Kasih Yang Tidak Terbatas
Keempat anak pak Gunter telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke tempat berkemah sebagai cara yang bagus untuk memulai liburan musim panas mereka. Karena pekerjaan Ayahnya telah membuat dia tertahan di rumah selama berminggu-minggu setiap waktu, dapat meluangkan beberapa hari bersama-sama sebagai sebuah keluarga adalah hal yang sangat istimewa.
Pada hari Kamis, tanggal 13 Juni 2013, keluarga itu memutuskan untuk membawa perahu mereka ke Otter Creek Reservoir, danau gurun tinggi yang terkenal di Utah. Sebuah embusan angin tanpa diduga meniup topi dari kepala Ny. Gunter. Nobly ingin mengambil topi ibunya, putra mereka yang berumur 12 tahun itu melompat ke dalam danau setelah topi itu jatuh. Ayahnya, Jeremy Gunter, langsung mengenali bahaya yang tidak disadari oleh putranya: suhu danau dataran tinggi masih dingin pada waktu dari tahun itu dan bahaya kram otot yang mengancam jiwa sangat nyata. Kondisi berangin yang juga berputar sanggup untuk memecah gelombang air, membuat orang akan kesulitan untuk berenang kembali ke perahu bahkan bagi para perenang berpengalaman. Dengan menyelam ke dalam danau setelah anaknya terjun, Jeremy bisa membawa anak itu kembali ke perahu. Tapi bahkan dalam waktu yang singkat terpapar perairan beku dari danau itu sudah terasa terlalu lama. Sebelum istrinya bisa menariknya kembali ke perahu, Nobly tercelup kembali ke dalam air dan tenggelam dengan sangat tragis. Semoga Bapa Surgawi kita yang penuh kasih
memberikan kedamaian dan penghiburan kepada segenap keluarga berduka yang dikasihi ini...* Kasih yang dimiliki oleh para orang tua untuk anak-anak mereka tidak sama dengan cinta lain yang ada di bumi ini. Hanya mereka yang telah merasakan sendiri menjadi orang tua yang dapat memahami kedalaman kasih yang akan menyebabkan seorang ayah sanggup mengorbankan hidupnya sendiri untuk menyelamatkan anaknya. Memang, seorang ayah sejati akan lebih suka memberikan nyawanya sendiri, daripada mengorbankan anaknya. Namun, sedalam apa kasih, yang dapat membuat orang tua rela berkorban, bukan hanya hidupnya sendiri, tetapi juga hidup anaknya untuk menyelamatkan orang lain? Namun, luar biasanya, seperti kedengarannya tidak dapat dipercaya, itulah tepatnya yang Alkitab nyatakan, seperti itulah kasih Bapa untuk anda. Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Dia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yohanes 3:16 dan 17.) Dalam sejumlah kata-kata yang singkat ini, seluruh rencana keselamatan dirumuskan. Walaupun tidak ada lagi ayat-ayat lain yang tersedia, ayat ini saja sudah cukup untuk mencerahkan pikiran yang digelapkan-dosa, menyentuh hati dan mendorong kesetiaan kepada Bapa surgawi yang mengasihi orang-orang berdosa sehingga Dia rela mengorbankan bahkan Anak-Nya sendiri untuk menyelamatkan mereka! Kebenaran ini telah diungkapkan oleh Yahushua ketika Dia berkata, "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali". (Yohanes 10:17). Dengan kata lain: Bapa-Ku sangat mengasihi anda sehingga Dia mengasihi Aku bahkan lebih lagi karena Aku bersedia mati untuk anda!
Rencana penebusan adalah untuk menyelamatkan orang berdosa dan memulihkan di dalam mereka gambar Yahuwah. Tapi lebih dari itu, itu juga bertujuan untuk mengungkapkan kepada semua
ciptaan yang cerdas, kebenaran tentang karakter Bapa. Dengan memberontak terhadap pemerintahan ilahi, Setan secara tidak langsung menuduh Yahuwah telah menjadi egois dan tidak adil, mengharuskan kasih, ketaatan dan penghambaan dari makhluk-Nya, tapi Dia sendiri tidak mempraktekkan kasih yang sama yaitu kasih yang mengorbankan diri sendiri. Yahuwah membenci dosa. Tetapi pertanyaan di dalam benak semua mahkluk di alam semesta yang harus dijawab adalah: apakah Dia mengasihi orang-orang berdosa lebih dari Dia membenci dosa? Dosa telah membawa Yahuwah ke dalam sebuah situasi yang mustahil. Bagaimana bisa Pribadi yang memiliki segala kuasa, Pribadi yang bisa menciptakan alam semesta hanya dengan berbicara, mempertontonkan kasih yang mengorbankan diri sendiri? Sebuah pernyataan sikap dibutuhkan. Yahuwah sendiri tidak bisa mati bagi orang berdosa. Alasannya sederhana. Keberadaan segala sesuatu, dari makhluk terkuat di dalam laut sampai kepada bunga alpine yang terkecil, dari miliaran benda langit, yang berputar-putar pada orbitnya yang telah ditentukan sampai pada kupukupu yang dengan rapuh menari melewati udara,semuanya tetap ada bergantung dari waktu-demiwaktu pada kekuatan Yahuwah yang mempertahankannya. Jika Dia mati, segala sesuatu yang lain akan binasa. Situasi darurat, yang mengejutkan alam semesta, tidak membuat Yang Maha Mengetahui terkejut. Sang Pengasih Yang Kekal jauh sebelumnya telah menyusun rencana yang dibutuhkan ketika masalah itu muncul. Paulus berbicara tentang rencana ilahi ini sebagai "rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Eloah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman". (Roma 16:25 dan 26). Jika dosa tidak pernah muncul, maka rahasia ini akan tetap tersimpan selamanya. Tapi Yang Mahakuasa tidak perna menyia-nyiakan kesempatan. Segera setelah dosa ada, Sang Juruselamat pun ada. Satu-satunya jalan agar umat manusia dapat diselamatkan, satu-satunya jalan agar Penguasa seluruh galaksi Yang Maha kuasa dapat menunjukkan kasih yang mengorbankan diri adalah dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal. Kasih ilahi telah mengandung sebuah rencana di mana manusia bisa ditebus. Hukum Yahuwah yang telah dirusak menuntut kehidupan orang berdosa. Di seluruh alam semesta hanya ada satu Pribadi yang bisa, atas nama manusia, memenuhi persyaratan. Karena hukum Ilahi adalah suci sama seperti Yahuwah sendiri, maka hanya satu Pribadi yang setara dengan Yahuwah yang dapat membuat pendamaian bagi pelanggaran itu. Tidak ada selain Yahushua yang dapat menebus manusia yang berdosa dari kutuk hukum dan membawanya kembali ke dalam keserasian dengan Surga. Yahushua akan menanggungkan ke atas diri-Nya kesalahan dan cela dosa, dosa telah sangat menghina Elohim yang kudus sehingga harus memisahkan Bapa dan Anak.1 Seorang profesor teologi memimpin diskusi kelas suatu pagi ketika seorang siswa bertanya, "Jika Tuhan mengasihi kita dengan begitu besar, mengapa Dia tidak mati untuk kita sendiri?" Mahasiswa lain, yang lebih tua dan terlihat jelas adalah seorang ayah, menjawab: "Kamu bukan orang tua, kan? "Adalah jauh lebih menyakitkan untuk mengorbankan anak sendiri daripada mengorbankan diri sendiri. Dibutuhkan pengorbanan diri yang jauh lebih besar untuk menyerahkan anak sendiri untuk merasakan rasa sakit dan penderitaan daripada pergi dan melakukannya sendiri. Hanya Yahushua, Anak dari Yang Kekal, yang dapat menjadi kurban. Dia sendiri
adalah gambar Eloah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan . . . segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia . . . Karena seluruh kepenuhan Bapa berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya . . . Juga kamu . . . sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya." (Lihat Kolose 1: 15-17 dan 19-22). Yahushua adalah Anak Tunggal Yahuwah. Dia bukan makhluk ciptaan. Dia adalah Anak Tunggal. Ada perbedaan besar. Para Malaikat, "anak-anak YAH" yang tidak berdosa, manusia, semuanya telah diciptakan ex nihilo - dari ketiadaan. Ini merupakan sebuah tindakan penciptaan murni yang merupakan hak prerogatif satu-satunya milik Ilahi. Yahushua, di sisi lain, diperanakkan. Memperanakkan seseorang berarti "berkembang biak, sebagai ayah atau bapak; menghasilkan; seperti, untuk melahirkan anak."2 Ini bukanlah tindakan-bermain yang dilakukan oleh Bapa dan Anak. Alkitab berulang kali merujuk Yahushua sebagai "Anak Tunggal" dari Yahuwah. Untuk memasukkannya ke dalam istilah duniawi, mereka adalah keluarga; mereka terkait dengan ikatan darah. Ikatan kasih sayang yang Mereka bagi jauh melebihi apa pun yang dapat dirasakan oleh manusia. Kasih yang Bapa miliki kepada Anak-Nya setinggi langit di atas bumi dibandingkan dengan kasih yang dimiliki oleh seorang ayah duniawi untuk anak-anak mereka.
Semua kasih kebapakan yang telah turun dari generasi ke generasi melalui saluran hati manusia, semua mata air kelembutan yang telah terbuka di dalam jiwa-jiwa manusia, hanya bagaikan rintik kecil ke samudera tak terbatas jika dibandingkan dengan kasih tak terbatas, yang tidak perna habis dari Yahuwah. Lidah tidak bisa mengatakannya; pena tidak bisa menggambarkannya. Anda mungkin merenungkannya setiap hari dalam hidup anda; anda dapat menyelidiki Kitab Suci dengan tekun untuk memahaminya; anda dapat memanggil setiap kekuatan dan kemampuan yang Yahuwah telah berikan, dalam usaha untuk memahami kasih dan sayang dari Bapa surgawi; namun masih ada yang tidak terbatas diatasnya. Anda dapat belajar mengenai kasih seumur hidup; namun anda tidak pernah dapat sepenuhnya memahami panjang dan lebarnya, dalam dan tingginya kasih Yahuwah dalam memberikan AnakNya untuk mati bagi dunia. Keabadian itu sendiri tidak akan pernah sepenuhnya mengungkapkan
kasih itu.3 Sama seperti karakter, pikiran dan emosi dari Bapa Surgawi yang murni dan ilahi, sungguh besar kemampuan-Nya untuk merasakan kasih dan pengabdian. Kitab Suci memberikan sekilas pandang ke dalam hubungan yang erat yang ada antara Bapa dan Anak-Nya dalam kekekalan. Tudungnya sejenak disingkap dari kabut masa lalu yang jauh dan kita diperbolehkan untuk melihat kasih yang murni, sukacita dan kegembiraan yang menandai hubungan Bapa/Anak ini sebelum hal lain diciptakan. Yahuwah telah menciptakan Aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala Aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum air samudera raya ada, Aku telah lahir . . . Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit Aku telah lahir; sebelum Dia membuat bumi dengan padangpadangnya atau debu dataran yang pertama. Ketika Dia mempersiapkan langit, Aku di sana, ketika Dia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Dia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Dia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya,. . . Aku ada serta-Nya sebagai Anak kesayangan, setiap hari Aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya. (Lihat Amsal 8: 22-30). Ayat-ayat ini sangat signifikan. Ini membuktikan ikatankekeluargaan yang erat antara Bapa dan Anak-Nya adalah salah satu yang sangat nyata dan bukan hanya sekedar sebuah cara yang puitis untuk menggambarkan sebuah hubungan kasih. Ayat 23 menegaskan Yahushua "sudah dibentuk sejak zaman purbakala" Ungkapan sudah dibentuk berasal dari kata Ibrani, Nāsakh[Strong # H5258], dan berarti "mencurahkan (terutama sebuah persembahan); . . . menunjuk; menguduskan; meratifikasi perjanjian"4. Dari kekekalan, Yahushua, Anak Yang Mahatinggi, telah ditunjuk menjadi kurban bagi umat manusia, sungguh kebutuhan mengerikan yang pernah muncul. Pemikiran ini diulangi dalam nubuatan indah Yesaya tentang Sang Juruselamat: Dia dihina dan dihindari orang, Seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan . . . Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontakpemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontakpemberontak. (Yesaya 53: 3, 11 dan 12, KJV) Dalam ayat 24 dan 25 dari Amsal pasal 8, kalimat "Aku telah lahir" berasal dari kata bahasa Ibrani Chūl [atau khül, Strong # H2342], yang berarti: "melahirkan anak, dilahirkan".5 Walaupun hikmat ilahi sudah terlihat sesuai untuk tetap diam pada proses di mana Bapa yang ilahi memperanakkan Anak-Nya, namun tidak diragukan lagi bahwa Yahushua adalah, memang, sungguh-sungguh adalah
Anak tunggal Yahuwah.
Pengorbanan dari Bapa dan Anak untuk menyelamatkan umat manusia lebih besar daripada yang dapat dipahami oleh otak manusia yang terbatas. Ketika Yahuwah menyerahkan Anak-Nya untuk menjadi pengganti kita dalam memenuhi hukuman hukum karena ketidaktaatan, yang dikorbankan sebenarnya jauh lebih banyak dari yang dapat dimengerti oleh kebanyakan orang. Dengan mengambil rupa di dalam daging manusia, Yahushua rela melepaskan persekutuan-Nya yang intim dengan Bapa-Nya yang Maha Hadir pada tingkatan jumlah yang tidak terbatas yang kita bahkan tidak dapat pahami, apalagi mengerti. Selanjutnya dan disepanjang kekekalan di masa depan, persekutuan Mereka yang intim sudah akan terbatas pada tingkat batasan yang sama yang mengikat setiap anak Adam yang berdaging-dan-berdarah. Tapi ada lagi. Pengorbanan dari satu-satunya Anak Tunggal Yahuwah melibatkan sebuah risiko yang hanya sangat sedikit dipahami. Dan itu adalah resiko yang sangat nyata! Kisah Betlehem adalah sebuah tema yang tidak akan perna habis. Di dalamnya tersembunyi "dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan Yahuwah." Roma 11:33. Kita mengagumi pengorbanan Sang Juruselamat dalam menukar tahta surga-Nya dengan palungan, dan perkumpulannya dengan malaikat-malaikat yang memuja dengan kandang binatang. . . . Namun ini barulah awal dari tindakan merendahkan diri-Nya yang luar biasa. Akan menjadi sebuah penghinaan yang tak terbatas bagi Anak Yahuwah untuk mengambil kodrat manusia, bahkan ketika Adam berdiri tanpa dosa di taman Eden. Tapi Yahushua menerima manusia saat umat ini telah dilemahkan oleh dosa selama empat ribu tahun. Seperti semua anak Adam yang lain, Dia menerima hasil dari pekerjaan hukum besar turun-temurun. Hasil-hasil ini telah ditunjukkan dalam kisah hidup para leluhur bumi-Nya. Dia datang dengan faktor keturunan itu untuk merasakan duka dan godaan yang kita rasakan, dan memberikan kita teladan cara hidup tanpa dosa. Setan di surga membenci Kristus karena Posisinya di tahta Yahuwah. . . . Setan membenci Dia yang
telah menjanjikan diri-Nya menjadi penebus umat yang berdosa. Namun, dalam dunia di mana Setan mengklaim kekuasaan, Yahuwah mengizinkan Anak-Nya datang, menjadi bayi yang tidak berdaya, dan tunduk pada kelemahan manusia. Bapa mengizinkan-Nya untuk menghadapi bahaya hidup yang sama dengan yang dialami oleh setiap jiwa manusia, untuk melawan pertempuran yang harus dilawan oleh setiap anak manusia, dengan risiko kegagalan dan terhilang untuk selamalamanya. Hati dari seorang ayah manusia merindukan anaknya. Dia melihat kepada wajah anak kecil itu, dan gemetar memikirkan bahaya kehidupannya. Dia rindu untuk melindungi anak satu-satunya yang disayanginya dari kuasa Setan, untuk menjauhkannya dari godaan dan pertikaian. Untuk menghadapi pertikaian yang paling pahit dan risiko yang paling menakutkan, Yahuwah telah memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya jalan kehidupan dapat dipastikan bagi anak-anak kecil kita. "Inilah kasih." Tercenganglah, hai langit! dan takjublah, hai bumi!6 Dengan mengambil sifat Adam setelah dia berdosa, Yahushua meningkatkan risiko yang sangat besar untuk mengalami kegagalan. Hukum ilahi, yang tidak dapat dilanggar, menuntut kematian orang berdosa. "Sebab upah dosa adalah maut, tetapi karunia Yahuwah adalah hidup yang kekal melalui Yahushua yang diurapi, Tuan kita". (Roma 6:23, KJV) Jika Yahushua berbuat dosa bahkan bila itu hanya di dalam pikiran, Dia, seperti semua keturunan Adam yang lain, harus mati. Ini bukanlah kematian-tidur seperti yang Yahushua sebut ketika Dia mengatakan kepada para muridNya bahwa Lazarus telah meninggal. (Lihat Yohanes 11: 11-14.) Sebaliknya, ini adalah jenis kematian yang Yahushua peringatkan ketika Dia menyatakan: "Jangan takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak mampu membunuh jiwa: melainkan takutlah akan Dia yang mampu membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." (Matius 10:28, KJV)
Inilah hukuman yang akan dijatuhkan kepada semua orang yang menolak tawaran keselamatan dari Surga: kematian baik tubuh maupun jiwa yang tidak akan pernah dibangkitkan lagi. Hanya Yahuwah yang memiliki kekuatan ini. (Lihat Wahyu 20:4-15). Mengalami kematian yang seperti ini adalah harga yang harus dibayar bagi penebusan anda. Bahayanya adalah sangat nyata. Jika Setan mampu menggoda Yahushua berbuat dosa, bahkan di tingkat yang paling rendah, maka semua tuduhan Setan melawan pemerintahan ilahi akan tampak benar. Seluruh alam semesta milik Yahuwah ini, dengan makhluk-makhluk cerdasnya, akan bergabung dalam pemberontakan; dan semuanya, berdasarkan hukum ilahi, harus mati. Dan dengan kematian Anak-Nya sendiri, apa yang akan terjadi kepada Bapa? Hal ini bukanlah sesuatu yang ingin direnungkan oleh seseorang. Tapi mungkin, dalam penderitaan-Nya yang menghancurkan, Bapa sendiri akan memilih untuk menghilang begitu saja. Dan tidak akan ada sesuatu lagi. . . tidak ada. Di manapun. Selamanya. Rasul Yohanes tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan secara memadai kasih yang seperti ini. Bahasa manusia gagal dalam menghadapi kasih yang luar biasa tersebut. Yang dapat dia lakukan hanyalah berseru kepada semua orang untuk melihatnya sendiri: "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Yahuwah." (1 Yohanes 3: 1, KJV) Tidak ada tempat di mana kasih seperti ini dapat terlihat dengan lebih jelas selain di atas kayu salib di mana "kasih dan kesetiaan bertemu, serta keadilan dan damai sejahtera bercium-ciuman." (Mazmur 85:10, KJV). Yahuwah mengaruniakan Anak-Nya untuk menebus umat manusia dengan mengalami kematian kedua bagi kita. Pernyataan yang dibuat oleh Anak Yahuwah ketika Dia sementara tergantung pada kayu salib mengungkapkan penderitaan jiwa-Nya. Selanjutnya, fakta bahwa Dia mati karena hati-
Nya remuk dan bukan karena sesak napas atau hantaman seperti penyebab kebanyakan korban penyaliban meninggal, adalah bukti konklusif tambahan bahwa penderitaan yang Sang Anak alami adalah penderitaan mental dan emosional yang mengerikan yang akan di bebankan kepada semua orang yang menolak Yahuwah jika Dia akhirnya memalingkan wajah-Nya dari mereka dan menarik hadirat-Nya yang ada sebagai Sang Pemberi Hidup. Dan sekarang Tuan yang mulia sedang sekarat, menjadi tebusan bagi umat manusia. Ketika merelakan hidup-Nya yang berharga, Kristus tidak dikuatkan oleh sukacita kemenangan. Yang ada hanyalah kesuraman yang menindas. Bukan ketakutan pada kematian yang membebani-Nya. Bukan rasa sakit dan cela salib yang menyebabkan penderitaan tak terkatakan-Nya. Kristus adalah raja penderita; tapi penderitaan-Nya adalah hasil dari keganasan dosa, mengetahui bahwa melalui keakraban dengan kejahatan, manusia telah menjadi buta pada kedahsyatannya. Kristus melihat betapa dalamnya cengkraman dosa pada hati manusia, dan betapa sedikitnya orang yang memiliki keinginan untuk terlepas dari kuasanya. Dia tahu bahwa tanpa bantuan dari Yahuwah, umat manusia harus binasa, dan Dia melihat banyak orang yang binasa dalam jangkauan bantuan yang berlimpah. Ke atas diri Kristus sebagai pengganti dan penjamin kita diletakkan kesalahan dari kita semua. Dia telah dianggap sebagai pelanggar hukum, supaya Dia menebus kita dari kutukan hukum. Kesalahan dari semua keturunan Adam menekan hati-Nya. Murka Yahuwah terhadap dosa, manifestasi mengerikan ketidaksenangan-Nya karena kedurhakaan, mengisi jiwa Anak-Nya dengan ketakutan. Melalui seluruh hidup-Nya Kristus telah mengumumkan kepada dunia yang telah berdosa sebuah kabar baik dari belas kasihan Bapa dan kasih pengampunan-Nya. Keselamatan untuk orang yang berdosa adalah tema-Nya. Tapi sekarang dengan berat beban kesalahan mengerikan yang Dia tanggung, Dia tidak bisa melihat wajah ingin berdamai dari Bapa. Penarikan wajah ilahi dari Sang Juruselamat pada saat ini menjadi kesedihan tertinggi yang menusuk hati-Nya dengan kesedihan yang tidak pernah dapat sepenuhnya dipahami oleh manusia. Begitu besar penderitaan batin ini sehingga rasa sakit fisik-Nya hampir tidak terasa. Setan dengan godaan sengitnya menyayat-nyayat hati Yahushua. Juruselamat tidak bisa melihat dari balik portal kuburan. Pengharapan tidak menyajikan kepada-Nya kebangkitan-Nya dari kubur sebagai pemenang, atau mengatakan kepada-Nya penerimaan Bapa atas pengorbanan-Nya. Dia takut jika dosa itu telah begitu menghina Yahuwah sehingga perpisahan Mereka akan menjadi perpisahan abadi. Yahushua merasakan penderitaan yang akan dirasakan oleh orang berdosa jika belas kasihan tidak lagi bisa dimohonkan bagi umat yang berdosa. Karena perasaan berdosa itu, maka murka Bapa tertimpa kepada-Nya sebagai pengganti manusia, yang membuat cawan yang Dia minum begitu pahit, dan menghancurkan hati Anak Yahuwah.7 Secara emosional, Yahushua merasakan beratnya gabungan rasa bersalah dari dosa-dosa seluruh umat manusia. Secara emosional, Dia merasa ditolak oleh Yahuwah. Hal inilah yang membuat ratapan dari hati remuk yang menangis keluar dari bibir-Nya: "El-Ku, El-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46) Fokus dari kebanyakan orang, dalam lagu, khotbah dan perenungan, adalah pada penderitaan yang dengan rela dilalui oleh Anak untuk menyelamatkan orang berdosa. Sedikit, jika ada, yang merenungkan pengorbanan yang dikeluarkan Bapa sebagaimana Dia berdiri di satu sisi dan membiarkan Anak-Nya mengalami penderitaan yang begitu hebat, atau dengan kata lain, hati Bapa
remuk. Dalam doa Yahushua, sebelum Dia dikhianati, terlihat sedikit dari keintiman emosional yang dirasakan bersama oleh Bapa dan Anak. Yahushua berdoa untuk para pengikut-Nya supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (Yohanes 17: 21-23, KJV) Dalam keheningan jiwa anda, biarkan kata-kata ini tenggelam ke dalam pikiran anda. Bapa dan Anak adalah satu. Apa yang Anak rasakan, juga Bapa rasakan. Bahkan sebagai Bapa menarik rasa kasih-Nya dan hadirat-Nya dari Anak-Nya, bahkan ketika Dia tahu, berdasarkan pengalaman, tindakan-Nya itu akan menyebabkan Anak-Nya menderita, Dia tetap melakukannya.
Untuk Menyelamatkan Anda.
Dan Sang Bapa sangat mengasihi anda, melebihi rasa benci-Nya karena anda telah menjadi penyebab kematian Anak-Nya, dan Dia semakin mengasihi Anak-Nya lebih lagi karena telah bersedia mati untuk anda. Karena anda berharga bagi-Nya.
Sebagai Bapa yang penuh kasih, Yahuwah tidak meninggalkan Anak-Nya bahkan dalam pergolakan penderitaan-Nya yang paling dalam. Alkitab menunjukkan bahwa Bapa ada di sana, di sisi AnakNya, lengan perlindungan ada di atas Dia, memeluk Dia dengan erat, meskipun secara emosional dan mental, Yahushua merasa ditinggalkan Bapa. Ketika Bangsa Israel terjebak di Laut Merah, Yahuwah menggunakan kegelapan untuk menyembunyikan cahaya kehadiran-Nya dalam tiang api yang menyala dan memberi keberanian kepada umat-Nya. Pemazmur menjelaskan: "Dia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya. Dia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi persembunyian-Nya, ya, menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal." (Mazmur 18: 9 dan 11, KJV). Kegelapan supranatural yang sama ini menyelimuti salib selama penderitaan menyakitkan Sang Juruselamat. "Mulai dari jam enam kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam sembilan". (Matius 27:45, KJV) Dalam gelap gulita hadirat Yahuwah tersembunyi. Dia membuat kegelapan sebagai pondok-Nya, dan menyembunyikan kemuliaan-Nya dari mata manusia. Yahuwah dan malaikat-Nya yang kudus berada di samping salib. Bapa ada bersama dengan Anak-Nya. Namun Kehadirannya tidak terungkap. Jika kemuliaan-Nya sampai menembus awan, maka semua manusia yang memandang kemuliaan itu akan binasa. Dan pada jam yang mengerikan itu Kristus tidak dihibur dengan kehadiran Bapa. Dia menapaki pemeras anggur sendirian, dan orang-orang tidak ada yang menemani Dia.8 Ini, ini adalah anugerah dari Bapa untuk menyelamatkan anda. Penderitaan yang Dia alami, yang menjadi saksi dan penyebab penderitaan Anak-Nya dengan menarik perasaan akan hadirat-Nya, adalah layak bagi Yahuwah demi menyelamatkan anda. Surga sendiri merasa tidak lengkap tanpa kehadiran anda di sana. Yahuwah bersedia menyerahkan Anak-Nya sendiri untuk mati, hanya untuk memberikan anda sebuah kesempatan untuk hidup. Apakah anda merasa jauh dari Bapa? Apakah dosa-dosa anda berdiri di depan anda, menjadi sebuah gunung kutukan? Apakah banyak janji anda yang terlanggar dan tersandung sehingga membuat anda merasa bahwa anda tidak bisa menjangkau tangan iman untuk mengenggam erat tangan yang terulur kepada anda? "Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa Yahuwah, Elohimmu, Dialah Eloah, El yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan". (Lihat Ulangan 7: 9).
"Kembalilah, hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu." (Yeremia 3:22, KJV) Dia membungkuk ke depan di atas takhta-Nya, sambil mengulurkan tangan kepada anda, di dalam hati-Nya Dia sungguh-sungguh rindu agar anda mau menerima undangan-Nya yang penuh kasih. Agar keyakinan kita semakin kuat di dalam Yahuwah, Kristus mengajarkan kita untuk memanggil Yahuwah dengan sebuah nama baru, sebuah nama yang terjalin dengan ikatan terkasih dari hati manusia. Dia memberi kita hak istimewa untuk memanggil Eloah Yang Kekal, Bapa kita. Nama ini, diucapkan kepada-Nya dan dari Dia, merupakan sebuah tanda kasih kita dan iman kita kepada-Nya, dan sebuah janji dari perhatian-Nya dan hubungan-Nya pada kita. Ucapkan Nama itu ketika meminta bantuan atau berkat-Nya, itu terdengar indah di telinga-Nya. Bahwa kita mungkin berfikir adalah lancang untuk menyebut-Nya dengan Nama ini, namun Dia telah mengulanginya lagi dan lagi. Dia menginginkan kita untuk menjadi akrab dengan nama panggilan itu.9 Dengarlah suara-Nya yang menyampaikan damai sejahtera bagi anda: "Aku pun tidak menghukum kamu" (Yohanes 8:11) Kembali kepada-Ku dan semua kesalahan anda akan diampuni, tidak peduli apapun itu. Tidak ada rahasia yang terlalu gelap, tidak ada dosa yang terlalu keji, tidak ada lubang yang terlalu dalam bagi kasih-Ku untuk menjangkau anda. Bapa Surgawi anda telah melakukan segalanya dengan kuasa-Nya untuk mengilhami anda agar berharap dan percaya kepada-Nya. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Yahuwah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Yahuwah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Lihat Roma 5: 5-8). Jangan menunggu untuk membuat diri anda menjadi lebih baik. Tidak ada kebaikan jika terpisah dari Yahuwah! Anda tidak memiliki harapan memperbaiki diri jika anda terpisah dari-Nya. Pergilah
kepada Dia sekarang, apa adanya anda, dan terimalah hadiah, yang telah dilunaskan untuk anda dengan harga yang tidak terbatas. Dengan kerinduan, Dia menunggu anda.
Tolong Dicatat: Untuk semua kutipan, Nama dari Bapa dan Anak telah diganti dengan Nama yang Sebenarnya. *
Doa kita yang paling dalam kepada keluarga Gunter dalam melewati waktu yang sulit ini. Untuk membaca lebih banyak mengenai kisah yang sangat tragis ini, tolong lihat link berikut ini: St. George Utah - 4Utah.com - KSL.com - Standard Examiner 1
Ellen G. White, Patriarchs & Prophets, hal. 63.
2
Webster’s New Universal Unabridged Dictionary, Edisi 1983.
3
Ellen G. White, The Faith I Live By, hal. 43.
4
“Lexical Aids to the Old Testament,” Hebrew-Greek Key Word Study Bible, AMG Publishers.
5
S.d.a.
6
Ellen G. White, Desire of Ages, hal. 48-49, penekanan diberikan.
7
S.d.a., hal. 752-753, penekanan diberikan.
8
S.d.a.
9
Ellen G. White, Christ’s Object Lessons, hal. 141.