BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah Setiap karyawan dalam bekerja dapat mengalami stres kerja. Apabila karyawan
mengalami
stres
kerja
maka
dapat
berdampak
pada
pekerjaannya. Stres bisa berdampak positif dan juga berdampak negatif ( Munandar,2001). Ada dua faktor yang mempengaruhi stres kerja yaitu lingkungan kerja, dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja sosial meliputi hubungan antar teman sesama pekerja, hubungan atara atasan dan bawahan, hubungan dengan masyarakat luar perusahaan.Lingkungan kerja fisik antara lain peralatan kerja seperti mesin peralatan kerja, sirkulasi udara, penerangan, tingkat kebisingan lingkungan kerja. Lingkungan kerja fisik dapat menjadi stresor dalam bekerja seorang karyawan. Hasil penelitian Hurrel dalam (Munandar, 2001) suara yang bising, lingkungan kerja yang kotor dan tidak sehat oleh para pekerja pabrik dianggap sebagai stresor. Lingkungan fisik dapat memicu munculnya stres kerja. Stres kerja dapat menimbulkan dampak yang baik sekaligus dampak yang buruk bagi individu, atau organisasi perusahaan. Stres yang terlalu banyak akan membuat kesehatan seseorang menurun dan cenderung tidak produktif. Penelitian yang dilakukan oleh Arisona (2008), di bagian tebang angkut di Pabrik Gula Rejo Agung Baru Madiun, dengan subyek penelitian berjumlah 45 orang karyawan.
1
Dengan teknik analisis product moment dari Pearson di dapat hasil bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar rxy= -0,568 dengan p = 0,000 < 0,01 hal ini berarti ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja pada karyawan bagian tebang angkut. Berarti, semakin tinggi skor kondisi lingkungan kerja fisik maka skor stres kerja pada karyawan bagian tebang angkut akan rendah dan sebaliknya jika Skor lingkungan kerja fisik rendah maka skor stres kerja pada karyawan bagian tebang angkut akan tinggi. Sedangkan penelitian Prihatini (2010) yang dilakukan di Polres Pasuruan ,dengan subyek penelitian adalah anggota reskrim polres Pasuruan sebanyak 40 orang, dianalisis dengan menggunakan analisis Kendal Tau_b, rxy = -,457 dengan p = 0,078 > 0,05. Yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja. Adanya hasil penelitian yang bertolak belakang antara penelitian Arisona (2008) dengan hasil penelitian Prihatini (2010) maka perlu dilakukan penelitian ulang untuk memastikan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja karyawan. Pra penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2012 di bagian Dyeing. Lingkungan kerja fisik bagian ini terdapat 3 buah mesin yang berfungsi mencampur zat kimia dan membuat warna, lingkungan kerja fisiknya udaranya pengap, lembab dan berbau. Dari segi penataan mesin ini sangat dekat dengan kantor laboratorium yang berisi berbagai cairan pembuat warna serta staf kantor.
2
Penulis memilih PT.TIMATEX sebagai subyek penelitian mengenai hubungan Lingkungan kerja fisik dengan stres kerja karyawan karena pada saat melakukan pra penelitian dilakukan di PT.Timatex bagian Dyeing yang diambil 50 orang karyawan dan di berikan inventory lingkungan kerja fisik dan stres kerja, di temukan data tentang lingkungan fisik kerja dan stres kerja. Dapat dilihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 Skor lingkungan fisik kerja dikategorikan dalam 5 kategori dengan interval skor sebagai berikut : = Skor tertinggi – skor terendah Interval = 200-50 = 30 5 TABEL 1.1 Kategori kondisi Lingkungan Fisik kerja bagian Dyeing PT. Timatex Kategori Rentang skor Frekuensi Persen % Sangat Baik 170-200 0 0 Baik 140-169 0 0 Cukup baik 110-139 10 20 Tidak baik 80-109 27 54 Sangat tidak baik 50-79 13 26 Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 1.1 karyawan bagian Dyeing sebagian besar menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik bagian Dyeing ada pada kategori Tidak baik (54%).
3
Skor Stres kerja dikategorikan dalam 5 kategori dengan interval skor sebagai berikut : = Skor tertinggi – skor terendah Interval = 120-30 = 18 5 TABEL 1.2 Kategori Stres kerja bagian Dyeing PT.Timatex Kategori Rentang skor Frekuensi Persen Sangat tinggi 102-120 0 0 Tinggi 84-101 13 26 Sedang 66-83 23 46 Rendah 48-65 14 28 Sangat rendah 30-47 0 0 Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 1.2 karyawan bagian Dyeing sebagian besar menyatakan bahwa stres kerja karyawan bagian Dyeing ada pada ketegori sedang (46%). Kategori lingkungan kerja fisik ada pada kategori Tidak baik namun kategori stres kerja ada pada ketegori Sedang, penulis melanjutkan dengan analisis korelasi antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja karyawan. Perhitungan di lakukan dengan rumus Product moment Pearson, hasil analisis korelasi menunjukan rxy = -,287* dengan p=
0,043 < 0,05.
Berarti ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja pada karyawan bagian Dyeing. Penelitian sebenarnya akan dilakukan di bagian sizing, karena di bagian Sizing jumlah karyawan memenuhi syarat penelitian survei dan mewakili keadaan lingkungan kerja fisik yang akan diteliti. Di bagian Sizing jumlah mesin pengkanjian ada 4 mesin, ventilasi di ruangan
kurang, saluran
4
pembuangan dari kanji di alirkan ke bawah mesin tanpa di tutup, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan panas, di sisi lain terdapat mesin boom 2 dan mesin pencucukan, dalam mesin pencucukan perlu konsentrasi yang tinggi, sedangkan suara mesin keras terdengar. Mengetahui keadaan lingkungan fisik yang seperti itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dibagian Sizing PT.TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES (TIMATEX) SALATIGA. dan penulis ingin melihat apakah ada hubungan antara Lingkungan kerja fisik dengan stres kerja.
1.2. Rumusan Masalah Adakah hubungan yang signifikan antara Lingkungan Fisik Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan Bagian Sizing PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES SALATIGA?
1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui Signifikansi hubungan antara Lingkungan Fisik Kerja Dengan Stres Kerja Karyawan Bagian Sizing PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES SALATIGA.
5
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritik Manfaat teoritik dari penelitian ini dapat dirumuskan hasil penelitian, bila di temukan hasil ada hubungan signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja, maka temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Arisona (2008). Dan bila hasil penelitian ini di temukan tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja maka temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Prihatini (2010). 1.4.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah memastikan, ada tidaknya hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik dengan stres kerja karyawan, untuk memberikan masukan bagi pihak perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dan menurunkan stres kerja karyawan.
1.5. Sistematika Penulisan Untuk memahami dalam penulisan skripsi ini, maka diberika sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I
berisi tentang Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang masalah,
Rumusan
masalah,
Tujuan
penelitian,
Manfaat
penelitian,sistematika penulisan.
6
Bab II berisi tentang Landasan teori yang terdiri pengertian Stres kerja, Aspek stres kerja, Faktor pembangkit stres kerja, dampak stres kerja, pengertian lingkungan kerja fisik, mengukurlingkungan kerja fisik,hipotesis. Bab III berisi metode penelitian membahas jenis penelitian, populasi dan sampel,
variabel
penelitian,
definisi
operasional,
teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi pelaksanaan penelitian yang terdiri dari, gambaran subyek penelitian, analisis deskriptif, analisis korelasi, uji hipotesis, pembahasan. Bab V berisi kesimpulan dan saran
7