BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun (Kemenkes, 2014). Kecelakaan kerja di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya kecelakaan kerja. Tahun 2013 tercatat setiap hari 9 orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Jumlah itu meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat 6 orang meninggal akibat kecelakaan kerja. Sementara menurut data Internasional Labor Organization (ILO), di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70 persen berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (Pos Sore, 2014). Kecelakaan akibat kerja dapat dikendalikan dengan menggunakan alat pelindung diri. Alat pelindung diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008). Sedangkan menurut Anizar (2012), alat pelindung diri adalah suatu kewajiban
1
dimana biasanya para pekerja atau buruh bangunan yang bekerja di sebuah proyek atau pembangunan sebuah gedung diwajibkan untuk menggunakannya. Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa alat pelindung diri adalah suatu seperangkat alat keselamatan yang wajib digunakan oleh para pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kepatuhan tenaga kerja dalam penggunaan alat pelindung diri dapat mengurangi risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja, yaitu dengan patuh terhadap peraturan yang telah disepakati perusahaan dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja. Ketidakpatuhan penggunaan alat pelindung diri sangat mempengaruhi kejadian kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja yang akan menyebabkan 5 jenis kerugian diantaranya adalah kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelainan dan cacat, kematian (Bustanul dan Arif, 2013). Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak dapat unsur kesengajaan. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat (Suma’mur P.K, 1987). Kecelakaan bukan hanya disebabkan oleh alat-alat kerja saja tetapi juga disebabkan oleh kecenderungan pekerja untuk celaka (Anizar, 2012). Kecelakaan kerja atau yang biasa disebut dengan kecelakaan akibat kerja menurut Suma’mur (1987) adalah kecelakaan yang berhubung dengan hubungan kerja pada
2
perusahaan. Hubungan kerja dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh pada suatu perusahaan industri, bahwa dari 150 responden yang terdapat di PT. X didapatkan 66% pekerja tidak patuh menggunakan alat pelindung diri. Sedangkan untuk angka kecelakaan kerja di PT. X mencapai 16,2 % atau 17 kasus dari 150 tenaga kerja dan salah satu penyebabnya yaitu karena pekerja mengabaikan penggunaan alat pelindung diri yang telah disediakan oleh perusahaan. Kepatuhan menggunakan alat pelindung diri memiliki peran yang penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja (Ruhyandi dan Evi, 2008). PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia merupakan anak perusahaan dari PT. Garuda Indonesia. PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia merupakan perusahaan yang berfokus pada perawatan dan perbaikan pesawat terbang beserta komponen-komponennya. Dalam melakukan perawatan dan perbaikan pada pesawat terbang PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia memiliki 5 fasilitas gedung yaitu Hangar 1,2,3, Workshop 1,2, Engineshop, dan GSE. Dimana pada setiap masingmasing unit produksi tersebut tidak lepas dari faktor risiko kecelakaan pada pekerja dan kepatuhan pada setiap pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri. Area Hangar merupakan tempat kerja yang digunakan untuk melakukan perawatan dan perbaikan pada pesawat terbang secara keseluruhan. Hangar merupakan tempat kerja yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi, pada area hangar memiliki beberapa unit produksi salah satunya yaitu unit TBR. Pekerjaan di unit TBR ini memiliki berbagai macam risiko kecelakaan kerja seperti jatuh dari ketinggian, kejatuhan
3
benda dari atas, gangguan pada telinga atau kebisingan, kaki terlindas tangga kerja, dan lain-lain. Dari hasil observasi awal yang didapat, bahwa terdapat pekerja yang sedang melakukan pekerjaannya diatas ketinggian 2 meter tidak patuh dalam penggunaan alat pelindung diri yaitu tidak menggunakan safety belt. Data angka kecelakaan kerja yang diperoleh oleh peneliti dalam 3 tahun terakhir ini didapatkan bahwa total kecelakaan kerja di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia pada tahun 2013 sebanyak 39, tahun 2014 sebanyak 30, dan pada tahun 2015 dari bulan Januari-Juni sebanyak 22. Data kecelakaan kerja di Unit TBR pada tahun 2013 sebanyak 4 pekerja dimana pekerja tersebut mengalami luka di tangan yang dikarenakan terkena mesin dan alat-alat pekerjaan lainnya. Sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 2 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, dimana pekerja tersebut mengalami luka ditangan dan terjatuh dari tangga kurang lebih 1 meter pada saat sedang melakukan pekerjaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kecelakaan kerja di unit TBR termasuk kedalam kategori low dan medium, dimana tingkat kategori medium ini merupakan kecelakaan kerja terakhir yang terjadi di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia. Dapat dilihat bahwa kejadian kecelakaan kerja tersebut mengalami peningkatan kategori dari low ke medium. Berdasarkan masalah yang terdapat di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai hubungan pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia.
4
1.2
Identifikasi Masalah Kepatuhan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan saja, melainkan dapat dipengeruhi oleh beberapa faktor yaitu kebiasaan yang dibawa sejak kecil, motivasi, percaya diri, lingkungan sekitarnya, pendidikan, sikap, pelatihan, pengalaman kerja, peraturan/kebijakan, dan pengawasan (Notoatmodjo, 2007).
1.3
Pembatasan Masalah Berdasarkan teori yang ditemukan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, tetapi penelitian hanya akan difokuskan mengenai faktor pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia karena masih terdapatnya kecelakaan kerja pada unit tersebut sehingga pekerja harus memiliki pengetahuan yang cukup agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan pada saat sedang melakukan pekerjaan dengan cara patuh terhadap penggunaan alat pelindung diri.
1.4
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah ”Apakah ada hubungan pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia?”
5
1.5
Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengetahuan pekerja tentang risiko kecelakaan terjadi unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia 2. Mengetahui kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia 3. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di unit TBR PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia.
1.6
Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Mahasiswa Dapat memperoleh pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di perusahaan industri.
6
1.6.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Dapat memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengetahui hubungan pengetahuan tentang risiko kecelakaan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja di perusahaan industri. 1.6.3 Bagi PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Dapat menjadi bahan masukan dan informasi demi meningkatkan kualitas kinerja, serta sebagai pertimbangan dalam menentukan langkah apa yang paling tepat untuk mengurangi terjadinya risiko bahaya.
7