BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan akan berisi profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, lingkup bidang usaha, dan isu bisnis yang dihadapi perusahaan. Data‐data yang tersaji di bawah ini diambil dari website resmi perusahaan, yaitu: www.bankmandiri.co.id.
1.1 Profil Perusahaan 1.1.1
Sejarah Perusahaan
Berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998, Bank Mandiri merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank tersebut mempunyai sejarah yang dapat ditelusuri hingga lebih dari 140 tahun yang lalu. Mereka telah turut membentuk riwayat perbankan di Indonesia. Bank Dagang Negara adalah salah satu bank tertua di Indonesia. Bank yang sebelumnya dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij ini didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Nama bank ini kemudian berubah menjadi Escomptobank NV pada tahun 1949. Tahun 1960 menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi bank ini karena pada tahun itu Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.
1
Bank Bumi Daya didirikan melalui proses nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan hak melanjutkan operasi bank tersebut diberikan kepada Bank Umum Negara. Selanjutnya, pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV yang kemudian beralih lagi menjadi Bank Bumi Daya. Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) bermula dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1842 itu mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia kemudian menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960 dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Kemudian, pada tahun 1968, Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Ekspor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) bermula dari Bank Industri Negara (BIN) yang didirikan pada tahun 1951. Bank ini didirikan dengan misi mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata. 2
Berawal dari merger empat bank di atas, Bank Mandiri melalui tonggak‐ tonggak penting dalam perkembangannya hingga saat ini. Salah satunya terjadi pada tanggal 14 Juli 2003 ketika Pemerintah Indonesia melakukan divestasi sebesar 20% atas kepemilikan saham di Bank Mandiri melalui penawaran umum perdana (IPO). Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri. Hal ini merupakan landasan bagi tahap transformasi berikutnya menjadi Regional Champion Bank. Dalam laporan tahunannya pada tahun 2006 terlihat bahwa total aktiva per 31 Desember 2006 sebesar Rp 267,5 triliun. Jumlah dana pihak ketiga Bank Mandiri mencapai 15,2% dari total dana pihak ketiga secara nasional. Bank Mandiri memiliki struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio‐CAR) sebesar 25,3% pada akhir tahun 2005, jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%. Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 kantor cabang dan didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment banking, perbankan syariah serta bank assurance, Bank Mandiri menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik negara, komersiil, usaha kecil dan mikro serta nasabah consumer. Keberadaan Bank Mandiri cabang Surapati Bandung ini merupakan bagian dari rangkaian cabang Bank Mandiri, dengan operasional dan ketentuan mengikuti dari sistem yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat Bank Mandiri di Jakarta.
3
1.1.2
Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi
Berdasarkan akar sejarahnya yang kuat, analisis internal, analisis eksternal dan analisis potensi pasar di masa yang akan datang, maka Bank Mandiri menetapkan visi, misi, tujuan dan strateginya sebagai berikut: Visi: Dengan moto ‘Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik’, Bank Mandiri menetapkan visinya untuk menjadi ‘Bank Terpecaya Pilihan Anda’. Misi: Adapun misi yang ditetapkan oleh Bank Mandiri adalah sebagai berikut: •
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
•
Mengembangkan sumber daya manusia professional
•
Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
•
Melaksanakan manajemen terbuka
•
Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
Nilai: Manajemen Bank Mandiri bertekad untuk menerapkan nilai‐nilai kebersamaan sebagai berikut: 1. Trust/Kepercayaan: Membangun keyakinan dan sangka baik di antara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan. 2. Integrity/Integritas: Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi. 3. Professionalism/Profesionalisme: Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.
4
4. Customer focus/Fokus pada pelanggan: Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan. 5. Excellence/Kesempurnaaan: Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil terbaik secara terus menerus. Tujuan: Tujuan Bank Mandiri adalah untuk memasuki tahapan strategis menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan regional Asia Tenggara (Regional Champion Bank). Sasaran yang ingin dicapai dalam jangka pendek adalah menjadi dominant‐multi specialist bank sehingga dapat menjadi bank yang dominan di Indonesia dengan market share revenue 20‐30% dengan strategi bisnis yang unik sehingga menghasilkan sinergi di tiap‐tiap segmen pasarnya. Selain itu, Bank Mandiri juga bertujuan untuk menjadi bank pilihan nasabah yang utama karena mampu menyediakan the most extensive products dan the most convenient access. Strategi: Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan yang dikemukakan di atas, Bank Mandiri menetapkan strategi sebagai berikut: 1. Menyelesaikan permasalahan kredit bermasalah (NPL) dan melakukan konsolidasi bisnis Corporate Banking. 2. Memperbaiki image perusahaan, meningkatkan penerapan Good Corporate Governance dan memperkuat kapabilitas. 3. Melanjutkan pengembangan bisnis pada seluruh segmen yang telah ditetapkan. 4. Meningkatkan efisiensi operasional.
5
5. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui penerapan corporate values, performance culture, sales & risk culture. Bank Mandiri juga menetapkan strategi‐strategi khusus untuk beberapa bidang, yaitu: •
Bidang Produksi 1. Meningkatkan pertumbuhan kredit konsumsi yang lebih agresif dengan mengoptimalkan teknologi, metode scoring, pembentukan consumer loan processing center, dan sales center (paying agent) serta pertumbuhan kredit komersial. 2. Menjaga dan meningkatkan kualitas serta produktivitas kredit‐kredit korporasi dan menggali lebih optimal bisnis yang berorientasi menghasilkan fee based income (trade finance, forex transaction, cash management, dll). 3. Mengembangkan bisnis melalui kegiatan yang bernilai tambah melalui pengembangan produk dan pelayanan (investment banking, islamic banking, bank assurance, mutaul fund, dll) guna memberikan sinergi dan kelengkapan produk dan pelayanan perbankan umum sehingga dapat memperkuat struktur sumber penghasilan melalui peningkatan fee based income.
•
Bidang Marketing 1. Pengembangan program promosi yang terpadu terutama untuk pembentukan corporate image sebagai bank yang mampu melayani seluruh nasabah (universal bank). 2. Program marketing yang konsisten, efisien, dan efektif guna mendukung peluncuran produk baru, pengembangan fitur, perluasan jaringan, penyelenggaraan undian dan hadiah, serta citra perusahaan secara menyeluruh.
6
•
Bidang Teknologi 1. Pengembangan sistem core banking yang baru dan terintegrasi mencakup branch & service system, bank wide customer information file, loan & loan collection, remittance system dan general ledger. 2. Pengembangan sistem delivery channels di antaranya call center, internet banking, sms banking, cash management, corporate desktop banking, dan pemilihan middleware untuk menghubungkan delivery channel dengan core banking. 3. Pengembangan MIS yang mendukung teknologi data warehouse terkini di antaranya untuk kebutuhan internal reporting, marketing information, dan risk management information. 4. Peningkatan struktur IT.
•
Bidang Sumber Daya Manusia 1. Pengembangkan sumber daya manusia melalui program pelatihan. 2. Peningkatan penghayatan atas budaya kerja perusahaan.
1.2 Struktur Organisasi Dalam pengelolaan organisasinya, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 6 (enam) anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu) orang Presiden Direktur atau CEO, dan 9 (sembilan) orang anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan per tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut:
7
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Sumber : Laporan Tahunan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk., 2006
1.3 Lingkup Bidang Usaha 1.3.1
Produk dan Jasa yang Ditawarkan
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk berperan sebagai lembaga intermediaries yang menghimpun kelebihan dana (excessive fund), baik dari masyarakat umum 8
maupun masyarakat bisnis, melalui giro, tabungan, deposito, dan jasa lainnya. Dana tersebut disalurkan melalui kredit, bank garansi, dan jasa lainnya. Bank Mandiri, sebagai bagian dari industri perbankan, menjalankan kegiatan usahanya melalui unit‐unit bisnisnya yang terdiri dari 6 direktorat, yaitu : A. Corporate Banking Direktorat Bank Mandiri yang basis pelanggannya adalah perusahaan‐ perusahaan (corporate). Produk yang berada di bawah direktorat ini antara lain: Cash Management, Structured Finance, Treasury Product, dan Trade Finance Service. B. Commercial Banking Direktorat Bank Mandiri yang memfokuskan diri pada sektor commercial. Produk yang ditawarkan direktorat ini antara lain: 1. Pembiayaan (Kredit Modal Tunai, Kredit Investasi, Kredit Angunan Tunai); 2. Trade finance and service (L/C Impor, Negosiasi Wesel Ekspor, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri, Foreign Exchange Line); 3. Bank garansi & standby L/C (Bank Garansi untuk Tender, Bank Garansi Penerimaan
Uang
Muka,
Bank
Garansi
untuk
Pelaksanaan/
Pemeliharaan, Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran, dan Standby L/C); 4. Pembiayaan khusus (Pembiayaan Bagi Kontraktor Pertambangan dan Telekomunikasi, Kredit Kerja Komoditas, Kredit Talangan Haji Khusus, Kredit melalui/kepada Perusahaan Multi Finance, Kredit Modal Kerja dengan Fasilitas e‐Biz Card Mandiri, Kredit Multi Guna Usaha); 5. Cash management (Immediate Cash, Mass Transaction System Cash Management System, Account Pooling), dan produk dana (Giro, Deposito On Call, Deposito Berjangka).
9
C. Consumer Finance Direktorat ini memfokuskan diri pada pemenuhan kebutuhan konsumen (target utamanya nasabah perorangan). Peningkatan layanan nasabah dan pengembangan produk keuangan konsumen, baik produk simpanan maupun pinjaman menjadi fokus utamanya. Produk yang berada di bawah direktorat ini adalah: 1. Tabungan ( Tabungan Mandiri, Tabungan Rencana Mandiri, Tabungan Haji Mandiri, Mandiri Dollar), 2. Rekening giro (Giro Mandiri), deposito (Deposito Mandiri dan Deposito US$ Mandiri), 3. Produk investment and bank assurance (Reksadana, AXA Mandiri Financial Service, Mandiri Investasi Sejahtera, Mandiri Jiwa Sejahtera, Mandiri Siswa Sejahtera, dan Mandiri Dana Sejahtera), 4. Pinjaman (KPR Graha Mandiri, KPR Graha Mandiri Angsuran Berjenjang, Multiguna Mandiri, Mitrakarya Mandiri, Kredit Bebas Agunan Mandiri, KBA Pendidikan Mandiri, KPM Kendara Mandiri), 5. Layanan kartu (Kartu Mandiri dan Kartu Kredit Mandiri), 6. Layanan 24 jam (ATM Mandiri, m‐ATM Bank Mandiri, SMS Banking Mandiri, Internet Banking Mandiri, Call Mandiri), 7. Layanan VIP (Bank Mandiri Prioritas), 8. Layanan lainnya (Tarif Layanan, Mandiri Traveller Cheque, Payment Point, Payroll Package, Traveller Cheque Valuta Asing, Transfer, Safe Deposit Box, Inkaso/Collection, Mandiri Western Union, BPIH). D. Micro and Retail Banking Pada akhir tahun 2006 Direktorat Micro & Retail Banking telah membiayai 126.541 wirausahawan kecil dan mikro dengan Volume Usaha Kecil mencapai Rp 8.60 triliun atau tumbuh 9,7% dibanding posisi tahun 2005 yang terdiri dari pinjaman sebesar Rp 7,32 triliun dan simpanan sebesar 1.28 10
triliun. Sementara itu, Volume Usaha Mikro mencapai 1.94 triliun tumbuh sebesar 12% dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah tersebut 69% portofolio kredit disalurkan ke sektor perdagangan dan selebihnya disalurkan ke sektor perkebunan, jasa dan industri rumah tangga. Di bidang bisnis ritel, Bank Mandiri fokus pada pertumbuhan dana murah, di mana dana Giro dan Tabungan tumbuh sebesar 9.3% dan 28.7% sehingga memperbaiki rasio dana murah menjadi 53% terhadap total dana masyarakat diikuti dengan peningkatan jumlah kartu ATM mandiri yang beredar sebesar 29.8% dibandingkan dengan tahun 2005 menjadi 5,75 juta kartu. Seiring dengan peningkatan jumlah kartu diikuti pula dengan peningkatan jumlah transaksi e‐channel menjadi 26 juta transaksi per bulan atau meningkat 33% dari tahun lalu, melampaui transaksi cabang yang sebesar 8 juta transaksi per bulan. Seiring dengan perkembangan bisnis, ekspansi jaringan cabang senantiasa dilakukan dengan penambahan 17 kantor baru di tahun 2006 sehingga jumlah cabang mencapai 924 outlet untuk melayani nasabah reguler, sedangkan untuk nasabah segmen mass affluent dan affluent dilayani melalui 25 outlet prioritas dan 17 priority lounge yang tersebar di 17 kota besar di Indonesia. Pengembangan jaringan cabang diikuti pula dengan penambahan jumlah ATM menjadi 2.800 unit, 2 Cash Deposit Machine (CDM), 17.362 merchant EDC dan kerjasama dengan ATM Bersama dan ATM Link untuk memperluas jangkauan pelayanan menjadi 13.714 ATM. E. Treasury and International Banking Produk yang berada di bawah direktorat ini meliputi: Group Treasury (Treasury Product/Sales Management, Treasury Liquidity, Treasury Trading,
11
Unit Trading Policies & Procedures) and Group Financial Institutions and Overseas Network. F. Special Asset Management Tahun 2006 dimulai dengan tingginya kredit bermasalah yang dikelola Bank, yaitu sebesar 25.3% (gross) atau 15.3% (nett) dari total portfolio kredit. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Manajemen membentuk Direktorat Special Asset Management yang mulai efektif sejak bulan Mei 2006 dengan tujuan agar pelaksanaan restrukturisasi dan penyelesaian kredit bermasalah dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan terfokus. Direktorat Special Asset Management yang membawahi Credit Recovery I Group dan Credit Recovery II Group (setelah sebelumnya tergabung dalam Direktorat Treasury andInternational), merupakan unit kerja yang terpisah dari unit kerja pemberi kredit, dan khusus menangani Non Performing Loan (NPL) segmen Corporate dan Commercial. Sedangkan, untuk NPL segmen Consumer dikelola oleh Consumer Collection Group yang berada di bawah Direktorat Risk Management. Dalam menangani kredit bermasalah, Bank Mandiri secara intensif melakukan restrukturisasi dan penyelesaian NPL, sehingga pada akhir tahun 2006 portofolio NPL dapat ditekan dari sebesar Rp 26.751,51 miliar pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 18.677,41 miliar, dimana Direktorat Special Asset Management mengelola lebih dari 80% portofolio NPL Bank Mandiri. Perbaikan NPL selama tahun 2006 merupakan hasil restrukturisasi dan collection sehingga terjadi perbaikan kolektibilitas dan pelunasan sebesar Rp 11.313,82 miliar, yang terdiri dari debitur Corporate, Commercial dan 12
Consumer, masing‐masing sebesar Rp 9.853,85 miliar, Rp 1.366,92 miliar dan Rp 93,05 miliar. Selama tahun 2006, Bank Mandiri telah melakukan hapus buku terhadap debitur sebesar Rp 4.475,75 miliar, yang terdiri dari 20,86% debitur Corporate, 71,98% debitur Commercial dan 7,16% debitur Consumer. 1.3.2
Proses Bisnis
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk berperan sebagai lembaga intermediaries yang menghimpun kelebihan dana (excessive fund), baik dari masyarakat umum maupun masyarakat bisnis, melalui giro, tabungan, deposito, dan jasa lainnya. Dana tersebut kemudian disalurkan melalui kredit, bank garansi, dan jasa lainnya. Karena itu, sebagai lembaga intermediaries, dua proses bisnis utama yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah proses pengumpulan dana dan penyaluran dana. Kedua proses bisnis tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya. 1.3.2.1 Proses Pengumpulan Dana Dalam proses pengumpulan dana, Bank Mandiri menggunakan prinsip Know Your Customer (KYC). Prinsip ini berarti mengetahui profil konsumen yang dihimpun dananya oleh PT. Bank Mandiri, Tbk. Teknis pelaksanaan Prinsip KYC ini meliputi kebijakan penerimaan dan identifikasi nasabah, kebijakan pemantauan transaksi dan pelaporan transaksi keuangan tunai mencurigakan. Prinsip tersebut diterapkan untuk menghindari praktek pencucian uang. Prinsip tersebut sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Prinsip Mengenal Nasabah pada tahun 2001, sebagaimana terakhir diubah dengan PBI No. 5/21/PBI/2003 untuk menyesuaikan dengan Undang‐ Undang No. 25 tahun 2003 tentang Pidana Pencucian Uang. Adapun proses
13
pengumpulan dana yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri, Tbk. Adalah sebagai berikut: Gambar 1.2 Skema Proses Pengumpulan Dana PT. Bank Mandiri, Tbk. Sumber: Proyek Akhir Irene Yasmin, 2007
1.3.2.2 Proses Penyaluran Dana Dalam proses penyaluran dana, PT. Bank Mandiri menggunakan prinsip kehati‐hatian untuk menghindari hal‐hal yang tidak diinginkan seperti kredit macet atau nonperforming loan. Valuasi terhadap pemohon kredit dilakukan dengan teliti. Bank Mandiri juga melakukan survey dan penelitian untuk mengetahui industri yang layak diberi pinjaman. Adapun proses penyaluran kredit yang dilakukan oleh Bank Mandiri dapat terlihat pada skema berikut: 14
Gambar 1.3 Skema Penyaluran Dana PT. Bank Mandiri, Tbk. Sumber: Proyek Akhir Irene Yasmin, 2007
1.4 Isu Bisnis yang Dihadapi Persaingan dan semakin ketatnya kebijakan‐kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia membawa tantangan baru bagi dunia perbankan. Bagi PT. Bank Mandiri, Tbk., kondisi di atas ditambah dengan kondisi internal perusahaan yang kurang mendukung di antaranya: 1. Nonperforming loans (NPL) dan risiko kredit yang tinggi didominasi oleh portofolio kredit Corporate sebagai akibat dari kelemahan dalam sistem dan sumber daya manusia terkait dengan kredit. 2. Governance, risk management dan sistem pengendalian operasional perusahaan masih belum berjalan dengan baik 3. Adanya kekhawatiran nasabah dan pegawai bahwa kredit bermasalah dapat dikaitkan langsung dengan indikasi korupsi.
15
4. Profitabilitas (laba, ROE, ROA, NIM) yang rendah karena besarnya porsi obligasi rekap yang mempunyai yield rendah, tingginya NPL, tingginya Cost of Funds, dan rendahnya fee based income, di lain pihak Cost to Income Ratio cenderung meningkat. 5. Corporate values, performance culture, dan accountability belum terbangun dengan baik dalam organisasi. 6. Consumer dan Commercial sales model, branch network dan electronic channel belum optimal. 7. Besarnya NPL kemungkinan akan menghambat pertumbuhan, sehingga dikhawatirkan target pertumbuhan earning asset tidak tercapai.
16