BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Program studi kebidanan merupakan suatu unit pelaksana teknis di bidang kesehatan yang mencetak lulusan tenaga bidan yang kompetensi dapat membantu memecahkan masalah kesehatan di masyarakat sesuai tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu sesuai wewenangnya. Oleh karena itu kurikulum yang sudah dikembangkan sesuai dengan institusi program studi kebidanan masing-masing sebagai pedoman dalam pelaksanaan belajar mengajar sehingga tidak menyimpang dari tatanan yang sudah diprogramkan, yang akhirnya mendapatkan hasil lulusan bidan yang profesional. Menurut Kurikulum 2004 kompetensi materi pokok pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: (1) kompetensi yang akan dicapai; (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi; (3) sistem evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi. Sedangkan kompetensi minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah: (1) pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat; (2) spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi; (3) pengembangan sistem penyampaian yang funsional dan relevan dengan kompetensi dan sistem penilaian (Majid, 2007: 22). Dalam Surat Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 dan Nomor 045/U/2002 dikemukakan struktur kurikulum berdasarkan tujuan belajar yaitu: (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to live together, dan (4) learning to be, sedangkan mata kuliah dalam perguruan tinggi dibagi atas 5 kelompok 1
yaitu: (1) Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), (2) Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), (3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), (4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), (5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Dengan alasan perkembangan IPTEK dan seni yang sangat pesat, perubahan kompetensi kekaryaan yang berlangsung sangat cepat memerlukan materi dan proses pembelajaran yang lebih fleksibel, dan kebutuhan mengakomodasi demokratisasi
partisipatif
dalam
proses
pembelajaran,
oleh
karena
itu
pembelajaran sekarang berpusat pada mahasiswa (SCL) dengan memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Dalam perubahan orientasi pendidikan tinggi tidak hanya menghasilkan manusia cerdas berilmu tetapi juga mampu menerapkan keilmuannya dalam kehidupan di masyarakatnya, untuk itu dalam upaya peningkatan kemampuan profesionalisme bidan, ada beberapa kompetensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebelum mengikuti Ujian Akhir Program/Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI). Kurikulum Diploma III Kebidanan disusun dengan mengacu pada kompetensi inti Bidan Indonesia yang ditetapkan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2002 yang telah dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok kompetensi dan dijabarkan dalam tujuan pendidikan disesuaikan dengan kelompok mata kuliah yang diatur dalam Surat Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000. Mata kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan) termasuk dalam kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) yakni merupakan salah satu jenis mata kuliah yang mendasari mahasiswa kebidanan untuk menjadi bidan profesional. 2
Tujuan Pendidikan Diploma III Kebidanan adalah untuk menghasilkan tenaga bidan profesional pada tingkat ahli madya kebidanan yang mampu melaksanakan tugas dengan kompetensi sebagai berikut: (1) mengembangkan diri sebagai bidan profesional yang berkepribadian Indonesia, (2) menerapkan konsep dan prinsip serta keilmuan dan keterampilan yang mendasari profesionalisme bidan dalam memberikan asuhan dan pelayanan kebidanan, (3) melaksanakan asuhan kebidanan secara profesional pada wanita dalam siklus kehidupannya (remaja, pra perkawinan, ibu hamil, persalinan, nifas, klimakterium, menopause dan asuhan neonatus bayi dan anak balita) di semua tatanan pelayanan kesehatan di institusi dan komunitas, (4) mengembangkan sikap profesional dalam praktek kebidanan, komunikasi interpersonal dan konseling serta menjalin kerjasama dalam tim kesehatan, (5) memberikan pelayanan kebidanan dengan mempertimbangkan kultur dan budaya setempat, dengan melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan reproduksi melalui pendidikan kesehatan, pemberdayaan wanita, keluarga serta masyarakat dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif (Depkes, 2002). Program Studi DIII Kebidanan Stikes Maharani Malang merupakan pendidikan profesional yang bentuk evaluasi hasil belajarnya diarahkan untuk mengetahui pencapaian kompetensi profesional sesuai dengan persyaratan dalam kurikulum dan dievaluasi secara terus-menerus. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa melalui mata kuliah Asuhan Kebidanan II (MK 302) adalah setiap mahasiswa mampu melakukan pertolongan persalinan secara kompetensi (dengan 58 langkah) sebanyak 50 pasien, yang harus dicapai dalam 3 semester mulai semester IV, V dan VI. Yang mana mahasiswa harus mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dimulai pada Kala I sampai 3
dengan Kala IV sesuai standar. Jenis keterampilan yang harus dikuasai pada mata kuliah asuhan kebidanan II adalah sebagai berikut: (1) memantau kemajuan persalinan; (2) melakukan pemeriksaan dalam (VT); (3) melakukan amniotomi; (4) melakukan episiotomi (atas indikasi); (5) menolong persalinan; dan (6) melahirkan plasenta, (7) menjahit episiotomi. Kompetensi Berdasarkan hasil penilaian tim akreditasi internal masih didapatkan bahwa: (1) kurikulum sudah mengacu GBPP yang ada, namun dosen hanya menambah metode dan waktu, belum menjabarkannya dalam bentuk pembelajaran secara rinci, (2) 37.5% (6 dari 16 dosen) mata kuliah belum dilengkapi dengan silabus dan RPP dan 75% (12 dari 16 dosen) belum dilengkapi dengan RPP; (3) waktu untuk praktikum di laboratorium masih banyak digunakan untuk pembelajaran teori; (4) bimbingan di lapangan belum efektif sehingga kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa belum terevaluasi dengan baik; (5) belum maksimalnya dosen pembimbing dalam menggunakan lembar observasi untuk penilaian unjuk kerja terutama di lahan praktek. Berdasarkan data yang didapat dari hasil evaluasi pada bulan Juni 2011 terhadap pencapaian target menolong persalinan yang merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan), 72,70% (29) mahasiswa tingkat III dari 40 mahasiswa mampu menolong persalinan secara kompetensi (dengan 58 langkah) lebih dari 25 pasien, namun hasil pengamatan pada bulan Juli 2011 praktek berikutnya, sebagian besar dari 29 mahasiswa tersebut belum berani menolong persalinan secara kompeten (dengan 58 langkah) masih takut/ragu, sehingga pembimbing klinik yang ditempati melakukan pembimbingan lagi sampai mahsiswa kompeten. Mahasiswa yang belum 4
memenuhi persyaratan kompetensi menolong persalinan 50% (25 pasien) dari target 50 pasien tidak diperbolehkan untuk mengikuti Ujian Tahap III karena kompetensi pertolongan persalinan merupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Selanjutnya mahasiswa yang belum lulus Ujian Tahap III tidak diperbolehkan untuk mengikuti Ujian Akhir Program/Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI). Berdasarkan hasil informasi dari beberapa Bidan Praktek Swasta (BPS) sebagai pengguna lulusan, Program Studi DIII Kebidanan Stikes Maharani Malang ditemukan bahwa sebagian besar lulusan belum bisa dikatakan kompeten dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, terutama dalam memberikan pelayanan pertolongan persalinan masih perlu bimbingan/ pendampingan. Juga data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Tingkat I Jawa Timur (dalam Rapat Koordinasi dan Sosialisasi SPM-KIA bagi Pendidikan, tanggal 22-24 Juni 2011) bahwa bidan menolong persalinan masih ragu/takut sehingga sering merujuk, angka kematian ibu dan bayi Jawa Timur meningkat termasuk Malang Raya. Idealnya setelah menyelesaikan seluruh proses pendidikan kebidanan, para lulusan dituntut menguasai seluruh kompetensi yang ada, sehingga kemampuan yang dimiliki tersebut dijadikan bekal setelah terjun ke masyarakat. Selain itu bidan merupakan ujung tombak dari tenaga kesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Keselamatan ibu saat melahirkan sangat ditentukan oleh kemampuan penolong (bidan) yang diberi wewenang untuk menolong persalinan. Berdasarkan data di atas penulis ingin melakukan penelitian dan fokus penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi pembelajaran Asuhan Kebidanan II (persalinan) yang berbasis kompetensi dalam upaya peningkatan kompetensi lulusan dalam menolong persalinan di Stikes Maharani Malang. 5
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini mengarah pada implementasi pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan) yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan menolong persalinan di Stikes Maharani Malang, meliputi: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan) yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan menolong persalinan di Stikes Maharani Malang? 2. Bagaimana pelaksanaan dalam pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan) yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan dalam menolong persalinan di Stikes Maharani Malang? 3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan) yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan menolong persalinan di Stikes Maharani Malang? 4. Bagaimana identifikasi kompetensi lulusan dalam menolong persalinan di Stikes Maharani Malang?
C. Tujuan Umum Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan II yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan dalam menolong persalinan di Stikes Maharani Malang.
D. Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan pembelajaran pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan menolong persalinan di Stikes Maharani Malang. 6
2. Mendeskripsikan dan menganalisis proses pembelajaran pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II yang berbasis kompetensi untuk meningkatkan kompetensi lulusan menolong persalinan di Stikes Maharani Malang. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan II yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan menolong persalinan di Stikes Maharani Malang. 4. Mengidentifikasi kompetensi lulusan dalam menolong persalinan di Stikes Maharani Malang?
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Memberikan sumbangan keilmuan bagi dunia pendidikan yang berguna bagi pengembangan dan perluasan informasi tentang implementasi pembelajaran mata kuliah asuhan kebidanan II yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan dalam menolong persalinan. b. Sebagai wacana dalam penerapan pembelajaran terutama pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II (persalinan) yang berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi lulusan dalam menolong persalinan. c. Sebagai sumber data atau data awal untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
2. Secara Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan pendidikan untuk melakukan suatu evaluasi dari pelaksanaan pembelajaran setiap lima tahun sekali. 7
b. Sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dari implementasi pembelajaran khususnya pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II (persalinan) yang berbasis kompetensi sehingga kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai oleh mahasiswa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. c. Sebagai bahan masukan untuk menentukan jumlah target kompetensi pertolongan persalinan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi lulusan dalam menolong persalinan. d. Sebagai masukan untuk menyusun rencana penempatan pembelajaran praktek klinik sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai sesuai harapan. e. Sebagai masukan untuk mementukan strategi peningkatan kompetensi lulusan dalam menolong persalinan.
3. Penegasan Istilah Penegasan istilah merupakan penjelasan dari istilah-istilah khas yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini untuk menghilangkan adanya perbedaan dalam memahami suatu istilah yang sering muncul dalam penelitian ini. a. Pembelajaran
berbasis
kompetensi
menekankan
pembelajaran
kearah
penciptaan dan peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan aneka kehidupannya (Muslich, 2009). b. Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik, media dan sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu, sehingga mahasiswa
8
menunjukkan kinerja kreatif (kognitif, psikomotor, afektif yang utuh) (UU Sisdiknas, 2003). c. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui pengalaman belajar yang tersedia pada jalur, jenis, dan jenjang pendidikan tertentu (Hamalik, 2010). d. Pengajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar tertentu dalam upaya pendidikan tertentu (Hamalik, 2010). e. Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan/penyempurnaan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) atau Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) (Dikti, 2005). f. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, dan guru perlu memberikan dorongan siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasannya (Puskur, 2002 dalam Mansur, 2009). g. Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan,
dan
penyajian
materi
kurikulum,
yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat (Majid, 2007). h. Komponen silabus adalah unsur-unsur yang terdapat dalam silabus meliputi identitas mata kuliah, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, materi pokok, waktu, sumber pustaka dan penilaian (Sanjaya, 2008). i. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran per unit yang akan diterapkan guru/dosen dalam pembelajaran di kelas (Masnur, 2009). 9
j. Pelaksanaan Pembelajaran adalah kegiatan tatap muka yang dilaksanakan dalam satu semester atau rentang waktu tertentu, termasuk UTS dan UAS (Dikti, 2005). k. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilai, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumberdaya pendidikan (Depdiknas, 2002 dalam Sanjaya, 2008). l. Kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya (menurut McAshan dalam Sanjaya , 2008). m. Implementasi adalah suatu penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran (Hamalik, 2010). n. Kurikulum Perguruan Tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar di perguruan tinggi (Dirjendikti, 2008). o. Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II (Persalinan) adalah mata kuliah yang memberikan materi tentang asuhan kebidanan pada ibu dalam persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan (Depkes, 2002). p. Pembelajaran di kelas (teori) adalah pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, seminar dan penugasan (Kurikulum Diploma III Kebidanan, 2002).
10
q. Pembelajaran
di
laboratorium
adalah
sebagai
sistem
pembelajaran
keterampilan yang menekankan pada praktek klinik terbimbing yang melibatkan serangkaian audiovisual dan teknologi komputerisasi (Cook dan Hill, 1985). r. Pembelajaran klinik adalah kegiatan proses pembelajaran di lahan praktik baik di pelayanan institusi maupun di masyarakat (Kurikulum Diploma III Kebidanan, 2002). s. Kendala-kendala dalam pembelajaran praktek klinik adalah hambatanhambatan yang ditemui dimulai dari penyusunan perencanaan praktik klinik sampai dengan pelaksanaan praktik klinik (Depkes RI, 2006). t. Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluand) bisa orang, benda, kegiatan, keadaan atau suatu kesatuan tertentu (Sanjaya, 2008). u. Evaluasi adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan (jadgment) untuk menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang dievaluasi, dalam hal ini kurikulum (Hamalik, 2009). v. Evaluasi pembelajaran adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2006). w. Evaluasi hasil pembelajaran adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui/mengukur hasil belajar dari mahasiswa yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (Moekijat dalam Mulyasa, 2006). 11
x. Evaluasi proses pembelajaran adalah evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran berikutnya dapat berjalan lebih baik (Depdiknas, Dirjen Dikti, 2005).
12