensi dan fasilitas pelayanan pariwisata di Gunung Tatamailau, Desa Nunomogue, Kecamatan Hatubuilico, Kabupaten Ainaro, Timor Leste.