BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kelelahan kerja merupakan salah satu masalah yang seringkali dialami oleh tenaga kerja. Semua jenis pekerjaaan baik di sektor formal maupun informal dapat mengalami kelelahan kerja. Kelelahan kerja dapat mengakibatkan seseorang kehilangan konsentrasi dalam melakukan pekerjaan sehingga dapat menurunkan hasil kinerja. Menurunnya hasil kinerja sama halnya menurunkan produktivitas kerja. kelelahan kerja juga dapat menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Menurut data International Labour Organitation (ILO) tahun 2004, setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Laporan survei di negara maju diketahui bahwa 10-50% penduduk mengalami kelelahan akibat kerja. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya prevalensi kelelahan sekitar 20% pasien yang membutuhkan perawatan sedangkan di Indonesia lebih dari 65% pekerja datang ke poliklinik perusahaan dengan keluhan kelelahan kerja (Markkanen,2004). Menurut Depnakertrans, data mengenai kecelakaan kerja pada tahun 2004, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, lebih kurang 9,5% atau
1
2
39 orang mengalami cacat (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2004). Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan pada tenaga kerja diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam setiap individu seperti usia, jenis kelamin, status gizi, dan status kesehatan serta faktor eksternal yang berasal dari diluar meliputi lingkungan tempat kerja dan beban kerja. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Eraliesa (2008) mengenai hubungan faktor individu dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkarmuat di Pelabuhan Tapaktuan, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, masa kerja, status perkawinan, status gizi dengan kelelahan kerja dengan nilai umur p=0,015, masa kerja p= 0,005, dan status gizi dengan nilai p= 0,009. Hasil tersebut sejalan dengan peneliatian Trisnawati (2012) mengenai hubungan kualitas tidur, status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja wanita dengan peran ganda didapatkan hubungan yang bermakna dengan p value=0,042. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Atiqoh (2014) faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konveksi bagian penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan anrata status gizi dengan kelelahan kerja p value =0,191 . Berdasarkan survey awal yang dilakuan di salah industri percetakan di PT. Putra Nugraha Tryagan terdapat suara yang bising yang bersumber dari mesin percetakan. Pada saat pertama kali memasuki ruang produksi suara
3
bising yang bersumber dari mesin tersebut sangat menganggu penderangan dan menyebabkan telinga berdenging. Setelah dilakukan pengukuran awal didapatkan hasil pengukuran kebisingan yang melebihi nilai ambang batas untuk area industri yaitu 94 dB selama 8 jam per hari di unit percetakan dan 86 dB per 8 jam di unit finishing. Kebisingan di PT. Putra Nugraha bersumber dari mesin percetakan. Berdasarkan survey awal dan wawancara yang telah dilakukan terdapat keluhan dari tenaga kerja berupa lingkungan kerja yang bising, gangguan tidur, mudah lelah dan telinga berdenging setelah bekerja. Berdasakan survey awal didapatkan hasil 10 dari 106 tenaga kerja 7 orang mengalami kelelahan sedang dan 3 orang tidak mengalami kelelahan dan 10 ari 106 orang 4 orang mempunyai status gizi normal, 5 orang mempunyai status gizi kurang dan 1 orang mempunyai status gizi lebih. Berdasarkan latar belakang dan survey yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat kebisingan yang melebihi ambang batas untuk area industri dan terdapat masalah kelelahan kerja serta status gizi yang bervariasi maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh status gizi dan kebisingan terhadap kelelahan kerja di industri percetkan buku dan LKS di PT. Putra Nugraha Tryagan.
B. Rumusan Masalah “Adakah Pengaruh Kebisingan dan Status Gizi terhadap kelelahan kerja ?”
4
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh Kebisingan dan Status Gizi terhadap kelelahan kerja.
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di PT. Putra Nugraha Tryagan. b. Untuk mengetahui status gizi tenaga kerja di PT. Putra Nugraha Tryagan. c. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja pada Tenaga Kerja di unit Percetakan dan Finishing yang terpapar kebisingan di PT. Putra Nugraha Tryagan. d. Untuk mengetahui pengaruh Kebisingan terhadap kelelahan kerja di PT. Putra Nugraha Tryagan. e. Untuk mengetahui hubungan Status gizi terhadap kelelahan kerja di PT. Putra Nugraha Tryagan.
D. Manfaat 1. Teoritis Diharapkan sebagai pembuktian Kebisingan dan Status Gizi berpengaruh terhadap kelelahan kerja yang dialami oleh tenaga kerja di PT. Putra Nugraha Tryagan.
5
2. Aplikatif a. Bagi Perusahaan 1) Diharapkan
perusahaan
dapat
melakukan
perbaikan
untuk
meningkatkan kualitas pekerja. 2) Diharapkan perusahaan dapat lebih memperhatikan status gizi tenaga kerja dengan memberikan asupan gizi yang baik bagi tenaga kerja. 3) Dapat mengetahui intensitas kebisingan yang ada di PT. Putra Nugraha 4) Dapat mengetahui Status Gizi tenaga kerja di PT. Putra Nugraha 5) Dapat mengetahui tingkat kelelahan kerja pada tenga kerja di PT. Putra Nugraha b. Bagi Penulis 1) Diharapkan
perusahaan
dapat
melakukan
perbaikan
untuk
meningkatkan kualitas pekerja. 2) Diharapkan perusahaan dapat lebih memperhatikan status gizi tenaga kerja dengan memberikan asupan gizi yang baik bagi tenaga kerja. c. Bagi Pembaca 1) Dapat memberi pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya tentang pengaruh Kebisingan dan Status Gizi terhadap kelelahan kerja tenaga kerja.
6
d. Bagi D4 Keselamtan dan Kesehatan Kerja 1) Dapat menambah literatur bagi D4 Keselamtan dan Kesehatan Kerja dalam hal ilmu kesehatan. 2) Dapat digunakan untuk menambah relasi dengan perusahaan dalam hal melakukan praktik lapangan.