BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasikan devisa di berbagai negara selain sebagai sumber pajak juga pendapatan yang memberi banyak keuntungan. Perkembangan globalisasi yang semakin pesat sangat berpengaruh
terhadap
perkembangan
industri,
termasuk
industri
pariwisata. Dengan pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara, pariwisata sering disebut sebagai passport to development, new kind of sugar, tool for regional development, invisible export, non-polluting industry, dan sebagainya (Pitana, 2005). Karena pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, maka sudah tentu membawa berbagai dampak yang bukan sebatas sektor ekonomi saja, melainkan sosial budaya, politik dan lingkungan hidup. Daya tarik wisata yang ada di Indonesia, memiliki keunikan tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Dengan potensi wisata yang tersebar di berbagai provinsi. Salah satunya yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Meskipun provinsi DIY mempunyai wilayah yang relatif kecil, namun pengunjung dapat menemukan berbagai daya tarik wisata yang memuaskan. Diantara beberapa wilayah potensialnya yaitu yang terdapat di Kabupaten Sleman.
1
Latar geografis Sleman sangat strategis yaitu diantara objek wisata utama DIY dan Jawa Tengah yaitu Candi Borobudur – Kraton Yogyakarta, Malioboro – Candi Prambanan. Posisi strategis tersebut kemudian dilihat sebagai peluang bisnis yang menjanjikan oleh banyak pengusaha bisnis hiburan dan pariwisata. Tingginya permintaan pasar dan budaya konsumtif yang mengharapkan adanya suatu terobosan wisata baru kemudian ditangkap oleh seluruh investor pariwisata di Kabupaten Sleman dengan layanan seperti pengembangan objek daya tarik wisata, penyedia sarana prasaran wisata, dan lain-lain. Salah satu investor yang melihat peluang ini adalah Kusuma Agrowisata yang merupakan salah satu pioneer bisnis agrowisata di Kota Malang. Kusuma Agrowisata Group membuat taman bermain dengan tema edukasi yang diberi nama Sindu Kusuma Edupark (SKE). Sampai saat ini pembangunan Sindu Kusuma Edupark masih terus berjalan dan sudah dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Sejauh ini pasar cukup antusias dengan kehadiran wahana rekreasi baru hal ini terlihat dari antusiasnya wisatawan nusantara untuk berkunjung ke Sindu Kusuma Edupark pasca Grand Opening pada Senin, 16 Februari 2015. Tumbuh dan berkembangnya sebuah usaha daya tarik wisata tentu tidak terlepas dari berbagai macam peranan yang ada di dalamnya. Salah satu bagian yang penting guna memajukan sebuah perusahaan adalah Sales and Marketing Department. Keberadaan daya tarik wisata yang ada disuatu daerah tidak akan dapat diketahui oleh orang lain apabila tidak
2
diadakan suatu upaya promosi dari pihak manajemen objek wisata itu sendiri. Meskipun keberadaan wahana rekreasi baru ini sedikitnya sudah dikenal oleh masyarakat, namun tetap dibutuhkan adanya komunikasi pemasaran, mengingat terlebih lagi sebelum adanya Sindu Kusuma Edupark ini sudah ada Taman Pintar, Kids Fun, Taman Pelangi Monjali yang menjadi pesaing dalam bisnis sejenis. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dalam jumlah yang banyak, maka dibuatkanlah beberapa paket wisata yang mampu memberi rangsangan tersendiri bagi calon konsumen dalam memilih keputusan berkunjung. Dengan adanya paket wisata diharapkan dapat memberi kesan positif tentang kelebihan dan kemudahan dalam menikmati wahana rekreasi ini. Atas dasar latar belakang masalah yang telah di uraikan maka dalam Tugas Akhir ini akan dideskripsikan tentang bagaimana promosi yang dilakukan oleh Sindu Kusuma Eduapark dalam usahanya untuk memperkenalkan diri sebagai daya tarik wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus mempromosikan produk paket wisata yang ditawarkan. Sehingga penelitian ini mengambil judul “Promosi Paket Wisata di Sindu Kusuma Edupark Kabupaten Sleman”.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
3
1. Apa sajakah produk paket wisata yang ditawarkan oleh Sindu Kusuma Edupark? 2. Kegiatan apa yang telah dilakukan Sindu Kusuma Edupark dalam mempromosikan produk paket wisatanya?
C. Tujuan Tujuan dalam penulisan Tugas akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui produk paket wisata yang ditawarkan di Sindu Kusuma Edupark. 2. Kegiatan promosi yang telah dilakukan Sindu Kusuma Edupark dalam memperkenalkan produk paket wisata yang ditawarkan.
D. Manfaat 1. Manfaat teoritis Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan referensi dan acuan bagi Program Studi Kepariwisataan dalam bidang strategi promosi produk paket wisata. Selanjutnya juga sebagai gambaran untuk tempat wisata sejenis serta mengetahui strategi promosi yang efektif bagi objek wisata baru. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak manajemen Sindu Kusuma Edupark dalam menyusun strategi promosinya, sebagai bahan masukan dan informasi
4
mengenai promosi paket wisata pada suatu objek wisata, serta dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi bagi penelitian lebih lanjut yang dilakukan di Sindu Kusuma Edupark.
E. Tinjauan Pustaka Guna mendukung penelitian ini, maka sebelumnya penulis telah melakukan observasi dan pengamatan dari berbagai literatur hasil tulisan terdahulu yang setema dengan bahasan ini. Berikut Tugas Akhir sejenis yang penulis jadikan bahan telaah pustaka dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : Tugas Akhir yang ditulis oleh Novan Heri Prabowo dari Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi UGM tahun 2013 dengan judul “Strategi Pemasaran Grand Puri Waterpark Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan” menyimpulkan bahwa promosi yang digunakan berkonsentrasi melalui website, media massa, sebar brosur dan penjualan personal melalui kerjasama dengan organisasi pariwisata serta penawaran berupa potongan harga (diskon). Berdasarkan Tugas Akhir yang ditulis oleh Eny Riyanti, Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi UGM, tahun 2013 dengan judul “Perananan
Departemen
Pemasaran
Sebagai
Ujung
Tombak
Keberlangsungan Usaha PT. Produk Rekreasi Kids Fun” menerangkan bahwa usaha yang telah dilakukan oleh departemen pemasaran PT. Produk Rekreasi Kids Fun diantaranya seperti taktik dan strategi, pemasaran
5
terpadu, pencitraan, strategi dramaturgi, branding armada, event, door to door, word of mouth, dan pertunjukan. Selanjutnya adalah
Skripsi yang berjudul ”Strategi Bauran
Pemasaran Objek Wisata Baru (Studi Deskriptif Pada Taman Pelangi Yogyakarta” karya Saida Saniati, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Sunan Kalijaga tahun 2013, membahas mengenai strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Cikal Bintang di Taman Pelangi sebagai objek wisata baru. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek menggunakan purposive sampling, sedangkan metode pengumpulan data
menggunakan wawancara,
studi pustaka
dan
dokumentasi. Serta metode analisis yang digunakan adalah Interactive model menggunakan model Milles dan Huberman. Metode keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Dewi Hulupu, dan Tatak Wahyudianto (2009) dalam Tugas Akhir Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi UGM, membahas tentang “Pemasaran Ekowisata Tanah Air Indonesia (Ettasia) Sebagai Objek Di Umbul Latar Boyolali” berisi tentang cara pemasaran dilakukan by word of mouth. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, Tugas Akhir tentang Promosi Paket Wisata Sindu Kusuma Edupark sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sleman belum pernah dilakukan sebelumnya.
6
F. Landasan Teori 1. Pengertian Promosi Kegiatan promosi dalam perusahaan merupakan bagian terpenting disamping variable lainnya seperti produk, harga, dan saluran distribusi. Suatu produk tidak akan berguna jika tidak disampaikan kepada konsumen. Promosi merupakan variable pemasaran yang diciptakan untuk memperkenalkan produk baru perusahaan kepada pasar sasaran. Oleh karena itu, promosi merupakan bentuk komunikasi awal antar perusahaan dengan konsumen agar mengetahui akan keberadaan produk perusahaan tersebut. Basu Swastha (2002 : 237) memandang promosi sebagai “arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. “Promosi
adalah
sarana
dimana
perusahaan
berusaha
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen-secara langsung maupun tidak langsung-tentang produk dan merek yang dijual” (Kotler dan Keller, 2009 : 172). Dari beberapa pengertian diatas dapat dilihat bahwa promosi merupakan alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan
produk
yang
dihasilkan
kepada
pelanggan,
membujuk pelanggan untuk menggunakan produk yang ditawarkan,
7
serta memberikan informasi mengenai produk yang diciptakan perusahaan.
2. Bauran Promosi Kotler dan Armstrong (2008 : 116) berpendapat bahwa bauran promosi yaitu : Bauran promosi (promotinal mix)-juga disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) perusahaan merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.
Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing
communication
mix).
“Bauran promosi
merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi tersebut” (Sofyan Assauri, 1996 : 243). Unsur-unsur tersebut merupakan alat dari komunikator pemasaran (perusahaan) dalam berkomunikasi dengan konsumen. Beberapa unsur yang membentuk komunikasi pemasaran disebut bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi, karena merupakan peralatan dari promosi. Unsur-unsur bauran komunikasi pemasaran yang dikemukakan oleh Peter D. Bennet (1995) dalam Kotler dan Keller (2009 : 174) terdiri dari delapan model komunikasi utama :
8
a. Iklan (Advertising) b. Promosi penjualan (Sales Promotion) c. Acara dan pengalaman (Events and Experiences) d. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public Relation and Publicity) e. Pemasaran langsung (Direct Marketing) f. Pemasaran interaktif (Interactive Marketing) g. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth Marketing) h. Penjualan personal (Personal Selling)
Tabel 1.1 Kerangka Dasar Komunikasi Umum
Iklan Iklan cetak dan tayangan Kemasan luar Sisipan kemasan Film Brosur dan buklet Poster dan selebaran Direktori Cetak ulang iklan Papan iklan Tanda pajangan Pajangan titik pembelian Video
Promosi Penjualan Kontes, permainan, undian, lotere Premi dan hadiah Sampel Bazaar dan pameran dagang Pameran Demontrasi Kupon Rabat Pembiayaan berbunga rendah Pertukaran barang bekas Program kontinutitas Tie-in
Acara & Pengalaman Olahraga Hiburan Festival Seni Acara amal Tur pabrik Museum perusahaan Kegiatan jalanan
Humas & Publikasi Peralatan media Pidato Seminar Laporan tahunan Donasi amal Publikasi Hubungan komunitas Lobi Media identitas Majalah perusahaan
Pemasaran Langsung & Pemasaran Interaktif Katalog Surat Telemarketing Belanja TV Surat faks E-mail Surat suara Blog Situs web
Pemasaran dari mulut ke mulut Orang ke orang Chat room Blog
Penjualan personal Presentasi penjualan Rapat penjualan Program insentif Sampel Bazaar dan pameran dagang
Sumber : Kotler dan Keller (2009 : 175)
9
Untuk lebih jelasnya, berikut masing-masing pengertian dari elemen bauran komunikasi pemasaran tersebut. a. Iklan (Advertising) Kotler dan Keller, dalam bukunya Marketing Management (2012 : 500) berpendapat bahwa iklan adalah : Any paid form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor via print media (newspaper and magazines), broadcast media (radio and television), network media (telephone cable, satellite, wireless), electronic media (audiotape, videotape, videodisk, CD-ROM, web page), and display media (billboards, signs, posters). Periklanan menurut William G. Nickels yang dikutip oleh Basu Swastha (2002 : 245) yaitu “komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu”. 1) Tujuan Iklan Menurut Russell H. Colley, Defining Advertising Goals for Measured Advertising Result, dikutip dalam Kotler dan Keller (2012 : 526) mengemukakan defenisi dari tujuan iklan yaitu “An
advertising
communications
objective task
and
(or
goal)
achievement
is
a
level
specific to
be
accomplished with a specific audience in a specific period of time”. Adapun tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah tujuannya, baik untuk menginformasikan, meyakinkan,
10
mengingatkan, atau memperkuat. Tujuan ini dapat dibedakan atas : a) Iklan informatif : menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang sudah ada. b) Iklan persuasif : menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa. c) Iklan pengingat : menstimulasi pembelian berulang produk dan jasa. d) Iklan penguat : meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat. 2) Media Iklan Media periklanan yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan kepada para pelanggan atau konsumen (Subagyo 2010 : 138), diantaranya adalah : a) Media cetak : suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media
penyampaian
informasi.
Berdasarkan
kepada
pengertian diatas, maka media cetak yang digunakan sebagai media untuk kegiatan periklanan terdiri atas surat kabar, majalah, brosur, leaflet, folder. b) Media elektronik : Media kedua yang dapat digunaan untuk mengiklankan berbagai produk yang dihasilkan dengan
11
sasaran konsumen yang lebih besar dan jangkauan yang luas yaitu dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, dan radio. c) Media
outdoor
:
Sebagai
alternatif
ketiga
untuk
melaksanakan kegiatan iklan, maka media luar ruang merupakan bentuk iklan yang paling tua. Fungsi utama media iklan luar ruang adalah sebagai iklan untuk mengingatkan
dan
sebagai
media
sekunder
untuk
mendukung kampanye iklan dari media utama. Contoh media luar antara lain billboard, dan poster.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Kotler dan Keller (2012 : 541) mendefenisikan promosi penjualan sebagai “Sales promotion, a key ingredient in marketing campaigns, consist of a collection of incentive tools, mostly short term, designed to stimulate quicker or greater purchase of particular products or services by consumers or the trade”. Iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen seperti : sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai (rabat), kemasan harga (kesepakatan pengurangan harga), premi (hadiah), program frekuensi, hadiah (kontes, undian, permainan), penghargaan
12
patronage, percobaan gratis, garansi produk, promosi terikat, promosi silang, tampilan dan demonstrasi titik pembelian (P-OP/Point of purchase). Promosi dagang terdiri penurunan harga (dari harga di faktur atau harga resmi), insentif (allowance), dan barang gratis. Promosi tenaga penjualan dan bisnis terdiri dari : pameran dagang dan konvensi, kontes penjualan, iklan khusus.
c. Acara dan Pengalaman (Events and Experiences) Merupakan kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu, terkait interaksi dengan konsumen, termasuk seni, olahraga, hiburan dan kegiatan yang kurang formal. Pertemuan setiap hari dengan merek dapat juga memengaruhi sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek. Atmosfer adalah “lingkungan terkemas” yang menciptakan atau memperkuat posisi menuju pembelian produk. Pemasar memberikan sejumlah alasan untuk mensponsori acara yaitu dengan tujuan : 1) Mengidentifikasi pasar sasaran atau gaya hidup tertentu. 2) Meningkatkan kesadaran perusahaan atau nama produk. 3) Menciptakan atau memperkuat persepsi tentang asosiasi citra merek kunci. 4) Memperkuat citra korporat.
13
5) Menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan. 6) Mengekspresikan komitmen terhadap komunitas atau masalah sosial. 7) Menghibur klien kunci atau memberi penghargaan pada karyawan kunci. 8) Menciptakan penjualan barang dagangan atau peluang promosi.
d. Humas dan Publikasi (Public Relation and Publicity) ”Public Relation (PR) includes a variety of programs to promote or protect a company’s image or individual product. (Kotler dan Keller, 2012 : 549). Adapun departemen humas melaksanakan lima fungsi berikut : 1) Hubungan pers : mempresentasikan berita dan informasi tentang organisasi dalam pandangan yang paling positif. 2) Publisitas produk : mensponsori usaha untuk mempublikasikan produk tertentu. 3) Komunikasi korporat : mempromosikan pemahaman organisasi melalui komunikasi internal dan eksternal. 4) Melobi : bernegosiasi dengan pembuat peraturan dan pejabat pemerintah untuk mengajukan atau melonggarkan undangundang dan peraturan.
14
5) Konseling : memberikan saran kepada manajemen tentang masalah public, dan posisi perusahaan serta citra sepanjang masa yang baik maupun buruk.
Banyak perusahaan beralih ke pemasaran hubungan masyarakat (marketing public relation-MPR) untuk mendukung promosi dan pembentukan citra produk atau korporat. Nama lama untuk MPR adalah publisitas (publicity), tugas mengamankan editorialberlawanan dengan ruang berbayar-di media cetak atau siaran untuk mempromosikan atau “memuji” produk, jasa, ide, tempat, orang atau organisasi. MPR bukan sekedar publisitas sederhana dan memainkan peran penting dalam tugas berikut : a) Meluncurkan produk baru. b) Mereposisi produk yang dewasa/matang. c) Membangun minat dalam kategori produk. d) Memengaruhi kelompok sasaran tertentu. e) Mempertahankan produk yang menghadapi masalah public. f) Membangun citra koorporat dengan cara yang mencerminkan kesukaan dalam produknya.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Pemasaran langsung menurut Kotler dan Keller (2012 : 240) adalah
“penggunaan
saluran
langsung
konsumen
untuk
menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan
15
tanpa menggunakan perantara pemasaran”. Pemasaran langsung dapat menggunakan sejumlah saluran untuk menjangkau calon pelanggan dan pelanggan perorangan, seperti surat langsung, pemasaran katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, situs web, dan peralatan bergerak (mobile). Mereka sering mencari respon terukur, umunya pesanan pelanggan, melalui pemasaran pesanan langsung (direct-order marketing).
f. Pemasaran Interaktif (Intercative Marketing) Pemasaran interaktif merupakan kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. Perusahaan memilih bentuk pemasaran interaktif yang paling efektif biaya dalam mencapai tujuan komunikasi dan penjualan yaitu antara lain : Situs Web (Web sites); situs mikro (microsites); iklan pencari; iklan tampilan (display ads) atau iklan spanduk (banner ads); iklan antara (interstitials); iklan dan video khusus internet; pemberian sponsor (sponsorhip); aliansi; komunitas online; E-mail; dan pemasaran mobile.
16
g. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth Marketing) Aspek kunci jaringan sosial adalah berita dari mulut ke mulut (word of mouth) serta jumlah dan sifat percakapan dan komunikasi antara berbagai pihak. Pemasaran dari mulut ke mulut merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. Ada tiga saluran untuk media sosial, yaitu : 1) Online communities and forum. 2) Blog. 3) Social networks (like facebook, twitter, and youtube). Saluran pemasaran berita dari mulut ke mulut, yaitu : a) Pemasaran
buzz
(gossip/perbincangan)
menghasilkan
ketertarikan, menciptakan publisitas, dan mengekspresikan informasi relevan baru yang berhubungan dengan merek melalui saran yang tak terduga bahkan mengejutkan. b) Pemasaran viral (menular seperti virus) adalah bentuk lain berita dari mulut ke mulut, atau “berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya (word of mouse), yang mendorong konsumen menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan perusahaan atau informasi audio, video, dan tertulis kepada orang lain secara online.
17
h. Penjualan Personal (Personal Selling) Menurut Basu Swastha (2002 : 260) personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka, yang ditujukan untuk
menciptakan,
mempertahankan
memperbaiki,
hubungan
menguasai,
pertukaran
yang
atau saling
menguntungkan dengan pihak lain. Orang-orang yang melakukan penjualan mendapat banyak sebutan : wiraniaga, perwakilan penjualan,
manajer
distrik,
account
excecutive,
konsultan
perjalanan, sales engineer, agen, account development reps, salesman adalah beberapa diantaranya. 1) Tujuan dan strategi penjualan, yaitu antara lain : a) Mencari calon pelanggan (prospek). b) Menentukan sasaran : memutuskan bagaimana cara mengalokasikan waktu mereka antara calon pelanggan dan pelanggan. c) Mengkomunikasikan
:
mengkomunikasikan
informasi
tentang produk dan jasa perusahaan. d) Menjual
:
mendekati,
mempresentasikan,
menjawab
pertanyaan, mengatasi keberatan dan menutup penjualan. e) Melayani : memberikan berbagai pelayanan kepada pelanggan-mengonsultasikan
masalah,
bantuan
pembiayaan,
teknis,
mengatur
memberikan melakukan
pengiriman.
18
f) Mengumpulkan informasi tentang riset pasar. g) Mengalokasikan : memutuskan pelanggan yang akan mendapatkan produk langka saat terjadinya kelangkaan produk.
2) Langkah-langkah dalam proses penjualan menurut Kotler dan Armstrong, yaitu sebagai berikut : a) Memilih dan menilai prospek (Prospecting). Langkah pertama dalam proses penjualan yaitu memilih prospek
(prospecting)-mengidentifikasi
pelanggan
potensial yang berkualitas. b) Prapendekatan (Preapproach). Sebelum mengunjungi calon pelanggan, wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin tentang organisasi (apa yang dieprlukan, siapa yang terlibat dalam pembelian) dan pembelinya (karakteristik dan gaya pembelian mereka). c) Pendekatan (Approach). Selama langkah pendekatan, wiraniaga harus mengetahui cara bertemu dan memberi salam kepada pembeli dan memulai hubungan dengan baik. d) Presentasi dan demonstrasi (Presentation). Selama langkah presentasi dalam proses penjualan, wiraniaga menceritakan “kisah” produk kepada pembeli,
19
menyajikan
manfaat
produk
bagi
pelanggan
dan
memperlihatkan bagaimana produk itu menyelesaikan masalah pelanggan. e) Mengatasi keberatan (Handling objection). Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga mencari,
mengklarifikasi,
dan
mengatasi
keberatan
pelanggan untuk membeli. f) Penutupan (Closing). Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga meminta pelanggan mengajukan pesanan. g) Tindak lanjut (Follow-up). Langkah terakhir dimana wiraniaga menindaklanjuti setelah penjualan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan mengulangi bisnis.
G. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Adapaun metodologi penelitian ini dilakukan melalui : 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian : Sindu Kusuma Edupark
20
Jl. Magelang Km 2 (Jl. Jambon) Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I.YIndonesia Telepon : +62 274 530 6456 Website : www.kusuma-edupark.com Facebook : /KusumaEdupark Twitter : @KusumaEdupark Instagram : @SKEdupark b. Waktu penelitian : 19 Januari – 19 April 2015
2. Jenis Data Dalam setiap penelitian, selain menggunakan metode yang tepat juga diperlukan kemampuan memilih metode pengumpulan data yang relevan. Data merupakan faktor penting dalam penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data yang diperoleh dan diteliti di lapangan baik secara wawancara maupun observasi. b. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui media lain seperti buku, internet, artikel dalam media cetak.
21
3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Metode observasi langsung Pada waktu melakukan observasi penulis ikut berpartisipasi secara langsung dalam mengamati dan mempelajari kegiatan yang berlangsung di department Sales And Marketing Department. b. Studi Pustaka Mengumpulkan data dengan cara membaca dan mempelajari beberapa buku dan artikel yang berkaitan dengan lingkup data yang mendukung penulisan Tugas Akhir. c. Metode Dokumentasi Mengumpulkan data dari dokumen-dokumen yang ada mengenai Sindu Kusuma Edupark. d. Metode Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan dengan cara Tanya jawab secara lisan dan tatap muka dengan karyawan Sindu Kusuma Edupark, khususnya Sales and Marketing Department tentang upaya promosi yang telah dilakukan.
22
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri atas empat bab yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, metode pengumpulan data, yang diikuti dengan sistematika penulisan. Bab II : Gambaran umum yang berisi profil Sindu Kusuma Edupark, yang dipaparkan mengenai profil objek wisata, visi dan misi, struktur organisasi, lokasi tempat objek wisata, sistem pengunaan kartu dan harga wahana, sertaa fasilitas yang ditawarkan obyek wisata Sindu Kusuma Edupark. Bab III : produk paket wisata yang ditawarkan Sindu Kusuma Edupark, upaya promosi yang dilakukan oleh Sales and Marketing Department Sindu Kusuma Edupark. Bab IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran untuk Sindu Kusuma Edupark.
23