BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Seiring dengan banyaknya kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat
untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak terjadinya suatu kelangkaan barang dan jasa .Sehingga mendorong untuk memunculkan ide atau gagasan baru untuk dapat menciptakan lebih banyak lagi barang dan jasa baru sesuai dengan kebutuhan seperti, memanfaatkan teknologi yang sudah canggih, melakukan inovasi terhadap barang dan jasa . Dengan kemajuan teknologi sudah dapat menghindari dari kelangkaan barang dan jasa tentunya disebabkan karena kebutuhan yang terus meningkat seiring perkembangan zaman. Kita dituntut juga untuk melakukan ide-ide inovatif terhadap semua barang dan jasa yang ada. Sehingga ketika terjadi suatu kelangkaan kita dapat menggantikan barang dan jasa tersebut, dengan menggunakan inovasi yang kepuasaannya sama dengan barang dan jasa sebelumnya . Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat mengubah gaya hidup dari berbagai bidang, seperti pola produksi, pola distribusi, dan pola konsumsi. Perubahan pola-pola tersebut diakibatkan oleh munculnya pola-pola baru yang dapat memuasakan kebutuhan masyarakat. Selain itu juga telah ditemukan sarana transaksi ekonomi baru yang dapat mempermudah ,dan juga dapat dikatakan lebih efektif dan efisien, seperti
pembayaran secara online, sistem pemesanan secara online, dan semua transaksi elektronik telah memudahkan transakasi ekonomi. Disamping itu pola ekonomi terus mengalami perubahan ,inovasi teknologi dan kreativitas ilmu pengetahuan juga telah menggeser orientasi ekonomi, dari ekonomi pertanian ke ekonomi industri, ekonmi jasa, ekonomi informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).
EKONOMI KREATIF EKONOMI INFORMASI EKONOMI INDUSTRI EKONOMI PERTANIAN
Sumber :Departemen Perdagangan
Gambar 1.1 Pergeseran orientasi dan gelombang ekonomi Perubahan-perubahan orientas ekonomi tersebut oleh Howkins (2001) dikenal dengan “gelombang ekonomi” , dan sekarang memasuki gelombang ekonomi ke empat yaitu “gelombang ekonomi kreatif”. Menurut Howkins,pada awal Abad ke-21 atau tepatnya sejak 2001 kita telah memasuki era ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang menyangkut inovasi,
pengetahuan dan teknologi yang digerakkan oleh industri kreatif yang mengutamakan kekayaan intelektual. Industri kreatif tersebut digerakkan oleh para enterpreneur (wirausaha), yaitu orang yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif dalam melakukan sebuah usaha yang dikerjakannya. Berdasarkan hasil Studi Pemetaan Industri Kreatif oleh Departemen Perdagangan Indonesia pada tahun 2007, terdapat 14 sub sector yang merupakan industri berbasis kreatifitas yaitu : Periklanan, Arsitektur, Pasar barang seni, Kerajinan, Desain, Fesyen, Video, Film, dan Fotografi, Permainan interaktif, Music, Seni pertunjukkan, Penerbit dan percetakan, Layanan computer dan piranti lunak, Televise dan radio dan riset pengembangan. Kerajinan sebagai salah satu sub sector dalam industry kreatif memiliki kontribusi yang cukup tinggi terhadap perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari persentase kontribusi PDB Sub sector kerajinan menempati urutan kedua setelah fesyen yaitu 25,21% atau setara dengan 26,7 trlyliun rupiah. Dari segi penyerapan tenaga kerja, sub sector kerajinan mampu menyerap tenaga kerja seanyak 1,5 juta tenaga kerja. Nilai rata-rata ekspor sub sector industry kerajinan tahun 2002-2006 mencapai 24,180 trilyun rupiah (Departemen Perdagangan RI,2007). Di kota Medan terdapat 224.000 unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang beroperasi di Medan, sebanyak 7.800 unit bergerak di bidang industri kreatif. Itu seperti periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, fashion, film, musik, seni pertunjukan, dan penerbitan. Pengelompokan UMKM berdasarkan jenis usaha di kota Medan yaitu sebanyak 198.000 pelaku usaha bergelut dalam usaha jasa salon kecantikan, usaha pengangkutan, dan ekspedisi.
Sementara untuk usaha perdagangan sebanyak 17.000 pelaku usaha bergelut dalam usaha pedagang yang menjual macam-macam makanan kecil, pedagang rumah makan (Dinas Koperasi dan UKM kota Medan). Penyerapan tenaga kerja sebanyak menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, angkatan kerja di kota Medan pada tahun 2013 mencapai 1.004.899. dengan angka ini tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk kota Medan tercatat sebesar 61,94%. Untuk memaksimalkan persaingan ekonomi kreatif di kota Medan kita harus melihat sedetail mungkin kekurangan-kekurangan yang ada diantaranya adalah masih rendahnya kesiapan SDM kreatif di kota Medan, terbatasnya lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan siswa berjiwa kreatif di kota Medan, keragaman socio cultural Medan, kurangnya kesiapan perangkat negara untuk menghadapai perdagangan bebas, serta rendahnya dukungan lembaga keuangan bagi industry kreatif. Dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada maka kita dapat meminimalisir kekurangan yang ada, sehingga memiliki daya saing yang sangat tinggi dan dapat bersaing secara sehat dengan usaha-usaha kreatif yang lain. Industry kreatif juga perlu untuk terus dikembangkan karena sector-sector industri kreatif memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan bagi perekonomian kota Medan, dapat menciptakan iklim bisnis yang positif bagi aspek lainnya, mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbarukan, merupakan pusat penciptaan inovasi dan pembentukan kreatifitas serta memiliki dampak sosial yang positif. Sehingga untuk mengetahui seberapa besar daya saing usaha ekonomi kreatif dan mengetahui cara untuk bersaing dengan usaha kreatif lainnya
maka perlu dilakukan penelitian tentang “Analisis Daya Saing Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan” 1.2
Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas yang telah dijelaskan di atas, maka
beberapa masalah dapat dirumuskan sebagai dasar kajian dalam penelitian dan sebagai cara untuk mengambil suatu keputusan diakhir penulisan skripsi. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran umum usaha-usaha ekonomi kreatif di kota Medan ? 2. Bagaimana cara meningkatkan daya saing usaha dan apa saja kendala yang dihadapai oleh ekonomi kreatif di kota Medan ? 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian a.
Tujuan Penelitian Adapun dari tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menjelaskan lebih dalam tentang ekonomi kreatif di kota Medan. 2. Untuk meningkatkan daya saing usaha ekonomi kreatif di kota Medan.
b.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bahan pertimbangan dan juga masukan bagi penulis dan pembaca khususnya yang berkaitan tentang daya saing ekonomi kreatif.
2. Sebagai referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian selanjutnya yang berpengaruh pada daya saing ekonomi kreatif. 3. Sebagai masukan bagi pemerintah, dalam hal meningkatkan daya saing ekonomi kreatif.