BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai sehingga dapat menyebabkan individu tersebut merasa bingung, melamun hingga stress. Stress adalah perasaan tertekan, perasaan yang membuat orang mudah tersinggung, mudah marah, konsentrasi terhadap pekerjaan menjadi terganggu. Lingkungan bisa menjadi sumber stress bagi kebanyakan orang. Karena tuntutan menghadapi keinginan atau target tertentu dan konflik-konflik yang lainnya dapat menimbulkan stress. Banyaknya alternatif yang dijalani masyarakat dalam menghadapi tekanan psikis mereka misalnya dengan rekreasi atau hanya dengan sekedar berjalan-jalan tetapi tidak jarang pula masyarakat yang ingin merilekskan pikiran mereka dengan menggunakan
pengobatan
aromaterapi.
Meski
pelayanan
terhadap
jasa
aromaterapi saat ini sudah berkembang tetapi masih sukar diperoleh dengan harga yang terjangkau. Aromaterapi merupakan suatu metode yang menggunakan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi kesehatan seseorang. 1
Aroma yang memasuki hidung dan berhubungan dengan cilia. Reseptor dalam cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak. Bau diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat sistem olfaktorius. Semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori, dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati kita. (Sharma,2009) Minyak aroma bekerja untuk penyakit yang berkaitan dengan stress, gangguan psikosomatik, infeksi kulit, rambut rontok, peradangan, rasa sakit yang muncul dari otot atau gangguan kerangka. Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak atsiri untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan. Beberapa jenis minyak atsiri bersifat antivirus, antiperadangan, meredakan rasa sakit, antidepresan, merangsang, membuat rileks, mengencerkan dahak, membantu pencernaan dan juga mempunyai sifat antideuretik. Minyak atsiri merupakan minyak alami yang diambil dari tanaman aromatik. Sari aromatik yang dapat disuling dari tanaman, bunga, pohon, buah, kulit pohon, rumput dan biji. Kebanyakan bahan alam yang menghasilkan senyawa yang beraroma adalah tanaman. Karena bahan yang mengandung aroma itu biasanya bahan tanaman maka aromaterapi digolongkan dalam terapi herbal, yaitu terapi yang menggunakan tanaman atau bahan tanaman sebagai sarana pengobatan.
2
Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring). Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai bahan antiseptik misalnya pada sediaan gel antiseptik yang langsung pakai tanpa dibilas terlebih dahulu setelah pemakaian. Selain itu minyak atsiri juga sebagai bahan pewangi kosmetik maupun sabun. Diperkirakan, terdapat 160-200 jenis tanaman aromatik di Indonesia yang berpotensi untuk disuling minyak atsirinya dan dimanfaatkan. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang cukup berpotensi dalam produksi minyak atsiri. (Armando,2009) Di Indonesia banyak sekali terdapat jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri, tetapi banyak pula yang belum diolah dan dimanfaatkan. Seperti halnya kemangi (Ocimim africanum Lour), kemangi merupakan salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu aromatik dalam masakan atau hanya sebatas digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Keberadaan kemangi ini sangat melimpah dan sangat mudah untuk ditemui karena kemangi merupakan tanaman semak, semusim, dengan tinggi 30-150 cm. Sedangkan batangnya memiliki ciri berkayu, segi empat, memiliki alur dan cabang, berbulu, serta berwarna hijau. Kandungan dari kemangi disamping mengandung minyak atsiri juga mengandung saponin, flavonoida dan tanin. Sedang bijinya mangandung saponin, flavonoida dan polivenol. Namun, tidak semua orang menyadari bahwa minyak kemangi dapat juga meningkatkan daya ingat dan mengaktifkan sirkulasi darah. Dapat menghilangkan sakit kepala dan hidung tersumbat karena itu minyak ini baik digunakan untuk mengobati influensa. Dapat menghilangkan sakit pada otot, selain juga dapat memerangi virus dan jamur. (Kurniawati,2010)
3
Pada penelitian ini, minyak atsiri dari daun kemangi (Ocimim africanum Lour folium) dibuat dalam bentuk sediaan larutan. Dengan sifatnya yang mudah menguap dalam suhu kamar, penggunaannya lebih praktis dan murni menggunakan minyak atsiri. Karena tidak semua minyak atsiri jika dibuat dalam sediaan lilin atau lainnya tahan terhadap pemanasan dalam proses pembuatan dan ditakutkan minyak akan rusak. Penelitian dilakukan pada mencit yang ditempatkan dalam satu wadah kemudian diberikan minyak atsiri secara inhalasi beberapa menit dan ditempatkan pada wadah yang di dalamnya terdapat roda kemudian dihitung berapa putaran sebelum dan setelah mencit menghirup aromaterapi pada kemangi. Dari sini pula tidak mungkin juga minyak atsiri dibuat dalam sediaan lilin atau bentuk padatan lain karena berdampak pada aktivitas mencit yang mungkin akan terganggu dengan adanya lilin. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu penelitian dengan memanfaatkan tumbuhan Indonesia yang beraneka ragam sebagai salah satu alternatif pengobatan dalam mengatasi kepenatan, sehingga dapat mengurangi terjadinya kerugian yang diakibatkan dari kepenatan tersebut. Pada penelitian ini minyak atsiri dihasilkan dengan destilasi uap dan kemudian diujikan pada mencit. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah kandungan minyak atsiri dalam daun kemangi (Ocimim africanum Lour folium) dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi? 2. Berapakah dosis minyak atsiri daun kemangi (Ocimim africanum Lour folium) yang dapat menurunkan aktivitas mencit? 4
1.3 Tujuan Penelitian 1. Umtuk mengetahui kandungan minyak atsiri dalam daun kemangi (Ocimim sanctii Folium) dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi? 2. Untuk mengetahui dosis minyak atsiri daun kemangi (Ocimim sanctii Folium) yang dapat mengetahui aktivitas mencit? 1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tentang kemangi sebagai aromaterapi ini adalah : 1.4.1 Hasil penelitian dapat diyakini untuk menambah referensi sebagai aromaterapi. 1.4.2 Memberikan informasi tentang manfaat kemangi (Ocimim africanum Lour folium) yang dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi. 1.4.3 Sebagai acuan untuk diadakan penelitian serupa dengan bahan atau sampel yang lain dan tidak cenderung dengan pemakaian bunga. 1.5
Asumsi Penelitian
1. Penarikan senyawa minyak atsiri kemangi dapat dilakukan dengan metode destilasi uap. 2. Senyawa minyak atsiri pada daun kemangi merupakan jenis senyawa yang dapat memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan.
5
3. Dengan pemberian dosis yang berbeda akan mempengaruhi aktivitas mencit. 1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah 1.6.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian dilakukan untuk membuktikan aroma minyak atsiri pada daun kemangi (Ocimim africanum Lour folium) sebagai aromaterapi. 1.6.2 Keterbatasan Masalah 1. Pada sampel yang digunakan tidak ditentukan berapa lama umur sampel setelah ditanam sampai dipanen. 2. Ruangan laboratorium dianggap sesuai dengan lingkungan mencit. 3. Ketidak seragaman berat hewan uji (mencit) yang digunakan. 1.7 Definisi Istilah 1. Kemangi (Ocimim africanum Lour) adalah
berupa tanaman
semak, semusim, dengan tinggi 30-150 cm. Sedangkan batangnya memiliki ciri berkayu, segi empat, memiliki alur dan cabang, berbulu, serta berwarna hijau. Daun memiliki ciri tunggal, ujung runcing, tepi bergerigi, menyirip, lebar 3-6 mm. 2. Ekstraksi adalah proses pengambilan ekstrak dari simplisia.
6
3. Destilasi uap adalah pemisahan campuran berupa larutan yang terdiri dari 2 macam campuran atau lebih yang didasarkan pada perbedaan titik didih. 4. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. 5. Aromaterapi adalah pengobatan dengan penggunaan minyak atsiri untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan. 6. Stress adalah respon tubuh terhadap banyaknya tuntutan, perasaan tertekan, perasaan yang membuat orang mudah tersinggung, mudah marah, konsentrasi terhadap pekerjaan menjadi terganggu. 7. Cilia adalah rambut dilapisan sebelah dalam hidung. 8. Terapi herbal adalah terapi yang menggunakan tanaman atau bahan tanaman sebagai sarana pengobatan. 9. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori, dan belajar.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kemangi Kemangi (Ocimim africanum Lour)
berupa tanaman semak, semusim
dengan tinggi 30-150 cm. Sedangkan batangnya memiliki ciri berkayu, segi empat, memiliki alur dan cabang, berbulu, serta berwarna hijau. Kemangi cukup mudah ditanam hanya dengan menebar biji-bijiannya, maka kemangi akan tumbuh. Kemangi juga tahan terhadap cuaca panas maupun dingin. Kemangi yang ditanam pada daerah yang bersuhu dingin, daunnya lebih hijau dan lebar. Sementara kemangi yang tumbuh pada daerah panas daunnya kecil, tipis dan brewarna lebih pucat. 2.1.1 Taksonomi Sampel Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Klassis
: Dicotyledonae
Ordo
: Tubiflorae
Familia
: Lamiaceae
Genus
: Ocimum
Species
: Ocimum sanctum L 8
2.1.2 Kandungan Kemangi Kandungan dari kemangi disamping mengandung minyak atsiri juga mengandung saponin, flavonoida dan tanin. Sedang bijinya mangandung saponin, flavonoida dan polivenol. Kemangi juga merupakan sumber vitamin E (α-tokoferol), riboflavin dan niasin yang baik. Selain itu kemangi merupakan sumber serat, β-karoten (provitamin A), vitamin C, vitamin K, vitamin B6 dan folat yang sangat baik. Kemangi juga mengandung mengandung mineral seperti kalium, zat besi, fosfor, kalsium, seng, tembaga, mangan dan magnesium. Mineral penting yang berfungsi menjaga dan memlihara kesehatan jantung.(Kurniawati,2010) 2.1.3 Khasiat Kemangi Kemangi berkhasiat mempelancar peredaran darah sehingga dapat membuat kulit tampak lebih sehat, halus, bersih, kencang dan berseri serta dapat mengobati jerawat dan mencegah kerontokan rambut. Daun kemangi juga dapat digunakan sebagai aromaterapi untuk campuran air mandi. Aroma abu kemangi juga dapat digunakan untuk mengusir nyamuk pada malam hari. Minyak racikan kemangi juga dapat berfungsi sebagai pembunuh bakteri. (Kurniawati,2010) 2.2 Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum megalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan
bahan
yang
dikeringkan.
(Departemen
Indonesia,1985) 9
Kesehatan
Republik
Pembuatan simplisia meliputi sortasi basah, pencucian, pemotongan dan penghalusan (perajangan), pelayuan dan terakhir tahap pengeringan. 1. Sortasi basah Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar, bahan-bahan asing seperti kerikil, tanah, rumput, batang dan pengotor lain juga harus dibuang. 2. Pencucian Pencucian bertujuan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan yang akan diolah. Tahap pencucian ini juga sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal dari bahan (simplisia). 3. Pemotongan dan penghalusan (perajangan) Pemotongan bahan perlu dilakukan terhadap bahan berupa daun, ranting atau bahan baku kayu keras misalnya cendana dihaluskan dengan mesin penghalus hingga menjadi bubuk kayu. Penghalusan pada sampel (daun) ini juga bertujuan untuk memperkecil bahan sehingga ruang kosong pada ketel (destilasi uap) saat bahan disusun menjadi semakin sedikit. Sehingga ketel penampung juga dapat menampung bahan lebih banyak. Proses pemotongan dapat dilakukan sebelum atau sesudah proses pelayuan. Tetapi sebaiknya dilakukan sebelum proses pelayuan karena bahan baku dapat lebih mudah dipotong dalam keadaan yang lebih segar.
10
4. Pelayuan Pelayuan dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan setelah tahap pemotongan. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan air yang menempel atau terkandung dipermukaan dan mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya. 5. Pengeringan Tahapan terakhir dalam proses ini adalah pengeringan. Pengeringan sendiri bertujuan agar proses penyulingan minyak atsiri menjadi lebih cepat dan memperbaiki mutu minyak. Karena kadar air dalam bahan telah berkurang sebelum penyulingan dilakukan. Tetapi juga terdapat kemungkinan hilangnya sebagian minyak atsiri akibat penguapan dan oksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Terdapat dua kondisi yang dapat menurunkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang dihasilkan yaitu kondisi pengeringan yang terlalu cepat atau pengeringan yang terlalu lambat (lama). Pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan daun menjadi rapuh dan sulit untuk disuling. Sementara untuk pengeringan yang terlalu lambat atau lama dapat membuat daun menjadi lembab dan mudah terserang jamur. 2.3 Senyawa Minyak Atsiri Minyak atsiri mempunyai sifat mudah menguap dan terdiri dari campuran zat yang mudah menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Setiap subtansi yang dapat menguap memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu dan hal ini dipengaruhi oleh suhu, pada umumnya tekanan uap yang dimiliki sangat rendah untuk persenyawaan yang memiliki titik didih yang sangat tinggi. 11
Selanjutnya suatu bau harum yang sering kita hirup dari tanaman merupakan bentuk dari sifat mudah menguap senyawa yang menghasilkan bau harum tersebut. (Guenther,2006) Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring). Minyak atsiri juga dapat digunakan bahan antiseptik. Selain itu minyak atsiri juga sebagai bahan pewangi kosmetik maupun sabun. Diperkirakan, terdapat 160-200 jenis tanaman aromatik yang berpotensi untuk dibuat minyak atsirinya. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang cukup berpotensi dalam produksi minyak atsiri. ( Armando,2009 ) 2.3.1 Cara pengambilan Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri, yaitu antara lain: 2.3.1.1 Penyarian dengan lemak dingin (eufleurage) Metode eufleurage ini dapat disamakan dengan penyarian secara “ maserasi dingin dengan lemak padat”. Dengan cara suatu plat kaca diberi bingkai, kemudian ditutup dengan lemak hewan yang telah dimurnikan sehingga tidak berbau. Setelah itu, mahkota bunga (biasanya mahkota bunga melati) yang akan diambil minyak atsirinya ditebarkan di atasnya dengan sedikit ditekan. Biasanya, bunga-bunga tersebut dalam keadaan segar atau baru dipetik. Mahkota bunga itu dibiarkan di atas lempengan lemak tersebut selama bebrapa hari supaya minyak merembes dari bunga ke dalam minyak. Kemudian mahkota bunga diganti dengan mahkota bunga yang baru. Hal ini dilakukan berulang kali sampai lempengan lemak 12
jenuh oleh minyak atsiri. Setelah mahkota diambil, lemak yang jenuh dengan minyak atsiri tersebut dicuci dengan alkohol. Minyak atsiri akan larut dalam alkohol. Lemak yang tertinggal, yang masih mengandung sedikit minyak atsiri biasanya biasanyadigunakan untuk membuat sabun. Alkohol tersebut kemudian diuapkan sehingga diperoleh minyak atsiri yang diinginkan. 2.3.1.2 Penyarian dengan pelarut yang mudah menguap Metode ini kurang umum digunakan karena pelarut yang memenuhi syarat terlalu mahal untuk digunakan. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan harga minyak atsiri menjadi mahal. Tetapi cara ini hanya dilakukan untuk memisahkan minyak atsiri yang berharga mahal saja agar mendapatkan hasil yang sebanding, misalnya minyak atsiri dalam bunga melati. 2.3.1.3 Penyarian dengan lemak panas Metode ini juga kurang umum digunakan selain penyarian dengan menggunakan pelarut mudah menguap yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pemanasan dapat merusak komposisi minyak atsiri, disamping itu juga diperlukan metode tertentu untuk memisahkan minyak atsiri dengan pelarut yang digunakan. 2.3.1.4 Hidrodistilasi atau destilasi uap ( hydrodistillation ) Sampai dengan saat ini metode ini yang sering digunakan meski sudah banyak metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri 13
dalam tanaman. Metode ini berupa metode penyulingan dengan bantuan uap air. Distilasi atau penyulingan adalah pendidihan cairan yang diikuti pendingin uap sehingga terjadi cairan kembali. Cairan yang terbentuk tersebut diembunkan di tempat lain. Meski sering digunakan tetapi penyulingan dengan metode ini tidak begitu saja dilakukan karena minyak atsiri dalam tanaman tidak bebas (berada dalam jaringan tanaman). Minyak atsiri hanya dapat bebas dari jaringan tanaman dan menguap keluar apabila ada kontak dengan uap air. Campuran uap minyak atsiri dan uap air akan menguap secara bersamaan ke dalam pendingin. Dalam hal ini, uap air tidak hanya berperan membawa uap minyak atsiri, tetapi juga untuk menurunkan suhu pendidihan campuran air dan minyak. Bila campuran minyak atsiri dan air (yang
tidak dapat
bercampur) dipanaskan maka kedua cairan tersebut akan menguap bersama pada suhu yang lebih rendah dari suhu didih cairan yang mempunyai titik didih terendah. Hidrodestilasi dapat dibagi menjadi 3 bagian, antara lain : 2.1.3.4.1
Penyulingan air (water distillation) Dalam metode ini terjadi kontak langsung antara air mendidih
dengan bahan tanaman yang disuling. Bahan tanaman yang akan disuling berada dalam suatu bejana berisi air dan terapung pada permukaan air. Campuran bahan tanaman dan air tersebut dipanasi dengan api langsung atau dengan cara pemanasan lain, misalnya dengan uap air panas. Ada beberapa tanaman yang 14
harus disuling dengan cara ini, misalnya daun mahkota bunga mawar. Bila disuling dengan penyulingan menggunakan uap air maka akan menjendal atau mengumpal sedemikain rupa sehingga uap air tidak dapat melaluinya. 2.1.3.4.2
Penyulingan air dan uap (water and steam distillation)
Metode ini alat yang digunakan serupa dengan dandang yang di dalamnya mempunyai penyangga berupa lempengan yang berlubang-lubang. Di atas lubang-lubang ditempatkan bahan yang akan disuling untuk diambil minyak atsirinya. Penyangga berlubang tersebut diletakkan pada jarak tertentu dari permukaan air. Bila dandang tersebut dipanaskan maka air akan mendidih dan uap air akan keluar melewati lubang-lubang kemudian keluar melewati dinding, setelah melewati bahan tanaman yang disuling. Dengan demikian, uap air akan kontak dengan minyak atsiri sehingga minyak atsiri akan ikut terbawa keluar oleh uap air dan menguap bersama-sama. Karena minyak dan air tidak bercampur maka kedua campuran cairan tersebut akan membentuk dua cairan yang selanjutnya akan dipisahkan dengan cara lain. 2.1.3.4.3
Penyulingan uap (steam distillation) atau penyulingan dengan uap langsung Cara penyulingan ini sama dengan cara penyulingan air dan uap.
Hanya pada bagian bawah bejana tidak terdapat air. Uap air dihasilkan di tempat terpisah. Keuntungan dalam metode ini adalah kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik, tekanan dan suhu dapat diatur serta pada saat penyulingan hidrolisa tidak terjadi.
15
2.3.2 Penyimpanan Minyak Atsiri Minyak atsiri dapat rusak dalam proses penyimpanan. Kerusakan dapat disebabkan karena terjadi oksidasi, resinifikasi (membentuk senyawa kental seperti damar), polimerisasi (membuat senyawa yang kental) dan hidrolisis. Karena peristiwa tersebut minyak atsiri dapat berubah warna dan menjadi lebih kental. Proses tersebut didukung dengan tempat penyimpanan yang langsung kontak dengan sinar matahari, oksigen udara, lembab, panas dan logam berat. Untuk menghindari kerusakan atau setidaknya memperlambat proses kerusakan tersebut, minyak atsiri dapat disimpan dalam wadah yang benar-benar kering, bebas logam berat serta bebas dari cahaya yang ada. Wadah atau botol yang digunakan untuk menyimpan minyak atsiri dapat terbuat dari kaca dan berwarna gelap sehingga cahaya tidak dapat menembus. Sebaiknya wadah penyimpanan diisi penuh dengan minyak atsiri untuk menghindari adanya oksigen yang berlebihan. 2.4 Aromaterapi Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak atsiri murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi tidak seperti wangiwangian buatan yang sekedar harum dan tidak mempunyai efek lain. Aromaterapi merupakan salah satu cara untuk merasakan ketenangan serta keseimbangan jiwa dan fisik.
16
2.4.1 Mekanisme kerja aromaterapi Seorang ahli neurologi,ahli psikiatri dan juga direktur Smell and Taste Research Center di Chicago, Dr. Alan Huck menjelaskan bahwa “Bau berpengaruh secara langsung pada otak,seperti obat. Hidung kita mempunyai kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang berbeda, (banyak diantaranya) mempengaruhi kita tanpa kita ketahui”. Misalnya ketika kita mencium aroma bunga mawar atau melati maka tanpa kita sadari aroma bunga tersebut membuat kita menjadi lebih tenang. (Dean,2005) Minyak atsiri mengandung partikel-partikel alami yang jika kita hirup aroma tersebut memasuki hidung dan berhubungan dengan cilia. Cilia merupakan rambut-rambut halus dilapisan sebelah dalam hidung kita. Reseptor dalam cilia berhubungan dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran penciuman. Ujung dari saluran penciuman tersebut berhubungan dengan otak . Bau diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat sistem olfaktorius. Semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi, memori, dan belajar kita. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati kita. (Sharma,2009) Pada tahun 1989 Professor Joseph Ledoux di Center For Neural Science di New York Universitas Amerika Serikat menyatakan bahwa amygdala, yang merupakan bagian dari sistem limbik berkaitan dengan menyimpan memori dari pengalaman yang menakutkan. Maka merangsang amygdala lewat wangiwangian, dapat mendukung untuk membuka memori traumatis. (Dean, 2005) 17
2.4.2 Cara Pemakaian Aromaterapi Dalam aromaterapi, minyak atsiri masuk ke dalam badan melalui 3 jalan utama, yaitu ingesti, olfaksi dan inhalasi dan absorbsi melalui kulit. 2.4.2.1 Ingesti Masuknya minyak atsiri ke dalam badan dengan cara ingesti adalah melalui mulut dan kemudian ke saluran pencernaan. Ingesti merupakan aplikasi utama minyak atsiri ke dalam badan oleh aromatolog dan para dokter di Prancis. Cara ini masih belum banyak digunakan oleh aromaterapis di negara-negara lain. Minyak atsiri yang digunakan dalam cara ini harus dalam keadaan terlarut. Para aromatolog biasanya menggunakan alkohol dan madu atau minyak lemak sebagai pelarutnya. Dosis 3 tetes, 3 kali sehari dengan penggunaan maksimal 3 minggu. Yang perlu diwaspadai, ingesti secara berkelanjutan dengan jangka waktu yang lama akan menyebabkan keracunan yang disebabkan adanya penumpukan miyak tersebut dalam hati. Setelah menggunakan selama 3 minggu, seseorang tersebut harus berhenti meminumnya selama beberapa hari supaya hati dapat menetralisir racun (detoksikasi) yang menumpuk terlebih dahulu. 2.4.2.2 Olfaksi atau Inhalasi Akses minyak atsiri melalui hidung merupakan rute yang jauh lebih cepat dibanding cara lain dalam penanggulangan problem emosional seperti stress dan depresi, termasuk beberapa jenis sakit kepala. Karena hidung merupakan kontak langsung dengan bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan dari minyak atsiri.
18
Inhalasi dilakukan dengan berbagai cara, seperti : 1. Dengan bantuan botol semprot Botol semprot biasa digunakan untuk menghilangkan udara yang berbau kurang enak pada kamar pasien. Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250 ml air, setelah dikocok kuat-kuat terlebih dahulu, kemudian disemprotkan di kamar pasien. 2. Dihirup dengan tissue Inhalasi dari kertas tissue mengandung 5-6 tetes (3 tetes pada anak kecil, orangtua atau wanita hamil) sangat efektif bila dibutuhkan hasil yang cepat, dengan 2-3 kali tarikan nafas dalam-dalam. Untuk mendapatkan efek yang panjang, tissue diletakkan di dada sehingga minyak atsiri yang menguap karena panas tetap terhirup oleh pasien. 3.
Dihirup melalui telapak tangan Inhalasi dengan menggunakan telapak tangan merupakan metode yang baik, tetapi sebaiknya dilakukan oleh orang dewasa saja. Satu tetes minyak
atsiri
diteteskan
pada
telapak
tangan
yang
kemudian
ditelungkupkan, digosokkan satu sama lain dan kemudian ditutupkan ke hidung. Mata pasien sebaiknya terpejam saat melakukan hal ini. Pasien dianjurkan untuk menarik nafas dalam-dalam. Cara ini sering dilakukan untuk mengatasi kesukaran dalam pernafasan atau kondisi stress. 4. Penguapan Cara ini digunakan untuk mengatasi problem respirasi dan masuk angin. Untuk kebutuhan ini digunakan suatu wadah dengan air panas yang ke dalamnya diteteskan minyak atsiri sebanyak 4 (empat) tetes dan 2 (dua) 19
tetes untuk anak-anak dan wanita hamil. Kepala pasien menelungkup di atas wadah dan disungkup dengan handuk sehingga tidak ada uap yang keluar dan pasien dapat menghirupnya secara maksimal. Selama penanganan, pasien diminta untuk menutup matanya. Untuk mengobati pasien asmatik hanya digunakan 1 tetes karena bila terlalu banyak maka ia akan tersedak. 2.4.2.2 Absorsi Melalui Kulit Kulit merupakan membran semipermiabel bagi molekul-molekul miyak atsiri. Sifat fisika kimia molekul juga dapat menentukan penetrasi senyawa dalam kulit. 2.4.2.2.1 Kulit sebagai Barier Berdasarkan sifat kulit, senyawa yang lipofilik mudah terabsorbsi. Kebanyakan minyak atsiri yang digunakan dapat menembus kulit. Dengan menembus lapisan epidermis molekul minyak atsiri dapat menyebar ke bagian tubuh. Molekul akan ikut bersikulasi hingga mencapai setiap sel dalam tubuh. 2.4.2.2.2 Metode Aromaterapi dengan Absorbsi melalui Kulit Metode ini banyak menggunakan air, minyak sayur atau bahan dasar lotion untuk mengencerkan dan meratakan minyak atsiri ke permukaan kulit.
20
Adapun berbagai aplikasinya yaitu: 1. Kompres Kompres banyak digunakan untuk menangani luka terbuka. Kompres juga digunakan pada area yang sangat sakit. Kain yang akan digunakan sebagai kompres dicelupkan pada larutan minyak atsiri kemudian peras. Dilanjutkan dengan menempelkannya pada tempat yang sakit kemudian ditutup dengan karet untuk mencegah penguapan. Diamkan kompres selama 2 jam atau sepanjang malam. 2. Cuci mulut (gargarisma) Cara ini baik digunakan pada orang yang telah menjalani operasi amandel atau operasi mulut yang agak serius. Minyak yang sering digunakan yaitu minyak cengkih. Pemakaiannya dengan meneteskan minyak atsiri dengan takaran yang tepat kemudian digunakan untuk berkumur. 3. Semprot Semprot sering digunakan pada permukaan kulit yang sedang sakit yang memang tidak boleh disentuh. 4. Pijat (massage) Aplikasi pijat ini biasa dilakukan oleh ahlinya. Minyak atsiri dicampurkan dengan minyak pembawa atau lotion. Untuk perawatan
21
rematik, penerapan pijat setiap hari dapat mengurangi penggunaan obat penghilang rasa sakit secara signifikan. 5. Mandi Inhalasi dengan bantuan air yang terbaik yaitu dengan mandi. Mandi dengan menggunakan minyak atsiri sebagai aromaterapi bertujuan untuk rileksasi atau sebagai antiseptik kulit. Untuk memperoleh hasil yang optimal, pasien dapat berendam selama 10 menit. 2.4.3 Macam Sediaan dalam Aromaterapi 2.4.3.1 Hidrosol Hidrosol adalah hasil samping dari proses penyulingan atau destilasi. Arti dari hidrosol itu sendiri yaitu larutan dalam air. Pada proses penyulingan minyak atsiri akan didapat air sebagai hasil sampingnya. Seperti yang kita ketahui air dan minyak atsiri tidaklah bercampur. Akan tetapi akan tetap ada minyak atsiri yang terlarut walaupun hanya sedikit. Itu yang menyebabkan air berbau harum dan bersifat sebagai antipiretik. Hidrosol mempunyai banyak kegunaan dan dapat langsung digunakan tanpa dilarutkan dalam air atau pelarut lain terlebih dahulu. 2.4.3.2 Air aromatik Sediaan ini serupa dengan hidrosol. Air aromatik dibuat dengan melarutkan minyak atsiri dalam air. Karena minyak atsiri tidak bercampur dengan air maka perlu metode khusus. 22
2.4.3.3 Pot pourri Pot pourri terdiri dari campuran aneka bunga, herba dan daun yang indah baik dilihat dari bentuk ataupun macamnya. Kumpulan bahan tersebut ditempatkan dalam wadah yang terbuat dari kaca yang ditutup rapat. Kemudian di dalamnya ditetesi minyak atsiri dalam jumlah tertentu. Meratakan minyak atsiri dengan cara mengocoknya. Wadah ditutup beberapa hari hingga bau merata dan melekat pada bahan. Kebanyakan minyak atsiri yang dibuat dalam sediaan ini banyak dimaksudkan untuk mempengaruhi kondisi emosional. 2.4.3.4 Incense Sediaan incense ini telah diketahui sejak lama. Incense dapat digunakan untuk mengiringi upacara dalam altar persembahan. Incense dibakar dengan tujuan menutupi bau darah hewan persembahan, untuk membawa doa kepada para dewa dan menciptakan suasana sakral. Kini incense masih tetap digunakan utamanya untuk memberikan bau harum dan dapat menimbulkan efek tertentu. 2.4.3.4.1 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan meliputi daun, bunga, akar, kulit kayu, kayu, resin gom dan miyak atsiri. Dahulu juga sering dicampur dengan batu mulia. 2.4.3.4.2 Bentuk incense Ada dua macam bentuk incense yaitu combustible yang dapat dibakar dan noncombustible bentuk incense yang tidak dapat dibakar. Bentuk 23
incense yang dapat dibakar mengandung potassium nitrat untuk membantu proses pembakaran sedangkan tidak pada incense yang tidak dapat dibakar. Dengan penambahan potassium tersebut combustible incense dapat dibuat dalam bentuk bata,
kerucut
atau
tongkat
yang
dapat
langsung
dibakar.
Sementara
noncombustible incense dibuat dalam sediaan serbuk yang penggunaannya dengan menaburkan di atas bara. 2.4.3.5 Lilin beraroma Lilin sebagaimana kita ketahui biasa digunakan untuk perayaan ulang tahun, bahan dekorasi atau dinyalakan diatas altar pada upacara agama. Dalam aromaterapi lilin digunakan untuk menambah kenyamanan selain untuk menerangi ruangan juga dapat memberikan efek mental dan fisik yang baik bagi kesehatan. Lilin aromaterapi adalah lilin yang sengaja diberikan minyak atsiri atau dalam proses pembuatannya dengan mencampurkan dengan minyak atsiri. 2.4.3.6 Mandi beraroma Mandi dengan menggunakan minyak atsiri merupakan suatu kombinasi dimana air hangat dapat memberikan efek relaksasi sedangkan sifat aromaterapi juga dapat memberikan manfaat yang sama. Mandi aromatik dapat lebih merilekskan seseorang dari stress dan kecemasan serta nyeri otot dan gangguan lain yang disebabkan karena kondisi stress yang berkepanjangan. 2.4.3.7 Spray Spray disini dimaksudkan pada penggunaannya yang langsung digunakan pada ruangan. Minyak atsiri dicampurkan dengan pembawa untuk sediaan ini pembawa yang biasa digunakan adalah air. Tetapi kelemahan dalam 24
sediaan ini yaitu bau yang dihasilkan dari penyemprotan tidak dapat bertahan lama. Bau dapat bertahan paling lama selama satu jam. Kelebihannya bau dapat menyebar dengan cepat, mendisinfeksi ruangan dan dapat menghilangkan bau yang tidak sedap dalam ruangan. 2.5 Stress Stress adalah respon tubuh terhadap banyaknya tuntutan. Seiring dengan meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut kadangkala tidak dapat tercapai sehingga dapat menyebabkan individu tersebut merasa bingung, melamun hingga stress. Banyaknya persoalan hidup sehari-hari akan bereaksi terhadap tubuh. Bagi tubuh, stress akan menimbulkan respon yang sama, apapun penyebabnya. Sinyal saraf dikirim ke otak melalui beberapa kelenjar dan akan bereaksi dengan mengeluarkan hormon untuk mengatasinya. Stress yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut. Dapat pasangan hidup atau putus cinta juga dapat menyebabkan stress yang mengakibatkan orang cepat marah atau tersinggung. Secara teori, stress dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: 1. Stress sebagai stimulus: kategori ini menampilkan berbagai situasi yang tidak mengenakkan sebagai penyebab stress.
25
2. Stress sebagai respon: kategori ini menampilkan respon tubuh atau pikiran
ketika
terjadi
konfrontasi
dengan
situasi
yang
tidak
mengenakkan. 3. Stress sebagai perasaan terancam: kategori ini menampilkan stress sebagai refleksi dari presepsi seseorang jika tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan. (Agusta,2000) 2.6 Kerangka Teori Kemangi merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu aromatik dalam masakan atau hanya sebatas digunakan sebagai lalap. Kandungan kimia dalam kemangi disamping mengandung minyak atsiri juga mengandung saponin, flavonoida dan tanin. Sedang bijinya mangandung saponin, flavonoida dan polivenol. Kemangi juga merupakan sumber vitamin E (αtokoferol), riboflavin dan niasin yang baik. Selain itu kemangi merupakan sumber serat, β-karoten (provitamin A), vitamin C, vitamin K, vitamin B6 dan folat yang sangat baik. Kemangi juga mengandung mengandung mineral seperti kalium, zat besi, fosfor, kalsium, seng, tembaga, mangan dan magnesium. Mineral penting yang berfungsi menjaga dan memlihara kesehatan jantung. (Kurniawati,2010) Daun kemangi (Ocimim sanctii Folium) yang telah dipetik kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Bahan yang digunakan perlu dikeringkan karena penyulingan tidak akan sempurna jika bahan memiliki kadar air yang tinggi selain itu juga untuk menambah lama waktu penyimpanan setelah pemetikan. Selanjutnya, dilakukan penyulingan untuk mendapatkan minyak atsiri dari dari simplisia daun kemangi. Penyulingan dilakukan selama 6 jam. Metode 26
destilasi yang digunakan adalah destilasi uap, karena dapat menghasilkan minyak yang cukup baik jika dibandingkan dengan penyulingan air dan penyulingan uapair. Hal ini disebabkan karena destilasi uap menggunakan uap, sehingga tidak dimungkinkan terjadi hidrolisa. Minyak atsiri yang didapat dari destilasi uap tersebut kemudian dimurnikan menggunakan pelarut N-heksan, dan air yang masih ada dalam larutan tersebut diikat dengan MgSO4 .kemudian dievaporasi. Dari beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan didapatkan hasil bahwa minyak atsiri merupakan salah satu kandungan senyawa kimia dalam tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai aromaterapi. Kemangi mengandung senyawa kimia tersebut di atas sehingga diduga berkhasiat sebagai aromaterapi dan diharapkan kemangi yang akan diuji daya penenangnya dapat melepaskan zat aktif di dalamnya dan dapat menurunkan tingkat stress seseorang. 2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh inhalasi minyak atsiri daun kemangi (Ocimim africanum Lour folium) sebagai aromaterapi terhadap mencit.
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental dimana akan dilakukan percobaan pengujian efek daya penenang minyak atsiri kemangi terhadap mencit putih pada beberapa dosis yang berbeda. Tahap penelitian ni meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan alat, bahan dan sampel penelitian. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, yaitu dilakukan pengujian efek daya penenang minyak atsiri kemangi pada mencit putih. Tahap ketiga yaitu tahap akhir yang meliputi pengolahan data dan analisis data serta pembahasan dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian. Rancangan penelitian di susun dalam tabel di bawah ini :
28
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Replikasi
Perlakuan
Total
A
B
C
D
1
A1
B1
C1
D1
2
A2
B2
C2
D2
3
A3
B3
C3
D3
Total
TA
TB
TC
TD
∑T
Rata-rata
XA
XB
XC
XD
∑X
Keterangan : A : Kelompok A (kontrol negatif) B : Kelompok B (mencit dengan dosis minyak atsiri ½ atau 0.15 ml) C : Kelompok C (mencit dengan dosis minyak atsiri 1 atau 0.3 ml) D : Kelompok D (mencit dengan dosis minyak atsiri 1½ atau 0.45 ml) 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah daun kemangi.
29
3.2.2 Sampel Penelitian Sampel penelitian ini adalah daun kemangi yang diperoleh dari perkebunan di Tumpang 3.2.3 Hewan Percobaan Penelitian dilakukan pada mencit yang berusia 3-4 bulan dengan berat badan ± 20 gram. 3.3 Lokasi dan Waktu 3.3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Yayasan Putra Indonesia Malang. 3.3.2 Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011. 3.4 Definisi operasional variable 3.4.1 Variabel bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak atsiri kemangi dengan konsentrasi 0.15 ml, 0.3 ml dan 0.45 ml. 3.4.2 Variabel terikat Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah efek aromaterapi kemangi terhadap penurunan aktifitas mencit.
30
3.4.3 Tabel Definisi Operasional Variabel
Alat Ukur
Variabel
Definisi
Hasil Ukur
Dosis efektif
Dosis yang
Adanya penurunan Stopwatch
minyak atsiri daun
memberikan penurunan aktivitas sesudah
kemangi
aktivitas yang paling
diberi minyak
signifikan
atsiri daun
Skala Ukur
Nominal
kemangi selama 3 menit
3.5 Tahap Penelitian
3.5.1 Determinasi Tanaman Kemangi Tanaman kemangi yang akan dideterminasi diperoleh dari Tumpang-Malang. Determinasi dilakukan dengan bantuan UPT Materia Medika Batu. 3.5.2 Penyiapan Alat Dan Bahan
3.5.2.1
Alat yang akan digunakan :
Seperangkat alat distilasi uap, gelas ukur, alat pemotong, pipet tetes, timbangan, beaker glass, hot plate atau pemanas, botol coklat dan corong pisah. 3.5.2.2
Bahan yang akan digunakan :
Kemangi, aquadest, MgSO4 dan N-Heksan 31
3.5.3 Rancangan dosis 3.5.3.1 Volume minyak atsiri Sediaan minyak atsiri yang digunakan yaitu larutan dengan penggunaan diteteskan pada wadah dan kemudian diuapkan. Dosis = 6 tetes , 1 tetes penetes baku = 0,05 ml 20 tetes → 1 ml minyak atsiri 6 tetes → X ml minyak atsiri 1 ml x 6 tetes = 20 tetes x X X = 6/20 X = 0,3 ml minyak atsiri Untuk memperoleh dosis yang diberikan pada mencit, maka sesuai literatur dosis yang diperoleh dikonversikan dengan nilai 0,0026. Dosis = (0,3 x 0,0026)/20 g BB = 0.00078 ml / 20 g BB = 0.000039 ml Untuk 0.3 ml minyak atsiri ad 24 ml aquadest, jika 0.00039 dihitung aquadest yang dibutuhkan untuk mengencerkan.
32
0.3 ml minyak atsiri → 24 ml aquadest 0.000039 ml minyak atsiri → x ml aquadest 24 ml x 0.000039 ml = 0.3 ml x X 0.000936 = 𝑋 0.3 X
= 0.00312 ml aquadest
Dari 0.000039 ml minyak atsiri diencerkan dengan aquadest sebanyak 0.00312 ml, karena pemipetan akan sulit jika dengan nilai 0.00312 ml aquadest dan 0.00039 ml minyak atsiri. Maka, peneliti menaikan nilai ml dari minyak atsiri agar lebih mempermudah memipetan dan perhitungan. 0.000039 ml minyak atsiri →0.00312 ml aquadest 0.3 ml minyak atsiri → X ml aquadest 0.00312 ml x 0.3 ml = 0.000039 ml x X X = 0.000936 ml/ 0.000039 ml X = 24 ml aquadest Untuk dua dosis selanjutnya dikalikan ½ dan 1 ½ dari dosis awal. ½ x 0.3 ml = 0.15 ml 1½ x 0.3ml = 0.45 ml
33
Dosis menurut berat badan mencit 𝑋 𝑥 0.15 𝑚𝑙 = 𝑦 𝑚𝑙 20 𝑋 𝑥 0.3 𝑚𝑙 = 𝑦 𝑚𝑙 20 𝑋 𝑥 0.45 𝑚𝑙 = 𝑦 𝑚𝑙 20
Keterangan : x = berat badan mencit yang digunakan dan pada umumnya mencit memiliki berat badan antara 19 gram, 21 gram dan 22 gram. y = jumlah serbuk dari ekstrak minyak atsiri kemangi sebagai perlakuan pada mencit. 3.5.3.2 Perhitungan bahan Bahan = dosis x pemberian sampel x jumlah mencit X1 = 0.15 ml x 1 x 9 ekor
= 1.35 ml
X2 = 0.3 ml x 1 x 9 ekor
= 2.7 ml
X3 = 0.45 ml x 1 x 9 ekor
= 4.05 ml
total = 8.1 ml minyak atsiri Karena dalam 1 gram kemangi menghasilkan 0.3 ml minyak atsiri maka : 1 gram → 0.3 ml minyak atsiri X gram → 8.1 ml minyak atsiri 1 ml x 8.1 gram = 0.3 ml x X X = 27 gram kemangi 34
3.5.3.3 Prosedur Kerja 1. Pengambilan minyak atsiri menggunakan destilasi uap 2. Membersihkan dan menimbang sampel (daun kemangi) kering 27 gram. 3. Memasang alat destilasi uap 4.
Kemudian memasukkan sampel ke dalam destilasi uap. Sampel ditempatkan di atas penyangga berupa lempengan yang berlubang-lubang.
5. Kondensor dialiri air melalui kran. 6. Melakukan destilasi menggunakan destilasi uap selama 6 jam. 7.
Setelah 6 jam diperoleh fase air dan minyak. Fase minyak dan air yang bercampur dimasukkan ke dalam alat pemisah yang lain kemudian ditambahkan n-heksan 10 ml lalu kocok kuat sampai berbentuk fase minyak dan fase air lagi. Perlakuan tersebut dilakukan sampai 3X. Fase minyak yang didapatkan setelah diekstraksi 3X tersebut dicampurkan dalam botol kaca.
8.
Sampel diberikan MgSO4 anhidrat untuk mengikat air yang masih terkandung dalam fase minyak yang sebelumnya dipisahkan dengan N-Heksan.
9. Fase minyak yang diperoleh kemudian diuapkan dengan evaporator. 10. Menimbang botol coklat kosong.
35
11. Hasil evaporasi dimasukkan dalam botol coklat, kemudian ditimbang pada timbangan analitik.
12. Catat perolehan hasil minyak atsiri kemangi pada waktu destilasi uap selama 6 jam. 13. Penentuan rendemen:
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 ( 𝑔𝑟𝑎𝑚) 𝑥 100% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
3.5.3.4 Perlakuan pada hewan uji ( mencit )
1. Mencit normal dimasukan ke dalam wadah dengan roda putar di dalamnya. 2. Mengamati perputaran roda yang dihasilkan selama 3menit. 3. Kemudian mencit diberi perlakuan dimasukan dalam suatu wadah dan diberikan minyak atsiri daun kemangi secara inhalasi selama 5 menit. 4. Mencit dimasukkan ke dalam wadah dengan roda putar di dalamnya. 5. Masing–masing mencit diuji dengan dosis yang berbeda dan dengan replikasi 3 kali. 6. Mengamati perputaran roda yang dihasilkan selama 3 menit.
36
3.5.5 Prosedur penelitian
Mencit diberi 4 perlakuan yang berbeda dengan replikasi sebanyak 3 kali. Dimana mencit kelompok B, C dan D merupakan mencit yang diberi perlakuan dengan pemberian minyak atsiri daun kemangi, mencit A sebagai mencit yang tidak diberi perlakuan atau sebagai kontrol negatif.
Selanjutnya 9 objek pada kelompok B, C, D diberi minyak atsiri daun kemangi. Diberikan secara inhalasi menggunakan anglo pemanas (tungku pemanas). Kemudian dilihat putaran roda sebelum dan sesudah pemberian minyak atsiri daun kemangi dan mengamati apakah ada penurunan jumlah putaran roda yang dihasilkan atau tidak. 3.5.6 Analisis data Metode pengambilan sampel ini menggunakan metode random sampling dengan teknik pengambilan sampel secara Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kelompok dengan menggunakan tabel ANAVA. Alasan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (tiga kelompok) karena pada metode ini akan membandingkan khasiat dari minyak atsiri kepada masing–masing hewan uji. Setelah terbagi menjadi tiga kelompok percobaan, maka ditentukan kelompok mana mendapat dosis I, dosis II dan dosis III.
1. Merumuskan hipotesis H0 : μ1 = μ2 = .............= μk (tidak ada perbedaan efek daya penenang antar masing-masing perlakuan) Ha : μ1 ≠ μ2 ≠............. ≠ μk (ada perbedaan efek daya penenang antar masing-masing perlakuan) 37
2. Menentukan jumlah pengamatan
n 1 = 3, n 2 = 3, n 3 = 3, n 4 = 4
n total pengamatan = 12
3. Level signifikan yang digunakan 0.05 4. Membuat tabel ANAVA dengan menghitung Faktor korelasi (FK)
FK =
( ∑Tj)2 𝑛𝑘
Dimana ∑Tj = total nilai pengamatan
n = total anggota sampel Jumlah kuadrat total (JKT) JKT= ∑(Xij)2-FK Dimana : JKT FK
= Jumlah kuadrat total = Faktor koreksi
Jumlah kuadrat perlakuan (JKP)
JKP =
(∑Tj)2 nj
- FK
Dimana Tj = total nilai percobaan
nj = besar unit percobaan 38
Jumlah kuadrat galat (JKG)
JKG =JKT-JKP Derajat bebas(Db)
Dbp = t-1 = antar perlakuan
Dbg = t(r-1)= galat
Dbt = tr-1 = total KTP (mean square anatr perlakuan) 𝐽𝐾𝑃
KTP = 𝐷𝑏𝑝 KTG 𝐽𝐾𝐺
KTG = 𝐷𝑝𝑔 F hitung
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇𝑃 𝐾𝑇𝐺
39
Tabel 3.2 Analisis Varian (ANAVA) Sumber
db
JK
KT
F hitung
F tabel
keragaman 5%
Perlakuan
t-1
JKP
KTP
Galat
dbT-
JKG
KTG
1%
KTP/KTG
dbP
TOTAL
-
t(r-1)
JKP
Aturan Keputusan
1. Jika F hitung > F tabel 5% dan F tabel 1%, perbedaan rata-rata perlakuan atau pengaruh perlakuan dikatakan sangat nyata dan pada hasil perhitungan dalam tabel ANAVA diberi tanda bintang dua (**). 2. Jika F hitung lebih besar F tabel 5 % tetapi lebih kecil F tabel 1% atau F hitung terletak diantara F tabel 5 % dan F tabel 1% perbedaan pengaruh perlakuan nyata pengaruh perilaku, dan pada hasil perhitung F dalam tabel ANAVA diberi tanda bintang satu (*).
40
3. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel 5 %, dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara harga rata-rata perlakuan atau tidak ada pengaruh yang nyata dari perlakuan-perlakuan yang dicobakan dan pada hasil perhitungan F dalam tabel ANAVA diberi tanda tn (tidak nyata). - Penentuan Daerah Penolakan Hipotesis 1. Tolak H0, terima Ha jika F ≥ F tabel 5 % dan F ≥ F tabel 1 % 2. Terima H0, tolak Ha jika F < F tabel 5 % dan F < F tabel 1 % Jika H0 ditolak maka diperlukan pengujian selanjutnya dengan uji SNK, adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Nilai dapat disusun dalam urutan menaik maupun menurun 2. Galat baku nilai dihitung dengan menggunakan rumus Sx = √
𝐾𝑇𝐺 𝑟
Harga SNK atau wilayah nyata terpendek dihitung dengan rumus :
W= q α (p.fe)Sx Dimana :
qα
= dilihat dari tabel
P
= perlakuan
Fe
= derajat bebas galat
Harga q0,05 dapat dilihat pada tabel, kemudian dibandingkan dengan nilai beda mean dari SNK sebab dianggap uji rentangan yang paling akurat , jika : (X1-X2) ≥ SNK 0,05 berarti berbeda nyata
(X1-X2) < SNK 0,05 berarti berbeda tidak nyata
41
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 DETERMINASI TANAMAN 4.1.1 Taksonomi Tanaman Kemangi Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan Biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Lamiales
Suku
: Lamiaceae
Marga
: Ocimum
Jenis
: Ocimum canum Sims
Sinonim
: Ocimim africanum Lour
Nama Simplisia
: Ocimi sanciti Folium (daun kemangi)
42
4.1.2 Kandungan Tanaman Kemangi Kandungan senyawa dalam daun kemangi yaitu minyak atsiri, alkaloid dan flavonoid. Pada biji kemangi mengandung senyawa saponin, flavonoid dan polifenol. 4.2 HASIL PENGUJIAN Hasil penyulingan dengan menggunakan destilasi uap, untuk 2 kg daun kemangi kering didapatkan minyak atsiri sebanyak 8.9 ml. Minyak atsiri tersebut kemudian disimpan dan ditutup agar tidak mudah menguap yang selanjutnya digunakan untuk uji efektivitas daya penenang. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit. Pada uji efektivitas daya penenang minyak atsiri kemangi menggunakan 12 ekor mencit. Jumlah tersebut meliputi 3 ekor untuk kontrol negatif dan 9 ekor untuk perlakuan dengan perbedaan berdasarkan dosis. Hasil uji efektivitas daya penenang minyak atsiri kemangi ditunjukkan pada tabel di bawah ini
43
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Uji Efektivitas Replikasi
Perlakuan
Total
A
B
C
D
1
45
11
7
1
2
50
12
8
2
3
49
10
7
1
Total
144
33
22
4
203
Rata-rata
48
11
7
1
67
Keterangan : A = Kontrol negatif (mencit normal) B = Mencit dengan pemberian minyak atsiri daun kemangi dosis ½ atau 0.15 ml C = Mencit dengan pemberian dosis minyak atsiri daun kemangi 1 atau 0.3 ml D = Mencit dengan pemberian dosis minyak atsiri daun kemangi 1½ atau 0.45 ml
44
4.3 Analisis Hasil Penelitian Untuk membandingkan lebih dari 2 (dua) buah rata-rata atau menguji kesamaan rata-rata lebih dari 2 (dua) kelompok dapat menggunakan metode Analisa Varian. Tabel 4.2 Tabel Analisa Varian Sumber
JK
(Jumlah KT (Kuadrat F Hitung
Variasi
Kuandrat)
tengah)
3
4007.5634
1335.8545
Galat
8
17.3533
2.1692
Total
11
4024.9167
F Total 5%
1%
Db Antar
615.8281**
4.04 7.59
perlakuan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa harga F hitung lebih besar dari F tabel 5% dan tabel 1%. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak. Kesimpulannya yaitu paling sedikit ada 2 (dua) perlakuan yang memiliki rata-rata jumlah putaran roda yang berbeda dengan mencit lainnya setelah diberi perlakuan minyak atsiri kemangi secara inhalasi dengan dosis yang berbeda. Untuk mengetahui dosis manakah yang memberikan efek penenang (rata-rata jumlah putaran roda) yang berbeda harus dilakukan pengujian dengan menggunakan metode SNK. 45
4.4 Hasil uji metode SNK (Student Newman Keul) Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata antara lebih dari 2 (dua) rata-rata. Untuk mengetahui mana yang berbeda dengan perlakuan lain maka dilanjutkan dengan uji SNK sebagai berikut:
Sx =
KTG r
= 0.8503 W = q α (p.fe)Sx = q 0.05 (3.8) 0.8503 = 3.4352 Dari perhitungan di atas didapat SNK W = 3.4352 Tabel 4.3 SNK dan tabel q 5% P
W
Q 0.05
4.04
SNK
3.43
Nilai rata-rata hasil pengamatan disusun dengan nilai semakin menurun Perlakuan
A
B
C
D
Rata-rata
48
11
7
1
1
A >< B = 48 – 11 = 37
> 3.43 (berbeda nyata)
A >< C = 48 -7
= 41
> 3.43 (berbeda nyata)
A >
= 47
> 3.43 (berbeda nyata)
B >
=3
< 3.43 (berbeda tidak nyata)
B >< D = 11-1
= 10
> 3.43 (berbeda nyata)
C >< D = 7-1
=6
> 3.43 (berbeda nyata)
Dari hasil uji SNK0,05 di atas dapat diketahui bahwa kelompok A berbeda nyata dengan kelompok B, C dan D. Ini berarti bahwa kelompok A mempunyai perbedaan efek daya penenang (aromaterapi ) dengan kelompok B, C dan D. Pada kelompok C berbeda tidak nyata dengan kelompok B, ini berarti bahwa efek daya penenang (aromaterapi) pada kelompok B dan kelompok C hampir sama. Sedangkan pada kelompok D berbeda nyata dengan kelompok B dan C. Ini berarti bahwa kelompok D mempunyai perbedaan efek daya penenang (aromaterapi ) dengan kelompok B dan C.
2
BAB V PEMBAHASAN
Penggunaan kemangi (Ocimim africanum Lour) pada penelitian ini karena tanaman ini merupakan salah satu tanaman keberadaannya sangat melimpah dan sangat mudah untuk ditemui karena kemangi merupakan tanaman semak, semusim, dengan tinggi 30-150 cm. Sedangkan batangnya memiliki ciri berkayu, segi empat, memiliki alur dan cabang, berbulu, serta berwarna hijau. Kandungan dari kemangi salah satunya mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri bekerja untuk penyakit yang berkaitan dengan stress, gangguan psikosomatik, infeksi kulit, rambut rontok, peradangan, rasa sakit yang muncul dari otot atau gangguan kerangka. Untuk membuktikan apakah minyak atsiri kemangi benar mempunyai efek sebagai daya penenang maka dilakukan pengujian efektivitas daya penenang minyak atsiri kemangi sebagai aromaterapi pada mencit. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata jumlah putaran roda yang berbeda antara mencit 1 (satu) dengan mencit yang lainnya. Untuk mencit normal ( kelompok A ) memiliki rata-rata 48 kali putaran. Pada kelompok B, C dan D yang diberikan minyak atsiri secara inhalasi dengan dosis berbeda jumlah putaran roda rata-rata berturut-turut yaitu 11 putaran, 7 putaran dan 1 kali putaran. Hasil putaran rata-rata yang dihasilkan dari dosis pertama hingga ketiga 3
mengalami penurunan. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis semakin sedikit jumlah putaran yang dihasilkan. Data yang diperoleh dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan Analisa Varian dalam rancangan acak lengkap (RAL). Alasan peneliti memilih ANAVA karena dosis yang diteliti lebih dari 2 (dua) dan juga untuk memudahkan peneliti dalam penentuan dosis paling efektif yang kemudian diteruskan dengan uji SNK untuk menentukan seberapa nyata perbedaan antara dosis 1 (satu) dengan dosis yang lainnya. Hasil analisis data menunjukan H0 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan jumlah putaran roda pada pemakaian dosis minyak atsiri yang berbeda.
4
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas daya penenang minyak atsiri daun kemangi (Ocimii sanctii Folium) sebagai aromaterapi pada mencit dapat disimpulkan bahwa : 6.1.1 Minyak atsiri daun kemangi (Ocimii sanctii Folium) dapat berkhasiat sebagai aromaterapi ditunjukkan dengan penurunan aktifitas pada mencit. 6.1.2 Dari dosis minyak atsiri daun kemangi (Ocimii sanctii Folium) 0.15 ml, 0.3 ml dan 0.45 ml. Dosis yang dapat menurunkan aktifitas mencit sebagai aromaterapi yaitu dosis 0.15 mg. 6.2 Saran 6.2.1
Dilakukan penelitian lain dengan tanaman yang berbeda dan tidak cenderung pada pemakaian bunga.
6.2.2
Minyak atsiri dapat dibuat dalam bentuk sediaan lain misalnya lilin atau incense (dupa).
6.2.3
Untuk penelitian selanjutnya lebih difokuskan pada efek hipnotik dengan menggunakan minyak atsiri kemangi dengan dosis 0.45ml. 5
DAFTAR PUSTAKA Agusta, Andria, 2000. Aromaterapi . Jakarta : Penebar Swadaya Armando, Rochim. 2009. Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas. Cetakan I. Jakarta : Penebar Swadaya Dean, Sarah, 2005. Aromatherapi. Jakarta : Karisma Sharma, Sumeet. 2009. Aroma therapy . Jakarta : Charisma Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Depatemen Kesehatan Guenther, Ernest, 2006. Minyak Atsiri. Jilid 1. Jakarta : Universitas Indonesia Hutasoit, Aini S, 2002 . Panduan Praktis Aromaterapi Untuk Pemula. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Koesoemardiyah. 2009. A to Z Minyak Atsiri untuk Kesehatan, Kebungaran dan Kecantikan. Yogyakarta : Lily Publisher Koesoemardiyah. 2009. A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik dan Aromaterapi. Yogyakarta : Lily Publisher Kurniawati, Nia, 2010. Sehat dan Cantik Berkat Bumbu Dapur. Bandung: Qanita Muchtaridi. 2008. Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Aromaterapi dan Potensinya Sebagai Produk Sediaan Farmasi. Jatinangor : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran (diakses pada tanggal 3 Desember 2010) Taufiq, Tuhana. Tuhana. 2009. Menyuling Minyak Atsiri. Cetakan ke 2. Klaten : Intan Sejati
6
Lampiran 1. Skema Mekanisme Kerja Aromaterapi
Minyak atsiri kemangi
Cilia Reseptor pada cilia berhubungan dengan olfaktorius Olfaktorius Bau diubah menjadi impuls listrik Otak
Sistem Limbik
7
Lampiran 2. Diagram Alir Perlakuan
Daun Kemangi Dikeringkan 2 kg daun kemangi kering Destilasi uap 8,9 ml minyak atsiri
Uji Mencit
Kontrol negatif
Memberikan minyak atsiri secara inhalasi selama 5 menit
Dihitung jumlah putaran roda selama 3 menit
8
Lampiran 3. Hasil destilasi daun kemangi Simplisia = 2 kg Hasil minyak atsiri yang diperoleh setelah destilasi = 8.9 ml minyak atsiri Berat botol + minyak atsiri Berat botol kosong
= 21.3955 gram
= 12.4955 gram 8.9 gram
Rendemen
berat minyak (gram)
= berat sampel (gram) x 100%
= 8.9 gram / 2000 gram x 100% = 0.445 %
9
Lampiran 4. Perhitungan Analisis Varian Faktor korelasi (FK) FK =
( ∑Tj)2 𝑛𝑘
= 2032/12 = 3434.0833 Jumlah kuadrat total (JKT) JKT = ∑(Xij)2-FK = 452+502+492+112+122+102+72+82+72+12+22+12-1008.33 = 7459-3434.0833 = 4024.9167 Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) JKP = JKP =
(∑Tj)2 𝑛𝑗
– FK
1442 +332 +222 +42 3
– 3710.0833
= 4007.5634 Jumlah kuadrat galat (JKG) JKG = JKT – JKP = 4024.9167-4007.5634 = 17.3533 Derajat bebas (Db) Dbp = t-1 = 4-1 =3 Dbg = t(r-1) 10
= 4(3-1) =8 Dbt = tr-1 = (4.3)-1 = 11 KTP (mean square antar perlakuan) 𝐽𝐾𝑃
KTP = 𝐷𝑏𝑝 =
4007.5634 3
= 1335.8545 KTG 𝐽𝐾𝑃
KTG = 𝐷𝑏𝑝 =
17.3533 8
= 2.1692 F hitung 𝐾𝑇𝑃
F Hitung = 𝐾𝑇𝐺 =
1335.8545 2.1692
= 615.8281
11
Lampiran 5. Tabel Konversi Dosis Dicari
20 g
200 g
400 g
1,5 kg
Dik
Tikus
Tikus
Marmot
Kelinci Kucin
putih
20 g Tikus
2,0 kg 4,0 kg Kera
12,0 kg
70,0
Anjing
kgManus
g
ia
1,0
7,0
12,29
27,8
29,7
64,1
124,2
187,9
0,14
1,0
1,74
3,0
4,2
9,2
17,8
56,0
400 g marmot 0,08
0,57
1,0
2,25
2,4
5,2
10,2
31,5
1,5 kg kelinci
0,04
0,25
0,44
1,0
1,06
2,4
4,5
14,2
2,0 kg kucing
0,03
0,23
0,41
0,92
1,0
2,2
4,1
13,0
4,0 kg kera
0,016
0,11
0,19
0,42
0,45
1,0
1,9
6,1
0,06
0,10
0,22
0,24
0,52
1,0
3,1
0,018
0,031
0,07
0,013
0,16
0,32
1,0
putih 200 g Tikus
12,0 kg anjing 70,0
0,008
kg 0,0026
manusia
12
13
14
Lampiran 7. Tabel q (aras 0,05)
15
Lampiran 8. Gambar kemangi dan Gambar Perlakuan Praktikum
16
Lampiran 9. Hasil Determinasi Sampel
17
Lampiran 10. Klasifikasi Hewan Uji
Dunia/Kingdom :
Animalia
Filum
: Chordate
Sub Filum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Sub Kelas
: Theria
Ordo
: Rodentia
Sub Ordo
: Mymarpha
Family
: Muridae
Sub Family
: Murinae
Genus
: Mus
Spesies
: MusMusculus
18