BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat disuatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern. Dari sisi kepentingan ekonomi, semakin meningkatnya jumlah pusat perdagangan, baik yang tradisional maupun modern mendorong terciptanya peluang kerja bagi banyak orang. Mulai dari jasa tenaga satuan pengamanan, penjaga toko, pengantar barang, cleaning service, hingga jasa transportasi. Ini berarti kehadiran pusat perdagangan ikut serta dalam mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan. 1 Dari pernyataan di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa pusat perdagangan memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan dan memperlancar perekonomian di negara Indonesia ini dan salah satunya adalah pusat perdagangan di Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Pasar Desa Pandansari dipilih sebagai obyek penelitian karena merupakan pasar hierarki satu sebagai pusat pelayanan regional yaitu melayani 1
Anak Agung Ketut Ayuningsasi, Analisis Pendapatan Pedagang Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar, (Skripsi Universitas Udayana, 2010), Hlm. 1
1
2
daerah sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai tempat untuk mencari mata pencaharian hidup bagi masyarakat sekitar. Selain itu akses jalan menuju Pasar Desa Pandansari juga sangatlah mudah dijangkau karena berada ditengah perbatasan antara Kabupaten Batang dengan Kabupaten Pekalongan dimana sering dilalui kendaraan dari berbagai daerah. Sebagai satusatunya pasar desa di Desa Pandansari menjadikan pedagangnya mengalami peningkatan, sehingga pasar tersebut diperluas dan dibangun lagi kios serta tempat-tempat untuk berdagang. Tabel 1.1 Perkembangan jumlah Pedagang Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Pedagang Kios 48 60 66 Pedagang Los 43 47 50 Jumlah 91 107 116 (Sumber : Pengelola Pasar Desa Pandansari)2 Dengan semakin bertambahnya pedagang yang berada di Pasar Desa Pandansari maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya yaitu tentang pendapatan. Pendapatan dalam kegiatan perdagangan sangatlah penting. Karena apabila pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara hargaharga barang / jasa tetap (tidak naik), maka orang tersebut akan lebih mampu membeli barang / jasa untuk memenuhi kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat juga. 3 Namun setiap pedagang di Pasar Desa Pandansari memperoleh pendapatan yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang menjadikan pendapatan pedagang itu bervariasi. Beberapa faktor tersebut
2
Lukman, Wawancara Pada Hari Senin Tanggal 3 Maret Tahun 2015 di Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 3 Arifin Sitio, Koperasi : Teori dan Praktik, (Jakarta : Erlangga, 2001), Hlm. 20
3
perlu diperhatikan supaya pendapatan pedagang stabil dan kesejahteraannya meningkat sehingga kegiatan jual-beli di Pasar Desa Pandansari tetap berjalan lancar dan jumlah pedagang yang ada akan tetap bertahan. Dalam memulai sebuah usaha, salah satu yang paling penting
yang
dibutuhkan adalah modal kerja. Modal kerja adalah modal yang harus dikeluarkan untuk membeli atau membuat barang dan jasa yang seseorang hasilkan. Pada prinsipnya, tanpa modal kerja seseorang tidak bisa menyelesaikan pembuatan barang dan jasa sesuai permintaan. Jadi tanpa modal kerja seseorang tidak akan mendapatkan pembeli karena tidak ada barang dan jasa yang dihasilkan.4 Dengan demikian, pastilah memerlukan modal kerja untuk berdagang supaya ada barang atau jasa yang dihasilkan untuk dijual, dengan begitu seorang pedagang akan mendapatkan pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa tersebut. Namun bukan hanya modal kerja saja yang dibutuhkan seorang pedagang untuk menjalani usahanya, masih ada beberapa faktor lain. Faktor lain yang penting dalam menjalankan usaha adalah lama usaha. Lama usaha merupakan lama waktu yang sudah dijalankan pedagang dalam menjalankan usahanya. Semakin lama seorang berdagang menggeluti usahanya maka kemampuan usahanya akan meningkat sehingga keterampilannya dalam melihat peluang pasar juga meningkat yang pada akhirnya untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi semakin besar. 5 Dengan demikian lama usaha dijadikan sebagai variabel karena peneliti ingin membuktikan apakah lama usaha
4
Suharyadi dan Arissetyanto Nugroho dkk, Kewirausahaan : Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, (Jakarta : Salemba Empat, 2007), Hlm.168 5 Kusumawardani, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedangang Tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar, ( Skripsi Universitas Hasanuddin Makssar, 2014), Hlm. 47
4
juga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari atau sebaliknya lama usaha tidak berpengaruh. Dalam mengelola suatu usaha hal penting lain yang harus diperhatikan adalah menentukan jam kerja. Jam kerja adalah banyaknya waktu kerja dalam sehari. Ifany (2011) mengatakan jam kerja memberikan pengaruh terhadap pendapatan pedagang. Semakin banyaknya jam kerja yang dilakukan oleh pedagang dalam melakukan aktivitas perdagangan, semakin besar peluang memperoleh pendapatan yang akan didapat oleh pedagang. Karena konsumen tidak dapat dipastikan kedatangannya, sehingga dengan jumlah jam kerja yang semakin banyak maka pedagang memiliki waktu yang banyak dalam menunggu kedatangan konsumen.6 Pasar Desa Pandansari dibuka jam 06.00. Namun para pedagang di Pasar Desa Pandansari dalam memulai dagangannya bevariasi ada yang jam 07.00, jam 08.00 dan bahkan ada yang jam 09.00. Selain itu setiap pedagang juga berbeda-beda dalam menutup kios atau menutup daganganya. Dari variasi jam buka atau jam tutup para pedagang di Pasar Desa Pandansari maka peneliti menjadikan jam kerja sebagai variabel. Hal lain yang berpengaruh dalam menentukan pendapatan adalah lokasi usaha. Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang dagangannya. Konsumen dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya. Dengan demikian konsumen dapat lebih mudah memilih dan bertransaksi atau melakukan pembelanjaan terhadap produk yang ditawarkan 6
Ifany Damayanti, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta, (Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011), Hlm. 76-77
5
secara langsung. 7 Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, keadaan di Pasar Desa Pandansari sudah cukup baik. Tetapi dari keadaan tersebut masih banyak kekurangan. Misalnya para pedagang yang menempati los letaknya strategis dan ada yang menempati los kurang strategis yang jauh dari keramaian yang letaknya dipojokan. Selain itu kondisi tempat untuk berjualan dibagian dalam pasar keadaannya masih kotor dan baunya masih kurang sedap. Kondisi tempat berdagang sangat berpengaruh karena kondisi tempat yang nyaman dan bersih akan berpengaruh terhadap minat pembeli untuk datang kepasar. Selain modal kerja, lama usaha, jam kerja dan lokasi usaha, tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh bagi seseorang dalam menjalankan usaha. Asumsi dasar teori human capital bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilan melalui peningkatan pendidikan, setiap tambahan satu tahun sekolah berarti disatu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang. 8 Namun para pedagang di Pasar Desa Pandansari memiliki tingkat riwayat pendidikan yang berbeda-beda, dengan demikian tingkat pendidikan dijadiakan sebagai variabel pada penelitian ini untuk dibuktikan apakah tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik mengangkat suatu penelitian tentang
Pengaruh Modal Kerja, Lama Usaha, Jam Kerja, Lokasi
Usaha dan Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan Pedagang (Studi Kasus di Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang). 7
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), Hlm.140 Noor Aini Fitria, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Singkong di Kota Probolinggo, (Jurnal Universitas Brawijaya Malang, 2014). Hlm. 4 8
6
B. Rumusan Masalah Pemaparan diatas memberikan gambaran kepada penulis serta memunculkan pertanyaan yang patut untuk dirumuskan yaitu sebagai berikut : 1. Apakah modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang ? 2. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang ? 3. Apakah jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang ? 4. Apakah lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang ? 5. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang ? 6. Apakah modal kerja, lam usaha, jam kerja, lokasi usaha dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang ?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. b. Untuk mengetahui apakah lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang.
7
c. Untuk mengetahui apakah jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. d. Untuk mengetahui apakah lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. e. Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. f. Untuk mengetahui apakah modal kerja, lama usaha, jam kerja, lokasi usaha dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. 2. Manfaat Penelitian a. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai wacana mengenai pengaruh modal kerja, lama usaha, jam kerja, lokasi usaha dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang. b. Kegunaan praktis 1) Bagi Pedagang, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan masukan bagi pedagang dalam menjalankan usahanya sehingga dapat meningkatkan pendapatannya. 2) Bagi Praktisi, Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi bagi peneliti lain tentang pengaruh modal kerja, lama usaha, jam kerja, lokasi usaha dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang.
8
3) Bagi Penulis, Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan serta belajar sebagai praktisi dalam menganalisis suatu masalah kemudian mengambil keputusan dan kesimpulan.
D. Telaah Pustaka 1. Kerangka Teori a. Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktiva lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. 9 Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangan. Dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud adalah total penerimaan. Total penerimaan adalah jumlah
total yang diterima oleh perusahaan dari
penjualan produknya. b. Modal Kerja Modal kerja, yaitu total nilai investasi perusahaan dalam harta jangka pendek (gross working capital) seperti kas, piutang dagang, pembayaran yang dilakukan dimuka, atau total nilai investasi perusahaan dalam aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai
9
Hery, Akuntansi Keuangan Menengah, (Yogyakarta : CAPS, 2013), Hlm. 46
9
aktiva lancar tersebut (net working capital).10 Modal kerja yang relatif besar akan memungkinkan suatu unit penjualan menambah variasi komoditas
dagangannya.
Dengan
cara
ini
berarti
akan
makin
memungkinkan diraihnya pendapatan yang lebih besar. Sehingga laba yang diperoleh juga akan lebih besar.11 Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu: 1) Konsep Kuantitatif : Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula. 2) Konsep Kualitatif : Dalam konsep ini modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. 3) Konsep Fungsional : Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada suatu periode tertentu.12 c. Lama Usaha Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang dijalani saat ini. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan
10
pengalaman
berusaha,
dimana
pengalaman
dapat
J. Fred Weston dan F. Brigham Eugene, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Erlangga, 1999), Hlm. 157 11 Nurhidayah Ilham, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Usaha Dagang pada Pasar Tradisional di Kabupaten Pangkep, (Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar, 2014), Hlm. 17-18 12 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, (Yogyakarta : BPFE, 1995), Hlm. 57-58
10
mempengaruhi
pengamatan
Pengalaman kerja
sendiri
seseorang merupakan
dalam tingkat
bertingkahlaku. 13 pengetahuan serta
keterampilan seseorang yang dapat diukur dari masa kerja seseorang. Sehingga semakin lama seseorang bekerja maka semakin bertambah pengalaman terhadap pekerjaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja yaitu: 1) Lama waktu / masa kerja : Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. 2) Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki : Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh pegawai. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. 3) Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan : Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik peralatan dan tehnik pekerjaan. 14 d. Jam Kerja Selain faktor modal dan lama usaha, tingkat pendapatan pedagang juga ditentukan oleh lamanya waktu operasi atau jam kerja. Jam kerja merupakan lama waktu yang digunakan untuk menjalankan usaha yang 13
Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2012), Hlm. 26 14 Bill Foster, Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan, (Jakarta : PPM, 2001), Hlm. 43
11
dimulai sejak persiapan sampai usaha tutup. Jam kerja berhubungan langsung dengan tingkat pendapatan. Setiap penambahan waktu operasi akan makin membuka peluang bagi bertambahnya omzet penjualan. 15 Jam kerja dapat diukur meliputi : 1) Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik. 2) Hubungan antara waktu kerja dengan waktu istirahat. 3) Jam kerja sehari meliputi pagi, siang, sore dan malam. 16 e. Lokasi Usaha Untuk menjalankan kegiatan usaha diperlukan tempat usaha yang dikenal dengan lokasi. Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi suatu bisnis. Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian
terdahulu
menemukan
bahwa
lokasi
usaha
berhubungan dengan penjualan bisnis tersebut. Dalam pemilihan lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terutama faktor-faktor berikut : 1) Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau. 2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.
15
Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2012), Hlm. 26-27 16 Berchman Prana Sasmita dkk, Pengaruh Modal dan Lama Jam Kerja terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima, (Jurnal Bandar Lampung Pendidikan Ekonomi IPS FKIP Unila, 2013), Hlm.3
12
3) Lalu lintas, menyangkut banyak orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan atau tanpa perencanaan. 4) Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman. 5) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. 6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. 7) Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan lokasi sebuah usaha, perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak usaha yang sejenis atau tidak.17 f. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah taraf kemampuan yang ditentukan dari hasil belajar dari saat masuk sekolah hingga kelas terakhir yang dicapai seseorang dengan mengabaikan waktu untuk jenjang di dalam pendidikannya. 18 Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dalam pendidikan sendiri terdapat tiga jenis pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Dalam penelitian ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal. Pendidikan formal adalah pendidikan di
17
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality and Satisfaction, (Yogyakarta: ANDI, 2001), Hlm. 33 18 Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang : Angkasa Raya, 1986), Hlm. 58
13
sekolah yang teratur, sistematis dan mempunyai jenjang dibagi dalam kurun waktu tertentu.19 2. Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan
penelusuran
berbagai
literatur
yang
ada,
peneliti
mendapatkan beberapa penelitian terdahulu. Hal ini untuk menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada sampel dan obyek penelitian serta beberapa variabel yang digunakan, penelitian terdahulu tersebut yaitu :
19
Zahara Idris, Strategi Pendidikan Nasional Indonesia, (Jakarta : Ghalia, 1994), Hlm. 58
14 Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No
Nama
Judul
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian
Perbedaan
1
Kusumaw ardani20
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar
Independen : Modal kerja, jam kerja, lama usaha, dan tingkat pendidikan
Regresi Linier Berganda
Dari keempat variabel yang digunakan, variabel modal kerja, jam kerja, dan lama usaha menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar. Hasil analisis menunjukkan variabel modal kerja, lokasi berdagang, tempat berdagang secara simultan berpengaruh signifikan pada pendapatan pedagang pasar bandarjo.
a. Objek penelitia Pedagang Tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar b. Variabel independen modal kerja, jam kerja, lama usaha, dan tingkat pendidikan a. Objek penelitian Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang b. Variabel independen Modal kerja, lokasi usaha, tempat berdagang
Secara parsial variabel modal usaha, lama usaha dan jam kerja berpengaruh secara signifikan.Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah
a. Objek penelitian Pedagang
2
3
Samsul Ma’arif21
Rosetyadi Artistyan Firdausa22
20
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di
Dependen : Pendapatan pedagang Independen : Modal kerja, lokasi usaha, tempat berdagang Dependen : Pendapatan pedagang Independen : Modal awal, lama usaha dan jam kerja Dependen :
Analisis Regresi
Regresi Linier Berganda
Kios di Pasar Bintoro Demak b. Variabel independen modal awal, lama usaha dan jam
Kusumawardani, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedangang Tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar, (Skripsi Universitas Hasanuddin Makssar, 2014). 21 Samsul Ma’arif, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang, (Skripsi : Universitas Negeri Semarang, 2013). 22 Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2012).
15
4.
5
6
Setyanings ih Sriutami dan Edi Wibowo23
Candora 24
Wuri Ajeng Chintya dan Ida Bagus Darsana25
23
Pasar Bintoro Demak
Pendapatanpedagang
Pengaruh Modal Kerja terhadap Pendapatan dengan Lama Usaha sebagai Variabel Moderasi (Survei pada Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Batik Kayu (Kasus pada Sentra Industri Kerajinan Batik Kayu di Dusun Krebet Daerah Istimewa Yogyakarta) Analisis Pendapatan Pedagang di Pasar Jimbaran, Kelurahan Jimbaran
Independen : Modal kerja
variabel modal usaha Regresi Linier Berganda
Dependen : Pendapatan pedagang Lama Usaha Sebagai Variabel Moderasi Independen : Modal kerja, lama usaha dan jam kerja
Regresi Linier Berganda
Dependen : Pendapatan
Independen : Jam kerja, modal, lokasi dan jenis produk Dependen : Pendapatan pedagang
Stratified Random Sampling
kerja
Hasil penelitan menunjukan a. Objek penelitian Pedagang modal kerja dan lama usaha Pasar Klithikan Notoharjo berpengaruh positif Surakarta terhadap pendapatan pedagang b. Variabel independen modal di Pasar Klithikan ; Lama usaha kerja dan lama usaha tidak terbukti sebagai variabel sebagai variabel moderasi yang memoderasi pengaruh modal kerja terhadap pendapatan Variabel modal kerja dan a. Objek penelitian Sentra variabel lama usaha secara Industri Kerajinan Batik parsial mempunyai pengaruh Kayu di Dusun Krebet positif terhadap tingkat laba Desa Sendangsari. pengrajin, sedangkan variabel b. Variabel independen modal jumlah jam kerja secara parsial kerja, lama usaha dan jam tidak berpengaruh terhadap kerja pendapatan pengrajin Hasil dari penelitian menunjukan bahwa variabelvariabel yang mempengaruhi pendapatan adalah jam kerja, modal kerja, lokasi usaha dan jenis produk. Jam kerja merupakan faktor dominan.
a. Objek penelitian Pedagang
di Pasar Jimbaran, b. Variabel independen jam
kerja, modal dan jenis usaha. c. Metoode Stratified Random Sampling
Setyaningsih Sriutami dan Edi Wibowo, Pengaruh Modal Kerja terhadap Pendapatan dengan Lama Usaha Sebagai Variabel Moderasi (Survei pada Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta), (Jurnal Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 2013). 24 Candora, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Batik Kayu (Kasus pada Sentra Industri Kerajinan Batik Kayu di Dusun Krebet Daerah Istimewa Yogyakarta), (Jurnal, 2013) 25 Wuri Ajeng Chintya dan Ida Bagus Darsana, Analisis Pendapatan Pedagang di Pasar Jimbaran, Kelurahan Jimbaran,(Jurnal Universitas Udayana, 2013).
16
3. Kerangka Pemikiran Gamabar 1.1 Modal Kerja X1
Lama Usaha X2 Pendapatan
Jam Kerja X3
Y Lokasi Usaha X4
Tingkat Pendidikan X5
a. Hubungan modal kerja (X1) dengan pendapatan (Y) berpengaruh positif. Karena pada prinsipnya tanpa modal kerja seseorang tidak bisa menyelesaikan pembuatan barang dan jasa sesuai permintaan. Jadi tanpa modal kerja seseorang tidak akan mendapatkan pembeli karena tidak ada barang dan jasa yang dihasilkan.26 b. Hubungan lama usaha (X2) dengan pendapatan (Y) berpengaruh positif. Terdapat asumsi bahwa semakin lama seseorang menjalankan usahanya maka akan semakin berpengalaman orang tersebut. Sedangkan
pengalaman
kerja
itu
sendiri
merupakan
proses
pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu
26
Suharyadi , Op Cit, Hlm.168
17
pekerjaan karena keterlibatan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaa. 27 c. Hubungan jam kerja (X3) dengan pendapatan (Y) berpengaruh positif. Semakin banyak jam kerja yang dipergunakan, berarti akan semakin produktif. Hal ini berarti dengan jumlah jam kerja yang panjang secara tidak langsung akan membuat suatu pekerjaan semakin produktif dan dengan begitu dapat menghasilkan pendapatan yang baik.28 d. Hubungan lokasi usaha (X4) dengan pendapatan (Y) berpengaruh positif. Lokasi usaha merupakan salah satu faktor penting dalam memulai usaha. Lokasi juga mampu memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan atau tidaknya sebuah usaha. Dengan mencari sebuah tempat usaha yang strategis dapat mengembangkan usahanya.29 e. Hubungan
tingkat
pendidikan
(X5)
dengan
pendapatan
(Y)
berpengaruh positif. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan tidak saja
menambah pengetahuan,
akan tetapi
juga
meningkakan
keterampilan bekerja. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja lebih tinggi sehingga memungkinkan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi juga.30 27
Manulang, Manajemen Personalia, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984), Hlm.15 Bustanul Arifin, Formasi Makro-mikro Ekonomi Indonesia, (Jakarta : Pustaka INDEF, 2002), Hlm.15 29 Diyah Musri Harsini dan Fenty Nadia Luwis, Bisnis Busana Muslim, (Jakarta : Penebar Plus, 2010), Hlm. 41 30 Heni Rahayu Wulandari, Analisis Pengaruh Variabel-varaiabel yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Sentra Industri Keramik (Studi Kasus Sentra Industri Keramik Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang), (Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2015), Hlm. 7-9 28
18
E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah : H1 : Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. H2 : Lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. H3 : Jam kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. H4 : Lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. H5: Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang. H6 : Modal kerja, lama usaha, jam kerja, lokasi usaha dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis analisis pengaruh. Sedangkan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Data yang diolah
19
dalam penelitian ini berupa kuesioner yang diisi oleh responden (pedagang di Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang). 2. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti di pasar desa yaitu Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari responden, yaitu orang-orang yang menjawab pertanyaan peneliti baik lisan atau tertulis. 31 Penelitian ini menggunakan dua macam sumber data yaitu : a. Data primer Data primer pada penelitian ini adalah kuesioner yang diisi oleh responden (pedagang di Pasar Desa Pandansari Kabupaten Batang). b. Data sekunder Sumber data sekunder meliputi buku, jurnal maupun dokumendokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian. 4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel a. Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya bisa berubah karena dipengaruhi oleh kelompok variabel lain. 32 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan pedagang di Pasar Desa Pandansari.
31
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Hlm.114 32 Siti Nurhayati, Metodologi Penelitian Praktis, Edisi Ke-2, (Pekalongan: Unikal Press, 2012), Hlm. 21
20
b. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh kelompok variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu modal kerja, lama usaha, jam kerja, lokasi usaha dan tingkat pendidikan. Untuk lebih jelasnya, variabel-variabel yang tersebut di atas akan dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel Skala
No 1.
Variabel Definisi Modal Kerja Merupakan total nilai X1 investasi harta jangka pendek (gross working capital) yang diperlukan dalam memulai usahanya.
Indikator a. Kas b. Persediaan barang dagang c. Biaya promosi
2.
Lama Usaha X2
Lamanya pedagang dalam berkarya atau dalam menjalankan usahanya.
a. Lama menjalani usaha b. Kelangsungan usaha c. Kesesuaian ketrampilan dengan usaha
3.
Jam Kerja X2
Lamanya waktu yang digunakan untuk berdagang atau membuka usaha untuk melayani konsumen dalam sehari.
a. Jam kerja per hari Interval b. Hari libur per minggu d. Jadwal jam buka
4.
Lokasi Usaha X3
Tempat yang digunakan pedagang dalam menjalankan usahanya.
a. Strategis (jarak tempat dagang dengan parkir) b. Visibilitas (jarak tempat dagang dengan pintu)
Interval
Interval
Interval
21
5.
Tingkat Pendidikan X5
Tingkat pendidikan formal yang dicapai pedagang.
a. Jenjang pendidikan
Interval
6.
Pendapatan Y
Merupakan arus masuk dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktifitas normal uasaha selama satu periode tertentu.
a. Pendapatan kotor per bulan
Interval
Sumber: dikembangkan dalam penelitian ini, 2015 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. 33 Populasi penelitian ini adalah seluruh pedagang di Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang yaitu 116 pedagang.34 b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode sampling yang digunakan adalah random sampling yaitu mengambil sampel secara acak dari seluruh populasi yang ada. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus slovin sebagai berikut : n=
𝑁 1+𝑁𝑒 2
Dimana : 33
Siti Nurhayati, Metodologi Penelitian Praktis, Edisi Ke-2, (Pekalongan: Unikal Press, 2012), Hlm. 36 34 Lukman, Wawancara Pada Hari Senin Tanggal 3 Maret Tahun 2015 di Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
22
N
= Jumlah populasi
n
= Jumlah sampel
e
= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu 10 persen. 35
Persentase kelonggaran ketidaktelitian menggunakan 10 persen karena dari hasil sampel yang didapat dianggap sudah mewakili populasi. Maka besarnya sampel adalah : n= n=
116 1+116 (0.01) 116 2.16
= 53.7 = 54 sampel 6. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi sesuai masalah, penelitian ini menggunakan metode : a. Wawancara Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan tanya jawab dan dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penyelidikan. 36 Peneliti melakukan wawancara dengan kepala Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang yaitu Pak Tamto tentang awal mula sejarah berdirinya Pasar Desa Pandansari.
35
G. sevilla Consuelo, Pengantar Metode Penelitian (terjemahan amiluddin tuwu), (Jakarta : UI Press, 1993), Hlm. 162 36 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM ,1999), Hlm. 193
23
b. Teknik kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawab. 37 Kuesioner yang digunakan adalah tipe pilihan ganda, dimana setiap item soal disediakan empat jawaban dengan skor masing-masing yaitu sebagai berikut: 1) untuk jawaban “A” diberikan skor 1 2) untuk jawaban “B” diberikan skor 2 3) untuk jawaban “C” diberikan skor 3 4) untuk jawaban “D” diberikan skor 4.38 7. Metode Analisis Data a. Uji Instrumen 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner.39 Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikasi dengan tingkat sighnifikan 5% dan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. a) Bila nilai r hitung > r tabel, maka item pertanyaan valid. b) Bila nilai r hitung < r tabel, maka item pertanyaan tidak valid.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : CV Alfabeta, 2008), Hlm. 142 38 Samsul Ma’arif, Op Cit. Hlm. 35 39 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5, (Semarang : UNDIP, 2011), Hlm.52
24
2) Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu variabel. Butir pertanyaan dalam variabel dikatakan realibel atau terpecaya apabila jawaban responden adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0.60.40 b. Uji Asumsi Klasik Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik dilakukan terdiri atas : 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik menggunakan data yang terdistribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.41 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika signifikasi 40
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta : Kencana, 2013), Hlm. 57 41 Imam Ghozali, Op Cit, Hlm. 160
25
hasil uji K-S nilainya lebih besar dari 0,05 berarti data terdistribusi normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas akan dilakukan dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. a) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada
sumbu Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. 42 3) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Hasil pengujian ini menggunakan nilai Collinearity
42
Ibid, Hlm. 139
26
Statistics Tolerance (T) dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff
yang
umum
dipakai
untuk
menunjukkan
adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. 43 4) Uji Koefisien Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. 44 Penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson. Tabel 1.4 Uji Durbin Watson Hipotesis
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No desicison
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif
No desicison
4 – du ≤ d ≤4 – dl
Tidak ada autokorelasi,
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
positif atau negatif 43 44
Ibid, Hlm. 105-106 Ibid, Hlm. 110
27
c. Analisis Regresi Linier Berganda Alat analisis yang digunakan adalah SPSS 16 for windows. Fungsi model estimasinya adalah sebagai berikut: Y = f (X1, X2, X3,X4,X5)………………………………. (1) Kemudian dibentuk model ekonometrika dengan persamaan : Y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+b5X5+e…………….....(2) Dimana : Y
= Pendapatan Pedagang di Pasar Desa Pandansari
a,b1, b2,b3, b4,b5
= Konstanta Koefisien
X1
= Modal kerja
X2
= Lama Usaha
X3
= Jam Kerja
X4
= Lokasi Berdagang
X5
= Tingkat Pendidikan
d. Uji Signifikan Statistik 1) Uji t (t-test), yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Pengujian signifikansi yang dilakukan uji t ditetapkan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. a) Menentukan Level of Significance α < 0,05. b) Jika t-hitung > t-tabel, maka menerima Ha, yang berarti variabel bebas tersebut mampu mempengaruhi variabel terikat secara
28
signifikan. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ha tidak dapat diterima, yang berarti variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat. 2) Uji F (simultan), yaitu pengujian untuk
menguji apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan
dependen. nilai Ftabel
dengan Fhitung. Untuk menentukan nilai F, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi. a) Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima artinya hitung tabel secara statistik dapat dibuktikan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b) Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha hitung tabel (Hipotesis alternative) diterima, artinya secara simultan dapat dibuktikan semua independen berpengaruh terhadap dependen. 3) Uji Koefisien Determinasi Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya determinasi (R2). Keseluruhan R2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis linear berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model tersebut menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabelvariabel independen menerangkan variabel dependen.
29
G. Sistematika Pembahasan Penulis ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan Pada bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penenlitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, hipotesis, metode penenlitian dan sistematika pembahasan. Dengan sistematika ini supaya pembaca mengetahui dan memahami bagaimana judul penelitian ini diangkat, apa tujuan dan kegunaan penenlitian serta metode apa yang digunakan penenliti dalam menganalisis penenlitian ini.
Bab II
: Landasan Teori Bab ini berisi landasan teori pendapatan, modal kerja, lama usaha, jam kerja, lokasi usaha, tingkat pendidikan dan teori-teori yang melandasi penenlitian ini.
Bab III : Gambaran Umum Pasar Bab ini berisi gambaran umun Pasar Desa Pandansari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Bab IV
: Analisis Hasil Penenlitian Bab ini berisis statistika deskriptif, hasil pengujian asumsi klasik dan hipotesis.
Bab V
: Penutup Bab ini berisi simpuln, keterbatasan penenlitian dan saran.