BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemasaran Internet (Internet Marketing) juga dikenal dengan pemasaran digital (Digital Marketing), pemasaran jaringan (Web Marketing), pemasaran online (Online Marketing), atau E-Marketing. Umumnya, Pemasaran Internet adalah periklanan dari produk atau jasa melalui internet. Pemasaran Internet bisa kreatif secara teknis, baik desain, pengembangan, periklanan, dan penjualan melalui internet. Internet penggunaannya
adalah menjadi
merevolusi
arah
bisnis
yang
semakin
kritis
terhadap
dipimpin
kesuksesan
dan setiap
perusahaan. Internet menjadi alat terobosan yang digunakan tiap perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Internet menawarkan banyak kesempatan bagi bisnis untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya. Berdasarkan American City Business Journal, usaha – usaha kecil yang menggunakan internet telah tumbuh 46 persen lebih cepat dari yang tidak menggunakan internet (Howard, 2002). Beberapa perubahaan besar disebabkan oleh internet, terlihat dari cara kita membeli produk atau jasa, memperoleh informasi, dan menyalurkan kepada bank kita. Konsumen bisa dengan cepat menemukan produk dan informasi harga dan mendapat masukan dari berbagai macam penjual. Pengunjung online bisa memeriksa ketersediaan produk, memesan, memeriksa status pemesanan, dan membayar 1
secara elektrik. Penggunaan internet menguasakan konsumen karena mereka bisa masuk dalam jaringan dan secara cepat menemukan mana harga yang paling murah untuk produk atau jasa tertentu. Konsumen diuntungkan oleh internet karena bisa mengurangi biaya pencarian produk dan informasi terkait produk. Mengapa konsumen melakukan pembelian ulang (repurchase)? Konsumen cenderung akan melakukan pembelian ulang pada satu merek yang sama ketika dia merasa puas akan produk yang telah dibeli dan dirasakannya. Telah kita pahami, bahwa perilaku konsumen adalah masalah pengambilan keputusan. Bagi para pemasar yang terpenting adalah bagaimana membantu konsumen sampai pada keputusan untuk membeli produk yang mereka tawarkan dan melakukan pembelian ulang terhadap produk yang sama pada fase pasca pembelian. Ada berbagai teori mengenai keputusan. Namun, jika ditarik „garis merah‟ dari berbagai teori tersebut adalah proses pengambilan keputusan yang terdiri dari tahap – tahap pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif pembelian dan perilaku purna (pasca) pembelian. Pembelian melalui internet adalah salah bentuk pembelanjaan yang paling cepat tumbuh (Levy dan Weitz, 2001). Pada prinsipnya, internet bisa digunakan untuk memfasilitasi transaksi Konsumen dengan Konsumen (C2C), Bisnis dengan Bisnis (B2B), dan transaksi Bisnis dengan Konsumen (B2C).
2
Masyarakat saat ini, sebagian besar sudah terhubung dengan internet sehingga mereka mudah untuk memperoleh berbagai informasi dan mencoba berbagai hal tidak terkecuali makanan. Pembelian makanan melalui internet di Indonesia khususnya, telah dikembangkan oleh salah satu peusahaan jasa pengiriman ekspres terkemuka di Indonesia, yaitu JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) dengan nama PESONA (Pesanan Oleh – oleh Nusantara). JNE sendiri sudah berdiri lebih dari 20 tahun dan sudah memiliki banyak pengalaman dalam jasa pengiriman. PESONA adalah jasa pegiriman makanan khas nusantara Indonesia yang sudah berdiri sejak 2010. PESONA sendiri lahir karena budaya „oleh – oleh‟ di Indonesia. Jika Anda pergi ke luar kota, pikiran utama selain liburan, seringkali, terkait soal oleh-oleh khususnya makanan. Namun, masalah timbul bila masyarakat merasa ribet menenteng oleh-oleh tersebut. Pola inilah yang dimanfaatkan oleh JNE dalam memperkenalkan „Pesona‟ (Pesanan Oleh-oleh Nusantara). “Ide muncul saat rapat pimpinan atau dinas ke cabang, karyawan JNE seringkali dititipi pesan untuk membawa oleh-oleh makanan atau produk khas daerah tujuan. Lalu, kenapa tidak JNE membantu dan bekerja sama dengan produsen makanan khas daerah agar masyarakat tidak perlu repot membawa oleh-oleh,” kata Senior Corporate Communication Manager PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Visi Firman.
3
Untuk menjamin makanan tersebut tidak rusak, JNE melakukan tes internal dengan melihat kondisi makanan terutama masa kadaluarsa dan pengemasan yang aman. JNE juga menyesuaikan dengan layanan yang ada (SS,YES, REG, OKE). Sebagai contoh, karena kepiting dari Balikpapan atau Ujung pandang hanya bisa tahan dalam waktu kurang lebih 8-10 jam, JNE memberikan rekomendasi layanan Super Speed (SS) atau hari ini order hari ini bisa sampai ke tujuan. JNE mempunyai kemampuan untuk mendistribusikan sekaligus mempromosikan produk-produk kuliner tanah air dari 18 kantor cabangnya dan sekitar 1500 jaringan titik lokasi sampai ke tingkat kabupaten di seluruh Indonesia dengan total jumlah perngiriman 1,5 juta kiriman per bulan. “Peluang Bisnis ini sangat terbuka lebar dan banyak yang bisa dieksplorasi, terutama produk- produk UKM di daerah yang masih belum dikenal luas oleh masyarakat banyak. Untuk pemasaran, target konsumen adalah perantau atau komunitas-komunitas yang rindu akan masakan atau produk-produk yang asli dari daerah,” kata Visi Firman. Selain memberi kemudahan bagi masyarakat untuk menikmati makanan khas daerah, pelaku bisnis juga cukup diuntungkan dengan keberadaan Pesona JNE. Banyak usahawan daerah yang mengembangkan produk makanan daerah dari skala UKM yang eksis namun pengembangan pemasaran mereka hanya sebatas di wilayah itu, ke cakupan yang lebih luas. Pembeli setempat atau orang-orang yang pelesiran ke daerahnya.
4
Loyalitas kosnumen atas suatu produk mejadi ultimate goal dari semua bisnis. Tidak terkeucuali PESONA JNE. Menjaga konsumen untuk melakukan pembelian ulang (repurchashing) menjadi tujuan PESONA JNE. Kebutuhan PESONA JNE untuk mengidentifikasi faktor kunci pembelian kembali pada konsumennya menjadi krusial. Hal tersebut karena dengan teridentifikasinya faktor kunci dari niatan pembelian kembali, maka PESONA JNE dapat meminimalisir terjadinya perang harga antara penjual online dengna produk sejenis. Kebutuhan mengidentifikasi faktor kunci dari niatan pembelian kembali manjadi penting karena dengan teridentifikasi faktor kunci tersebut, maka PESONA JNE dapa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. Lebih lanjut PESONA JNE dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan dapat mereduksi kelemahan (weakness) untuk memaksimalkan potensi keinginan konsumen untuk kembali membeli produk PESONA JNE. Berdasarkan semua uraian di atas, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT PEMBELIAN KEMBALI SECARA ONLINE (STUDY KASUS PADA KONSUMEN PESONA JNE)”
1.2 Rumusan Masalah Dengan adanya kemajuan teknologi internet saat ini menjadikan pengguna internet semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan, internet menjadikan dunia yang kita tinggali tanpa batas (lihat gambar 1.1). Segala informasi bisa diperoleh dengan mudah dan bahkan
5
1. Bagaimana pengaruh perceived ease of use
terhadap perceived
usefulness? 2. Bagaimana
pengaruh
perceived
usefulness
terhadap
online
repurchase intention? 3. Bagaimana pengaruh confirmation terhadap perceived usefulness? 4. Bagaimana pengaruh confirmation terhadap satisfaction? 5. Bagaimana pengaruh perceived usefulness terhadap satisfaction? 6. Bagaimana pengaruh satisfaction terhadap online repurchase intention? 7. Bagaimana pengaruh perceived ease of use terhadap trust? 8. Bagaimana pengaruh trust terhadap perceived usefulness? 9. Bagaimana pengaruh trust terhadap online repurchase intention? 10. Bagaimana
pengaruh
perceived
enjoyment
terhadap
online
repurchase intention? 11. Bagaimana pengaruh privacy terhadap online repurchase intention?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh perceived ease of use
terhadap
perceived usefulness 2. Menganalisis pengaruh perceived usefulness terhadap online repurchase intention
7
3. Menganalisis
pengaruh
confirmation
terhadap
perceived
usefulness 4. Menganalisis pengaruh confirmation terhadap satisfaction 5. Menganalisis
pengaruh
perceived
usefulness
terhadap
satisfaction 6. Menganalisis pengaruh satisfaction terhadap online repurchase intention 7. Menganalisis pengaruh perceived ease of use terhadap trust 8. Menganalisis pengaruh trust terhadap perceived usefulness 9. Menganalisis pengaruh trust terhadap online repurchase intention 10. Menganalisis pengaruh perceived enjoyment terhadap online repurchase intention 11. Menganalisis pengaruh privacy terhadap online repurchase intention
1.4 Manfaat Penulisan Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pihak – pihak yang berkepentingan dalam meneliti lebih jauh terkait faktor – faktor yang mempengaruhi niat pembelian ulang secara online, dan juga bisa dijadikan data referensi untuk Riset Pengembangan Perusahaan, terutama untuk PESONA JNE supaya perusahaan lebih bisa mengembangkan bisnis kuliner melalui internet.
8