BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pertanian memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Sektor ini tidak saja sebagai peneydia pangan, tetapi juga sumber penghidupan bagi sebahagian besar penduduk Indonesia. Pertanian juga merupakan sumber pendapatan ekspor (devisa) negara serta pendorong dan penarik bagi tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya. Pembangunan pertanian yang dikelaola dengan baik dan bijak akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus pemerataan ekonomi secara berkelanjutan, mengatasi kemiskinan dan penagngguran yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada tataran makro, kinerja pembangunan pertanian selama beberapa tahun terakhir di nilai baik. Pada periode 3 (tiga) tahun terakhir sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang signifikan. Selama periode 2013-2015 rata-rata pertumbuhan PDRB tanaman pangan mencapai 9,56 persen dan hortikultura 6,84 persen. Sementara perkembangan PDRB sector pertanian (pertanian dalam arti luas) selama tahun 20132015 mencapai 11,61 persen
Peran strategis sektor pertanian (termasuk tanaman
pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan) lainnya adalah dalam penyerapan tenaga kerja, penyediaan sumber bahan pangan dan pendapatan, juga dalam upaya konservasi dan pelestarian lingkungan. Sektor pertanian (termasuk tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan) masih menjadi andalan angkatan kerja di Papua. Kineja di sektor pertanian yang cukup baik, ternyata kurang sebanding dengan tingkat kesejahteraan petani yang identik dengan kemiskinan. Hasil Susenas tahun 2012,
menunjukan sebahagian besar rumah tangga miskin adalah rumah tangga
pertanian. Sementara jika di amati dari Nilai Tukar Petani (NTP), bahwa petani yang mengusahakan komoditas hortikultura jauh memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik jika di bandingkan dengan petani yang mengusahakan komoditas pangan. Nilai NTP hortikultura pada tahun 2015 telah berada di atas 100 sementara petani pangan hanya 86 – 88. Upaya meningkatkan pembangunan di sektor pertanian menghadapi tantangan antara lain: (1) Lahan pertanian yang luasnya relatif stagnan sementara jumlah penduduk semakin meningkat, (2) Kurangnya ketersediaan infrastruktur pertanian, (3)
Keterbatasan
penggunaan
teknologi
dalam
mengelola
pertanian
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
yang
1
mengakibatkan produktivitas sektor pertanian yang relatif rendah dan kurang bersaing di pasar, (4) Akses terhadap sumber modal cukup rendah, (5) Mata rantai tataniaga pertanian yang panjang sehingga petani tidak menikmati harga yang lebih baik, (6) Fluktuasi harga pada produk-produk pertanian yang sering terjadi dan tidak menguntungkan petani. Dalam rangka menjawab tantangan pembangunan pertanian di Provinsi Papua, arah kebijakan pembangunan sektor pertanian adalah mewujudkan pembangunan pertanian di Papua yang mandiri sebagaimana visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua yaitu “Terwujudnya Pertanian Mandiri Berbasis
Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat Papua Sejahtera” dimana untuk dapat mendorong mengoptimalkan potensi sumberdaya lokal yang ada dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing daerah. Sejalan dengan itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura memprioritaskan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura untuk meningkatkan pencapaian swasembada
pangan di Provinsi Papua. Sampai saat ini
sebahagian besar kebutuhan pangan penduduk Papua harus didatangkan dari luar Papua kecuali jagung dan ubijalar yang telah swasembada. Misalnya, kurang lebih 50 persen kebutuhan beras
dan kurang dari 25 persen kebutuhan kedelai harus
didatangkan dari luar Papua. Program/kegiatan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura, tahun 2015 telah diimpelemtasikan dan memberikan dampak pada peningkatan produksi tanamanpangan hortikultura serta pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dampak pembangunan tanaman pangan dan hortikultura dimaksud perlu di rumuskan dan dinilai/ukur secara baik dan akuntabel dalam bentuk Laporan
Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIN).
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
2
B.
Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua mempunyai fungsi : (a) perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, (b) penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, (c) pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura. (d) pelaksanaan ketatausahaan Dinas; dan (e). pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiliki 1 (satu) Sekretariat Dinas dan 4 (empat) Bidang yang dilengkapi dengan masing-masing Sub bagian dan Sub Bidang.
Secara rinci uraian tugas dan fungsi Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, adalah sebagai berikut : a)
Kepala Dinas; melaksanakan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan Gubernur dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b)
Sekretaris Dinas; mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan umum, keuangan, kepegawaian, dan penyusunan program Dinas, yang terdiri dari :
c)
v
Sub Bagian Program
v
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
v
Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian; mempunyai tugas pokok melaksanakan pemetaan, pembinaan dan pengawasan pengembangan lahan dan air untuk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang terdiri dari :
d)
v
Seksi Pupuk, Pestisida dan Pembiayaan,
v
Seksi Alat dan Mesin Pertanian
v
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Lahan dan Air
Bidang Produksi Tanaman Pangan; mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan tanaman pangan, yang terdiri dari : v
Seksi Perbenihan dan Perlindungan
v
Seksi Budidaya Serealia dan Kacang-kacangan
v
Seksi Budidaya Umbi-umbian dan Sagu
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
3
e)
Bidang Produksi Hortikultura; mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan hortikultura, yang terdiri dari:
f)
v
Seksi Perbenihan dan Perlindungan
v
Seksi Budidaya Tanaman Buah dan Sayuran
v
Seksi Budidaya Aneka Tanaman dan Tanaman Hias
Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan pemantauan dan evaluasi pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang terdiri dari : v
Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha,
v
Seksi Pemasaran
v
Seksi Mutu dan Standardisasi
Mengacuh pada Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013,
tanggal 7 November 2013, tentang Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiliki
(1) Kepala Dinas (2) Sekretariat (3) Bidang
Sarana dan Prasarana Pertanian, (4) Bidang Produksi Tanaman Pangan, (5) Bidang Produksi Hortikultura, (6) Bidang Pengolahan dan Pemasaran.
Selain itu Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiiki 7 (tujuh) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu : (1) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH), (2) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), (3) Balai Latihan Pertanian (BLP), (4) Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Daerah, (5) Balai Benih Padi di Kurik Merauke dan (6) Balai Benih Induk Palawija di Besum Jayapura dan (7) Balai Benih Hortikultura di Wirmaker Biak. C.
Tujuan Adapun tujuan penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, tahun 2015 yaitu : 1.
Mengukur pencapaian kinerja pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2015.
2.
Membangun tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan transparan
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
4
D.
Sistematika Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2015 terdiri 4 (empat) Bab dengan perincian sebagai berikut: BAB. I.
Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan, tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dan sistematika penulisan. BAB II.
Perencanaan Stratejik
Bab ini menjelaskan tentang rencana pembangunan jangka menengah tahun 20142018, indikator kinerja utama pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2015 dan rencana program/kegiatan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2015. BAB III. Akuntabilitas Kinerja Bab ini berisikan tentang pencapaian indikator kinerja utama (IKU), pencapaian produksi tanaman pangan tahun 2015 dan realisasi program/kegiatan pembangunan tanaman pangan dann hortikultura tahun 2015. BAB IV.
PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran dalam pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2015. Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
5
BAB II PERENCANAAN STRATEJIK A.
Rencana Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014-2018 1.
VISI Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua VISI Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua tahun 2014-2018 yaitu, “Terwujudnya Pertanian Mandiri Berbasis Sumber Daya
Lokal Menuju Masyarakat Papua Yang Sejahtera”. Adapun Visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Terwujudnya; memberikan makna bahwa dapat dirasakan dan dinikmati secara langsung dan secara nyata;
Pertanian Mandiri; memberikan penjelasan bahwa dapat mendorong dan memfasilitasi penyediaan pangan masyarakat yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman,
merata
dan
terjangkau.
bertumpu
pada
sumberdaya,
kelembagaan, dan budaya lokal.
Berbasis
Sumberdaya
Lokal;
memberikan
makna
bahwa
dalam
mengembangkan sistem produksi pangan di Papua dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal
dalam mendukung peningkatan daya
saing kawasan dan produk unggulan masing-masing daerah untuk mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh.
Masyarakat Papua Yang Sejahtera; memberikan makna bahwa sumberdaya lokal yang dimiliki dan dikuasai masyarakat Papua begitu besar dan beragam, dapat difasilitasi sebagai andalan untuk pemenuhan pangan dan pendapatan keluarga, dengan memberikan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Papua. 2.
MISI Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Untuk mewujudkan Visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua di atas terdapat beberapa MISI yang harus dilaksanakan semua jajaran di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua diantaranya adalah : a.
Meningkatkan prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
6
b.
Meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura
berbasis
sumberdaya lokal dan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. c.
Meningkatkan nilai tambah dan pasar produk tanaman pangan dan hortikultura.
d.
Meningkatkan
peran
serta
stoke
holder
dan
masyarakat
dalam
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura. 3.
Tujuan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dalam
upaya
terwujudnya
ketahanan
pangan
yang
mandiri
dan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pertanian di Papua dengan mengoptimalkan potensi sumber daya lokal yang dikuasai secara mandiri dan berwawasan lingkungan, maka tujuan yang ingin dicapai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dilakukan dengan cara : a.
Meningkatkan ketersediaan pangan untuk mengurangi ketergantungan pangan dari luar Papua.
b.
Meningkatkan daya serap pasar domestik dan regional produk tanaman pangan dan hortikultura
c. 4.
Meningkatkan pendapatan petani.
Sasaran Strategis Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Berdasarkan Visi dan Misi dan Tujuan yang ingin dicapai pada 5 (lima) tahun yang akan datang, maka sasaran strategis yang ingin dicapai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, adalah: a.
Meningkatkan pencapaian swasembada pangan, yaitu: 1)
Indeks swasembada padi 60 persen
2)
Indesks swasembada kedelai 30 persen
b.
Mempertahankan swasembada jagung dan ubijalar
c.
Mengembangkan kawasan sentra produksi hortikultura berskala agribisnis.
d.
1)
Pengembangan buah-buahan
2)
Pengembangan sayuran
3)
Komoditas hortikultura lainnya
Mengembangkan
agroindustri
terpadu
berbasis
komoditas
tanaman
pangan dan hortikultura Papua. 1)
Agorindustri padi
2)
Agroindustri jagung
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
7
e.
f.
3)
Agroindustri kedelai
4)
Agroindustri ubijalar
5)
Agroindustri buah merah
6)
Agroindustri tanaman pangan dan hortikultura lainnya
Mengembangkan tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua 1)
Pengembangan sagu
2)
Pengembangan keladi
3)
Pengembangan matoa
4)
Pengembangan buah merah
Mengembangkan sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang mandiri.
g. 5.
Membangun kualitas sumberdaya aparatur dan petani
Strategi Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura harus dipandang sebagai rangkaian berbagai kegiatan yang mengimplementasikan konsep agribisnis secara utuh dan terkait erat dengan pembangunan wilayah pedesaan dengan memanfaatkan sumberdaya dan budaya lokal. Untuk wewujudkan konsep dasar ini diperlukan pendekatan dan arah pembangunan dengan menempatkan subsektor tanaman pangan dan hortikultura dalam pembangunan pertanian, pembangunan wilayah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) dan pembangunan nasional, dalam tiga hal sebagai berikut : a.
Pengembangan produksi tanaman pangan dan hortikultura merupakan upaya keterpaduan dalam pengembangan sistem dan usaha agribisnis. Dengan demikian, pembangunan sub sistem produksi tanaman pangan dan hortikultura harus dilaksanakan secara terpadu dan sinergis dengan subsistem agribisnis lainnya.
b.
Pengembangan
produksi
tanaman
pangan
dan
hortikultura
harus
dipandang bukan hanya sebagai pembangunan parsial pengembangan komoditas, tetapi terkait dengan pembangunan wilayah, khususnya wilayah
pedesaan
terdesentralisasi
yang
secara
berkelanjutan,
ditujukan
untuk
berkerakyatan
meningkatkan
serta
pendapatan
masyarakat pertanian di wilayah yang bersangkutan. c.
Pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura harus dapat memperkuat posisi petani, pelaku agribisnis lainnya serta aparatur Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
8
pertanian dengan memanfaatkan keunggulan agroekosistem masingmasing daerah kabupaten/kota. Sejalan dengan berbagai perkembangan keadaan lingkungan dan arah pembangunan pertanian di atas, maka pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua ke depan diharapkan mampu: a.
Membangun integrasi tanam, petik olah dan jual komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
b.
Meningkatkan
produksi
bahan
pangan
yang
berdaya
saing
untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan pakan di Papua, dalam rangka mencapai
kemandirian
dan
ketahanan
pangan
daerah,
serta
memanfaatkan pasar bahan baku industri pengolahan dalam negeri dan peluang ekspor. c.
Mengembangkan berbagai produk komoditi pangan untuk mendukung diversifikasi pangan, pengembangan pangan lokal dan membangun komoditas unggulan spesifik Papua.
d.
Mengembangkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha melalui pengembangan sistem dan usaha agrinsinis yang efisien, modern dan tangguh.
e.
Mendorong
pembangunan
ekonomi
daerah
dan
nasional
melalui
pengembangan sistem dan usaha agribisnis pertanian, yang berperan sebagai penarik industri hulu dan pendorong industri hilir. Sejalan dengan itu, strategi pengembangan tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua adalah: a.
Peningkatan Produktivitas Salah satu peluang besar untuk meningkatkan produksi pertanian di Papua adalah melalui peningkatan produktivitas.
Hal ini dilihat dari tingkat
produktivitas yang dicapai hingga saat ini masih jauh dari rata-rata nasional. Peningkatan produktivitas tingkat usahatani perlu didorong melalui peningkatan mutu intensifikasi dengan menerapkan rekayasa ekonomi, rekayasa sosial dan teknologi maju dan efisien dan spesifik lokasi.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas usahatani adalah penggunaan benih unggul dan bermutul, penyediaan sarana produksi 6 tepat, perbaikan budidaya, pemupukan berimbang dan pupuk organik.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
9
b.
Perluasan Areal Tanam dan Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Provinsi
Papua
memiliki
potensi
lahan
yang
cukup
luas
untuk
pengembangan tanaman pangan dan hortikultura. Potensi tersebut hingga kini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Perluasan areal tanam dan peningkatann indeks pertanaman (IP) dilakukan melalui : (1). Optimalisasi pemanfaatan lahan, (2). Rehabilitasi dan konservasi lahan, (3). Perluasan areal dan (4) Pengembangan Irigasi dan Sumber Air. c.
Pengamanan Produksi Pengamanan peroduksi diarahkan untuk mengamankan dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan dampak bencana alam serta kehilangan hasil akibat penanganan panen dan pasca panen. Pengamanan produksi dari gangguan OPT dilakukan dengan : 1)
Peningkatan pengamatan dan peramalan OPT
2)
Menyiapkan sarana dan prasarana pengendalian OPT sedekat mungkin dengan daerah produksi Segera melaksanakan pengendalian OPT yang timbul.
3)
Pengamanan Produksi dari dampak fenomena iklim dilakukan melalui : 1)
Pembangunan dan perbaikan embung, cek dam, bak penyimpanan air, sumur dan saluran irigasi
2)
Penerapan pola tanam yang tepat
3)
Pemilihan komoditas dan varietas umur panjang atau varietas umur pendek serta toleran kekeringan
d.
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dengan kondisi aksesibilitas yang sangat terbatas maka pengolahan dan pemasaran hasil sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan nilai tambah dari produksi yang dihasilkan. Kegiatan off-farm, seperti pengolahan dasil dan pemasaran akan banyak memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Oleh karenanya,
pengolahan dan pemasaran hasil perlu dikembangkan dengan cara menyebarluaskan penerapan teknologi dan alsin pengolahan, penyimpanan hasil serta penataan jaringan pemasaran.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
10
e.
Integrasi Tanam, Petik, Olah dan Jual dalam Satu Wilayah Pengembangan Kondisi kekinian pengembangan tanaman pangan dan hortikultura yang masih berorientasi menghasilkan produk segar dan memenuhi kebutuhan konsumsi lokal perlu di arahkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing melalui kegiatan yang terintegrasi antara tanam, petik, olah dan jual dalam satu wilayah pengembangan. Integrasi antara tanam, petik, olah dan jual merupakan arah kebijakan RPJMD Provinsi Papua, Tahun 2013-2018, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga
stabilitas ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi yang
inklusif dan berkeadilan melalui integrasi tanam, peti, olah jual serta pengwilayaan komoditas. f.
Regulasi, Pelayanan dan Fasilitasi Untuk dapat berkembangnya agribisnis tanaman pangan dan hortikultura maka perlu didukung oleh iklim berusahatani yang kondusif. Langkah yang diperlukan adalah melalui dukungan peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan usahatani, antara lain : peraturan dibidang penggunaan lahan, perbenihan, tertib/pola tanam di daerah, penggunaan air, alur teknologi, serta regulalsi pelayanan dan fasilitasi mengenai kelembagaan, harga pasar, subsidi, dan lain-lain.
6.
Wilayah Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura RPJMD
Provinsi
Papua
2013-2018
mengamanatkan,
wilayah
pengembangan di Provinsi Papua di kelompokan berdasarkan wilayah adat, yaitu: a.
Wilayah Pengembangan Mamta, yang meliputi Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Sarmi dan Kab. Mamberamo Raya. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Mamta adalah Membangun Industri Hilir Berbasis Tanaman Pangan dan
Hortikultura Papua. Komoditas unggulan di wilayah Mamta adalah padi, kedelai dan buahbuahan (durian dan matoa). b.
Wilayah Pengembangan Saireri, yang meliputi Kab. Biak Numfor, Kab. Supiori, Kab. Kepulauan Yapen, Kab, Waropen Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
11
Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Saireri adalah Membangun Agrowisata Berbasis Tanaman Pangan dan
Hortikultura dan Home Industri Pangan Lokal Papua Komoditas unggulan pada wilayah ini adalah jagung, keladi dan buahbuahan (durian, langsat) c.
Wilayah Pengembangan Ha Anim, yang meliputi Kab. Merauke, Kab. Mappi. Kab. Boven Digul dan Kab. Asmat. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Ha Anim adalah Memperkuat Wilayah Ha Anim Sebagai Lumbung Pangan
Regional. Komoditas unggulan pada wilayah Ha Anim adalah padi, kedelai dan buahbuahan. d.
Wilayah Pengembangan La Pago, yang meliputi Kab. Jayawijaya, Kab.Lanny Jaya, Kab. Tolikara, Kab. Yahukimo, Kab. Yalimo. Kab. Mamberamo Tengah, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Pegunungan Bintang dan Kab. Nduga. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di wilayah La Pago adalah Membangun Kawasan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang Terintegrasi dengan Home Industri. Komoditas unggulan pada wilayah ini adalah ubijalar, sayuran organik dan buah merah. e.
Wilayah Pengembangan Mee Pago, yang meliputi Kab. Nabire, Kab. Dogiyai, Kab. Intan Jaya, Kab. Deiyai dan Kab. Mimika. Tema pembangunan tanaman pangan dan hortikultura wi wilayah Mee Pago adalah Membangun Wilayah Mee Pago Sebagai Lumbung
Pangan di Utara Papua. Komoditas unggulan pada wilayah ini adalah padi, kedelai dan buah merah 7.
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura Pada
dasarnya
seluruh
komoditas
pangan
(tanaman
pangan
dan
hortikulutra) yang dibutuhkan, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk maupun untuk peningkaan pendapatan petani perlu ditingkatkan. Namun dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan sumberdaya pertanian yang ada, perkembangan ekonomi global maka komoditas-komoditas yang perlu
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
12
mendapat prioritas dalam penanganannya selama tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut : a.
Tanaman Pangan: Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu dan Ubijalar.
b.
Buah-buahan: Jeruk, Mangga, Durian, Rambutan, Pisang, dan Nenas
c.
Sayuran: Cabe Merah, Bawang Merah, Bawang Putih Sayauran Dataran Tinggi (Kubis, Kentang, Wortel, Petsai Granat).
d.
Spesifik Papua: Keladi, Sagu, Matoa, Buah Merah dan Anggrek Papua. Memperhatikan potensi lahan, sumberdaya manusia adan agroekosistem,
komoditas unggulan masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Wilayah Pengembangan Mamta, Saireri dan Ha Anim No I 1.
Kabupaten/ Kota Mamta Kota Jayapura
2.
Jayapura
3.
Keerom
4.
Sarmi
5. II. 1.
Mamberamo Raya Saireri Biak Numfor
2.
Supiori
3.
Kep. Yapen
4.
Waropen
III. 1.
Ha Anim Merauke
2.
Mappi
3.
Boven Digul
4.
Asmat
Tanaman Pangan
Buahbuahan
Sayuran
Spesifik Papua
Padi Jagung Padi Kedelai Padi Kedelai Padi Kc. Tanah Padi Ubijalar
Rambutan Mangga Durian Rambutan Jeruk Salak Rambutan Jeruk Pisang Jeruk
Cabe Merah Sayuran lain Cabe Sayuran lain Bawang Merah Sayuran Cabe Merah Sayuran Sayuran
Anggrek Papua Buah Merah Matoa Buah Merah
Jagung Kc. Hijau
Durian Jeruk
Cabe Merah Sayuran
Ubijalar Ubikayu Kc. Tanah Ubikayu Padi Kedelai
Durian Rambutan Durian Jeruk Jeruk Rambutan
Sayuran
Keladi Anggrek Papua Keladi
Cabe Merah Sayuran Cabe Merah Sayuran
Matoa
Padi Kedelai Padi Kc. Tanah Ubikayu Kc. Tanah Ubikayu Kc. Tanah
Mangga Rambutan Durian Pisang Durian Jeruk Pisang Jeruk
Cabe Merah Bawang Merah Sayuran
Sagu
Sagu
Sagu
Sagu
Sayuran Sayuran
Sagu
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
13
Tabel 2. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Wilayah Pengembangan La Pago dan Mee Pago No IV. 1.
Kabupaten/ Kota La Pago Jayawijaya
Tanaman Pangan
Buahbuahan
Spesifik Papua
2.
Lanny Jaya
Ubijalar Padi Ubijalar
3.
Tolikara
Ubijalar
Nenas
Bawang Putih Sayuran
4.
Yahukimo
Ubijalar
Pisang
Sayuran
Buah Merah
5.
Yalimo
Ubijalar
Durian Rambutan
Sayuran
Buah Merah
6.
Ubijalar
Sayuran
Buah Merah
7.
Memberamo Tengah Puncak Jaya
Jeruk
Sayuran
Buah Merah
8.
Puncak
Jeruk
Sayuran
Buah Merah
9.
Peg. Bintang
Sayuran
Buah Merah
10.
Nduga
V. 11.
Mee Pago Nabire
12.
Dogiyai
13.
Intan Jaya
14.
Paniai
15.
Mimika
16.
Deiyai
Ubijalar Kc. Tanah Ubijalar
Jeruk Keprok
Sayuran
Sayuran
Buah Merah Buah Merah Buah Merah
Ubijalar Padi Ubijalar
Pisang
Sayuran
Buah Merah
Padi Kedelai Ubijalar Kc. Tanah Ubijalar Kc. Tanah Ubijalar Kc. Tanah Padi Jagung Ubijalar Kc. Tanah
Jeruk Durian Nenas Markisa Nenas Jeruk Nenas Markisa Pisang Rambutan Nenas Markisa
Cabe Merah Sayuran Sayuran
-
Sayuran
Buah Merah
Sayuran
Buah Merah
Cabe Merah Sayuran Sayuran
Sagu
Buah Merah
Buah Merah
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
14
8.
Sasaran Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2014-2018 Meskipun umumnya mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, namun tingkat
pencapaian
produksi
sebagian
komoditas
tanaman
pangan
dan
hortikultura hingga saat ini menunjukkan masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk. Komoditas-komoditas yang masih mengalami kekurangan tersebut adalah beras, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, bawang putih, dan bawang merah. Atas kekurangan produksi pangan tersebut maka Provinsi Papua selalu mendatangkan bahan pangan dari daerah lain dalam jumlah yang cukup besar pada
setiap
tahunnya.
Hal
tersebut
ketergantungan bahan pangan Provinsi
menunjukkan
bahwa
tingkat
Papua masih cukup tinggi. Semakin
tinggi tingkat ketergantungan pangan suatu daerah menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan daerah tersebut makin lemah. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan daerah maka tingkat ketergantungan bahan pangan
dari
daerah
lain
harus
dapat
dikurangi,
bahkan
meniadakan
ketergantungan tersebut dan menjadi pemasok bahan pangan untuk daerah lain. Tabel 3. Kebutuhan Pangan di Provinsi Papua, Tahun 2014-2018 No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Komoditas
Padi (ton GKG) Beras (ton) Jagung (ton) Kedelai (ton) Kacang Tanah (ton) Kacang Hijau (ton) Ubi Kayu (ton) Ubi Jalar (ton) Sayuran (ton) Buah-Buahan (ton)
2014
2015
TAHUN 2016
2017
2018
356.515 231.504 3.189 22.077 13.483
374.949 243.474 3.353 24.435 14.923
394.342 256.066 3.527 27.371 16.716
414.736 269.309 3.709 30.552 18.659
436.184 283.236 3.901 33.997 20.762
Pening katan (%/thn) 5,17 5,17 5,17 11,31 11,31
2.052 66.710 327.405 208.771 86.478
2.271 68.818 337.754 223.444 92.554
2.544 71.112 348.012 239.391 99.160
2.840 73.454 360.506 256.408 106.209
3.160 75.642 372.224 274.565 113.730
11,32 3,19 3,25 7,08 7,08
Berdasarkan kebutuhan dan target pemenuhan kebutuhan pangan (Tabel 3), sasaran produksi tanaman pangan Provinsi Papua tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 4.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
15
Tabel 4. Sasaran Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2014-2018 No.
Komoditas
A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. B.
PRODUKSI (ton) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sayuran Buah-Buahan PRODUKTIVITAS (ku/ha) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sayuran Buah-buahan (kg/pohon) LUAS PANEN (ha) Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sayuran Buah-buahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
B.
2014
2015
TAHUN 2016
2017
2018
Pening katan (%/thn)
188.179 7.386 5.728 2.466 830 40.953 425.797 79.364 28.533
206.562 7.755 6.846 2.887 978 43.006 447.087 86.979 31.351
224.945 8.143 7.964 3.308 1.126 45.059 469.441 94.594 34.169
243.328 8.550 9.082 3.729 1.274 47.112 492.913 102.209 36.987
261.711 8.977 10.200 4.150 1.422 49.165 517.559 109.824 39.805
9,04 5,00 17,29 15,25 15,89 4,80 5,00 8,89 9,14
42,02 23,73 12,83 10,79 10,81 122,98 130,90 65,98 3,86
42,74 24,05 13,37 11,10 11,11 123,28 130,90 66,99 3,90
43,48 24,36 13,92 11,40 11,41 123,58 130,90 68,00 3,94
44,24 24,68 14,46 11,70 11,70 123,87 130,90 69,01 3,98
45,00 25,00 15,00 12,00 12,00 124,17 130,90 70,02 4,02
1,73 1,32 4,07 2,75 2,69 0,24 0,00 1,51 1,03
44.788 3.113 4.464 2.285 768 3.269 32.528 12.028 3.699
48.326 3.225 5.119 2.601 880 3.366 34.155 12.984 4.022
51.730 3.342 5.723 2.902 987 3.463 35.863 13.911 4.339
55.004 3.464 6.282 3.187 1.089 3.559 37.656 14.810 4.650
58.152 3.591 6.800 3.458 1.185 3.655 39.539 15.684 4.955
7,19 3,63 12,71 12,17 12,85 2,88 5,00 7,27 6,07
Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2015 Berdasarkan
Rencana
Strategis
Pembangunan
Tanmaan
Pangan
dan
Hortikuktura, Tahun 2014-2014, Dinas Tanaman Pangann dan Hortikultura Provinsi Papua menetapkan Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2015 yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
16
Tabel 5. Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2015 No
C.
Sasaran Strategis
1.
Meningkatnya Pembangunan Sektor tanaman pangan dan hortikultura
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kontribusi sektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB Papua
2.
Meningkatkan pencapaian swasembada tanaman pangan
Indeks swasembada tanaman pangan
3.
Mengembangkan Kawasan Agribisnis Hortikultura
Laju pertumbuhan kawasan agribisnis
4.
Mengembangkan Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berdaya saing
Laju pertumbuhan industry kecil pengolahan hasil
5.
Mengembangkan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Mandiri
Indeks penggunaan benih unggul
Rencana
Program/Kegiatan
Pembangunan
Target Minimal 3,5 %
Padi : 55 % Kedelai : 27 % Jagung : Swasembada Ubijalar : Swasembada - Pertumbuhan luas kawasan buahbuahan 370 ha - Pertumbuhan luas kawasan sayursayuran 317 ha - Pertumbuhan luas kawasan buah merah 226 ha Pertumbuhan usaha kecil pengolahan hasil 31 unit
Padi : 55 % Jagung : 46 % Kedelai : 48 %
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura, Tahun 2015 1.
Pengembangan Padi Upaya peningkatan produksi beras di dalam negeri makin dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan tingkat konsumsi yang masih tinggi. Namun tantangan peningkatan produksi di masa yang akan datang juga makin meningkat terkait dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya antara sektor pertanian dengan sektor lainnya. Komoditi beras menyangkut kepentingan masyarakat luas yang dalam usaha pemenuhan
kebutuhan
harus
ditangani
dengan
sungguh-sungguh
oleh
pemerintah. Mengingat peran strategis beras dalam ketahanan pangan, pemerintah Provinsi Papua berupaya agar surplus beras dapat dicapai sebagai bentuk kontribusi daerah terhadap upaya pencapaian swasembada beras secara nasional. Peluang untuk mencapai target tersebut cukup besar dengan adanya Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
17
modal berupa sumberdaya lahan yang cukup luas yang belum dimanfaatkan, teknologi yang tersedia, dan kondisi agroklimat yang sesuai untuk budidaya padi. Upaya untuk meningkatkan produksi padi di Papua salah satunya adalah dengan meningkatkan produktivitas padi. Peningkatan produktivtas padi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah (1) penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), (2) penggunaan benih unggul dan bermutu dan (3) pengendalian hama penyakit tanaman padi secara terpadu Disamping itu produksi padi dapat dilakukan dengan
cara lain, diantaranya
adalah (1) perluasan areal padi, (2) optimalisasi lahan dan (3) perbaikan saluran irigasi. Rencana kegiatan Pengembangan Padi, Tahun 2015 adalah:
2.
a)
Perluasan sawah, 2.115 ha
b)
Optimalisasi lahan, 9.870 ha
c)
Rehabilitasi jaringan irigasi tertier, 6.650 ha
d)
GP PTT padi, 5.000 ha
e)
Pengadaan alsintan 250 unit
Pengembangan Kedelai Kedelai merupakan komoditas tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung secara nasional. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri tahu dan tempe. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat
karena aman bagi kesehatan dan
murah harganya. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri. Upaya untuk meningkatkan produksi kedelai di Propinsi Papua dapat dilakukan melalui peningaktan areal tanam dan juga harus dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Perluasan areal tanam akan lebih besar kontribusinya terhadap peningkatan produksi kedelai, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah: a)
Perluasan arel tanam kedelai pada lahan sawah.
b)
Perluasan areal tanam kedelai pada lahan kering
c)
Perluasan areal tanam kedelai pada lahan pasang surut. Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
18
Ditinjau dari segi lain, kesesuaian dan permasalahan biofisik lahan infrastruktur, dan sosial-budaya masyarakat maka lahan kering, terutama lahan kering masam, paling potensial untuk dikembangkan untuk usahatani kedelai. Meskipun demikian peluasan areal tanam kedelai pada sawah dan lahan pasang surut juga perlu mendapat prioritas. Perluasan areal tanam kedelai pada lahan kering masam tentu memerlukan dukungan inovasi teknologi yang perlu disiapkan. Peningkatan produktivitas tanaman kedelai dapat dilakukan melalui pola intensifikasi pertanian yakni dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini: a)
Pengolahan
lahan
yang
meliputi
pengolahan
tanah,
ameliorasi,
pemupukan, pengatusan dan pengairan yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan topografi setempat. b)
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama, penyakit dan gulma) secara terpadu.
c)
Pengelolaan pasca panen yang sangat menentukan mutu hasil.
Rencana kegiatan Pengembangan Kedelai, Tahun 2015 adalah
3.
a)
Perluasan areal kedelai, 20 ha
b)
Intensifikasi kedelai, 2.000 ha
c)
Pengembangan kedelai, 700 ha
Pengembangan Kawasan Hortikultura Berskala Agribisnis Permintaan komoditas hortikultura di Provinsi Papua terus
meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan bertambahnya
masyarakat kelas
menengah yang hidup di perkotaan. Masyarakat kelas menengah memiliki preferensi tertentu terhadap komoditas hortikultura yang berkualitas dan mudah di dapat. Peningkatan produksi komoditas hortikultura dapat ditingkatkan melalui penumbuhan kawasan sentra, pemantapan kawasan sentra yang sudah ada dan peningkatan produktivitas. Penumbuhan dan pemantapan kawasan sentra dilakukan pada lokasi yang memiliki lahan yang memungkinkan 100 ha s/d 500 ha pada satu kawasan. Penumbuhan dan pemantapan kawasan sentra dilakukan dengan cara: a)
Perluasan areal
b)
Optimalisasi lahan
c)
Rehabilitasi dan konservasi lahan
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
19
Peningkatan produktivitas dilakukan dengan cara: a)
Penerapan Good Agriculture Practices (GAP)
b)
Penggunaan benih unggul dan bermutu
c)
Pengendalian OPT
Rencana kegiatan Pengembangan Komoditas Hortikultura Berskala Agribisnis, Tahun 2015 adalah:
4.
a)
Perluasan areal buah-buahan, 50 ha
b)
Perluasan areal sayuran, 40 ha
c)
Optimalisasi sayuran, 5 ha
d)
GAP buah-buahan, 265 ha
e)
GAP sayuran, 110 ha
f)
Pengembangan buah-buahan, 15 ha
g)
Pengembangan sayuran, 75 ha
h)
Pengendalian OPT hortikultura
Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua Provinsi Papua memiliki keragaman tanaman pangan dan hortikultura yang tidak di temukan pada daerah lain di Indonesia. Tanaman pangan dan horitkultura spesifik Papua memiliki nilai ekonomi yang cukup baik sehingga perlu di kembangkan sebagai sumber pendapatan petani Papua. Komoditas tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi adalah buah merah, matoa, sagu dan keladi dan anggreek Papua. Pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua dilaksanakan dengan mengembangkan kawasan sentra baru dengan luasan 100 ha s/d 500 ha yang terintegrasi dengan industri hilir. Pengembangan kawasan sentra tanaman pangan dan hortikultura spesifik Papua dilakukan dengan perluasan areal serta optimalisasi/rehabilitasi dan konservasi lahan. Rencana kegiatan Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortitkultura Spesifik Papua, Tahun 2015 adalah: a)
Pengembangan sagu, 5 ha
b)
Pengembangan Keladi, 60 ha
c)
Pengembangan matoa 40 ha
d)
Pengembangan buah merah 266 ha
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
20
5.
Pengembagan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri Benih sangat penting dalam proses budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Oleh karena itu ketersediaan yang tepat jumlah, tepat kualitas, tepat waktu, tepat harga dan perlu dibangun dalam suatu sistem yang mandiri yang dikenal dengan sistem perbenihan. Sistem perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di bangun dalam suatu kawasan yang terintegrasi mulai dari penyediaan benih sumber, perbanykan benih di tingkat penangkar sampai pada penyediaan benih di tingkat petani. Pengembangan perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di bangun dalam suatu sistem perbenihan melalui kegiatan: a)
Pengembangan Balai Pengawasan dan Sertfikasi Benih
b)
Pengembangan Balai Benih Induk Padi di Kurik Merauke
c)
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija di Besum Jayapura
d)
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura di Wirmaker Biak
e)
Pengembangan Kebun Bibit Waena Jayapura
f)
Pengembangan pusat penangkaran benih
Rencana
kegiatan Pengembangan
Perbenihan Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Tahun 2015 adalah: a)
DAK Balai Pengawasan dan Sertfikasih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
b)
DAK Balai Benih Induk Palawija
c)
DAK Balai Benih Induk Padi
d)
DAK Balai Benih Induk Hortikultura
e)
DAK Kebun Bibit Hortikultura
f)
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija
g)
Pengembangan Balai Benih Induk Padi
h)
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura
i)
Pengembangan Kebun Bibit Waena
j)
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
k)
Desa Mandiri Benih, 17 unit
l)
Penangkaran padi, 125 ha
m)
Penangkaran kedelai, 90 ha
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
21
6.
Pengembangan
Agroindustri
Terpadu
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura Pengembangan agroindutri tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua menjadi salah satu katub pengaman peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Hal ini juga sejalan dengan RPJMD Provinsi Papua, Tahun 2013-2018 yang menitik beratkan kepada peningkatan nilai tambah produk lokal Papua melalui strategi tanam, petik, olah dan jual komoditas tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua. Produksi tanaman pangan dan hortikultura terus meningkat yang sukup signifikan, namun dari sisi tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani relatif stabel. Hal ini terjadi karena rata-rata komoditas tanaaman pangan dan hortikultura di jual dalam bentuk segar. Kondisi yang demikian ini perlu kondisi ini digeser dengan melaksanakan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura sehingga memberikan dampak peningktan pendapatan petani dan dampak ekonomi lainnya, seperti penyerepan tenaga kerja, pajak dan lain-lain. Kegiatan pengembangan agroindustri tanaman pangan dan hortikultura, perlu juga diikuti dengan kegiatan pemasaran hasil. Apabila kedua kegiatan ini nisa dilaksanakan secara sinergis, akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi. Kegiatan
pengembangan
agoindustri
dan
pemasaran
hasil
yang
dapat
memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan petani dan ekonomi daerah, diantaranya: a)
Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura
b)
Pelatihan teknologi pengolahan hasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
c)
Pameran pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura
d)
Informasi pasar
e)
Peningkatan mutu produk pengolahan hasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura
Rencana kegiatan Pengembangan Agroindustri dan Pemasaran Komoditas Tanaman dan Hortikultura di Provinsi Papua, Tahun 2015 adalah: a)
Fasilitasi kelembagaan pasar Tani, 1 unit
b)
Pameran produk tanaman pangan dan hortikultura
c)
Revitalisasi penggilingan padi, 10 unit
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
22
7.
d)
Pengembangan agroindustri berbasis bahan local, 2 unit
e)
Pengembangan agroindustri tanaman pangan, 2 unit
f)
Pengembangan agroindustri hortikultura, 2 unit
g)
Pengolahan hasil buah merah, 8 unit
h)
Pengolahan hasil keladi, 1 unit
i)
Fasilitasi pemasaran sayuaran organic, 1 unit
j)
Temu usaha kedelai, 1 unit
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Pengembangan sumberdaya manusia pertanian dilaksanakan dalam kerangka menyiapkan dan meningkatkan sumberdaya manusia pertanian yang mampu meningkatkan produtivitas tanaman pangan dan hortikultura. Pengembangan sumberdaya manusia dilaksanakan melalui cara: a)
Menyiapkan sumberdaya manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian di Kampung Harapan Sentani.
b)
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan latihan yang dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian di Sentani.
Rencana kegiatan Pengembangan Sumberdaya Manusis Pertanian di Provinsi Papua, Tahun 2015 adalah: a.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur
b.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian
c.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian
d.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Realisasi Indikator Kinerja Utama
Pembangunan Tanaman Pangan dan
Hortikultura (IKU) Provinsi Papua, Tahun 2015 dijelaskan pada Tabel 5 berikut ini Tabel 6. Realisasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura (IKU), Tahun 2015. No
Sasaran Strategis
1.
Meningkatnya Pembangunan sektor tanaman pangan dan hortikultura
Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Kontribusi sektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB Papua
Realisasi
2.
Meningkatkan pencapaian swasembada tanaman pangan
Indeks swasembada tanaman pangan
3.
Mengembangkan Kawasan Agribisnis hortikultura
Laju pertumbuhan kawasan agribisnis
4.
Mengembangkan Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berdaya saing
Laju pertumbuhan industri kecil pengolahan hasil
Pertumbuhan usaha kecil pengolahan hasil 31 unit
5.
Mengembangkan system perbenihan tanaman pangan dan hortikultura yang mandiri
Indeks penggunaan benih unggul
Padi : 55 % Jagung : 46 % Kedelai : 48 %
3,87 %
Padi : 52,43 % Kedelai : 16,85 % Jagung : Swasembada Ubi jalar : Swasembada - Pertumbuhan luas kawasan buahbuahan 370 ha - Pertumbuhan luas kawasan sayursayuran 317 ha - Pertumbuhan luas kawasan buah merah 266 ha
Berdasarkan Tabel 6, realisasi Indikator Kinerja Utama yang mencapai belum mencapai target adalah meningkatnya pencapaian swasembada tanaman pangan komoditas padi 95,32 persen dan komoditas kedelai 62,41 persen. Kondisi ini disebabkan: 1.
Terjadinya elnino (musism kemarau yang panjang) terutama di Kabupaten Merauke sehingga menyebabkan puso (tanaman padi mati) seluas 6.461 ha atau exivalen 28.783 ton GKG.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
24
2. Beberapa kegiatan pengembangan padi dan kedelai terlambat dilaksanakan (terlambat tanam) sehingga tidak berdampak pada produksi padi dan kedelai di tahun 2015. B.
Pencapaian PDRB dan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hotikultura Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka satu tahun. Unit- unit produksi tersebut di kelompokan dalam 17 (tujuh belas) lapangan usaha sebesar 152.125.954,94 dengan rincian sebagai berikut: 1. Pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan, 20.349.957,08 2. Pertambangan dan penggalian, 49.585.834,54 3. Industri pengolahan, 3.302.393,98 4. Pengadaan Listrik dan gas, 52.745,76 5. Pengadaan air, Pengolahan sampah, limbah dan daur, 86.347,91 6. Kontruksi, 20.091.406,28 7. Perdagangan besar dan eceran, 13.575.224,22 8. Transfortasi dan Pergudangan, 7.918.439,32 9. Penyediaan Akomodasi dan makan minum, 1.232.874,25 10. Informasi dan Komunikasi, 5.742.586,88 11. Jasa Keuangan dan asuransi, 2.512.306,35 12. Real Estate, 4.082.498,09 13. Jasa Perusahaan, 1.771.705,16 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial, 14.804.532,68 15. Jasa Pendidikan, 2.976.703,66 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 2.445.077,12 17. Jasa lainnya, 1.595.321,67 Perkembangan PDRB sektor pertanian di Provinsi Papua selama 3 (tiga)tahun terakhir menunjukan pertumbuah yang positif, yaitu rata-rata tumbuh 11,61 persen. Perkembangan PDRB sektor pertanian di Provinsi Papua selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 7.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
25
Tabel 7. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian (Harga Berlaku) di Provinsi Papua selama Tahun 2013-2015. No.
Sub Sektor
Produk Domestk Regional Bruto (Rp.juta) 2013 2014 2015 3.694.573 3.967.238 4.432.672
Rata-rata Pertumbuhan 9,56
1.
Tanaman Pangan
2.
Hortikultura
1.281.075
1.332.890
1.461.070
6,84
3.
Perkebunan
1.189.744
1.369.091
1.500.005
12,32
4.
Peternakan
1.098.111
1.191.697
1.388.200
12,51
5.
Jasa pertanian
122.735
126.784
135.445
5,07
6.
Kehutanan
2.049.547
2.360.545
2.770.737
16,28
7.
Perikanan
6.159.587
7.036.968
8.661.829
18,67
15.593.371
17.385.212
20.349.957
11,61
Jumlah
Sementara kontribusi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura pada PDRB Provinsi Papua tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 1.
KONTRIBUSI PDRB TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA 3.87%
9.50%
86.62%
Gambar 1. Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura pada PDRB Provinsi Papua, Tahun 2015 Nilai tukar petani (NTP) didefinisikan sebagai perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (lt) dengan indeks harga yang dibayar petani (lb). Arti angka NTP sebagai berikut: v
NTP > 100, berarti petani mengalami surplus
v
NTP = 100, berarti petani mengalami impas
v
NTP < 100, berrati petani pengalami defisit
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
26
NTP digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani/daya beli petani dan tingkat daya saing produk pertania/ kemampuan tukar produk pertanian dengan produk lain, Perkembangan NTP tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua selama tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.
Perkembangan NTP Pangan, Tahun 2014-2015 102 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 80
Juli
Augs
NTP 2014 99.07 99.03 98.83 93.42 93.26 92.88
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Juni
92.8
92.16 91.71 91.26 90.12 88.67
Sept
Okt
Nop
Des
NTP 2015 88.19 88.35 86.51 87.84 87.84 87.32
87.3
87.26 86.99 87.77 87.56 86.65
Gambar 2. Perkembangan NTP Tanaman Pangan di Provinsi Papua, Tahun 2014- 2015
Perkembangan NTP Hortikultura, Tahun 2014-2015 103 102 101 100 99 98 97 96 95 94 93
Jan
Peb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Augs
Sept
Okt
Nop
Dese
NTP 2014 99.07 99.03 98.83 96.66 100.53 99.42 100.21 99.08 99.15 100.81 101.2 100.58 NTP 2015 102.22 101.45 101.76 101.67 100.93 101.45 101.02 100.49 100.83 101.33 101.77 101.48
Gambar
2.
Perkembangan 2014- 2015
NTP
Hortikultura
di
Provinsi
Papua,
Tahun
Berdasarkan perkembangan NTP tanaman pangan dan hortikultura pada gambar 2 dan 3, dapat disimpulkan bahwa: v
Petani
yang
mengusahakan
produk
hortikultura
memiliki
tingkat
kesejahteraan/daya beli yang lebih baik dari petani yang mengusahakan produk tanaman pangan Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
27
Petani yang mengusahakan produk hortikultura mengalami surplus pemdapatan
v
(memiliki tabungan) sementara petani yang mengusahakan produk tanaman pangan cenderung defisit. NTP hortikultura pada tahun 2015 jauh lebih baik dari NTP tahun 2014
v
(pertumbuhan positif) sementara tanaman pangan mengalami pertumbuhan negatif. C.
Pencapaian Produksi Tanaman Pangan dan Indeks Swasembada Pengukuran pencapaian produksi tanaman pangan, tahun 2015 didasarkan pada Sementara (ASEM) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Angka Sementara
Produksi Tanaman Pangan, Provinsi Papua, Tahun 2015 dapat dilihat
pada Tabel 8. Tabel 8. No.
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Angka Sementara (ASEM) Produksi Tanaman Pangan dan Swasembada Indeks Pangan di Provinsi Papua, Tahun 2015
Komoditas
Padi a. Padi sawah b. Padi ladang Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubikayu Ubijalar
Angka Produksi Sementara, Tahun 2015 Produktivitas Produksi Indeks (kw/ha) (ton GKG) Swasembada (%) 41.334 43,95 181.682 52,43 38.957 44,55 173.550 2.377 34,21 8.132 2.495 24,29 6.060 215,24 2.673 12,75 3.408 16,85 2.007 10,99 2.206 15,36 359 10,81 388 18,05 3.487 121,40 42.091 63,87 33.282 123,77 411.945 121,96
Panen (Ha)
Berdasarkan Tabel 8, dapat dijelaskan bahwa kebutuhan pangan penduduk Papua, rata-rata didatangkan dari luar Papua kecauali ubijalar dan jagung. Atau dengan kata lain, bahwa Provinsi Papua telah swasembada ubijalar dan swasembada terbatas jagung (khusus untuk jagung belum dimasukan perhitungan kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak dan makanan). Sementara perkembangan produksi tanaman pangan di Provinsi Papua, Tahun 2014-2015 mengalami penurunan pada beberapa komoditas yaitu padi, jagung, kedelai dan ubjalar. Kondisi ini terjadi karena: 1.
Penurunan luas panen dan produksi padi sawah pada tahun 2015 disebabkan: a.
Elnino/musim kering yang berkepanjangan terutama di Kab. Merauke. Kondisi ini menyebabkan puso yang luasnya mencapai 6.461 ha exivalen 28.783 ton GKG.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
28
b.
Bantuan pemerintah pada tahun 2015 seluas 23.625 ha (GP PTT 5.000 ha. Rehabilitasi jaringan irigasi tertier (RJIT)
6.650 ha, Optimalisasi lahan
9.860 ha dan perluasan sawah 2.115 ha) belum terpanen seratus persen pada tahun 2015. 2.
Penurunan luas panen dan produksi kedelai pada tahun 2015 disebabkan oleh: a.
Beberapa persoalan kedelai yang belum tertangani secara baik sampai saat ini, diantaranya mutu kedelai petani yang tidak sesuai kebutuhan pabrik/usaha tahu tempe, adanya kebiasaan petani yang yang cenderung mempermainkan
kualitas
produk
kedelai
yang
dihasilkan
tercampur dengan tanah/pasir/kerikil), dan penanganan
(kedelai
pasca panen
kedelai yang belum maksimal (terkendala kurang tersedianya alat pasca panen kedelai). Kondisi ini menyebabkan produksi kedelai lokal kurang diminati pabrik tahu tempe yang akhirnya bermuara pada pasar kedelai lokal yang terbatas dengan harga yang kurang menguntungkan petani. b.
Bantuan pemerintah pada tahun 2015 seluas 2.700 ha (GPTT kedelai 2.000 ha dan pengembangan kedelai dari APBD Provinsi Papua 700 ha) yang belum terpanen seratus persen pada tahun 2015, diantaranya di Kab. Merauke, Jayapura, Nabire.
c. 3.
Elnino/musim kering yang berkepanjangan terutama di Kab. Merauke.
Penurunan produksi jagung pada tahun 2015 disebabkan: a.
Tidak adanya bantuan pemerintah sebagai bagian dari insentif untuk petani.
b.
Pasar dan harga jagung yang kurang menguntungkan petani, terutama jagung pipilan.
4.
Penurunan produksi ubijalar disebabkan: a.
Tidak adanya bantuan pemerintah sebagai bagian dari insentif untuk petani.
b.
Penurunan kualitas lahan ubijalar sebagai akibat dari pola usahatani ubijalar di Pegunungan Tengah yang alami (belum ada sentuhan teknologi terutama dari aspek perbaikan kualitas lahan) dan kebijakan daerah yang melarang penggunaan pupuk buatan (baik organik maupun non organik). Sementara dilain sisi kebijakan penggunaan pupuk organik buatan belum merupakan solusi.
c.
Penurunan luas areal ubijalar sebagai akibat dari lahan
berkualitas
semakin berkurang dani aspek kepemilikan lahan secara adat yang Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
29
membatasi penggunaan lahan antar petani/suku. Saat ini petani ubijalar cenderung memanfaatkan lahan pada tingkat kemiringannya mencapai lebih dari 60 persen dan merupakan lahan-lahan marginal. d.
Perpindahan penduduk dari kawasan sentra ubijalar di Pegunungan Tengah
ke kota
diantaranya Jayapura, Keerom, Sentani, Mimika,
Wamena dll yang menyebabkan petani ubijalar semakin berkurang. Perpindahan penduduk/petani ini karena adanya insentif dikota jauh lebih menarik dari mengusahakan ubijalar. Ini sebagai akibat dari ketimpangan pembanguan antar wilayah serta antar kota dan desa Perkembangan produksi tanaman pangan di Provinsi Papua, Tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.
Perkembangan Produksi Padi, Ubikayu dan Ubijalar, 2014-2015 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 -
Padi
Ubikayu
Ubijalar
2014
185,780
33,220
498,545
2015
181,682
42,091
411,945
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
30
Perkembangan Produksi Jagung, Kedelai, Kc. Tanah dan Kc. Hijau, Tahun 2014-2015 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
D.
Realisasi
Jagung
Kedelai
Kc.tanah
Kc.hijau
2014
6948
3821
2043
499
2015
6060
3408
2206
388
Program/Kegiatan
Pembangunan
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura, Tahun 2015 1.
Pengembangan Padi Berdasarkan Angka Ramalan Dua yang dirilis oleh BPS Provinsi Papua, bahwa produksi padi pada tahun 2015 adalah 196.570 ton. Produksi padi ini telah mencapai 98,73 persen dari sasaran produksi tahun 2015. Belum tercapainya target sasaran produksi ini disebakan terjadinya elnino (musism kemarau yang panjang) terutama di Kabupaten Merauke sehingga menyebabkan puso (tanaman padi mati) seluas 6.461 ha atau exivalen 28.783 ton GKG. Capaian angka produksi padi sebesar 196.570 ton di dukung oleh beberapa kegiatan utama, yaitu: a.
Perluasan Sawah seluas 2.115 ha
b.
Optimalisasi Lahan Sawah seluas 9.870 ha
c.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier seluas 6.650 ha
d.
Gerakan Penerapan Penglolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) Padi Sawah seluas 5.000 ha.
e.
Pengadaan alsintan 250 unit
Realisasi
pelaksanaan
kegiatan
utama
Pengembangan
Padi
dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
31
a.
Perluasan Sawah Kegiatan Perluasan Sawah di fokuskan kepada kawasan sentra tanaman pangan yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Perluasan Sawah dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Lokasi dan Petani Kegiatan Perluasan Sawah, Tahun 2015
No. 1.
Kab/Kota Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 2.115
∑Distrik 3
2.115
3
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 9 11 9
∑Petani 2.115
11
2.115
Hasil kegiatan Perluasan Sawah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi padi Ø Penambahan baku lahan sawah Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Perluasan Sawah dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Kegiatan Perluasan Sawah, Tahun 2015. No. 1.
Kab/Kota Merauke Jumlah
b.
Target Fisik (ha) 2.115
Tanam (ha) 2.115
2.115
2.115
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 0 0 0
Produksi (ton) 0
0
0
Optimalisasi Lahan Sawah Kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah dapat dilihat pada Tabel. 11 Tabel 11. Lokasi dan Petani Kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah, Tahun 2015
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kab/Kota Jayapura Keerom Waropen Nabire Mimika Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 490 200 270 800 200 7.700 9.660
∑Distrik 3 2 3 5 4 5 27
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 7 20 5 5 8 17 8 16 4 4 26 26 58 88
∑Petani 3.704 130 294 753 180 7.700 12,761
Hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah yang dapat diukur adalah: Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
32
Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan produksi dan produktivitas Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Kegiatan Optimalisasi Lahan Sawah, Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
c.
Kab/Kota
Target Fisik (ha) 490 200 270 800 200 7.700 9.660
Jayapura Keerom Waropen Nabire Mimika Merauke Jumlah
Tanam (ha) 490 200 270 800 200 7.700 9.660
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 260 30 197 38 262 23 795 52 157 32 6.500 50 8.171 225
Produksi (ton) 780 748,6 604,9 4.134 483,2 32.500 39,250,7
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier (RJIT) Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier di fokuskan kepada kawasan sentra padi
yang
terdapat jaringan irigasi milik PU serta petani yang
memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi, Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kab/Kota Kota Jayapura Mappi Keerom Waropen Nabire Mimika Jayawijaya Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 300 200 400 250 900 200 200 4.200 6.650
∑Distrik 1 1 2 3 3 1 11 4 26
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 3 1 1 4 4 8 12 5 13 1 1 12 12 12 12 44 58
∑Petani 300 200 350 225 800 200 200 4.200 6.475
Hasil kegiatan Rehabilitasi Jaringan Tertier yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen padi Ø Peningkatan indeks pertanaman (IP) Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dapat dilihat pada Tabel 14. Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
33
Tabel No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
d.
Kab/Kota Kota Jayapura Mappi Keerom Waropen Nabire Mimika Jayawijaya Merauke Jumlah
14.
Hasil Kegiatan Tahun 2015
Pengembangan
Jaringan
Irigasi,
Target Fisik (ha) 300
Tanam (ha 300
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 0 0
Produksi (ton) 0
200 400 250 900 200 200 4.200 6.650
200 400 250 900 200 200 4.200 6.650
0 187 243 892 180 135 0 1.637
0 841,5 558,9 4.638,4 576 202,5 0 6.817,3
0 45 23 52 32 15 0 167
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) Padi Kegiatan GP PTT Padi
di fokuskan kepada kawasan sentra padi yang
relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan GP PTT Padi dapat dilihat pada Tabel. 15. Tabel 15. Lokasi dan Petani Kegiatan GP PTT Padi , Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
Kab/Kota Jayapura Nabire Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 1.000 1.500 2.500 5.000
∑Distrik 3 6 4 13
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 10 30 13 54 6 70 29 144
∑Petani 1.000 1.500 2.445 4.945
Hasil kegiatan GP PTT Padi yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan GP PTT Padi dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Kegiatan GP PTT Padi, Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
Kab/Kota Jayapura Nbaire Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 1.000 1.500 2.500 5.000
Tanam (ha) 427,75 1.500,00 2.400,00 4.327,75
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 49 35,00 1.232 46,52 1.439 26,37 2.720 107,89
Produksi (ton) 172,00 5.730,90 3.794,68 9.697,58
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
34
Berdasarkan Tabel 15, bahwa hasil kegiatan GP PTT Padi belum mencapai target 100 persen. Kondisi ini terjadi karena lambatnya pelaksanaan kegiatan penanaman di lapangan. Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam legowo 2.
Pengembangan Kedelai Berdasarkan Angka Ramalan Dua yang dirilis oleh BPS Provinsi Papua, bahwa produksi kedelai pada tahun 2015 adalah 3.821 ton. Produksi kedelai ini baru mencapai 66,71 persen dari sasaran produksi tahun 2015. Capaian angka produksi kedelai sebesar 3.821 ton didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Perluasan Areal Kedelai seluas 20 ha
b.
Intensifikasi Kedelai seluas 2.000 ha
c.
Pengembangan kedelai, 700 ha
Realisasi pelaksanaan kegiatan utama Pengembangan Kedelai dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Perluasan Areal Kedelai Kegiatan Perluasan Areal Kedelai tanaman pangan
yang
di fokuskan kepada kawasan sentra
berkembang serta petani yang memiliki
keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Perluasan Kedelai dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Lokasi dan Petani Kegiatan Perluasan Areal Kedelai, Tahun 2015 No. 1. 2.
Kab/Kota Sarmi Waropen Jumlah
Target Fisik (ha) 10 10 20
∑Distrik 1 1 2
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 2 2
∑Petani 10 10 20
Hasil kegiatan Perluasan Areal Kedelai yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas tanam/panen kedelai Ø Peningkatan produksi padi Ø Penambahan baku lahan sawah Ø Penyerapan tenaga kerja
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
35
Secara rinci hasil kegiatan Perluasan Areal Kedelai dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil Kegiatan Perluasan Areal Kedelai, Tahun 2015. No. 1. 2.
b.
Kab/Kota Sarmi Waropen Jumlah
Target Fisik (ha) 10 10 20
Tanam (ha) 10 10 20
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 10 19 10 18 20 37
Produksi (ton) 19 18 37
GP – PTT Kedelai Kegiatan Pengembangan Tanaman Pangan di fokuskan kepada kawasan sentra tanaman pangan yang masih relatif rendah produkttivitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan
Intensifikasi
Kedelai dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Lokasi dan Petani Kegiatan GP - PTT Kedelai, Tahun 2015 No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kab/Kota
Jayapura Keerom Sarmi Nabire Mimika Puncak Jaya Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 500 200 100 500 100 100 500 2.000
∑Distrik 2 3 2 2 2 3 5 19
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 7 7 5 6 4 4 20 53
∑Gapoktan
18 7 20 22 5 4 71 147
500 200 100 500 100 100 500 2.000
Hasil kegiatan Intensifikasi Kedelai yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Intensifikasi Kedelai dapat dilihat pada Tabel 20.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
36
Tabel 20. Hasil Kegiatan GP – PTT Kedelai, Tahun 2015. No. Kab/Kota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c.
Target Fisik (ha)
Jayapura Keerom Sarmi Nabire Mimika Puncak Jaya Merauke Jumlah
500 200 100 500 100 100 500 2.000
Tanam (ha) 496 200 98 500 100 100 415 1.909
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 100 17,00 180 14,00 81 17,28 400 12,88 40 12,31 75 11,47 269,50 14,93 1.145,50 99,87
Produksi (ton) 170 252 140 515,25 49 86 402,4 1.614,65
Pengembangan Kedelai Kegiatan Pengembangan Kedelai di fokuskan kepada kawasan sentra kedelai
yang
relatif
rendah
produkttivitas
serta
petani
memiliki
keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Kedelai dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel No. 1. 2. 3. 4.
Kab/Kota Keerom Sarmi Waropen Merauke Jumlah
21. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Kedelai, Tahun 2015 Target Fisik (ha) 250 50 50 350 700
∑Distrik 4 6 3 5 18
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 12 12 6 5 7 7 20 38 45 63
∑Petani 250 50 55 756 1.111
Hasil kegiatan Pengembangan Kedelai yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan PTT Kedelai dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Kegiatan Pengembangan Kedelai, Tahun 2015. No. 1. 2. 3. 4.
Kab/Kota Keerom Sarmi Waropen Merauke Jumlah
Target Fisik (ha) 250 50 50 350 700
Tanam (ha) 250 47 50 314 661
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 238 14,33 41 19,02 35 11,14 0 0 314 44,49
Produksi (ton) 341 78 39 0 458
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
37
Perbaikan penerapan teknologi budidaya yang dilaksanakan petani adalah: Ø Penggunaan benih unggul Ø Penggunaan jarak tanam 3.
Pengembangan Kawasan Hortikultura Berskala Agribisnis Pengembangan Kawasan Hortikultura Berskala Agribisis didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Perluasan areal buah-buahan, 50 ha
b.
Perluasan areal sayuran, 40 ha
c.
Optimalisasi lahan sayuran, 5 ha
d.
GAP buah-buahan, 265 ha
e.
GAP sayuran, 110 ha
f.
Pengembangan buah-buahan, 15 ha
g.
Pengembangan sayuran, 75 ha
Realisasi
pelaksanaan
kegiatan
utama
Pengembangan
Kawasan
Hortikultura Berskala Agribisnis dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Perluasan Areal Buah-buahan Kegiatan Perluasan Areal Buah-buahan di fokuskan kepada kawasan sentra buah-buahan yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Perluasan Areal Buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Lokasi dan Petani Kegiatan Perluasan Areal Buah-buahan, Tahun 2015
No.
Kab/Kota
1. 2. 3. 4. 5.
Sarmi Mamberamo Raya Boven Digul Asmat Mappi Jumlah
Komoditas Rambutan Jeruk Durian Jeruk Jeruk
Target Fisik (ha) 10 10 10 10 10 50
∑Distrik
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
∑Petani 20 10 10 32 10 82
Hasil kegiatan Perluasan Areal Buah-buahan yang dapat diukur adalah: Ø Penambahan luas kawasan buah-buahan 50 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
38
Secara rinci hasil kegiatan Perluasan Areal Buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Hasil Kegiatan Perluasan Areal Buah-buahan, Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5.
b.
Kab/Kota Sarmi Mamberamo Raya Boven Digul Asmat Mappi Jumlah
Komoditas Rambutan Jeruk Durian Jeruk Jeruk
Target Fisik (ha) 10 10 10 10 10 50
Tanam (ha) 10 10 10 10 10 50
Perluasan Areal Sayuran Kegiatan Perluasan Areal Sayuran di fokuskan kepada kawasan sentra sayuran yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Perluasan Areal Sayuran dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Lokasi dan Petani Kegiatan Perluasan Areal Sayuran, Tahun 2015 Target Fisik (ha) 1. Keerom Bawang merah 5 2. Jayawijaya Bawang merah 5 3. Dogiyai Wortel 10 4. Intan Jaya Kubis, Cabe 10 5. Lanny Jaya Tomat 10 Jumlah 40 ( Kelompok sayuran : Wortel, kubis, cabe, tomat ) No.
Kab/Kota
Komoditas
∑Distrik 1 1 1 1 1 5
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 1 5
∑Petani
1 1 1 1 1 5
10 30 13 6 22 81
Hasil kegiatan Perluasan Areal Sayuran yang dapat diukur adalah: Ø Penambahan luas kawasan sayuran 40 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Perluasan Areal Sayuran dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Hasil Kegiatan Perluasan Areal Sayuran, Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kab/Kota Keerom Jayawijaya Dogiyai Intan Jaya Lanny Jaya Jumlah
Komoditas Bawang merah Bawang merah Wortel Kubis, cabe Tomat
Target Fisik (ha) 5 5 10 10 10 40
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
Tanam (ha) 5 5 10 10 10 40
39
c.
Optimalisasi Lahan Sayuran Kegiatan Optimalisasi Lahan Sayuran di fokuskan kepada kawasan sentra sayuran yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam membangun infrastruktur pertanian. Secara rinca lokasi dan petani kegiatan Optimalisasi Lahan Sayuran dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Lokasi dan Petani Kegiatan Optimalisasi Lahan Sayuran, Tahun 2015 No.
Kab/Kota
Komoditas
1.
Biak Numfor
Sawi, cabe
Target Fisik (ha) 5
∑Distrik
Jumlah
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota
∑Petani
1
1
1
10
1
1
1
10
Hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sayuran yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas kawasan sayuran 5 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Optimalisasi Lahan Sayuran dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28.Hasil Kegiatan Optimalisasi Lahan Hortikultura, Tahun 2015 No.
Kab/Kota
Komoditas
1.
Biak Numfor
Sawi, cabe
Jumlah
d.
Target Fisik (ha) 5
Tanam (ha) 5
Panen (ha) 5
Produksi (ton) 0
5
5
5
0
GAP Buah-buahan Kegiatan GAP Buah-buahan di fokuskan kepada kawasan sentra buahbuahan yang relatif rendah produkttivitas dan kualitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan GAP Buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 29.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
40
Tabel 29. Lokasi dan Petani Kegiatan GAP Buah-buahan, Tahun 2015 No. 1.
Kab/Kota Jayapura
2.
Biak Numfor
3.
Nabire
4.
Mimika
5. 6.
Tolikara Merauke Jumlah
Komoditas Pisang Mangga Durian Pisang Jeruk Jeruk Durian Pisang Jeruk Nenas Mangga
Target Fisik (ha) 10 10 16 20 30 50 22 10 30 30 17 303
∑Distrik 3 5 3 2 3 2 1 2 4 3 6 31
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 3 3 5 5 3 3 5 5 8 9 2 2 4 4 2 2 3 4 3 3 12 15 44 49
∑Petani 45 62 45 70 110 120 100 20 40 30 115 537
Hasil kegiatan GAP Buah-buahan yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas kawasan buah-buahan 303 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan GAP Buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Hasil Kegiatan GAP Buah-buahan, Tahun 2015 No.
e.
Kab/Kota
1.
Jayapura
2.
Biak Numfor
3.
Nabire
4.
Mimika
5. 6.
Tolikara Merauke Jumlah
Komoditas Pisang Mangga Durian Pisang Jeruk Jeruk Durian Pisang Jeruk Nenas Mangga
Target Fisik (ha) 10 10 16 20 30 50 22 10 30 30 17 303
Tanam (ha) 10 10 20 20 30 50 22 10 30 30 17 303
GAP Sayuran Kegiatan GAP Sayuran di fokuskan kepada kawasan sentra sayuran yang relatif
rendah
produkttivitas
dan
kualitas
serta
petani
memiliki
keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan GAP Sayuran dapat dilihat pada Tabel 31.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
41
Tabel 31. Lokasi dan Petani Kegiatan GAP Sayuran, Tahun 2015 No.
Kab/Kota Komoditas
1. 2.
3.
Kota Jayapura Jayawijaya
Merauke Jumlah
Cabe rawit merah Cabe rawit merah Bawang merah Kentang Wortel Cabe rawit merah
Target Fisik (ha) 20 10 10 30 20 20 110
∑Distrik 2 3 2 2 2 6 17
Lokasi dan Petani ∑Kampun ∑Kelota g 4 5 2 2 2 2 11 23
∑Petani 100
3 2 2 2 18 32
50 34 51 32 281 548
Hasil kegiatan PGAP Sayuran yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas pertanaman sayuran 110 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan GAP Sayuran dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Hasil Kegiatan GAP Sayuran, Tahun 2015. No.
Kab/Kota
Komoditas
1.
Kota Jayapura Jayawijaya
Cabe rawit merah
2.
3.
Merauke Jumlah
f.
Cabe rawit merah Bawang merah Kentang Wortel Cabe rawit merah
Target Fisik (ha) 20
Tanam (ha) 20
10 10 30 20 20 110
10 10 30 20 20 110
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 10 1,30 6 6 17 9 9 57
1,67 2,60 5,29 5,78 1,22 3,32
Produksi (ton) 13 10 13 90 52 11 189
Pengembangan Buah Kegiatan Pengembangan Buah di fokuskan kepada kawasan sentra buahbuahan yang relatif rendah produkttivitas dan kualitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Buah dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Buah, Tahun 2015
No. 1. 2. 3.
Kab/Kota Keerom Tolikara Yalimo Jumlah
Komoditas Rambutan Jeruk kelila Rambutan
Target Fisik (ha) 5 5 5 15
∑Distrik 1 1 1 3
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 3
1 1 1 3
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
∑Petani 16 20 25 61
42
Hasil kegiatan Pengembangan Buah yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas kawasan buah-buahan 15 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Buah dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Hasil Kegiatan Pengembangan Buah, Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
g.
Kab/Kota
Komoditas
Keerom Tolikara Yalimo Jumlah
Target Fisik (ha) 5 5 5 15
Rambutan Jeruk kelila Rambutan
Tanam (ha) 5 5 5 15
Pengembangan Sayuran Kegiatan Pengembangan Sayuran di fokuskan kepada kawasan sentra sayuran yang relatif rendah produkttivitas dan kualitas serta petani memiliki keterbatasan dalam mengaakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Sayuran dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Sayuran, Tahun 2015
No. 1. 2. 3.
Kab/Kota Mimika Puncak Jaya Boven Digul Jumlah
Komoditas Sayuran Sayuran Sayuran
Target Fisik (ha) 75,00 7,50 7,50 90,00
∑Distrik 3 3 1 7
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 3 3 4 5 1 3 8 11
∑Petani 75 105 50 780
Hasil kegiatan Pengembangan Sayuran yang dapat diukur adalah: Ø Peningkatan luas pertanaman sayuran 90 ha Ø Perbaikan penerapan teknologi budidaya di tingkat petani Ø Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Sayuran dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Hasil Kegiatan Pengembangan Sayuran, Tahun 2015. No.
Kab/Kota
1. 2. 3.
Mimika Puncak Jaya Boven Digul Jumlah
Komoditas Sayuran Sayuran Sayuran
Target Fisik (ha) 75 7,50 7,50 90,00
Tanam (ha) 75 7,50 7,50 90,00
Hasil Kegiatan Panen Provitas (ha) (kw/ha) 45 4,22 6,50 3,85 4 3,75 3,96 11,82
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
Produksi (ton) 190 25 15 220
43
4.
Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua Pengembangan
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura
Spesifik
Papua
didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: a.
Pengembangan Matoa, 40 ha
b.
Pengembangan Buah Merah, 266 ha
Realisasi pelaksanaan kegiatan unggulan Pengembangan
Tanaman
Pangan dan Hortikultura Spesifik Papua dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Pengembangan Matoa Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Matoa di fokuskan di kawasan sentra sentra matoa yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Matoa dapat dilihat pada
Tabel 37. Tabel 37. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Matoa, Tahun 2015
No. 1.
Sub Kegiatan
Kab/Kota
Pengembangan Matoa
Jayapura
Target (ha) 20
∑Distrik 1
20
1
2
2
32
40
2
6
6
70
Kep. Yapen Jumlah
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 4 4
∑Petani 38
Hasil kegiatan Pengembangan Matoa yang dapat diukur adalah: 1) Peningkatan luas kawasan matoa, 40 ha 2) Perbaikan penerapan teknologi budidaya 3) Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Matoa dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38. Hasili Kegiatan Pengembangan Matoa, Tahun 2015 No. 1.
Sub Kegiatan Pengembangan matoa Jumlah
b.
Kab/Kota Jayapura Kep. Yapen
Target (ha) 20 20 40
Tanam (ha) 20 20 40
Pengembangan Buah Merah Lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Buah Merah di fokuskan di kawasan sentra buah merah yang berkembang serta petani yang memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi budidaya dan sarana produksi. Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
44
Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Buah Merah dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Buah Merah, Tahun 2015 No. 1.
Sub Kegiatan Pengembangan buah merah
Kab/Kota Kota Jayapura Jayapura Keerom Deiyai Paniai Jayawijaya Tolikara Yalimo Puncak Jaya Nduga Mamberamo Tengah Yahukimo Peg. Bintang
Jumlah
Target (ha) 10 20 30 10 10 41 30 10 20 10 40
∑Distrik 1 1 2 2 1 8 3 2 2 1 1
20 10 261
1 2 27
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 8 8 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 28
∑Petani 10 10 20 20 10 80 30 20 20 10 20
3 2 29
30 20 280
Hasil kegiatan Pengembangan Buah Merah yang dapat diukur adalah: 1) Peningkatan luas kawasan buah merah, 40 ha 2) Perbaikan penerapan teknologi budidaya 3) Penyerapan tenaga kerja Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Buah Merah dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40. Hasil Kegiatan Pengembangan Buah Merah, Tahun 2015 No. 1.
Sub Kegiatan Pengembangan buah merah
Jumlah
Kab/Kota Kota Jayapura Jayapura Keerom Deiyai Paniai Jayawijaya Tolikara Yalimo Puncak Jaya Nduga Mamberamo Tengah Yahukimo Peg. Bintang
Target (ha)
Tanam (ha)
5 20 40 10 10 41 30 10 20 10 40 20 10 266
5 20 40 10 10 41 30 10 20 10 40 20 10 266
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
45
5.
Peningkatan Pengamatan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pangan dan Hortikultura. a. Kegiatan Peningkatan Pengamatan dan Pengendalian Organsme Pengganggu Tanaman (OPT) Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kegiatan ini bertujuan untuk mnedukung pencapaian peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura terutama dalam mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman pangan dan hortikultura. Kegiatan yang akan dilaksanakan rencanannya sebanyak 10 kali di beberapa kabupaten berupa pertemuan gerakan pengendalian dengan petani, tetapi realisasi kegiatan hanya 9 kali. Adapun lokasi kegiatan dan jumlah peserta dapat dilihat pada tabel 41. Tabel 41. Daftar Lokasi Gerakan Pengendalian OPT Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Papua, Tahun 2015. No 1 2
3
4
5
Kota / Kabupaten (Kampung) Wamena : Wasekin Kepulauan Yapen : Aitiri Menwi Nabire : Legari Jaya Lagari Jaya Keerom : Yaturaharja Naramben Wiantre Kota Jayapura : Abe Pantai
Waktu
Jumlah Peserta / Petani
Penanggung Jawab
23 Oktober 2015
25 Orang
Rudolf Okoseray
15 Desember 2015 15 Desember 2015
25 Orang 25 Orang
Saurma Simbolon Saurma Simbolon
11 Desember 2015 13 Desember 2015
25 Orang 25 Orang
Desi T. Maccu Desi T. Maccu
2 November 2015 5 November 2015 16 Desember 2015
25 Orang 25 Orang 25 Orang
Yunus Yohanis Belo. S Marlina Senggo
11 Desember 2015
25 Orang
Helena Sihombing
Hasil dari kegiatan ini adalah berupa terwujudnya 225 petani yang terampil dalam melaksanakan pengendalian OPT di pertanamannya masing-masing. b. DAK Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Kegiatan yang dibiayai dari dana DAK Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura ( BPTPH) Provinsi Papua Tahun 2015 adalah : 1. Renovasi Kantor BPTPH Provinsi Papua Renovasi kantor dilakukan terhadap gedung BPTPH Provinsi Papua, jalan Raya Kotaraja Jayapura. Hasil dari renovasi tersebut adalah terealisasinya gudang dan ruang parker seluas 40 M2. 2. Penataan Halaman / Kebun LPHP Koya Barat Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
46
Pekerjaan ini dilaksanakan pada halaman Laboratorium Lapangan di Koya barat, Muara Tami, Jayapura. Hasil dari kegiatan ini adalah
penataan
halaman / kebun LPHP berupa pemasangan Paving Blok seluas 541 M2. 3. Pengadaan Peralatan untuk Laboratorium (LPHP Wamena) Peralatan
Laboratorium
diadakan
untuk
melengkapi
Laboratorium
Pengamatan yang ada di Kabupaten Jayawijaya Wamena. Adapun hasil kegiatan ini adalah tersedianya peralatan laboratorium dengan rincian seperti pada tabel 42. Tabel 42. Peralatan Laboratorium Untuk LPHP Wamena, Sumber Dana DAK 2015. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Pyrex / Iwaky Pyrex / Iwaky
JUMLAH (Unit) 1 1 1 100 100 100 100 36 36 36 144 240
Pyrex / Iwaky
108
Pyrex / Iwaky RRC Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Jepang Pyrex / Iwaky Hannah RRC Lokal RRC -
24 24 24 24 24 36 36 36 36 36 1 10 6 6 6 1 8 24
JENIS BARANG
MEREK
Autoclave elektrik Mikroskop Binokuler Compound Mikroskop Stereo Zoom Petridish 10 CM Petridish 8 CM Test Tube (150 x 16 mm) Test Tube (150 x 15 mm) Mortar + Pastle Porcelain (diameter 10 CM) Rak Test tube 12 lubang stainless Rak Test tube 24 lubang stainless Erlenmeyer flask :100 ml, 250 ml, 500 ml Beaker glass : 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml Pipet ukur: 5 ml, 10 ml, 25 ml Gelas Ukur Silinder : 100 ml Gelas Preparat (microcope slides) Cover Glass Burner Spritus Kecil Tripod Spatula, Stainless 18 cm Botlle washing Polyethilene (500 ml) Jarum Ose Kasa Asbes Brush Test Tube Timbangan Elektrik AND 0,01 gr Corong Pemisah pH Meter Pocket Termometer Moisture Tester Lanynar Air Flow Centrifuge 8 Tabung Pinset
All American /25x Olympus Nikon Ex Japan Normax Normax Pyrex / Iwaky Pyrex -
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
47
6.
Pengembangan
Agroindustri
Terpadu
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura Pengembangan Agroindustri Terpadu Tanaman Pangan dan Hortikultura didukung oleh beberapa kegiatan yaitu: a.
Revitalisasi Penggilingan Padi, 10 unit
b.
Pengebangan Agorindustri Pangan Lokal. 2 unit
c.
Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan, 2 unit
d.
Pengembangan Agroindustri Hortikultura, 2 unit
e.
Pengembangan Agroindustri Buah Merah, 8 unit
f.
Pengembangan Agroindustri Keladi, 1unit
Realisasi pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Agroindustri Terpadu
Tanaman Pangan dan Hortikultura dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Revitalisasi Penggilingan Padi Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi di fokuskan kepada kawasan sentra padi dan petani kurang memiliki penggilingan padi yang standar sesuai luas pertanaman padi. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Lokasi dan Petani Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi, Tahun 2015 Kab/Kota 1. 2. 3. 4. 5. 6, 7.
Jayapura Keerom Nabire Mimika Merauke Mappi Kab Jayapura Jumlah
Target (unit) 1 1 1 1 1 1 1 7
∑Distrik 1 1 1 1 1 1 1 7
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7
∑Petani 26 30 79 22 45 62 27 291
Hasil kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi yang dapat diukur adalah: v Luas kawasan sawah yang memanfaatkan penggilingan padi v Jumlah kampung yang memanfaatkan penggilingan padi v Rata-rata produksi beras yang dihasilkan Secara rinci hasil kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi dapat dilihat pada Tabel 44.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
48
Tabel 44. Hasil Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi, Tahun 2015.
b.
No
Kab/Kota
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jayapura Keerom Nabire Mimika Merauke Mappi Kab Jayapura Jumlah
Luas Kawasan Yang Dilayani 20 ha 25 ha 39,75 ha 80 ha 190 ha 40 ha 27 ha 421,75 ha
Jumlah Kampung 1 1 1 1 3 2 1 10
Rata-rata Produksi Beras 4 ton/ha 3 ton/ha 3 ton/ha 3,5 ton/ha 4 ton/ha 3 ton/ha 4 ton/ha 24,5 ton/ha
Pengembangan Agroindustri Berbasis Bahan Lokal Kegiatan Pengembangan Agroindustri Pangan Lokal di fokuskan kepada kawasan sentra pangan lokal dan petani memiliki keterbatasan dalam menyediakan alat pengolahan hasil
yang standar serta teknologi
pengolahan hasil. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agroindustri Berbasis Bahan Lokal dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 45. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Agroindustri Berbasis Bahan Lokal, Tahun 2015 No.
Kab/Kota
1.
Keerom
2.
Boven Digul
Target (unit) 1
Komoditas Ubi Jalar
∑Distrik 1
1
Ubi Kayu
1
1
1
20
2
2
2
40
Jumlah
Jenis dan Jumlah Bantuan ∑Kampung ∑Kelota ∑Petani 1 1 20
Hasil kegiatan Pengembangan Agroindustri Berbasis Bahan Lokal yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil, peningkatan nilai tambah produk ubi jalar dan ubi kayu
sehingga mampu memberikan peningkatan
pendapatan petani. v Penyerapan tenaga kerja c.
Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan Kegiatan Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan kepada
kawasan
sentra
tanaman
pangan
dan
di fokuskan
petaninya
keterbatasan dalam menyediakan alat pengolahan hasil
memiliki
yang standar
serta teknologi pengolahan hasil. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 46.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
49
Tabel 46. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan, Tahun 2015 No.
Kab/Kota
Target (unit) 1
Kac. Tanah
∑Distrik 1
Kac. Tanah
1
1
1
20
2
2
2
40
1.
Supiori
2.
Kep. Yapen
1
Jumlah
2
Komoditas
Jenis dan Jumlah Bantuan ∑Kampung ∑Kelota ∑Petani 1 1 20
Hasil kegiatan Pengolahan Hasil Kacang tanah yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil, peningkatan nilai tambah produk kacang
tanah
sehingga
mampu
memberikan
peningkatan
pendapatan petani. v Penyerapan tenaga kerja d.
Pengembangan Agroindustri Hortikultura Kegiatan
Pengembangan Agroindustri Hortikultura di fokuskan kepada
kawasan sentra hortikultura dan petaninya memiliki keterbatasan dalam menyediakan
alat
pengolahan
hasil
yang
standar
serta
teknologi
pengolahan hasil. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agroindustri Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Pengembangan Agroindustri Hortikultura, Tahun 2015 No.
Kab/Kota
1.
Mimika
Target (unit) 1
2.
Nabire
1
Jumlah
Komoditas Pisang
∑Distrik 1
Jeruk
1
1
1
20
2
2
2
40
2
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1
∑Petani 20
Hasil kegiatan Pengembangan Agroindustri Hortikultura yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil, peningkatan nilai tambah produk hortikultura sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani v
Penyerapan tenaga kerja
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
50
e.
Pengembangan Agroindustri Buah Merah Kegiatan
Pengembangan Agroindustri Buah Merah di fokuskan kepada
kawasan sentra buah merah dan petaninya memiliki keterbatasan dalam menyediakan
alat
pengolahan
hasil
yang
standar
serta
teknologi
pengoalahan hasil. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agroindustri Buah Merah dapat dilihat pada Tabel 48. Tabel 48. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Agroindustri Buah Merah, Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
Kab/Kota Yahukimo Yalimo Puncak Jaya Jumlah
Target (unit) 1 1 1 3
Komoditas Buah merah Buah merah Buah merah
∑Distrik 1 1 1 3
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1 1 1 1 3 3
∑Petani 20 20 20 60
Hasil kegiatan Pengembangan Agroindustri Buah Merah yang dapat diukur adalah: v Berkembangnya usaha kecil, peningkatan nilai tambah produk hasil buah
merah
sehingga
mampu
memberikan
peningkatan
pendapatan petani. Penyerapan tenaga kerja
v f.
Pengembangan Agroindustri Keladi Kegiatan Pengembangan Agroindustri Keladi di fokuskan kepada kawasan sentra keladi dan petaninya memiliki keterbatasan dalam menyediakan alat pengolahan hasil yang standar serta teknologi pengoalahan hasil. Secara rinci lokasi dan petani kegiatan Pengembangan Agroindustri Keladi dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel 49. Lokasi dan Petani Kegiatan Pengembangan Agroindustri Keladi, Tahun 2015 No. 1.
Kab/Kota Biak Jumlah
Hasil kegiatan
Target (unit) 1
∑Distrik 1
1
1
Lokasi dan Petani ∑Kampung ∑Kelota 1 1 1
∑Petani 20
1
20
Pengembangan Agroindustri Keladi yang dapat diukur
adalah:
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
51
v Berkembangnya usaha kecil, peningkatan nilai tambah produk keladi sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani. v
7.
Penyerapan tenaga kerja
Pengembangan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri Pengembangan Sistem Perbenihan Tanman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri didukung oleh beberapa kegiatan utama, yaitu: a.
DAK Balai Pengawasan dan Sertfikasih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
b.
DAK Balai Benih Induk Palawija
c.
DAK Balai Benih Induk Padi
d.
DAK Balai Benih Induk Hortikultura
e.
DAK Kebun Bibit Hortikultura
f.
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija
g.
Pengembangan Balai Benih Induk Padi
h.
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura
i.
Pengembangan Kebub Bibit Waena
j.
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Realisasi pelaksanaan kegiatan utama Pengembangan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Yang Mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
DAK Balai Pengawasan dan Sertifikasih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Kegiatan DAK Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura membiayai sebagai berikut : 1. Pengadaan mebelair Kantor BPSBTPH yang meliputi meja kerja sebanyak 10 unit, kursi kerja 10 unit, kursi rapat 100 unit, sofa 1 unit dan lemari arsip 5 unit. 2. Pengadaan computer sebanyak 2 unit, laptop 4 unit, printer 6 unit dan scanner 2 unit. 3. Pengadaan gorden dan perlengkapannya sebanyak 2 unit 4. Pengadaan sepeda motor untuk petugas sebanyak 7 unit Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
52
5. Pemagaran dan pembuatan papan nama BPSBTPH 400 meter persegi. Hasil yang di capai dari kegiatan DAK Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah meningkatkan pelayanan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam hal: v Pengawasan mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar di masyarakat v Kuantitas dan kualitas sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura b.
DAK Balai Benih Induk Palawija Kegiatan DAK Balai Benih Induk Palawija membiaya : 1. Pengadaan Bangunan Pengambilan air bersih / baku 2. Pembangunan Saluran Drainase lanjutan 3. Pembuatan sumur dan instalasi air perkantoran 4. Pengadaan Konstruksi Gudang Prosesing Benih Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Balai Benih Induk Palawija adalah meningkatkan pelayanan Balai Benih Induk Palawija dalam hal: v Tersedianya air bersih v Tersedianya saluran drainase v Kuantitas dan kualitas benih palawija yang dihasilkan v Tersedianya Gudang Prosesing benih v Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota
c.
DAK Balai Benih Induk Padi Kegiatan DAK Balai Benih Induk Padi membiayai kegiatan sebagai berikut : 1. Pengadaan mesin pompa air dan perlengkapannya 2. Pengadaan ligth strek / lampu perangkap hama 3. Pengadaan perlengkapan gudang prosecing 4. Pembangunan rumah pompa air dan saluran pembuangan 5. Pembangunan saluran air / parit cacing 6. Pembangunan saluran air / parit cacing 1500m Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Balai Benih Induk Padi adalah meningkatkan pelayanan Balai Benih Induk Padi dalam hal: Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
53
v Tersedianya rumah dan mesin pompa air dan perlengkapannya. v Tersedianya ligth strek / lampu perangkap hama v Tersedianya perlengkapan gudang prosecing v Tersedianya saluran air / parit cacing 1500 m v Kuantitas dan kualitas benih padi yang dihasilkan v Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota d.
DAK Balai Benih Induk Hortikultura Kegiatan DAK Balai Benih Induk Hortikultura membiayai kegiatan sebagai berikut : 1. Instalasi
listrik
pada
gedung
baru,
laboratorium,
gedung
dan
pemasangan lampu sekitar kebun waena 2. Pengadaan mesin genset / generator 3. Pengadaan bahan / alat kebun laboratorium 4. Pembangunan ruang pertemuan dan kantor 300 M2 5. Pembangunan bangunan pos penjagaan 6. Bangunan gedung kecil untuk tempat genset Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Balai Benih Induk Hortikultura adalah meningkatkan pelayanan Balai Benih Induk Hortikultura dalam hal: v Terpasangnya instalasi listrik dan lampu pada gedung baru, laboratorium, gedung dan kebun v Tersedianya genset / generator dan bangunan kecil untuk tempat genset. v Tersedianyan bahan/alat kebun laboratorium v Tersedianya ruang pertemuan dan kantor 300 M2 v Tersedianya bangunan pos penjagaan e.
DAK Kebun Bibit Hortikultura Kegiatan DAK Kebun Bibit Hortikultura membiayai : v Mesin Genset / Generator 1 unit v Pengadaan Bahan / alat Kebun Laboratorium terdiri dari : 1. Bahan untuk laboratorium -
Mikroskop MD 600 1 unit
-
Penutup Botol Tahan Panas 1000 buah
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
54
-
Kompor Gas lengkap 1 unit
-
Sendok Timbangan Analitik / Digital 6 buah
-
Batang Pengaduk kaca 12 buah
2. Bahan Kebun -
Gunting Pangkas 14 buah
-
Hands sprayer 5 buah
-
Pot semen model Persegi 5 buah
-
Pot semen model Mangkok 5 buah
-
Pot Plastik 20 buah
-
Pot Drum 20 buah
-
Mulsa 2 rol
-
Tanggal Aluminium 1 buah
v Pembangunan Gedung Kantor Hasil yang dicapai dari kegiatan DAK Kebun Bibit Hortikultura adalah meningkatkan pelayanan Kebun Bibit Waena dalam hal: Ø Tersedianya mesin genset / generator. Ø Tersedianya bahan / alat kebun laboratorium Ø Tersedianya Gedung Kantor Ø Kuantitas dan kualitas benih hortikultura yang dihasilkan Ø Menyediakan benih sumber yang berkualitas dan disitribusikan ke Dinas Pertanian kabupaten/kota f.
Pengembangan Balai Benih Induk Palawija Kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija membiayai kegiatan sebagai berikut : 1. Pengadaan bahan baku bangunan 2. Pengadaan benih penjenis palawija dan umbi-umbian 3. Pengadaan saprodi perbanyakan benih sumber ( pupuk, pestisida, karung, dan lain-lain) Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi adalah BBI Palawija di Besum Kab. Jayapura. Hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija yang dapat diukur adalah:
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
55
v Tersedianya bahan baku bangunan v Tersedianya saprodi perbanyakan benih sumber v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota. v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota. v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Secara rinci realisasi hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Induk Palawija dapat lihat pada Tabel 50 dan Tabel 51. Tabel 50. Hasil Kegiatan Pengembangan Balai Benih Palawija, Tahun 2015 No.
Sub Kegiatan
Komoditas
1.
Perbanyakan benih sumber, 10 ha Jumlah
Jagung Kac Hijau Ubi Jalar
2.
Perbanyakan benih sebar, 10 ha Jumlah
Kedelai K. Tanah
Target (ha) 6 2 2 10
Tanam (ha) 6 2 2 10
Panen (ha) 6 2 2 10
6 4
6 4
10
10
Hasil Kegiatan Produksi
6 4
6 ton 0,724 ton 50.000 stek 6,724 ton 50.000 stek 4.800 ton 2.500 ton
Distribusi ke kab/kota 2.665 ton 0,524 ton 4.000 stek 3,189 ton 4.000 stek 3.522 ton 1.145 ton
10
7.300
4.667
Tabel 51. Hasil Perbanyakan Benih Palawija di Balai Benih Palawija, Tahun 2015 No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber, 10 ha
Komoditas Jagung
Kc. Hijau Ubi Jalar
Jumlah 2.
Perbanyakan benih sebar, 10 ha Jumlah
Target (ha) 4 1 1 2 2
Kelas Benih BP BP BP BP BP
Hasil Perbanyakan Varietas S. Kuning Lamuru Arjuna Vima 1 Benindo, Antin 1 Antin 3, Kidal, Beta 2, Papua Solosa, Cilembu Ayamurasaki
10 Kedelai Kc. Tanah
6 4 10
BR BR
Galunggung Kancil
Jumlah (kg) 4.000 1.000 1.000 724 50.000 stek
6.724 50.000 stek 4.800 2.500 7.300
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
56
g.
Pengembangan Balai Benih Induk Padi Kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi membiayai perbanykan benih sumber padi, 20 ha. Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi adalah BBI Padi di Kurik Kab. Merauke. Hasil kegiatan Pengembangan Balai Pedi Padi yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota. v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota. v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Induk Padi dapat di lihat pada Tabel 52 dan Tabel 53. Tabel 52.
No.
1.
Hasil Kegiatan Pengembangan Balai Benih Padi, Tahun 2015
Sub Kegiatan
Perbanyakan benih sumber, 20 ha Jumlah
Tabel 53.
Hasil Kegiatan Panen Produksi (ha) (ton)
Tanam (ha) 20
20
40
20
20
20
Distribusi ke kab/kota (ton
Hasil Perbanyakan Benih Padi di Balai Benih Padi, Tahun 2015
No.
Sub Kegiatan
1.
Perbanyakan benih sumber, 20 ha
Kelas Benih
Hasil Perbanyakan Jumlah Varietas (kg)
Jumlah (kg)
Jumlah
h.
Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura Kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura membiayai perbanyakan benih sumber hortikultura, Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura adalah BBI Hortikultura di Wirmaker Kab. Biak Numfor. Hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota sejumlah v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
57
Secara rinci hasil kegiatan Pengembangan Balai Benih Induk Hortikultura dapat di lihat pada Tabel 54, Tabel 55, Tabel 56 dan Tabel 57. Tabel
54.
Hasil Kegiatan Pengembangan Hortikultura, Tahun 2015
Balai
Benih
HasilKegiatan Panen Produksi (Batang) (Batang) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Induk
No.
Sub Kegiatan
Komoditas
1.
Perbanyakan benih buahbuahan Perbanyakan Benih Sayuran dan Tanaman Obat Perbanyakan Benih Dasar (BF) Perbanyakan Benih Pokok (BPMT) Pengumpulan Plasma nutfa
Rambuatan Durian Matoa Jagung manis Semangka Tomat Jahe Buah-buahan
Tanam (Batang) 5.000 3.000 5.000 5 Kg 100 gr 250 gr 500 Kg 600
Buah-buahan
750
0
0
0
Anggrek Spesies Papua
250
0
0
0
2.
3. 4.
5.
Distribusi (Batang) 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 55. Hasil Perbanyakan Benih Buah-buahan di Balai Benih Induk Hortikultura, Tahun 2015 No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih buahbuahan
Komoditas Rambutan Durian Matoa Buah Merah Jambu Biji
Kelas Benih Sebar Sebar Sebar Sebar Sebar
Jumlah
Hasil Perbanyakan Jumlah Varietas (Batang) 1.000 Rafiah 300 Montong 5.000 Kelapa 5.000 500 Kristal 11.300
Jumlah (Batang) 1.000 300 5.000 5.000 500 11.300
Berdasarkan Tabel 54, kegiatan perbanyakan benih di BBI Hortikultura tidak dilaksanakan. Kondisi ini terjadi karena lahan BBI Hortikultura di Wirmaker
Biak
Numfor
di
kuasai
oleh
masyarakat
disekitar
BBI
Hortikultura.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
58
Tabel 56. Hasil Kegiatan Peningkatan Produksi Benih Hortikultura di Balai Benih Induk Hortikultura, Tahun 2015 No.
Sub Kegiatan
HasilKegiatan Panen Produksi (Batang) (Batang) 0 0 0 0 0 0 0 0
Distribusi (Batang) 0 0 0 0
3.000 Kg
3.000 Kg
3.000 Kg
0
0
0
1 Ha
3.000 Kg
3.000 Kg
3.000 Kg
Buah-buahan
175
0
0
0
Buah-buahan Sayuran Florikultura Buah-buahan
211 87,5 Kg 58 rpm 375 20.586
0 0 0 0 6.000 Kg
0 0 0 0 6000 Kg
211 87,5 Kg 58 rpm 375 586
Komoditas
1.
Perbanyakan benih buahbuahan
Rambuatan Durian Jambu Kristal Jeruk Manis
2.
Perbanyakan Benih Sayuran
Bawang Merah
Perbanyakan Benih Tan Obat Pemurnian Varietas Perbanyakan Benih Sumber (BPMT) Fasilitas Bantuan Benih Sebar
Jahe
3. 4.
5.
Bawang Merah
Jumlah
Tanam (Batang) 5.000 3.000 2.000 10.000 2 Ha
500 Kg
Keterangan : Kegiatan perbanyakan tidak berjalan disebabkan oleh adanya pemalangn lokasi BBI
Tabel 57. Hasil Perbanyakan dan Pemurnian Benih Sayuran di Balai Benih Induk Hortikultura, Tahun 2015 No.
Sub Kegiatan
Komoditas
Kelas Benih
1.
Perbanyakan benih Sayuran
Bawang Merah
Sebar
2.
Permurnian Varietas
Bawang Merah
Sebar
Hasil Perbanyakan Jumlah Varietas (Ha) 2 Bima Brebes
Jumlah
i.
1
Bima Brebes
3
Jumlah (Kg) 3.000 3.000 6.000
Pengembangan Kebun Bibit Waena Kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Hortikultura membiayai perbanyakan benih sumber hortikultura. Lokasi kegiatan Pengembangan Balai Benih Hortikultura adalah Kebun Bibit Hortikultura di Waena Kota Jayapura. Realisasi pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Hortikultura yang dapat diukur adalah: v Penyediaan benih sumber di kabupaten/kota v Distribusi benih unggul di kabupaten/kota v Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
59
Hasil kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Waena dapat di lihat pada Tabel 58, Tabel 59 dan Tabel 60. Tabel 58. Hasil Kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Hortikultura (Tanaman Anggrek), Tahun 2015 No.
Sub Kegiatan
Komoditas
S 1.
Perbanyakan
eTanaman Hias c(Stek/Anakan) a r a r i n c i h a s i l
Jumlah
Tanaman Hias
Hasil Perbanyakan Jumlah Anakan (Koker/Pot) 1 Anthurium Hokery 24 2 Anthurium bunga 40 3 Anglonema hybrid 75 4 Bogenvile 25 5 Brokoli 29 6 Bromelia 75 7 Bromelia bunga 17 8 Florida Beauty 48 9 Ekor Cenderawasih 25 10 Bambu Jepang 10 11 Hebras 82 12 Liliparis 100 13 Difen Totol 10 14 Palem merah 33 15 Palem Putri 20 16 Yodium biasa 30 17 Walisongo 15 18 Puring 150 19 Difenbachia 25 20 Sansivera 20 21 Pucuk Merah 200 22 Pandan Bali 9 23 Rumput opiopogon 75 24 Lidah buaya 25 25 Philo Kuning 15 26 Nenas hijau 25 27 Nenas merah 25 28 Philo Mini 15 29 Yodium Biasa 10 30 Kelabang Ungu 10 31 Soka 75 1.337 Varietas
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
Jumlah Tersalur (Pohon) 24 20 25 3 10 40 17 48 25 82 75 5 33 10 20 15 15 25 10 100 50 10 15 15 15 15 5 5 50 812
60
Tabel 59. No.
Sub Kegiatan
1.
Perbanyakan (Rumpun)
2.
Perbanyakan Kultur Jaringan
Hasil Perbanyakan Benih Tanaman Hias dan Obat di Kebun Bibit Hortikultura, Tahun 2015 Komoditas
Tanaman (Rumpun)
a. Dendrobium sculeri b. Dendrobium sculeri Biak c. Dendrobium macropylum d. Dendrobium anthenatum e. Dendrobium stratiotes f. Dendrobium smilea g. Dendrobium johanes h. Dendrobium violaceofflavens i. Dendrobium ciresi j. Grammatophylum papuanum k. Grammatophylum scriptum l. Discolor Merauke m. Anggrek hitam kalimanatan Anggrek Spesies Papua a. Dendrobium anthenatum (Anggrek Kelinci) b. Dendrobium discolor c. Dendrobium NN Jumlah
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
24 10 12 9 7 2 2 2 2 15 17 27 104 68 265 146 722
61
Tabel No.
Sub Kegiatan
Hasil Perbanyakan Benih Hortikultura, Tahun 2015 Komoditas
Siam Siam Pontianak Batu 55 Keprok Madura
1. 2. 3. 4.
2
Perbanyakan Benih Buah (Okulasi/ grafting)
1. Jeruk
Benih Benih Benih Benih
3
Perbanyakan Benih Buah (Sambung)
1. Rambuatan
Benih Sebar
4
Perbanyakan Benih Buah (Sambung)
1. Mangga
5
Perbanyakan Benih Buah (Sambung) Perbanyakan Benih Buah (Cangkokan) Perbanyak Benih Buah (Biji /Batang bawah Perbanyakan Benih Buah (Biji) Perbanyakan Benih Buah (Biji) Perbayakan Benih Buah (Biji)
8
9
10
di
HasilPerbanyakan Varietas Produksi (Anakan) Siam Kelila 2.000 Matahari 65 Sitokong 45 Matesih 20
Perbanyakan Benih Buah (Okulasi)
7
Jeruk Durian Durian Duku
Buah-buahan
Kelas Benih Benih Pokok Benih Pokok Benih Pokok Benih Pokok
1.
6
j.
60.
Sebar Sebar Sebar Sebar
Kebun Distribusi (Anakan) 2.000 65 10 20
1.000 500 350 430
694 425 150 366
Rapiah Binjai Lebak Bulus
65 40 25
65 40 25
Benih Sebar
Arumanis Golek Manalagi
25 20 15
25 20 15
1. Lengkeng
Benih Sebar
Pimpong Kristalin
50 50
40 31
1. Sawo
Benih sebar
Manila
50
18
1. Jeruk
Benih sebar
JC (Japanice)
1 Alpukat
Benih Sebar
Lokal
200
100
1 Matoa
Benih Sebar
Kelapa
260
200
1 Nangka
Benih Sebar
Lokal
180
100
5.000
Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan membiayai perbanyakan benih sumber padi, jagung, kacang tanah, keladi dan ubijalar. Hasil kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan yang dapat diukur adalah: v Melalui kegiatan APBD penyediaan benih sumber di Kabupaten/Kota padi sebanyak 18 ton, jagung 7,5 ton, kedelai 4 ton, Kacang tanah 4 ton, ubi jalar 12 ton, keladi 10 ton, rambutan 300 pohon, manga
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
62
100 pohon, durian 100 pohon, jeruk 300 pohon dan buah merah 100 pohon. v Melalui kegiatan APBN hasil sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura adalah padi sebanyak 393 ton, palawija 112 ton dan buah-buahan 96.400 pohon v Melalui kegiatan APBN telah terealisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 7.406.000,- (Tujuh Juta Empat Ratus Enam Ribu Rupiah). Secara rinci hasil kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Benih Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 61 dan Tabel 62. Tabel 61. No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber,
Hasil Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan, Tahun 2015 Komoditas
Tanam (ha) 230 98 5 4 337
Padi Kedelai Jagung Kacang tanah
Jumlah
HasilKegiatan Panen (ha) 230 98 5 4 337
Produksi (ton) 393 98 10 4 505
Tabel 62 . Hasil Perbanyakan Benih Seritifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan, Tahun 2015 No. 1.
Sub Kegiatan Perbanyakan benih sumber,
Komoditas Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Jalar Keladi
Kelas Benih BD BD BD BD BD BD
Jumlah
k.
Hasil Perbanyakan Varietas Luas (ha) Ciherang 6 Srikandi Kuning 3 Anjasmoro 2 Kancil 2 Patipi 2 Lokal 2 17
Jumlah (ton) 18 7,5 4 4 12 10 55,5
Peningkatan Produksi Benih Tanaman Pangan Kegiatan
Peningkatan
Produksi
Benih
Tanaman
Pangan
berupa
penangkaran benih padi dan penangkaran benih kedelai, secara rinci dapat di lihat pada table 63.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
63
Tabel 63. Hasil Kegiatan Peningkatan Produksi Benih Tanaman Pangan, Tahun 2015. Hasil Kegiatan No
Sub Kegiatan
1
Penangkaran Benih Padi
2
Jumlah Penangkaran Benih Kedelai Jumlah
Lokasi
Luas Areal (ha)
Panen (ha)
Produksi (ton)
Sarmi Keerom Kota Jayapura Mimika Jayapura
5 5 5 5 5 25 5 10 15
5 5 5 5 5 25 5 10 15
16 22,5 22,5 14 28 103 6,5 17 23,5
Waropen Keerom
Hasil kegiatan peningkatan produksi benih tanaman pangan hortikultura dapat di ukur adalah : v Tersedianya benih padi v Tersedianya benih kedelai l.
Peningkatan Produksi Benih Hortikultura Kegiatan Peningkatan Produksi Benih Hortikultura
diifokuskan pada
kegiatan Penangkaran Buah Merah, ketersediaan benih sayuran dan buah semusim serta memfasilitasi penangkar tanaman jeruk untuk
Kelompok
Tani yang memiliki keterbatasan dalam sarana dan prasarana perbanyakan tanaman jeruk. Secara rinci lokasi dan petani yang mendapatkan kegiatan Peningkatan Produksi Benih Hortikultura dapat dilihat pada table 64.
Tabel 64. Lokasi dan Petani Kegiatan Peningkatan Produksi Benih Hortikultura, Tahun 2015. No 1. 2. 3. 4.
Kabupaten
Komoditas
Tolikara Yahukimo Peg Bintang Keerom
Buah Merah Buah Merah Buah Merah BPMT Jeruk Screen Jeruk
Target Fisik (Phn/unit) 1.000 1.000 1.000 250 1
Lokasi dan Petani ∑ Distrik Kampung Kelota Karubaga Badiya 1 Dekai Dekai 1 Kalomdol Imik 1 Skanto Jaifuri 1
∑ Petani 15 10 20 8
Hasil kegiatan Peningkatan Produksi Benih Hortikultura yang dapat diukur adalah : v Penyediaan benih sebar tanaman buah Merah 3.000 pohon v Penyediaan benih BPMT Jeruk 250 pohon
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
64
v Penyediaan Screen Jeruk 1 unit v Perbaikan penerapan penggunaan benih bermutu di tingkat petani 8.
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian didukung oleh beberapa kegiatan unggulan, yaitu: e.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur
f.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian
g.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian
h.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian
Hasil pelaksanaan kegiatan unggulan Pengembangan Sumberdaya Manusia dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Kegiatan Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur membiayai : 1) Diklat Dasar Ahli Kelompok, 30 orang 2) Diklat Pemecahan Masalah Usaha Tani (PMUT), 30 orang 3) Diklat Pengolahan Hasil, 30 orang 4) Diklat Teknis Kakao, 30 orang 5) Diklat Teknis Peternakan (babi), 30 orang Hasil yang dicapai dari kegiatan Peningkatan Aparatur dan Non Aparatur Balai Latihan Pertanian : -
Diklat Dasar ahli Kelompok. Terlatihnya 29 orang dari 30 peserta Penyuluh Pertanian (Aparatur) pada Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli dari Kabupaten Kota di Provinsi Papua, selama 21 hari di Balai Latihan Pertanian.
-
Diklat Pemecahan Masalah Usaha Tani (PMUT) Terlatihnya 30 orang dari 30 Peserta Penyuluh Pertanian (Aparatur) pada Diklat Pemecahan Masalah Usaha Tani dari Kabupaten Kota di Provinsi Papua, selama 14 hari di Balai Latihan Pertanian.
-
Diklat Teknis Peternakan (babi) Terlatihnya 30 orang dari 30 Peserta Petani (Non Aparatur) pada Diklat Teknis Peternakan (Babi) dari Kabupaten Kota di Provinsi Papua, selama 7 hari di Balai Latihan Pertanian.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
65
-
Diklat Teknis Kakao. Terlatihnya 30 orang dari 30 Peserta
Petani (Non Aparatur) pada
Diklat Teknis Kakao dari Kabupaten Kota di Proinsi Papua, selama 7 hari di Balai Latihan Pertanian. -
Diklat Pengolahan Hasil. Terlatihnya 30 orang dari 30 Peserta Petani (Non Aparatur) pada Diklat Teknis Pengolahan Hasil dari Kabupaten Kota di Provinsi Papua, selama 7 hari di Balai Latihan Pertanian.
b.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian Kegiatan Peningkatan Prasarana dan Sarana Diklat Pertanian, hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah : 1) Rehab Laboratorium, Perpustakaan dan Ruang Widyaswara, 1 paket 2) Rehab Ruang Makan, 1 paket 3) Pengadaan Meja Kerja 14 unit dan kursi kerja 14 buah. 4) Pengadaan Tempat Tidur tingkat, 12 buah Hasil pelaksanaan kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat Pertanian adalah : -
Rehab Laboratorium, Perpustakaan dan Ruang Widyaswara Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah terpeliharanya Gedung Laboratorium, Perpustakaan dan Ruang Widyaswara seluas 208 M2
-
Rehab Ruang Makan Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah terpeliharanya Ruang Makan seluas 170 M2
-
Pengadaan Meja Kerja dan Kursi Kerja Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya 14 meja kerja dan 14 kursi kerja.
-
Pengadaan Tempat Tidur Tingkat Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya 12
buah
Tempat Tidur Tingkat untuk digunakan di Asrama.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
66
c.
Peningkatan SDM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian Kegiatan
Peningkatan
SDM
dan
Non
Aparatur
Sekolah
Pertanian
membiayai : v Penyusunan Materi Kurikulum v Ujian Kompetensi v Ujian Semester v Ujian Akhir v Proses Belajar Mengajar (Teori dan Praktek) v Praktek Kerja Usaha (PKU) Hasil yang dicapai dari kegiatan Peningkatan ASM Aparatur dan Non Aparatur Sekolah Pertanian adalah : v Peningkatan kualitas dan kuantitas lulusan Sekolah Pertanian yang berjumlah 85 orang ( lulus 100 persen ) v Akreditasi Sekolah Pertanian v Lulusan Sekolah Pertanian berkontribusi dalam pengembangan sector pertanian. d.
Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian Kegiatan Peningkatan Prasarana dan Sarana Sekolah Pertanian membiayai: v Pemeliharaan / service alat mesin pertanian (traktor, mesin potong rumput, dll), 1 kegiatan v Pemeliharaan mesin foto copy kantor, 1 tahun v Pemeliharaan computer, 1 tahun v Pembangunan gedung aula SMK Pertanian, 1 paket v Pemeliharaan gedung kantor, ruang kelas, ruang makan dan mess, 4 kegiatan Hasil pelaksanaan kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah Pertanian adalah meningkatkan pelayanan Sekolah ertanian dalam hal : v Peningkatan standar Sekolah Pertanian v Peningkatan kuantitas dan kualitas proses belajar mengajar di Sekolah Pertanian.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
67
E.
Realisasi Keuangan Anggaran Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tahun 2015 1.
Realisasi Keuangan DIPA Dekonsentrasi Dana dekonsentrasi lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua membiayai kegiatan non fisik dalam rangka mendukung dana tugas pembantuan. Kegiatan non fisik yang dibiayai dana dekonsentrasi meliputi kegiatan: a.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian v Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian v Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian v Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat dan Mesin Pertanian v Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya v Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
b.
DIPA Ditjen Tanaman Pangan v Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi v Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia v Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan v Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DFI v Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan v Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
c.
DIPA Ditjen Hortikultura v Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan v Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan v Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura v Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura v Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
d.
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil v Pengembangan Mutu dan Standarisasi v Pengembangan Pemasaran Domestik v Pengembangan Usaha dan Investasi v Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
68
Realisasi keuangan dana dekonsentrasi rata-rata mencapai 88,18 persen dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 65. Tabel 65.
Realisasi Keuangan Dana Dekonsentrasi lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2015 Pagu Keuangan (Rp) 16.753.354.000
Realisasi Keuangan (Rp) 12.311.729.830
Realisasi Keuangan (%) 73,49
8.063.967.000
7.203.579.000
89,33
DIPA Ditjen Hortikultura
5.774.358.000
5.198.749.450
90,00
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil
1.392.675.000
1.091.815.000
78,40
31.984.354.000,-
26.106.593.280
88,18
No.
Eselon Satu
1. 2.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian DIPA Ditjen Tanaman Pangan
3. 4.
Jumlah
2.
Realisasi Keuangan DIPA Tugas Pembantuan Dana tugas pembantuan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2015 membiayai kegiatan fisik, yaitu: a.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian v Kegiatan Perluasan Sawah v Kegiatan Optimalisasi Lahan v Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi v Kegiatan Pengembangan Kelembagaan
b.
DIPA Ditjen Tanaman Pangan v Kegiatan SL PPT Padi v Kegiatan SL PTT Jagung v Kegiatan SL PTT Kedelai v Kegiatan Pengembangan Ubijalar
c.
DIPA Ditjen Hortikultura v Kegiatan Pengembangan Buah v Kegiatan Pengembangan Sayuran
d.
DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil v Kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi v Kegiatan Fasilitasi Pengolahan Hasil Jagung v Kegiatan Fasilitasi Pengolahan Hail Ubikayu Realisasi keuangan dana tugas pembantuan rata-rata mencapai 88,67
persen dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 66. Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
69
Tabel 66.
Realisasi Keuangan Dana Tugas Pembantuan lingkup Dinas Tanaman Panan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2015
No
Eselon Satu
1. 2.
DIPA Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian DIPA Ditjen Tanaman Pangan
3.
DIPA Ditjen Hortikultura DIPA Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Jumlah
3.
Pagu Keuangan (Rp) 189.073.184.000
Realisasi Keuangan (Rp) 144.355.265.800
Realisasi Keuangan (%) 76,35
3.491.700.000
3.306.0240.000
94,68
13.090.347.000
12.284.352.000
93,84
4.830.000.000
4.337.533.000
89,80
210.485.231.000
194.037.390.800
88,67
Realisasi Keuangan DPA SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Realisasi keuangan 9 program yang dikelola Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultrura Provinsi Papua dikategori baik dengan realisasi
keuangan
persen. Realisasi keuangan 9 program dimaksud dapat dilihat pada Tabel 67. Tabel 67. Realisasi Fisik Dan Keuangan Pelaksanaan Belanja Langsung DPA SKPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Tahun 2015 NO 1. 2. 3. 4.
PROGRAM Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Disiplin Aparatur
Pagu Keuangan (Rp) 3.677.490.000
Realisasi Keuangan (Rp) 3.386.720.530
Realisasi Keuangan (%) 92,09
3.181.000.000
3.140.156.000
98,72
397.400.000
395.312.000
99,47
517.750.000
509.750.000
98,45
269.116.000
266.150.500
98,90
35.040.387.000
31.546.712.290
90,03
2.637.100.000
2.515.315.355
95,38
7.
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan) Perencanaan Pembangunan
8.
Pengembangan Agribisnis
3.700.000.000
3.626.008.100
98,00
9.
Peningkatan Sumberdaya Pertanian Jumlah
12.102.057.000
11.813.183.624
97,61
61.522.300.000
57.199.318.399
92,97
5.
6.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
70
PENUTUP Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2015 di warnai berbagai kondisi harapan dan tantangan. Harapan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani menjadi tujuan penting dari pembangunan tanaman pangan dan hortikultura. Berbagai indikator makro pembangunan tanaman pangan diantaranya PDRB, Nilai Tukar Petani (NTP) dan
penyerapan
tenaga
kerja
memberikan
indikasi
adanya
peningkatan
kinerja
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di tahun 2015. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pembangunan tanaman pangan dan hortikultura tahun 2015 memberikan indikasi pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di tahun 2015 berada pada kondisi yang membaik, namun dari sisi peningkatan produksi tanaman, khususnya komoditas padi, jagung, kedelai dan ubijalar menunjukan pernurunan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Tahun 2015 menjelaskan capaian kinerja pembangunan tanaman pangan dan hortikultura, mulai dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai pada capaian kinerja program/kegiatan yang
dalam katagori berhasil.
Walaupun demikian masih
ditemukan berbagai kelemahan dan bahkan ada yang belum tercapai target. Hal ini akan dijadikan imput untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di tahun 2016.
Lakin Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun 2015
71