BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Pola hidup sehat merupakan kebutuhan yang mutlak bagi tubuh agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan atau bahkan dapat
menyebabkan
kematian.
Namun
pada
kenyataannya,
kehidupan
metropolitan yang sibuk dan serba cepat terkadang membuat masyarakat melupakan pentingnya menjalani pola hidup sehat. Pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi makanan siap saji, mengkonsumsi makanan tinggi kolestrol, dan obesitas dapat menjadi pemicu terserang penyakit tidak menular penyebab kematian nomor satu di Indonesia yaitu stroke. Penyakit tidak menular memang sudah menjadi masalah kesehatan di masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Di antara jenis-jenis penyakit tidak menular di Indonesia, stroke adalah salah satu penyakit tidak menular yang menyita banyak perhatian karena di Indonesia stroke merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan kecacatan bahkan sampai kematian. Stroke merupakan penyakit tidak menular pada otak dan saraf yang disebabkan oleh gangguan atau penyumbatan suplai darah ke otak. Berdasarkan buku pedoman dari Yastroki tentang pengenalan penyakit stroke menyatakan bahwa penyakit stroke memiliki beberapa faktor yang memperbesar resiko terkena stroke di antaranya adalah riwayat penyakit jantung, ada anggota keluarga yang
1
pernah mengalami stroke, tekanan darah tidak normal, kolestrol tinggi, diabetes, obesitas, dan merokok. Stroke diklasifikasi menjadi 2 jenis yaitu stroke iskemik yang merupakan serangan stroke yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak dan stroke pendarahan yang merupakan serangan stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Menurut hasil kongres stroke sedunia pada tahun 2014, stroke masih menempati peringkat kedua penyakit penyebab kematian di dunia dan merupakan penyakit penyebab kematian nomor satu di Indonesia yakni sebesar 21,1% dari total kasus kematian di Indonesia. Angka kejadian stroke di dunia diperkirakan mencapai 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Ditinjau dari segi usia, sekarang ini pasien penderita stroke sudah mengalami pergeseran usia sehingga penderita bukan hanya dari kalangan usia tua tetapi juga dapat menyerang kalangan muda dalam usia produkif mulai dari umur 21 tahun. (Sumber dari www.yastroki.or.id, diakses pada tanggal 10 Agustus 2015) Berdasarkan data dari Depkes sebagian besar pasien penderita stroke akan berakhir dengan kecacatan dengan tingkat kecacatan akibat stroke mencapai 65% dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penderita stroke. Di Indonesia data pasien penderita stroke berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menunjukkan adanya peningkatan angka pasien penderita stroke dari 8,3 orang per 1000 penduduk pada Riskesdas 2007 menjadi 12,1 orang per 1000 penduduk pada Riskesdas 2013. Persentase kematian akibat stroke dari tahun 2011 sebanyak 15,4%, tahun 2012 sebanyak 2
11,9%, tahun 2013 sebanyak 14,5%, dan mengalami peningkatan yang drastis pada tahun 2014 sebanyak 21,1%. Data penelitian stroke registry yang dilakukan oleh Balitbangkes sejak tahun 2013 sampai 2014 untuk mengetahui proporsi kelompok umur dari total pasien penderita stroke menunjukkan bahwa pasien penderita stroke di Indonesia dimulai dari kelompok umur 21-30 tahun sebanyak 0,74%, kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 4,5%, kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 18,5%, kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 33,8%, dan kelompok umur di atas 60 tahun sebanyak 42,1%. Menurut Menkes pasien penderita stroke cenderung lebih banyak berasal dari golongan masyarakat dengan pendidikan rendah
dan
masyarakat
yang
tinggal
di
perkotaan.
(Sumber
dari
www.litbang.depkes.go.id, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015). Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menyatakan bahwa penyakit stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia berdasarkan penelitian di Balitbangkes melihat tingginya peningkatan jumlah pasien penderita stroke dan lagi penderita sudah bukan hanya dari kelompok umur tua saja melainkan sudah menyerang kelompok usia produktif yakni golongan umur 21-30 tahun. (Sumber dari www.litbang.depkes.go.id, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015) Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan melakukan penanganan secara dini ketika gejala stroke sudah mulai timbul dan mengendalikan faktor resiko terkena stroke sebaik mungkin. Semakin meningkatnya angka penderita penyakit stroke di Indonesia, maka penulis ingin membantu pemerintah dengan cara merancang sebuah 3
kampanye sosial. Kampanye tersebut dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi secara visual mengenai pengenalan terhadap gejala stroke sejak dini sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan secara medis yang berguna untuk mengurangi penderita penyakit stroke di Indonesia. 1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, bagaimana perancangan kampanye sosial pengenalan gejala stroke sejak dini agar masyarakat dapat menghindari penyakit ini?
1.3.
Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini penulis membatasi masalah menjadi beberapa poin sebagai berikut: 1. Demografi: masyarakat kelompok usia produktif umur 21-30 tahun di mana pada usia tersebut sudah memikirkan mengenai kesehatan. 2. Geografis: perkotaan, Jakarta. 3. Psikografi: aktif mencari informasi dan peduli dengan kesehatan. 4. Konten: pengenalan gejala awal dan pencegahan penyakit stroke. 1.4.
Tujuan Tugas Akhir
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk membuat sebuah kampanye sosial untuk pengenalan gejala dan pencegahan penyakit stroke.
4
1.5.
Manfaat Tugas Akhir
Perancangan ini dibuat penulis untuk memberikan edukasi agar masyarakat menjadi lebih peduli terhadap kesehatan dan menambah kewaspadaan mengenai gejala stroke sejak dini sehingga berguna untuk mengurangi jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia. 1.6.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam perancangan kampanye sosial ini mencakup pencarian data dari kepustakaan, media internet, survey serta wawancara dengan pihak terkait. Menggunakan 3 metode pengumpulan data yaitu data primer kualitatif dan kuantitatif dan sekunder: 1. Pengumpulan data primer kualitatif yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara ke dokter spesialis penyakit dalam dan ketua tim laboratorium manajemen data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2. Pengumpulan data primer kuantitatif yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi dengan membagikan kuisioner kepada masyarakat tentang penyakit stroke. 3. Pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data dengan melakukan pencarian data di situs Yastroki, Depkes dan studi kepustakaan. 1.7.
Metode Perancangan
Dalam melakukan perancangan penulis akan melakukan beberapa tahap:
5
1. Riset Pendahuluan Penulis melakukan analisa dan identifikasi terhadap masalah penyakit stroke yang sedang terjadi di Indonesia khususnya perkotaan yaitu Jakarta yang kemudian dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan upaya yang dapat dilakukan untuk megatasi masalah yang ditemukan. Analisa dilakukan dengan pengumpulan data dari Depkes dan Yastroki. 2. Perancangan konsep Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka penulis akan mencari ide dan konsep perancangan untuk berkomunikasi secara visual berdasarkan hasil dari pengumpulan data. 3. Proses eksekusi Pada tahap eksekusi penulis akan mulai melakukan proses pengerjaan desain dengan berdasarkan ide dan konsep yang sudah dievaluasi dan dikembangkan oleh penulis. 4. Evaluasi Pada tahap ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap desain yang sudah dikerjakan apakah pesan dapat tersampaikan dengan baik atau tidak kepada target audiens yang sudah penulis tentukan.
6
1.8.
Skematika Perancangan LATAR BELAKANG Stroke adalah penyakit tidak menular penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Bagaimana perancangan kampanye sosial pengenalan gejala stroke sejak dini agar masyarakat dapat menghindari penyakit ini?
Merancang sebuah kampanye sosial untuk pengenalan gejala dan pencegahan penyakit stroke.
SURVEY LAPANGAN
STUDI KEPUSTAKAAN
Wawancara dengan narasumber dan penderita
Teori, kampanye sosial, penyakit stroke, media, teori warna, prinsip desain.
Observasi lapangan Literatur
TARGET Demografi = Golongan usia produktif Usia = 21-30 tahun Ekonomi = Menengah ke atas Geografi = Perkotaan, Jakarta Psikografi = Aktif mencari informasi dan peduli dengan kesehatan.
KONSEP PERANCANGAN Kampanye sosial secara grafis yang dapat menyampaikan informasi secara jelas kepada masyarakat agar tujuan perancangan dapat tercapai.
Tabel 1.1. Tabel Skematika Perancangan
7